• Tidak ada hasil yang ditemukan

1) Field Interrogation (Pemeriksaan field)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "1) Field Interrogation (Pemeriksaan field)"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

1. Aplikasi ERP (Enterprise Resource Planning) untuk perusahaan dagang penjualan barang-barang elektronik, manajemen membuka cabang di berbagai wilayah Indonesia yaitu : Tanjungpinang, Medan, Pontianak, Surabaya dan Bandung sebagai kantor pusat. Departemen yang ada Divisi Penjualan, Gudang dan Distribusi, Akuntansi dan Keuangan, Pembelian, Audit dan controller. Rancanglah ERP Sistem penjualan yang terhubung dengan seluruh cabang dan kantor pusat sebagai pusat pengendalian transaksi.

ERP adalah sebuah sistem informasi perusahaan yang dirancang untuk mengkoordinasikan semua sumber daya, informasi dan aktifitas yang diperlukan untuk proses bisnis lengkap. Sistem ERP didasarkan pada database pada umumnya dan rancangan perangkat lunak modular. ERP merupakan software yang mengintegrasikan semua departemen dan fungsi suatu perusahaan ke dalam satu sistem komputer yang dapat melayani semua kebutuhan perusahaan, baik dari departemen penjualan, HRD, produksi atau keuangan.

ERP bekerja sebagai kekuatan lintas fungsional perusahaan yang mengintegrasikan dan mengautomatisasi berbagai proses bisnis internal dan sistem informasi termasuk manufacturing, logistik, distribusi, akuntansi, keuangan, dan sumber daya manusia dari sebuah perusahaan.

(2)

Keterangan:

Pemilik perusahaan dagang

a. Menyiapkan dan menyidiakan modal,sarana dan prasarana

b. Sebagai partner dagang dalam menentukan kebijakan-kebijakan diperusahaan. c. Menyeleksi dan menentukan karyawan dilingkungan perusahaan

(3)

Bagian Audit

a. Untuk memeriksa akuntansi yang berlaku diperusahaan tersebut. Bagian Penjualan

a. Mengawasi proses terjadinya penjualan barang elektronik b. Membuat laporan penjualan

c. Mencari pelanggan sebanyak-banyaknya

d. Memberikan informasi- informasi produk kepada pembeli Bagian Distribusi (Ekspedisi)

a. Mengantar barang elektronik sampai tujuan dengan baik b. Membuat tanda terima

Bagian Akuntansi dan keuangan

a. Mengawasi dan membuat daftar hadir karyawan b. Mengawasi dan membuat daftar pembeli

c. Membuat laporan Gudang

a. Bertanggung jawab atas semua pencacatan keluar masuknya barang (stock barang) . b. Membuat laporan data persediaan barang elektronik.

2.Jelaskanlah masing-masing pengendalian input (input control) untuk memastikan bahwa berbagai transaksi valid dan akurat dan lengkap yang terdiri dari terdiri dari a).Pengendalian dokumen sumber, b).Pengendalian Pengolahan data. c).Pengendalian validasi. d).Pengendalian kesalahan imput, e).Pengendalian sistem input data umum

a. Pengendalian dokumen sumber

Pengendalian dokumen sumber, harus dilaksanakan secara hati-hati, kerena penipuan dengan dokumen sumber dapat memindahkan aset perusahaan. Contohnya seorang yang memiliki akses ke pesanan pembelian dan laporan penerimaan dapat membuat transaksi pembelian ke pemasok yang fiktif. Jika dokumen semacam itu masuk ke dalam aliran pemrosesan data, bersama dengan faktor pemasok buatan, maka sistem dapat saja memproses berbagai dokumen ini seolah – olah telah terjadi transaksi yang sah. Oleh karena itu maka perusahaan harus mengimplementasikan berbagai prosedur pengendalian atas dokumen sumber dengan memperhitungkan setiap dokumen , seperti: 1. Menggunakan dokumen sumber yang telah diberi nomor terlebih dahulu

2. Dokumen sumber harus dibuat otomatis dengan nomor melalui printer yang menunjukkan angka disetiap dokumen.

(4)

3. Mengaudit dokumen secara berkala. Hal ini biasa dilakukan dengan cara merekonsiliasi urutan angka dokumen yang digunakan untuk mengidentifikasi berbagai dokumen sumber yang hilang.

4. Menggunakan dokumen sumber secara berurutan. Dokumen sumber harus di distribusikan kepada para pengguna dan digunakan secara berurutan. Hal ini memerlukan penjagaan keamanan fisik yang memadai atas berbagai dokumen sumber di lokasi pengguna.

5. Pengendalian pengkodean data yaitu merupakan pemeriksaan integras kode yang digunakan dalam pemprosesan yang terdiri dari nomor akun pelanggan, nomor barang persediaan, daftar akun.

Metode Batch adalah salah satu metode yang tidak efektif dalam mengelola volume data transaksi yang berukuran besar dalam sistem. Untuk merekonsiliasi output yang di hasilkan oleh input yang dimasukkan kedalam sistem terkait untuk memastikan tidak ada record pemrosesan yang lebih dari sekali.

b.Pengendalian Pengelolaan Data

Cara-cara pengendalian yang dapat dilakukan adalah: a) Pengecekan keterkinian data (data currency check) b) Nilai standar (default value). Dalam field-field tertentu. c) Pencocokan data (data matching)

d) Pelaporan perkecualian (exception reporting)

e) Rekonsiliasi data eksternal (external data reconciliation) f) Rekonsiliasi rekening control (control account reconciliation) g) Pengamanan file (file security)

h) Pengendalian konversi file (file conversion control) i) Tampungan kesalahan (error logs)

j) Pelaporan kesalahan (error reporting)

c. Pengendalian Validasi

Pengendalian input validasi dimaksudkan untuk mendeteksi kesalahan pada data transaksi sebelum diproses. Prosedur validasi adalah prosedur yang paling efektif ketika dilakukan dekat dengan sumber dari transaksi yang mungkin terjadi. Tetapi, berdasar pada tipe penggunaan CBIS, validasi input dapat dilakukan pada berbagai poin dari sistem. Ada 3 level pengendalian validasi input yaitu:

(5)

1) Field Interrogation (Pemeriksaan field)

Field interrogation melibatkan prosedur program yang memeriksa karakter data

pada field. Terdapat beberapa tipe keadaan pada penggunaan field integorration yaitu: a) Missing data check, digunakan untuk memeriksa isi field untuk mengisi

bagian yang kosong.

b) Numeric alphabetic data check, menentukan form yang benar pada sebuah field

c) Zero Value Check, digunakan untuk memeriksa field khusus diisi dengan nol. d) Limit Check, menentukan jika nilai pada field melebihi batas yang

ditetapkan.

e) Range check, menentukan batasan tertingi & terendah untuk memeriksa nilai data.

f) Validity check, membandingkan nilai sebenarnya terhadap nilai yang cocok. Pengendalian ini untuk memeriksa kode transaksi, kependekan bagian atau kode keahlian karyawan.

g) Check digit, mengendalikan identifikasi masalah serangan kunci dengan menguji validasi kode internal.

2) Record Interrogation

Prosedur pemeriksaan record mengesahkan seluruh record dengan memeriksa hubungan timbale balik antar nilai field. Beberapa tipe penguian adalalah sebagai berikut:

a) Reasonableness checks menentukan jika nilai pada sebuah field yang sudah melalui tes batasan dan tes susunan sudah layak ketika diseimbangkan dengan field data yang lain pada record

b) Sign Check adalah pengujian untuk melihat jika tanda dari sebuah field benar untuk tipe record yang sedang diproses.

(6)

3) File interrogation

Tujuan dari tahapan ini untuk memastikan file yang benar sudah diproses oleh sistem. Pengendalian ini penting dilakukan pada file master, yang berisi record permanen perusahaan, jika file ini rusak atau dihilangkan, maka akan sulit diganti. Beberapa bagian dari file interrogation adalah:

a) Internal label check, memeriksa bahwa file yang diproses adalah satu-satunya program yang dipakai.

b) Version check, digunakan untuk memeriksa versi file yang diproses adalah benar.

c) An Expiration date check mencegah file dihapus sebelum kadarluasa , untuk mencegah kerusakan file yang aktif karena kesalahan, sistem pertama kali memeriksa tanggal kadarluada yang terdapat pada label. Jika periodenya belum kadarluasa, sistem akan menghasilkan pesan kesalahan dan menggagalkan prosedur yang salah. Pengendalian tanggal kadarluasa merupakan pilihan. Panjangnya waktu dispesifikasi oleh program.

d.Pengendalian Kesalahan Input

Ketika kesalahan didetekdi dalam batch, kesalahan tersebut harud diperbaiki dan record terkait harus diserahkan ulang untuk pemrosesan ulang. Proses ini haruslah merupakan proses terkendali untuk memastikan bahwa perbaikan teah ditangani secara menyeluruh dan benar. Terdapat tiga teknik umum untuk menanggulangi kesalahan: 1) Memperbaiki segera

Setelah mendeteksi adanya kesalahan ketik atau hubingan yang tidak logis, sistem seharusnya menghentikan prosedur entri data sampai pengguna memperbaiki kesalahan tersebut.

2) Membuat file kesalahan

Pada akhir prosedur validasi, record yang ditandai sebagi kesalahan akan dikeluarkan dari batch dan dimasukkan ke dalam file sementara, sampai kesalahan tersebut diperiksa.

(7)

3) Menolak batch terkait

Beberapa bentuk kesalahan berkaitan dengan batch terkait secara keseluruhan sehingga tidak dapat dengan jelas dihubungkan dengan record tertentu. Salah satu contoh dari kesalahan jenis ini adalah ketidaksamaan dalam total pengendali batch.

Kesalahan betch adalah salah satu alasan untuk menjaga ukuran batch tetap dalam ukuran yang mudah dikelola. Record yang terlalu sedikit dalam suatu batch dapat membuat pemrosesan menjadi tidak efisien, sedangkan bila terlalu banyak membuat deteksi kesalahan sulit dilakukan, hingga menyebabakan gangguan bisnis lebih besar daripada kjika batch terkait ditolak, dan juga meningkatkan kemungkinan terjadinya berbagai kesalahan saat menghitung total pengendalian batch.

e. Pengendalian Sistem Data Input Umum

Sistem ini digunakan untuk mewujudkan tingkat pengendalian dan standarisasi yang tinggi atas berbagai prosedur validasi input. Teknik ini meliputi berbagai prosedur terpusat yang mengelola input data untuk semua sistem pemrosesan transaksi di perusahaan. Kelebihan GDIS (Generalized Data Input System):

1) Memperbaiki pengendalian dengan membuat sebuah sistem yang sama untuk melakukan semua validasi data

2) Memastikan bahwa tiap aplikasi SIA menggunakan standar secara konsisten untuk validasi data.

3) Memperbaiki efisiensi pengembangan sistem. Dengan adanya kesamaan yang tinggi pada persyaratan validasi input untuk berbagai aplikasi SIA, GDIS akan meniadakan kebutuhan untuk melakukan ulang berbagai pekerjaan yang berlebihan untuk tiap aplikasi baru.

GDIS memiliki lima komponen Utama:

(8)

Generalized Validation Module (GVM) menyajikan standar validasi rutin yang umum

untuk aplikasi-aplikasi yang berbeda. Kegiatan rutin ini disesuaikan untuk kebutuhan aplikasi individu dengan parameter yang dikhususkan pada kebutuhan program yang spesifik.

b) File data yang divalidasi

Data input yang divalidasi oleh GVM disimpan pada sebuah file data validasi. Ini adalah file sementara yang transaksi sudah divalidasi mengalir pada masing-masing aplikasinya. c) File kesalahan

Kesalahan dalam GDIS memakai aturan yang sama seperti file kesalahan tradisional. Kesalahan record dideteksi selama validasi tersimpan dalam file, diperiksa dan diserahkan kembali ke GVM.

d) Laporan kesalahan

Standarisasi laporan kesalahan disalurkan ke pengguna-pengguna untuk memfasilitasi pemeriksaan kesalahan.

e) Catatan transaksi

Catatan transaksi adalah record permanen dari semua transaksi yang sudah divalidasi. Dari sudut pandang record akuntansi catatan transaksi, catatan transaksi sama dengan jurnal dan merupakan elemen yang penting pada jejak audit, meskipun begitu hanya transaksi yang sukses yang masuk ke dalam jurnal.

3.Pemanfaatan teknologi e-business dan e-commerce serta pembuatan promosi melalui

website di Indonesia untuk sekarang ini telah berkembang. Hal ini disebabkan infrastruktur

yang ada saaat ini sudah memadai, ketersediaan pekerja yang ahli tentang teknologi informasi (IT) cukup meningkat secara signifikan. Perkembangan teknologi informasi yang sangat dramatis dalam beberapa tahun terakhir telah membawa dampak transformational pada berbagai aspek kehidupan, termasuk di dalamnya dunia bisnis. Jelaskanlah menurut pendapat anda:

a. Pengendalian Transaksi e-busines dan e-commerce

b. Pengendalian transaksi online yang terhubung dengan komputer perusahaan agar terhindar dari para pelaku kejahatan melalui internet dan pencurian data perusahaan

(9)

a. Pengendalian Transaksi e-commerce :

o Pengendalian masukan atau input control

o Pengendalian proses pengolahan data atau process control o Pengendalian keluaran atau output control

o Pengendalian file/database Pengendalian Transaksi e-bussines :

1. Pengendalian akses.

Software ini berfungsi untuk menghubungkan dan memutuskan hubungan antar-berbagai peralatan; secara otomatis memutar dan menjawab telepon; membatasi akses hanya hanya pada para pemakai yang berwenang, serta membuat parameter seperti: kecepatan, mode, dan arah pengiriman.

2. Pengelolaan jaringan

Pada software ini berfungsi untuk mengumpulkan data untuk memeriksa kesiapan peralatan jaringan untuk mengirim atau menerima data; membuat aturan

antri untuk masukan dan keluaran; menetapkan prioritas dalam sistem,mengirimkan pesan; dan mencatat aktivitas, penggunaan, dan kesalahan dalam jaringan.

3. Pengiriman data dan file

Software ini berfungsi untuk mengontrol pengiriman data, file dan pesan-pesan diantara berbagai peralatan.

4. Pendeteksi dan pengendalian atas kesalahan

Software ini berfungsi untuk memastikan bahwa data yang dikirim benar-benar merupakan data yang diterima.

5. Keamanan data

Software ini berfungsi untuk melindungi data selama pengiriman dari akses pihak yang tidak berwenang.

b Pengendalian yang dilakukan agar terhindar dari para pelaku kejahatan melalui internet dan pencurian data perusahaan yaitu dengan memastikan keamanan data melalui software komunikasi.

(10)

4. Kegagalan perusahaan dalam mengelola data perusahaan, karena sistem informasi akuntansi yang belum maksimal dan tidak benar, sehingga sering terjadi perubahan software untuk mengatasi permasalahan di perlukan tahap rekayasa ulang proses bisnis pembuatan prototipe.

a. Jelaskan proses tahap rekayasa ulang proses bisnis pembuatan prototipe.

b. Jelaskan proses computer-aided software engineering dalam tipe perusahaan Jasa, dagang dan pabrik

c. Jelaskan bagaimana startegi memilih vendor untuk mendapatkan software dan hardware.

a. Tahap rekayasa ulang prototype 1. Pengumpulan kebutuhan

Pelanggan dan pengembang bersama-sama mendefinisikan format seluruh perangkat lunak, mengidentifikasikan semua kebutuhan, dan garis besar sistem yang akan dibuat.

2. Membangun prototyping

Membangun prototyping dengan membuat perancangan sementara yang berfokus pada penyajian kepada pelanggan (misalnya dengan membuat input dan format output)

3. Evaluasi protoptyping

Evaluasi ini dilakukan oleh pelanggan apakah prototyping yang sudah dibangun sudah

sesuai dengan keinginann pelanggan. Jika sudah sesuai maka langkah 4 akan diambil. Jika tidak prototyping direvisi dengan mengulangu langkah 1, 2 , dan 3.

4. Mengkodekan sistem

Dalam tahap ini prototyping yang sudah di sepakati diterjemahkan ke dalam bahasa pemrograman yang sesuai

5. Menguji sistem

Setelah sistem sudah menjadi suatu perangkat lunak yang siap pakai, harus dites dahulu sebelum digunakan. Pengujian ini dilakukan dengan White Box, Black Box, Basis Path, pengujian arsitektur dan lain-lain

6. Evaluasi Sistem

Pelanggan mengevaluasi apakah sistem yang sudah jadi sudah sesuai dengan yang diharapkan . Juka ya, langkah 7 dilakukan; jika tidak, ulangi langkah 4 dan 5.

(11)

7. Menggunakan sistem

Perangkat lunak yang telah diuji dan diterima pelanggan siap untuk digunakan . b. Dalam proses computer-aided software, terdapat beberapa langkah-langkah sebagai

berikut:

1. Inisialisasi. Proses software sangatlah panjang dan bahkan membuat stakeholder kualahan. Stakeholder adalah siapa saja yang ikut dalam proses software(manager, analist, programmer, user, dan client). Sedikit proses yang didefinisikan dan keberhasilan dari software proses tergantung pada kemampuan individu.

2. Dapat diulang. Manajemen dasar proyek dibentuk untuk mengetahui dan mengukur biaya, jadwal, dan kegunaan. Tujuannya adalah untuk memberikan kemudahan jika terdapat masalah atau proyek yang hampir sama.

3. Jelas. Proses software untuk manajemen dan engineering (perekayasaan) akan didokumnetasi, distandardkan, dan di integrasi kedalam suatu organisasi besar dalam proses software.

4. Teratur. Detail dari proses software dan kualitas produk telah diketahui. Keduanya diketahui seberapa besar ukurannya dengan menggunakan pengukuran yang detail.

5. Optimal. Proses perbaikan yang berlanjut terus yang berasal dari feedback pada proses dan testing. Pada tahap ini berarti sudah menyakup tahap-tahap sebelumnya. Begitu juga pada tahap 4, berarti sudah menyakup tahap ke 3 begitu seterusnya.

c. Strategi memilih vendor

Vendor dapat ditemukan dengan mencari dari buku telepon, mendapatkan referensi, mencari-cari dalam majalah komputer atau perdagangan, menghadiri konferensi, atau menggunakan organisasi pencari. Beberapa vendor berkembang sementara lainnya tidak lagi beroperasi. Selain itu, banyak perusahaan yang menawarkan layanan tetapi memiliki sedikit pengalaman atau modal. Ketika vendor tidak lagi beroperasi, mereka sering kali meninggalkan perusahaan yang menggunakan produk mereka tidak terurus. Berikut ini adalah beberapa langkah-langkah dalam memilih vendor yang baik, sebagai berikut:

1. Harga

2. Jangka waktu pembayaran 3. Kualitas pelayanan

(12)

4. Variasi Produk 5. Klien dan Mitranya

6. Priode rekutmen dan seleksi 7. Metode rekutmen

5. Rancanglah SIA Persediaan Barang Dagang untuk perusahaan Electronik dilengkapi flowchart, flowmap, DAD (Diagram Konteks, Diagram Nol dan Diagram Detail)!

Gambar 5.a : Diagram Konteks SIA Persediaan Barang Dagang

SIA Persediaan Gudang

Sie. Akuntansi

Pimpinan SPA, SPPB, GD1m,

SA, barang, DO, DD1m, GD1k, SPTB SPPB, SA, GD1m, Neraca, L/R, GD1k BRP, barang, SPTB ACC. SPPB S. Pelayanan Publik Barang, DO, DD1m, BRP, BTB, ACC. SPPB, SPP DO, DD1m, SPP, barang, BRP, BTB, Acc. SPTB GD1m, GD1k Neraca, L/R Mitra KErja BRP, barang SPP, DO, DD1m, barang, BTB Sie. Adm Keuangan

SPA SPP

Keterangan :

1. SPPB : Surat Permintaan Pengadaan Barang 2. SPA : Surat Permintaan Alokasi 3. DO : Delivery Order 4. DD1m : Surat Timbang

5. GD1k : Bukti Catatan Pengeluaran Harian 6. SPTB : Surat Perintah Terima Barang 7. BRP : Bukti Retur Pembelian 8. BTB : Bukti Terima Barang 9. SA : Sertifikat Analisa

10. GD1m : Bukti Catatan Pemasukan Harian

11. N : Neraca

12. L/R : Laporan Laba/Rugi 13. ACC. SPPB : SPPB yang telah di ACC 14. ACC. GD1m : GD1m yang telah di ACC Kantor Pusat ACC. SPPB, Neraca, Laporan Keuangan barang, DD1m

(13)

Pimpinan 1.0 Penerimaan Barang Acc. SPPB, SPPB, Gd1m, SA

Gudang Kantor Pusat

Acc. SPPB, SPPB, Gd1m, SA SPA, SPPB, SPTB, Barang SPPB, SPTB, Barang DD1m, Barang ACC. SPPB 5.0 Pembuatan L/K Akuntansi Adiministrasi Keuangan Mitra Kerja Sie.Pel.Pub 4.0 Rektur 3.0 Pengeluaran Barang 2.0 Kartu Persediaan Neraca JU Neraca L/R GD1k Kartu Persediaan Gd1m, SA BRP, Barang DO,DD1m, SPP, Barang SPP, SPA SPA DO,DD1m, SPP, Barang BRP, Barang, BTB BRP, Barang, BTB DO, DD1m, Barang, SPP DO, DD1m, Barang, SPP SPTB, Barang Acc. SPPB, DD1m, Barang SPA, Barang Neraca JU BB BB L/R L/R Kartu Persediaan Kartu Persediaan Acc. GD1m, GD1k Acc. GD1m BRP DO DD1m BRP DD1m DO Kartu Persediaan Kartu Persediaan SPA SPA SPPB SPPB Acc. SPPB Acc. SPPB DD1m DD1m GD1m GD1m Keterangan :

1. SPPB : Surat Permintaan Pengadaan Barang 2. SPA : Surat Permintaan Alokasi 3. DO : Delivery Order 4. DD1m : Surat Timbang

5. GD1k : Bukti Catatan Pengeluaran Harian 6. SPTB : Surat Perintah Terima Barang 7. BRP : Bukti Retur Pembelian 8. BTB : Bukti Terima Barang 9. SA : Sertifikat Analisa 10. GD1m: Bukti Catatan Pemasukan Harian

11. N : Neraca

12. L/R : Laporan Laba/Rugi 13. ACC. SPPB : SPPB yang telah di ACC 14. ACC. GD1m : GD1m yang telah di ACC DO DO

DD1m DD1m

Kartu Persediaan Kartu Persediaan

Gambar 5.b : Data Flow Diagram Level 0 SIA Persediaan Barang Dagang

1.5 Menyerahkan Barang dan DD1m Kantor Pusat 1.6 Menyerahkan SPTB dan Barang 1.8 Pengecekan GD1m 1.2 Melakukan Diagnosa 1.1 Membuat SPPB 1.7 Membuat GD1m Dan SA Pimpinan Gudang Sie. Akuntansi Sie.Pel.Pus SPPB SA ACC,SPPB BRG,DD1m BRG, DD1m SPTB,Barang SPPB SPTB, Barang SPA SPPB SPPB SPTB,Barang ACC,GD1m GD1m,SA GD1m,SA 1.3 SPPB direvisi Acc. SPPB SA SPPB Acc. SPPB 1.4 Menyerahkan SPPB revisi Acc. SPPB Acc. SPPB Acc. SPPB

(14)

Gudang 2.1 Membuat Kartu Persediaan 2.2 Menyerahkan Kartu Persediaan Pimpinan Kartu Persediaan GD1m,SA Kartu Persediaan Kartu Persediaan, GD1m, SA

Gambar 5.d : Data Flow Diagram Level 1 Proses 2 SIA Persediaan Barang Dagang

Sie Pelayanan Publik

3.1 Input data pemesanan 3.2 Input SPA Gudang 3.3 Buat GD1k 3.4 Buat DO 3.5 Buat DD1m 3.6 Cetak GD1k, DO, DD1m Pimpinan Sie Akuntansi GD1k GD1k SPA DO, DD1m, barang SPA SPA SPA Kartu Persediaan Kartu Persediaan DO DO DD1m DD1m GD 1k GD 1k SPA SPA SPA SPA

Gambar 5.e : Data Flow Diagram Level 1 Proses 3 SIA Persediaan Barang Dagang

(15)

Mitra Kerja DO, DD1m, SPP, barang 4.1 Pengecekan produk dan bongkar produk 4.2 Membuat BRP DO, DD1m, SPP, barang DO DO DD1m DD1m 4.3 Menyerahkan BRP, barang Sie. Pelayanan Publik BRP, barang BRP, barang 4.4 Menyerahkan BRP, barang Gudang BRP, barang BRP, barang 4.5 Membuat BTB& mengganti barang BRP, barang BRP BRP 4.6 Menyerahkan BTB&barang BTB, barang BTB, barang BTB, barang

Gambar 5.f : Data Flow Diagram Level 1 Proses 4 SIA Persediaan Barang Dagang Sie. Akuntansi 5.1 Input Data Pemesanan GD1k, Acc. GD1m Data Persediaan Data Persediaan 5.2 Buat Jurnal 5.3 Posting ke Buku Besar 5.4

Buat Neraca & L/R Buku Besar Data Persediaan Jurnal JU Buku Besar Buku Besar Neraca Neraca, L/R JU Pimpinan Neraca L/R L/R

Gambar 5.g : Data Flow Diagram Level 1 Proses 5 SIA Persediaan Barang Dagang

(16)

L/R 1 BTB 21 Barang SA 8 2 DO DD1m 2 mulai Cek persediaan Ada Tidak ada Membuat SPPB 3 2 SPPB 1

Gudang Pimpinan Subdivre

Berdasarkan pemesanan, menerima SPA dari

Mitra Kerja Membuat DO, DD1m, GD1k GD1k 1 2 SPPB 1 Melakukan Prognosa Prognosa 2 Tidak setuju ACC. SPPB Setuju 2 ACC SPPB 1 14 13 19 Acc. BRP Menyiapkan barang& buat BTB ACC. BRP 4 T Barang Melakukan cek persediaan 2 SPPB 1 2 2 SPPB 1 SPPB direvisi SPPB revisi 1 2 SPPB revisi 1 3 Barang Acc. BRP T 7 Barang SPTB Buat GD1m&SA GD1m GD1m SA 8 Cek Dokumen Sesuai SA ACC. GD1m T 10 GD1m Ya Tidak 9 GD1m direvisi GD1m revisi 9 21 Neraca 1 Selesai SPA 11 20 T Input data persediaan Kartu Persediaan Tidak melakukan permintaan barang T 1 3 20

(17)

Gambar

Gambar 5.a  : Diagram Konteks SIA Persediaan Barang Dagang
Gambar 5.c  : Data Flow Diagram  Level 1 proses 1 SIA Persediaan Barang Dagang
Gambar 5.d  : Data Flow Diagram  Level 1 Proses 2 SIA Persediaan Barang  Dagang
Gambar 5.f  : Data Flow Diagram  Level 1 Proses 4 SIA Persediaan Barang  Dagang  Sie. Akuntansi 5.1 Input Data  PemesananGD1k, Acc
+3

Referensi

Dokumen terkait

Dengan kemajuan teknologi pengolahan citra, dapat dibuat suatu sistem aplikasi untuk pencatatan dan pengawasan plat nomor kendaraan yang dilakukan secara otomatis..

Akan tetapi nomor anak pada anak-bab ditulis dengan satu angka Romawi dan dua angka Arab yang masing- masing dipisahkan oleh sebuah titik, angka Romawi menunjukkan nomor bab,

Pada tugas akhir ini dibuat sebuah perangkat lunak yang dapat meringkas teks dokumen tunggal yang berupa berita criminal berbahasa Indonesia secara otomatis atau biasa

Buku Kecamatan Denpasar Utara Dalam Angka 2016 adalah hasil himpunan data sekunder yang bersumber dari instansi/dinas di Kota Denpasar dan Sumber lainnya yang disajikan

7 Fotocopy Kenaikan Gaji Berkala (KGB) atau dokumen lain yang secara sah menunjukkan gaji terakhir (bagi PNS) dilegalisir. 8 Surat Keterangan Melaksanakan Tugas

Jika berhasil akan membuat Dokumen Purchase Order beserta nomor Dokumen PO pada Menu Order Pembelian, didalamnya juga secara otomatis menghitung jumlah harga

Telah dirancang dan dibuat interface pembacaan nomor sample secara otomatis dengan komputer melalui komunikasi serial USB dalam rangka refurbishing alat LBC

Telah dirancang dan dibuat interface pembacaan nomor sample secara otomatis dengan komputer melalui komunikasi serial USB dalam rangka refurbishing alat LBC