• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAN ADOPSI PERTANIAN

KONSERVASI

% Peneliti melakukan pengujian teknologi pada lingkungan yang terkendali semisal kebun percobaan atau rumah kaca.

% Uji adaptif di lahan petani dengan kaidah ilmiah. Penyuluh dan petani sebagai pelaksana dengan bimbingan peneliti. Atau petani dan penyuluh melaksanakan sendiri uji adaptif dengan bimbingan serta sarana produksi seperti benih disediakan dari peneliti. Uji adaptif akan sangat baik jika dilaksanakan di petani dan petani ditempatkan pada posisis utama. Karena melalui cara ini teknologi dikajiterap pada kondisi nyata, petani akan langsung terlibat melaksanakan, mengamati dan menyerap pengalaman, dan akan menerapkan teknologi yang mereka anggap paling sesuai. Penyuluh akan memperoleh pengalaman untuk disampaikan ke ʥȈȢƃʰƃȃȢƃȈȶȶʰƃǁƃȶĀljȶljȢȈɽȈƃȟƃȶȢljƹȈȃɽƃȶǼǼƃɥɽljɨȃƃǁƃɥȟljƹʍɽʍȃƃȶɰɥljɰȈˎȟɥljɽƃȶȈ di wilayah tertentu.

Beberapa aspek uji adaptasi pertanian konservasi

Berbagai aspek pertanian konservasi sangat mungkin diuji adaptasi misalnya kombinasi tanaman, penutup tanah, peralatan PK, dan integrasi ternak dalam PK. Uji adaptasi berkaitan dengan kombinasi tanaman, a.l:

% Jenis dan varietas tanaman untuk agro-ekosistem tertentu.

% Waktu tanam tanaman utama dengan tanaman penutup tanah yang tepat. % Tingkat kelembapan tanah yang memungkinkan untuk mulai tanam.

% Keselarasan tanaman utama dan tanaman penutup tanah sehingga dapat tumbuh serempak dengan baik.

% Kebutuhan pupuk organic atau pupuk an-organik, atau kombinasi keduanya yang tepat untuk kombinasi tanaman tertentu.

Uji adaptasi penutup tanah antara lain: % Teknik perawatan penutup tanah

% Bebagai manfaat tanaman penutup tanah

% Perbandingan tanaman penutup tanah local dan introduksi % Kecepatan penutupan tanah

% Hasil biomas berbagai tanaman penutup tanah

% ¶ljȴƃȴɥʍƃȶˎȟɰƃɰȈȶȈɽɨɁǼljȶƹljɨƹƃǼƃȈɽƃȶƃȴƃȶɥljȶʍɽʍɥɽƃȶƃȃ % Kontribusi bahan organic berbagai tanaman penutup tanah % Daya saing daya tekan penutup tanah terhadap gulma Uji adaptasi alat mesin pertanian konservasi antara lain:

% Ketersediaan alsin PK di tingkat local, harga dan daya beli petani % Peluang pengrajin local, seperti pandai besi membuat berbagai alsin PK % Kesesuaian alsin PK di daerah tertentu dari sisi teknik, social dan budaya

% KˎɰȈljȶɰȈɥljȶǼǼʍȶƃƃȶƃȢɰȈȶĀ¶ǁȈɽȈȶȚƃʍǁƃɨȈɽljȶƃǼƃӗƹȈƃʰƃӗɥljȶȈȶǼȟƃɽƃȶȃƃɰȈȢǁƃȶ nilai jual hasil pertanian

% Unit pelayanan alsin PK di daerah tertentu

Uji adaptasi integrasi ternak dalam pertanian konservasi, antar lain:

% Pagar hidup, tanaman penguat kontur, dan rumput sabuk kontur areal pertanian konservasi sebagai bahan pakan ternak

% Peluang pemanfaatan sebagian sisa tanaman sebagai pakan ternak

% Daya dukung ternak terhadap penyediaan pupuk organic untuk pertanian konservasi

% Pemanfaatan ternak sebagai sumber tenaga pertanian konservasi % Integrasi ideal ternak tanaman dalam pertanian konservasi

13.2. Upaya mengenalkan dan mempromosikan pertanian konservasi

Masyarakat mungkin sulit menerima pertanian konservasi karena banyak hal bertentangan dengan keyakinan dan pemahaman yang saat ini mereka anggap paling benar. Salah satu hambatan terbesar adalah meyakinkan masyarakat bahwa membajak itu merusak tanah dan lingkungan. Jika mereka dapat menerima hal ini, mungkinakan bersedia mencoba sesuatu yang baru. Bukan hanya petani yang ȃƃɨʍɰ ȴljɨʍƹƃȃ ɥɁȢƃ ˎȟȈɨ ȈȶȈ ɽljɽƃɥȈ ȚʍǼƃ ɥljɨǼʍɨʍƃȶ ɽȈȶǼǼȈӗ ɥljȶljȢȈɽȈӗ ɥljȶʰʍȢʍȃ ǁƃȶ ȚʍǼƃ ɥljȴljɨȈȶɽƃȃӝ  ĀljȢƃɽȈȃƃȶ ƃǁƃȢƃȃ ȟʍȶƺȈ ʍȶɽʍȟ ȴljȴƹƃʥƃ ɥljɨʍƹƃȃƃȶ ɥɁȢƃ ˎȟȈɨ ini. Sesungguhnya, praktek-praktek pertanian konservasi bukan benar-benar baru. Banyak penelitian, dampingan masyarakat, proyek-proyek, bahkan kebiasaan petani itu sendiri yang sedbetulnya merupakan bagian pertanian konservasi tapi ada yang terabaikan, tidak ditindaklnjuti, berjalan secara parsial, dan cenderung konservasi lebih memihak pada lingkungan dari pada kesejahteraan petani. Saatnya sekarang mengemas seluruh komponen yang sudah ada diintegrasikan dengan pengalaman dan penemuan baru untuk dilaksanakan kembali dalam bentuk pertanian konservasi yang sesungguhnya dan memihak semua kepentingan terutama masyarakat petani. Pertanian konservasi dapat dipromosikan melalui berbagai cara seperti pelatihan, penyuluhan, demplot, pemilihan petani pelopor, penyuluhan antar petani, sekolah dan kegiatan social masyarakat, pertanian sebagai bisnis, kemitraan antar pemangku kepentingan, kewirausahaan pertanian, dan dukungan kebijakan.

Pelatihan

Pelatihan diperlukan untuk berbagai sasaran termasuk kelompok tani, penyuluh, pejabat pemerintah bidang terkait, pihak swasta terkait, dan pihak lainnya yang dianggap perlu.

Penyuluhan

Petugas penyuluh pertanian memberikan dampingan kepada petani, membantu melakukan uji adaptasi dan penerapan pertanian konservasi, mendorong kunjungan dan pertukaran pengalaman antar kelompok tani. Kegiatan seperti ini dapat menjadi ajang promosi pertanian konservasi yang sangat penting.

Demonstrasi Plot (Demplot)

Demplot memungkinkan petani belajar, melihat, melaksanakan, mengamati, memperluas, dan meyebarkan prakek pertanian konservasi.

Sekolah lapang pertanian konservasi (SL-PK)

SL-PK merupakan kegiatan penyuluhan dengan pendekatan partisipatif. Petani secara bersama belajar di areal pertanian konservasi mereka dengan bimbingan fasilitator.

Petani pelopor

Petani pelopor adalah petani yang telah mengadopsi pertanian konservasi dan dapat menunjukkan keberhasilan kepada petani lainnya. Petani ini meraih keberhasilan di desanya, dengan cara yang disaksikan oleh petani sekitarnya, menjelaskan keberhasilannya dengan bahasa mereka sendiri, sehingga sangat besar peluang diikuti oleh petani lainnya. Petani pelopor dapat didukung untuk memberikan saran, berbagi pengalaman, menyediakan benih, untuk petani lainnya dalam menerapkan pertanian konservasi.

Penyuluhan antar petani

Kegiatan ini memanfaatkan petani sebagai penyuluh pertanian mandiri.

Kelompok tani

Kelompok tani yang mapan dan aktif dapat memberikan dukungan penting terhadap upaya penyebaran pertanian konservasi, khususnya pada saat-saat awal penerapan pertanian konservasi.

Sekolah dan kegiatan sosial masyarakat

Sekolah dan kegiatan social masyarakat dapat memainkan peran kunci dalam promosi pertanian konservasi misalnya melalui temu lapang di desa, berbagi pengalaman, ȟʍȶȚʍȶǼƃȶ ɽljɨȃƃǁƃɥ ȟljǼȈƃɽƃȶ ȟɁȶɰljɨʤƃɰȈӗ ɥljȴʍɽƃɨƃȶ ˎȢȴ ǁƃȶ ʤȈǁljɁ Ā¶ӗ ǁƃȶ ɰȈƃɨƃȶ radio local.

Usaha pertanian sebagai bisnis

Pertanian konservasi membuka peluang untuk mendorong petani agar memandang dan melaksanakan pertanian sebagai sebuah bisnis bukan hanya sekedar mencukupi pangan keluarga.

Kemitraan antar para pemangku kepentingan

Kemitraan antara kelompok tani, penyuluh, LSM, berbagai tingkatan pemerintahan terkait, dan pihak swasta diperlukan untuk mempromosikan pertanian konservasi.

Kewirausahaan

Pertanian konservasi memerlukan berbagai alsintan, saran produksi, teknik dan sarana penyimpanan hasil, pengolahan hasil, dan pemasaran akan mendorong jiwa wira usaha dan kewirausahaan pada berbagai aspek pertanian konservasi. Adanay kewirausahaan akan sangat mendorong tumbuh kembangnya praktek pertanian konservasi.

Tidak dipungkiri bahwa dukungan kebijakan dari pemerintah akan sangat berpengaruh terhadap promosi pertanian konservasi. Oleh karena itu Pemerintah termasuk parlemen harus selalu mendapat laporan yang benar dan jujur tentang keberhasilan pertanian konservasi mulai dari tingkat uji coba, demplot hingga skala usahatani keluarga.

13.3. Pelatihan pertanian konservasi

Perlu di telaah kebutuhan khusus peserta sebelum memulai kegiatan pelatihan ɥljɨɽƃȶȈƃȶ ȟɁȶɰljɨʤƃɰȈӝ ‰ƃȢӸȃƃȢ ʰƃȶǼ ɥljɨȢʍ ǁȈˎȟȈɨȟƃȶ ƹljɨȟƃȈɽƃȶ ǁljȶǼƃȶ ȟljƹʍɽʍȃƃȶ peserta antara lain:

% Petani perlu pengetahuan dan keterampilan teknis praktis dalam persiapan lahan, penanaman, pengendalian gulma, dsb.

% Pendamping kelompok tani dan penyuluh mungkin perlu pelatihan tentang pengelolaan sekolah lapang atau metode penyuluhan lainnya.

% Pembuat alat PK mungkin perlu pengetahuan dan keterampilan tentang pembuatan alat, penggunaanya, penyediaan jasa layanan purna jual dsb. % Peneliti dan penyuluh mungkin memerlukan pelatihan tentang prinsip dan

aspek teknis serta cara penerapan PK.

Memulai tahapan pelatihan dan juga cakupan materi pelatihan juga perlu dikaitkan dengan tingkat pemahaman peserta yang sudah ada. Sehingga pelatihan lebih bersifat membangun pengetahuan dan pemahaman yang sudah ada. Pelatihan harus mampu memberikan informasi dan pengetahuan yang dapat langsung digunakan dalam pekerjaan peserta. Pelatihan harus sangat praktis. Pelatihan akan lebih baik dilaksanakan dilokasi petani bersama petani.

Berikut contoh gambaran beberapa topik pelatihan pertanian konservasi: % Pengertian dasar pertanian konservasi (Bab 1)

% Penanganan masalah kesuburan tanah dan erosi, serta pebajakan lahan yang mengakibatkan kerusakan tanah (Bab 4)

% Perubahan pola pikir terahadap pertanian konservasi (Bab 12)

% Persiapan lahan dan penanaman. Tanam langsung, lubang tanam permanen, membuat alur (Bab 3)

% Alat mesin pertanian konservasi, prinsip penopeasian, penyelarasan dan perawatan (Bab 3)

% Tanaman penutup tanah, sisa tanaman sebagai mulsa (Bab 5)

% Rotasi tanaman, pemilihan kobinasi tanaman, benih, pengendalian HPT, (Bab 6) % Perbaikan kesuburan tanah, pupuk kandang, kompos, pupuk inorganic (Bab 4) % Pengendalian gulma dalam PK (Bab 7)

% Memanen air hujan, konservasi tanah dan air (Bab 8) % Integrasi ternak terhadap PK (Bab 9)

% PK sebagai bisnis (Bab11)

% Mendorong penerapan PK, bekerja dengan kelompok tani, pengelolaan SL-PK (Bab 13)

Dokumen terkait