• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penilaian puding jagung sebelum puding jagung siap saji terlebih dahulu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penilaian puding jagung sebelum puding jagung siap saji terlebih dahulu"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

21 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penilaian puding jagung sebelum puding jagung siap saji terlebih dahulu melewati tahap penyiapan bahan, menimbang bahan, menformulasi bahan hingga memasak bahan dengan menambahkan gula pasir, CMC dan vanili, masing – masing puding yang disiapkan adalah puding jagung hasil formulasi tepung jagung 70% dan tepung karagenan 30%, puding jagung hasil formulasi tepung jagung 60% dan tepung karagenan 40% serta puding jagung hasil formulasi tepung jagung 50% dan tepung karagenan 50%. Setelah dingin maka puding jagung disiapkan sebagai contoh uji untuk uji organoleptik, memberi kode pada label contoh uji dimana puding jagung yang berkode A adalah puding jagung hasil formulasi tepung jagung 70% dan tepung karagenan 30%, puding jagung B adalah hasil formulasi tepung jagung 60% tepung karagenan 40% serta puding jagung C hasil formulasi tepung jagung 50% tepung karagenan 50%. setelah menyiapkan contoh uji, maka menjelaskan sekilas kepada panelis tentang cara melakukan penilaian organoleptik puding jagung dimana yang diamati adalah warna, tekstur serta rasa dan dinilai pada format penilaian. Kemudian data hasil penilaian panelis dianalisis dengan menggunakan analisis sidik ragam.

(2)

22

4.1 Hasil Penilaian Terhadap Warna Puding Jagung

Hasil penilaian terhadap warna puding jagung hasil formulasi tepung dan

tepung karagenan digambarkan pada diagram sebagai berikut :

Gambar 6. Diagram hasil penilaian organoleptik terhadap warna puding

Hasil penilaian organoleptik (Lampiran 1), warna puding jagung hasil formulasi tepung jagung dan tepung karagenan dilihat dari nilai rata – rata yang diperoleh, puding hasil formulasi bahan 50% : 50% memiliki penilaian warna tertinggi yakni 4,57 dibandingkan hasil formulasi 70% : 30% nilaianya 4,47 dan hasil formulasi bahan 60% : 40% nilai rata – ratanya 4,37. Meskipun terdapat nilai rata – rata tertinggi namun hasil uji statistik (Lampiran 1) menunjukkan bahwa nilai Fhitung < Ftabel yaitu nilai Ftabel = 0,34 dan Fhitung = 3,33 (5%), yang berarti perbedaan formulasi tepung jagung dan tepung karagenan puding jagung tidak memberikan pengaruh nyata terhadap penilaian warna puding jagung.

(3)

23

Pengujian organoleptik terhadap penilaian warna puding jagung hasil formulasi tepung jagung dan tepung karagenan yang berbeda tidak memberikan pengaruh nyata dan oleh karena hal ini maka, tidak dilakukan uji lanjut karena formulasi tepung jagung dan tepung karagenan menghasilkan warna alami terhadap puding, baik puding dengan hasil formulasi bahan 70% : 30%, 60% : 40% dan puding hasil formulasi bahan 50% : 50%. Penilaian panelis terhadap warna puding jagung hasil formulasi tepung jagung dan tepung karagenan yang hasil formulasi bahan berbeda ini, panelis melihat ketiga warna puding hampir terlihat sama atau tidak ada perbedaan yang signifikan dan hal ini tidak berpengaruh nyata terhadap tingkat kesukaan atau daya terima warna puding jagung. Selain itu hal ini juga dapat disebabkan oleh keterbatasan indra manusia pada waktu penilaian.

(4)

24

4.2 Hasil Penilaian Terhadap Tekstur Puding Jagung

Hasil penilaian terhadap tekstur puding jagung hasil formulasi tepung jagung dan tepung karagenan digambarkan pada diagram sebagai barikut :

Gambar 7. Diagram hasil penilaian organoleptik terhadap tekstur puding jagung

Nilai rata – rata yang telah ditabulasikan berdasarkan pada hasil uji statistik (Lampiran 1) penilaian terhadap tekstur puding, nilai rata pengujian puding jagung A hasil formulasi bahan 70% : 30% adalah 4,07, nilai rata – rata pengujian puding jagung B hasil formulasi bahan 60% : 40% adalah 4,73 serta nilai rata – rata pengujian tekstur formulasi puding jagung C hasil formulasi 50% : 50% adalah 5,03.

Hasil hasil analisis statistik (Lampiran 1) menunjukkan bahwa nilai Fhitung > Ftabel, nilai Fhitung = 11.42 dan nilai Ftabel = 3,33 (5%) yang berarti menunjukkan bahwa terdapat pengaruh nyata antar tiga formulasi yang berbeda dari penilaian tekstur puding jagung dank arena hal inilah maka, dilakukan uji

(5)

25

lanjut dengan pengujian metode Duncan. Hasil analisis sidik ragam dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :

Tabel 1. Harga nisbah F terendah untuk menyatakan beda nyata

Perlakuan A = 70% : 30% B = 60% : 40% C = 50% : 50% Rata-rata 4,07 4,73 5,03 B – A = 4,73 – 4.07 = 0,67 < 0,41 Jadi B = A C – A = 5,03 – 4,07 = 0,97 > 0,43 Jadi C ≠ A C – B = 5,03 – 4,73 = 0,30 < 0,45 Jadi C = B

Hasil diatas dapat dimaknai bahwa tingkat kesukaan panelis terhadap tekstur puding jagung B sama dengan tekstur puding jagung A, tekstur puding jagung C berbeda dengan puding A, puding jagung B dan C memiliki tekstur yang sama.

Dilihat dari nilai rata – rata, tekstur puding C lebih disukai dari pada tekstur dari puding B dan A, karena puding C memiliki penilaian paling tinggi dilihat dari segi tekstur, semakin tinggi penilaian berarti semakin disukai tekstur puding.

Hasil penilaian tekstur C disukai karena dari hasil formulasi yang sama yakni atau bahan yang seimbang 50% tepung jagung dan 50% tepung karagenan ini menghasilkan puding yang teksturnya kuat dan lembut, hal ini disebabkan oleh sifat karagenan yang mudah mengikat air saat pemasakan puding sehingga teksturnya lebih kompak dibandingkan dengan puding jagung A hasil formulasi bahannya 70% : 30% serta puding jagung B hasil formulasi bahan 60% : 40%. Puding jagung A dan B lebih dominan tepung jagung memiliki tekstur bagus dan

(6)

26

kompak juga namun lebih mudah hancur jika dibandingkan dengan puding jagung C artinya pada hasil statistik menunjukkan bawa tekstur puding jagung formulasi A berbeda dengan puding jagung formulasi B dan C, akan tetapi tekstur puding jagung formulasi B dan C memiliki tekstur yang sama.

4.3 Hasil Penilaian Terhadap Rasa Puding Jagung

Hasil penilaian terhadap rasa puding jagung hasil formulasi tepung jagung dan tepung karagenan digambarkan dalam diagram sebagai berikut :

Gambar 8. Diagram hasil pengujian ordanoleptik rasa puding jagug

Berdasarkan hasil perhitungan analisis statistik (Lampiran 1) penilaian terhadap rasa puding jagung dengan nilai rata – rata puding jagung A adalah 4,53, untuk puding jagung B nilai rata – ratanya adalah 4,43 dan terakhir puding jagung C nilai rata – rata dari penilaian rasa adalah 5,00, hasil ini menunjukkan bahwa rasa puding jagung C lebih disukai dari pada rasa puding jagung A dan B.

(7)

27

Hasil analisis statistik (Lampiran 1) menunjukkan bahwa nilai Fhitung < Ftabel, Fhitung = 3,53 dan nilai Ftabel = 3,33 (5%) artinya ada pengaruh nyata terhadap penilaian rasa antara perbedaan formulasi produk puding jagung A dengan perbandingan tepung jagung dan tepung karagenan 70% : 30%, rasa puding jagung B dengan pebandingan bahan 60% : 40% dan rasa puding jagung C yang perbandingan bahan 50% : 50%, oleh karena ini dilakukan uji lanjut atau uji Duncan terhadap penilaian rasa puding jagung.

Tabel 2. Harga nisbah F terendah untuk menyatakan beda nyata

Perlakuan B = 60% : 40% A = 70% : 30% C = 50% : 50% Rata-rata 4,43 4,53 5,00 A – B 4, 53 – 4,43 = 0,10 < 0,046 Jadi A = B C – B 5,00 – 4,43 = 0,57 > 0,48 Jadi C ≠ B C – A 5,00 – 4,53 = 0,47 < 0,50 Jadi C = A

Hasil diatas berarti tingkat kesukaan panelis terhadap rasa puding jagung formulasi A sama dengan formulasi puding jagung B, namun rasa puding jagung formulasi C tidak sama dengan puding jagungformulasi B, puding jagung formulasi C dan B memiliki rasa yang sama.

Rasa puding jagung formulasi C lebih disukai artinya lebih diterima oleh panelis karena puding jagung hasil formulasi C dari bahan yang perbandingannya sama yakni tepung jagung 50% dan tepung karagenan 50%, bahan ini berbeda dengan puding jagung formulasi A dimana bahan terdiri dari tepung jagung 70% dan tepung karagenan 30% serta puding jagung formulasi B dengan perbandingan bahan tepung jagung 60% dan tepung karagenan 40%. Berbedaan bahan ini menyebabkan berbedaan rasa dari ketiga puding jagung, sehingga memberikan

(8)

28

pengaruh nyata terhadap rasa dari ketiga perbedaan formulasi puding jagung dan dari hasil uji statistic menunjukkan bahwa rasa puding jagung untuk formulasi A sama dengan rasa puding jagung formulasi B dan C, namun rasa puding jagung formulasi B berbeda dengan rasa puding jagung formulasi C.

Gambar

Gambar 6. Diagram hasil penilaian organoleptik terhadap warna puding
Gambar 7. Diagram hasil penilaian organoleptik terhadap tekstur puding jagung
Tabel 1. Harga nisbah F terendah untuk menyatakan beda nyata
Gambar 8. Diagram hasil pengujian ordanoleptik rasa puding jagug
+2

Referensi

Dokumen terkait

1) Jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka Ha diterima, artinya variabel independen secara individual memiliki pengaruh terhadap variabel dependen. 2) Jika

&lt; 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima, yang artinya “stres kerja berpengaruh signifikan terhadap

Hal ini ditinjau dari uji t hasil belajar siswa mempunyai nilai probabilitas signifikansi 0,122 &gt; 0,05, artinya bahwa Ho diterima dan Ha ditolak, jadi tidak terdapat

Dengan demikian maka H 0 ditolak dan H 1 diterima, artinya hasil pengujian membuktikan secara empiris bahwa variabel bebas brand image (X 2 ) berpengaruh positif

Berdasarkan Tabel 4.7. Dengan demikian Ha diterima, artinya financial leverage berpengaruh negatif secara signifikan terhadap beta saham perusahaan.. Dengan demikian Ho

Gambar 12 menunjukkan rendemen tepung jambu biji instan berdasarkan berat bahan baku total, sampel yang dikeringkan pada suhu pengeringan 180 o C memberikan

Dengan demikian dapat disimpulkan hipotesis yang diajukan peneliti diterima, artinya terdapat hubungan positif yang signifikan antara dukungan keluarga dengan

Ini berarti nilai t hitung lebih besar dari t tabel (2,570 &gt; 1,690) maka H 0 ditolak dan H 5 diterima (terdapat pengaruh yang signifikan), yang artinya