• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH LIKUIDITAS DAN PROFITABILITAS TERHADAP HARGA PASAR SAHAM (Survey pada Perusahaan Sektor Perbankan Di Bursa Efek Indonesia)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH LIKUIDITAS DAN PROFITABILITAS TERHADAP HARGA PASAR SAHAM (Survey pada Perusahaan Sektor Perbankan Di Bursa Efek Indonesia)"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH LIKUIDITAS DAN PROFITABILITAS TERHADAP HARGA PASAR SAHAM

(Survey pada Perusahaan Sektor Perbankan Di Bursa Efek Indonesia)

ABSTRACT EFFECT OF LIQUIDITY AND

PROFITABILITY PRICE OF THE

STOCK MARKET (Case Study In Corporate Banking Sector The

Indonesia Stock Exchange)

Compiled by : Arief Abdurahman

103403195

Guided By: Maman Suherman, SE., MM,Ak. Iwan Hermansyah, SE.,M.Si.Ak.

This study aims to determine liquidity, profitability and stock market prices, and influence partially and simultaneously. This study will be conducted the banking sector companies listed on the Indonesia Stock Exchange, the data obtained Corner Exchange of Faculty of Economics, University of Tasikmalaya Siliwangi form of reports financial and stock price. Descriptive analytical method with census approach, population and sample of 10 companies, using path analysis techniques analysis. Partial hypothesis testing with the t test and F test simultaneously with Based on the research results can be seen: the Company's banking sector in Bursa Securities Indonesia, which has the highest liquidity is Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN), the company with the greatest profitability is the People's Bank Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN) and Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) and the company with the biggest increase in stock is Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN). Partial liquidity effect significant impact on the market price of the stock. Profitability is partially an effect not significant impact on the stock market price and liquidity and profitability simultaneously and partially significant effect on the market price of the stock.

Keywords: Liquidity, Profitability, and the Market Price

ABSTRAK PENGARUH LIKUIDITAS DAN

PROFITABILITAS TERHADAP HARGA

PASAR SAHAM (Studi Kasus Pada Perusahaan Sektor

Perbankan di Bursa Efek Indonesia)

Oleh Arief Abdurahman

103403195

Pembimbing : Maman Suherman, SE., MM,Ak. Iwan Hermansyah, SE.,M.Si.Ak.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui likuiditas, profitabilitas dan harga pasar saham, serta pengaruhnya secara parsial dan secara simultan. Penelitian ini akan dilaksanakan pada perusahaan sektor perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, data diperoleh dari Pojok Bursa Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi Tasikmalaya berupa laporan keuangan dan harga saham. Metode deskriptif analitis dengan pendekatan sensus, populasi dan sampel sebanyak 10 perusahaan, Teknik analisis dengan menggunakan path analysis. Pengujian hipotesis secara parsial dengan uji t dan secara simultan dengan uji F. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui : Perusahaan pada sektor perbankan di Bursa Efek Indonesia yang memiliki likuiditas paling tertinggi adalah Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN), perusahaan dengan profitabilitas paling besar adalah Bank Rakyat Indonesia (persero) Tbk (BBRI), Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN) dan Bank Mandiri (persero) Tbk. (BMRI) dan perusahaan dengan peningkatan saham terbesar adalah Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN). Likuiditas secara parsial berpengaruh signifikan terhadap harga pasar saham. Profitabilitas secara parsial berpengaruh tidak signifikan terhadap harga pasar saham dan likuiditas dan profitabilitas secara simultan dan parsial berpengaruh signifikan terhadap harga pasar saham. Kata Kunci : Likuiditas, Profitabilitas, dan Harga Passer

(2)

PENDAHULUAN

Latar Belakang Penelitian

Krisis ekonomi yang melanda Indonesia yang dampaknya masih dirasakan sampai sekarang ini salah satu penyebabnya yaitu didahului dengan terjadinya krisis moneter, krisis perbankan bahkan sampai dengan krisis kepercayaan disegala bidang kehidupan. Kepercayaan masyarakat terhadap perbankan nasional lebih merosot setelah pemerintah memcabut izin atau melikuidasi 16 bank pada tanggal 1 November 1997. Alasan utamanya yaitu bisnis perbankannya telah melanggar rambu-rambu perbankan yang telah ditetapkan oleh otorita moneter.

Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang dalam aktivitasnya menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk tabungan, giro, deposito, dan lain-lain yang selanjutnya menyalurkan dana tersebut kepada masyarakat dalam bentuk kredit. Bank lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang.

Pemberian kredit oleh pihak bank menunjukkan betapa pentingnya peranan bank dalam pembangunan. Bidang perbankan merupakan salah satu faktor yang mendapatkan perhatian pemerintah karena bank merupakan salah satu sumber permodalan yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat dalam menjalankan kegiatan usahanya. Bank sebagai salah satu rekan kerja pemerintah dituntut peran sertanya untuk menyukseskan pembangunan, dalam arti ikut serta membiayai proyek-proyek pembangunan melalui jasa kredit yang diberikannya.

Fungsi pokok perbankan adalah menarik atau menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya sebagai kredit kepada masyarakat. Karena itu, perbankan menempati posisi yang stategis dalam pembangunan dan perekonomian negara serta dalam pembangunan pendapatan didalam masyarakat. Dalam kebijakan memberikan kredit perbankan memegang peranan penting karena turut serta menentukan pendapatan masyarakat dan corak masyarakat dimasa yang akan datang.

Terdapat banyak definisi mengenai bank, namun antara satu dengan yang lainnya pada dasarnya tidaklah berbeda.

Menurut Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992, Bank didefinisikan :

“Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak”.

Definisi bank dalam Standar Akuntansi Keuangan (IAI, 2004 : 31.1) adalah:

“Bank adalah lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan (financial intermediary) antara pihak yang memiliki dana dan pihak yang memerlukan dana, serta lembaga yang berfungsi memperlancar lalu lintas pembayaran”.

Perusahaan Sektor Perbankan dapat dikatakan kompeten apabila perolehan modal dan nilai perusahaan memiliki reputasi baik yang tercermin dalam laporan keuangannya.

Menurut Bernstein dan Harahap (2004: 190), menyatakan Analisa laporan keuangan mencakup penerapan metode dan teknik analitis atas laporan keuangan untuk melihat dari laporan itu ukuran-ukuran serta hubungan tertentu yang sangat berguna dalam proses pengambilan keputusan

Salah satu pendekatan yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan yaitu likuiditas dan profitabilitas. Umumnya kinerja keuangan tersebut dapat merefleksikan kondisi aktual perusahaan, sehingga setiap perubahaan yang terjadi akan memberikan informasi yang penting.

Likuiditas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya pada saat ditagih (Munawir, 2004:31). Salah satu jenis rasio untuk mengukur likuiditas adalah current ratio yaitu rasio yang digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Agnes Sawir

(3)

(2005:52) menjelaskan bahwa semakin tinggi rasio lancar, maka kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban jangka pendek juga semakin besar. Hal itu menunjukkan bahwa perusahaan yang memiliki likuiditas yang baik menunjukkan perusahaan memiliki performance dan profitabilitas yang baik pula sehingga layak untuk dijadikan tempat berinvestasi. Dengan demikian semakin tinggi kemampuan perusahaan dalam memenuhi utang jangka pendeknya, maka menunjukkan perusahaan tersebut sangat baik atau sehat dan hal itu akan menarik para investor untuk menanamkan investasinya, sehingga harga saham akan meningkat.

Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungan dengan penjualan total aktiva maupun modal sendiri G. Sugiyarso dan F Winarni (2005:118). Profitabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan (profitabilitas) pada tingkat penjualan asset dan modal saham tertentu Porman (2008:172). Rasio profitabilitas dalam penelitian ini diwakili oleh return on assets (ROA). yaitu rasio profitabilitas yang berfungsi untuk mengukur efektivitas perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimiliknya. Semakin tinggi nilai ROA maka semakin bagus, karena perusahaan dianggap mampu dalam menggunakan aset yang dimilikinya secara efektif untuk menghasilkan laba (Harahap 2009:304). Hal itu selanjutnya akan meningkatkan daya tarik perusahaan kepada investor. Peningkatan daya tarik perusahaan menjadikan perusahaan tersebut semakin diminati investor, karena tingkat pengembalian akan semakin besar.

Berdasarkan uraian di atas menunjukkan bahwa likuiditas dan profitabilitas memiliki saling keterkaitan yang berdampak pada harga pasar saham.

Saham merupakan surat berharga sebagai tanda pemilikan atas perusahaan penerbitnya. Saham juga berarti sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seorang atau badan dalam suatu perusahaan terbuka (Sunariyah: 2004:32). Dalam suatu pasar yang efisien, setiap informasi yang ekonomi akan menimbulkan reaksi pasar atas informasi tersebut. Reaksi pasar umumnya ditunjukkan melalui perubahan harga saham tersebut. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana likuiditas, profitabilitas dan harga pasar saham pada perusahaan sektor perbankan di Bursa Efek Indonesia.

2. Bagaimana pengaruh likuiditas terhadap profitabilitas pada perusahaan sektor perbankan di Bursa Efek Indonesia

3. Bagaimana pengaruh secara parsial likuiditas dan profitabilitas terhadap harga pasar saham pada perusahaan sektor perbankan di Bursa Efek Indonesia.

4. Bagaimana pengaruh secara simultan likuiditas dan profitabilitas terhadap harga pasar saham pada perusahaan sektor perbankan di Bursa Efek Indonesia.

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui likuiditas, profitabilitas dan harga pasar saham pada perusahaan sektor perbankan di Bursa Efek Indonesia.

2. Untuk mengetahui pengaruh likuiditas terhadap profitabilitas pada perusahaan sektor perbankan di Bursa Efek Indonesia

3. Untuk mengetahui pengaruh secara parsial likuiditas dan profitabilitas terhadap harga pasar saham pada perusahaan sektor perbankan di Bursa Efek Indonesia. 4. Untuk mengetahui pengaruh secara simultan likuiditas dan profitabilitas terhadap

harga pasar saham pada perusahaan sektor perbankan di BEI Kegunaan Hasil Penalitian

Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi : 1. Bagi Penulis

(4)

Untuk menambah wawasan, pengetahuan dan memperdalam pengalaman tentang konsep dan teori-teori mengenai likuiditas, profitabilitas, dan harga pasar saham.

2. Bagi Investor

Memberikan masukan kepada investor mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi harga pasar saham, sehingga dapat membantu dalam pengambilan keputusan investasinya.

3. Pihak Lain

Diharapkan dapat digunakan untuk menambah pengetahuan dan bahan rujukan atau referensi bagi pihak yang berkepentingan khususnya mengenai investasi saham.Sejalan dengan tujuan penelitian ini, maka hasil penelitian yang dilakukan diharapkan dapat berguna dan bermanfaat bagi:

Tinjauan Pustaka dan Kerangka Pemikiran 3.1. Likuiditas

Likuiditas secara umum dapat diartikan sebagai kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek. Rasio ini membandingkan kewajiban jangka pendek dengan sumber jangka pendek untuk memenuhi kewajiban tersebut.

Menurut Sutrisno (2001:247) mengemukakan bahwa : “Likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban- kewajibannya yang segera harus di bayar”.

Menurut Munawir (2004:31) mengemukakan bahwa : “Likuiditas adalah menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya pada saat ditagih”.

Sedangkan Bambang Riyanto (2001:25) menyatakan bahwa : “Masalah likuiditas adalah berhubungan dengan masalah kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansialnya yang harus segera di penuhi dengan aktiva lancar.

Menurut Sutrisno (2001:247) ukuran likuiditas terdiri dari empat alat ukur yaitu : 1. Current Ratio (CR)

Current Ratio merupakan rasio yang membandingkan antara aktiva lancar yang dimiliki perusahaan dengan hutang jangka pendek. Aktiva lancar disini meliputi ; kas, piutang dagang, efek, persediaan, dan aktiva lancar lainnya. Sedangkan hutang jangka pendek meluputi ; hutang dagang, hutang wesel, hutang bank, hutang gaji, dan hutang lainnya yang segera harus di bayar.

Current Ratio

Kewajiban

Lancar

Lancar

Aktiva

2. Quick Ratio (QR)

Quick Ratio merupakan rasio antara aktiva lancar setelah dikurangi persediaan dengan hutang lancar. Rasio ini menunjukkan besarnya alat likuid yang paling cepat yang bisa digunakan untuk melunasi hutang lancar.

QuickRratio

Hutang

Lancar

Persediaan

-Lancar

Aktiva

3. Cash Ratio

Cash Ratio adalah rasio yang membandingkan antara kas dan aktiva lancar yang bisa segera menjadi uang kas dengan hutang lancar. Aktiva lancar yang bisa segera menjadi uang kas adalah efek atau surat berharga.

Cash Ratio

Hutang

Lancar

Efek

Kas

(5)

4. Working capital to total assets

Rasio working capital to total assets dapat dihitung dengan membandingkan antara harga lancar dan hutang lancar dengan jumlah harta.

Working capital to total assets Jumlah Harta

Lancar Hutang -Lancar Harta 

Dalam penelitian ini digunakan curren ratio, Munawir (2004) menyatakan current ratio 200% kadang sudah memuaskan bagi suatu perusahaan, tetapi jumlah modal kerja dan besarnya rasio tergantung pada beberapa faktor, suatu standar atau rasio yang umum tidak dapat ditentukan untuk seluruh perusahaan. Current ratio 200% hanya merupakan kebiasaan atau rule of thumb dan akan digunakan sebagai titik tolak untuk mengadakan penelitian atau analisa yang lebih lanjut.

Unsur-unsur yang mempengaruhi nilai current ratio adalah aktiva lancar dan hutang jangka pendek. Dalam hal ini aktiva lancar terdiri dari uang kas dan juga surat-surat berharga antara lain surat pengakuan hutang, wesel, saham, obligasi, sekuritas kredit, atau setiap derivatif dari surat berharga atau kepentingan lain atau suatu kewajiban dari penerbit, dalam bentuk yang lazim diperdagangkan dalam pasar uang dan pasar modal. Di lain pihak utang jangka pendek dapat berupa utang pada pihak ketiga (bank atau kreditur lainnya). Menurut Agnes Sawir (2005: 52) semakin tinggi rasio lancar, kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban jangka pendek juga semakin besar

2.1.2.1 Profitabilitas

Terdapat beberapa ahli yang mendefinisikan profitabilitas diantaranya adalah sebagai berikut :

Menurut Sartono (2001:122) menjelaskan bahwa :

“Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri.”

Menurut Bambang Riyanto (2001:35) menjelaskan bahwa :

“Profitabilitas suatu perusahaan menunjukkan perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut.”

Menurut Abdul Halim (2005:75) menjelaskan bahwa :

“Profitabilitas adalah rasio yang melihat kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba (profitabilitas) “.

Menurut Porman (2008:172) menjelaskan bahwa :

“Profitabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan (profitabilitas) pada tingkat penjualan asset dan modal saham tertentu”

Sedangkan menurut Munawir (2004:33) menjelaskan bahwa:

“Analisis profitabilitas adalah merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.”

2.1.2.2 Pengukuran Profitabilitas

Terdapat beberapa rasio yang bisa digunakan untuk menghitung profitabilitas seperti yang kemukakan Sawir (2005:18) yaitu :

1. Gross Profit Margin (GPM)

Rasio gross profit margin atau margin keuntungan kotor berguna untuk mengetahui keuntungan kotor perusahaan dari setiap barang yang dijual. Gross profit margin sangat dipengaruhi oleh harga pokok penjualan. Apabila harga pokok penjualan meningkat maka gross profit margin akan menurun, begitu pula sebaliknya. Dengan kata lain, rasio ini mengukur efisiensi pengendalian harga pokok atau biaya produksinya, mengindikasikan kemampuan perusahaan untuk berproduksi secara efisien.

(6)

Gross Profit Margin = Sales Sold Good of Cost Sales

2. Net Profit Margin (NPM)

Rasio net profit margin menggambarkan besarnya laba bersih yang diperoleh perusahaan pada setiap penjualan yang dilakukan. Dengan kata lain rasio ini mengukur laba bersih setelah pajak terhadap penjualan.

Net Profit Margin = Sales Income Net

3. Basic Earning Power atau Rentabilitas Ekonomi

Basic earning power mengukur efektivitas perusahaan dalam memanfaatkan seluruh sumber dayanya, yang menunjukkan rentabilitas ekonomi perusahaan.

Basic Earning Power = Total Assets EBIT

Tinggi rendahnya rentabilitas ekonomi tertanggung dari :

a. Operating profit margin, yaitu perbandingan antara laba usaha dengan penjualan

Operating profit margin = Sales EBIT

b. Perputaran aktiva (Assets turnover)

Assets turnover = Total Assets Sales

Rentabilitas ekonomi dapat ditentukan dengan mengalikan operating profit margin dengan assets turnover.

4. Return on Assets (ROA)

Return on assets menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari aktiva yang dipergunakan

ROA = Total Assets

Income Net

5. Return on Equity

Rasio Return on equity mengukur kemampuan perusahaan memperoleh laba yang tersedia bagi pemegang saham perusahaan atau untuk mengetahui besarnya kembalian yang diberikan oleh perusahaan untuk setiap rupiah modal dari pemilik. Rasio ini dipengaruhi oleh besar kecilnya utang perusahaan, apabila proporsi utang makin besar maka rasio ini juga akan makin besar.

ROE = NetWorth

Income Net

Dari semua penjelasan rasio-rasio di atas maka kita bisa menarik kesimpulan bahwa rasio-rasio profitabilitas merupakan ukuran untuk mengetahui seberapa jauh efektivitas manajemen dalam mengelola perusahaannya. Efektivitas manajemen bisa meliputi kegiatan fungsional manajemen, seperti keuangan, pemasaran, sumber daya manusia dan operasional. Jadi banyak sekali faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas yang kemudian meningkatkan atau menurunkan laba. Dengan demikian, analisis profitabilitas dapat memberikan gambaran keuntungan yang diperoleh perusahaan.

Dalam penelitian ini pendekatan yang digunakan untuk melihat tingkat profitabilitas perusahaan adalah return on assets yaitu rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari aktiva yang dipergunakan.

(7)

Pengertian Return On Assets (ROA) menurut Surat Edaran Bank Indonesia No 6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004 adalah sebagai berikut : ROA adalah rasio yang menilai seberapa tingkat pengembalian dari asset yang dimiliki.

Pengertian Return On Assets (ROA) menurut Selamet Riyadi (2006:156) adalah sebagai berikut : Return On Assets adalah rasio profitabilitas yang menunjukkan perbandingan antara dana (sebelum pajak) dengan total asset bank. Rasio ini menggambarkan tingkat efisiensi pengelolaan aset yang dilakukan oleh bank yang bersangkutan.

2.1.2.4 Kegunaan ROA

Kegunaan Return On Assets (ROA) menurut Almilia dan Herdiningtyas (2005) adalah sebagai berikut : Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba sebelum pajak) yang dihasilkan dari rata rata total aset bank yang bersangkutan. Semakin besar ROA, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil.

Kegunaan Return On Assets (ROA) menurut Yuliani (2006) adalah sebagai berikut : ROA menunjukkan kemampuan manajemen bank dalam menghasilkan income dari pengelolaan aset yang dimiliki.

Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa kegunaan Return On Assets (ROA) antara lain adalah untuk manajemen bank dalam memperoleh keuntungan dengan mengelola aset yang dimilikinya

Indikator daya tarik bisnis dapat diukur dari profitabilitas industri (ROA), yaitu semakin tinggi rasio ROA akan menarik pendatang baru untuk masuk dalam industri. Dimana kemampuan profitabilitas perbankan ditunjukkan dengan return on asset (ROA). Perbankan dikatakan sehat apabila mampu mencapai 1,5 % untuk return on asset. Perbankan yang beroperasi di Indonesia berlomba-lomba untuk mencapai tingkat profitabilitas yang maksimal (Info Bank, 2008).

Banyak faktor yang mempengaruhi tingkat profitabilitas perbankan yang diproksikan dengan return on asset, diantaranya adalah ukuran bank (size). Semakin besar ukuran bank akan memperkokoh fundamental perbankan tersebut sehingga dapat mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk meningkatkan profitabilitas. Selain ukuran perusahaan dalam meningkatkan profitabilitas (Bardosa dan Louri, 2003), ukuran perusahaan (size) juga mempunyai dampak terhadap efisiensi suatu bank (Hauner dan Peiris, 2005). Semakin besar perusahaan (perbankan) cakupan usaha atau pangsa pasar yang dikuasai lebih besar, sehingga dapat meningkatkan efisiensi. Meningkatnya efisiensi usaha mempunyai dampak positif terhadap profitabilitas dari perbankan tersebut (Bardosa dan Louri, 2003).

Dengan menganalisis rasio return on asset dapat diketahui apakah perusahaan efisien memanfaatkan aktivanya dalam kegiatan operasional perusahaan. Rasio ini juga memberikan ukuran yang lebih karena menunjukkan efektivitas manajemen dalam menggunakan aktivanya untuk memperoleh pendapatan.

Munawir (2004:269) menjelaskan bahwa “Return On Asset merefleksikan seberapa banyak perusahaan telah memperoleh hasil atas sumber daya keuangan yang ditanamkan oleh perusahaan”. Sedangkan Bambang Riyanto (2001:65) menyatakan bahwa ROA adalah rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih bagi semua investor dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva. Rasio ROA ini sering dipakai manajemen untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan dan menilai kinerja operasional dalam memanfaatkan sumber daya yang dimiliki perusahaan, semakin baik profitabilitas perusahaan karena setiap aktiva yang ada dapat menghasilkan laba. Dengan kata lain semakin tinggi nilai ROA maka semakin baik kinerja keuangan perusahaan tersebut.

(8)

2.1.1 Harga Pasar Saham 2.1.1.1 Saham

Saham merupakan sebagai bukti/tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan, sehingga pemegang saham memiliki hak klaim atas dividen atau distribusi lain yang dilakukan perusahaan kepada pemegang sahamnya, termasuk hak klaim atas aset perusahaan, dengan prioritas setelah hak klaim pemegang surat berharga lain dipenuhi jika terjadi likuiditas. Wujud saham adalah berupa kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan kertas tersebut.

Saham adalah salah satu bentuk efek yang diperdagangkan dalam pasar modal. Saham merupakan surat berharga sebagai tanda pemilikan atas perusahaan penerbitnya. Saham juga berarti sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seorang atau badan dalam suatu perusahaan terbuka (Sunariyah: 2004:32). Saham menarik bagi investor karena berbagai alasan. Bagi beberapa investor, membeli saham merupakan cara untuk mendapatkan kekayaan besar (capital gain) yang relatif cepat. Sementara bagi investor yang lain, saham memberikan penghasilan yang berupa deviden. Adapun jenis-jenis saham antara lain saham biasa (common stock) saham preferen (preferren stock) dan saham komulatif preferen (commulative preferren stock) (Riyanto, 2005:240).

Menurut Tandelin (2001:18) saham merupakan surat bukti bahwa kepemilikan atas aset-aset perusahaan yang menerbitkan saham.

Menurut Husnan (2002:303), menyebutkan bahwa :

“Sekuritas (saham) merupakan secarik kertas yang menunjukkan hak pemodal (yaitu pihak yang memiliki kertas tersebut) untuk memperoleh bagian dari prospek atau kekayaan organisasi yang menerbitkan sekuritas tersebut dan berbagai kondisi yang memungkinkan pemodal tersebut menjalankan haknya”

Dengan demikian saham adalah surat berharga yang diperdagangkan di pasar modal yang dikeluarkan oleh sebuah perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT), saham tersebut menyatakan bahwa pemegang saham juga merupakan pemilik sebagian dari perusahaan tersebut.

2.1.1.2 Jenis Saham

Secara peralihan jenis saham dapat dibedakan menjadi dua jenis saham (Nasarudin dan Indra, 2003:189) yaitu :

1. Saham atas unjuk (Bear stock)

Saham atas unjuk adalah saham yang tidak mempunyai nama pemilik saham tersebut. Dengan demikian saham ini sangat mudah untuk diperalihkan. Saham ini mirip dengan uang, gampang dialihkan. Siapa yang dapat menunjukkan sertifikat saham itu, maka ia dikatakan sebagai pemegang saham tersebut, kecuali dapat dibuktikan telah terjadi pelanggaran hukum dari peralihan tersebut.

2. Saham atas nama (Registered stock)

Saham atas nama adalah saham yang ditulis dengan jelas siapa pemiliknya. Cara peralihan saham yang demikian harus melalui prosedur tertentu

Menurut Nasarudin dan Indra, (2003:189) dari segi manfaat saham, maka pada dasarnya saham dapat digolongkan menjadi tiga jenis saham yaitu :

1. Saham biasa (common stock)

Saham biasa adalah saham yang menempatkan pemiliknya pada posisi paling akhir dalam hal pembagian deviden, hak atas harta kekayaan perusahaan apabila perusahaan tersebut mengalami likuidasi.

Berdasarkan kualifikasi nilai ekonomis, saham biasa dapat dibedakan dan dikategorikan ke dalam lima kategori dasar dari saham, yaitu:

a. Income stocks

Saham sejenis ini, memberikan deviden dalam nilai yang relatif besar tapi tidak teratur, dapat digunakan sebagai sarana untuk menghasilkan pendapatan tanpa menjual saham. Kebanyakan saham ini dikategorikan sebagai income stocks.

(9)

b. Blue-chip stocks

Saham dari perusahaan yang solid dan terpercaya dengan sejarah panjang, pertumbuhan dan stabilitas digolongkan sebagai saham blue-chip stocks. Biasanya saham ini memberikan dividen kecil, tetapi teratur dan bertahan secara fair, harga yang mapan sekalipun pasar naik-turun.

c. Growth stocks

Saham ini diterbitkan oleh perusahaan yang mengalami pertumbuhan yang lebih cepat daripada industrinya. Sekalipun perusahaan tidak mempunyai catatan, pertumbuhan saham lebih mengandung risiko daripada macam saham lain, tetapi menawarkan apresiasi harga yang potensial.

d. Cyclical stocks

Saham ini dapat dengan mudah mempengaruhi tren ekonomi secara umum. Nilai dari saham demikian cenderung untuk turun selama masa resesi dan meningkat selama boom ekonomi (economic booms). Contohnya perusahaan otomotif, alat berat, dan developer rumah.

e. Defensive stocks

Saham ini merupakan kebalikan dari jenis saham siklus (cyclical stocks). Saham ini mampu mempertahankan nilainya selama masa resesi. Perusahaan yang menerbitkan saham defensif adalah perusahaan yang memproduksi makanan, minuman, obat-obatan, asuransi, dan kebutuhan sehari-hari.

f. Emerging growth stock

Harga saham ini biasanya sangat spekulatif dan dikeluarkan oleh perusahaan yang relatif lebih kecil dan memiliki daya tahan yang kuat meskipun dalam kondisi ekonomi yang kurang mendukung.

g. Speculative stock

Pada prinsipnya semua saham biasanya yang diperdagangkan di bursa efek digolongkan sebagai speculative stock, karena investor tidak mendapatkan kepastian apakah saham yang dibelinya akan memberikan keuntungan atau malah pada turun harga sahamnya ketika hendak dijual.

2. Saham Preferen (Preferred Stock)

Saham preferen adalah saham yang memberikan prioritas pilihan (preferen) kepada pemegangnya, seperti :

a. Berhak didahulukan dalam hal pembayaran dividen

b. Berhak menukar saham preferen yang dipegangnya dengan saham biasa

c. Mendapat prioritas pembayaran kembali permodalan dalam hal perusahaan dilikuidasi

Saham preferen diperdagangkan berdasarkan hasil yang ditawarkan kepada investor, maka secara praktis saham preferensi dipandang sebagai surat berharga pendapatan tetap dan karena itu bersaing dengan obligasi di pasar modal.

3. Saham Istimewa

Di dalam hukum pasar modal Indonesia, saham istimewa dikenal dengan nama saham dwiwarna. Saham ini dimiliki oleh pemerintah Indonesia dan jumlahnya satu buah. 2.1.1.3 Keuntungan dan Resiko Investasi Pada Saham

Seorang investor menanamkan modal pada saham suatu perusahaan dengan maksud untuk memperoleh keuntungan di masa yang akan datang, akan tetapi masa yang akan datang penuh dengan ketidakpastian. Menurut Panji Anoraga, (2001:58) dalam investasi saham terdapat berbagai keuntungan dan resiko, yaitu:

1. Keuntungan investasi saham

a. Kenaikan harga saham (capital gain), yaitu keuntungan dari hasil jual beli saham berupa kelebihan nilai jual dari nilai beli saham

b. Pembagian deviden, merupakan keuntungan perusahaan yang dibagikan kepada pemegang saham. Kebijakan deviden akan menyangkut keputusan pembagian laba atau menahan guna diinvestasikan kembali pada perusahaan.

(10)

a. Resiko Finansial, yaitu resiko yang diderita sebagai akibat dari ketidakmampuan emiten memenuhi kewajiban membayar deviden serta pokok investasi

b. Resiko Pasar, yaitu akibat menurunnya harga pasar baik keseluruhan saham maupun suatu saham secara individu

c. Resiko Psikologis, yaitu resiko bagi investor yang bertindak secara emosional dalam menghadapi perubahan harga saham berdasarkan optimisme dan pesimisme yang dapat mengakibatkan penurunan harga saham.

2.1.1.4 Harga Saham

Harga saham terbentuk melalui mekanisme permintaan dan penawaran di pasar modal. Dalam pasar yang efisien semua sekuritas diperjualbelikan pada harga pasar.

Menurut Agus Sartono (2001:41)

“Harga saham adalah sebesar nilai sekarang atau present value dari aliran kas yang diharapkan akan diterima”

Menurut Agus Sartono (2001:63) memaparkan bahwa:

“Harga pasar merupakan harga suatu saham pada pasar yang sedang berlangsung. Jika pasar bursa tutup, maka harga pasar adalah harga penutupannya (closing price). Jadi harga pasar inilah yang menyatakan naik turunnya harga saham

Selain itu Agus Sartono (2001:40) yang menyatakan bahwa

“Pada dasarnya harga saham ditentukan oleh interaksi antara permintaan dan penawaran. Pasar modal yang kompetitif tercipta karena adanya kekuatan permintaan dan penawaran secara kontinyu sehingga harga pasar saham menyesuaikan secara cepat dengan setiap perubahan informasi”

Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa untuk mengetahui penilaian perubahan harga saham dapat dilihat pada saat pasar bursa tutup. Sehingga harga pasar inilah yang menyatakan naik atau turunnya harga saham.

Kerangka Pemikiran

Pada dasarnya tujuan utama dari setiap perusahaan adalah selalu berusaha untuk memperoleh keuntungan yang maksimal, yaitu baik dalam kegiatan operasionalnya maupun non operasional pada perusahaan yang bersangkutan. Begitupula dengan perusahaan perbankan, keuntungan merupakan hal yang mutlak untuk diperoleh, yaitu agar dapat mempertahankan kontinuitas operasional perusahaan

Melihat kondisi satu dasawarsa belakangan yang ada, perusahaan perbankan khususnya yang berada di Indonesia mengalami perkembangan bisnis yang pesat yaitu baik dari segi mobilisasi dana (likuiditas) maupun tingkat profitabilitas yang diperoleh. Namun untuk mengetahui kinerja perusahaan bank itu sendiri dapat diketahui melalui analisis laporan keuangan, salah satunya adalah dengan analisis rasio keuangan, salah satu pendekatan yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan yaitu rasio likuiditas dan Profitabilitas.

Likuiditas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya pada saat ditagih (Munawir, 2004:31). Salah satu jenis rasio untuk mengukur likuiditas adalah current ratio yaitu rasio yang digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Rasio lancar dihitung dengan membagi aktiva lancar dengan kewajiban lancarnya. (Sutrisno, 2001:247). Agnes Sawir (2005:52) menjelaskan bahwa semakin tinggi rasio lancar, maka kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban jangka pendek juga semakin besar. Untuk mendapatkan hasil investasi yang maksimal, umumnya investor menyertakan pertimbangan likuiditas perusahaan dalam pengambilan keputusan investasinya. Hal itu menunjukkan bahwa perusahaan yang memiliki likuiditas yang baik menunjukkan perusahaan memiliki performance dan profitabilitas yang baik pula sehingga layak untuk dijadikan tempat berinvestasi. Dengan demikian semakin tinggi kemampuan perusahaan dalam memenuhi utang jangka pendeknya, maka

(11)

menunjukkan perusahaan tersebut sangat baik atau sehat dan hal itu akan menarik para investor untuk menanamkan investasinya, sehingga harga saham akan meningkat.

Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungan dengan penjualan total aktiva maupun modal sendiri G. Sugiyarso dan F Winarni (2005:118). Profitabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan (profitabilitas) pada tingkat penjualan asset dan modal saham tertentu” Porman (2008:172). Tujuan profitabilitas berkaitan dengan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan yang optimal sehingga shareholder dan pemegang saham akan tetap menjadi penyedia modal pada perusahaan tersebut. Pada umumnya perusahaan yang dipilih para investor untuk berinvestasi adalah perusahaan yang memiliki kemampuan menghasilkan yang tinggi. Baik buruknya profitabilitas perusahaan dilihat dari rasio profitabilitasnya, rasio ini dilihat dari kemampuan perusahaan menggunakan aktivanya secara produktif. Salah satu rasio profitabilitas yang dapat digunakan adalah Return on Asset (ROA) yaitu rasio profitabilitas yang berfungsi untuk mengukur efektivitas perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimiliknya. Semakin tinggi nilai ROA, maka semakin bagus, karena perusahaan dianggap mampu dalam menggunakan aset yang dimilikinya secara efektif untuk menghasilkan laba Harahap (2009:304). Hal itu selanjutnya akan meningkatkan daya tarik perusahaan kepada investor. Peningkatan daya tarik perusahaan menjadikan perusahaan tersebut semakin diminati investor, karena tingkat pengembalian akan semakin besar.

Berdasarkan uraian di atas menunjukkan bahwa likuiditas dan profitabilitas memiliki saling keterkaitan, dimana perusahaan yang memiliki kemampuan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek menunjukkan bahwa perusahaan memiliki performace yang baik dalam memperoleh laba dan memiliki profitabilitas yang baik. Perusahaan yang memiliki profitabilitas yang tinggi akan mampu memenuhi kewajiban-kewajibannya bahkan dimungkinkan memiliki hutang yang relatif kecil, hal itu sejalan dengan pendapat Brigham dalam Porman (2008) yang mengungkapkan bahwa perusahaan dengan rate of return yang tinggi cenderung menggunakan proporsi hutang yang relatif kecil dikarenakan dengan rate of return yang tinggi, kebutuhan dana dapat diperoleh dari laba yang ditahan. Perusahaan dengan tingkat pengembalian yang tinggi atas investasi cenderung akan menggunakan hutang yang relatif kecil, dengan tingkat pengembalian yang tinggi memungkinkan perusahaan untuk membiayai sebagian besar kebutuhan pendanaan dengan dana yang dihasilkan secara internal. Dipandang dari sudut calon investor, indikator penting untuk menilai prospek perusahaan di masa yang akan datang adalah dari pertumbuhan perusahaan. Indikator ini sering diperhatikan untuk mengetahui kemampuan perusahaan memberikan return terhadap investasi yang sesuai dengan tingkat yang disyaratkan investor.

Saham merupakan surat berharga sebagai tanda pemilikan atas perusahaan penerbitnya. Saham juga berarti sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seorang atau badan dalam suatu perusahaan terbuka (Sunariyah: 2004:32). Dalam suatu pasar yang efisien, setiap informasi yang ekonomi akan menimbulkan reaksi pasar atas informasi tersebut. Reaksi pasar umumnya ditunjukkan melalui perubahan harga saham tersebut.

Harga saham menurut Agus Sartono (2001:41) adalah sebesar nilai sekarang atau present value dari aliran kas yang diharapkan akan diterima”, selain itu Agus Sartono (2001:63) menjelaskan harga pasar saham yaitu “Harga pasar merupakan harga suatu saham pada pasar yang sedang berlangsung. Jika pasar bursa tutup, maka harga pasar adalah harga penutupannya (closing price). Jadi harga pasar inilah yang menyatakan naik turunnya harga saham”

Harga pasar saham terbentuk melalui mekanisme permintaan dan penawaran di pasar modal. Setiap tindakan yang dilakukan oleh investor akan membeli atau menjual sahamnya akan mempengaruhi dan membentuk harga saham itu sendiri, hal itu sejalan dengan pendapat Agus Sartono (2001;40) yang menyatakan bahwa “Pada dasarnya harga saham ditentukan oleh interaksi antara permintaan dan penawaran. Pasar modal yang kompetitif tercipta karena adanya kekuatan permintaan dan penawaran secara kontinyu sehingga harga pasar saham menyesuaikan secara cepat dengan setiap perubahan informasi”.

Berdasarkan kerangka pemikiran di atas penulis berasumsi bahwa dengan adanya suatu informasi baru, akan membentuk suatu kepercayaan yang baru di kalangan investor dapat mengubah harga saham sehingga akan mempengaruhi pergerakan harga saham. Pergerakan harga saham di pasar modal dipengaruhi oleh adanya berbagai informasi baik dari dalam perusahaan seperti kinerja

(12)

perusahaan ataupun informasi yang bersumber dari luar perusahaan, seperti kondisi ekonomi (inflasi/suku bunga dll), situasi dan kondisi sosial politik.

Hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran di atas hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Likuiditas berpengaruh terhadap Profitabilitas pada perusahaan sektor perbankan di Bursa Efek Indonesia.

2. Likuiditas berpengaruh secara parsial terhadap perubahan harga saham pada perusahaan sektor perbankan di Bursa Efek Indonesia.

3. Profitabilitas berpengaruh secara parsial terhadap perubahan Harga saham pada perusahaan sektor perbankan di Bursa Efek Indonesia.

4. Likuiditas dan profitabilitas berpengaruh secara simultan terhadap perubahan harga saham pada perusahaan sector perbankan di Bursa Efek Indonesia

Metode Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode deskriptif analitis dengan pendekatan sensus. Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki (Nazir, Moh, 2003:54).

Metode sensus adalah cara pengumpulan data kalau seluruh elemen populasi diteliti satu persatu, hasilnya merupakan data sebenarnya yang disebut parameter (Suprapto, 2004:61)

Operasionalisasi Variabel

Berdasarkan judul yang penulis ajukan dan agar terdapat suatu pengertian yang lengkap mencakup semua unsur–unsur yang menjadi ciri utama judul tersebut, maka perlu diberikan suatu definisi atas variabel–variabel yang terlibat yaitu :

1. Variabel Bebas (Independen)

Yaitu variabel yang keberadaannya tidak dipengaruhi dan tidak tergantung pada variabel lain atau variabel yang berdiri sendiri, dalam kaitannya dengan masalah yang diteliti maka yang menjadi variabel independen yaitu Likuiditas dan profitabilitas. Indikator pengukur variabel independen X1 yaitu likuiditas adalah aktiva lancar dibagi hutang lancar. Sedangkan variabel independen X2 yaitu profitabilitas adalah net income dibagi total asset.

2. Variabel Terikat (dependen)

Yaitu variabel yang keberadaanya dipengaruhi variabel lain atau variabel yang tidak berdiri sendiri. Dalam kaitannya dengn masalah yang diteliti maka yang menjadi variabel dependen yaitu harga pasar saham. Indikator dari variabel dependen yaitu harga pasar saham adalah perubahan harga saham pada periode tertentu.Yang menjadi variabel dalam penelitian ini adalah:

- Variabel Independen (variabel bebas)

Menurut Sugiyono (2008: 59) Variabel Independen sering disebut sebagai variabel stimulus, prediktor, antecedent. Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat).

(13)

2

YX

ρ

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

No Variabel Definisi variabel Indikator Ukuran Skala

1 Likuiditas (X1) Kemampuan perusahaan untuk

memenuhi kewajiban

keuangannya yang harus segera di penuhi (Munawir, 2004:31) Aktiva lancar dibagi hutang lancar Persen Rasio 2 Profitabilitas (X2)

kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan (profitabilitas) pada tingkat penjualan asset dan modal saham tertentu” (Porman 2008:172) Net income di bagi total asset Persen Rasio 3 Harga Pasar Saham (Y)

Harga pasar merupakan harga suatu saham pada pasar yang sedang berlangsung. Jika pasar bursa tutup, maka harga pasar

adalah harga penutupannya

(closing price). (Agus Sartono 2001:63) Perubahan harga saham untuk tahun periode tertentu Persen Rasio Paradigma penelitian

Untuk mengetahui besarnya pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat

dilakukan dengan menggunakan analisis jalur (Path Analysis). Berikut ini akan

diterjemahkan sebuah diagram jalur :

Keterangan :

X1

= Likuiditas

X

2

= Profitabilitas

Y

= Harga Pasar Saham

1

= Faktor lain yang tidak diteliti

r

x1x2 ==

Koefisien korelasi variable x

1

dengan x

2

1 YX

ρ

= Koefisien jalur variabel X

1

terhadap Y

2

YX

ρ

= Koefisien jalur variabel X

2

terhadap Y

2 1X X r

X

1

Y

1

X

2 1 Y ρ 1 YX ρ

(14)

Uji Hipotesis

1. Penetapan Hipotesis Operasional

Ho

1, ρ ≠ 0

: Likuiditas dan Profitabilitas secara simultan tidak

berpengaruh signifikan terhadap Harga pasar saham.

Ha2, ρ = 0

: Likuiditas dan Profitabilitas secara simultan berpengaruh

terhadap Harga pasar saham.

Ho

1

, ρ ≠ 0

: Likuiditas secara parsial tidak berpengaruh signifikan

terhadap Harga pasar saham.

Ha2, ρ = 0

: Likuiditas secara parsial berpengaruh signifikan

terhadap Harga pasar saham.

Ho

1

, ρ ≠ 0

: Profitabilitas secara parsial tidak berpengaruh signifikan

terhadap Harga pasar saham .

Ha

2, ρ = 0

: Profitabilitas berpengaruh signifikan

terhadap Harga pasar saham.

2. Penetapan tingkat signifikansi

Taraf signifikansi (

) ditetapkan sebesar 5%, ini berarti kemungkinan

kebenaran hasil penarikan kesimpulan mempunyai probabilitas 95%, atautoleransi

kemelesetan 5%. Taraf signifikansi ini adalah tingkat yang umum digunakan dalam

penelitian sosial karena dianggap cukup ketat untuk mewakili hubungan antara

variabel-variabel yang diteliti

3. Uji Signifikansi

Untuk menguji signifikansi dilakukan dua pengujian yaitu :

a. Secara parsial menggunakan uji T

b. Secara simultan menggunakan uji F

4. Kaidah keputusan

Kaidah keputusan yang digunakan adalah :

a. Tolak H

0

jika -t < -t½



df (n-2) atau t > t ½



df(n-2)

Terima H

0

jika - t ½



df (n-2) ≤ t ≤ t ½



df(n-2)

Atau

Tolak H

0

jika -t <-t½



df (n-k-1) atau t > t ½



df(n-k-1)

Terima H

0

jika - t ½



df (n-k-1) ≤ t ≤ t ½



df(n-k-1)

b. Tolak H

0

jika F hitung > F tabel dan terima H

0

jika F hitung ≤ F tabel

5. Penarikan Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian diatas, penulis akan melakukan analisa secara kuantitatif.

Dari hasil tersebut akan ditarik kesimpulan, apakah hipotesis yang telah ditetapkan itu

diterima atau ditolak

Pembahasan Hasil Penelitian

Perusahaan pada sektor perbankan di Bursa Efek Indonesia yang memiliki likuiditas

paling tertinggi adalah Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN), perusahaan dengan

profitabilitas paling besar adalah Bank Rakyat Indonesia (persero) Tbk (BBRI), Bank

Danamon Indonesia Tbk (BDMN) dan Bank Mandiri (persero) Tbk. (BMRI) dan perusahaan

dengan peningkatan saham terbesar adalah Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN)

(15)

Tingkat likuiditas pada perusahaan sektor perbankan di Bursa Efek Indonesia di

ketahui berdasarkan laporan keuangan periode akhir Desember 2012 yang penilaiannya

menggunakan current ratio yaitu rasio yang digunakan untuk mengetahui kemampuan

perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Rasio lancar dihitung dengan

membagi aktiva lancar dengan kewajiban lancarnya. Tingkat likuiditas perusahaan yang baik

akan menggambarkan bahwa perusahaan tersebut memiliki performance yang baik dalam

memenuhi kewajiban-kewajiban dan hal itu menunjukkan juga bahwa kondisi perusahaan

dalam sehat.

Berdasarkan hasil penelitian Bank Danamon Indonesia Tbk merupakan perusahaan

paling likuid dibandingkan perusahaan sejenis yang ada di sektor perbankan pada Bursa Efek

Indonesia yaitu dengan nilai current ratio sebesar 1,49 atau 149 %, Nilai tersebut

menunjukkan bahwa aktiva lancar yang dimiliki oleh Bank Danamon Indonesia Tbk

(BDMN) mampu menutupi kewajiban lancarnya sebesar 1,49 kali dari hutang lancar yang

menjadi kewajibannya atau aktiva lancarnya lebih besar 149 % dari hutang lancarnya.

Sedangkan perusahaan yang memiliki likuiditas paling rendah adalah Bank Mega Tbk

(MEGA) dengan nilai current ratio sebesar 0,28 atau 28 %. Berdasarkan aktiva lancar dan

hutang lancari dari seluruh perusahaan pada sektor perbankan diketahui nilai rata-rata

likuiditasnya yaitu sebesar 0,949 atau 94,9 %, hal itu membuktikan bahwa perusahaan pada

sektor perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia rata-rata sudah likuid atau aktiva

lancar yang dimiliki masing-masing perusahaan dapat menutupi hutang lancarnya sebanyak

0,949 kali dari hutang lancar yang dimiliknya. Agnes Sawir (2005:52) mengungkapkan

bahwa semakin tinggi rasio lancar, maka kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban

jangka pendek juga semakin besar.

4.1.2 Tingkat Profitabilitas pada Perusahaan Sektor Perbankan di Bursa Efek

Indonesia

Profitabilitas perusahaan pada sektor perbankan yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia diketahui berdasarkan laporan keuangan periode akhir Desember 2012 yang

penilaiannya menggunakan rasio return on aset (ROA) yaitu rasio yang berfungsi untuk

mengukur efektivitas perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan

aktiva yang dimiliknya, nilai ROA di peroleh dengan cara membandingkan net income

dengan total asset. Semakin optimal laba bersih yang dihasilkan oleh perusahaan akan

menunjukkan bahwa perusahaan tersebut sudah efektif dalam menjalan aktivitas

perusahaannya, seperti aktivitas produksi, aktivitas pemasaran dan lain-lain.

Berdasarkan hasil penelitian Bank Rakyat Indonesia (persero) Tbk (BBRI), Bank

Danamon Indonesia Tbk (BDMN) dan Bank Mandiri (persero) Tbk merupakan perusahaan

yang memiliki profitabilitas paling besar yaitu dengan nilai ROA sebesar 0,03 atau 3 %, hal

itu menujukan bahwa dengan aset yang dimilikinya Bank Rakyat Indonesia (persero) Tbk

(BBRI), Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN) dan Bank Mandiri (persero) Tbk dapat

memperoleh laba sebesar 0,03 kali dari total asetnya atau perusahaan memperoleh laba

sebesar 3 % dari total asetnya. Sedangkan profitabilitas terkecil di miliki oleh Bank Tabungan

Negara (persero) Tbk (BBTN), Bank Bukopin Tbk (BBKP), Bank Internasional Indonesia

Tbk (BNII) dan Bank Mega Tbk (MEGA) dengan nilai ROA 0,01 atau 1%, yang berarti Bank

Tabungan Negara (persero) Tbk (BBTN), Bank Bukopin Tbk (BBKP), Bank Internasional

Indonesia Tbk (BNII) dan Bank Mega Tbk (MEGA) memperoleh laba 1% dari total asetnya.

Berdasarkan perbandingan laba bersih dengan total aset dari seluruh perusahaan pada sektor

perbankan di peroleh rata-rata ROA sebesar 0,019 atau 1,9 %, hal itu menunjukkan bahwa

rata-rata perusahaan pada sektor perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan

total aset yang dimilikinya rata-rata perusahaan mampu memperoleh laba bersih sebesar 1,9

% dari total asetnya dan dapat dikatakan pula bahwa efektivitas perusahaan dalam

memperoleh laba adalah 1,9 %.

(16)

4.1.3 Perubahan Harga Pasar Saham pada Perusahaan Sektor Perbankan di Bursa

Efek Indonesia

Harga pasar saham pada perusahaan sektor perbankan yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia di peroleh dengan cara membandingkan harga saham periode akhir Desember 2012

dengan harga saham periode akhir November 2012, berdasarkan hasil penelitian dapat

diketahui bahwa perusahaan yang mengalami penurunan harga saham mencapai 0,02% yaitu

Bank Niaga Tbk (BNGA). Sebanyak 9 perusahaan mengalami peningkatan harga pasar

saham dengan peningkatan terbesar adalah 0,056 % yaitu pada harga saham Bank Danamon

Indonesia Tbk (BDMN) dan yang terkecil pada Bank Rakyat Indoensia (persero) Tbk (BBRI)

yang mengalami peningkatan harga saham sebesar 0,007 %.

Naik turunnya harga saham di pasaran sangat di pengaruhi oleh berbagai faktor

diantaranya penilaian harga kewajaran saham, penilaian harga saham dilakukan oleh para

investor sebelum mengambil keputusan untuk membeli suatu saham perusahaan, selain itu

untuk menentukan apakah harga saham tersebut tergolong mahal atau murah dan hal itu

dilakukan untuk menjamin bahwa investor akan memperoleh keuntungan. Abdul Halim

(2005:5) mengungkapkan terdapat dua model dan teknik analisis dalam penilaian harga

saham yaitu : 1) Analisis fundamental yang terdiri dari pendekatan present value dan

pendekatan price earning ratio. Informasi yang dibutuhkan dalam menganalisis

menggunakan fundamental diantaranya kemampuan manajemen perusahaan, prospek

perusahaan, prospek pemasaran, perkembangan teknologi, kemampuan menghasilkan

keuntungan, kemampuan terhadap perekonomian nasional, kebijaksanaan pemerintah dan

hak-hak yang diterima investor. 2) Analisis tekhnikal yaitu metodologi dari perkiraan

pergerakan harga saham, baik sebagai saham individu atau pasar secara keseluruhan. Inti

pemikiran dari teknik analisis ini adalah bahwa nilai dari sebuah saham merupakan hasil dari

adanya penawaran dan permintaan yang terjadi. Sedangkan Arifin (2001 :115-116)

mengungkapkan bahwa pergerakan harga saham di pengaruhi oleh faktor-faktor yaitu kondisi

fundamental emiten, hukum permintaan dan penawaran, tingkat suku bunga, valuta asing,

indeks harga saham dan news dan romors.

4.1.4 Pengaruh Likuiditas dan Profitabilitas Terhadap Harga Pasar Saham

Untuk mengetahui pengaruh likuiditas, profitabilitas terhadap harga pasar saham pada

perusahaan sektor perbankan di Bursa Efek Indonesia penulis melakukan uji statistik dengan

menggunakan uji regresi linear berganda dan koefisien korelasi yang proses perhitungannya

menggunakan program SPSS versi 18.

4.1.5 Pengaruh Likuiditas Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Sektor

Perbankan di Bursa Efek Indonesia

Pengaruh Likuiditas terhadap harga Profitabilitas dapat dilihat dari hasil analisis

jalur/path analysis, dimana dari hasil analisis diperoleh nilai koefisien beta sebesar 0,110

dengan demikian Likuiditas berpengaruh terhadap Profitabilitas, dan hal itu juga dapat

diartikan bahwa setiap peningkatan profitabilitas akan memberikan dampak positif terhadap

peningkatan harga pasar saham di perusahaan sektor perbankan yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia.

4.1.6 Pengaruh Likuiditas Secara Parsial Terhadap Harga Pasar Saham Pada

Perusahaan Sektor Perbankan di Bursa Efek Indonesia

Pengaruh likuiditas secara parsial terhadap harga pasar saham berdasarkan analisis

jalur/path analysis diperoleh nilai koefisien beta sebesar 0,725 yang berdasarkan pedoman

(17)

interpretasi (Tabel 3.3) termasuk pada kategori kuat, dengan demikian likuiditas secara

parsial berpengaruh positif terhadap harga pasar saham dengan kategori hubungan kuat, dan

hal itu juga dapat diartikan bahwa tingkat likuiditas perusahaan memberikan daya tarik bagi

investor untuk membeli saham sehingga memicu tingginya penjualan saham dan

dimungkinkan harga pasar saham di perusahaan sektor perbankan yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia mengalami peningkatan.

Berdasarkan analisis jalur atau path analysis dapat diketahui bahwa secara langsung

likuiditas berpengaruh terhadap harga pasar saham sebesar 0,526 (Tabel 4.5) yang berarti

pula likuiditas perusahaan pada sektor perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada

akhir periode tahun 2012 memberikan pengaruh terhadap harga pasar saham sebesar 52,6 %.

Untuk mengetahui tingkat signifikansi pengaruh likuiditas secara parsial terhadap

harga pasar saham, dapat dilihat dari nilai uji t (lampiran 1), berdasarkan hasil perhitungan

dengan menggunakan SPSS diperoleh nilai thitung sebesar 2,965 dengan nilai probabilitas

(Sig.) sebesar 0,021 yang kurang dari

= 0,05, artinya secara parsial likuiditas berpengaruh

signifikan terhadap harga pasar saham. Dengan demikian hipotesis yang penulis ajukan yaitu

“Terdapat pengaruh signifikan antara likuiditas secara parsial terhadap harga pasar saham

pada perusahaan sektor makanan dan minuman di Bursa Efek Indonesia” teruji.

Dengan demikian dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa likuiditas

berpengaruh signifikan terhadap harga pasar saham dan memiliki pengaruh dengan kategori

kuat. Hal itu sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nia Kurniasih (2009) yang

melakukan penelitian pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sektor

perbankan, dimana dari hasil penelitiannya diungkapkan bahwa likuiditas secara parsial

berpengaruh signifikan terhadap harga pasar saham.

Ditinjau dari tingkat likuiditas masing-masing perusahaan dengan menggunakan

current ratio, rata-rata aktiva lancar perusahaan memiliki kemampuan mengembalikan

hutang lancarnya di atas 100%, sehingga signifikannya pengaruh likuiditas terhadap harga

pasar saham lebih disebabkan oleh faktor lain seperti penilaian harga saham, dimana

penilaian harga saham dilakukan oleh investor untuk meyakinkan bahwa saham yang akan

dibeli investor akan memberikan keuntungan. Terdapat beberapa informasi atau indikator

yang mempengaruhi dalam penilaian harga saham tergantung dari pendekatan yang

digunakan pada umumnya yang sering digunakan adalah suku bunga, tingkat inflasi, index

harga saham gabungan. Penilaian harga saham ini akan membentuk tren di pasar saham

sehingga hukum permintaan dan penawaran semakin memberikan peranan dalam

perkembangan harga saham suatu perusahaan, hal itu tersebut ditegaskan Agus Sartono

(2001:40) yang menyatakan bahwa “Pada dasarnya harga saham ditentukan oleh interaksi

antara permintaan dan penawaran. Pasar modal yang kompetitif tercipta karena adanya

kekuatan permintaan dan penawaran secara kontinyu sehingga harga pasar saham

menyesuaikan secara cepat dengan setiap perubahan informasi”.

4.1.7 Pengaruh Profitabilitas Secara Parsial Terhadap Harga Pasar Saham Pada

Perusahaan Sektor Perbankan di Bursa Efek Indonesia

Pengaruh profitabilitas secara parsial terhadap harga pasar saham dapat dilihat dari

hasil analisis jalur/path analysis, dimana dari hasil analisis diperoleh nilai koefisien beta

sebesar 0,177, berdasarkan pedoman interpretasi (Tabel 3.3) termasuk pada kategori sangat

rendah, dengan demikian secara parsial profitabilitas berpengaruh positif terhadap harga

pasar saham dengan kategori hubungan sangat rendah, dan hal itu juga dapat diartikan bahwa

setiap peningkatan profitabilitas akan memberikan dampak positif terhadap peningkatan

harga pasar saham di perusahaan sektor perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Berdasarkan analisis jalur atau path analysis dapat diketahui bahwa secara langsung

profitabilitas berpengaruh terhadap harga pasar saham sebesar 0,031 (Tabel 4.5) yang berarti

pula profitabilitas perusahaan pada sektor perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

(18)

pada akhir periode tahun 2012 memberikan pengaruh terhadap harga pasar saham sebesar 3,1

%.

Untuk mengetahui tingkat signifikansi pengaruh profitabilitas secara parsial terhadap

harga pasar saham, dapat dilihat dari nilai uji t (lampiran 1), berdasarkan hasil perhitungan

dengan menggunakan SPSS diperoleh nilai t

hitung

sebesar 0,725 dengan nilai probabilitas

(Sig.) sebesar 0,492 yang lebih besar dari

= 0,05, artinya secara parsial profitabilitas

berpengaruh tidak signifikan terhadap harga pasar saham. Dengan demikian hipotesis yang

penulis ajukan yaitu “Terdapat pengaruh signifikan antara profitabilitas secara parsial

terhadap harga pasar saham pada perusahaan sektor perbankan di Bursa Efek Indonesia”

tidak terbukti atau tidak dapat diterima kebenarannya, walaupun tidak signifikan tetapi masih

memiliki pengaruh dengan kategori sangat rendah. Hal itu sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Frian Alfrianto Yusak (2009) yang melakukan penelitian mengenai pengaruh

profitabilitas terhadap harga saham, dimana dalam penilaian profitabilitasnya digunakan rasio

ROA, dari hasil penelitiannya diungkapkan bahwa ROA berpengaruh rendah terhadap harga

saham.

Efektivitas perusahaan dalam memperoleh laba merupakan salah satu faktor

terpenting dalam menjaga stabilitas harga saham, dimana laba ini sangat menentukan besar

kecilnya keuntungan yang akan diperoleh para pemegang saham, selain itu dengan efektifnya

perolehan laba perusahaan, para investor akan menilai baik terhadap saham perusahaan atau

akan memberikan keuntungan bagi para investor. Optimalnya perolehan laba akan

mempengaruhi deviden share dan return yang akan diterima oleh investor pada masa yang

akan datang. Hal itu sejalan dengan pendapat Husnan (2000) yang menyatakan bahwa “Bila

kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba tergolong tinggi, maka harga saham akan

juga akan mengalami peningkatan yang akan berdampak pada peningkatan return saham di

masa yang akan datang

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Perusahaan pada sektor perbankan di Bursa Efek Indonesia yang memiliki likuiditas paling tertinggi adalah Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN), perusahaan dengan profitabilitas paling besar adalah Bank Rakyat Indonesia (persero) Tbk (BBRI), Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN) dan Bank Mandiri (persero) Tbk. (BMRI) dan perusahaan dengan peningkatan saham terbesar adalah Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dan Bank Niaga Tbk (BNGA)

2. Secara parsial likuiditas berpengaruh signifikan terhadap harga pasar saham

3. Secara parsial profitabilitas berpengaruh tidak signifikan terhadap harga pasar saham 4. Secara simultan likuiditas dan profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap harga pasar

saham.

Saran

Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat diketahui beberapa kekurangan diantaranya : 1. Perusahaan dengan tingkat likuiditas terkecil adalah Bank Mega Tbk (MEGA), hal ini

disebabkan oleh proses perubahan nama perusahaan induk yang mengakibatkan perubahan sistem yang ada, kredit yang diberikan oleh bank sering tidak lancar bahkan banyak yang macet,. Hal yang perlu dilakukan adalah bank harus memiliki organisasi dan administrasi yang rapi dan teratur, dan juga membenahi ulang kredit yang akan diberikan kepada nasabah dengan memberikan jatuh tempo yang tidak terlalu lama. 2. Perusahaan dengan tingkat profitabilitas terkecil adalah Bank Mega Tbk (MEGA), hal ini

disebabkan oleh biaya yang selalu dikeluarkan secara rutin yang digunakan untuk menjalankan dan memperlancar kegiatan operasional bank yang diambang batas pendapatan sehingga menghambat dalam hal menghasilkan laba. Untuk mengatasinya dilakukan perhitungan BOPO (Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional) yang

(19)

dapat digunakan dalam menggambarkan bagaimana tingkat efisiensi suatu bank dalam mengelola biaya terhadap pendapatannya agar lebih terukur.

3. Perusahaan yang mengalami peningkatan harga saham terkecil yaitu Bank Danamon Tbk (BDMN), hal ini disebabkan oleh peningkatan jumlah saham yang dijual dibarengi dengan peningkatan harga per lembar saham, seharusnya disesuaikan dengan hukum permintaan, apabila jumlah per lembar saham meningkat maka harga per lembar saham diturunkan agar menjadi daya tarik investor, disamping itu terus memantau perubahan harga saham di pangsa pasar secara berkala.

(20)

DAFTAR PUSTAKA

Agnes Sawir. 2005. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan. Jakarta

Almilia, Luciana Spica, dan Winny Herdiningtyas (2005), Analisa rasio terhadap Prediksi Kondisi Bermasalah pada Lembaga Perbankan Periode 2000-2002. Perbanas Surabaya

Bambang Riyanto. 2001, Dasar – Dasar Pembelanjaan Perusahaan; Cet. 7, BEP, Yogyakarta

Bardosa, Natalia and Helen Louri, (2003), Corporate Performance: Does Ownership Matter A comparison of foreign-andDomestic-Owned Firms in Greeea and Portugal Working Paper series, no 26

Brigham, Eugene F dan Houston, Joel F.2006. Dasar-Dasar manajemen Keuangan, Terjemahan, Jakarta : Salemba Empat

Frian Alfrianto Yusak (2012). Pengaruh Likuiditas, Profitabilitas,dan Solvabilitas terhadap Harga Pasar Saham. Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi

Harahap, Sofyan Syarif 2004. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Jakarta : PT Raja Grapindo Persada

Janu Widi Wiasta (2010). profitabilitas (ROA dan EPS) terhadap Harga Pasar Saham. Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi

Nia Kurniasih (2009). Likuiditas dan Modal Kerja terhadap Harga Pasar Saham. Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi

Porman, Tumbuan Andi. 2008. Menilai Harga Wajar Saham. Jakarta: PT Elex Media Komputindo

S. Munawir. 2004 Analisa Laporan Keuangan, Edisi ke-4, Liberty, Yogyakarta. Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI).2004.Pernyataan Standar Akuntansi keuangan (PSAK).Jakarta: Salemba Empat

Selamet Riyadi, (2006), Banking Assets and Liability Management. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Surat Edaran Bank Indonesia No. 6/23/DPNP/Tanggal 31 Mei 2004 Return On Asset

Sutrisno, 2001, Manajemen Keuangan : Teori, Konsep Dan Aplikasi, Edisi Pertama cetakan ke dua Yogyakarta

Yofi Tresnawati (2007).Ukuran perusahaan, profitabilitas dan likuiditas terhadap Harga Pasar Saham. Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi

Yunia Panjaitan. 2004 Analisis Harga Saham, Ukuran Perusahaan, dan Resiko Terhadap Terhadap Return Yang Diharapkan Investor Pada Perusahaan Aktif.Balance vol.1

Referensi

Dokumen terkait

Indonesia adalah negara dengan perkembangannya yang pesat, maka berkembang juga hal-hal di bidang property, misalnya peminat dalam jual beli kondominium atau yang lebih dikenal dengan

Dari pengujian secara parsial di atas, hasil analisis menunjukkan bahwa hanya ada satu variabel independen yang sesuai dengan hipotesis penelitian yakni arus kas operasi dan arus

PETA JABATAN LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN SULAWESI TENGAH. KEPALA LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN

[r]

Oman Fathurahman, Tarekat Syattariyyah di..... Oman Fathurahman, Tarekat

 Binary Search Tree o Preorder o Inorder o Postorder  Logic  Output 10 35 15 5 5 5 60 15 20 5 Disiapkan Oleh, Prepared by,. Aditya

TK Bina Insan II Barabai Tahun Pelajaran 2016/2017 terlaksana dengan kategori baik; (2) aktivitas anak dalam proses pembelajaran pada asfek motorik halus anak dalam membuat

Hasil dari pengujian ANOVA terhadap interaksi antara intensitas cahaya, tingkat kebisingan, dan waktu setelah dianalisis adalah : ada interaksi antara faktor