DAN MASYARAKAT
12.1. Peran Laki-laki dan Perempuan
Keberhasilan PK tidak hanya tergantung pada hasil yang tinggi atau keuntungan yang besar, tapi juga sangat tergantung pada adat dan budaya masyarakat setempat, kearifan ȴƃɰʰƃɨƃȟƃɽ ɰljɽljȴɥƃɽӗ ƺƃɨƃ ȴƃɰʰƃɨƃȟƃɽ ƹljɨˎȟȈɨ ɽljȶɽƃȶǼ ɥljɨɽƃȶȈƃȶ ǁƃȶ ƃɽʍɨƃȶ ɽȈǁƃȟ ɽljɨɽʍȢȈɰ yang mereka taati.
12.1. Peran Laki-laki dan Perempuan
Di berbagai desa dan keluarga, laki-laki dan perempuan cenderung memiliki tanggungjawab yang berbeda. Mereka melakukan hal yang berbeda, dan mempunyai ketertarikan yang berbeda, prioritas dan kebutuhan yang berbeda. Mereka juga memiliki latar belakang dan pengalaman yang berbeda. Ada kalanya pada suatu mkasyarakat mengharapkan laki-laki untuk memenuhi peran tertentu, dan perempuan melakukan peran lainnya.
Di beberapa tempat, misalnya, laki-laki bertugas membajak tanah dan menjual hasil, perempuan melakukan penanaman, penyiangan dan panen. Di tempat lain, wanita dapat melakukan persiapan lahan. Pria dan wanita masing-masing mungkin cenderung mengolah lahan yang berbeda dan menanam tanaman yang berbeda. Pria sering bertanggung jawab untuk tanaman yang bisa dijual untuk mendapatkan uang tunai, sementara wanita berurusan dengan tanaman untuk makanan. Mungkin tidak dapat diterima oleh budaya (atau setidaknya tidak biasa) bagi seorang wanita untuk mengendalikan ternak sebagai tenaga kerja atau menjalankan traktor. Secara umum, perempuan melakukan pekerjaan pertanian lebih banyak daripada laki-laki, meskipun hal ini sering tidak diakui.
% Pengelolaan pendapatan. Suami dan istri tidak selalu mengelola pendapatan secara bersama. Laki-laki dapat menyimpan uang yang mereka peroleh, dan hanya memberikan sebagian untuk istri mereka untuk membeli makanan dan kebutuhan lainnya. Perempuan mungkin mendapatkan uang sendiri dengan menjual hasil pertanian, atau berdagang. Akses pasar. Perempuan cenderung untuk menjual hasil pertanian di pasar sekitar rumah. Pria lebih mungkin untuk menjual hasil pertanian ke pasar yang lebih jauh.
% Akses informasi dan pengetahuan. Laki-laki lebih memungkinkan menghadiri pertemuan penyuluhan pertanian dan menjadi anggota kelompok tani daripada perempuan. Laki-laki juga lebih mungkin dapat pendidikan, lebih sering keluar,
dan memiliki akses terhadap informasi dari luar. Berdasarkan keadaan ini laki-laki dan perempuan cenderung memiliki pengetahuan yang berbeda, misalnya laki laki lebih mengerti mesin dan pasar, perempuan lebih faham mengenai nutrisi dan pengendalian gulma.
% Pengambilan keputusan. Laki-laki sering menjadi pengambil keputusan dalam keluarga, sementara perempuan lebih banyak mengerjakan usahatani. Banyak laki-laki pergi ke kota untuk mencari kerja, meninggalkan perempuan untuk mengolah lahannya. Dan perempuan harus menunggu suaminya untuk memutuskan apa yang akan dilakukan, atau mereka harus membuat keputusan sendiri.
% Hak. Perempuan cenderung memiliki hak lebih sedikit daripada laki-laki. Laki-laki umumnya sebagai pemilik hak atas tanah, dan dibeberapa Negara bahkan perempuan tidak bisa memiliki hak atas tanah secara hukum. Kadang-kadang sedcara hukum bisa tetapi secara adat perempuan tidak bisa memiliki hak atas tanah. Sebagai kepala rumah tangga formal, laki-laki lebih dipercaya untuk mengambil kredit daaripada perempuan.
% Prioritas dan kebutuhan. Karena laki-laki dan perempuan bertanggung jawab untuk tugas-tugas yang berbeda dan memiliki berbagai jenis pengetahuan dan pengalaman berbeda, laki-laki dan perempuan cenderung memiliki prioritas yang berbeda. Seorang laki-laki mungkin ingin membeli seekor sapi jantan untuk menarik peralatan kebunnya, misalnya, sementara seorang perempuan memilih membeli alat penyiang untuk membantu mengendalikan gulma. % Kebebasan berekspresi. Perempuan mungkin tidak bersedia atau tidak mampu
untuk mengekspresikan pandangan mereka. Sebagai contoh, mereka mungkin tidak berani untuk berbicara di depan umum, terutama jika mereka memiliki pandangan yang berbeda dari suami mereka
% Peran anak-anak. Anak-anak juga berkontribusi terhadap keluarga mereka. Sejak usia dini, mereka mungkin melakukan berbagai pekerjaan pertanian .
Peran laki-laki dan perempuan dalam Pertanian Konservasi
Pertanian konservasi dapat mempengaruhi peran laki-laki dan perempuan dalam berbagai hal yang yang mungkin mempengaruhi pula kesediaan mereka untuk terlibat dalam PK. Misalnya PK tanpa olah tanah sehingga meringankan tugas mengolah tanah yang mungkin dianggap sebagai tugas laki-laki tetapi pada tahap awal penerapan PK gulma masih menjadi tantangan berat sehingga menjadi beban bagi kaum perempuan yang sering diidentikan dengan tugas pengendalian gulma (penyiangan).
Pemikiran untuk membantu penerapan PK oleh Laki-laki dan perempuan
Berikut ini beberapa pemikiran bagi penyuluh atau pegiat pembangunan masyarakat untuk membantu perempuan dan laki-laki dapat menerapkan pertanian konservasi:
% Memahami peran dan sudut pandang laki dan perempuan. Perlu dilakukan tealahan sebelum mengenalkan PK tentang sudut pandang laki-laki dan perempuan, peran, kepercayaan dan adat serta hal lain yang mungkin mempengaruhi cara mereka mengelola usahatani. Telaahan ini dapat dilakukan melalui pengamatan terhadap kegiatan masyarakat dan berdiskusi dengan
pertemuan terpisah untuk perempuan (dengan fasilitator perempuan) untuk mendorong perempuan memiliki kesempatan menyampaikan pandangannya. % Antisipasi masalah. Perlu diperhatikan adanya pengaruh tak terduga dari
penerapan PK. Sebagai contoh, mengganti kegiatan membajak atau mencangkul dengan membuat alur (ripping) mungkin terasa aneh bagi masayrakat yang biasa melakukan pembalikan tanah sebagai bagian penting dalam meningkatkan usaha pertaniannya.
Pada awal musim kerja laki laki mungkin berkurang (tanpa bajak), sementara pekerjaan perempuan meningkat untuk penyiangan gulma (gulma lebih banyak).
% ÃljȶǁɁɨɁȶǼ ːljȟɰȈƹȈȢȈɽƃɰӝ Bahas perubahan pola pertanian bersama laki-laki dan perempuan dan dorong mereka untuk mengambil peran baru. Latih perempuan untuk mengoperasikan garu yang ditarik hewan, dan dorong laki-laki untuk menyiangi. Laki-laki-laki mungkin akan bersedia menyiangi jika dibolehkan menggunakan herbisida (menyemprot biasanya tugas laki laki).
% Usahakan perempuan tidak tambah beban. Bahas hal ini dengan keluarga (terutama laki-laki dan orang tua) tentang keuntungan PK. Tunjukkan bahwa mungkin lebih banyak pekerjaan untuk dilakukan dalam penyiangan gulma dan panen (Yang biasanya dianggap sebagai tugas perempuan), dan fasilitasi petani untuk mengatasi dengan cara mereka. Sebagai contoh mungkin dapat dipertimbangkan menggunakan sebagian keuntungan usahatani keluarga untuk membeli alat semprot untuk mempersingkat waktu dan memudahkan penyiangan sehingga laki-laki akan bersedia mengatasi gulma (Menyemprot sering identik dengan pekerjaan laki-laki). Orang yang lebih tua mungkin bersedia mempengaruhi laki-laki untuk membantu kegiatan yang biasanya dilakukan perempuan.
% Rencanakan kegiatan penyuluhan untuk semua lapisan. Perhatikan pada saat penyuluhan atau pendampinagan harus bicara dengan perempuan (remaja dan orang tua juga) demikian juga dengan laki-laki. Berikan perhatian khusus pada perempuan, persiapakan kegiatan penyuluhan dan demo khusus untuk mereka. Lakukan pertemuan pada saat yang disepakati sehingga perempuan juga bisa hadir.
% Libatkan laki laki dan perempuan. Laki-laki dan perempuan dilibatkan dalam kegiatan perencanaan, rancangan dan pelaksanaan kegiatan PK. Dorong perempuan untuk mengambil peran misalnya menjadi ketua kelompok.
% Periksa peralatan pertanian. Periksalah kesesuaian alat pertanian dengan peran laki-laki dan perempuan. Hindari dan atasi segala hambatan dalam penggunaan alat pertanian.
% Sediakan informasi secara tepat. Amati bagaimana laki dan perempuan mendapatkan informasi di tengah masyarakat. Sebagai contoh, laki-laki mungkin mendengarkan radio atau bertanya pada penjual untuk memberi saran, sementara perempuan mendapat informasi dari pasar local saja. Gunakan setiap peluang arus informasi untuk menyebarkan informasi tentang PK. Persiapakn bahan informasi dengan baik dan menarik, kemudian sampaikan dengan cara dan pada waktu yang tepat. Sebagai contoh mungkin perlu bertanya kepada perawat atau bidan untuk memberitahu perempuan cara menanam sayur dalam kerangka PK. Gunakan bahasa yang tepat, sederhana, dan hindari menggunakan
istilah yang belum terbiasa di masyarakat.
% Bantu masyarakat untuk akses sarana produksi dan modal. Bantu laki-laki dan perempuan untuk mendapat modal, benih, perlengkapan, bahan kimia pertanian, dan pelayanan seperti penyewaan mesin, traktor, hewan untuk menarik peralatan. Berikan perhatian khusus pada kelompok perempuan. % Bantu pemasaran. Bantu perempuan untuk membentuk kelompok pemasaran
bersama, dan beri kesempatan berinteraksi dengan pembeli besar dan pengusaha transportasi sehingga mereka dapat menjual hasil usaha mereka. % Fokus pada kerjasama keluarga. Dorong keluarga untuk bekerja sebagai satu
team, daripada berfokus pada perbedaan antara laki-laki dan perempuan. Pembagian tanggungjawab itu normal, tetapi semua anggota keluarga mempunyai tujuan utama sama yaitu kesejahteraan keluarga.