LAMPIRAN I
PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK NOMOR 61 TAHUN 2013
TENTANG
PELIMPAHAN WEWENANG PENGAJUAN
PENETAPAN STATUS PENGGUNAAN,
PERSETUJUAN PEMANFAATAN, PENGHAPUSAN DAN PEMINDAHTANGANAN BARANG MILIK NEGARA DI LINGKUNGAN BADAN PUSAT STATISTIK.
DAFTAR WEWENANG YANG DILIMPAHKAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK KEPADA KEPALA UNIT PENATAUSAHAAN PENGGUNA
BARANG WILAYAH (UPPB-W)
NO. MATERI WEWENANG YANG DILIMPAHKAN
1. Pengajuan penetapan status penggunaan dan penggunaan sementara*) Barang Milik Negara (BMN) kepada Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara, berupa:
a. tanah dan/atau bangunan dengan nilai BMN yang dihitung secara proposional dari nilai buku**) BMN per pengajuan usulan di atas Rp.2.500.000.000,00 (dua miliar lima ratus juta rupiah) sampai dengan Rp.5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah); dan
b. selain tanah dan/atau bangunan dengan nilai buku BMN per pengajuan usulan di atas Rp.2.500.000.000,00 (dua miliar lima ratus juta rupiah) sampai dengan Rp.5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah). *) Kewenangan pengajuan penggunaan sementara setelah mendapat persetujuan SEKRETARIS UTAMA.
**) Nilai buku adalah nilai yang tercatat dalam daftar barang atau laporan barang pengguna/kuasa pengguna.
2. Pengajuan pemanfaatan BMN dan perpanjangannya kepada Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara setelah mendapat persetujuan SEKRETARIS UTAMA, dalam bentuk:
a. Sewa untuk BMN berupa:
1) Sebagian tanah dan/atau bangunan dengan nilai BMN yang akan disewakan dihitung secara proposional dari nilai buku BMN per pengajuan usulan lebih dari Rp.1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) sampai dengan Rp.5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah); 2) Selain tanah dan/atau bangunan dengan nilai buku BMN yang akan
disewakan per pengajuan usulan lebih dari Rp.500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) sampai dengan Rp.2.500.000.000,00 (dua miliar lima ratus juta rupiah);
b. Pinjam pakai dengan pemerintah daerah untuk BMN berupa:
1) tanah dan/atau bangunan dengan nilai BMN yang akan dipinjampakaikan dihitung secara proposional dari nilai buku BMN per pengajuan usulan lebih dari Rp.2.000.000.000,00 (dua miliar rupiah) sampai dengan Rp.10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah);
2) selain tanah dan/atau bangunan dengan nilai buku BMN yang akan dipinjampakaikan per pengajuan usulan lebih dari Rp.1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) sampai dengan Rp.2.500.000.000,00 (dua miliar lima ratus juta rupiah);
c. Kerjasama pemanfaatan untuk BMN berupa:
1) Tanah dan/atau bangunan dengan nilai BMN yang akan dikerjasamakan dihitung secara proposional dari nilai buku BMN per pengajuan usulan lebih dari Rp.1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) sampai dengan Rp.10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah);
2) selain tanah dan/atau bangunan dengan nilai buku BMN yang akan dikerjasamakan per pengajuan usulan lebih dari Rp.500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) sampai dengan Rp.5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah);
3. Pengajuan penghapusan BMN kepada Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara yang mengharuskan dilakukannya pemusnahan atau karena sebab-sebab lain yang secara normal dapat diperkirakan wajar menjadi penyebab penghapusan, antara lain hilang, kecurian, terbakar, susut, menguap, mencair, terkena bencana alam, kadaluwarsa, serta terkena dampak dari terjadinya force majeure, berupa: a. tanah dan/atau bangunan dengan nilai buku per pengajuan usulan
lebih dari Rp.1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) sampai dengan Rp.5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah);
b. selain tanah dan/atau bangunan dengan nilai buku per pengajuan usulan lebih dari Rp.500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) sampai dengan Rp.1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah).
4. Pengajuan pemindahtanganan BMN kepada Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara yang tidak memerlukan persetujuan Presiden/DPR, meliputi penjualan, tukar menukar, atau hibah, berupa:
a. tanah dan/atau bangunan dengan nilai buku per pengajuan usulan lebih dari Rp.1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) sampai dengan Rp.2.500.000.000,00 (dua miliar lima ratus juta rupiah); dan
b. selain tanah dan/atau bangunan dengan nilai buku per pengajuan usulan lebih dari Rp.500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) sampai dengan Rp.1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK,
LAMPIRAN II
PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK NOMOR 61 TAHUN 2013
TENTANG
PELIMPAHAN WEWENANG PENGAJUAN
PENETAPAN STATUS PENGGUNAAN,
PERSETUJUAN PEMANFAATAN, PENGHAPUSAN DAN PEMINDAHTANGANAN BARANG MILIK NEGARA DI LINGKUNGAN BADAN PUSAT STATISTIK.
DAFTAR WEWENANG YANG DILIMPAHKAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK KEPADA KEPALA UNIT PENATAUSAHAAN KUASA PENGGUNA BARANG (UPKPB)
NO. MATERI WEWENANG YANG DILIMPAHKAN
1. Pengajuan penetapan status penggunaan dan penggunaan sementara*) Barang Milik Negara (BMN) kepada Kepala Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang, berupa:
a. tanah dan/atau bangunan dengan nilai BMN yang dihitung secara proposional dari nilai buku**) BMN per pengajuan usulan sampai dengan Rp.2.500.000.000,00 (dua miliar lima ratus juta rupiah); dan b. selain tanah dan/atau bangunan berupa barang yang mempunyai
dokumen kepemilikan dan barang dengan nilai buku di atas Rp.25.000.000,00 (dua puluh lima juta rupiah) per unit/satuan dengan nilai buku BMN per pengajuan usulan sampai dengan Rp.2.500.000.000,00 (dua miliar lima ratus juta rupiah).
*) Kewenangan pengajuan penggunaan sementara setelah mendapat persetujuan SEKRETARIS UTAMA.
**) Nilai buku adalah nilai yang tercatat dalam daftar barang atau laporan barang pengguna/kuasa pengguna.
2. Pengajuan pemanfaatan BMN dan perpanjangannya kepada Kepala Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang setelah mendapat persetujuan
.
SEKRETARIS UTAMA dalam bentuk: a. Sewa untuk BMN berupa:
1) sebagian tanah dan/atau bangunan dengan nilai BMN yang akan disewakan dihitung secara proposional dari nilai buku BMN per pengajuan usulan sampai dengan Rp.1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah);
2) selain tanah dan/atau bangunan dengan nilai buku BMN yang akan disewakan per pengajuan usulan sampai dengan Rp.500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah);
b. Pinjam pakai dengan pemerintah daerah untuk BMN berupa:
1) tanah dan/atau bangunan dengan nilai BMN yang akan dipinjampakaikan dihitung secara proposional dari nilai buku BMN per pengajuan usulan sampai dengan Rp.2.000.000.000,00 (dua miliar rupiah);
2) selain tanah dan/atau dengan nilai buku BMN yang akan dipinjampakaikan per pengajuan usulan sampai dengan Rp.1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah);
c. Kerjasama pemanfaatan untuk BMN berupa:
1) tanah dan/atau bangunan dengan nilai BMN yang akan dikerjasamakan dihitung secara proposional dari nilai buku BMN per pengajuan usulan sampai dengan Rp.1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah); dan
2) selain tanah dan/atau bangunan dengan nilai buku BMN yang akan dikerjasamakan per pengajuan usulan sampai dengan Rp.500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
3. Pengajuan penghapusan BMN kepada Kepala Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang yang mengharuskan dilakukannya pemusnahan atau karena sebab-sebab lain yang secara normal dapat diperkirakan wajar
menjadi penyebab penghapusan, antara lain hilang, kecurian, terbakar, susut, menguap, mencair, terkena bencana alam, kadaluwarsa, serta terkena dampak dari terjadinya force majeure, berupa:
a. tanah dan/atau bangunan dengan nilai buku per pengajuan usulan sampai dengan Rp.1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah); dan
b. selain tanah dan/atau bangunan dengan nilai buku per pengajuan usulan sampai dengan Rp.500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
4. Pengajuan pemindahtanganan BMN kepada Kepala Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang yang tidak memerlukan persetujuan Presiden/DPR, meliputi penjualan, tukar menukar, atau hibah, berupa:
a. tanah dan/atau bangunan dengan nilai buku per pengajuan usulan sampai dengan Rp.1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah); dan
b. selain tanah dan/atau bangunan dengan nilai buku per pengajuan usulan sampai dengan Rp.500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK, SURYAMIN