• Tidak ada hasil yang ditemukan

TONASE KAPAL (TONNAGE)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TONASE KAPAL (TONNAGE)"

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

TONASE KAPAL (TONNAGE)

Kalimantan Institut of Technology | www.itk.ac.id

Robert Taggart, “Ship Design and Construction”, SNAME, Jersey City, NJ, 1980, pp. 197-201

(2)

Displacement tonnage

•pada tahun 1423 hukum Inggris menentukan

bahwa minuman anggur (bukan buah) yang diimpor

harus dimuat dalam tong kayu yang disebut “tun”

dan ukurannya ditentukan.

•Satu tun dapat berisi 252 gallon anggur yang

beratnya 2240 lbs. Kerajaan memungut pajak untuk

tiap tun yang diimpor.

•Dari sini timbul istilah tonase (tonnage), yaitu

berapa banyak tun muatan suatu kapal.

•Pada akhir abad ke 17, untuk muatan lain juga

mulai ditarik pajak, maka diperlukan suatu cara

untuk menghitung banyaknya muatan

(3)

Displacement tonnage

•tahun 1720 Parlemen Inggris mengesahkan suatu Act yang berisi rumus yang disebut “the Builders Old

Measurement Rule” untuk menentukan DWT kapal: •Rumus ini dipakai sampai tahun 1835.

•Rumus di Amerika Serikat dari tahun 1789 -1864.

•Karena DWT dalam rumus di atas adalah fungsi B dan tinggi geladak tidak termasuk, maka orang membuat kapal yang sempit (B kecil) tetapi tinggi geladaknya besar. Ini berarti kapal muatannya banyak tetapi DWTnya kecil, berarti pajaknya sedikit, sehingga

menguntungkan pemilik. Tetapi stabilitas kapal menjadi jelek. 94 2 / 2 B L DWT  

(4)

Moorsom system (1854)

•Inggris mengambil volume badan kapal sampai geladak teratas dan bangunan atas tertutup sebagai dasar.

•Dibentuk komisi dengan George Moorsom sebagai ketua (secretary).

•Komisi ini menghitung volume badan kapal seluruh armada dagang Inggris dan jumlah tonase yang telah didaftarkan (registered).

•Jumlah volume ini dibagi dengan jumlah tonase, didapatkan angka 98.22.

(5)

Moorsom system (1854)

•Angka ini kemudian dibulatkan menjadi 100 dan tonase kapal adalah volume badan kapal dan bangunan atas

tertutup dalam ft3 dibagi 100

•disebut sistem Moorsom.

•Dari sini timbul istilah “register ton”.

•Meskipun masih berdasarkan sistem Moorsom, beberapa negara dan pengelola terusan kemudian mengeluarkan cara perhitungannya sendiri-sendiri,

sehingga suatu kapal mempunyai banyak tonase sesuai dengan negara yang disinggahinya dan terusan yang dilewatinya

(6)

League of Nation Study and Oslo Convention

•Timbul pemikiran untuk menyatukan sistem

perhitungan tonase, supaya suatu kapal mempunyai tonase yang sama di mana-mana.

•Liga Bangsa Bangsa pada tahun 1925 memulai usaha ini dan pada tahun 1939 draft cara perhitungan telah

berhasil disusun.

•Tetapi pecah Perang Dunia II dan konperensi yang direncanakan tidak jadi diadakan dan kemudian Liga Bangsa Bangsa sendiri bubar.

(7)

League of Nation Study and Oslo Convention

•pada 10 Juni 1947 ditanda-tanganilah suatu konvensi di Oslo yang isinya berdasarkan draft 1939 tadi dan Konvensi Oslo ini berlaku sejak 30 Desember 1954.

•Sampai 1966, ada 16 negara yang menerima Konvensi ini, sedang yang lain masih memakai peraturan nasionalnya. •Masalah yang dihadapi negara yang mengakui adalah adanya pengecualian (exemptions) dan pengurangan

(deductions) yang penafsirannya / interpretasinya berbeda-beda dari suatu negara ke negara lain sesuai kepentingan masing-masing dalam persaingan, perdagangan dan

(8)

League of Nation Study and Oslo Convention

•Timbul kapal-kapal jenis shelterdeck yang mempunyai dua

tonase (untuk keadaan terbuka dan tertutup, open and closed shelterdeck) dan mendapat keringanan konstruksi dari biro

klasifikasi, meskipun kemudian keringanan konstruksi ini dihapuskan.

•Jenis ini kemudian digantikan oleh kapal-kapal dengan “tonnage mark” selain “freeboard mark”.

•Hal-hal tersebut menyebabkan bahwa kapal kecil yang ukuran dan bentuknya tepat sama bisa mempunyai ukuran dari 200 gross ton sampai lebih dari 1000 gross ton, tergantung dari negara mana yang mengeluarkan surat ukur.

(9)

International Convention on Tonnage Measurement of Ships 1969

•Juni 1959 suatu subkomisi dari Maritime Safety Committee (MSC) dibentuk dan ditugaskan memulai pengembangan

sistem perhitungan tonase standard yang berlaku international.

•Sistem ini harus: dapat dipakai di seluruh dunia, adil dan sebanding antara kapal masing-masing maupun kelompok kapal, tidak menghalangi proses perancangan yang baik, tidak berpengaruh jelek pada kelaik-lautan kapal,

memperhitungkan juga segi ekonomis dari industri pelayaran secara umum

(10)

International Convention on Tonnage Measurement of Ships 1969

•bulan Mei dan Juni 1969 di London diselenggarakan

International Conference on Tonnage Measurement dan menghasilkan the International Convention on Tonnage Measurement of Ships (ICTM 1969) yang secara umum dianggap memenuhi kriteria di atas.

•Konvensi ini menghapuskan semua pengecualian (exemptions) dan pengurangan (deductions), tetapi mempertahankan Gross Tonnage dan Net Tonnage. •Konvensi ini mulai berlaku sejak Juli 1982.

•Yang ideal adalah hanya ada satu tonase: Gross Tonnage; Net Tonnage, enclosed spaces, excluded spaces; The danger in

(11)

Article 1 General Obligation under the Convention Article 2 Definitions

(2) Administration adalah Pemerintah Negara yang benderanya dikibarkan oleh kapal.

(3) Pelayaran internasional ialah pelayaran dari suatu negara tempat konvensi ini berlaku ke pelabuhan di luar negara tersebut, atau sebaliknya

(6) Kapal baru adalah kapal yang lunasnya diletakkan, atau pada tahap pembangunan yang setara dengan itu, pada

tanggal berlakunya Convention ini

International Convention on Tonnage

Measurement of Ships, 1969

(12)

Article 2 Definitions

(8) Panjang (Length) L diambil

i. sebesar 96 % panjang total garis air pada sarat 0.85 tinggi geladak moulded terendah diukur dari lunas

ii. dari sisi depan linggi haluan sampai ke sumbu tongkat kemudi

diambil yang lebih besar.

Pada kapal yang dirancang lunasnya bersudut terhadap bidang datar, bidang air tempat mengukur L dibuat sejajar dengan bidang air rancang

International Convention on Tonnage

Measurement of Ships, 1969

(13)

Article 3 Application

•Konvensi ini berlaku untuk kapal yang melakukan pelayaran internasional dan

a. kapal yang terdaftar pada negara yang Pemerintahnya

adalah Contracting Government (menandatangani konvensi ini)

b. kapal yang terdaftar pada teritori menurut Article 20

c. kapal tak terdaftar yang mengibarkan bendera suatu negara yang Pemerintahnya adalah Contracting Government

(menandatangani konvensi ini)

International Convention on Tonnage

Measurement of Ships, 1969

(14)

Article 3 Application

(2) Konvensi ini berlaku untuk a. kapal baru

b. kapal sekarang (existing ship) yang mengalami perubahan dan menurut Administration banyak berbeda dari gross tonnage yang ada

c. kapal sekarang, atas permintaan pemilik

d. semua kapal sekarang, 12 tahun setelah tanggal berlakunya konvensi ini, kecuali jika kapal itu, (selain kapal menurut (b) dan (c)), tetap mempunyai gross tonnage yang sekarang, untuk dipakai dalam memenuhi persyaratan dalam Konvensi International lain yang ada.

International Convention on Tonnage

Measurement of Ships, 1969

(15)

Article 3 Application

(3) Kapal sekarang yang telah memberlakukan Konvensi ini menurut sub-paragraf (2)(c) selanjutnya tidak diharuskan

memenuhi persyaratan yang dipakai Administration sebelum Konvensi ini berlaku.

International Convention on Tonnage

Measurement of Ships, 1969

(16)

Article 4 Exceptions

1. Konvensi ini tidak berlaku pada a. Kapal perang

b. Kapal yang panjangnya kurang dari 24 m (79 feet)

2. Isi konvensi ini tidak ada yang berlaku pada kapal-kapal yang hanya berlayar di:

a. Danau Besar di Amerika Utara dan sungai St. Lawrence ke timur

sampai garis (rhumb line) yang menghubungkan Cap de Rosiers dengan West Point di Anticosti Island, dan di sisi utara Anticosti Island sampai Bujur Barat 630.

b. Laut Kaspia

c. Sungai-sungai Plate, Parana dan Uruguay ke Timur sampai sejauh garis yang menghubungkan Punta Rasa (Cabo San Antonio), Argentina dengan Punta del Este, Uruguay.

International Convention on Tonnage Measurement of Ships, 1969

(17)

Article 5 Force Majeure

Article 6 Determination of Tonnages Article 7 Issue of Certificate

Article 8 Issue of Certificate by another Government Article 9 Form of Certificate

Article 10 Cancellation of Certificate Article 11 Acceptance of Certificate

International Convention on Tonnage

Measurement of Ships, 1969

(18)

Article 12 Inspection

1. Suatu kapal yang mengibarkan bendera suatu negara yang Pemerintahnya adalah Contracting Government, jika berada di pelabuhan dari Contracting Government lain, boleh

diperiksa oleh pejabat yang diberi wewenang oleh

Contracting Government lain itu. Tujuan pemeriksaan adalah sebatas untuk memastikan bahwa:

a. kapal itu mempunyai Sertifikat Tonase International (1969) yang masih berlaku

b. keadaan dan sifat utama kapal sesuai dengan data yang diberikan dalam sertifikat

International Convention on Tonnage

Measurement of Ships, 1969

(19)

Article 12 Inspection

2. Pemeriksaan semacam itu tidak boleh menyebabkan penundaan jadual kapal

3. Jika hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa keadaan dan sifat utama kapal berbeda dari data yang diberikan dalam Sertifikat Tonase International (1969) sehingga ada

penambahan gross atau net tonnage, Pemerintah negara yang benderanya dikibarkan oleh kapal, harus segera diberitahu.

International Convention on Tonnage

Measurement of Ships, 1969

(20)

Article 13 Privileges

Article 14 Prior Treaties, Conventions and Arrangements Article 15 Communication of Information

Article 16 Signature, Acceptance and Accessions Article 17 Coming into Force

Article 18 Amendments Article 19 Denunciations Article 20 Territories

Article 21 Deposit and Registration Article 22 Languages

International Convention on Tonnage

Measurement of Ships, 1969

(21)

Regulation 1 – General

Regulation 2 – Definitions of Terms used in the Annexes 1. Upper Deck

Upper Deck adalah

•geladak lengkap teratas

•terbuka terhadap cuaca dan laut

•semua bukaan pada bagian geladak yang terbuka terhadap cuaca, mempunyai penutup permanen yang kedap cuaca

•di bawah geladak ini, semua bukaan pada lambung mempunyai penutup permanen yang kedap air

Pada kapal yang upper decknya terdiri atas bagian-bagian yang tidak sama tinggi (stepped), garis geladak yang terendah dan penerusannya yang sejajar dengan garis geladak yang tinggi adalah upper deck.

Annex I – Regulations for Determining Gross

and Net Tonnages of Ships

(22)

Regulation 2 – Definitions of Terms used in the Annexes

2. Moulded Depth

a. Moulded Depth adalah

•jarak vertikal yang diukur dari sisi atas lunas ke sisi bawah upper deck di sisi kapal

•Pada kapal kayu dan kapal komposit, jarak ini diukur dari sisi bawah keel rabbet

•Jika bentuk bagian bawah midship section adalah cekung, atau jika dipasang garboard strake yang tebal, jarak diukur dari titik potong bagian datar alas diteruskan ke dalam

dengan sisi lunas

Annex I – Regulations for Determining Gross

and Net Tonnages of Ships

(23)

Regulation 2 – Definitions of Terms used in the Annexes

2. Moulded Depth

b. Pada kapal yang mempunyai rounded gunwales, moulded depth diukur dari titik potong garis moulded geladak dengan pelat sisi kapal, kedua garis diteruskan seakan-akan rancangan gunwale adalah bersudut

c. Jika upper deck terdiri atas bagian-bagian yang tidak sama tinggi (stepped) dan bagian yang tinggi melalui tempat

pengukuran moulded depth, maka moulded depth diukur sampai garis acuan yang menjadi lanjutan bagian geladak yang rendah dan sejajar dengan bagian yang tinggi

Annex I – Regulations for Determining Gross

and Net Tonnages of Ships

(24)

Regulation 2 – Definitions of Terms used in the Annexes

3. Breadth

Breadth adalah lebar maksimum kapal, diukur di amidships sampai

•ke sisi luar gading-gading untuk kapal logam

•ke permukaan luar badan kapal untuk semua bahan lain

Annex I – Regulations for Determining Gross

and Net Tonnages of Ships

(25)

Regulation 2 – Definitions of Terms used in the Annexes 4. Enclosed spaces

Enclosed spaces adalah semua ruangan yang dibatasi oleh •badan kapal (ship’s hull),

•partisi atau sekat tetap atau dapat pindah (portable)

•geladak atau penutup lainnya selain awning (tenda terpal) tetap atau dapat pindah (portable).

Adapun terpotongnya geladak atau adanya bukaan pada •badan kapal

•geladak atau penutup lain suatu ruangan

•partisi atau sekat suatu ruangan atau tidak adanya partisi atau sekat •tidak dapat membuat suatu ruangan tidak termasuk dalam enclosed spaces

Annex I – Regulations for Determining Gross

and Net Tonnages of Ships

(26)

Regulation 2 – Definitions of Terms used in the Annexes 5. Excluded spaces

Meskipun ada ketentuan dalam paragraf (4) Regulation ini, ruangan – ruangan yang disebut dalam subparagraf (a) sampai dengan (e) paragraf ini disebut excluded spaces dan tidak dimasukkan dalam volume

enclosed spaces.

Tetapi jika ruangan itu memenuhi paling sedikit satu dari tiga syarat berikut:

•ruangan itu dilengkapi dengan rak (shelves) atau lainnya untuk menaruh muatan atau kebutuhan kapal (stores)

•bukaan diberi alat penutup

•konstruksi bukaan dibuat sedemikian sehingga bisa dipasang penutup maka ruangan itu dimasukkan dalam enclosed spaces.

Annex I – Regulations for Determining Gross

and Net Tonnages of Ships

(27)

Regulation 2 – Definitions of Terms used in the Annexes 5. Excluded spaces

a) (i) suatu ruang dalam suatu bangunan di seberang suatu bukaan ujung yang

•tingginya dari geladak sampai geladak, kecuali curtain plate yang tingginya tidak melebihi tinggi balok geladak ditambah 25 mm atau kurang

•lebarnya paling sedikit 90% lebar geladak setempat pada garis bukaan

Annex I – Regulations for Determining Gross

and Net Tonnages of Ships

0.5B ≥0.9B ≥0.9B

0.5B

≥0.9B

<0.9B excluded space enclosed space ≥0.9B

(28)

Regulation 2 – Definitions of Terms used in the Annexes 5. Excluded spaces

Yang masuk excluded space dan dikeluarkan dari enclosed space adalah ruang antara bukaan yang sebenarnya sampai suatu garis sejajar garis bukaan yang berjarak setengah lebar geladak setempat dari garis

bukaan sebenarnya (Fig. 1 dalam Appendix 1). Lihat gambar di atas.

Annex I – Regulations for Determining Gross

and Net Tonnages of Ships

(29)

Regulation 2 – Definitions of Terms used in the Annexes

5. Excluded spaces

a) (ii) Jika lebar ruangan menyempit karena penataan ruangan – dan

bukan karena menyempitnya badan kapal – sehingga kurang dari 90% lebar geladak setempat, maka hanya ruang di antara garis bukaan dan

suatu garis sejajar yang melalui titik tempat lebar ruangan sama dengan 90% lebar geladak setempat atau kurang, boleh dikeluarkan dari enclosed space

Annex I – Regulations for Determining Gross

and Net Tonnages of Ships

≥0.9B 0.5B 0.9B ≥0.9 B 0.5B 0.9B excluded space enclosed space ≥0.9B 0.5B 0.9B ≥0.9B 0.5B 0.9 B <0.9B

(30)

Regulation 2 – Definitions of Terms used in the Annexes 5. Excluded spaces

a) (iii) Jika ruang yang

sepenuhnya terbuka selain

bulwark atau pagar terbuka ada di antara dua bangunan

sehingga ada ruangan yang boleh excluded menurut subparagraf a)(i) dan a)(ii), maka pengeluaran ruangan tidak boleh dilakukan jika pemisahan antara kedua

bangunan adalah kurang dari setengah lebar geladak

setempat

Annex I – Regulations for Determining Gross and Net Tonnages of Ships

bulwark/open rails 0.5B ≥0.5 B <0.5 B ≥0.9 B <0.9 B ≥0.9 B <0.9B excluded space enclosed space

(31)

Regulation 2 – Definitions of Terms used in the Annexes 5. Excluded spaces

b) Ruangan di bawah suatu penutup (deck covering) yang terbuka terhadap laut dan cuaca dan pada sisi terbuka tidak mempunyai hubungan apapun dengan badan kapal selain stanchion yang dibutuhkan untuk menyangga

penutup itu. Pada ruang semacam itu, open rail atau bulwark dan curtain plate boleh dipasang atau stanchion dipasang pada sisi kapal, asal jarak h antara tepi atas pagar terbuka atau kubu-kubu dengan curtain plate tidak kurang dari 0.75 metres (2.5 feet) atau 1/3 tinggi ruangan H, diambil yang besar

Annex I – Regulations for Determining Gross and Net Tonnages of Ships

h

bulwark/open rails H

(32)

Regulation 2 – Definitions of Terms used in the Annexes 5. Excluded spaces

c) Ruangan dalam bangunan dari lambung ke lambung yang ada di

antara dua bukaan sisi yang berseberangan yang tingginya tidak kurang dari 0.75 meter (2.5 feet) atau 1/3 tinggi ruangan, diambil yang besar. Volume ruang excluded = ℓ.B.H. Jika bukaan pada bangunan itu hanya ada pada satu sisi, ruangan yang dikeluarkan dari enclosed space adalah dari bukaan sampai paling jauh setengah lebar kapal setempat pada

bukaan tadi

Annex I – Regulations for Determining Gross and Net Tonnages of Ships

ℓ h

H B

(33)

Regulation 2 – Definitions of Terms used in the Annexes 5. Excluded spaces

d) Ruangan dalam bangunan yang langsung di bawah bukaan tak

berpenutup pada geladak di atasnya, asal bukaan itu terbuka terhadap cuaca dan ruangan yang dikeluarkan dari enclosed space terbatas pada luas bukaan

Annex I – Regulations for Determining Gross and Net Tonnages of Ships

(34)

Regulation 2 – Definitions of Terms used in the Annexes 5. Excluded spaces

e) Recess pada sekat batas suatu bangunan yang terbuka terhadap

cuaca dan tinggi bukaan dari geladak sampai geladak tanpa alat penutup asal lebar di ujung dalam tidak lebih besar dari lebar bukaan di ujung

luar dan masuknya ke dalam bangunan tidak lebih dari dua kali lebar bukaan masuk

Annex I – Regulations for Determining Gross and Net Tonnages of Ships

h2

h1 l1≥2h1 enclosed l2<2h2 excluded

(35)

Regulation 2 – Definitions of Terms used in the Annexes 6. Passenger

Seorang penumpang adalah setiap orang selain:

•Nakhoda dan ABK dan orang lain yang dipekerjakan di kapal untuk kegiatan dagang (business) kapal tersebut (misalnya pengurus dan pegawai kantin, pengurus dan pegawai toko, pengurus dan anggota band dll).

•Seorang anak yang umurnya kurang dari 1 tahun

Annex I – Regulations for Determining Gross

and Net Tonnages of Ships

(36)

Regulation 2 – Definitions of Terms used in the Annexes 7. Cargo spaces

Ruang muat yang dimasukkan dalam dimasukkan dalam perhitungan NT adalah

•enclosed space untuk membawa muatan yang akan dibongkar dari kapal,

•ruang tersebut sudah dimasukkan perhitungan GT

Ruang semacam ini harus disebutkan dalam sertifikat dan diberi tanda permanen CC (cargo compartment) di tempat yang mudah terlihat dan tinggi hurufnya tidak kurang dari 100 mm

8. Weathertight

Annex I – Regulations for Determining Gross

and Net Tonnages of Ships

(37)

Regulation 3 – Gross Tonnage

Gross Tonnage kapal dihitung dengan rumus berikut

GT = K

1

V

dengan

V = jumlah volume seluruh enclosed space di kapal, termasuk ruangan di bawah upper deck dalam m3.

K1 = 0.2 + 0.02*log10 V

Annex I – Regulations for Determining Gross

and Net Tonnages of Ships

(38)

Regulation 4 – Net Tonnage

(1) Net Tonnage kapal dihitung dengan rumus berikut sedangkan

faktor suku

harga NT ≥ 0.30 GT

Annex I – Regulations for Determining Gross

and Net Tonnages of Ships

              10 3 4 2 1 3 2 2 N N K D d V K NT C 1 3 4 2       D d GT D d V K C 0.25 3 4 2 2       

(39)

Regulation 4 – Net Tonnage

dengan

VC = jumlah volume semua Ruang Muat dalam m3

K2 = 0.2 + 0.02*log10 VC

D = moulded depth di bidang tengah panjang kapal menurut Regulation 2.2

d = moulded draught di bidang tengah panjang kapal menurut ayat 2 Regulation ini

N1 = banyaknya penumpang yang memakai kabin berisi tidak lebih dari 8 orang

N2 = banyaknya penumpang yang lain

N1 + N2 = jumlah penumpang seluruhnya yang diijinkan untuk dibawa oleh kapal tersebut. Jika N1 + N2 < 13, maka N1 + N2 = 0

Annex I – Regulations for Determining Gross

and Net Tonnages of Ships

(40)

Regulation 4 – Net Tonnage Contoh:

Suatu kapal mempunyai:

10 kabin untuk 1 penumpang 20 kabin untuk 2 penumpang 40 kabin untuk 4 penumpang 40 kabin untuk 8 penumpang 20 kabin untuk 12 penumpang 20 kabin untuk 20 penumpang maka

N1 = 10*1 + 20*2 + 40*4 + 40*8 = 530 penumpang N2 = 20*12 + 20*20 = 640 penumpang

Annex I – Regulations for Determining Gross

and Net Tonnages of Ships

(41)

Regulation 4 – Net Tonnage

(2) Moulded draught yang disebut di paragraf (1) di atas adalah salah satu dari sarat di bawah ini:

a) Jika peraturan lambung timbul ILLC 1969 berlaku untuk kapal ini, sarat pada lambung timbul musim panas (summer freeboard)

b) Jika kapal memakai peraturan penyekatan SOLAS 1974 atau peraturan internasional yang lain, sarat adalah sarat penyekatan terdalam

c) Jika peraturan lambung timbul ILLC 1969 tidak berlaku untuk kapal ini, tetapi kapal mengikuti peraturan nasional, sarat adalah sarat musim panas menurut peraturan nasional

d) Jika kapal tidak mengikuti peraturan lambung timbul tetapi sarat

maksimum ditentukan berdasarkan peraturan nasional, sarat adalah sarat terdalam berdasarkan peraturan nasional

e) untuk kapal lain, sarat diambil 75% moulded depth menurut Regulation 2(2) di atas.

Annex I – Regulations for Determining Gross

and Net Tonnages of Ships

(42)

Regulation 5 – Change of Net Tonnage Regulation 6 – Calculation of Volumes

Semua volume yang termasuk dalam perhitungan gross tonnage dan net tonnage harus diukur dengan mengabaikan adanya isolasi dan

sejenisnya, sampai bagian dalam dari kulit atau pelat struktur pembatas untuk kapal dari logam, dan sampai permukaan luar kulit atau sampai permukaan dalam bidang struktur pembatas untuk bahan lain.

Volume appendages harus dimasukkan dalam volume keseluruhan Volume ruangan yang terbuka ke laut boleh dikeluarkan dari volume keseluruhan

Annex I – Regulations for Determining Gross

and Net Tonnages of Ships

(43)

Regulation 7 – Measurement and Calculation

Semua pengukuran untuk menghitung volume dilakukan sampai sentimeter atau 1/20 foot terdekat

Volume dihitung dengan cara yang umum diterima untuk ruang tersebut dan dengan ketelitian yang disetujui oleh Administration

perhitungan harus cukup rinci sehingga mudah diperiksa

Annex I – Regulations for Determining Gross

and Net Tonnages of Ships

(44)

Referensi

Dokumen terkait

dan capital expenditure berpengaruh signifikan terhadap return saham, sedangkan sinyal-sinyal fundamental seperti account receivable, effective tax rate, labor force

Sejauh pengamatan peneliti, penelitian mengenai perbedaan adversity quotient pada mahasiswa yang mengikuti Objective Structured Clinical Skills (OSCE) berdasarkan motivasi

Kekekalan jiwa yang dikemukakan filosof Muslim dapat diambil titik temunya dengan kebenaran al-Quran tentang kebangkitan jasad dengan cara; pertama, bahwa apa yang

Segala puji syukur ke hadirat Allah SWT karena atas limpahan rahmat, taufik dan hidayah-Nya maka penulis dapat menyelesaikan pelaksanaan dan penyusunan laporan

PEN yang ad produks tersusun proses p pada be disebut berkisar Peningk larutan 2. PEN Peni sehi mau berb a. KAJIAN R Ke Unive Garam meru han pokok mas endah dengan magnesium ch

NetOp School ini akan sangat membantu pengajar/dosen yang memegang beberapa kelas dengan materi yang sama dalam waktu yang bersamaan, atau kelas yang besar karena dengan

• Orang di dunia kerja Tidak dapat Serohani dengan mereka yang full-time di gereja. • Fungsi utama dari

Kecamatan paciran kabupaten lamongan adalah merupakan wilayah yang terletak di pesisir pantai ,sebelah barat berbatasan dengan kabupaten Tuban sedangkan sebelah timur