• Tidak ada hasil yang ditemukan

Inisiasi di dalam ISKCON

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Inisiasi di dalam ISKCON"

Copied!
56
0
0

Teks penuh

(1)

Inisiasi di dalam

ISKCON

Pedoman untuk menerima inisiasi ISKCON di

Indonesia

In t er na t io nal Soc i e ty for Kr is h na Co n sc iou s n e s s (I SK CON)

Ac ha ry a - P en di r i H i s Di v i n e G r a c e A.C . B ha kti v e da n ta Sw a mi Pr a b h upa da

w w w .i skco n . id

(2)

Daftar Isi

KATA PENGANTAR ... 3

LANGKAH PERTAMA: ENAM BULAN PERTAMA ... 4

LANGKAH KEDUA: KURSUS SISYA ISKCON ... 5

LANGKAH KETIGA: MENERIMA GURU-GURU SPIRITUAL YANG MEMBERIKAN AJARAN-AJARAN ... 6

LANGKAH KEEMPAT: MEMILIH SEORANG GURU SPIRITUAL YANG MEMBERI INISIASI .. 7

INISIASI PERTAMA DAN INISIASI KEDUA ... 8

LANGKAH KELIMA: BERTINDAK DALAM JALINAN HUBUNGAN TERSEBUT ... 9

LANGKAH KEENAM: UJIAN DIKSA ISKCON ... 11

LANGKAH KETUJUH: INISIASI ... 12

HARMONISASI GARIS OTORITAS ISKCON ... 13

PERNYATAAN GBC TERHADAP POSISI ÇRÉLA PRABHUPÄDA ... 24

STANDAR-STANDAR UNTUK INISIASI PERTAMA ... 27

STANDAR-STANDAR UNTUK INISIASI KEDUA ... 29

REFERENSI DARI HUKUM ISKCON TENTANG INISIASI ... 30

UJIAN DIKSA ISKCON ... 34

(3)

Kata Pengantar

Kata Pengantar

Kawan-kawan yang baik,

Ini adalah pedoman baru untuk dapat menerima inisiasi di Indonesia. Di sini diuraikan tentang segala hal terperinci yang perlu Anda ketahui, dan menjelaskan tahapan-tahapan yang akan Anda lalui dalam perjalanan Anda untuk menerima inisiasi. Mohon membaca pedoman ini dengan pikiran terbuka dan ketahuilah bahwa perubahan apa pun yang mungkin Anda temukan di sini, itu dilakukan semata-mata dengan mempertimbangkan kepentingan Anda, para penyembah lainnya, calon guru Anda dan ISKCON.

“Murid (disciple) berarti disiplin (discipline),” Srila Prabhupada berkata, sehingga kami ingin agar standar-standar yang tinggi perihal penyembah-penyembah yang menerima inisiasi dapat terjaga. Dengan kerangka berpikir seperti itu, ada juga ujian-ujian yang harus dilalui oleh setiap calon murid sebelum menerima inisiasi pertama ataupun inisiasi kedua. Kami ingin pula mendata jumlah penyembah yang telah diinisiasi di wilayah tertentu dan membantu unit-unit kegiatan ISKCON di negara ini dalam pendataan anggota-anggota mereka.

Ujian-ujian dan prosedur ini tidak dimaksudkan untuk menghalangi proses untuk menerima diksa, melainkan memungkinkan Anda untuk mengambil keputusan yang matang dan menyiapkan Anda untuk mencapai pertumbuhan spiritual. Di ISKCON, menerima inisiasi berarti memasuki sebuah keluarga mendunia, bukan semata jalinan hubungan pribadi antara guru dan murid.

Pedoman ini akan menuntun Anda langkah demi langkah menuju inisiasi, sejak hari pertama Anda berjapa sebanyak 16 putaran, terus berlanjut hingga saat Anda menerima inisiasi spiritual.

Kami berdoa semoga kebijakan ini akan membantu menciptakan murid-murid yang mampu mengatasi berbagai permasalahan yang tak terhindarkan akan mereka hadapi dalam kehidupan mereka di masa depan sehingga mereka dapat tetap kuat berpegang teguh pada sumpah-sumpah terhadap guru mereka seumur hidup mereka.

Jika Anda memiliki pertanyaan terkait isi pedoman ini, Anda dapat mendiskusikannya dengan otoritas Anda atau kirimkan email ke: info@iskcon.id

Mengharapkan yang terbaik bagi Anda dalam perjalanan Anda selanjutnya, Pelayan-pelayan Anda di Dewan Nasional ISKCON untuk Indonesia

Perkumpulan International Society for Krishna Consciousness (ISKCON) Founder-Acarya / acharya-Pendiri His Divine Grace A.C. Bhaktivedanta Swami

Prabhupada Edisi Pertama, Juli 2016

(4)

Langkah

Langkah Pertama

Pertama: : Enam Bulan Pertama

Enam Bulan Pertama

Langkah pertama untuk mengambil perlindungan dari seorang guru yang memberi

inisiasi adalah berlindung kepada Acarya-Pendiri ISKCON, Sri Srimad A.C. Bhaktivedanta Swami Prabhupada, dengan menjadikan beliau sebagai siksa guru (guru yang memberikan ajaran-ajaran). Srila Prabhupada adalah Acarya-Pendiri ISKCON sehingga beliau selalu tetap sebagai guru spiritual utama yang memberi kita ajaran-ajaran. Jangan lupa untuk mulai mengucapkan pranam mantra Srila Prabhupada (nama om visnu padaya & Namaste Sarasvati deve) dan ucapkan mantra ini ketika bersujud dan sebelum berjapa, sebelum menyanyikan kirtan atau sebelum membaca kitab suci. Hukum ISKCON mensyaratkan periode minimal enam bulan berlindung kepada Srila Prabhupada.

Sangatlah penting untuk membaca buku-buku Srila Prabhupada. Pada tahap ini, mulailah dengan membaca buku-buku kecil seperti “Kesempurnaan Yoga” dan “Kehidupan Berasal dari Kehidupan”. Sangat bermanfaat bila Anda membaca buku “Prabhupada” (biografi singkat) dan biografi-biografi lainnya tentang Srila Prabhupada, seperti misalnya “Srila Prabhupada Lilamrta” yang lengkap. Berangsur-angsur lanjutkan terus hingga Anda membaca keseluruhan “Bhagavad-gita Menurut Aslinya”, tetapi ini dianjurkan untuk dilakukan hanya setelah Anda membaca buku-buku kecil terlebih dahulu. Dengan membaca “Lautan Manisnya Rasa Bhakti”, “Sri Isopanisad” dan “Ajaran Abadi

Upadesamrta” akan memungkinkan pula tercapainya kemajuan lebih lanjut bagi Anda. Di bawah perlindungan Srila Prabhupada dan sambil Anda membaca buku-buku beliau, Anda harus mulai menjalani empat prinsip aturan (tidak makan daging, ikan dan telur; tidak berjudi; tidak mabuk-mabukan & tidak berzinah) dan mulai berjapa 16 putaran per hari.

Jika Anda tinggal di temple, teraturlah menghadiri acara pagi (mangala-arati) secara lengkap. Jika Anda tinggal di luar temple dan tidak bisa datang setiap hari menghadiri acara-acara di temple, lakukan acara sembahyang pagi secara teratur di rumah atau ikuti acara sembahyang pagi secara teratur di perkumpulan-perkumpulan namahatta.

Semua hal di atas harus Anda jalani selama minimal enam bulan. Dengan kata lain, proses ini bisa jadi lebih panjang bagi sejumlah orang, dan hal tersebut dapat dimaklumi

sepenuhnya.

Berikut adalah daftar hal-hal yang harus dilakukan dalam Langkah Pertama:

o Berlindung kepada Srila Prabhupada & mengucapkan pranam mantra beliau o Membaca buku-buku Srila Prabhupada

o Berjapa 16 putaran per hari o Menjalani empat prinsip aturan

o Mempertahankan sadhana dan pelayanan yang teratur o Menghadiri acara sembahyang pagi secara teratur

(5)

Langkah Kedua

Langkah Kedua: : Kursus Sisya

Kursus Sisya ISKCON

ISKCON

Kursus Sisya ISKCON adalah program pelatihan yang memperdalam pemahaman para penyembah tentang guru tattva dan guru padasraya di dalam lingkungan ISKCON yang terdiri atas banyak guru. Kursus ini dirancang untuk penyembah-penyembah baru yang sedang menyiapkan diri untuk menerima inisiasi di ISKCON namun juga dianjurkan untuk para pemimpin, pengajar, konselor dan pendidik di ISKCON. Kursus ini

dikembangkan di bawah arahan Komite Pelayanan Sebagai Guru, dalam upaya gabungan dengan para pendidik terdepan di ISKCON. Kursus ini didasarkan pada ajaran-ajaran Srila Prabhupada dan Hukum ISKCON yang berlaku saat ini dan mengacu kepada tulisan-tulisan dari tradisi Gaudiya Vaisnava yang lebih luas. Pelajaran sebanyak 14 topik

meliputi presentasi PowerPoint, peragaan interaktif dan penilaian-penilaian serta evaluasi. Topik-topik yang dibahas di dalam kursus tersebut adalah:

• Guru-tattva dan Sistem Guru-parampara

• Srila Prabhupada: Acarya-Pendiri ISKCON dan Siksa Guru Utama • Jenis-Jenis Guru

• Hubungan Antara Guru ISKCON dan Otoritas ISKCON • Guru-guru di luar ISKCON

• Guru-padasraya • Memilih Guru

• Menjalani Sumpah-Sumpah Inisiasi • Guru-puja dan Vyasa-puja

• Pemujaan kepada Guru-Guru ISKCON • Guru-vapu dan vani seva

• Guru-tyaga

• Mengembangkan Hubungan yang Kooperatif dalam lingkungan banyak Guru Kursus Sisya ISKCON dilaksanakan selama sekitar empat hari dengan kelas-kelas selama enam jam setiap harinya. Menurut Hukum ISKCON, semua penyembah yang ingin menerima inisiasi di ISKCON HARUS lulus dalam kursus ini. Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, kursus ini dianjurkan pula bagi otoritas-otoritas temple, para pengajar, pemimpin dan penyembah-penyembah senior lainnya. Saat ini Indonesia memiliki lima fasilitator resmi Kursus Sisya ISKCON dan mereka secara teratur menyelenggarakan kursus-kursus di berbagai wilayah di Indonesia. Untuk ikut serta dalam kursus ini, ajukan permintaan kepada otoritas wilayah Anda atau hubungi Dewan Nasional (info@iskcon.id).

Untuk informasi lebih lanjut mengenai Kursus Sisya ISKCON, kunjungi www.iskcon.id/idc

Berikut adalah daftar hal-hal yang harus dilakukan dalam Langkah Kedua:

o Ikuti Kursus Sisya ISKCON

(6)

Langkah Ketiga

Langkah Ketiga: : Menerima Guru

Menerima Guru--Guru

Guru Spiritual

Spiritual yang

yang

Memberikan Ajaran

Memberikan Ajaran--Ajaran

Ajaran

Sebagaimana akan Anda pelajari di dalam Kursus Sisya ISKCON, para siksa-guru, atau guru-guru spiritual yang memberikan ajaran-ajaran, memiliki peran yang sangat penting sebab mereka memastikan kita tetap ternaungi dalam jalan spiritual yang kita tempuh. Seseorang dapat memiliki banyak siksa-guru dan jalinan hubungannya dapat bersifat formal ataupun informal. Siksa-guru adalah mereka-mereka yang Anda mintai petunjuk-petunjuk secara teratur. Jelas bahwa otoritas lokal Anda termasuk di dalamnya, seperti misalnya temple presiden Anda. Ada pula siksa-guru yang memberi Anda petunjuk sewaktu-waktu. Siksa-guru tidak terbatas pada para penyembah senior di wilayah Anda melainkan bisa juga termasuk sannyasi-sannyasi lainnya, guru-guru yang memberikan inisiasi, penyembah-penyembah senior di ISKCON, murid-murid Prabhupada atau

kawan-kawan dekat dan orang-orang yang mengharapkan kebaikan Anda. Siapa pun yang memberi Anda petunjuk-petunjuk yang dapat membantu Anda untuk mengembangkan lebih lanjut hubungan Anda dengan Krishna dan Srila Prabhupada, pada hakikatnya adalah seorang siksa-guru.

Sangat penting untuk dibimbing oleh otoritas-otoritas lokal Anda. Mereka juga tersedia untuk Anda dan dapat membantu Anda lebih lanjut. Mereka juga bertanggungjawab atas kehidupan spiritual Anda dan memastikan agar Anda mengikuti acara-acara rutin di unit-unit kegiatan. Dengan mengembangkan hubungan pribadi dengan mereka, akan

bermanfaat bagi Anda dalam jangka panjangnya, sebab mereka akan dapat menyibukkan Anda dalam pelayanan-pelayanan yang cocok dengan kesukaan dan kecenderungan alamiah Anda.

Ada banyak sekali sumber inspirasi dan ajaran spiritual. Krishna, sebagai Roh Yang

Utama, akan mengirimkan segala bantuan yang Anda butuhkan dalam perjalanan spiritual Anda. Yang perlu Anda lakukan hanyalah menerima bimbingan mereka dan memiliki pikiran yang terbuka. Ingatlah bahwa apa yang Anda anggap sebagai kemajuan bisa jadi sesungguhnya merupakan rintangan bagi jalan Anda, dan jika Anda tidak cukup rendah hati untuk menerima petunjuk-petunjuk dan saran, maka itu dapat membahayakan kehidupan spiritual Anda. Selalu ingatlah ajaran-ajaran Sri Caitanya: “Orang hendaknya mengucapkan nama suci Tuhan dengan sikap pikiran yang rendah hati, dengan

menganggap dirinya lebih rendah daripada rumput di jalan; orang hendaknya lebih toleransi daripada sebatang pohon, bebas dari segala rasa bangga dan siap untuk menghormati orang lain. Dengan sikap pikiran seperti itu maka seseorang akan dapat mengucapkan nama suci Tuhan senantiasa.” (Siksastaka Ayat 3)

Jangan lupa untuk terus melanjutkan berjapa (minimal 16 putaran per hari), menjalani sadhana dan teguh berpegang pada empat prinsip aturan.

Berikut adalah daftar hal-hal yang harus dilakukan dalam Langkah Ketiga:

o Menerima siksa guru

o Menerima bimbingan dari otoritas-otoritas lokal Anda

(7)

Langkah Keempat

Langkah Keempat: : Memilih seorang Guru

Memilih seorang Guru Spiritual

Spiritual yang

yang

Memberi Inisiasi

Memberi Inisiasi

Seorang calon harus menerima beberapa çékñä guru. Namun, seseorang hanya akan menerima satu orang dékñä guru saja, kecuali dalam beberapa keadaan khusus. Langkah berikutnya untuk menerima inisiasi adalah dengan mengamati teladan dan ajaran yang diinsafi oleh penyembah-penyembah yang mengambil pelayanan sebagai dékñä guru di ISKCON. Dengan cara melayani mereka dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada mereka, Anda harus menentukan ajaran dan teladan penyembah yang mana yang paling mewakili Çréla Prabhupäda bagi Anda, dan dapat melimpahkan karunianya ke dalam kehidupan Anda.

Setelah berkonsultasi dengan para siksa guru Anda, diskusikanlah dengan otoritas lokal Anda mengenai keputusan Anda. Otoritas lokal Anda akan membantu untuk mengundang calon dékñä guru Anda untuk datang ke unit kegiatan setempat. Kemudian, Anda dapat memohon kepada dékñä guru tersebut agar memberi Anda perlindungan sebagai seorang calon untuk menerima inisiasi di masa depan. Setelah menerima perlindungan dari beliau, dékñä guru yang Anda pilih itu kemudian akan memberi Anda pranam mantra, yang harus Anda ucapkan sebelum mengucapkan pranam mantra Srila Prabhupada (bukan

menggantikannya).

Setelah menerima perlindungan dari diksa-guru yang Anda pilih, Anda belum bisa langsung menerima inisiasi. Anda harus menunggu selama minimal enam bulan. Selama masa enam bulan ini, kembangkanlah lebih jauh keyakinan Anda terhadap keputusan Anda. Sementara itu, diksa guru pilihan Anda juga akan menilai apakah Anda memenuhi syarat atau tidak untuk menjadi murid. Jika Anda belum merasa yakin terhadap

keputusan Anda dan merasa ingin meminta perlindungan kepada diksa guru lain,

konsultasikanlah dengan para siksa guru dan otoritas lokal Anda. Ingatlah bahwa memilih diksa guru adalah sebuah pilihan pribadi. Jika Anda memilih diksa-guru yang baru,

periode menunggu selama 6 bulan tersebut harus diulangi dari awal.

Jangan lupa untuk terus melanjutkan berjapa (minimal 16 putaran per hari), menjalani sadhana dan teguh berpegang pada empat prinsip aturan.

Berikut adalah daftar hal-hal yang harus dilakukan dalam Langkah Keempat:

o Melakukan pendekatan dan melayani diksa guru pilihan Anda o Berkonsultasi dengan para siksa guru Anda

o Melakukan pendekatan kepada otoritas lokal perihal pilihan Anda o Berlindung kepada diksa guru pilihan Anda

(8)

Inisiasi Pertama dan

Inisiasi Pertama dan Inisiasi

Inisiasi Kedua

Kedua

Ada dua jenis inisiasi umum di ISKCON, Harinama diksa (dikenal pula sebagai inisiasi pertama) dan Brahmana diksa (dikenal pula sebagai inisiasi kedua). Saat Harinama Diksa, Anda meresmikan hubungan Anda dengan Krishna melalui guru-parampara. Anda juga mengangkat sumpah untuk menjalani empat prinsip aturan dan berjapa minimal 16 putaran per hari. Saat itu Anda menerima sebuah nama spiritual. Saat Brahmana Diksa, Anda menerima mantra-mantra tambahan dan benang suci Brahmana bagi laki-laki. Setelah menerima inisiasi kedua, Anda dapat mengucapkan mantra-mantra Gayatri tiga kali sehari. Penyembah-penyembah yang telah menerima inisiasi Brahmana dapat melakukan pemujaan Arca di temple dan biasanya inilah tujuannya mereka menerima inisiasi kedua.

Langkah-langkah berikutnya yang disebutkan di dalam buku ini ditujukan bagi calon-calon inisiasi pertama dan inisiasi kedua. Akan diberikan petunjuk-petunjuk khusus bagi masing-masing pihak.

(9)

Langkah Kelima

Langkah Kelima: : Bertindak dalam Jalinan Hubungan

Bertindak dalam Jalinan Hubungan

Tersebut

Tersebut

Kini Anda telah menerima seorang diksa guru, dan sudah waktunya bagi Anda untuk melakukan pelayanan kepada guru spiritual pilihan Anda. Anda akan mengerti bahwa segalanya tidak sesederhana kelihatannya di awal. Setiap penyembah di ISKCON harus mematuhi beragam otoritas, bukan hanya otoritas spiritual yang telah Anda pilih. Bagaimana halnya dengan jalinan hubungan yang telah terbangun antara Anda dengan Srila Prabhupada, dengan para siksa guru dan para otoritas lokal? Memang merupakan sebuah tantangan untuk menyeimbangkan hal tersebut. Meskipun Kursus Sisya ISKCON akan membantu Anda dalam memahami bahwa misi ISKCON adalah sama dengan misi guru Anda, Anda tetap harus menerapkan teori yang telah Anda pelajari itu secara nyata dalam menghadapi adanya petunjuk-petunjuk yang tumpang tindih ataupun

bertentangan.

Pada tahap ini, Anda perlu membaca makalah yang diterbitkan oleh GBC tentang Garis Otoritas ISKCON (tersedia di Halaman 13). Makalah ini akan membantu Anda untuk membuat keputusan yang matang dalam perjalanan kehidupan Anda di dalam ISKCON. Kini telah ada sesosok guru spiritual yang perannya dominan dalam hidup Anda, tetapi bagaimana halnya dengan Srila Prabhupada? Masihkah beliau memiliki peran penting dalam perjalanan Anda? Maka Anda perlu membaca pernyataan GBC tentang kedudukan istimewa Srila Prabhupada di ISKCON (tersedia di Halaman 24).

Ingatlah bahwa jika Anda sedang menunggu untuk menerima inisiasi pertama,

disyaratkan bagi Anda untuk menunggu selama enam bulan sebelum menerima inisiasi.

# Inisiasi Pertama

Berikut adalah daftar hal-hal yang harus dilakukan dalam Langkah Kelima:

o Membaca Harmonisasi Garis Otoritas ISKCON

o Membaca Pernyataan Srila Prabhupada Sang Acarya-Pendiri o Menunggu selama minimal enam bulan

(10)

Jika Anda tertarik untuk menerima inisiasi kedua, disyaratkan agar ada jeda waktu selama 12 bulan antara saat Anda menjalani upacara inisiasi pertama dengan saat Anda menjalani upacara untuk inisiasi kedua. Ingatlah bahwa Anda diizinkan untuk menerima inisiasi kedua hanya jika Anda mampu berkomitmen untuk melakukan pelayanan-pelayanan kebrahmanaan, seperti misalnya pemujaan Arca, setelah Anda menerima inisiasi tersebut. Tergantung pada unit kegiatan tempat Anda bernaung, inisiasi kedua dapat diberikan hanya jika Anda telah memperlihatkan minat yang besar untuk menerima pelayanan-pelayanan kepada Arca di temple. Semua jenis inisiasi, termasuk inisiasi kedua, mensyaratkan bahwa calon harus telah lulus Kursus Sisya ISKCON. Silakan ikut serta dalam kursus tersebut dan mencapai kelulusan sebelum menunjukkan minat Anda untuk menerima inisiasi kedua.

# Inisiasi Kedua

Berikut adalah daftar hal-hal yang harus dilakukan dalam Langkah Kelima:

o Membaca Harmonisasi Garis Otoritas ISKCON

o Membaca Pernyataan Srila Prabhupada Sang Acarya-Pendiri

o Pastikan bahwa ada jeda waktu selama satu tahun antara inisiasi pertama dan

inisiasi kedua

(11)

Langkah Keenam

Langkah Keenam: : Ujian Diksa

Ujian Diksa ISKCON

ISKCON

Sebelum menerima inisiasi, baik inisiasi pertama maupun inisiasi kedua, kami ingin memastikan bahwa Anda mengetahui tanggungjawab yang melekat bersamanya. Karena itu, ada ujian lain, yakni Ujian Diksa ISKCON, yang harus Anda jalani di unit kegiatan tempat Anda bernaung.

Anda harus telah menyelesaikan Kursus Sisya ISKCON sebelum menjalani ujian diksa. Sejumlah pertanyaan dalam Ujian Kursus Sisya ISKCON akan muncul kembali di dalam ujian ini. Disyaratkan bagi Anda untuk menunjukkan sertifikat Kursus Sisya ISKCON saat bagian wawancara dalam ujian diksa.

Bagian pertama ujian ini adalah Lembaran Data, tempat Anda mengisi informasi kontak pribadi Anda. Ini dimaksudkan sebagai database bagi unit kegiatan tempat Anda

bernaung.

Bagian kedua berisi pertanyaan-pertanyaan ujian. Lembar pertanyaan ini berbeda tergantung pada inisiasi pertama atau inisiasi kedua. Calon-calon inisiasi pertama harus menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang filsafat dasar, sementara calon-calon inisiasi kedua harus mengutip ayat-ayat sanskerta sebagai tambahannya. Disyaratkan bagi calon inisiasi pertama untuk sudah membaca sejumlah buku Srila Prabhupada sebelum

mengikuti ujian, agar filsafat dasar telah diserap olehnya. Sementara bagi calon inisiasi kedua, selain buku-buku dasar maka ia harus telah membaca pula Bhagavad-gita Menurut Aslinya, Lautan Manisnya Rasa Bhakti, Sri Isopanisad dan Ajaran Abadi Upadesamrta. Bagian ketiga dari ujian ini adalah bagian wawancara, di mana otoritas lokal atau siksa guru Anda akan mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang keputusan Anda dan tentang stabilitas spiritual Anda.

Seluruh bagian dari Ujian Diksa ISKCON tersedia di dalam buku pedoman ini pada Halaman 34. Pada tahap ini, sebelum mengikuti ujian, sangat disarankan agar Anda mempelajari terlebih dahulu pertanyaan-pertanyaan tersebut dan menyiapkan diri Anda. Tidak ada pertanyaan-pertanyaan “tersembunyi” yang akan ditambahkan pada hari ujian terakhir.

Jika Anda telah siap untuk menjalani ujian ini, dan Anda telah membaca buku-buku yang dipersyaratkan, sampaikanlah kepada otoritas lokal Anda, atau hubungi Dewan Nasional (info@iskcon.id).

Anda akan menerima sebuah sertifikat setelah menyelesaikan ujian Diksa ini.

Berikut adalah daftar hal-hal yang harus dilakukan dalam Langkah Keenam:

o Pastikan bahwa Anda telah membaca bahan-bahan bacaan yang dianjurkan o Sampaikan kepada otoritas lokal Anda

o Pelajari pertanyaan-pertanyaan ujiannya o Ikuti ujian dan wawancaranya

(12)

Langkah Ketujuh

Langkah Ketujuh: : Inisiasi

Inisiasi

Inisiasi Harinäma menguatkan japa dan sädhana yang kita lakukan. Pelayanan sang murid disucikan karena dipersembahkan langsung kepada Çré Kåñëa melalui garis perguruan. Selama masa enam bulan Anda menerima perlindungan dékñä guru pilihan Anda, Anda harus mengembangkan hubungan murid-guru, dengan cara melakukan pelayanan dan meminta petunjuk dari guru Anda. Tujuannya adalah untuk memungkinkan bagi guru maupun murid untuk mengembangkan keyakinan bahwa sang murid akan mampu membantu sang guru dalam melakukan pelayanan kepada Çréla Prabhupäda, dan menerapakan petunjuk-petunjuk sang guru dalam hal mempraktikkan sädhana. Murid harus memastikan pula bahwa sang guru mewakili Çréla Prabhupäda sepenuhnya. Ujiannya adalah apakah Anda mampu menghormati jalinan hubungan pelayanan ini sepanjang hidup Anda (dan juga setelahnya).

Inisiasi Brähmana menguatkan japa dan pengajaran kita, dan membuat kita memenuhi syarat untuk memuja Arca secara langsung. Apabila saat menjalani inisiasi harinäma seorang calon memperlihatkan kemantapan dalam sädhana dan pelayanan bhakti selama periode (minimal) dua belas bulan selanjutnya, maka ia dapat mengajukan diri untuk menerima inisiasi brahmana. Ingatlah bahwa penerimaan inisiasi brahmana mensyaratkan komitmen dalam pelayanan kepada Arca di unit kegiatan tempat Anda bernaung.

Otoritas lokal dan diksa guru pilihan Anda akan menjelaskan lebih lanjut apa saja yang dibutuhkan untuk upacara inisiasi Anda.

Seluruh langkah dan prosedur yang disebutkan di dalam dokumen ini telah disesuaikan dengan Hukum ISKCON. Lihat Halaman 30 untuk membacanya.

(13)

Harmonisasi Garis Otoritas ISKCON

Harmonisasi Garis Otoritas ISKCON

Kata Pengantar

Paper ini telah ditetapkan oleh GBC melalui voting dan sekarang merupakan kebijakan

resmi GBC. Uraian berikut menjelaskan lebih lanjut tentang tujuan dan lingkup dari paper ini. Topik tentang “Garis Otoritas” adalah wacana tentang legacy/ hal yang diwarisi dari sebelumnya. Yang kami maksud sebagai wacana “legacy” atau hal yang diwarisi dari sebelumnya adalah topik-topik yang memiliki arti sangat penting bagi masa depan ISKCON. Wacana-wacana tersebut akan tetap relevan bagi generasi-generasi di masa mendatang. Bagaimana menangani wacana-wacana tersebut dengan cara yang mencerminkan maksud dan tujuan Srila Prabhupada, akan diperlihatkan di dalam

paper-paper seperti yang satu ini. Paper “Garis Otoritas” ini bukan merupakan pernyataan

lengkap dan final mengenai topik ini. Melainkan, ini merupakan langkah baik pertama. GBC mengharapkan sepenuhnya agar paper ini akan diperbaharui, dijadikan lebih komprehensif, dan dikembangkan seiring berjalannya waktu. Yang khususnya penting adalah bagian yang menjabarkan tentang aturan perilaku bagi guru, manajer, dan murid. Dengan mulai menerapkan praktik-praktik tersebut sekarang, maka GBC akan bisa mendapatkan umpan balik perihal di bagian mana paper ini cocok diterapkan dan apa yang perlu disesuaikan dan dikembangkan.

Historis tentang Topik Ini

Beberapa tahun yang lalu GBC telah mulai mengembangkan sebuah rencana sistematis untuk masa depan ISKCON. Mereka memilih sejumlah wacana yang sangat penting bagi perkumpulan dan membentuk komite-komite untuk membahas wacana-wacana tersebut. Salah satu komite diminta untuk mempelajari tentang beranekaragam garis otoritas yang ada di dalam ISKCON dan kemudian memberikan saran-saran untuk penyelesaian perselisihan-perselisihan yang terjadi di antara garis-garis otoritas tersebut. Anggota komite tersebut adalah Bhanu Swami, Guruprasada Swami, Prahladananda Swami, Ramai Swami, Sivarama Swami, Badrinarayan Dasa, dan, kemudian bergabung belakangan, Niranjana Swami. Setelah melalui diskusi panjang dan menyeluruh, anggota komite tersebut menyimpulkan bahwa wacana yang paling mendesak untuk dibahas adalah ketegangan yang tercipta ketika guru-guru kerohanian kadangkala bertindak sebagai garis otoritas yang independen/ berdiri sendiri di dalam ISKCON.

Fokus dari Essay Ini

Oleh karena itu, essay ini akan memusatkan pembahasannya khusus untuk mendefinisikan prinsip-prinsip yang hendaknya diikuti oleh guru-guru kerohanian yang memberikan inisiasi maupun yang memberikan ajaran-ajaran, murid-murid dari

guru-guru tersebut, para GBC wilayah, para Sekretaris Wilayah, para Temple Presiden, dan

manajer-manajer lainnya yang diotorisasi oleh ISKCON. Tujuannya adalah untuk menghindari terjadinya kesalahpahaman di antara para guru kerohanian dan para manajer, demikian pula untuk meminimalkan pengaruh yang mungkin diakibatkan oleh potensi kesalahpahaman tersebut terhadap penyembah-penyembah yang berada di bawah pengasuhan mereka bersama.

"Guru Kerohanian " Berarti Diksa-Guru, Siksa-Guru, atau Keduanya

Perlu diperhatikan bahwa sejak dari sini dan seterusnya, tiap kali kami menyebut “guru kerohanian” maka yang kami maksud adalah keduanya yakni guru-guru kerohanian yang

(14)

memberikan inisiasi dan guru-guru kerohanian yang memberikan ajaran-ajaran (termasuk manajer-manajer yang bertindak dalam peran tersebut), kecuali ada penjelasan-penjelasan khusus. Sebagai tambahan, tiap kali kami menyebut "otoritas spiritual" yang kami maksud adalah siapa pun (guru kerohanian ataupun manajer) yang ajaran-ajarannya (siksa) dan teladannya menjadi fondasi bagi keyakinan seorang penyembah dalam bhakti dan terus melanjutkan membimbing dengan berlandaskan pada keyakinan penyembah tersebut.

Otoritas di Dalam ISKCON

Essay ini bukan merupakan analisis terperinci dan definitif mengenai sistem manajemen

ISKCON, ataupun analisis terperinci mengenai guru-tattva—persyaratan kualitas dan tugas-tugas seorang guru kerohanian, dan proses untuk memilih guru kerohanian.

Dasar pemikiran essay ini adalah sebagai berikut: Baik seorang penyembah berkedudukan sebagai guru kerohanian yang memberikan inisiasi, guru kerohanian yang memberikan ajaran-ajaran, seorang sannyasi, seorang GBC/Governing Body Commissioner, seorang Sekretaris Wilayah, seorang Sekretaris Regional, seorang Temple Presiden, seorang pemimpin konggregasi, atau siapa pun yang memegang kedudukan sebagai otoritas di dalam ISKCON, otoritas yang dilimpahkan kepada penyembah tersebut menjadi lengkap hanya jika dia mengikuti perintah Srila Prabhupada untuk melayani ISKCON di bawah otoritas Badan GBC.

Untuk menegakkan dasar pemikiran ini, kami merasa bahwa kami perlu lebih dari sekadar menekankan bahwa Srila Prabhupada secara konsisten dan dengan gamblang menegakkan prinsip tersebut di dalam ajaran-ajaran beliau, demikian pula di dalam dokumen-dokumen resmi yang beliau tandatangani sendiri. Dengan demikian, Srila Prabhupada dengan gamblang menegakkan GBC sebagai otoritas manajemen tertinggi dan juga mengisyaratkan bahwa cakupan otoritas GBC meliputi pula tanggungjawab untuk memberikan tuntunan spiritual (siksa) kepada keseluruhan ISKCON, termasuk semua penyembah yang mengambil pelayanan sebagai guru-guru kerohanian:

Wartawan: "Adakah seseorang yang ditetapkan untuk meneruskan Anda sebagai guru utama bagi perkumpulan ini?"

Srila Prabhupada: "Saya sedang melatih beberapa orang, maksud saya, murid-murid yang telah maju agar mereka dapat dengan mudah mengemban tanggungjawab tersebut. Saya telah menjadikan mereka sebagai GBC."

(1.Percakapan dengan wartawan, Los Angeles, 4 Juni 1976) Dengan kata lain, walaupun GBC adalah otoritas manajemen tertinggi di dalam ISKCON, tugas GBC bukan hanya mengurus manajemen tetapi juga mengajarkan.

Dua Garis Otoritas

Mengingat bahwa setiap penyembah mendapatkan inspirasi spiritualnya dari otoritas yang lebih tinggi, terdapat dua garis otoritas di dalam ISKCON, beserta wakil dari masing-masing garis otoritas tersebut—yang satu dipandang utamanya bersifat spiritual, sementara yang lain dipandang utamanya bersifat manajerial. Kedua garis otoritas tersebut

(15)

berperan untuk mencapai tujuan masing-masing yang tersendiri namun saling berkaitan, dan sesuai dengan perintah-perintah dari Acarya-Pendiri kita. Keduanya mendapat otoritas dari GBC untuk memberikan naungan kepada penyembah-penyembah yang berada di bawah asuhan mereka. Naungan tersebut diberikan melalui petunjuk ajaran ataupun teladan.

Dengan membedakan dua garis otoritas spiritual tersebut menjadi istilah-istilah ini— sebagai yang utamanya bersifat spiritual atau utamanya bersifat manajerial—kami tidak bermaksud untuk menyatakan bahwa otoritas manajerial bertentangan dengan otoritas spiritual. Tidak pula kami bermaksud untuk menyatakan bahwa garis otoritas spiritual berkedudukan lebih istimewa atau secara bawaan lebih murni.

"Manajemen juga adalah kegiatan spiritual. . . . Ini adalah organisasi milik Krishna." (2. Percakapan di dalam Kamar, 16 Januari 1977, Calcutta)

"Dalam kegiatan pengajaran kita. . . kita berurusan dengan begitu banyak properti dan uang, dan begitu banyak buku dibeli dan dijual, tetapi karena urusan ini semuanya terkait dengan perkumpulan kesadaran Krsna, urusan-urusan tersebut jangan pernah dianggap bersifat material. Kenyataan bahwa seseorang khusyuk memikirkan manajemen tersebut tidak berarti bahwa dia sedang berada di luar kesadaran Krsna. Jika seseorang taat menjalani prinsip aturan yang berupa berjapa enam belas putaran maha-mantra setiap hari, urusan-urusannya dengan dunia material untuk kepentingan menyebarluaskan perkumpulan kesadaran Krsna tidaklah berbeda dengan pengembangan spiritual kesadaran Krsna consciousness.” (3. Srimad Bhagavatam, 5.16.3, penjelasan)

Dalam sebuah perkumpulan spiritual, seorang manajer tidak akan dapat melaksanakan kewajibannya untuk melakukan pengelolaan cukup dengan menyatakan dan memaksakan aturan-aturan. Aturan-aturan itu sendiri harus memiliki landasan spiritual, dan penerapan dan pelaksanaannya harus dilakukan sesuai dengan prinsip-prinsip Vaisnava. Para manajer yang melakukan pelayanannya dengan pemahaman seperti ini umumnya akan memiliki otoritas spiritual yang lengkap bagi orang-orang yang berada di bawah asuhan mereka. Karena itu, kita hendaknya melihat kesatuan antara "spiritual" dan "manajerial." Tetapi, ada juga beberapa perbedaan, dan untuk dapat memahami kesatuan dan perbedaan yang ada secara bersamaan ini perlu digunakan dua istilah berbeda tersebut beserta penjelasan-penjelasan tentang istilah-istilah tersebut.

Garis Otoritas Spiritual

Garis otoritas spiritual berawal dari Sri Krishna dan berlanjut kepada Brahma, Narada, Vyasa, dan seluruh garis perguruan melalui Srila Prabhupada, Acarya-Pendiri kita. Bagi mereka yang tunduk kepada sampradaya kita dan melayani di bawah otoritas GBC, dilimpahkan otoritas untuk memberikan siksa dan naungan di dalam garis spiritual ini, di bawah perlindungan ISKCON. Garis spiritual ini dapat meliputi GBC/Governing Body Commissioners, Sekretaris Wilayah GBC, guru-guru kerohanian, sannyasi, Sekretaris Regional, Temple Presiden, pemimpin konggregasi, serta pengajar berkeliling maupun pengajar di dalam komunitas. Kenyataannya, siapa pun yang mengikuti dengan taat seorang guru kerohanian yang bonafide, baik melalui teladan maupun ajaran, dapat diberikan otoritas untuk mewakili garis otoritas spiritual. Secara umum, otoritas spiritual yang paling dominan adalah guru kerohanian yang memberikan inisiasi atau guru

(16)

kerohanian yang memberikan ajaran-ajaran. Dinyatakan dengan jelas di dalam kitab-kitab suci bahwa para penyembah hendaknya patuh dan setia terhadap guru-guru kerohanian mereka. Dengan demikian, guru-guru kerohanian tersebut memiliki otoritas atas murid-murid mereka, dan dengan melakukan demikian guru-guru kerohanian tersebut akan dapat melatih dan mendidik murid-murid mereka dalam pengembangan bhakti mereka. Karena itu, guru-guru kerohanian tersebut memegang peranan penting dalam hal memberikan pendidikan dan inspirasi spiritual kepada murid-murid mereka, di mana hal-hal tersebut diperlukan untuk mencapai kemajuan dalam kesadaran Krishna.

Garis Otoritas Manajerial

Dalam garis otoritas manajerial, dan sesuai dengan perintah-perintah Srila Prabhupada, pengawasan terhadap Perkumpulan dan penegakan aturan-aturan di dalamnya datang dari GBC. Ketika kami menggunakan kata "otoritas" dalam konteks struktur manajerial, yang kami maksud bukan otoritas yang mutlak dan tidak bisa gagal—seperti otoritas kitab suci—melainkan mandat untuk mengorganisir gerakan pengajaran agar sesuai dengan perintah-perintah Srila Prabhupada. Untuk melaksanakan mandat tersebut, para pengikut Srila Prabhupada menerapkan sistem manajerial ISKCON, yang telah diberikan oleh Srila Prabhupada, untuk mengurusi perkembangan jumlah temple, komunitas penyembah (yang tidak tinggal di temple), dan proyek-proyek seperti pertanian dan gurukula, demikian pula organisasi-organisasi dan entitas lain yang memiliki hubungan dengan ISKCON. Dengan demikian, untuk dapat menangani dengan lebih baik lapangan yang terus meluas ini beserta anggota-anggotanya, struktur tersebut saat ini meliputi berbagai badan pemerintahan regional, nasional, dan kontinental yang terdiri atas, tetapi tidak terbatas pada, GBC/Governing Body Commissioners, Sekretaris Wilayah GBC, guru-guru kerohanian, sannyasi, Sekretaris Regional, Temple Presiden, pemimpn-pemimpin konggregasi, dan pengajar-pengajar berkeliling maupun pengajar komunitas.

Mendefinisikan Poin Divergensi/Perbedaan

Walaupun idealnya segalanya semestinya berjalan sesuai dengan visi Srila Prabhupada untuk ISKCON, telah kita lihat adanya kecenderungan-kecenderungan di mana mereka yang berada dalam satu garis otoritas melakukan intervensi terhadap mereka yang berada di dalam garis otoritas lain.

Sebagai contoh, ada otoritas-otoritas spiritual yang kadangkala melakukan intervensi terhadap manajer-manajer yang kompeten dan bertanggungjawab. Otoritas-otoritas spiritual tersebut tidak menganggap diri mereka sebagai bagian dari struktur manajerial wilayah tempat di mana kegiatan pengajaran mereka memberi pengaruh (walau kenyataannya mereka bertanggungjawab terhadapnya), tetapi secara langsung ataupun tidak langsung mereka mengelola sejumlah proyek di dalam lingkup wilayah struktur tersebut.

Karena itu, pada saat-saat tertentu mereka mengelola penyembah, uang, dan bahkan proyek-proyek yang tanggungjawabnya dipegang oleh pengikut-pengikut mereka dan orang-orang yang bergantung kepada mereka, tanpa kesepakatan yang jelas dengan struktur manajerial yang ada di sana. Dengan berbuat demikian, ada kemungkinan di mana secara tanpa disadari mereka mengecilkan kedudukan garis otoritas manajerial dengan cara mendorong bawahan mereka untuk mengarahkan pelayanan dan loyalitasnya kepada struktur manajemen otoritas spiritualnya sendiri. Skenario seperti ini bukan hanya

(17)

menciptakan kebingungan melainkan juga menimbulkan kecenderungan separatisme/pemisahan diri.

(4. "Orang-orang yang bergantung" bukan hanya mereka yang bergantung secara spiritual. Ada contoh-contoh di mana para penyembah bergantung pula secara finansial kepada otoritas-otoritas spiritual mereka dan secara finansial mereka dipelihara oleh struktur yang dibangun sendiri oleh otoritas-otoritas spiritual tersebut.)

Keadaan-keadaan seperti skenario di atas dapat pula menjadi poin-poin perselisihan bagi para manajer, meski manajer-manajer yang berkedudukan lebih junior seringkali menahan diri untuk tidak menyuarakan keluhan mereka secara langsung sebab mereka merasa terintimidasi oleh rasa takut akan berbuat kesalahan, khususnya terhadap guru-guru kerohanian.

Di pihak lain, ada pula otoritas-otoritas manajerial yang kadangkala tidak memberikan perhatian spiritual yang mencukupi kepada para penyembah. Hal ini dapat menyulut kecenderungan guru kerohanian mereka untuk melakukan intervensi dengan cara menyarankan aternatif bagi pergaulan dan pelayanan muridnya tersebut.

Sebagai contoh, bisa jadi kadangkala para manajer lebih mementingkan tercapainya tujuan-tujuan manajemen ketimbang sadhana dan mengajarkan secara murni ataupun pengembangan kemurnian dalam bhakti, pada penyembah-penyembah yang berada di bawah asuhan mereka. Bahkan kadangkala bisa jadi para manajer mengabaikan perkembangan spiritual penyembah-penyembah yang berada di bawah asuhannya manakala penyembah-penyembah tersebut tidak memberikan sumber daya untuk membantu visi manajerial mereka, meskipun kecil sekali inspirasi yang mereka berikan agar penyembah-penyembah tersebut mau membantu mereka atau menguasakan otoritas lain untuk melakukan hal yang sama.

Penghormatan terhadap Garis Otoritas Manajerial

Skenario-skenario yang disebutkan di atas menyebabkan terjadinya ketegangan antara garis otoritas spiritual dan garis otoritas manajerial.

Tentu saja, dimengerti bahwa memang ada keadaan di mana ada penyembah-penyembah yang independen secara finansial dan tidak memiliki hubungan manajerial dengan

sangha-sangha yang diorganisir secara lokal. Namun tetap, hendaknya tidak diasumsikan

bahwa tidak ada usaha yang dilakukan oleh struktur manajemen lokal untuk menyertakan setiap penyembah, atau calon penyembah, ke dalam sistem yang diperuntukkan bagi anggota konggregasi yang mereka kelola secara lokal.

Karena itu, sebagai penghormatan terhadap pelayanan yang dilakukan oleh para manajer ISKCON, seorang guru kerohanian hendaknya selalu meminta persetujuan dari para manajer yang mengawasi wilayah tempat murid-muridnya tinggal, sebelum menyarankan

sangha atau pelayanan baru kepada mereka, atau melakukan intervensi terhadap

keputusan-keputusan manajerial lainnya.

Yang terbaik, tentu saja, adalah dengan melatih murd-murid untuk menghormati manajer-manajer lokal mereka sejak awal terjalinnya hubungan guru dan murid. Banyak

(18)

manajer ISKCON mengemban tanggungjawab untuk memelihara temple-temple, Arca, kegiatan penyebaran buku, dan standar-standar lain yang telah diberikan oleh Srila Prabhupada.

“Distanakannya Arca berarti harus ada pemujaan yang dilakukan secara teratur tanpa gagal dan akan berlangsung untuk seterusnya."5 (5. Surat kepada Sivananda, 2 September 1971)

Karena itu, para guru kerohanian hendaknya mengajari murid-murid mereka untuk melayani misi Srila Prabhupada dengan cara menjalin kerja sama dengan pemimpin-pemimpin dan manajer-manajer lokal mereka.

Tetapi, tidak berarti bahwa seorang manajer boleh menganggap bahwa dirinya bebas sepenuhnya untuk mengabaikan kebutuhan-sah orang-orang yang berada di bawah naungannya, atau bahwa dirinya bebas untuk mengabaikan sorotan yang diungkapkan oleh para guru kerohanian yang meminta agar para manajer memastikan bahwa murid-murid sang guru kerohanian dipelihara dengan baik. Mereka hendaknya sensitif terhadap sorotan yang diungkapkan oleh para guru kerohanian demikian pula murid-murid mereka.

Jika sang guru kerohanian masih merasakan dengan kuat bahwa tingkat perhatian yang diterima oleh murid-muridnya di dalam lingkup struktur manajemen lokal tidak mencukupi, dengan mempertimbangkan tingkat komitmen dan tanggungjawab yang dituntut dari murid-muridnya tersebut, maka sang guru kerohanian boleh mengajukan permohonan atas nama murid-muridnya, kepada level manajemen yang lebih tinggi, kepada GBC lokal, atau jalur permohonan lainnya di dalam ISKCON, sebagaimana yang tercantum di dalam daftar yang terdapat pada bagian akhir paper ini.

Nanti akan dibahas lebih jauh tentang poin ini. Tetapi sebelum kami membahasnya, pertama-tama kami akan membahas secara singkat topik tentang keyakinan. Akan sangat baik apabila mereka yang berada dalam kedua garis otoritas mempertimbangkan tentang arti penting dari keyakinan dalam wacana yang lebih luas yang sedang dibahas di sini. Otoritas Terbangun Berdasarkan pada Perkembangan Keyakinan Secara Berkelanjutan Aset terbesar ISKCON adalah keyakinan pada diri anggota-anggotanya. Bahkan jika tidak ada temple, tidak ada proyek, tidak ada pendapatan, dan hanya ada beberapa pengikut saja, jika ada keyakinan, maka akan ada kesejahteraan, dalam maknanya yang sesungguhnya. Kita cermati apa yang ditulis oleh Srila Prabhupada dalam surat berikut ini:

“Ada pepatah dalam kesusasteraan Sanskerta bahwa orang yang penuh semangat akan mendapatkan berkat dari Dewi Keberuntungan. Di belahan dunia Barat ada contoh-contoh nyata tentang slogan ini. Orang-orang di belahan dunia ini sangat penuh semangat untuk mencapai kemajuan material dan mereka telah mendapatkannya. Demikian pula, menurut petunjuk-petunjuk Srila Rupa Goswami, jika kita bersemangat dalam hal-hal spiritual, maka kita akan mencapai sukses juga di jalan tersebut. Ambil contoh, saya datang ke negaramu dalam usia yang sangat senja, tetapi saya memiliki satu aset: semangat dan keyakinan terhadap Guru Kerohanian saya. Saya pikir aset inilah

(19)

satu-satunya yang memberi saya sinar harapan, segala yang telah saya capai sejauh ini atas kerja sama kalian."

(6. Surat kepada Jaya Govinda, Tittenhurst, 15 Oktober 1969) Dan di dalam penjelasan “Bhagavad-gita Menurut Aslinya” 9.3, Srila Prabhupada menulis: "Keyakinan adalah unsur yang paling penting untuk tercapainya kemajuan dalam kesadaran Krishna.... Hanya dengan dilandasi keyakinan seseorang dapat mencapai kemajuan dalam kesadaran Krishna."

Mereka yang berada di dalam garis otoritas spiritual hendaknya mengajarkan dan berperilaku sedemikian rupa sehingga mereka dapat menguatkan dan melindungi keyakinan terhadap bhakti yang murni, terhadap sampradaya kita, terhadap Srila Prabhupada, dan terhadap ISKCON, termasuk manajemen di dalamnya, pada diri orang-orang yang bergantung kepada mereka. Para guru kerohanian memiliki pula tanggungjawab tambahan berupa menguatkan dan melindungi keyakinan para manajer ISKCON bahwa mereka (para guru kerohanian) adalah wakil-wakil yang layak di dalam garis otoritas spiritual. Jika para guru kerohanian bertindak sebaliknya, mereka akan mengikis kepercayaan orang lain.

Sebaliknya, mereka yang berada di dalam garis otoritas manajerial hendaknya menjalankan manajemen, mengajarkan, dan berperilaku sedemikian rupa sehingga mereka dapat membangun dan memelihara kepercayaan dari mereka yang berada di dalam garis otoritas spiritual beserta murid-murid mereka. Bila para manajer memperlihatkan rasa perhatian yang tulus dan murni terhadap para penyembah yang bernaung di bawah mereka, sewajarnya para guru kerohanian akan mendorong murid-murid mereka agar membantu sang manajer dalam pelayanannya. Tetapi jika para manajer bertindak dengan cara yang bertentangan dengan prinsip-prinsip spiritual, dan terjadi konflik dengan kepentingan spiritual penyembah-penyembah yang menjadi tanggungjawabnya, maka itu juga akan mengikis keyakinan orang lain.

Karena itu, untuk melindungi keyakinan dari semua anggota ISKCON, perlu bagi kita untuk menetapkan prinsip-prinsip yang jelas untuk diikuti oleh kedua garis otoritas. Para Guru Kerohanian Tidaklah Berdiri Tersendiri

Untuk lebih memperjelas tentang perlunya memperkenalkan prinsip-prinsip yang terdefinisikan dengan baik, kita akan menelaah tentang kedudukan guru-guru kerohanian di dalam struktur manajerial ISKCON.

Ketika Srila Prabhupada hadir secara fisik, beliau adalah satu-satunya guru yang memberikan inisiasi di dalam ISKCON, siksa-guru utama bagi ISKCON, dan otoritas manajerial tertinggi, yang berkedudukan lebih tinggi daripada GBC:

"[…] kita mengelola Perkumpulan Kesadaran Krishna kita ini melalui Governing Body Commission, GBC. Sudah ada sekitar 20 GBC yang mengawasi urusan di seluruh dunia, dan di atas GBC ada saya. Di bawah GBC ada temple presiden, sekretaris, bendahara di tiap-tiap pusat pengajaran. Jadi, temple presiden bertanggungjawab kepada GBC dan GBC bertanggungjawab kepada saya. Dengan cara demikianlah kita melakukan pengelolaan..”

(20)

Dalam ketidakhadiran Srila Prabhupada secara fisik, kini struktur tersebut menjadi agak berbeda. Srila Prabhupada memerintahkan bahwa GBC harus menjadi otoritas manajemen tertinggi bagi ISKCON. Pada saat yang sama beliau mengisyaratkan bahwa Perkumpulan ini harus memiliki banyak guru kerohanian:

“Siapa pun yang mengikuti perintah Sri Caitanya di bawah bimbingan wakil-Nya yang bonafide, ia dapat menjadi guru kerohanian, dan saya ingin nantinya dalam ketidakhadiran saya semua murid saya akan menjadi guru kerohanian yang bonafide untuk menyebarluaskan kesadaran Krishna ke seluruh penjuru dunia.”

(8. Surat kepada Madhusudana, Navadvipa, 2 November 1967) Tantangan timbul dari keadaan tersebut. Banyak organisasi spiritual hanya memiliki seorang guru kerohanian sebagai satu-satunya pemimpin institusi, sedangkan ISKCON memiliki banyak guru kerohanian di dalam satu organisasi, ditambah lagi dengan adanya sebuah “badan pengatur” yang bekerja sebagai “otoritas manajemen tertinggi” bagi institusi secara keseluruhan. Mereka yang mengambil pelayanan sebagai guru-guru kerohanian di dalam ISKCON dimaksudkan untuk mengikuti perintah-perintah Srila Prabhupada dan bekerja di bawah Badan GBC.

Dengan demikian, para guru kerohanian berkewajiban untuk mengikuti kebijakan-kebijakan dan aturan perilaku di dalam Perkumpulan, termasuk yang digariskan di dalam

paper yang disahkan oleh GBC ini, dan mematuhi keputusan-keputusan manajemen

Perkumpulan. Termasuk dalam kewajiban tersebut adalah tanggungjawab untuk menginspirasi murid-murid mereka untuk bergaul dan melakukan pelayanan di dalam

sanga-sanga penyembah dan manajerial yang telah ada di dalam ISKCON, yang berlokasi

di dalam wilayah tempat tinggal murid-murid mereka ketimbang hanya menginspirasi mereka untuk bergaul semata-mata dengan sang guru kerohanian sendiri atau dengan

sanga dan proyek mereka yang tidak memiliki hubungan dengan struktur manajemen

wilayah ISKCON.

Murid-Murid Hendaknya Menghindari Menciptakan Konflik di Antara Otoritas Mereka Murid-murid hendaknya mengerti pula gambaran besar yang ada di dalam ISKCON. Tentu saja seorang guru kerohanian bisa jadi lebih maju secara spiritual dibandingkan dengan anggota GBC mana pun atau manajer ISKCON lainnya (sementara akan ada pula kasus-kasus di mana GBC lokal atau manajer ISKCON bisa jadi lebih maju secara spiritual dibandingkan dengan seorang guru kerohanian tertentu).

Namun demikian, perihal manajemen spiritual Perkumpulan, sebagaimana yang telah kami perlihatkan dengan jelas, Srila Prabhupada memberikan otoritas kepada GBC dan anggota-anggotanya secara individu dan kepada manajer-manajer ISKCON.

Jika seorang murid memiliki keyakinan keliru bahwa guru kerohaniannya berkedudukan di atas GBC dan di atas hukum-hukum serta kebijakan-kebijakan ISKCON, maka itu harus diperbaiki oleh sang guru kerohanian dan otoritas-otoritas lainnya. Jika tidak, pemahaman yang keliru tersebut dapat mengantarkan pada tindakan-tindakan yang menciptakan konflik antara guru kerohaniannya dengan otoritas-otoritas manajerial.

(21)

Sesungguhnya, semua murid hendaknya mematuhi otoritas-otoritas ISKCON mereka, dengan cara yang sama sebagaimana semua guru kerohanian yang memberikan inisiasi dan guru kerohanian yang memberikan ajaran-ajaran mematuhi otoritas-otoritas mereka sendiri di dalam ISKCON.

Karena itu, baik melalui teladan maupun melalui ajaran-ajarannya, semua guru kerohanian hendaknya bukan hanya mendidik dan melatih murid-murid mereka perihal pengembangan bhakti melainkan juga hendaknya mendidik dan melatih mereka perihal hubungan mereka dengan struktur manajerial ISKCON, demikian pula perihal hubungan sang guru kerohanian sendiri dengan struktur tersebut.

Prinsip-Prinsip yang Diperkenalkan

Pendidikan bagi Murid-Murid Para Guru

Merupakan tanggungjawab para guru kerohanian di dalam ISKCON untuk membantu tiap-tiap murid mereka agar memahami dengan jelas hal-hal berikut:

1) Guru kerohanian memperoleh otoritas dari kesetiaannya terhadap Srila Prabhupada. Ini meliputi kesetiaan terhadap perintah Srila Prabhupada agar bekerja di dalam lingkup misi beliau, ISKCON.

2) Guru kerohanian adalah anggota ISKCON, sehingga tunduk dan bertanggungjawab terhadap kehendak kolektif kepemimpinan di dalam ISKCON yakni badan GBC.

3) Guru kerohanian memperoleh hak khusus atau hak istimewa atas sumber-sumber daya ISKCON bukan semata-mata karena kedudukannya sebagai seorang guru kerohanian. Lebih lanjut, guru kerohanian hendaknya tidak menyalahgunakan hak-haknya terhadap murid-muridnya.

4) Murid-murid hendaknya mematuhi otoritas-otoritas ISKCON dengan cara yang sama sebagaimana teladan yang diperlihatkan oleh semua guru kerohanian yang memberikan inisiasi dan guru kerohanian yang memberikan ajaran-ajaran dalam mematuhi otoritas-otoritas mereka sendiri di dalam ISKCON.

5) Murid-murid memiliki tugas penting untuk berserah diri kepada Krishna melalui sang guru kerohanian, dan termasuk dalam tugas itu adalah mengakui dan menghormati atasan-atasan lainnya dalam manajemen ISKCON yang membantu mereka dalam proses kemajuan spiritual mereka.

6) Manajer-manajer yang telah matang secara spiritual bisa jadi adalah siksa-guru utama bagi penyembah-penyembah yang bukan merupakan murid-inisiasi mereka, dan hubungan yang demikian harus didukung sepenuhnya oleh guru-guru kerohanian yang memberikan inisiasi.

Aturan Perilaku bagi Para Guru

Lebih lanjut, untuk menghormati garis otoritas manajerial dan untuk membantu memelihara dan melindungi keyakinan para manajer terhadap garis otoritas spiritual, setiap guru kerohanian hendaknya:

1) Ketika berkunjung untuk pertama kalinya atau lebih baik lagi sebelum tiba di sebuah

temple atau pusat pengajaran ISKCON yang telah diakui, bertanya kepada manajer lokal

bagaimana dirinya (sang guru kerohanian) dapat melayani yatra tersebut selama ia melakukan kunjungan di sana (ketimbang guru kerohanian hanya mengejar terpenuhinya agendanya sendiri).

(22)

2) Sebelum merencanakan kunjungan ke sebuah wilayah yang belum ada temple atau pusat pengajaran lokal, pertama-tama bertanya kepada GBC Wilayah apakah ada visi tertentu yang dimiliki oleh pemimpin-pemimpin lokal untuk tempat atau wilayah tersebut yang dapat dibantu oleh dirinya (sang guru kerohanian).

3) Jika terjadi ketidakcocokan dalam hal keputusan-keputusan manajerial, berusaha sebaik-baiknya untuk bekerja sama dengan otoritas yang relevan. Jika tidak ada kesepakatan yang dapat dicapai, maka guru kerohanian hendaknya tunduk pada keputusan otoritas yang relevan, dengan disediakan pilihan untuk mengajukan permohonan kepada otoritas-otoritas yang lebih tinggi jika diperlukan.

Tugas-Tugas Para Manajer

Untuk membangun kerjasama di dalam ISKCON, untuk menghormati garis otoritas spiritual, dan untuk membantu memelihara dan melindungi keyakinan dari para guru kerohanian beserta murid-murid mereka terhadap garis otoritas manajerial, semua manajer hendaknya:

1) Bersikap reseptif/ menerima terhadap saran yang diberikan oleh guru-guru kerohanian yang memberikan inisiasi dan para pengajar berkeliling yang sedang mengunjungi wilayah manajemen mereka, khususnya dalam hal-hal yang terkait dengan perhatian terhadap para penyembah.

2) Melindungi keyakinan terhadap bhakti yang murni dan terhadap prinsip untuk menerima dan melayani seorang guru kerohanian yang memberikan inisiasi dan guru kerohanian yang memberikan ajaran-ajaran, pada diri orang-orang yang bergantung kepada mereka.

3) Mendorong dan mendukung sistem pemeliharaan penyembah (misalnya, sistem konselor, dewan penasihat kebrahmanaan, dsb.) di dalam lingkup manajemen mereka. 4) Memastikan bahwa para manajer yang berada di dalam garis otoritas mereka itu sendiri telah terlatih perihal prinsip-prinsip pemeliharaan penyembah.

5) Menginformasikan kepada guru-guru kerohanian yang datang berkunjung tentang kesehatan spiritual dan keseluruhan keadaan murid-murid mereka.

6) Mendorong dan membantu guru-guru kerohanian dan pengajar-pengajar berkeliling lainnya yang datang berkunjung, untuk menjangkau murid-murid yang sedang membutuhkan bantuan dan murid-murid yang akan paling menyambut bantuan dari mereka.

7) Memastikan bahwa terdapat sistem yang adil perihal rekomendasi untuk inisiasi, sistem yang tidak membiarkan terjadinya tekanan yang tidak semestinya atau manipulasi dari manajemen lokal untuk tujuan keuntungan-keuntungan manajerial.

Ringkasan

Untuk mendukung perkembangan penuh kehidupan spiritual para penyembah, Srila Prabhupada menciptakan bagi ISKCON sebuah struktur manajerial yang memiliki garis otoritas yang jelas. Setiap anggota ISKCON hendaknya menghormati struktur ini dan belajar untuk bekerja di dalamnya. Tujuan adanya struktur manajerial tersebut bersifat spiritual: untuk memfasilitasi kemajuan spiritual para anggota ISKCON melalui pegaulan para penyembah, kesempatan-kesempatan untuk melakukan pelayanan, dan strategi-strategi pengajaran yang efektif. Pada saat yang bersamaan, ISKCON menegaskan tentang makna penting yang fundamental dari menerima inisiasi dari seorang guru kerohanian yang bonafide.

(23)

Yang memiliki kedudukan penting yang tertinggi, tentu saja, adalah Acarya-Pendiri kita, Srila Prabhupada, yang merupakan guru yang memberikan inisiasi bagi banyak penyembah di dalam ISKCON dan guru utama yang memberikan ajaran-ajaran bagi setiap penyembah, kini dan di masa mendatang. Berkedudukan penting pula banyak guru kerohanian yang memberikan inisiasi dan guru kerohanian yang memberikan ajaran-ajaran yang saat ini sedang melayani di ISKCON.

Demikian pula, semua guru kerohanian beserta murid-murid mereka hendaknya menghargai arti penting dari banyak manajer di dalam perkumpulan kita, yang membantu untuk membimbing dan melatih murid-murid dan mengawasi fasilitas-fasilitas yang disediakan oleh ISKCON untuk kemajuan spiritual mereka. Semua guru kerohanian beserta murid-murid mereka hendaknya bekerjasama di dalam sistem manajerial ISKCON, baik untuk memberi manfaat bagi diri mereka sendiri secara spiritual maupun untuk membantu perkembangan Perkumpulan.

Spirit kerjasama yang saling menghormati ini adalah cara terbaik untuk mempertahankan persatuan di dalam Perkumpulan, untuk memuaskan Srila Prabhupada, dan untuk memperluas misi sankirtana.

Sesuai dengan mood Sri Caitanya, Srila Prabhupada ingin agar gerakan sankirtana tersebarluas ke seluruh dunia, “ke setiap kota dan desa.” Beliau memperlihatkan keinginan tersebut melalui kegiatannya yang terus berkeliling, menulis, dan berceramah. Beliau meminta kepada murid-muridnya agar membuka pusat-pusat pengajaran di mana-mana, menyebarkan buku-buku beliau, mengatur pelaksanaan festival-festival yang menarik, membagikan prasada, dsb. Merupakan keinginan Srila Prabhupada agar ISKCON terus meluas, muncul sebagai bulan karunia Sri Caitanya. Untuk tujuan tersebutlah Srila Prabhupada mendirikan ISKCON sebagai sebuah institusi spiritual yang disertai dengan sebuah struktur manajerial. Tujuan dari struktur tersebut adalah untuk memelihara standar-standar yang telah beliau bangun, untuk memberikan naungan dan gizi spiritual bagi para penyembah, dan untuk mendukung dan meningkatkan misi sankirtana. Untuk dapat memuaskan Srila Prabhupada dengan cara mengantarkan karunia Sri Sri Gaura-Nitai kepada roh-roh yang terikat, semua orang di dalam ISKCON—guru-guru kerohanian, murid-murid, dan juga manajer-manajer—hendaknya bekerjasama di dalam struktur tersebut.

(24)

Pernyataan GBC terhadap Posisi Çréla Prabhupäda

Pernyataan GBC terhadap Posisi Çréla Prabhupäda

303. Pernyataan GBC terhadap Posisi Çréla Prabhupäda

(Maret 2013)

Menimbang perihal diperlukannya sebuah kejelasan dalam perkumpulan kita, melalui sebuah pernyataan ringkas, posisi utama Çréla Prabhupäda dalam hubungannya dengan para dékñä dan guru çikñä, dan juga seluruh anggota ISKCON, dan untuk memberikan kejelasan terhadap fungsi dan posisi para guru dékñä dan guru çikñä dalam komunitas ISKCON.

MEMUTUSKAN:

GBC mengesahkan pernyataan berikut:

Sebagai Äcärya-Pendiri International Society for Krishna Consciousness (ISKCON) dan guru utama dan otoritas tertinggi dalam perkumpulan kita, Çréla Prabhupäda memiliki hubungan yang istimewa dengan setiap penyembah di ISKCON. Sri Krishna, Personalitas Tertinggi Tuhan Yang Maha Esa, adalah guru sejati yang karunia-Nya turun melalui guru paramparä. Dengan demikian, seorang penyembah pada akhirnya diselamatkan oleh pengaturan Sri Krishna melalui gabungan dari berbagai perwujudan Karunia-Nya. Ini termasuk, namun tidak terbatas pada, caitya guru, Çréla Prabhupäda, guru paramparä, dékñä guru yang bersangkutan, guru çikñä yang lain, Nama Suci, sastra, dan sembilan proses pelayanan bhakti.

Dengan unsur-unsur yang saling berkaitan ini, Çréla Prabhupäda, sebagai Acarya Pendiri International Society for Krishna Consciousness, adalah guru utama bagi semua anggota ISKCON. Semua anggota ISKCON dari semua generasi didorong untuk berlindung kepada Çréla Prabhupäda. Semua anggota ISKCON didorong untuk memiliki hubungan yang bersifat pribadi dengan Çréla Prabhupäda melalui buku-buku beliau, pengajaran, pelayanan, dan komunitas ISKCON yang beliau dirikan. Semua anggota mengakui berbagai peran kepemimpinan dalam ISKCON, meliputi para guru dékñä dan guru çikñä, wajib bekerja sama dalam pelayanan di bawah Governing Body Commision (GBC) ISKCON untuk memenuhi instruksi Çréla Prabhupäda yang sudah tertuang dalam buku-buku, pengajaran beliau, dan komunikasi personal. Secara keseluruhan, tugas utama semua guru dékñä, guru çikñä, dan posisi kepemimpinan yang lain dalam ISKCON adalah untuk membantu Çréla Prabhupäda dalam pelayanan kepada Guru Maharaja beliau, Srila Bhaktisiddhanta Sarasvati Thakur dan Brahma Madhva Gaudiya Sampradaya kita. Mereka yang bersedia menerima pelayanan kepada guru dékñä dan guru çikñä di ISKCON harus menjadi teladan ajaran Çréla Prabhupäda baik dalam perkataan maupun perbuatan. Guru çikñä memberikan instruksi spiritual dan inspirasi atas nama Çréla Prabhupäda dan guru paramparä kita. Guru dékñä memberikan instruksi spiritual, inspirasi, inisiasi formal, nama dékñä, dan selanjutnya memberikan mantra suci Gayatri kepada murid yang berkualifikasi sebagai sebuah pelayanan kepada Çréla Prabhupäda dan guru paramparä kita.

Çréla Prabhupäda sudah dengan jelas menyatakan bahwa para penyembah yang serius mengikuti prinsip-prinsip kesadaran Krishna maka mereka berada pada tataran yang bebas dari pengaruh material, dan disebut dengan penyembah murni, walaupun

(25)

mereka sebenarnya belum mencapai pembebasan. (Pelayanan bhakti yang murni ini tidak ditentukan oleh peran atau posisi pelayanan seseorang, tapi ditentukan oleh keinsafan diri orang itu.)

Mereka yang bersedia menerima pelayanan sebagai guru çikñä atau guru dékñä di dalam ISKCON telah mendapat amanat untuk menjadi pengikut setia segala instruksi Çréla Prabhupäda, dan selama mereka teguh berpegang dalam hal ini, maka segala perbuatan mereka berada pada tataran rohani. Dengan demikian, sesuai dengan perintah Çréla Prabhupäda, mereka akan menjadi wakil Tuhan, dan wakil guru paramparä yang bonafide, dan menjadi saluran bagi karunia mereka. Akan tetapi harus dimengerti juga bahwa jika para guru çikñä atau guru dékñä melenceng dari ajaran ini, mereka mungkin akan jatuh dari posisi mereka. Oleh karena itu, bertindak sebagai seorang guru dékñä dalam ISKCON berarti melakukan pelayanan di bawah GBC dan bekerja sama dengan otoritas ISKCON yang lain dengan berperan sebagai “guru yang berpegang teguh pada aturan” sesuai dengan arahan Çréla Prabhupäda. Ini adalah pernyataan yang pasti, namun masih bersifat terbuka bagi diskusi mengenai prinsip-prinsip tersebut. GBC bisa mengizinkan adanya pernyataan-pernyataan tambahan dan paper di kemudian hari untuk menjelaskan lebih lanjut tentang keutamaan kedudukan Acarya Pendiri kita, Çréla Prabhupäda, peran serta tanggung jawab bagi mereka yang melakukan pelayanan sebagai guru di perkumpulan kita, dan tugas-tugas terkait bagi para anggota dan murid di ISKCON.

MEMUTUSKAN:

Semua anggota GBC harus menginformasikan kebijakan ini kepada semua temple ISKCON dan para penyembah dengan berbagai media komunikasi yang tepat untuk pendidikan bagi para anggota ISKCON. Pernyataan ini juga harus dipelajari dalam kursus di ISKCON meliputi kursus perkenalan, Kursus Penyembah di ISKCON, Seminar Kepemimpinan Rohani: Menjadi seorang Guru di ISKCON, dan berbagai acara lainnya yang relevan. Membaca pernyataan ini dan mempertegas kembali bahwa pernyataan ini sudah dibaca sebelum inisiasi akan menjadi bagian dari tes bagi para penyembah yang berkompeten untuk mendapat inisiasi.

Lebih detail mengenai kewajiban dan hubungan rohani ini bisa ditemukan dalam paper resmi berjudul “Harmonizing ISKCON’s Lines of Authority” (Menyelaraskan garis otoritas di ISKCON) yang telah disahkan oleh GBC pada tahun 2012.

304. Pentingnya Pencantuman Acarya Pendiri di semua Website

temple

ISKCON

(Maret 2013)

Menimbang banyaknya website temple-temple ISKCON yang tidak memprioritaskan pencantuman personalitas dan pengajaran dari His Divine Grace A. C. Bhaktivedanta Swami Prabhupada sebagai Acarya Pendiri dari International Society for Krishna Consciousness pada halaman utama website mereka. Banyak yang tidak mencantumkan foto Çréla Prabhupäda. Hanya beberapa dari mereka memiliki tautan menuju buku-buku Çréla Prabhupäda, rekaman, dan video. Posisi penting Çréla Prabhupäda sebagai Acarya Pendiri ISKCON tidak begitu ditekankan dalam website-website temple ISKCON. Bahkan dalam situs-situs tertentu, “ISKCON” atau “Prabhupada” hanya muncul di halaman perkenalan dengan ukuran huruf yang kecil.

(26)

Menimbang bahwa tidak adanya persyaratan yang menentukan tata cara pencantuman foto Çréla Prabhupäda dan gelar resminya dalam website-website temple ISKCON.

MEMUTUSKAN:

Pengelola ISKCON center harus bertanggung jawab untuk memastikan bahwa setiap website yang dipublikasikan oleh center secara jelas mencantumkan foto Çréla Prabhupäda pada halaman utama. Foto ini harus lebih besar dari foto perorangan yang lain (misalnya GBC, Presiden temple/center, atau guru). Nama Çréla Prabhupäda harus diketik dengan gelar resminya: “His Divine Grace A.C. Bhaktivedanta Swami Prabhupada, Acarya Pendiri International Society for Krishna Consciousness/ISKCON atau “Acarya Pendiri ISKCON His Divine Grace A. C. Bhaktivedanta Swami Prabhupada”, atau terjemahan yang sepadan.

Semua website ini harus dengan jelas mencantumkan tautan langsung yang menekankan Çréla Prabhupäda pada halaman utamanya sehingga para pengunjung website akan memiliki akses untuk menuju tautan yang berisi pengajaran dan video rekaman Çréla Prabhupäda di halaman utama. Foto Çréla Prabhupäda di halaman utama lengkap dengan nama dan gelar resminya tanpa ada foto orang lain di halaman yang sama. Dengan kata lain, Çréla Prabhupäda harus menjadi satu-satunya personalitas dalam foto ini. Jenis huruf yang digunakan pada penulisan nama Çréla Prabhupäda dan gelarnya harus mudah dibaca. Semua website center/temple ISKCON harus menaati standar ini selambat-lambatnya 3 bulan (90 hari) setelah dikeluarkannya keputusan ini.

305. “Menyelaraskan Garis Otoritas ISKCON” Wajib Baca [Hukum

ISKCON]

Menimbang dari perlunya keselarasan antar otoritas di ISKCON;

Menimbang bahwa di samping guru dékñä sebagai otoritas spiritual yang penting dalam hidup para penyembah, otoritas lainnya di ISKCON juga memegang peranan yang tak kalah penting.

Menimbang bahwa paper GBC berjudul “Harmonizing ISKCON’s Lines of Authorities” (Menyeleraskan Garis Otoritas ISKCON) menjelaskan tentang bagaimana cara untuk mengembangkan keselarasan dalam pelayanan kepada para guru dan otoritas-otoritas ISKCON.

MEMUTUSKAN:

Bahwa paper resmi GBC berjudul “Menyelaraskan Garis Otoritas ISKCON” wajib dibaca oleh para calon dékñä harinama sebelum inisiasi. Ini harus diverifikasi oleh otoritas ISKCON yang memberikan rekomendasi untuk menerima inisiasi harinama dan juga oleh guru yang akan menginisiasi. Dalam waktu tiga bulan, semua sekretaris GBC lokal harus:

• Memiliki paper yang telah diterjemahkan sehingga para penyembah di wilayah bersangkutan dapat membacanya.

(27)

• Mendistribusikan paper tersebut kepada guru-guru yang akan menginisiasi, kepada dewan-dewan pengurus pusat dan cabang, dan kepada presiden

temple, tokoh-tokoh penting, dan otoritas-otoritas regional/nasional lainnya.

Standar

Standar--Standar untuk

Standar untuk Inisiasi

Inisiasi Pertama

Pertama

Saat menerima inisiasi Anda akan dipersyaratkan untuk berjanji di depan umum untuk berjapa enam belas putaran dan mengikuti empat prinsip aturan, namun Anda tidak akan diminta berjanji untuk bagun pagi-pagi atau pergi melakukan pelayanan mengajarkan, atau menggalang dana untuk kegiatan misi. Namun demikian, hal-hal seperti ini adalah fungsi-fungsi yang wajar yang membantu Anda dalam memegang janji-janji pokok Anda. Hal-hal seperti itu membantu terwujudnya kehidupan spiritual yang kuat dan tentu saja bermakna cukup penting hingga Srila Prabhupada meminta kepada para penyembah agar melaksanakannya. Kenyataannya, tidak ada soal tidak melaksanakan hal-hal tersebut selama masa Srila Prabhupada masih hadir. Tidak pernah terdengar adanya penyembah yang telah diinisiasi yang bangun tidur di atas jam enam pagi, atau tidak berusaha untuk mengajarkan, atau tidak memberikan kontribusi finansial jika mereka adalah orang-orang berumahtangga yang bekerja di luar.

Untuk mengembalikan hal-hal mendasar tersebut, untuk melindungi kehidupan spiritual semua penyembah yang telah menerima inisiasi, dan untuk memastikan pertumbuhan kita yang kuat dan berkesinambungan sebagai sebuah perkumpulan, para penyembah yang ingin menerima inisiasi harus memenuhi standar-standar penting di bawah ini untuk dapat menerima rekomendasi untuk diinisiasi. Berikut adalah standar-standar yang harus dipenuhi oleh SEMUA penyembah:

• Berjapa enam belas putaran Hare Krishna Maha Mantra per hari • Mengikuti empat prinsip aturan

• Bekerja sama dengan otoritas-otoritas temple dan mengakui GBC sebagai otoritas manajemen tertinggi.

• Lulus Kursus Sisya ISKCON • Lulus Ujian Diksa ISKCON

Sebagai tambahan bagi standar-standar penting tersebut, berikut adalah standar-standar yang baik yang akan dipertimbangkan juga oleh otoritas lokal Anda. Daftarnya panjang, tetapi kami mengerti bahwa sejumlah penyembah menonjol dalam satu hal tertentu sementara sejumlah penyembah lainnya menonjol dalam hal lain, sehingga akan dipertimbangkan gambaran keadaannya secara keseluruhan.

• Bangun pagi-pagi sebelum jam 6.30.

• Mempelajari buku-buku Srila Prabhupada setiap hari. • Melaksanakan arati sederhana di altar di rumah.

• Mempersembahkan hanya benda-benda yang memang layak dan dapat

dipersembahkan, dan memakan hanya makanan yang telah dipersembahkan. • Ikut dalam acara sembahyang pagi secara penuh di temple ISKCON terdekat sekali

Referensi

Dokumen terkait

pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa (Depdiknas, 2006:5). Pembelajaran tematik menekankan keaktifan siswa dalam pembelajaran baik secara

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi Madrasah Tsanawiyah Al-Huda desa Malino Kecamatan Ongka Malino Kabupaten Parigi Moutong ditinjau dari 8

Kecamatan Bandar Dua seluas 1.935,29 Ha, terdiri dari Gampong Blang Dalam, Gampong Pulo, Gampong Uteun Bayu, Gampong Jeulanga Barat, Gampong Alue Keutapang, Gampong

Algoritma Fuzzy C-Means lebih cocok untuk alokasi mahasiswa menjadi beberapa kelas karena masukan berupa jumlah klaster yang diinginkan sedangkan algoritma Subtraktif

Pada evaluasi transfer data antara client dan client yang terhubung ke VPN yang sama akan dilakukan oleh client 2 dengan cara mengakses FTP Server yang telah dibuat di client

Selain itu, inventaris juga merupakan daftar yang memuat semua barang milik kantor yang dipakai dalam melaksanakan tugas (Budiono, 2005). Berdasarkan hasil wawancara penulis

besamya tekanan akan sangat tergantung dengan volume dari paru-paru 12 Perbedaan tekanan antara dua titik pengamatan pada system pernafasan dianalogikan sebagai besar beda