BAHAN
AJAR
oleh
Dra. Nunung Sitaresmi, M.Pd. FPBS UPO
Pengertian PengertianPengertian
Pengertian dandandandan PerkembanganPerkembanganPerkembangan SemantikPerkembangan SemantikSemantikSemantik A.
A. A.
A. PengertianPengertianPengertianPengertian SemantikSemantikSemantikSemantik
Semantik berasal dari bahasa Yunani
semainein
(bermakna).semainein
(bermakna).KB sema tanda atau lambang
1. Semantik cabang linguistik yang bertugas
semata-mata meneliti makna kata. (sempit)
2. Semantik adalah studi tentang makna. (luas) 3. Semantik adalah studi tentang makna
bahasa. bahasa.
Chaer (1990:3) Semantik mengkaji makna yang berkaitan dengan bahasa sebagai alat komunikasi
Leech (1974: ix): Semantik merupakan pusat kajian komunikasi. Karena komunikasi
merupakan faktor yang sangat penting dalam kehidupan bermasyarakat, kebutuhan untuk memahami semantik sangat penting.
Istilah semantik sebenarnya istilah teknis yang merujuk pada studi tentang makna bahasa.
Istilah ini baru muncul dan diperkenalkan oleh Asosiasi
Asosiasi Asosiasi
Asosiasi FilologiFilologiFilologi AmerikaFilologi AmerikaAmerikaAmerika (American Philological (American Philological (American Philological (American Philological Association)
Association) Association)
Association) melalui sebuah artikel yang berjudul Reflected Meanings: A Point in Semantics.
Reflected Meanings: A Point in Semantics. Reflected Meanings: A Point in Semantics. Reflected Meanings: A Point in Semantics.
Semantik sebagai ilmu yang berdiri sendiri baru muncul pada abad ke-19. Pada tahun
1820-1925 muncul ilmu baru, tetapi belum disadari oleh ahli yang menemukannya. Pada saat itu seorang ahli klasik bernama C, C, C, C, ChrChrChrChr ReisigReisigReisigReisig
((((JermanJermanJermanJerman)))) mengemukakan konsep baru tentang ((((JermanJermanJermanJerman)))) mengemukakan konsep baru tentang gramatika:
1. semasiologi: studi atau kajian tentang makna;
2. sintaksis: studi atau kajian tentang kalimat;
3. etimologi: studi atau kajian tentang asal-usul
kata, perubahan bentuk kata, dan perubahan makna.
Berdasarkan Reisig tersebut, semantik dibagi 3 masa pertumbuhan.
1. Pertumbuhan semantik oleh UllmanUllmanUllmanUllman
diistilahkan sebagai
Underground Period
ditandai dengan konsep gramatika. ditandai dengan konsep gramatika.
2. Pertumbuhan semantik ditandai dengan
munculnya karya sarjana Perancis, Michel Breal (akhir abad 19/1883) berjudul
Essai
de Semantique
3. Pertumbuhan semantik ditandai dengan munculnya karya seorang filologi Swedia, Gustaf Stern, berjudul
Meaning and Change
of Meaning, with Special Reference to the
English Language
pada tahun 1931.Bahasa memiliki beberapa fungsi yang cukup kompleks, antara lain:
1. instrumental: alat untuk memenuhi
kebutuhan material; kebutuhan material;
2. regulatory: mengatur dan mengontrol
perilaku individu yang satu dengan yang lain dalam suatu hubungan sosial;
3. interaksional: menciptakan jalinan
hubungan antara individu yang satu dengan yang lain:
4. personal: media identifikasi dan ekspresi diri;
5. heuristik: menjelajahi, mempelajari, memahami dunia sekitar;
6. imajinatif: mengkreasikan dunia dalam 6. imajinatif: mengkreasikan dunia dalam
kesadaran dunia batin seseorang;
7. informatif: media penyampai pesan dalam kegiatan komunikasi, media penafsir
Filsafat sebagai ilmu yang mengkaji kearifan, pengetahuan, hakikat realitas, memiliki
hubungan yang sangat erat dengan semantik karena dunia fakta yang menjadi objek
perenungan merupakan dunia simbolik yang terwakili dalam bahasa. Sementara itu, aktivitas berpikir tidak dapat berlangsung tanpa adanya berpikir tidak dapat berlangsung tanpa adanya bahasa. Dalam situasi ini bahasa tidak hanya sekedar media proses berpikir atau penyampai
hasil berpikir. Whitney dalam Aminudin (1988:18) mengungkapkan bahwa bahasa tidak hanya
dibutuhkan untuk merumuskan pikiran, tetapi juga menjadi bagian dari proses berpikir itu sendiri.
kelemahan-kelemahan yang terdapat dalam bahasa sering menimbulkan salah pengertian. Pernyataan seperti “Andi dan Anita mulai gawat sekarang.” dapat dimaknai “Andi dan Anita sakit keras”. Sementara, yang dimaksud oleh penutur adalah “hubungan Andi dan Anita tidak
adalah “hubungan Andi dan Anita tidak
harmonis. Dalam situasi seperti ini pengolahan dan penyusunan satuan bahasa maupun konteks harus dilakukan secara tepat dan cermat. Dengan kata lain, dalam berbahasa kita harus
memperhatikan aspek logika yang merupakan bagian dari filsafat.
Psikologi adalah ilmu yang mengkaji hakikat dan gerak-gerik jiwa. Psikologi mengkaji kebermaknaan jiwa, sedangkan semantik mempelajari kebermaknaan kata atau satuan ujaran dalam bahasa.
atau satuan ujaran dalam bahasa.
Ahli psikologi berpendapat bahwa makna timbul dari rangsangan (stimulus) dan tindak balas (respon) sesuai dengan gambaran
pikiran terhadap benda kongkret atau abstrak dan sesuai dengan hasil belajar seseorang.
Tidak ada batas yang jelas antara
antropologi dan sosiologi karena keduanya mengkaji masalah manusia dalam
masyarakat. Namun demikian, kita dapat membedakan bidang kajian kedua ilmu tersebut.
tersebut.
1) antropologi mengkaji sekelompok
masyarakat tertentu, sosiologi mengkaji kelompok masyarakat yang lebih luas;
2) antropolgi mengkaji perkembangan
Akan tetapi, keduanya sama-sama mengkaji bahasa sebagai fenomena sosial dan budaya karena bahasa merupakan unsur yang digunakan manusia sebagai bagian hidup yang menyertai berbagai aktivitasnya. Haliday mengemukakan ada 3 unsur yang tidak dapat Haliday mengemukakan ada 3 unsur yang tidak dapat dipisahkan dalam menentukan fungsi dan
komponen-komponen semantis bahasa, yaitu ideasional: isi pesan yang akan disampaikan;
interpersonal: makna yang hadir bagi pemeran dalam peristiwa tuturan; tekstual: bentuk kebahasaan serta konteks tuturan yang merepresentasikan serta
Sastra menggunakan bahasa sebagai
media pemaparannya. Bahasa dalam sastra memiliki keunikan tersendiri karena
merupakan salah satu bentuk
idiosyncratic
yang di dalamnya berbagai kata digunakan yang di dalamnya berbagai kata digunakan sebagai hasil pengolahan dan ekspresi
individual si pengarang.
Makna bahasa yang digunakan dalam suatu karya sastra terdiri atas beberapa strata, antara lain:
1) unit makna literal yang secara tersurat
merepresentasikan bentuk kebahasaan yang digunakan;
2) dunia rekaan pengarang;
3) Dunia yang dipandang dan titik pandang 3) Dunia yang dipandang dan titik pandang
tertentu;
4) Lapis dunia atau pesan yang bersifat
Linguistik adalah ilmu yang mengkaji bahasa. Bahasa baik yang berbentuk kata, frasa, kalimat, atau wacana, sebenarnya
terdiri atas dua lapisan, yaitu lapisan bentuk dan lapisan makna. Bentuk-bentuk bahasa berikut ini memiliki makna.
berikut ini memiliki makna. baju
baju baru
baju baru yang dibeli ibu dari pasar baru baju baru yang dibeli ibu dari pasar baru kemarin
Baju yang dibeli ibu dari pasar baru kemarin sangat mahal
Dari bentuk-bentuk bahasa tersebut dapat disimpulkan ada makna yang muncul dalam disimpulkan ada makna yang muncul dalam tataran morfologi (baju); sintaksis (frase ‘baju baru’) atau (kalimat ‘baju baru yang dibeli ibu dari pasar baru’); wacana (Ibu kemarin pergi ke pasar baru. Di sana ia membeli baju baru. Harga baju baru itu sangat mahal)
A.Tanda dan Lambang
Tanda atau sign adalah substitusi untuk hal lain. Oleh karena itu, tanda memerlukan interpretasi.
Contoh: Contoh:
tomat berwarna merah tomat sudah matang
Tanda dibagi menjadi 3 jenis
1. ditimbulkan dari alam
hari mendung segera turun hujan asap membumbung ada kebakaran
2. ditimbulkan oleh binatang 2. ditimbulkan oleh binatang
burung gagak berkicau ada orang meninggal
ayam berkokok hari mulai pagi
3. ditimbulkan oleh manusia, baik bersifat verbal maupun nonverbal.
Perbedaan tanda dengan lambang atau
simbol. Tanda bersifat universal, artinya siapa pun orangnya dari mana ia berasal, ia akan
tahu makna tanda tersebut tanpa harus mempelajari bahasa negara yang
mempelajari bahasa negara yang
dikunjunginya. Tanda dalam bentuk huruf-huruf, seperti
dilarang masuk
disebutlambang atau simbol. Lambang tidak bersifat universal.
B. Konsep
Konsep merupakan istilah yang diajukan Lyons
sebagai pengganti istilah throught atau reference.
Istilah konsep sama dengan makna
AristotleAristotleAristotleAristotle menyatakanmenyatakanmenyatakanmenyatakan bahawabahawa unitbahawabahawa unitunit terkecilunit terkecilterkecilterkecil yangyangyangyang
bermakna bermakna bermakna
bermakna atauatau theatauatau thethethe smallestsmallest significantsmallestsmallest significantsignificantsignificant unitunitunit ofunit ofofof
bermakna bermakna bermakna
bermakna atauatau theatauatau thethethe smallestsmallest significantsmallestsmallest significantsignificantsignificant unitunitunit ofunit ofofof speech
speech speech
speech ialahialahialahialah perkataanperkataanperkataan....perkataan
DalamDalamDalamDalam linguistiklinguistiklinguistiklinguistik sekarangsekarang,,,, unitsekarangsekarang unitunitunit tatabahasatatabahasatatabahasatatabahasa terkecilterkecilterkecilterkecil
yang yang yang
yang bermaknabermaknabermakna adalahbermakna adalahadalahadalah morfemmorfem....morfemmorfem
MenurutMenurutMenurutMenurut UllmannUllmannUllmannUllmann ((((1962196219621962::::5555),5555),),), adaadaadaada duaduaduadua aliranaliranaliranaliran
pemikiran pemikiran pemikiran
pemikiran tentangtentangtentang konseptentang konsepkonsepkonsep maknamaknamaknamakna:::: aliranaliranaliranaliran anatikalanatikal @anatikalanatikal @@@ referensial
referensial referensial
MenurutMenurutMenurutMenurut dededede SaussureSaussureSaussureSaussure ((((19591959::::6719591959 676767),),),bahasa),bahasabahasabahasa terdiriterdiriterdiriterdiri
daripada daripada daripada
daripada bunyibunyibunyibunyi atauatauatauatau penandapenandapenandapenanda ((((signifiantsignifiantsignifiant))))signifiant dandandandan makna
makna makna
makna atauatauatau petandaatau petandapetandapetanda ((((signifiesignifiesignifiesignifie))))....
PenandaPenandaPenandaPenanda adalahadalahadalahadalah bayanganbayangan akustikbayanganbayangan akustikakustikakustik,,,, misalnyamisalnyamisalnyamisalnya urutanurutanurutanurutan
bunyi bunyi bunyi
bunyi m+e+j+am+e+j+am+e+j+am+e+j+a.... PetandaPetandaPetandaPetanda adalahadalahadalahadalah gambarangambarangambarangambaran atauatauatauatau bunyi
bunyi bunyi
bunyi m+e+j+am+e+j+am+e+j+am+e+j+a.... PetandaPetandaPetandaPetanda adalahadalahadalahadalah gambarangambarangambarangambaran atauatauatauatau makna
makna makna
Pada kenyataannya tidak semua kata memiliki hubungan tunggal karena ada beberapa nama yang memiliki kesamaan makna dengan
1. Pandangan Realisme
Realisme dalam pengertian filsafat merujuk pada doktrin atau ujaran bahwa objek-objek yang dapat diraba oleh pancaindera adalah nyata (real) dalam wujudnya.
2. Pandangan Nominalisme 2. Pandangan Nominalisme
Pandangan filosofis yang mendasari teori-teori pengkajian makna yang menegaskan bahwa bentuk-bentuk kata atau ekspresi
bahasa yang lainnya digunakan untuk menamai atau menyebutkan benda yang melekat dengan benda yang dinamainya.
3. Pandangan Konseptualisme
Kata konsep mengacu pada proses pem-bentukan konsep dalam pemikiran seseorang. Kata ini mengacu pada apa yang berhubungan dengan konsep atau konsepsi.
4. Pendekatan Referensial
Kebermaknaan suatu ujaran terletak pada hubungan antara ujaran itu secara langsung
dengan sesuatu yang berada di luar bahasa, baik yang bersifat konkret maupun abstrak (Alston dalam Feisal, 1991:17)
5. Pendekatan Struktural
Bersumber pada gagasan strukturalisme Saussure yang mendapat pengaruh dari
pandangan filsafat realisme. Pengaruh ini tercermin dari dikotomi Saussure tentang tercermin dari dikotomi Saussure tentang
bentuk (
form
) dan substansi (subtance
), serta dikotomi sistem bahasa (language
) dan6. Pendekatan Ideasional
Mengkaji makna bahasa sebagai suatu
gagasan (konsep) yang berada dalam pikiran pemakai bahasa.
7. Pendekatan Behavioral
Memusatkan pada hal-hal yang melibat-kan penggunaan bahasa dalam proses
komunikasi atau pada makna ekspresi bahasa dalam situasi tertentu.
Makna
Makna
Makna
Makna sesuatu
sesuatu
sesuatu
sesuatu perkataan
perkataan
perkataan atau
perkataan
atau
atau
atau
ungkapan
ungkapan
ungkapan
ungkapan boleh
boleh
boleh
boleh berubah
berubah
berubah
berubah daripada
daripada
daripada
daripada
yang
yang
yang
yang asal
asal
asal
asal kepada
kepada
kepada
kepada makna
makna
makna
makna yang
yang
yang
yang
baharu
baharu
baharu
baharu.
.
.
. Namun
Namun
Namun antara
Namun
antara
antara
antara unsur
unsur
unsur-
unsur
-
-
-baharu
baharu
baharu
baharu.
.
.
. Namun
Namun
Namun antara
Namun
antara
antara
antara unsur
unsur
unsur-
unsur
-
-
-unsur
unsur
unsur
unsur bahasa
bahasa
bahasa
bahasa,
,
,
, maknalah
maknalah
maknalah
maknalah yang
yang
yang
yang
paling
paling
paling
paling kuat
kuat
kuat
kuat bertahan
bertahan
bertahan
bertahan terhadap
terhadap
terhadap
terhadap
gejala
gejala
gejala
gejala perubahan
perubahan
perubahan
perubahan ((((Hashim
Hashim
Hashim
Hashim Musa,
Musa,
Musa,
Musa,
1994:77).
1994:77).
1994:77).
1994:77).
Faktor
Faktor
Faktor
Faktor-
-
-
-faktor
faktor
faktor
faktor perubahan
perubahan
perubahan
perubahan makna
makna
makna
makna adalah
adalah
adalah
adalah
::::
Perubahan
Perubahan makna
Perubahan
Perubahan
makna
makna
makna karena
karena
karena
karena
perkembangan
perkembangan
perkembangan
perkembangan bahasa
bahasa
bahasa
bahasa itu
itu
itu
itu sendiri
sendiri
sendiri
sendiri....
Perubahan
Perubahan makna
Perubahan
Perubahan
makna
makna
makna karena
karena
karena perubahan
karena
perubahan
perubahan
perubahan
tanggapan
tanggapan
tanggapan
tanggapan penutur
tanggapan
penutur
penutur
penutur....
tanggapan
tanggapan
tanggapan penutur
penutur
penutur
penutur....
Perubahan
Perubahan makna
Perubahan
Perubahan
makna
makna
makna kerana
kerana
kerana perluasan
kerana
perluasan
perluasan
perluasan
maksud
maksud
maksud
maksud....
Perubahan
Perubahan makna
Perubahan
Perubahan
makna
makna
makna karena
karena
karena pembatasan
karena
pembatasan
pembatasan
pembatasan
maksud
maksud
maksud
maksud....
Perubahan
Perubahan makna
Perubahan
Perubahan
makna
makna
makna karena
karena
karena tujuan
karena
tujuan
tujuan
tujuan
simbolik
simbolik
simbolik
1. Ungkapan Tabu
a. Eufemisme (Eufemia)
berasal dari dari bahasa Yunani
eufemia
yang artinya penggunaan kata yang baik. Kata-kata/ungkapan-ungkapan yang
dianggap tabu diganti dengan kata-Kata-kata/ungkapan-ungkapan yang dianggap tabu diganti dengan kata-kata/ungkapan-ungkapan yang baik. Misalnya:
berak buang air besar kencing buang air kecil
2. Disfemia (ungkapan kasar)
Penggunaan kata atau ungkapan yang memiliki nilai rasa yang sifatnya
memper-kasar perasaan. Disfemia biasanya digunakan dalam situasi atau keadaan yang tidak ramah. dalam situasi atau keadaan yang tidak ramah. Misalnya:
mengambil begitu saja mencaplok mengeluarkan mendepak
1. Jenis Makna Kata
2. Relasi Makna Kata
Sumber SumberSumber
Sumber RujukanRujukanRujukanRujukan
BukuBukuBukuBuku UtamaUtamaUtamaUtama
Chaer, A. (2002). Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta. Leech, G. (1981) Semantics: The Study of Meaning. England: Penguin Book.
Lyon, G. (1981). Semantics, Volume 1 dan 2. Cambridge: Cambridge University Press. Parera, J.D. (1993). Leksikon Istilah Pembelajaran Bahasa. Jakarta: PT Gramedia.
Pateda, M. (1986). Semantik Leksikal. Flores: Nusa Indah.
Prawirasumantri, A. (1998). Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta: Depdikbud. Tarigan, H.G. (1985) Pengajaran Semantik. Bandung: Angkasa.
Tarigan, H.G. (1985) Pengajaran Semantik. Bandung: Angkasa.
ReferensiReferensiReferensiReferensi
Aminudin. (1988). Semantik: Pengantar Studi tentang Makna. Bandung: Sinar Baru. Baker, L. (1995). Lyons. USA. Two-Can Publishing Ltd.
Djajasudarma, T.F. (1993). Semantik 1 dan 2: Pemahaman Ilmu Makna. Bandung: Eresco. Katz, J.J. (1972). Semantics Theory. New York: Harper & Row.
George, F.H. (1981). Semantics: Second Edition. Cambridge: Cambridge University Press. Slametmulyana. (1964). Semantik (Ilmu Makna). Jakarta: Jambatan.