BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian lapangan bersifat deskriptif
yaitu penenelitian dengan pendekatan spesifik untuk mengungkapkan fakta
dalam hubungan sebab akibat untuk mencari keterangan apa sebab terjadinya
masalah, bagaimana memecahkannya, dan yang sifatnya hanya mendalam pada
satu unit peristiwa.
B. Jenis Data
Jenis data yang dikumpulkan adalah data kuantitatif dan data kualitatif yang
bersumber dari:
a. Data Primer
Data primer merupakan data yang secara langsung didapat dari sumber
pertama, dalam hal ini adalah PT. Pioneerindo Gourmet Internasional, Tbk
Cabang Medan yang mana data tersebut masih diolah oleh penulis.
b. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang diolah oleh perusahaan dan telah
terdokumentasi, antara lain berupa struktur organisasi perusahaan, sejarah dan
kegiatan perusahaan serta prosedur pencatatan dan pengiriman.
C. Teknik Pengumpulan Data
a. Observasi, yaitu mengadakan pengamatan langsung terhadap objek
penelitian, dalam hal ini PT. Pioneerindo Garmet International, Tbk
b. Wawancara, yaitu dengan melakukan tanya jawab langsung dengan
pimpinan dan karyawa yang menangani persediaan barang.
c. Studi Dokumentasi, yaitu dengan mengumpulkan dan mempelajari
dokumen-dokumen atau laporan-laporan yang telah diperoleh.
D. Metode Penganalisaan Data
Metode analisis yang dipakai guna menganalisis data yang diperoleh adalah
dengan menggunakan: Metode Deskriptif , yaitu suatu metode yang digunakan
dengan mengumpulkan, mengklasifikasikan, dan menginterprestasikan data serta
dianalisis sehingga memberikan keterangan yang lengkap bagi pemecahan
permasalahan yang dihadapi.
E. Jadwal dan Lokasi Penelitian
Jadwal penelitian yang direncanakan adalah sebagai berikut :
Tahun 2009
Tahapan Penelitian Okt Nov Des
Pengajuan proposal skripsi X
Bimbingan proposal skripsi X X
Seminar proposal skripsi X
Bimbingan dan penulisan skripsi X
Penyelesaian skripsi X
Dan lokasi penelitian ini dilakukan di PT. Pioneerindo Gourmet
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. DATA PENELITIAN
a. Sejarah singkat dan aktivitas Perusahaan
PT. Pioneerindo Gourmet International didirikan berdasarkan akta
notaris No. 48 yang dibuat oleh Arikanti Natakusumah S.H, notaris di Jakarta
tertanggal 13 Desember 1983 dan pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik
Indonesia tertanggal 10 April 1984 nomor CH-2169-HT.01.01.Th 84 dan
didaftarkan pada pengadilan negeri Jakarta Pusat, tanggal 4 Mei di bawah nomor
1218/1984 dengan nama PT. Putera Sejahtera Pioneerindo.
Anggaran dasar Perseroan telah beberapa kali mengalami perubahan,
terakhir dalam rangka Penawaran Umum termasuk dalam akta No. 52 tanggal 5
Maret 1994 oleh Adam Kasdarmadji S.H, notaris di Jakarta, tentang peningkatan
modal dasar dari Rp. 40.000.000.000,00 (empat puluh milyar rupiah) menjadi
Rp. 100.000.000.000,00 (seratus milyar rupiah) yang terdiri dari 40.000.000
saham menjadi 100.000.000 saham dengan nominal per lembar saham
Rp.1.000,00 yang telah mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik
Indonesia, dengan surat keputusannya tanggal 24 Maret 1994 No.
C2-4965.HT.01.04.Th.94.
Adapun maksud dan tujuan pendirian perseroan ini sesuai dengan anggaran
dasar adalah sebagai berikut.
1. Menjalankan dan melaksanakan supermarket business dalam arti kata
seluas-luasnya, diantaranya juga mendirikan pabrik-pabrik bahan makanan.
3. Menjalankan usaha catering
4. Berusaha dibidang industri bahan-bahan makanan dan minuman
5. Berusaha dalam bidang perdagangan pada umumnya, termasuk impor,
ekspor, lokal maupun antar pulau baik untuk perhitungan sendiri maupun atas
perhitungan pihak lain secara komisi.
6. Bertindak sebagai agen, grosir, leveransir dan penyalur dari berbagai macam
barang dagangan.
Pada tanggal 20 Januari 1984 PT. Putera Sejahtera Pioneerindo
mengadakan kontrak perjanjian dengan Pioneer Take-Out, Franchisor Amerika
Serikat untuk penggunaan merek dagang California Pioneer Chicken dan
disahkan pada tanggal 14 Agustus 1984. Namun, surat perjanjian tersebut
dibatalkan pada tanggal 2 Maret 1989 karena pihak franchisor tidak dapat
memenuhi kewajiban utamanya yaitu memasok bumbu untuk produk California
Pioneer Chicken. Untuk melanjutkan aktivitasnya, manajemen PT. Putera
Sejahtera Pioneerindo memutuskan untuk membuat kualitas produk dan
menciptakan produk dengan merk dagang ”California Fried Chicken” dengan
surat pendaftaran ciptaan tanggal 10 Agustus 1989 nomor 002067 dan
didaftarkan kembali pada tanggal 18 September 1993 No. 9851 dan No. 9855
Keputusan Menteri Kehakiman Republik Indonesia. Sesuai dengan Rapat Umum
Pemegang Saham Luar Biasa dan Rapat Tahunan PT. Putera Sejahtera
Pioneerindo tanggal 29 Juni 2001 dihasilkan perubahan nama dari PT. Putera
Sejahtera Pioneerindo menjadi PT. Pioneerindo Gourmet International Tbk.
Sehubungan dengan perubahan kebijaksanaan pemerintah mengenai
citra perseroan, karena masih menggunakan logo yang sama, walaupun
sebenarnya sudah merencanakan hal ini jauh sebelumnya. Perusahaan terpaksa
mengeluarkan tambahan dana untuk mengganti seluruh merek California Fried
Chicken yang sudah terpasang menjadi CFC.
Sejak perseroan menjadi pemegang merek dagang California Fried
Chicken hingga saat ini jaringan CFC di seluruh Indonesia telah tersebar di
propinsi-propinsi besar termasuk di kota Medan. Sampai saat ini jumlah oulet
CFC yang ada di bawah wilayah Sumatera Utara berjumlah 10 outlet yang
berada di pusat perbelanjaan.
b. Struktur Organisasi Perusahaan
Agar kegiatan operasi perusahaan berjalan dengan lancar maka
pembagian tugas dan wewenang serta tanggung jawab masing-masing bagian
harus ditetapkan dalam struktur organisasi perusahaan. Dalam hal ini sasaran
perusahaan dirinci dalam bentuk yang lebih spesifik sehingga rangkaian tugas,
wewenang dan tanggung jawab masing-masing bagian merupakan suatu
rangkaian sistem organisasi yang kuat dan terarah.
Struktur organisasi merupakan salah satu faktor yang turut
mempengaruhi tingkat keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuan
yang telah ditetapkan oleh perusahaan tersebut. Dengan adanya struktur
organisasi akan mudah diketahui wewenang dan tanggung jawab setiap personil
yang menduduki jabatan tertentu yang sesuai dengan struktur organisasi yang
ada, dengan kata lain manfaat yang diperoleh dari adanya struktur organisasi
1. Untuk memudahkan pelaksanaan pekerjaan dan pengawasan
2. Untuk membagi fungsi dan tanggung jawab secara jelas
3. Untuk mencegah adanya penumpukan pekerjaan pada bagian tertentu dalam
organisasi/perusahaan.
4. Untuk mempermudah kerja sama dalam menyelesaikan suatu pekerjaan
sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya.
Berdasarkan lampiran struktur organisasi PT. Pioneerindo Gourmet
International Tbk Cabang Medan, maka perusahaan menerapkan struktur garis
dan staf. Berikut ini dijelaskan secara ringkas mengenai struktur organisasi yang
diterapkan PT. Pioneerindo Gourmet International Tbk Cabang Medan divisi
CFC. Adapun kantor pusat (head office) berada di Jakarta dan memiliki 5 kantor
cabang yaitu: Medan, Padang, Palembang, Surabaya, dan Pontianak. Pimpinan
tertinggi yaitu Presiden Direktur berkedudukan di kantor pusat Jakarta sedangkan
kantor cabang dipimpin oleh dua manajer yang memiliki tingkatan (level) yang
sama yaitu: Branch Finance & Accounting Manager dan Regional Manajer
Operation. Manager Branch Finance & Accounting membawahi Departemen
Treasury, Departemen Accounting dan Departemen Internal Audit, sedangkan
Regional Operation Manager menangani fungsi marketing, processing dan
logistik. Selain itu, kedua manager ini juga bekerja sama dengan bagian
Personalia dan bagian Pembelian. Branch Finance & Accounting Manager
bertanggung jawab kepada Finance Controller dan Regional Operation Manager
bertanggung jawab kepada General Operation Manager yang keduanya berada di
kantor pusat Jakarta. Selain kedua posisi diatas, bagian personalia dan pembelian
Apabila dilihat dari sudut pandang lapangan pekerjaan maka perusahaan
ini dapat dikatakan memiliki dua bagian besar lapangan kerja, yaitu kantor
cabang sebagai pusat administrasi dan logistik yang berlokasi di Jalan Karya Jasa
No. 88 Medan dan outlet-outlet sebagai lokasi marketing perusahaan yang
sebagian besar berada di pusat-pusat perbelanjaan.
Sebagai gambaran tentang tugas-tugas antar bagian akan diuraikan
sebagai berikut:
1. Regional Operation Manager
Membawahi bagian operasional perusahaan mulai dari logistik dan proses
produksi sampai dengan fungsi pemasaran. Regional Operation Manager
bertanggung jawab atas pelaksanan operasional perusahaan.
2. Purchase Departement (Departement Pembelian)
Melakukan fungsi pembelian dan pengadaan barang dan departemen ini juga
di percayai perusahaan untuk menangani penjualan barang-barang
(inventaris) bekas yang sudah tidak dipakai lagi oleh perusahaan.
3. Human Resources Departemen (Personalia)
Bagian ini menangani urusan sumber daya manusia dan kepersonaliaan baik
untuk karyawan yang ada di kantor cabang maupun karyawan yang ada di
bagian operasional. Selain itu, bagian ini juga menangani bagian umum
(General Affairs).
4. Head Logistik
Head Logistik menangani proses pengepakan beberapa produk yang
disediakan oleh bagian logistik kantor pusat. Selain itu, juga melakukan
fungsi pengadaan, penyimpanan barang (gudang) serta fungsi distribusi ke
5. Branch Finance & Accounting Manager
Branch Finance & Accounting Manager membawahi secara langsung tiga
bagian yaitu bagian akuntansi, bagian keuangan dan bagian internal audit.
Branch Finance & Accounting Manager cabang secara garis besar memiliki
tugas-tugas yang meliputi;
Perencanaan dan pengawasan tugas-tugas bagian yang menjadi bawahannya seperti pelaporan data akuntansi, administrasi,
keuangan dan audit terhadap operasional.
Pengawasan terhadap seluruh transaksi keuangan perusahaan melalui verifikasi dan persetujuan untuk memastikan bahwa
transaksi-transaksi yang telah terjadi sesuai dengan prosedur yang berlaku atau
ditetapkan.
Mengusahakan dan menjaga agar pemanfaatan dana kas secara efisien, juga agar kebijaksanaan manajemen perusahaan yang
berkaitan dengan aspek administrasi dan keuangan dilaksanakan
sesuai dengan ketentuan.
Bekerja sama dengan Regional Operation Manager dalam menyusun anggaran penjualan selama periode tertentu dan melakukan
pengendalian terhadap realisasi melalui anggaran tersebut.
Mengusahakan koordinasi dan efisiensi sehubungan dengan biaya. Menjaga dan memelihara keutuhan dokumen-dokumen dan
catatan-catatan yang ada pada bagian akuntansi, bagian keuangan dan
Menjamin sistem pengamanan yang memadai atas seluruh harta kekayaan perusahaan melalui sistem pengendalian internal dan peran
internal audit.
6. Treasury Departement (Keuangan)
Bagian ini bertanggung jawab terhadap pencatatan dan pengawasan
penerimaan kas (cash inflow) dan pengeluaran kas (cash outflow) yang
terjadi, membandingkan penjualan antara catatan mesin register yang ada di
outlet dengan uang yang disetor ke bank serta membuat laporan penerimaan
dan pengeluaran kas.
7. Accounting Departement (Akuntansi)
Bagian akuntansi mempunyai tugas dan tanggung jawab dalam membantu
Branch Finance & Accounting Manager dalam pengerjaan pembukuan dan
bertanggung jawab atas pembuatan laporan keuangan.
8. Internal Audit Departement
Bagian internal audit bertanggung jawab untuk melaksanakan fungsi
pemeriksaan baik untuk pemeriksaan keuangan maupun operasional.
9. Training Center
Bagian ini bertanggung jawab untuk memberikan pelatihan untuk seluruh
karyawan yang ada di bagian operasional baik dalam aktivitas penjualan
maupun proses pembuatan dan penyajian barang dagangan.
10. Manager
Manager adalah bawahan dari Regional Operation Manager dalam
B. ANALISIS PENELITIAN A. Persediaan
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya PT. Pioneerindo Gourmet
International Tbk, adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha
restauran cepat saji, dimana persediaan makanan utamanya adalah daging ayam,
disamping beberapa persediaan makanan tambahan seperti: perkedel, nasi,
kentang, burger dan bahan minuman seperti coca cola, sprite, fanta, teh botol dan
fruit tea botol. Jenis seluruh persediaan tersebut sama seperti persediaan barang
dagangan karena tidak diolah menjadi bentuk persediaan makanan yang baru
tetapi hanya meramu dari persediaan makanan dan minuman sesuai dengan
standar resep yang telah ditetapkan dalam proses penyajian yang dilakukan
hingga produk tersebut dijual.
Perusahaan membagi persediaan yang dijualnya menjadi enam
kelompok yaitu:
- produk bahan ayam
- produk bahan makanan
- produk bahan minuman
- produk bahan pelengkap
- produk bahan saus
- pembungkus
Keenam kelompok persediaan inilah yang menjadi dasar dalam penghitungan
harga pokok penjualan. Adapun persediaan tersebut diatas tersedia di gudang
B. Pengadaan Persediaan
Untuk memberikan gambaran yang jelas mengenai akuntansi persediaan
yang diterapkan oleh perusahaan, maka akan di bahas dua hal, yaitu
a. Penetapan harga perolehan persediaan.
b. Metode penilaian persediaan
Ad 1. Penetapan Harga Perolehan Persediaan
Dalam aktivitas pengadaan persediaan, PT Pioneerindo Gourmet
International Tbk Cabang Medan memperoleh dari dua sumber, yaitu: gudang
pusat dan pemasok lokal (supplier). Biasanya pemasok lokal hanya menyediakan
persediaan untuk bahan makanan tambahan.
Secara singkat prosedur pengadaan persediaan yang dilakukan
perusahaan terhadap gudang pusat adalah sebagai berikut :
1. Bagian Logistik Cabang Medan melakukan pemesanan persediaan ke
Logistik Pusat berdasarkan saldo akhir persediaan dan rata-rata kebutuhan
persediaan dalam empat minggu terakhir, dimana data tersebut dibuat dalam
satu Laporan Perencanaan Keperluan Persediaan yang turut dilampirkan
beserta Requisition Slip (RS) yang berisi jenis persediaan yang dipesan dan
jumlahnya. Sehingga jumlah persediaan yang dipesan tersebut berupa
estimasi.
2. Berdasarkan laporan Perencanaan Keperluan Persediaan dan Requisition Slip
(RS) yang diterima Logistik Cabang Medan, maka logistik Pusat melakukan
pendistribusian persediaan yang disertai Surat Pengantar Barang (SPB).
3. Berdasarkan Surat Pengantar Barang tersebut, maka Logistik Cabang Medan
Hal ini dilakukan untuk secepat mungkin mengkonfirmasikan apabila ada
persediaan yang rusak atau hilang.
4. Untuk selanjutnya persediaan yang telah ada di gudang didistribusikan ke
outlet sesuai dengan Requisition Slip (RS) yang diterima dari
outlet-outlet tersebut.
Sedangkan prosedur pengadaan persediaan melalui pemasok lokal
(supplier) adalah sebagai berikut :
1. Bagian Purchasing menerima Purchase Request (PR) dari Bagian Logistik
akan kebutuhan persediaan, dimana kebutuhan tersebut juga didasarkan pada
Laporan Perencanaan Kebutuhan Persediaan.
2. Berdasarkan Purchase Request (PR) tersebut Bagian Purchasing melakukan
pemesanan ke pemasok lokal (supplier), yang biasanya cukup dengan
menghubungi via telepon.
3. Berdasarkan pemesanan tersebut, maka barang diantar oleh pemasok lokal
(supplier) beserta Faktur barang, yang diterima langsung oleh staff logistik.
Dalam menetapkan harga perolehan persediaan, perusahaan menerapkan
dengan harga standar yang dikeluarkan departemen akunting pusat, kecuali untuk
persediaan minuman, yaitu coca cola, sprite, fanta, teh botol dan fruit tea botol
karena untuk produk-produk tersebut harga yang ditetapkan pemasok untuk
seluruh wilayah adalah sama dan pemesanannya dapat dilakukan pada seluruh
cabang perusahaan.
Harga standart yang dibebankan untuk masing-masing cabang adalah
sama. Hal ini dilakukan untuk mencegah ketimpangan dalam menetapkan harga
persediaan yang dilakukan oleh outlet, yang dinyatakan dalam harga pokok
penjualan outlet tersebut. Perusahaan telah menetapkan standar margin dari
seluruh persediaan yang dijual.
Penetapan harga standart dinyatakan menurut nilai yang terendah antara
harga perolehan dan nilai bersih yang dapat direalisasikan. Harga perolehan
meliputi biaya-biaya yang terjadi untuk memperoleh persediaan tersebut serta
membawanya ke lokasi, sehingga dapat untuk dijual. Sedangkan nilai bersih
yang dapat direalisasikan didasarkan atas taksiran harga jual yang wajar setelah
dikurangi dengan taksiran biaya-biaya untuk menyelesaikan dan menjual
persediaan tersebut. Taksiran biaya-biaya tersebut meliputi total biaya
pengepakan persediaan, biaya angkut persediaan, biaya penyimpanan persediaan
dan biaya lain-lain hingga barang tersebut dapat dijual di seluruh cabang
perusahaan. Taksiran biaya tersebut didasarkan kepada biaya yang dikeluarkan
perusahaan sehubungan dengan kegiatan tersebut pada periode lalu yang
disesuaikan dengan keadaan ekonomi sekarang secara wajar. Dengan demikian
seluruh cabang perusahaan akan memikul beban yang sama terhadap total beban
pengadaan persediaan hingga persediaan tersebut dapat dijual yang akan
dikeluarkan oleh perusahaan.
Dalam pelaksanaannya harga standart tersebut selalu dievaluasi untuk
mengantisipasi perubahan yang ada dipasar, agar tidak terjadi suatu perbedaan
yang sangat material antara harga yang berlaku di pasar dengan harga standar
yang ditetapkan. Setiap periodenya perusahaan selalu memberikan informasi
Ad.2. Metode Penilaian Persediaan
Metode penilaian persediaan yang dilakukan perusahaan adalah dengan
menggunakan metode First In First Out (FIFO), dimana persediaan yang pertama
masuk merupakan persediaan yang pertama keluar. Hal ini dilakukan karena sifat
persediaan yang disimpan mudah rusak dan mempunyai jangka waktu pemakaian
(expired product) yang relatif singkat, terutama persediaan barang beku yang
sangat sensitif dengan suhu penyimpanan.
TABEL 3
Metode Penilaian: FIFO ( First In First Out)
Tgl
Kuantitas Harga Jumlah Kuantitas Harga Jumlah Kuantitas Harga Jumlah
Per Kg Per Kg Per Kg
Rp Rp Rp Rp Rp Rp 2 250 50 12,500 - - - - - 250 50 12,500 10 500 40 20,000 - - - 500 40 20,000 15 - - - 200 50 10,000 50 50 2,500 - - - - - 500 40 20,000 20 - - - - - - 50 50 2,500 - - - - - 500 40 20,000 650 45 29,250 - - - 650 45 29,250 26 - - - 50 50 2,500 500 40 20,000 - - 250 40 10,000 250 40 10,000 - - - - - 650 45 29,250 28 - - - - - - 250 40 10,000 - - - - - 650 45 29,250 300 50 15,000 - - - 300 50 15,000 30 - - - 250 40 10,000 650 45 29,250 - - 300 45 13,500 300 45 13,500 - - - - - 300 50 15,000
Setiap hari mutasi persediaan yang dilakukan sangat banyak dan
item-item persediaan yang ada di gudang maupun di outlet sangat beragam, dalam
membantu terlaksananya metode FIFO tersebut dengan baik, maka PT
Pioneerindo Gourmet International Tbk menggunakan kartu persediaan dalam
melakukan aktivitas tersebut.
Pada akhir bulan dilakukan penghitungan fisik produk baik yang ada
digudang maupun di outlet untuk mencari kebenaran antara catatan kartu
persediaan, catatan pada laporan persediaan logistik atau catatan persediaan
administrasi outlet dan fisik persediaan. Penghitungan ini dilakukan oleh petugas
gudang yang disaksikan oleh staff akunting, apabila penghitungan tersebut
dilakukan di outlet, penghitungan dilakukan oleh staff outlet bersama manager
outlet yang juga disaksikan oleh staff akunting.
C. Manajemen Persediaan
Sistem pencatatan persediaan yang diterapkan oleh PT. Pioneerindo
Gourmet International, Tbk Cabang Medan adalah sistim periodikal, dimana
pencatatan yang dilakukan terhadap persediaan hanya dilakukan pada awal dan
akhir periode melalui jurnal penyesuaian. Adapun jurnal penyesuaian yang
dicatat adalah jurnal pada persediaan yang tersedia digudang. Lebih jelasnya
dapat dilihat dari jurnal sebagai berikut:
Jurnal Pembuka
Pemakaian Ayam xxx
Pemakaian Bahan Makanan xxx
Pemakaian Bahan Saus xxx
Pemakaian Pembungkus xxx
Persediaan Ayam xxx
Persediaan Bahan Makanan xxx
Persediaan Bahan Minuman xxx
Persediaan Bahan Pelengkap xxx
Persediaan Bahan Saus xxx
Persediaan Pembungkus xxx
Jurnal penutup
Persediaan Ayam xxx
Persediaan Bahan Makanan xxx
Persediaan Bahan Minuman xxx
Persediaan Bahan Pelengkap xxx
Persediaan Bahan Saus xxx
Persediaan Pembungkus xxx
Pemakaian Bahan Makanan xxx
Pemakaian Bahan Minuman xxx
Pemakaian Bahan Pelengkap xxx
Pemakaian Bahan Saus xxx
Pemakaian Pembungkus xxx
yang dibuat oleh bagian logistik atau catatan dari kartu persediaan yang ada di
gudang.
Perusahaan dalam menetapkan harga persediaan dengan menggunakan
harga standar, maka bisa terjadi selisih harga apabila persediaan tersebut dibeli
dari pemasok lokal (supplier), dimana selisih tersebut bisa selisih lebih atau
selisih kurang dari harga standar. Telah dijelaskan sebelumnya bahwa tidak
semua persediaan di pasok dari gudang pusat tetapi ada juga yang dibeli dari
pemasok lokal (supplier) yang langsung dilakukan oleh cabang. Sedangkan
pencatatan akan transaksi tersebut tetap di cabang, maka akan dilakukan jurnal
penyesuaian atas transaksi tersebut:
Pembelian 500.000,- (harga standar)
R/K Pusat Jakarta 50.000,-
(selisih harga standar dengan harga perolehan)
Hutang Dagang 450.000,-
(harga perolehan)
Dalam hal ini bila harga standar lebih besar dari perolehan.
Adapun alasan penggunaan sistem pencatatan periodikal oleh PT.
Pioneerindo Gourmet International Tbk. Cabang Medan adalah karena tidak
efesien bila dilakukan pencatatan untuk setiap transaksi penjualan yang
dilakukan, dimana dalam satu hari terdapat ratusan transaksi dan sistem
penjualan tunai yang menggunakan mesin register, sehingga sulit untuk
menentukan harga pokok penjualan untuk setiap transaksi yang dilakukan. Untuk
mempermudah pencatatan, maka seluruh penjualan dalam satu periode
dijumlahkan dalam satu bentuk laporan penjualan, dan atas dasar laporan
Kas xx
Penjualan xx
Hutang Pajak PB I xx
D. Akuntansi Persediaan
Penyajian Persediaan Dalam Laporan Keuangan
Penyusunan laporan keuangan dilakukan untuk setiap akhir periode yang
dilakukan tanggal 31 Desember. Penyusunan laporan keuangan tersebut terdiri
dari Neraca, Laporan Laba Rugi dan Laporan Arus Kas. Penyajian Persediaan Dalam Neraca
Pada uraian sebelumnya telah dijelaskan bahwa persediaan yang dimiliki
oleh PT.Pioneerindo Gourmet International Tbk. Cabang Medan dinyatakan
berdasarkan nilai terendah antara harga perolehan dengan nilai bersih yang akan
direalisasikan, dengan ditetapkannya harga standar yang berlaku sama diseluruh
cabang perusahaan. Dengan demikian nilai persediaan yang disajikan pada
laporan keuangan perusahaan merupakan nilai standar yang ditetapkan
perusahaan.
Pada Neraca perusahaan persediaan disajikan pada sebelah aktiva, yang
dikelompokkan dalam aktiva lancar. Sedangkan pada Laporan Laba Rugi
persediaan disajikan dalam perhitungan Beban Pokok Penjualan (Harga Pokok
Penjualan), sehingga persediaan yang disajikan pada laporan ini berupa
pemakaian persediaan.
Dalam neraca, persediaan ditempatkan pada sebelah aktiva yang
disajikan dalam neraca terlihat lebih realistis dan wajar selama satu periode
maupun antar periode karena nilai tersebut merupakan nilai dari harga standar
terbaru yang ditetapkan perusahaan, dimana sangat dipengaruhi oleh harga pasar
yang sedang berlaku.
Penyajian Persediaan Dalam Laporan Laba Rugi
Dalam Laporan Laba Rugi, persediaan disajikan pada bagian harga pokok
penjualan. Sama seperti perusahaan dagang lainnya pada Laporan Laba Rugi
tersebut tidak dilampirkan dengan Laporan Harga Pokok Produksi. Adapun
perhitungan yang dilakukan adalah nilai persediaan awal tahun ditambah dengan
pembelian persediaan yang dilakukan selama satu periode, kemudian dikurangi
dengan nilai persediaan akhir periode.
Penggunaan metode FIFO yang diterapkan perusahaan dalam menilai
persediaan akhir akan menghasilkan informasi harga pokok penjualan yang
rendah apabila harga standar yang ditetapkan naik, sedangkan apabila harga
standar yang ditetapkan turun, maka harga pokok penjualan yang dihasilkan akan
terlihat tinggi. Namun dilihat dari kondisi saat ini maka harga standar yang
ditetapkan perusahaan cenderung naik karena harga tersebut sangat dipengaruhi
oleh harga pasar yang berlaku, sedangkan harga pasar sangat dipengaruhi oleh
harga bahan bakar yang cenderung naik, walaupun dalam penetapan harga
standar tersebut didasari nilai terendah dari harga perolehan atau nilai bersih
yang dapat direalisasikan.
E. Penerapan Pengendalian Internal
PT. Pioneerindo Gourmet International, Tbk adalah perusahaan yang
internal atas persediaannya, maka perusahaan ini menetapkan pengawasan, yang terdiri dari: - Pengawasan Fisik - Pengawasan Akuntansi - Pengawasan Mutu Ad 1. Pengawasan Fisik
Pengawasan persediaan di perusahaan ini pada umumnya terdiri dari
barang yang berwujud. Oleh karena itu dilakukan pengawasan fisik supaya tidak
ada pencurian dan gudang tempat penyimpanan barang selalu terkunci jika tidak
ada proses pengeluaran barang. Dan barang yang ada diperusahaan semuanya
diasuransikan dari bahaya kebakaran maupun pencurian. Digudang juga
disediakan tabung pemadam kebakaran untuk menghindari terjadinya kebakaran.
Hal ini untuk menghindari kerugian disebabkan terjadinya kebakaran dan
pencurian karna mendapatkan ganti rugi dari pihak asuransi.
Ad 2. Pengawasan Akuntansi
Untuk melaksanakan pengawasan akuntansi pada perusahaan ini, maka
dilakukan melalui beberapa prosedur:
a. Prosedur Pembelian
b. Prosedur Penyimpanan
Ad. a. Prosedur pembelian.
Pada perusahaan ini melalui prosedur pembelian dapat melaksanakan
pengawasan melalui bagian-bagian yang terlibat dalam hal Pembelian
(purchasing) dan bagian gudang. Gudang membuat estimasi untuk persediaan ke
bagian purchasing, dan purchasing nantinya akan mengorder barang sesuai
permintaan gudang. Faktur barang dari supplier diserahkan juga ke bagian
keuangan. Bagian Keuangan akan mencocokkan faktur dengan laporan
penerimaan barang, apabila sesuai, bagian keuangan akan melunasi pembayaran
sesuai dengan jumlah yang tercantum dalam faktur tersebut.
Ad. b. Prosedur Penyimpanan
Barang yang masuk dari gudang pusat maupun dari supplier lokal yang
diterima oleh pihak gudang harus dilakukan penyesuaian kualitas dan fisik
barang apakah telah sesuai dengan orderan. Dan apabila fisik barang telah sesuai,
maka gudang akan menyimpan barang tersebut di gudang penyimpanan dan
mencatat barang yang masuk di kartu stock.
Ad. c. Prosedur Penjualan
Prosedur penjualan melibatkan bagian penjualan, yakni outlet yang
bertugas untuk menjual produk ke customer yang datang ke CFC. Bukti
pembelian berupa struk diberikan kepada customer sebagai bukti pembayaran.
Laporan penjualan dikirim ke kantor cabang setiap hari ke bagian finance beserta
dengan bukti-bukti lainnya berupa struk penjualan dan bukti setoran ke bank.
Bagian keuangan (finance) memeriksa struk dan mencocokkannya dengan saldo
Bank. Jika terjadi selisih antara struk dengan yang disetor, pihak store wajib
wajib membuat vendor mengenai persediaan setiap minggunya. Laporan
penjualan harian ini nantinya akan menjadi laporan mingguan dan laporan
bulanan. Semua laporan beserta bukti-bukti penerimaan barang dan penjualan
diserahkan juga ke bagian pembukuan (akunting) yang bertugas untuk membuat
laporan keuangan.
Ad 3. Pengawasan Mutu
Pengawasan mutu harus benar-benar diperhatikan, yang dimaksud
dengan pengawasan mutu oleh perusahaan dalam hal ini PT. Pioneerindo
Gourmet International Tbk Cabang Medan yakni pengawasan terhadap warna,
aroma, dan kualitas barang.
Cara mengawasinya adalah dengan memperhatikan standart mutu barang yang
telah ditetapkan oleh perusahaan sehingga barang-barang yang tidak sesuai
dengan standart mutu tidak dijual. Dengan adanya pengawasan mutu yang baik,
maka dapat meningkatkan tingkat penjualan. Di perusahaan selain Internal Audit
ada departemen khusus yang bertugas dalam pengawasan mutu, apakah telah
sesuai dengan standart yang telah ditetapkan oleh perusahaan atau tidak. Mereka
wajib memberikan penilaian mengenai kebersihan dan mutu produk.
Selain melakukan pengawasan seperti yang disebutkan diatas,
perusahaan juga memperhatikan pengawasan di bidang lainnya. Setiap akhir
periode, staff akunting melakukan audit stock opname langsung ke gudang
maupun ke outlet. Melakukan pengecekan terhadap persediaan, penjualan dan
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian serta analisa yang telah dikemukakan pada bab-bab
sebelumnya, maka penulis membuat beberapa kesimpulan serta memberikan
saran sehubungan dengan penyelesaian tulisan ini pada PT. Pioneerindo Gourmet
International Tbk. Cabang Medan.
Adapun kesimpulan tersebut adalah :
Struktur organisasi pada perusahaan ini adalah struktur organisasi garis dimana dengan kegiatan operasi usaha masing-masing bagian
bertanggung jawab kepada pimpinan cabang.
Dalam menetapkan harga standar perusahaan telah mengacu kepada ketentuan PSAK No. 14, dimana harga standar masih mendekati biaya
historis yang dikeluarkan perusahaan. Namun hal ini berlaku hanya pada
persediaan yang pengadaannya dari Logistik Pusat. Sedangkan
persediaan yang pengadaannya dari pemasok lokal selisih harga standar
dengan harga perolehan persediaan tersebut sangatlah material, sehingga
nilai yang disajikan pada laporan keuangan kurang menunjukkan nilai
sebenarnya.
Sistem pencatatan periodikal yang digunakan oleh PT. Pioneerindo Gourmet International Tbk. Cabang Medan telah dengan baik dilakukan
dan sesuai dengan Standar Akuntasi Keuangan. Hal ini dapat dilihat
dengan proses ayat jurnal yang dibuat tentang transaksi persediaan yang
karena merupakan alat bantu bagi perusahaan untuk mengetahui nilai
persediaan setiap saat dengan cepat.
Pengendalian internal persediaan barang dagang dilakukan melalui pengawasan fisik atas persediaan, pengawasan akuntansi, dan
pengawasan mutu barang.
B. Saran
Saran-saran yang akan disampaikan penulis melalui skripsi ini adalah:
Oleh karena adanya perbedaan yang cukup material antara harga persediaan yang dipasok dari pemasok lokal (supplier) dengan harga standar yang
ditetapkan perusahaan, sebaiknya perusahaan menetapkan persentase margin
bagi persediaan tersebut sehingga masing-masing cabang dapat menetapkan
harga standar sesuai dengan harga perolehannya. Sehingga nilai persediaan
yang terdapat dalam laporan keuangan tersebut lebih terlihat wajar.
Apabila penetapan harga standar dilakukan di Pusat, sebaiknya seluruh pengadaan persediaan cabang juga diperoleh dari Logistik Pusat.