• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KEMAMPUAN KARYAWAN MAKARTI POMOSDA MENGGUNAKAN METODE WAI (WORK ABILITY INDEX) Fatimatuz Zulfa *), Widhy Wahyani **)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS KEMAMPUAN KARYAWAN MAKARTI POMOSDA MENGGUNAKAN METODE WAI (WORK ABILITY INDEX) Fatimatuz Zulfa *), Widhy Wahyani **)"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

26

ANALISIS KEMAMPUAN KARYAWAN MAKARTI POMOSDA MENGGUNAKAN METODE WAI (WORK ABILITY INDEX)

Fatimatuz Zulfa *), Widhy Wahyani **)

ABSTRAKSI

Profesionalisme tenaga kerja serta kemampuan sumber daya manusia yang produktif dan berkualitas dapat memberikan kontribusi pada suksesnya sebuah perusahaan dan organisasi. Work Ability Index yaitu bagaimana para pekerja dapat bekerja dengan baik pada masa sekarang dan pada masa yang akan datang, dan bagaimana para pekerja mampu menghormati pekerjaannya sesuai dengan tuntutan pekerjaan, kesehatan, dan sumber daya fisik & mentalnya. Work Ability Index (WAI) dapat digunakan sebagai salah satu dari beberapa metode yang digunakan untuk memperkirakan kemampuan kerja karyawan dan juga dapat digunakan untuk mengkaji dan menganalisa tingkat kesehatan pekerja.

Berdasarkan hasil pengolahan data yang dilakukan didapatkan besarnya poin rata-rata untuk tiap divisi karyawan UPT Makarti Pomosda adalah 38 poin yang berarti bahwa kemampuan rata-rata karyawan UPT Makarti Pomosda berada pada level good (baik), dengan batas usia 18–51 tahun. Kemudian tingkat kemampuan dan produktivitas kerja paling tinggi yaitu sebanyak 1 orang yaitu usia karyawan 29 tahun dengan poin WAI sebesar 47, sedangkan tingkat kemampuan dan produktivitas kerja paling rendah atau untuk kategori poor sebanyak 1 orang yaitu pada usia 19 tahun dengan poin WAI sebesar 21.

Dari penelitian ini didapat kesimpulan untuk jumlah karyawan tiap kategori dalam work ability index yaitu 9.8% (5 orang) untuk kategori excellent, 39.2% (20 orang) untuk kategori good, 49% (25 orang) untuk kategori moderate,dan untuk kategori poor sebanyak 2% (1 orang).

Kata kunci : Profesionalisme, Work Ability Index (WAI), Produktivitas, Kesehatan Fisik dan Mental, Kemampuan kerja

PENDAHULUAN

Perusahaan sebagai suatu sistem kerja pada dasarnya memiliki empat komponen utama yang saling terkait satu sama lain. Keempat komponen dalam sistem kerja tersebut adalah manusia, bahan, mesin atau peralatan kerja serta lingkungan kerja. Keempat komponen haruslah saling berinteraksi dengan baik karena merupakan bagian yang sangat penting untuk menentukan keberhasilan pencapaian tujuan yang dicita-citakan perusahaan. Dari keempat komponen sistem kerja, komponen manusialah yang berperan besar dalam menentukan keberhasilan ini karena pada dasarnya manusia merupakan perencana dan perancang sistem kerja yang sekaligus menjadi pelaku dan pengendali proses yang sedang berlangsung pada sistem kerja (Firman Bayu Budikusumah, 2013).

Tenaga kerja merupakan salah satu faktor penting bagi kelancaran dalam suatu perusahaan. Keberadaan tenaga kerja dalam menjalankan aktivitasnya harus didukung oleh sarana dan prasarana serta bentuk manajemen yang baik supaya tenaga kerja tersebut dapat bekerja dengan baik sesuai dengan harapan perusahaan. Kemampuan tenaga kerja yang profesional dan produktif mampu memberikan input positif yang dapat memberi keuntungan bagi perusahaan dan untuk mempertahankan eksistensi perusahaan dalam menghadapi persaingan usaha. Dengan demikian tuntutan profesionalisme tenaga

(2)

kerja sebagai aset perusahaan yang produktif dan berkualitas dapat memberikan kontribusi pada suksesnya sebuah perusahaan (Firman Bayu Budikusumah, 2013).

Kesehatan fisik dan mental pekerja menjadi acuan dalam menentukan kemampuan pekerja, dengan mengoptimalkan dan menjaga hal tersebut maka kemampuan pekerja akan semakin baik sehingga dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan. Oleh karena itu perkembangan mutu sumber daya manusia semakin penting keberadaannya. Hal ini mengingat bahwa perusahaan yang mempekerjakan sumber daya manusia, menginginkan suatu hasil dan manfaat yang baik dan dapat mengikuti perubahan dan perkembangan yang terjadi dalam perusahaan (Firman Bayu Budikusumah, 2013).

Menurut Yulk (1998:5) pengertian Work Ability Index yaitu bagaimana para pekerja dapat bekerja dengan baik pada masa sekarang dan pada masa yang akan datang, dan bagaimana para pekerja mampu menghormati pekerjaannya sesuai dengan tuntutan pekerjaan, kesehatan, dan sumber daya fisik dan mentalnya.

Work Ability Index merupakan suatu instrumen yang digunakan di dalam pemeliharaan kesehatan, dan kemampuan pekerja dalam pekerjaannya. Ini memperlihatkan mengenai bagaimana dengan baik seorang pekerja mampu untuk melaksanakan tugasnya sesuai dengan tuntutan pekerjaanya. Selain itu Work Ability Index dapat digunakan sebagai salah satu dari banyaknya metode yang digunakan untuk memperkirakan kemampuan kerja karyawan dan juga bisa digunakan untuk mengkaji dan menganalisa tingkat kesehatan pekerja.

Dari uraian tersebut peneliti ingin mengusulkan untuk menerapkan metode Work Ability Index pada manajemen pondok pesantren, khususnya pada divisi MAKARTI POMOSDA. Karena pada umumnya metode Work Ability Index diterapkan pada manajemen perusahaan biasa/umum, dimana perusahaan tersebut tidak menggunakan kaidah keagamaan dalam manajemennya/ mengelola perusahaannya, untuk mengetahui kemampuan setiap karyawannya.

RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang yang telah diungkapkan sebelumnya, maka pokok permasalahan yang dibahas dalam Penelitian ini adalah :

Bagaimana menerapkan metode WAI (Work Ability Index) dalam menilai kemampuan kerja karyawan UPT. Makarti Pomosda?

 Bagaimana mengidentifikasi kemampuan kerja karyawan UPT. Makarti Pomosda dengan metode WAI (Work Ability Index)?

 Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kemampuan kerja karyawan UPT Makarti Pomosda?

TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan rumusan tersebut, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

Untuk mengetahui penerapan metode WAI (Work Ability Index) dalam menilai kemampuan kerja karyawan UPT. Makarti Pomosda.

 Untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan kerja karyawan UPT. Makarti Pomosda.

 Untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi kemampuan kerja karyawan UPT Makarti Pomosda.

(3)

28 TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian Work Ability Index yaitu bagaimana para pekerja dapat bekerja dengan baik pada masa sekarang dan pada masa yang akan datang, dan bagaimana para pekerja mampu menghormati pekerjaannya sesuai dengan tuntutan pekerjaan, kesehatan, dan sumber daya fisik & mentalnya.

Work Ability Index merupakan suatu instrument yang digunakan di dalam pemeliharaan kesehatan, dan kemampuan pekerja dalam pekerjaannya.Ini memperlihatkan mengenai bagaimana dengan baik seorang pekerja mampu untuk melaksanakan tugasnya sesuai dengan tuntutan pekerjaannya. Work Ability Index dapat digunakan sebagai salah satu dari banyaknya metode yang digunakan untuk memperkirakan kemampuan kerja karyawan dan juga bisa digunakan untuk mengkaji dan menganalisa tingkat kesehatan pekerja. Work Ability Index dapat ditentukan pada dasar jawaban atas serangkaian pertanyaan yang mempertimbangkan tuntutan pekerjaan, baik itu pekerjaan fisik maupun pekerjaan mental dan tingkat kesehatan pekerjanya. Seorang pekerja harus menjawab kuisioner atau daftar pertanyaan yang nantinya akan menghasilkan skor berdasarkan poin dari Work Ability Index. Berikut adalah pertanyaan-pertanyaan yang terdapat dalam Work Ability Index:

a. Kemampuan tenaga kerja pada saat dia bekerja dibandingkan dengan kemampuan pada saat dia bekerja pada saat yang paling baik.

b. Hubungan antara kemampuan bekerja dengan tuntutan dari pekerjaannya. c. Diagnosa penyakit yang pernah dialami oleh tenaga kerja.

d. Perkiraan berkurangnya kemampuan bekerja yang diakibatkan berbagi penyakit yang muncul.

e. Mengidentifikasi cuti sakit tenaga kerja selama satu tahun terakhir. f. Harapan kemampuan bekerja untuk dua tahun ke depan.

g. Sumber daya mental tenaga kerja tersebut.

Work Ability Index didedikasikan untuk mengurangi dan meminimasi kemangkiran dalam bekerja, dan meningkatkan kesehatan para pekerja. Setiap para pekerja memiliki kapasitas dan tuntutan pekerjaan yang berbeda, maka kemampuannya yang berbeda dapat dipengaruhi oleh gaya hidup, karakteristik, pekerjaan, kesehatan fisik dan mental para pekerja, dan faktor psikososial dalam lingkungan pekerjaan.

Sumber : http://elib.unikom.ac.id/download.php?id=96662

Gambar 2.2.Ruang Lingkup Maintenance Work Ability

Work Ability Index dapat juga digunakan untuk memprediksikan ancaman ketidakmampuan mendekati masa yang akan datang. Ini telah dikembangkan oleh Finnish Institute of Occupational Health didalam penelitiannya mengenai para pekerja yang berusia diatas 50 tahun keatas.Hampir sepertiga dari mereka adalah kelompok orang yang masih sanggup atau mampu bekerja menurut indeks yang dijaminkan pada pensiun selama 11 tahun berikutnya.

Individual (personal resources and healt)

Work Communities and organizations

(leadership,cooperation,w orkplace’s,practices) Work and work

environtment (ergonomics,hyginie,s

afety) MWA

(4)

Dimensi Baru Work Ability Index

Aktualitas kemampuan kerja berkembang karena perubahan demografi di masyarakat, untuk meningkatkan kebutuhan hidup dalam bekerja, dan karena kebutuhan untuk memperpanjang pekerjaan dari pekerja yang berusia lebih tua. Proporsi usia 50 hingga 64 tahun pada umumnya akan meningkat dan mencapai level 35% dari tenaga kerja keseluruhan di beberapa negara yang sudah siap. Populasi pekerja yang lebih tua mencapai dua kali jumlah kelompok yang lebih muda yaitu antara 15-24 tahun.Kemungkinan memiliki kehidupan kerja lebih lama dan sangat bergantung pada kemampuan kerja individu. Saat ini hanya 38,5% dari penduduk usia 55 hingga 64 tahun yang masih bekerja di negara Uni Eropa.

Latar belakang konsep Work Ability Index didasarkan pada konsep stressstrain dan model keseimbangan, di mana sumber daya manusia dapat dikenali dari sisi kebutuhan pekerjaan dengan cara yang sehat dan aman. Metode yang disebut Work Ability Index (WAI) telah dikembangkan dan diuji dan panduannya dipublikasikan untuk riset dan praktek. Hasil dan pengalaman dari tahun 1990 menunjukkan, selain kesehatan, kemampuan dan nilai sikap dan motivasi juga berperan penting.

Sumber : http://elib.unikom.ac.id/download.php?id=96662

Gambar 2.3.Struktur Model Work Ability Index

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemampuan

Berdasarkan uraian sebelumnya bahwa kemampuan seseorang dapat ditumbuhkembangkan melalui suatu proses terhadap beberapa faktor yang mempengaruhinya. Sahlan (1988;20) mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan sebagai berikut: Faktor Usia, Faktor Jenis Kelamin, Faktor Usaha.

David Cambell dalam Mangunhardjana (1986:56-62) mengemukakan enam faktor yang menghambat kemampuan, yaitu: rasa takut gagal, terlalu sibuk dengan tata tertib dan tradisi, gagal melihat kekuatan yang ada, terlalu pasti, enggan untuk mempengaruhi, terlalu mengharapkan hadiah.

Sementara itu Torrance dikutip dari Hendrik (1989:61) lebih spesifik mengemukakan faktor-faktor yang menghambat kemampuan seorang pegawai yaitu:

(5)

30

Kurang enerjik intelektual.

 Tidak berminat untuk meningkatkan rasa ingin tahu.

 Terikat secara kaku terhadap materi dan program-program atau rencana kerja yang telah ditetapkan.

 Tidak mau peduli dan berurusan dengan hal-hal yang dibutuhkan pegawai dan masyarakat.

Defensif.

 Waktu yang tersedia terbatas.

Lemah secara intelektual METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini disajikan dalam langkah-langkah seperti yang terdapat pada gambar 3.1 : Mulai Studi Literatur Studi Lapangan Identifikasi Masalah Tujuan Penelitian Penyusunan Kuisioner Penyebaran Kuisioner

Teknik Pengumpulan Data ü Data Primer

> Data hasil Pengumpulan kuisioner ü Data Sekunder

> Data Dari Makarti Pomosda > Struktur Organisasi dari Makarti Pomosda

Teknik Pengolahan Data ü Transformasi Data

ü Perhitungan kategori dari setiap dimensi pertanyaan ü Perhitungan poin untuk tiap kategori dengan menggunakan excel ü Perhitungan rata-rata WAI berdasarkan setiap devisi

ü Perhitungan rata-rata WAI berdasarkan pengelompokan jenis kelamin

Analisis Data ü Menganalis Kemampuan kinerja karyawan untuk tiap divisi ü Menganalisis rata-rata WAI antara karyawan laki-laki dan perempuan ü Pengelompokan kategori berdasarkan score WAI (work ability index) dengan kategori :

- Poor 7 - 27 point - Good 37 - 43 point - Moderate 28 - 36 point - Excellent 44 - 49 point

Kesimpulan Dan Saran

Selesai Penentuan Jumlah Respondent

(6)

PEMBAHASAN

Evaluasi Kerja Tiap Divisi

Dilhat dari uraian tugas dan wewenang serta tanggung jawab dari tiap tiap jabatan dan tiap divisi maka peneliti akan menampilkan divisi - divisi yang akan dilakukan evaluasi kerja dengan menggunakan WAI (work ability index) yang sesuai dengan kemampuan dan tuntutan kerja yang dibutuhkan perusahaan, jumlah divisi yang akan dinilai ada 7 divisi, yaitu, bagian administrasi, divisi Waserda, divisi produksi, divisi marketing, divisi BKT, divisi peternakan, dan divisi Griya Taliati, yang kesemuanya 51 orang dengan asumsi untuk pengujian validitas dan reliabilitas dalam penyebaran kuesioner sebanyak 51 orang untuk pengolahan data, untuk mengetahui kemampuan kerja karyawan. Berikut jumlah departemen yang akan dinilai beserta jumlah karyawannya.

Tabel 4.1 Jumlah divisi dan karyawan Makarti Pomosda tahun 2014

No Divisi Jumlah 1 Administrasi 6 2 Produksi 6 3 Marketing 7 4 BKT 13 5 Waserda 13 6 Griya Taliati 1 7 Peternakan 5 Total 51

Sumber : Data absensi UPT.Makarti Pomosda Tahun 2014

Perhitungan Bagaimana Menentukan Poin Pada Work Ability Index (WAI)

Tabel-tabel ini merupakan data kuisoner yang diambil pada populasi karyawan Makarti Pomosda. Populasi yang menjadi responden penelitian ini berjumlah 51 orang yang memilki divisi, jenis kelamin dan umur yang berbeda. Dari setiap item variabel– variabelnya akan dijumlahkan poinnya yang jumlahnya antara 7 – 49 poin, setelah itu poin akan dikategorikan dalam kategori Work Ability Index (WAI) apakah termasuk poor, moderate, good dan excellent.

Selanjutnya data diproses dengan menjumlahkan setiap poin dari tiap item kemudian di kategorikan untuk masing–masing poinnya. Berikut poin kategori Work Ability Index (WAI) beserta dengan tindakan yang harus dilakukan untuk memperbaiki tiap katagori dalam tingkat pengukuran Work Ability Index (WAI):

Tabel 4.2. Kategori Poin Work ability & Objective of Measures

Poin Work Ability Objective of measures

7 – 27 Poor Restore Work Ability

28 – 36 Moderate Improve Work Ability

37 – 43 Good Support Work Ability

44 – 49 Excellent Maintain Work Ability

(7)

32

Berikut perhitungan sampel dari beberapa departemen: a. Divisi Administrasi

Karyawan yang menggunakan kemampuan fisik

Umur : 18th

Jenis Kelamin : Perempuan Lama Bekerja : 1 tahun

Pendidikan : SMA

Table 4.3. Perhitungan WAI Untuk divisi administrasi No Dimensi Work Ability

Index (WAI) Jawaban Skor

1

kemampuan bekerja saat ini dibandingkan dengan kemampuan bekerja yang terbaik seumur hidup 1 1 2 Kemampuan bekerja dengan kebutuhan pekerjaan Kemampuan fisik = 2.5 ( 2.5 x 1.5 ) + (2 x 0.5 ) = 5 Kemampuan mental = 2 3 Penyakit yang dialami

karyawan 3 penyakit yang diderita 3 4

Perkiraan menurunya kemampuan bekerja akibat penyakit yang diderita

6 6

5 Cuti sakit selama 1

tahun terakhir 5 5

6

Indikasi pribadi kemampuan bekerja 2 tahun dari saat ini

7 7

7 Sumber daya mental

Menikmati aktivitas sehari -hari = 4 (4+4+3) = 11 maka oint untuk dimensi in sesuai dengan indeks dari dimensi tersebut

adalah 4 Siaga dan aktif = 4

penuh dengan harapan= 3

Skor Total 1 + 5 + 3 + 6 + 5 + 7 +

4 = 31

Sumber : Data olahan

Tabel 4.10. Akumulasi Rata-Rata poin WAI Divisi Administrasi

NO

Jenis

Kelamin Usia Pendidikan

Lama Bekerja Poin WAI 1 P 20 S1 6 42 2 P 26 S1 2 37 3 P 23 S1 1 43 4 P 22 SMA 1 34 5 P 18 SMA 1 31 6 P 29 S1 4 34 Total 221

Rata-Rata Poin WAI 37

(8)

Tabel 4.62. Poin Rata –rata Untuk Tiap Divisi Divisi Poin Rata-Rata

Administrasi 37 Produksi 37 Waserda 38 Marketing 36 Peternakan 41 BKT 37 Griya Taliati 38 Total 264

Rata – Rata Poin WAI 38 Sumber : Data olahan

Sumber : Data olahan

(9)

34 Pengolahan Data

Uji Validitas dan Realibilitas

Tabel 4.63. Hasil Uji validitas

Item1 Item2 Item3 Item4 Item5 Item6 Item7 Skortot Item1 Pearson Correlation 1 .779(* *) -.038 -.200 -.310(*) -.128 -.133 .456(**) Sig. (2-tailed) .000 .789 .158 .027 .369 .353 .001 N 51 51 51 51 51 51 51 51 Item2 Pearson Correlation .779(* *) 1 .051 -.138 -.345(*) -.101 -.134 .482(**) Sig. (2-tailed) .000 .720 .336 .013 .483 .347 .000 N 51 51 51 51 51 51 51 51 Item3 Pearson Correlation -.038 .051 1 .526(* *) .253 .260 .206 .664(**) Sig. (2-tailed) .789 .720 .000 .074 .065 .148 .000 N 51 51 51 51 51 51 51 51 Item4 Pearson Correlation -.200 -.138 .526(* *) 1 .510(* *) .398(* *) .361(* *) .580(**) Sig. (2-tailed) .158 .336 .000 .000 .004 .009 .000 N 51 51 51 51 51 51 51 51 Item5 Pearson Correlation -.310(*) -.345(*) .253 .510(* *) 1 .445(* *) .199 .335(*) Sig. (2-tailed) .027 .013 .074 .000 .001 .161 .016 N 51 51 51 51 51 51 51 51 Item6 Pearson Correlation -.128 -.101 .260 .398(* *) .445(* *) 1 .551(* *) .562(**) Sig. (2-tailed) .369 .483 .065 .004 .001 .000 .000 N 51 51 51 51 51 51 51 51 Item7 Pearson Correlation -.133 -.134 .206 .361(* *) .199 .551(* *) 1 .400(**) Sig. (2-tailed) .353 .347 .148 .009 .161 .000 .004 N 51 51 51 51 51 51 51 51 Skorto t Pearson Correlation .456(* *) .482(* *) .664(* *) .580(* *) .335(*) .562(* *) .400(* *) 1 Sig. (2-tailed) .001 .000 .000 .000 .016 .000 .004 N 51 51 51 51 51 51 51 51 Sumber : Data olahan

(10)

Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas alat ukur adalah sejauhmana alat ukur yang digunakan memiliki taraf ketelitian, kepercayaan, kekonstanan atau kestabilan, sehingga alat ukur tersebut dapat dikatakan reliabel (Djamaludin Ancok, 1989 : 18). Namun pada penelitian ini pengujian reabilitas dan validitas telah dilakukan oleh peneliti, dengan hasil dari uji validitas dan reliabiltas dengan jumlah variabel sebanyak 7 item dengan hasil dari alpha cronbach’s sebagai berikut:

Tabel 4.64. Hasil Uji reliabilitas Cronbach's

Alpha N of Items

.474 7

Sumber : Data olahan

Dilihat dari tabel 4.15 dan gambar 4.7, didapatkan ke 7 departemen mempunyai poin rata rata yang tidak terlalu berbeda, poin rata – rata tertinggi dimiliki oleh divisi peternakan sedangkan poin rata – rata terendah dimiliki oleh divisi marketing.

Dapat dilihat bahwa enam departemen memiliki skor pada kategori good dan satu departemen lainnya yang memiliki skor Work Ability Index (WAI) pada kategori moderate artinya tingkat kemampuan karyawan UPT Makarti Pomosda secara rata–rata adalah baik dan tindakan yang harus diambil adalah dengan mensupport para karyawan supaya lebih meningkatkan kinerjanya.

a. Diagram Kartesius Work Ability Index (WAI) Karyawan UPT Makarti Pomosda Adapun diagram kartesius untuk seluruh karyawan UPT Makarti Pomosda yang meliputi perbandingan poin WAI untuk tiap karyawan berdasarkan usia, pendidikan, jenis kelamin dan lama bekerja. Berikut diagram kartesius dapat dilihat pada gambar 4.3:

Sumber : Data olahan

Pada gambar 4.5, dari hasil segmentasi poin WAI dengan jenis kelamin terhadap karyawan UPT Makarti Pomosda yang berjumlah 51 orang yang dibagi kedalam empat kategori, yaitu untuk kategori excellent sebanyak 5 orang dengan jenis kelamin laki-laki (3 orang), peerempuan (2 orang), untuk kategori good 20 orang dengan 12 karyawan laki-laki dan 8 karyawan perempuan, untuk kategori moderate 25 orang dengan 19 orang karyawan laki-laki dan 6 orang karyawan wanita dan untuk kategori poor 1 orang dengan jenis kelamin perempuan.

(11)

36 Sumber : Data olahan

Gambar 4.6. Segmentasi Poin WAI Karyawan UPT Makarti Pomosda dengan Lama Bekerja

Dari gambar 4.6, segmentasi poin WAI dengan lama bekerja terhadap karyawan UPT Makarti Pomosda yang berjumlah 51 orang yang dibagi kedalam empat kategori, yaitu untuk kategori excellent sebanyak 5 orang dengan lama bekerja selama 1-2 tahun, untuk kategori good 20 orang dengan lama bekerja antara 1-7 tahun, untuk kategori moderate 25 orang dengan lama bekerja selama 1-7 tahun dan untuk kategori poor 1 orang dengan lama bekerja 1 tahun.

Work Ability Index (WAI) Karyawan Berdasarkan Kelompok Usia

Berdasarkan pengelompokan usia, karyawan UPT Makarti Pomosda diklasifikasikan menjadi 6 (enam) kelompok yaitu antara usia 18 tahun sampai 50 tahun.

Sumber : Data olahan

(12)

Table 4.64 Prosentase Karyawan UPT Makarti Pomosda Berdasarkan Usia Usia n % WAI 18-22 tahun 21 41% 38 23-27 tahun 17 33% 32 28-32 tahun 9 17.60% 38 33-37 tahun 0 0% 0 38-42 tahun 3 5.90% 37 43-50 tahun 1 2% 35 51 100%

Sumber : Data olahan

Pada table 4.64 rata–rata WAI tertinggi berada pada kelompok usia antara 19-22 tahun dan 28-32 tahun dengan poin WAI sebesar 38 poin, sedangkan poin terendah berada pada kelompok usia antara 23-27 tahun dengan poin WAI sebesar 32 poin.

Table 4.65 Prosentase Karyawan UPT Makarti Pomosda Berdasarkan Pendidikan

Pendidikan n % WAI

S1 10 20% 38

SMA 41 80% 37

51 100%

Sumber : Data olahan

Pada table 4.65 Karyawan UPT Makari Pomosda yang walaupun didominasi oleh kelompok pendidikan SMA namun nilai tertinggi berada pada kelompok pendidikan S1 yaitu 38 poin dan keduanya berada pada kategori good.

Work Ability Index (WAI) Karyawan Berdasarkan Kelompok Jenis Kelamin

Sumber : Data olahan

(13)

38

Table 4.66 Prosentase Karyawan UPT Makarti Pomosda Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin n % WAI

P 17 33% 37

L 34 67% 38

51 100%

Sumber : Data olahan

Pada table 4.19 karyawan UPT Makarti didominasi oleh kelompok jenis kelamin laki-laki sebanyak 67% dengan raa-rata poin WAI 38 yang berada pada kategori good. Work Ability Index (WAI) Karyawan Berdasarkan Kelompok Lama Bekerja

Sumber : Data olahan

Gambar 4.9. Segmentasi Poin WAI Karyawan UPT Makarti Pomosda dengan Lama Bekerja

Table 4.67 Prosentase Karyawan UPT Makarti Pomosda Berdasarkan Lama Bekerja

Lama Bekerja n % WAI

1 tahun 21 41% 38 2 tahun 12 23% 35 3 tahun 7 14% 36 4 tahun 3 6% 36 5 tahun 3 6% 35 6 tahun 2 4% 39 7 tahun 3 6% 39 51 100%

Sumber : Data olahan

Dari tabel 4.67 pengelompokan karyawan UPT Makarti Pomosda diatas didapat kesimpulan yaitu rata-rata kelompok lama bekerja karyawan tertinggi dimiliki oleh karyawan yang baru 1 tahun bekerja sebanyak 41%, namun rata-rata poin WAi tertinggi jatuh pada karyawan yang sudah bekerja selama 6-7 tahun yaitu 39 poin .

(14)

Pengelompokan Karyawan UPT Makarti Pomosda untuk tiap Kategori Work Ability Index Dari hasil pengelompokan jawaban responden yang dibagi ke dalam empat kategori, didapatkan keterangan tentang berapa banyak karyawan yang masuk di antara keempat poin tersebut, seperti yang tertera dalam tabel 4.21.

Table 4.21 Prosentase Karyawan UPT Makarti Pomosda untuk tiap Kategori WAI No Jumlah Karyawan % Keterangan

1 5 orang 9.8 Excellent

2 20 orang 39.2 Good

3 25 orang 49 Moderate

4 1 orang 2 Poor

51 orang 100%

Sumber : Data olahan

Dari tabel 4.21 didapat kesimpulan untuk jumlah karyawan tiap kategori dalam work ability index yaitu 9.8% (5 orang) untuk kategori excellent, 39.2% (20 orang) untuk kategori good, 49% (25 orang) untuk kategori moderate,dan untuk kategori poor sebanyak 2% (1 orang).

KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan dan berbagai kebijaksanaan, perkembangan deskripsi tentang Analisis Kemampuan Kinerja Karyawan UPT Makarti Pomosda dengan menggunakan Work Ability Index (WAI), maka dapat ditarik kesimpulan sebagi berikut: Nilai rata–rata untuk tiap departemen UPT Makarti Pomosda adalah 38 dengan batas usia antara 18–50 tahun, yang berarti bahwa kemampuan rata-rata karyawan UPT Makarti Pomosda berada pada level good (baik) dan moderate. Perhitungan rata-rata jawaban berdasarkan penjumlahan poin untuk tiap departemen.

Tabel 5.1 Poin Rata – rata Untuk Tiap Divisi Divisi Poin Rata-Rata

Administrasi 37 Produksi 37 Waserda 38 Marketing 36 Peternakan 41 BKT 37 Griya Taliati 38 Total 264

Rata – Rata Poin WAI 38 Sumber : Data olahan

Hasil penelitian ini menginformasikan bahwa kemampuan yang dimiliki karyawan pada tiap divisi UPT. Makarti Pomosda dapat dilihat bahwa enam divisi memiliki skor pada kategori good dan 1 departemen yang memiliki skor Work Ability Index (WAI) pada kategori moderate.

(15)

40

Dari tabel 5.2 didapat kesimpulan untuk jumlah karyawan tiap kategori dalam work ability index yaitu 9.8% (5 orang) untuk kategori excellent, 39.2% (20 orang) untuk kategori good, 49% (25 orang) untuk kategori moderate,dan untuk kategori poor sebanyak 2% (1 orang).

Table 5.2 Prosentase Karyawan UPT Makarti Pomosda untuk tiap Kategori WAI No Jumlah Karyawan % Keterangan

1 5 orang 9.8 Excellent

2 20 orang 39.2 Good

3 25 orang 49 Moderate

4 1 orang 2 Poor

51 orang 100%

Sumber : Data olahan

Temuan penelitian ini menerangkan bahwa kinerja atau kemampuan karyawan UPT Makarti Pomosda adalah baik, yang mencerminkan tingkat produktivitas para karyawan perusahaan ini optimal.

1) Faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan kerja

a. Pada table 5.3 rata–rata WAI tertinggi berada pada kelompok usia antara 19-22 tahun dan 28-32 tahun dengan poin WAI sebesar 38 poin, sedangkan poin terendah berada pada kelompok usia antara 23-27 tahun dengan poin WAI sebesar 32 poin.

Table 5.3 Prosentase Karyawan UPT Makarti Pomosda Berdasarkan Usia

usia n % WAI 18-22 tahun 21 41% 38 23-27 tahun 17 33% 32 28-32 tahun 9 17.60% 38 33-37 tahun 0 0% 0 38-42 tahun 3 5.90% 37 43-50 tahun 1 2% 35 51 100%

Sumber : Data olahan

a. Kemampuan kerja karyawan UPT Makarti Pomosda berdasarkan kelompok pendidikan terakhir yang walaupun didominasi oleh kelompok pendidikan SMA namun nilai tertinggi berada pada kelompok pendidikan S1 yaitu 38 poin dan keduanya berada pada kategori good.

Table 5.4 Prosentase Karyawan UPT Makarti Pomosda Berdasarkan Pendidikan

Pendidikan n % WAI

S1 10 20% 38

SMA 41 80% 37

51 100%

(16)

b. Dari tabel pengelompokan karyawan UPT Makarti Pomosda untuk lama bekerja dapat disimpulkan yaitu rata-rata tertinggi dimiliki oleh karyawan yang baru 1 tahun bekerja sebanyak 41%, namun rata-rata poin WAI tertinggi jatuh pada karyawan yang sudah bekerja selama 6-7 tahun yaitu 39 poin .

Table 5.6 Prosentase Karyawan UPT Makarti Pomosda Berdasarkan Lama Bekerja

Sumber : Data olahan

Dari penelitian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa Usia, Pendidikan, Jenis Kelamin dan Lama Bekerja dapat mempengaruhi poin Work Ability Index atau kemampuan kinerjanya.

**) Staf Pengajar STT POMOSDA

DAFTAR PUSTAKA

Bayu Budikusumah, Firman. “ Analisis Kemampuan Kerja Karyawan Di Pt. Azka Raya Dengan Menggunakan Wai (Work Ability Index) “. 2013.

Nurrohim, Asep. “ Analisis Kemampuan Kerja Karyawan Pt. Press Metal Indo Jaya Dengan Menggunakan Work Ability Index (WAI) “. 2010.

WAI - Work Ability Index | WAI - Online (english)

Hancock, A. Peter and N. Meshkati (1988). Human Mental Workload. Netherlands: Elsevier Science Publishing Company, INC

http://elib.unikom.ac.id/download.php?id=96662

Lama Bekerja n % WAI

1 tahun 21 41% 38 2 tahun 12 23% 35 3 tahun 7 14% 36 4 tahun 3 6% 36 5 tahun 3 6% 35 6 tahun 2 4% 39 7 tahun 3 6% 39 51 100%

Gambar

Gambar 2.2.Ruang Lingkup Maintenance Work Ability
Gambar 2.3.Struktur Model Work Ability Index  Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemampuan
Tabel 4.1 Jumlah divisi dan karyawan Makarti Pomosda tahun 2014
Table 4.3. Perhitungan WAI Untuk divisi administrasi  No  Dimensi Work Ability
+7

Referensi

Dokumen terkait

Nilai throughput, packet loss, dan fairness index pada metode load balance Nth dengan ukuran data video sebesar 5 MB, 10 MB, 15 MB untuk topologi 1 dan topologi 2

Seperti pada 5 yang mengeluarkan hasil untuk return portfolio yang akan didapat jika menggunakan saham-saham tersebut disertai dengan bobot masing-masing saham

Pengamatan ini dimaksudkan untuk mengkategorikan apakah postur kerja yang dilakukan oleh pekerja tersebut masuk dalam kategori berbahaya yang akan mengakibatkan keluhan

Dari analisis yang telah didapat berdasarkan perhitungan menggunakan metode OCRA Index, kemudian akan diperoleh hasil berupa usulan perbaikan alat kerja

Grafik Perbandingan Kategori Skor Beban Kerja Mental NASA TLX Sumber: Hasil pengolahan data 2023 Melalui Gambar 2, didapatkan informasi bahwa terdapat persentase dari kategori skor

Pada percobaan yang dilakukan metode Index Calculus dapat menghitung kunci privat ElGamal untuk p berukuran 17 bit dalam waktu 21.722 detik setelah 5 kali percobaan.. Kata kunci

74 - Kode sikap punggung: 2 Bungkuk ke depan - Kode sikap Lengan: 1 Kedua lengan berada di bawah bahu - Kode sikap Kaki: 4 Berdiri atau jongkok dengan kedua lutut - Kode berat beban:

Usulan perbaikan postur kerja pada proses mengangkat produk Sebelum perbaikan Klasifikasi Skor OWAS Postur kerja Punggung 2 Lengan 1 Kaki 7 Beban 2 Kategori OWAS 3 Kategori tinggi