• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian lapangan bersifat deskriptif

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian lapangan bersifat deskriptif"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian lapangan bersifat deskriptif

yaitu penenelitian dengan pendekatan spesifik untuk mengungkapkan fakta

dalam hubungan sebab akibat untuk mencari keterangan apa sebab terjadinya

masalah, bagaimana memecahkannya, dan yang sifatnya hanya mendalam pada

satu unit peristiwa.

B. Jenis Data

Jenis data yang dikumpulkan adalah data kuantitatif dan data kualitatif yang

bersumber dari:

a. Data Primer

Data primer merupakan data yang secara langsung didapat dari sumber

pertama, dalam hal ini adalah PT. Pioneerindo Gourmet Internasional, Tbk

Cabang Medan yang mana data tersebut masih diolah oleh penulis.

b. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang diolah oleh perusahaan dan telah

terdokumentasi, antara lain berupa struktur organisasi perusahaan, sejarah dan

kegiatan perusahaan serta prosedur pencatatan dan pengiriman.

C. Teknik Pengumpulan Data

a. Observasi, yaitu mengadakan pengamatan langsung terhadap objek

penelitian, dalam hal ini PT. Pioneerindo Garmet International, Tbk

(2)

b. Wawancara, yaitu dengan melakukan tanya jawab langsung dengan

pimpinan dan karyawa yang menangani persediaan barang.

c. Studi Dokumentasi, yaitu dengan mengumpulkan dan mempelajari

dokumen-dokumen atau laporan-laporan yang telah diperoleh.

D. Metode Penganalisaan Data

Metode analisis yang dipakai guna menganalisis data yang diperoleh adalah

dengan menggunakan: Metode Deskriptif , yaitu suatu metode yang digunakan

dengan mengumpulkan, mengklasifikasikan, dan menginterprestasikan data serta

dianalisis sehingga memberikan keterangan yang lengkap bagi pemecahan

permasalahan yang dihadapi.

E. Jadwal dan Lokasi Penelitian

Jadwal penelitian yang direncanakan adalah sebagai berikut :

Tahun 2009

Tahapan Penelitian Okt Nov Des

Pengajuan proposal skripsi X

Bimbingan proposal skripsi X X

Seminar proposal skripsi X

Bimbingan dan penulisan skripsi X

Penyelesaian skripsi X

Dan lokasi penelitian ini dilakukan di PT. Pioneerindo Gourmet

(3)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. DATA PENELITIAN

a. Sejarah singkat dan aktivitas Perusahaan

PT. Pioneerindo Gourmet International didirikan berdasarkan akta

notaris No. 48 yang dibuat oleh Arikanti Natakusumah S.H, notaris di Jakarta

tertanggal 13 Desember 1983 dan pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik

Indonesia tertanggal 10 April 1984 nomor CH-2169-HT.01.01.Th 84 dan

didaftarkan pada pengadilan negeri Jakarta Pusat, tanggal 4 Mei di bawah nomor

1218/1984 dengan nama PT. Putera Sejahtera Pioneerindo.

Anggaran dasar Perseroan telah beberapa kali mengalami perubahan,

terakhir dalam rangka Penawaran Umum termasuk dalam akta No. 52 tanggal 5

Maret 1994 oleh Adam Kasdarmadji S.H, notaris di Jakarta, tentang peningkatan

modal dasar dari Rp. 40.000.000.000,00 (empat puluh milyar rupiah) menjadi

Rp. 100.000.000.000,00 (seratus milyar rupiah) yang terdiri dari 40.000.000

saham menjadi 100.000.000 saham dengan nominal per lembar saham

Rp.1.000,00 yang telah mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik

Indonesia, dengan surat keputusannya tanggal 24 Maret 1994 No.

C2-4965.HT.01.04.Th.94.

Adapun maksud dan tujuan pendirian perseroan ini sesuai dengan anggaran

dasar adalah sebagai berikut.

1. Menjalankan dan melaksanakan supermarket business dalam arti kata

seluas-luasnya, diantaranya juga mendirikan pabrik-pabrik bahan makanan.

(4)

3. Menjalankan usaha catering

4. Berusaha dibidang industri bahan-bahan makanan dan minuman

5. Berusaha dalam bidang perdagangan pada umumnya, termasuk impor,

ekspor, lokal maupun antar pulau baik untuk perhitungan sendiri maupun atas

perhitungan pihak lain secara komisi.

6. Bertindak sebagai agen, grosir, leveransir dan penyalur dari berbagai macam

barang dagangan.

Pada tanggal 20 Januari 1984 PT. Putera Sejahtera Pioneerindo

mengadakan kontrak perjanjian dengan Pioneer Take-Out, Franchisor Amerika

Serikat untuk penggunaan merek dagang California Pioneer Chicken dan

disahkan pada tanggal 14 Agustus 1984. Namun, surat perjanjian tersebut

dibatalkan pada tanggal 2 Maret 1989 karena pihak franchisor tidak dapat

memenuhi kewajiban utamanya yaitu memasok bumbu untuk produk California

Pioneer Chicken. Untuk melanjutkan aktivitasnya, manajemen PT. Putera

Sejahtera Pioneerindo memutuskan untuk membuat kualitas produk dan

menciptakan produk dengan merk dagang ”California Fried Chicken” dengan

surat pendaftaran ciptaan tanggal 10 Agustus 1989 nomor 002067 dan

didaftarkan kembali pada tanggal 18 September 1993 No. 9851 dan No. 9855

Keputusan Menteri Kehakiman Republik Indonesia. Sesuai dengan Rapat Umum

Pemegang Saham Luar Biasa dan Rapat Tahunan PT. Putera Sejahtera

Pioneerindo tanggal 29 Juni 2001 dihasilkan perubahan nama dari PT. Putera

Sejahtera Pioneerindo menjadi PT. Pioneerindo Gourmet International Tbk.

Sehubungan dengan perubahan kebijaksanaan pemerintah mengenai

(5)

citra perseroan, karena masih menggunakan logo yang sama, walaupun

sebenarnya sudah merencanakan hal ini jauh sebelumnya. Perusahaan terpaksa

mengeluarkan tambahan dana untuk mengganti seluruh merek California Fried

Chicken yang sudah terpasang menjadi CFC.

Sejak perseroan menjadi pemegang merek dagang California Fried

Chicken hingga saat ini jaringan CFC di seluruh Indonesia telah tersebar di

propinsi-propinsi besar termasuk di kota Medan. Sampai saat ini jumlah oulet

CFC yang ada di bawah wilayah Sumatera Utara berjumlah 10 outlet yang

berada di pusat perbelanjaan.

b. Struktur Organisasi Perusahaan

Agar kegiatan operasi perusahaan berjalan dengan lancar maka

pembagian tugas dan wewenang serta tanggung jawab masing-masing bagian

harus ditetapkan dalam struktur organisasi perusahaan. Dalam hal ini sasaran

perusahaan dirinci dalam bentuk yang lebih spesifik sehingga rangkaian tugas,

wewenang dan tanggung jawab masing-masing bagian merupakan suatu

rangkaian sistem organisasi yang kuat dan terarah.

Struktur organisasi merupakan salah satu faktor yang turut

mempengaruhi tingkat keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuan

yang telah ditetapkan oleh perusahaan tersebut. Dengan adanya struktur

organisasi akan mudah diketahui wewenang dan tanggung jawab setiap personil

yang menduduki jabatan tertentu yang sesuai dengan struktur organisasi yang

ada, dengan kata lain manfaat yang diperoleh dari adanya struktur organisasi

(6)

1. Untuk memudahkan pelaksanaan pekerjaan dan pengawasan

2. Untuk membagi fungsi dan tanggung jawab secara jelas

3. Untuk mencegah adanya penumpukan pekerjaan pada bagian tertentu dalam

organisasi/perusahaan.

4. Untuk mempermudah kerja sama dalam menyelesaikan suatu pekerjaan

sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya.

Berdasarkan lampiran struktur organisasi PT. Pioneerindo Gourmet

International Tbk Cabang Medan, maka perusahaan menerapkan struktur garis

dan staf. Berikut ini dijelaskan secara ringkas mengenai struktur organisasi yang

diterapkan PT. Pioneerindo Gourmet International Tbk Cabang Medan divisi

CFC. Adapun kantor pusat (head office) berada di Jakarta dan memiliki 5 kantor

cabang yaitu: Medan, Padang, Palembang, Surabaya, dan Pontianak. Pimpinan

tertinggi yaitu Presiden Direktur berkedudukan di kantor pusat Jakarta sedangkan

kantor cabang dipimpin oleh dua manajer yang memiliki tingkatan (level) yang

sama yaitu: Branch Finance & Accounting Manager dan Regional Manajer

Operation. Manager Branch Finance & Accounting membawahi Departemen

Treasury, Departemen Accounting dan Departemen Internal Audit, sedangkan

Regional Operation Manager menangani fungsi marketing, processing dan

logistik. Selain itu, kedua manager ini juga bekerja sama dengan bagian

Personalia dan bagian Pembelian. Branch Finance & Accounting Manager

bertanggung jawab kepada Finance Controller dan Regional Operation Manager

bertanggung jawab kepada General Operation Manager yang keduanya berada di

kantor pusat Jakarta. Selain kedua posisi diatas, bagian personalia dan pembelian

(7)

Apabila dilihat dari sudut pandang lapangan pekerjaan maka perusahaan

ini dapat dikatakan memiliki dua bagian besar lapangan kerja, yaitu kantor

cabang sebagai pusat administrasi dan logistik yang berlokasi di Jalan Karya Jasa

No. 88 Medan dan outlet-outlet sebagai lokasi marketing perusahaan yang

sebagian besar berada di pusat-pusat perbelanjaan.

Sebagai gambaran tentang tugas-tugas antar bagian akan diuraikan

sebagai berikut:

1. Regional Operation Manager

Membawahi bagian operasional perusahaan mulai dari logistik dan proses

produksi sampai dengan fungsi pemasaran. Regional Operation Manager

bertanggung jawab atas pelaksanan operasional perusahaan.

2. Purchase Departement (Departement Pembelian)

Melakukan fungsi pembelian dan pengadaan barang dan departemen ini juga

di percayai perusahaan untuk menangani penjualan barang-barang

(inventaris) bekas yang sudah tidak dipakai lagi oleh perusahaan.

3. Human Resources Departemen (Personalia)

Bagian ini menangani urusan sumber daya manusia dan kepersonaliaan baik

untuk karyawan yang ada di kantor cabang maupun karyawan yang ada di

bagian operasional. Selain itu, bagian ini juga menangani bagian umum

(General Affairs).

4. Head Logistik

Head Logistik menangani proses pengepakan beberapa produk yang

disediakan oleh bagian logistik kantor pusat. Selain itu, juga melakukan

fungsi pengadaan, penyimpanan barang (gudang) serta fungsi distribusi ke

(8)

5. Branch Finance & Accounting Manager

Branch Finance & Accounting Manager membawahi secara langsung tiga

bagian yaitu bagian akuntansi, bagian keuangan dan bagian internal audit.

Branch Finance & Accounting Manager cabang secara garis besar memiliki

tugas-tugas yang meliputi;

 Perencanaan dan pengawasan tugas-tugas bagian yang menjadi bawahannya seperti pelaporan data akuntansi, administrasi,

keuangan dan audit terhadap operasional.

 Pengawasan terhadap seluruh transaksi keuangan perusahaan melalui verifikasi dan persetujuan untuk memastikan bahwa

transaksi-transaksi yang telah terjadi sesuai dengan prosedur yang berlaku atau

ditetapkan.

 Mengusahakan dan menjaga agar pemanfaatan dana kas secara efisien, juga agar kebijaksanaan manajemen perusahaan yang

berkaitan dengan aspek administrasi dan keuangan dilaksanakan

sesuai dengan ketentuan.

 Bekerja sama dengan Regional Operation Manager dalam menyusun anggaran penjualan selama periode tertentu dan melakukan

pengendalian terhadap realisasi melalui anggaran tersebut.

 Mengusahakan koordinasi dan efisiensi sehubungan dengan biaya.  Menjaga dan memelihara keutuhan dokumen-dokumen dan

catatan-catatan yang ada pada bagian akuntansi, bagian keuangan dan

(9)

 Menjamin sistem pengamanan yang memadai atas seluruh harta kekayaan perusahaan melalui sistem pengendalian internal dan peran

internal audit.

6. Treasury Departement (Keuangan)

Bagian ini bertanggung jawab terhadap pencatatan dan pengawasan

penerimaan kas (cash inflow) dan pengeluaran kas (cash outflow) yang

terjadi, membandingkan penjualan antara catatan mesin register yang ada di

outlet dengan uang yang disetor ke bank serta membuat laporan penerimaan

dan pengeluaran kas.

7. Accounting Departement (Akuntansi)

Bagian akuntansi mempunyai tugas dan tanggung jawab dalam membantu

Branch Finance & Accounting Manager dalam pengerjaan pembukuan dan

bertanggung jawab atas pembuatan laporan keuangan.

8. Internal Audit Departement

Bagian internal audit bertanggung jawab untuk melaksanakan fungsi

pemeriksaan baik untuk pemeriksaan keuangan maupun operasional.

9. Training Center

Bagian ini bertanggung jawab untuk memberikan pelatihan untuk seluruh

karyawan yang ada di bagian operasional baik dalam aktivitas penjualan

maupun proses pembuatan dan penyajian barang dagangan.

10. Manager

Manager adalah bawahan dari Regional Operation Manager dalam

(10)

B. ANALISIS PENELITIAN A. Persediaan

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya PT. Pioneerindo Gourmet

International Tbk, adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha

restauran cepat saji, dimana persediaan makanan utamanya adalah daging ayam,

disamping beberapa persediaan makanan tambahan seperti: perkedel, nasi,

kentang, burger dan bahan minuman seperti coca cola, sprite, fanta, teh botol dan

fruit tea botol. Jenis seluruh persediaan tersebut sama seperti persediaan barang

dagangan karena tidak diolah menjadi bentuk persediaan makanan yang baru

tetapi hanya meramu dari persediaan makanan dan minuman sesuai dengan

standar resep yang telah ditetapkan dalam proses penyajian yang dilakukan

hingga produk tersebut dijual.

Perusahaan membagi persediaan yang dijualnya menjadi enam

kelompok yaitu:

- produk bahan ayam

- produk bahan makanan

- produk bahan minuman

- produk bahan pelengkap

- produk bahan saus

- pembungkus

Keenam kelompok persediaan inilah yang menjadi dasar dalam penghitungan

harga pokok penjualan. Adapun persediaan tersebut diatas tersedia di gudang

(11)

B. Pengadaan Persediaan

Untuk memberikan gambaran yang jelas mengenai akuntansi persediaan

yang diterapkan oleh perusahaan, maka akan di bahas dua hal, yaitu

a. Penetapan harga perolehan persediaan.

b. Metode penilaian persediaan

Ad 1. Penetapan Harga Perolehan Persediaan

Dalam aktivitas pengadaan persediaan, PT Pioneerindo Gourmet

International Tbk Cabang Medan memperoleh dari dua sumber, yaitu: gudang

pusat dan pemasok lokal (supplier). Biasanya pemasok lokal hanya menyediakan

persediaan untuk bahan makanan tambahan.

Secara singkat prosedur pengadaan persediaan yang dilakukan

perusahaan terhadap gudang pusat adalah sebagai berikut :

1. Bagian Logistik Cabang Medan melakukan pemesanan persediaan ke

Logistik Pusat berdasarkan saldo akhir persediaan dan rata-rata kebutuhan

persediaan dalam empat minggu terakhir, dimana data tersebut dibuat dalam

satu Laporan Perencanaan Keperluan Persediaan yang turut dilampirkan

beserta Requisition Slip (RS) yang berisi jenis persediaan yang dipesan dan

jumlahnya. Sehingga jumlah persediaan yang dipesan tersebut berupa

estimasi.

2. Berdasarkan laporan Perencanaan Keperluan Persediaan dan Requisition Slip

(RS) yang diterima Logistik Cabang Medan, maka logistik Pusat melakukan

pendistribusian persediaan yang disertai Surat Pengantar Barang (SPB).

3. Berdasarkan Surat Pengantar Barang tersebut, maka Logistik Cabang Medan

(12)

Hal ini dilakukan untuk secepat mungkin mengkonfirmasikan apabila ada

persediaan yang rusak atau hilang.

4. Untuk selanjutnya persediaan yang telah ada di gudang didistribusikan ke

outlet sesuai dengan Requisition Slip (RS) yang diterima dari

outlet-outlet tersebut.

Sedangkan prosedur pengadaan persediaan melalui pemasok lokal

(supplier) adalah sebagai berikut :

1. Bagian Purchasing menerima Purchase Request (PR) dari Bagian Logistik

akan kebutuhan persediaan, dimana kebutuhan tersebut juga didasarkan pada

Laporan Perencanaan Kebutuhan Persediaan.

2. Berdasarkan Purchase Request (PR) tersebut Bagian Purchasing melakukan

pemesanan ke pemasok lokal (supplier), yang biasanya cukup dengan

menghubungi via telepon.

3. Berdasarkan pemesanan tersebut, maka barang diantar oleh pemasok lokal

(supplier) beserta Faktur barang, yang diterima langsung oleh staff logistik.

Dalam menetapkan harga perolehan persediaan, perusahaan menerapkan

dengan harga standar yang dikeluarkan departemen akunting pusat, kecuali untuk

persediaan minuman, yaitu coca cola, sprite, fanta, teh botol dan fruit tea botol

karena untuk produk-produk tersebut harga yang ditetapkan pemasok untuk

seluruh wilayah adalah sama dan pemesanannya dapat dilakukan pada seluruh

cabang perusahaan.

Harga standart yang dibebankan untuk masing-masing cabang adalah

sama. Hal ini dilakukan untuk mencegah ketimpangan dalam menetapkan harga

(13)

persediaan yang dilakukan oleh outlet, yang dinyatakan dalam harga pokok

penjualan outlet tersebut. Perusahaan telah menetapkan standar margin dari

seluruh persediaan yang dijual.

Penetapan harga standart dinyatakan menurut nilai yang terendah antara

harga perolehan dan nilai bersih yang dapat direalisasikan. Harga perolehan

meliputi biaya-biaya yang terjadi untuk memperoleh persediaan tersebut serta

membawanya ke lokasi, sehingga dapat untuk dijual. Sedangkan nilai bersih

yang dapat direalisasikan didasarkan atas taksiran harga jual yang wajar setelah

dikurangi dengan taksiran biaya-biaya untuk menyelesaikan dan menjual

persediaan tersebut. Taksiran biaya-biaya tersebut meliputi total biaya

pengepakan persediaan, biaya angkut persediaan, biaya penyimpanan persediaan

dan biaya lain-lain hingga barang tersebut dapat dijual di seluruh cabang

perusahaan. Taksiran biaya tersebut didasarkan kepada biaya yang dikeluarkan

perusahaan sehubungan dengan kegiatan tersebut pada periode lalu yang

disesuaikan dengan keadaan ekonomi sekarang secara wajar. Dengan demikian

seluruh cabang perusahaan akan memikul beban yang sama terhadap total beban

pengadaan persediaan hingga persediaan tersebut dapat dijual yang akan

dikeluarkan oleh perusahaan.

Dalam pelaksanaannya harga standart tersebut selalu dievaluasi untuk

mengantisipasi perubahan yang ada dipasar, agar tidak terjadi suatu perbedaan

yang sangat material antara harga yang berlaku di pasar dengan harga standar

yang ditetapkan. Setiap periodenya perusahaan selalu memberikan informasi

(14)

Ad.2. Metode Penilaian Persediaan

Metode penilaian persediaan yang dilakukan perusahaan adalah dengan

menggunakan metode First In First Out (FIFO), dimana persediaan yang pertama

masuk merupakan persediaan yang pertama keluar. Hal ini dilakukan karena sifat

persediaan yang disimpan mudah rusak dan mempunyai jangka waktu pemakaian

(expired product) yang relatif singkat, terutama persediaan barang beku yang

sangat sensitif dengan suhu penyimpanan.

TABEL 3

Metode Penilaian: FIFO ( First In First Out)

Tgl

Kuantitas Harga Jumlah Kuantitas Harga Jumlah Kuantitas Harga Jumlah

Per Kg Per Kg Per Kg

Rp Rp Rp Rp Rp Rp 2 250 50 12,500 - - - - - 250 50 12,500 10 500 40 20,000 - - - 500 40 20,000 15 - - - 200 50 10,000 50 50 2,500 - - - - - 500 40 20,000 20 - - - - - - 50 50 2,500 - - - - - 500 40 20,000 650 45 29,250 - - - 650 45 29,250 26 - - - 50 50 2,500 500 40 20,000 - - 250 40 10,000 250 40 10,000 - - - - - 650 45 29,250 28 - - - - - - 250 40 10,000 - - - - - 650 45 29,250 300 50 15,000 - - - 300 50 15,000 30 - - - 250 40 10,000 650 45 29,250 - - 300 45 13,500 300 45 13,500 - - - - - 300 50 15,000

(15)

Setiap hari mutasi persediaan yang dilakukan sangat banyak dan

item-item persediaan yang ada di gudang maupun di outlet sangat beragam, dalam

membantu terlaksananya metode FIFO tersebut dengan baik, maka PT

Pioneerindo Gourmet International Tbk menggunakan kartu persediaan dalam

melakukan aktivitas tersebut.

Pada akhir bulan dilakukan penghitungan fisik produk baik yang ada

digudang maupun di outlet untuk mencari kebenaran antara catatan kartu

persediaan, catatan pada laporan persediaan logistik atau catatan persediaan

administrasi outlet dan fisik persediaan. Penghitungan ini dilakukan oleh petugas

gudang yang disaksikan oleh staff akunting, apabila penghitungan tersebut

dilakukan di outlet, penghitungan dilakukan oleh staff outlet bersama manager

outlet yang juga disaksikan oleh staff akunting.

C. Manajemen Persediaan

Sistem pencatatan persediaan yang diterapkan oleh PT. Pioneerindo

Gourmet International, Tbk Cabang Medan adalah sistim periodikal, dimana

pencatatan yang dilakukan terhadap persediaan hanya dilakukan pada awal dan

akhir periode melalui jurnal penyesuaian. Adapun jurnal penyesuaian yang

dicatat adalah jurnal pada persediaan yang tersedia digudang. Lebih jelasnya

dapat dilihat dari jurnal sebagai berikut:

Jurnal Pembuka

Pemakaian Ayam xxx

Pemakaian Bahan Makanan xxx

(16)

Pemakaian Bahan Saus xxx

Pemakaian Pembungkus xxx

Persediaan Ayam xxx

Persediaan Bahan Makanan xxx

Persediaan Bahan Minuman xxx

Persediaan Bahan Pelengkap xxx

Persediaan Bahan Saus xxx

Persediaan Pembungkus xxx

Jurnal penutup

Persediaan Ayam xxx

Persediaan Bahan Makanan xxx

Persediaan Bahan Minuman xxx

Persediaan Bahan Pelengkap xxx

Persediaan Bahan Saus xxx

Persediaan Pembungkus xxx

‡ ƒƒ‹ƒ›ƒ       ššš

Pemakaian Bahan Makanan xxx

Pemakaian Bahan Minuman xxx

Pemakaian Bahan Pelengkap xxx

Pemakaian Bahan Saus xxx

Pemakaian Pembungkus xxx

(17)

yang dibuat oleh bagian logistik atau catatan dari kartu persediaan yang ada di

gudang.

Perusahaan dalam menetapkan harga persediaan dengan menggunakan

harga standar, maka bisa terjadi selisih harga apabila persediaan tersebut dibeli

dari pemasok lokal (supplier), dimana selisih tersebut bisa selisih lebih atau

selisih kurang dari harga standar. Telah dijelaskan sebelumnya bahwa tidak

semua persediaan di pasok dari gudang pusat tetapi ada juga yang dibeli dari

pemasok lokal (supplier) yang langsung dilakukan oleh cabang. Sedangkan

pencatatan akan transaksi tersebut tetap di cabang, maka akan dilakukan jurnal

penyesuaian atas transaksi tersebut:

Pembelian 500.000,- (harga standar)

R/K Pusat Jakarta 50.000,-

(selisih harga standar dengan harga perolehan)

Hutang Dagang 450.000,-

(harga perolehan)

Dalam hal ini bila harga standar lebih besar dari perolehan.

Adapun alasan penggunaan sistem pencatatan periodikal oleh PT.

Pioneerindo Gourmet International Tbk. Cabang Medan adalah karena tidak

efesien bila dilakukan pencatatan untuk setiap transaksi penjualan yang

dilakukan, dimana dalam satu hari terdapat ratusan transaksi dan sistem

penjualan tunai yang menggunakan mesin register, sehingga sulit untuk

menentukan harga pokok penjualan untuk setiap transaksi yang dilakukan. Untuk

mempermudah pencatatan, maka seluruh penjualan dalam satu periode

dijumlahkan dalam satu bentuk laporan penjualan, dan atas dasar laporan

(18)

Kas xx

Penjualan xx

Hutang Pajak PB I xx

D. Akuntansi Persediaan

 Penyajian Persediaan Dalam Laporan Keuangan

Penyusunan laporan keuangan dilakukan untuk setiap akhir periode yang

dilakukan tanggal 31 Desember. Penyusunan laporan keuangan tersebut terdiri

dari Neraca, Laporan Laba Rugi dan Laporan Arus Kas.  Penyajian Persediaan Dalam Neraca

Pada uraian sebelumnya telah dijelaskan bahwa persediaan yang dimiliki

oleh PT.Pioneerindo Gourmet International Tbk. Cabang Medan dinyatakan

berdasarkan nilai terendah antara harga perolehan dengan nilai bersih yang akan

direalisasikan, dengan ditetapkannya harga standar yang berlaku sama diseluruh

cabang perusahaan. Dengan demikian nilai persediaan yang disajikan pada

laporan keuangan perusahaan merupakan nilai standar yang ditetapkan

perusahaan.

Pada Neraca perusahaan persediaan disajikan pada sebelah aktiva, yang

dikelompokkan dalam aktiva lancar. Sedangkan pada Laporan Laba Rugi

persediaan disajikan dalam perhitungan Beban Pokok Penjualan (Harga Pokok

Penjualan), sehingga persediaan yang disajikan pada laporan ini berupa

pemakaian persediaan.

Dalam neraca, persediaan ditempatkan pada sebelah aktiva yang

(19)

disajikan dalam neraca terlihat lebih realistis dan wajar selama satu periode

maupun antar periode karena nilai tersebut merupakan nilai dari harga standar

terbaru yang ditetapkan perusahaan, dimana sangat dipengaruhi oleh harga pasar

yang sedang berlaku.

 Penyajian Persediaan Dalam Laporan Laba Rugi

Dalam Laporan Laba Rugi, persediaan disajikan pada bagian harga pokok

penjualan. Sama seperti perusahaan dagang lainnya pada Laporan Laba Rugi

tersebut tidak dilampirkan dengan Laporan Harga Pokok Produksi. Adapun

perhitungan yang dilakukan adalah nilai persediaan awal tahun ditambah dengan

pembelian persediaan yang dilakukan selama satu periode, kemudian dikurangi

dengan nilai persediaan akhir periode.

Penggunaan metode FIFO yang diterapkan perusahaan dalam menilai

persediaan akhir akan menghasilkan informasi harga pokok penjualan yang

rendah apabila harga standar yang ditetapkan naik, sedangkan apabila harga

standar yang ditetapkan turun, maka harga pokok penjualan yang dihasilkan akan

terlihat tinggi. Namun dilihat dari kondisi saat ini maka harga standar yang

ditetapkan perusahaan cenderung naik karena harga tersebut sangat dipengaruhi

oleh harga pasar yang berlaku, sedangkan harga pasar sangat dipengaruhi oleh

harga bahan bakar yang cenderung naik, walaupun dalam penetapan harga

standar tersebut didasari nilai terendah dari harga perolehan atau nilai bersih

yang dapat direalisasikan.

E. Penerapan Pengendalian Internal

PT. Pioneerindo Gourmet International, Tbk adalah perusahaan yang

(20)

internal atas persediaannya, maka perusahaan ini menetapkan pengawasan, yang terdiri dari: - Pengawasan Fisik - Pengawasan Akuntansi - Pengawasan Mutu Ad 1. Pengawasan Fisik

Pengawasan persediaan di perusahaan ini pada umumnya terdiri dari

barang yang berwujud. Oleh karena itu dilakukan pengawasan fisik supaya tidak

ada pencurian dan gudang tempat penyimpanan barang selalu terkunci jika tidak

ada proses pengeluaran barang. Dan barang yang ada diperusahaan semuanya

diasuransikan dari bahaya kebakaran maupun pencurian. Digudang juga

disediakan tabung pemadam kebakaran untuk menghindari terjadinya kebakaran.

Hal ini untuk menghindari kerugian disebabkan terjadinya kebakaran dan

pencurian karna mendapatkan ganti rugi dari pihak asuransi.

Ad 2. Pengawasan Akuntansi

Untuk melaksanakan pengawasan akuntansi pada perusahaan ini, maka

dilakukan melalui beberapa prosedur:

a. Prosedur Pembelian

b. Prosedur Penyimpanan

(21)

Ad. a. Prosedur pembelian.

Pada perusahaan ini melalui prosedur pembelian dapat melaksanakan

pengawasan melalui bagian-bagian yang terlibat dalam hal Pembelian

(purchasing) dan bagian gudang. Gudang membuat estimasi untuk persediaan ke

bagian purchasing, dan purchasing nantinya akan mengorder barang sesuai

permintaan gudang. Faktur barang dari supplier diserahkan juga ke bagian

keuangan. Bagian Keuangan akan mencocokkan faktur dengan laporan

penerimaan barang, apabila sesuai, bagian keuangan akan melunasi pembayaran

sesuai dengan jumlah yang tercantum dalam faktur tersebut.

Ad. b. Prosedur Penyimpanan

Barang yang masuk dari gudang pusat maupun dari supplier lokal yang

diterima oleh pihak gudang harus dilakukan penyesuaian kualitas dan fisik

barang apakah telah sesuai dengan orderan. Dan apabila fisik barang telah sesuai,

maka gudang akan menyimpan barang tersebut di gudang penyimpanan dan

mencatat barang yang masuk di kartu stock.

Ad. c. Prosedur Penjualan

Prosedur penjualan melibatkan bagian penjualan, yakni outlet yang

bertugas untuk menjual produk ke customer yang datang ke CFC. Bukti

pembelian berupa struk diberikan kepada customer sebagai bukti pembayaran.

Laporan penjualan dikirim ke kantor cabang setiap hari ke bagian finance beserta

dengan bukti-bukti lainnya berupa struk penjualan dan bukti setoran ke bank.

Bagian keuangan (finance) memeriksa struk dan mencocokkannya dengan saldo

Bank. Jika terjadi selisih antara struk dengan yang disetor, pihak store wajib

(22)

wajib membuat vendor mengenai persediaan setiap minggunya. Laporan

penjualan harian ini nantinya akan menjadi laporan mingguan dan laporan

bulanan. Semua laporan beserta bukti-bukti penerimaan barang dan penjualan

diserahkan juga ke bagian pembukuan (akunting) yang bertugas untuk membuat

laporan keuangan.

Ad 3. Pengawasan Mutu

Pengawasan mutu harus benar-benar diperhatikan, yang dimaksud

dengan pengawasan mutu oleh perusahaan dalam hal ini PT. Pioneerindo

Gourmet International Tbk Cabang Medan yakni pengawasan terhadap warna,

aroma, dan kualitas barang.

Cara mengawasinya adalah dengan memperhatikan standart mutu barang yang

telah ditetapkan oleh perusahaan sehingga barang-barang yang tidak sesuai

dengan standart mutu tidak dijual. Dengan adanya pengawasan mutu yang baik,

maka dapat meningkatkan tingkat penjualan. Di perusahaan selain Internal Audit

ada departemen khusus yang bertugas dalam pengawasan mutu, apakah telah

sesuai dengan standart yang telah ditetapkan oleh perusahaan atau tidak. Mereka

wajib memberikan penilaian mengenai kebersihan dan mutu produk.

Selain melakukan pengawasan seperti yang disebutkan diatas,

perusahaan juga memperhatikan pengawasan di bidang lainnya. Setiap akhir

periode, staff akunting melakukan audit stock opname langsung ke gudang

maupun ke outlet. Melakukan pengecekan terhadap persediaan, penjualan dan

(23)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian serta analisa yang telah dikemukakan pada bab-bab

sebelumnya, maka penulis membuat beberapa kesimpulan serta memberikan

saran sehubungan dengan penyelesaian tulisan ini pada PT. Pioneerindo Gourmet

International Tbk. Cabang Medan.

Adapun kesimpulan tersebut adalah :

 Struktur organisasi pada perusahaan ini adalah struktur organisasi garis dimana dengan kegiatan operasi usaha masing-masing bagian

bertanggung jawab kepada pimpinan cabang.

 Dalam menetapkan harga standar perusahaan telah mengacu kepada ketentuan PSAK No. 14, dimana harga standar masih mendekati biaya

historis yang dikeluarkan perusahaan. Namun hal ini berlaku hanya pada

persediaan yang pengadaannya dari Logistik Pusat. Sedangkan

persediaan yang pengadaannya dari pemasok lokal selisih harga standar

dengan harga perolehan persediaan tersebut sangatlah material, sehingga

nilai yang disajikan pada laporan keuangan kurang menunjukkan nilai

sebenarnya.

 Sistem pencatatan periodikal yang digunakan oleh PT. Pioneerindo Gourmet International Tbk. Cabang Medan telah dengan baik dilakukan

dan sesuai dengan Standar Akuntasi Keuangan. Hal ini dapat dilihat

dengan proses ayat jurnal yang dibuat tentang transaksi persediaan yang

(24)

karena merupakan alat bantu bagi perusahaan untuk mengetahui nilai

persediaan setiap saat dengan cepat.

 Pengendalian internal persediaan barang dagang dilakukan melalui pengawasan fisik atas persediaan, pengawasan akuntansi, dan

pengawasan mutu barang.

B. Saran

Saran-saran yang akan disampaikan penulis melalui skripsi ini adalah:

 Oleh karena adanya perbedaan yang cukup material antara harga persediaan yang dipasok dari pemasok lokal (supplier) dengan harga standar yang

ditetapkan perusahaan, sebaiknya perusahaan menetapkan persentase margin

bagi persediaan tersebut sehingga masing-masing cabang dapat menetapkan

harga standar sesuai dengan harga perolehannya. Sehingga nilai persediaan

yang terdapat dalam laporan keuangan tersebut lebih terlihat wajar.

 Apabila penetapan harga standar dilakukan di Pusat, sebaiknya seluruh pengadaan persediaan cabang juga diperoleh dari Logistik Pusat.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan uraian diatas maka analisa kelayakan investasi yang akan dilakukan adalah berada pada Painting Shop. Didalam proses painting sendiri terdapat banyak

Hasil Penelitian menunjukkan: terdapat 4 rantai saluran pemasaran kentang di kabupaten Probolinggo, dan saluran VI merupakan saluran yang paling efisien; ada dua kelembagaan

Sama seperti siklus I dan II, pada siklus III ini dilakukan perencanaan sebelum melakukan pembelajaran, yaitu mempersiapkan rencana pembelajaran IPA dengan

tidak cukup didalam satu silinder karena katup atau gasket bocor, atau cincin torak yang macet atau patah. Penemuan dari penyebab yang tepat dan perbaikannya sangat penting

Jumlah pokok PUB Obligasi Berkelanjutan III Tahap III Tahun 2021 sebagaimana disebutkan di atas, tidak mencapai 20% (dua puluh persen) dari total ekuitas Perseroan

Inggris Bisnis untuk Garmen 3 Bahasa

Dari segi berat atau ringannya hukuman, maka hukum pidana Islam dapat dibedakan menjadi (a) jarimah hudud, (b) jarimah qishash, dan (c) jarimah ta’zir.. Dari segi unsur

Hasil pengolahan data gempa bumi dari jaringan Mini Regional Palu dalam kurun waktu Januari 2012 - Maret 2013 dengan (Gambar 4 dan 5) menunjukkan bahwa sebaran gempa bumi