• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jurnal Ekonomika dan Bisnis

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Jurnal Ekonomika dan Bisnis"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal Ekonomika dan Bisnis

Journal homepage: https://journal.feb-uniss.ac.id/home ISSN Paper : 2356-2439, ISSN Online : 2685-2446

11 Pengaruh Kompleksitas Operasi, Profitabilitas, Reputasi Kap

Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Audit Report Lag

(Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bei Tahun 2015 – 2018) Nurkholik(1), Rizka Amaliyah(2)

(1)

Universitas Selamat Sri, (2)Universitas Selamat Sri

(1)

nurkholik68@gmail.com, (2)rizkaamaliah998@gmail.com

I N F O A R T I K E L

Riwayat Artikel:

Diterima pada 4 April 2021 Disetujui pada 19 April 2021 Dipublikasikan pada 24 April 2021 Kata Kunci:

Kompleksitas Operasi, Return On

Asset (ROA) Reputasi KAP Ukuran

Perusahaan dan Audit Report Lag.

A B S T R A K

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Kompleksitas Operasi, Profitabilitas (ROA), Reputasi KAP Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Audit

Report Lag pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun 2015 –

2018. Populasi dalam penelitian ini adalah laporan keuangan perusahaan manufaktur sektor industri dasar dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2015-2018 yaitu 128 perusahaan. Sampel yang diambil adalah laporan keuangan berjumlah 32 perusahaan manufaktur. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling. Adapun variabel dalam penelitian ini adalah Kompleksitas Operasi, Profitabilitas (ROA), Reputasi KAP Dan Ukuran Perusahaan sebagai variabel bebas serta Audit Report Lag sebagai variabel terikat. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda dengan asumsi klasik.

Hasil pengujian penelitian menunjukkan bahwa Kompleksitas Operasi berpengaruh terhadap Audit Report Lag, Return On Asset (ROA) berpengaruh terhadap Audit Report Lag, Reputasi KAP tidak berpengaruh terhadap Audit

Report Lag, dan Ukuran Perusahaan berpengaruh terhadap Audit Report Lag.

PENDAHULUAN

Di Era global saat ini, perusahaan publik di Indonesia sangat pesat perkembangannya. Perusahaan go public mempunyai kewajiban dalam menyampaikan laporan keuangan yang sesuai dengan standar akuntansi keuangan dan diaudit oleh akuntan publik yang terdaftar di BAPEPAM Nomor VIII.G.7. tentang Pedoman Penyajian Laporan Keuangan untuk memenuhi kebutuhan pihak yang membutuhkan informasi dari laporan keuangan tersebut seperti manajemen, pemerintah, pemegang saham, calon pemegang saham, kreditor dan lain sebagainya, Subekti dan Widiyanti (2004). Pelaporan keuangan adalah upaya menyampaikan informasi-informasi kepada berbagai pihak yang mempunyai kepentingan atas suatu informasi. Lianto dan Kusuma (2010). Adapun tujuan dari laporan keuangan menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2012) yaitu memberikan informasi yang memiliki manfaat untuk para pengguna laporan keuangan yang berkaitan dengan posisi keuangan, kinerja, dan arus kas perusahaan dan dapat menunjukkan hasil kinerja manajemen dalam mengelola sumber daya dalam perusahaan. Laporan keuangan haruslah

(2)

12 memenuhi empat karakteristik seperti relevan, dapat dipahami, andal dan dapat diperbandingkan. Informasi yang terkandung dalam laporan keuangan harus memiliki tingkat relevansi yang baik sehingga informasi yang disajikan harus tepat waktu guna mendukung dalam pengambilan keputusan.

Melani (2017) mengungkapkan dalam Situs online liputan6.com bahwa PT. Bursa Efek Indonesia (BEI) menghentikan sementara perdagangan efek (suspensi) di pasar reguler dan tunai terhadap 17 perusahaan tercatat atau emiten pada perdagangan 3 Juli 2017. Suspensi itu dilakukan, mengingat berdasarkan pemantauan manajemen BEI hingga 29 Juni 2017, ada 17 perusahaan tercatat yang belum menyampaikan denda atas keterlambatan penyampaian laporan keuangan itu.

Fenomena lain adanya 70 perusahaan belum memberi laporan keuangan kuartal 1-2017. Alasannya mereka belum rampung pengerjaannnya dan juga dengan alasan yang lain. Dari 70 perusahaan sebagian laporan keuangan audited 2016 ada yang belum dilaporkan dan kebanyakan di suspend (berhenti sementara perdagangan saham). Sebelumnya OJK memberikan peringatan pertama. Lalu peringatan kedua, ketiga, baru nanti sanksi denda, lalu disuspend. Sebelumnya pada tanggal 21 Maret 2017 sebanyak 27 perusahaan di berhentikan sementara perdagangan saham oleh OJK dikarenakan saham dari emiten atau perusahaan yang terdaftar di BEI tersebut mengalami fluktuasi yang tinggi, perusahaan tidak memenuhi keterbukaan seperti laporan keuangan dalam dua tahun sehingga terancam dikeluarkan dari papan perusahaan terbuka (delisting) (Liputan 6. Com 18 Mei 2017).

Penelitian Ni Nyoman Trisna Dewi Ariyani & I Ketut Budiartha (2014) menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh terhadap audit report lag. Sama halnya dengan Laurensius Palman Nainggolan, Arifuddin & Mushar Mustafa (2017) bahwa ukuran perusahaan berpengaruh terhadap audit report lag. Tetapi berbeda dengan penelitian Angga Alvianto (2017) dalam penelitiannya bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap audit report lag. Penelitian Laurensius Palman Nainggolan, Arifuddin & Mushar Mustafa (2017) menunjukkan bahwa Profitabilitas berpengaruh terhadap audit report lag, Sama halnya penelitian dari Ridwan Tri Isnaini (2017) bahwa Profitabilitas berpengaruh terhadap audit report lag, lain halnya dengan penelitian Gilang Ramadhan (2016) bahwa Profitabilitas tidak berpengaruh terhadap Audit Report Lag.

Penelitian Ni Nyoman Trisna Dewi Ariyani dan I Ketut Budiartha (2014) membuktikan bahwa kompleksitas operasi berpengaruh terhadap audit report lag, sama dengan penelitian Gilang Ramadhan (2016) membuktikan bahwa kompleksitas operasi berpengaruh terhadap audit report lag, lain hanya penelitian Shella Fannisa (2018) menyatakan bahwa kompleksitas operasi berpengaruh terhadap audit report lag. Penelitian dari Ridwan Tri Isnaini (2017) menunjukkan reputasi KAP mempunyai pengaruh terhadap ARL (Audit Report Lag) sama halnya dengan penelitian Chintya Ayu Fitriyani, Pupung Purnamasari & Mey Maemunah (2015) menyatakan reputasi KAP mempunyai pengaruh terhadap ARL (Audit Report Lag). Lain halnya penelitian dari Sheila Fannisa (2018) menunjukkan bahwa reputasi KAP tidak berpengaruh terhadap ARL (Audit Report Lag).

Ada banyak riset yang dilakukan berkaitan audit report lag. Namun, jenis faktor yang diteliti bermacam-macam satu dengan yang lain . Banyak riset yang sudah dilakukan akan tetapi masih inkonsistensi hasilnya yang berkaitan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi audit report lag. Ini adalah salah satu alasan untuk dilakukan penelitian kembali tentang audit report lag dan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang pengaruh ukuran perusahaan, profitabilitas (ROA), kompleksitas Operasi dan reputasi KAP terhadap audit report lag.

(3)

13 LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

Teori Agensi (Agency Theory)

Agency theory bisa dilihat jika perusahaan dapat disebut merupakan sesuatu hubungan

kontrak antara pemegang sumber daya. Menurut Jansen & Meckling (1976) menyebutkan bahwa

agency theory ialah hubungan agency ada saat seorang atau lebih (principal) mengkaryakan orang

lain (agent) untuk memberi sesuatu jasa, selanjutanya mendelegasikan wewenang pengambilan keputusan kepada agency. Principal mempekerjakan agent untuk melakukan tugas dari kepentingan principal, termasuk pendelegasian otorisasi pengambilan keputusan dari principal kepada agent. Terkadang agen tidak selalu membuat keputusan-keputusan yang bertujuan untuk memenuhi kepentingan terbaik principal sehingga terdapat konflik karena manajer perusahaan cenderung mengejar tujuan pribadi, hal ini dapat mengakibatkan cenderungan manajer untuk memfokuskan pada proyek dan investasi perusahaan yang profitabilitasnya tinggi dalam jangka pendek dari pada memaksimalkan kesejahteraan pemegang saham melalui investasi di proyek-proyek yang menguntungkan jangka panjang. Atau sebaliknya, principal mengadakan kontrak dengan agent untuk mensejahterakan dirinya sendiri dengan harapan profitabilitas selalu meningkat sehingga deviden yang diterima akan meningkat tanpa memperdulikan utang jangka pendek/ utang jangka panjang perusahaan, sedangkan agent berusaha untuk bertindak rasional dengan memaksimalkan kepentingan pribadi (self interest). Ketika principal tidak memiliki banyak informasi tetapi agen mempunya banyak informasi yang dibutuhkan mengenai kepastian diri, lingkungan kerja, dan perusahaan maka auditorlah yang menjadi penengah untuk menjembatani kepentingan pihak principal maupun agent dalam mengelola laporan keuangan untuk diaudit dengan batas waktu yang telah ditetapkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sehingga dapat dikeluarkannya laporan keuangan yang telah diaudit oleh auditor independen maka dapat meyakinkan principal dalam mengambil keputusan (Jensen, 1986). Saat mengaudit auditor akan diberikan bukti-bukti untuk menentukan perusahaan tersebut baik ataukah buruk. Perusahaan dengan laporan keuangannya sehat maka auditor dapat mengeluarkan laporan keuangan auditan tepat waktu dari batas waktu yang telah ditentukan oleh otoritas jasa keuangan sehingga akan memberikan dampak baik terhadap principal dan agent. Dan jika perusahaan dalam keadaan rumit maka auditor akan waspada dan hati-hati menghadapi situasi audit yang mengandung resiko besar sehingga dalam pengauditannya memerlukan waktu yang lumayan lama untuk menyelesaikannya. Atau juga agent menyembunyikan bukti-bukti, hal tersebut akan memperpanjang masa audit dan kemungkinan akan terjadi audit report lag.

Audit Report Lag

Audit report lag dengan audit delay pada dasarnya sama adalah : waktu yang dibutuhkan

untuk penyelesaian audit yang dihitung mulai tanggal penutupan tahun buku samapi tanggal diterbitkannya laporan hasil audit. Menurut Petronila (2007) audit report lag adalah jangka waktu antara tanggal tahun buku perusahaan berakhir sampai dengan tanggal laporan audit.Menurut Dyer dan Mc Hugh (1975) audit report lag adalah interval waktu antara tahun tutup buku laporan keuangan hingga opini pada laporan keuangan audit ditandatangani. Menurut Ashton, Willingham dan Elliott (1987) audit report lag ialah lamanya waktu akhir tahun fiscal sesuatu perusahaan dengan tanggal yang terdapat dalam laporan audit. Audit report lag melihat dari lamanya waktu dalam penyelesaian audit yang diukur dari tanggal tutup buku sampai tanggal diterbitkannya

(4)

14 laporan keuangan perusahaan yang telah diaudit (Soetedjo, 2006). Knechel dan Payne (2001) menyatakan bahwa audit report lag dibagi menjadi tiga (3) komponen, yaitu :

1.Scheduling lag, ialah: selisih waktu akhir tahun fiskal perusahaan dengan awal mulai pekerjaan lapangan auditor.

2. Fieldwork lag, ialah: selisih waktu antara awal mulai pekerjaan lapangan beserta asset penyelesaiannya.

3. Reporting lag, ialah: selisih waktu antara saat penyelesaian pekerjaan lapangan yang bertepatan pada laporan audit.

Kompleksitas Operasi

Kompleksitas operasi perusahaan merupakan salah satu karakteristik perusahaan yang bisa menambah sesuatu tantangan pada audit dan akuntansi (Siuko, 2009). Tingkat kompleksitas operasi suatu perusahaan tergantung pada jumlah dan lokasi unit opeasinya (cabang) serta diversifikasi jalur produk dan marketnya, lebih cenderung mempengaruhi waktu yang diperlukan auditor untuk merampungkan pekerjaan auditnya. Sehingga hal tersebut juga mempengaruhi ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan perusahaan kepada publik. Kompleksitas organisasi atau operasi adalah akibat langsung dari distribusi pekerjaan dalam membentuk departemen yang lebih fokus pada jumlah unit yang tidak sama secara nyata (Kholishah, 2013).

Menurut Che-Ahmad (2008) jumlah anak perusahaan yang dimiliki perusahaan mencerminkan bahwa perusahaan memiliki unit operasi yang lebih banyak yang harus diperiksa dalam setiap transaksi dan catatan yang menyertainya, sehingga auditor memerlukan waktu lebih lama untuk melakukan pekerjaan auditnya. Kompleksitas operasi dalam penelitian ini ditentukan dengan ada tidaknya anak perusahaan. Pengukurannya menggunakan variabel dummy, dengan kategori 1 untuk perusahaan yang mempunyai anak perusahaan dan kategori 0 untuk perusahaan yang tidak mempunyai anak perusahaan (Ardianti, 2013).

Profitabilitas

Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan pada tingkat penjualan, asset, dan modal saham tertentu. Profitabilitas merupakan salah satu indikator keberhasilan perusahaan untuk dapat menghasilkan laba sehingga semakin tinggi profitabilitas maka semakin tinggi kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba bagi perusahaannya (Prihadi, 2012). Perusahaan yang mempunyai tingkat profitabilitas tinggi membutuhkan waktu dalam pengauditan laporan keuangan lebih cepat agar segera dapat memberitahukan kabar baik kepada publik dan mendapatkan respon yang positif dari publik (Sistya, 2008).

Return on Asset (ROA) ialah analisis yang dipakai untuk mengukur kemampuan modal yang

diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menciptakan laba bersih. Return on Assets (ROA) adalah salah satu rasio profitabilitas. Di dalam analisis laporan keuangan, rasio ini paling banyak kena sorot, sebab bisa memberi petunjuk keberhasilan perusahaan menghasilkan laba. Return on

Assets (ROA) dapat mengukur kemampuan perusahaan manghasilkan laba pada masa lalu untuk

kemudian diproyeksikan ke masa yang akan datang. Assets atau aktiva yang dimaksud ialah keseluruhan harta perusahaan, yang diperoleh dari modal sendiri maupun dari modal asing yang telah dirubah perusahaan menjadi aktiva-aktiva perusahaan yang dipakai untuk kelangsungan hidup perusahaan (Zimnerer, 2009).

(5)

15

Reputasi KAP

Sesuai regulasi/peraturan otoritas jasa keuangan nomor 13/POJK. 03/2017 tentang penggunaan jasa akuntan publik dan kantor akuntan publik dalam aktivitas jasa keuangan dijelaskan bahwa Kantor Akuntan Publik (KAP) ialah badan usaha yang berdiri berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan dan mendapatkan izin usaha sebagaimana dimaksud dalam undang-undang mengenai akuntan publik. Kantor Akuntan Publik (KAP) menurut Mulyadi (2014) adalah tempat organisasi akuntan publik yang mendapatakan izin sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berusaha dibidang pemberian jasa profesional dalam praktik akuntansi publik. Anggota Kantor Akuntan Publik (anggota KAP) meliputi anggota IAI-KAP dan staf profesional (baik yang anggota IAI-KAP maupun yang bukan anggota IAI-KAP yang bekerja pada satu KAP.

Menurut Saemargani dan Mustikawati (2015) Kantor Akuntan Publik (KAP) adalah badan usaha yang telah mendapatkan izin dari Menteri Keuangan sebagai tempat bagi para akuntan publik untuk memberikan jasanya. Menurut Togasima dan Christiawan (2014) reputasi kantor akuntan publik dibedakan menjadi tiga yaitu KAP big four, KAP second tier, dan KAP local. Dan menurut Turel dalam Angruningrum dan Wirakusuma (2013) Ukuran Kantor Akuntan Publik (KAP) dikelompokkan menjadi dua yaitu KAP the big four dan KAP non the big four. KAP yang menjadi bagian dari Big Four mampu mengaudit lebih efisien dan memiliki fleksibilitas lebih baik dalam penjadwalan audit sehingga audit dapat diselesaikan sesuai jadwal.

Dalam beraktivitas anggota KAP wajib mempertahankan sikap mental independen dalam memberi jasa profesional seperti diatur didalam standar profesional akuntansi publik yang ditetapkan oleh IAI. Sikap independen tersebut harus independen dalam fakta (in fact) maupun dalam penampilan (in appearance).

Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan menurut Yusuf dan Soraya (2004) merupakan ukuran atau asset yang dimiliki perusahaan, ditunjukkan oleh natural logaritma dari total aktiva. Ukuran peusahaan menunjukan besar atau kecilnya suatu perusahaan. Indikatornya bisa terlihat dari banyak cara sudut pandang seperti total nilai asset, total penjualan, jumlah tenaga kerja, anak perusahaan, dan sebagainya. Ukuran di sebuah perusahaan adalah sketsa besar kecilnya perusahaan yang ditentukan dari ukuran nominal seperti jumlah kekayaan dan total penjualan perusahaan di satu periode akuntansi (Rahayu, 2011). Semakin besar asset perusahaan maka semakin pendek audit

report lag.

Menurut (Petronila, 2007) ukuran perusahaan adalah besar kecilnya disuatu perusahaan yang diukur dengan menggunakan total asset (Petronila, 2007). Pengukuran variabel ukuran perusahaan dengan memakai logaritma natural dari total aset perusahaan dan skala pengukuran yang menggunakan skala rasio (Jogiyanto, 2000). Semakin besar total nilai aset, total penjualan, kapitalisasi pasar, jumlah tenaga kerja, dan sebagainya maka semakin besar pula ukuran perusahaan tersebut. Pada penelitian ini ukuran perusahaan diproksikan dengan menggunakan Ln total asset, penggunaan natural log (Ln) dalam penelitian ini dimaksudkan untuk mengurangi fluktuasi data yang berlebih. Jika nilai total aset langsung dipakai begitu saja maka nilai berlebih,

(6)

16 jika nilai total aset langsung dipakai begitu saja maka nilai variabel akan sangat besar (miliar bahkan triliun). Dengan menggunakan natural log, nilai miliar bahkan triliun tersebut disederhanakan tanpa mengubah proporsi dari nilai asal yang sebenarnya.

Ukuran perusahaan = Ln total asset PENGEMBANGAN HIPOTESIS

Pengaruh Kompleksitas Operasi Perusahaan terhadap Audit Report Lag

Kompleksitas operasi perusahaan adalah salah satu karakteristik perusahaan yang bisa menambah sesuatu tantangan pada audit dan akuntansi (Saputri, 2012). Menurut Silvia dan Wirakusuma (2013) jumlah anak perusahaan yang dimiliki perusahaan mencerminkan bahwa perusahaan mempunyai unit operasi yang lebih banyak yang harus diperiksa disetiap transaksi dan catatan yang ada, sehingga auditor membutuhkan waktu lebih lama untuk menyelesaikan pekerjaan auditnya. Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis yang diajukan adalah :

H1: Kompleksitas operasi perusahaan berpengaruh terhadap audit report lag

Pengaruh Profitabilitas terhadap Audit Report Lag

Profitabilitas adalah suatu ukuran dalam persentase yang digunakan untuk menilai sejauh mana corporate mampu menghasilkan laba pada tingkat yang dapat diterima. Perusahaan yang memperoleh profit yang gede cenderung melakukan proses audit lebih pendek dibandingkan corporate yang memiliki profit yang kecil, dijelaskan dalam penelitian Lianto dan Kusuma (2010) bahwa profitabilitas merupakan kesuksesan menghasilkan keuntungan corporate merupakan good

news yang dipunyai perusahaan dan sesegera mungkin dilaporkan kepada pemakai laporan

keuangan perusahaan. Corportae yang mempunyai tingkat profitabilitas tinggi memerlukan waktu yang singkat dalam penyelesaian audit laporan keuangan karena perusahaan memberi berita baik yang cepat kepada investor dan pengguna lainnya. Berdasarkan uraian diatas maka hipotesis yang diajukan adalah :

H2: Profitabilitas berpengaruh terhadap audit report lag.

Pengaruh Reputasi KAP terhadap Audit Report Lag

Menurut Saemargani dan Mustikawati (2015) Reputasi kantor akuntan publik dibedakan menjadi tiga yaitu KAP big four, KAP second tier, dan KAP local. Dan menurut Turel dalam Angruningrum dan Wirakusuma (2013) Ukuran Kantor Akuntan Publik (KAP) digolongkan menjadi dua yaitu KAP the big four dan KAP non the big four. KAP yang menjadi bagian dari Big Four mampu mengaudit lebih efisien dan memiliki fleksibilitas lebih besar dalam penjadwalan audit sehingga audit dapat diselesaikan tepat waktu . Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis yang dapat diajukan adalah :

H3: Reputasi KAP berpengaruh terhadap audit report lag.

Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Audit Report Lag

Menurut Dyer dan McHugh (1975) dalam menginformasikan laporan keuangan perusahaan besar lebih konsisten untuk tepat waktu dibandingkan perusahaan kecil. Pengaruh ini bisa diihat dengan makin besar nilai kekayaan perusahaan maka makin pendek audit report lag dan sebaliknya, perusahaan besar akan menyelesaiakan proses auditnya lebih cepat dibandingkan

(7)

17 perusahaan kecil. Hal ini karena beberapa faktor yaitu manajemen perusahaan yang berskala besar cenderung diberikan insentif untuk mengurangi audit report lag disebabkan perusahaan-perusahaan tersebut dipantau secara ketat oleh investor yaitu pengawas permodalan dari pemerintah. Pihak-pihak ini sangat berkepentingan terhadap informasi yang termuat dalam laporan keuangan, maka hal ini sangat mungkin perusahaan untuk melaporkan laporan keuangan auditan lebih cepat ke publik. Hipotesis yang diajukan adalah :

H4: Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap audit report lag.

Pengaruh Kompleksitas Operasi Perusahaan, Profitabilitas, Reputasi KAP dan Ukuran Perusahaan terhadap Audit Report Lag

Perusahaan besar akan cepat melaporkan laporan audit nya dibandingkan perusahaan perusahaan kecil, hal tersebut dikarenakan perusahaan besar memiliki sistem pengendalian internal yang baik sehingga tingkat kesalahan dalam penyajian laporan keuangan perusahaan bisa berkurang sehingga auditor dapat lebih mudah mengerjakan pengauditan. Manajemen perusahaan berskala besar juga cenderung diberikan insentif untuk mengurangi audit report lag disebabkan perusahaan-perusahaan tersebut dipantau secara ketat oleh investor, pengawas permodalan, dan pemerintah. Oleh dari itu, perusahaan-perusahaan berskala besar cenderung mengalami tekanan eksternal yang kuat untuk mempublikasikan laporan audit lebih awal (Ardianti, 2013).

Na’im (1984) mengemukakan bahwa tingkat profitabilitas yang rendah akan memicu kemunduran pengumuman laporan keuangan auditan. Perusahaan publik yang mempublikasikan tingkat profitabilitas yang rendah cenderung mengalami penerbitan laporan keuangan auditan dari auditor yang lama dari pada perusahaan non publik. Jadi semakin tinggi tingkat profitabilitas suatu perusahaan maka semakin pendek audit report lag nya.

Menurut Ariyani dan Budiartha (2014) kompleksitas organisasi atau operasi merupakan akibat dari pembentukan departemen dan pembagian pekerjaan yang memilki fokus terhadap jumlah unit yang berbeda. Dan menurut Silvia dan Wirakusuma (2013) jumlah anak perusahaan mendeskripsikan bahwa perusahaan mempunyai unit operasi yang lebih banyak dan harus diperiksa dalam tiap transaksi dan catatan yang menyertainya sehingga auditor membutuhkan waktu lebih lama untuk melakukan pekerjaan auditnya.

Dalam menjalankan tugasnya, anggota KAP harus selalu menjaga sikap mental netral didalam memberikan jasa profesional seperti yang diatur dalam standar profesional akuntansi publik yang ditetapkan oleh IAI. Sikap independen/netral tersebut harus independen dalam fakta

(in fact) maupun dalam penampilan (in appearance). Berdasarkan uraian diatas maka hipotesis

yang diajukan adalah:

H5 : Kompleksitas operasi, profitabilitas, Reputasi KAP dan Ukuran perusahaan secara

simultan berpengaruh terhadap audit report lag. METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif yang berkarakter probabilistik. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa laporan keuangan dari BEI untuk periode 2015-2018. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur sektor industri dasar dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2015-2018. Sampel menggunakan metode purposive sampling dengan tujuan untuk memperoleh sampel yang layak dan memadai dengan kriteria, perusahaan manufaktur sektor industri dasar dan kimia yang mengumumkan laporan keuangan tahunan secara terus menerus dan komplit dari

(8)

18 tahun 2015-2018, dan laporan keuangan disajikan dalam satuan mata uang Rupiah

Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini teknik yang digunakan adalah analisis regresi linear berganda, yang digunakan untuk menganalisis berapa besar pengaruh variabel independen atau bebas terhadap variabel dependen atau terikat. Model persamaan regresi linier berganda yang digunakan adalah sebagai berikut (Sugiyono, 2011):

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Hasil Uji Analisis Statistik Deskriptif

Dalam penelitian ini, Analisis deskriptif digunakan untuk membaca statistik deskriptif untuk mengetahui karakteristik sampel dalam penelitian meliputi mean, standar deviasi, nilai maksimum dan nilai minimum. Berdasarkan hasil uji statistik deskriptif diperoleh sebanyak 128 data observasi yang berasal dari jumlah perusahaan yang listing di BEI. Sampel yang berjumlah 128 yang memiliki data yang lengkap untuk kepentingan penelitian.

Berikut ini hasil pengujian menggunakan IBM SPSS version 26 edition for windows: Tabel 1. Hasil Uji Analisis Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

--- N Minimum Maximum Mean Std. Deviation --- KOP 128 .00 1.00 .7109 .45511 ROA 128 -54.85 25.66 4.4657 8.92337 KAP 128 .00 1.00 .3672 .48393 SIZE 128 8.87 19.99 14.7734 2.17137 ARL 128 28.00 99.00 68.9219 16.58080 Valid N (listwise) 128 --- Sumber : Data penelitian yang diolah, 2020

Berdasarkan tabel 1 di atas, untuk variabel Kompleksitas Operasi Perusahaan nilai terendah sebesar 0,00 yakni 36 perusahaan Manufaktur sektor industri dasar dan kimia yang terdaftar di BEI. Sedangkan nilai tertinggi sebesar 1,00 yakni 92 perusahaan Manufaktur sektor industri dasar dan kimia yang terdaftar di BEI. Kemudian diperoleh nilai rata-rata Kompleksitas Operasi Perusahaan sebesar 0,7109 Sementara standardeviasi sebesar 0,45511 menunjukkan simpangan data yang relatif besar karena nilainya kurang dari nilai mean variabel Kompleksitas Operasi Perusahaan. Dengan begitu, dapat disimpulkan bahwa data variabel Kompleksitas Operasi

(9)

19 Perusahaan adalah sangat baik, Karena nilai rata-rata yang lebih besar dari nilai standar deviasinya mengidentifikasikan bahwa standar error dari variabel tersebut kecil (Ghozali, 2016)

Berdasarkan tabel di atas, untuk variabel Return On Asset (ROA) nilai terendah sebesar -54,85 yakni Intikeramik Alamasri Industri Tbk. Sedangkan nilai tertinggi sebesar 25.66 yakni Indal Aluminium Industry Tbk. Kemudian diperoleh nilai rata-rata Return On Asset (ROA) sebesar 4,4657. Sementara standardeviasi sebesar 8,92337 menunjukkan simpangan data yang relatif kecil karena nilainya lebih dari nilai mean variabel Return On Asset (ROA). Dengan begitu, dapat disimpulkan bahwa data variabel Return On Asset (ROA). adalah tidak baik, Karena nilai rata-rata yang lebih kecil dari nilai standar deviasinya mengidentifikasikan bahwa standar error dari variabel tersebut besar (Ghozali, 2016)

Berdasarkan tabel di atas, untuk variabel Reputasi KAP nilai terendah sebesar 0,00 yakni 60 perusahaan Manufaktur sektor industri dasar dan kimia yang terdaftar di BEI. Sedangkan nilai tertinggi sebesar 1,00 yakni 68 perusahaan Manufaktur sektor industri dasar dan kimia yang terdaftar di BEI. Kemudian diperoleh nilai rata-rata Reputasi KAP sebesar 0,3672 Sementara standardeviasi sebesar 0,48393 menunjukkan simpangan data yang relatif kecil karena nilainya lebih dari nilai mean variabel Reputasi KAP. Dengan begitu, dapat disimpulkan bahwa data variabel Reputasi KAP adalah tidak baik, Karena nilai rata-rata yang lebih kecil dari nilai standar deviasinya mengidentifikasikan bahwa standar error dari variabel tersebut besar (Ghozali, 2016)

Berdasarkan tabel di atas, untuk variabel Ukuran Perusahaan (Size) nilai terendah sebesar 8,87 yakni Ekadharma International Tbk. Sedangkan nilai tertinggi sebesar 19,99 yakni Champion Pacific Indonesia Tbk. Kemudian diperoleh nilai ratarata Ukuran Perusahaan (Size) sebesar -14,7734. Sementara standardeviasi sebesar 2,17137 menunjukkan simpangan data yang relatif kecil karena nilainya lebih dari nilai mean variabel Ukuran Perusahaan (Size). Dengan begitu, dapat disimpulkan bahwa data variabel Ukuran Perusahaan (Size) adalah baik, Karena nilai rata-rata yang lebih kecil dari nilai standar deviasinya mengidentifikasikan bahwa standar error dari variabel tersebut besar (Ghozali, 2016)

Berdasarkan tabel di atas, untuk variabel Audit report lag nilai terendah sebesar 28,00 yakni Ekadharma International Tbk. Sedangkan nilai tertinggi sebesar 99,00 yakni Indah Kiat Pulp & Paper Tbk. Kemudian diperoleh nilai rata-rata Audit report lag sebesar 68,9219. Sementara standardeviasi sebesar 16,58080 menunjukkan simpangan data yang relatif kecil karena nilainya lebih dari nilai mean variabel Audit report lag. Dengan begitu, dapat disimpulkan bahwa data variabel Audit report lag adalah baik, Karena nilai rata-rata yang lebih kecil dari nilai standar deviasinya mengidentifikasikan bahwa standar error dari variabel tersebut besar (Ghozali, 2016) Uji Asumsi Klasik

Hasil Uji Normalitas

Hasil uji normalitas pada penelitian ini menunjukkan bahwa nilai K-S untuk Unstandardized

Residual sebesar 0,200; dengan probabilitas signifikan 0,65 yang berarti > 0,05. Hal ini berarti

nilai residualnya berdistribusi normal seperti terlihat pada tabel 2 berikut ini : Tabel 2. Hasil Uji One Sample Kolmogorov Smirnov

Unstanddardized Residual ---

N 128

Normal Parametersab Mean .0000000

Std. Deviation 13.15282042 Most Extreme Differences Absolute .065

Positive .050

Negative -.065

Test Statistic .065 Asymp. Sig. (2-tailed) .200cd --- Sumber : Data penelitian yang diolah, 2020

(10)

20 Hasil Uji Multikolinearitas

Tabel 3. Hasil Uji Multikolinearitas Coefficientsa

Collinearity Statistics

Model Tolerance VIF --- 1 KOP .932 1.073 ROA .946 1.057 KAP .929 1.077 SIZE .943 1.060 --- Sumber : Data penelitian yang diolah, 2020

Berdasarkan tabel di atas, nilai tolerance dari output di atas adalah > 10 persen atau > 0,1 Kompleksitas Operasi Perusahaan sebesar 0,932, Return On Asset (ROA) sebesar 0.946, Reputasi KAP sebesar 0,929 dan ukuran perusahaan (SIZE) sebesar 0.943, hal tersebut menunjukkan bahwa nilai tolerance Kompleksitas Operasi Perusahaan, Return On Asset (ROA), Reputasi KAP dan ukuran perusahaan (SIZE) di atas atau lebih besar dari 0,1 dan VIF dari Variabel Kompleksitas Operasi Perusahaan, Return On Asset (ROA), Reputasi KAP dan ukuran perusahaan (SIZE) < 10, maka disimpulkan tidak ada multikolinearitas antar variable independen dalam model regresi. Hasil Uji Autokorelasi

Tabel 4. Hasil Uji Autokorelasi

Model Summaryb

---

Adjusted R Std. Error of the

Model R R Square Square Estimate Durbin-Watson --- 1 .609a .371 .350 13.36498 1.679 --- Sumber : Data penelitian yang diolah, 2020

DW (d) sebesar 1,679 nilai ini dibandingkan dengan nilai tabel DW dengan menggunakan nilai signifikansi 5%, jumlah sampel (n) : 128 dan jumlah variable independen (k): 4, hasilnya adalah dL = 1,6476 dan dU = 1,7763. Maka jika dl < dw < 2, ditunjukkan 1,6476 < 1,679 < 2 dapat dikatakan bahwa tidak terjadi autokorelasi.

Hasil Uji Heteroskedastisitas

Berdasarkan hasil uji heteroskedastisitas menunjukkan bahwa dari keempat variabel tidak ada gejala heteroskedastisitas karena nilai sig. > 0,05 seperti terlihat pada tabel berikut:

Tabel 5. Hasil Uji Heterokedastisitas Coefficientsa

Standardized

Unstandardized Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig. --- 1 (Constant) 12.239 4.899 2.498 .014 KOP -1.245 1.614 -.072 -.771 .442 ROA -.076 .082 -.085 -.926 .356 KAP 1.354 1.520 .083 .891 .375 SIZE -.072 .336 -.020 -.213 .832 ---

(11)

21 Hasil Uji Regresi Linear Berganda

Tabel 6. Hasil Pengujian Regresi Linier Berganda Coefficientsa

Standardized Unstandardized Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig. --- 1 (Constant) 126.294 8.196 15.410 .000 KOP 9.005 2.700 .247 3.335 .001 ROA -.277 .137 -.149 -2.030 .045 KAP -2.272 2.543 .066 - .893 .373 SIZE -4.176 .562 -.547 -7.426 .000 ---

Sumber : Data penelitian yang diolah, 2020

Dari hasil pengujian di atas didapat hasil sebagai berikut:

ARL= 126,294+9,005KOP-0,277ROA-2,272KAP-4,176SIZE+e

Dari persamaan regresi linier berganda, maka dapat dianalisis sebagai berikut: 1) Y adalah variabel dependen yaitu Audit Report Lag.

2) Angka sebesar 126,294 menunjukkan bahwa apabila Kompleksitas Operasi Perusahaan, Return On Asset (ROA), Reputasi KAP dan ukuran perusahaan (SIZE). jika nol menyebabkan nilai Audit Report Lag 126,294.

3) Variabel tingkat Kompleksitas Operasi Perusahaan mempunyai nilai koefesien regresi itu sebesar 9,005 berarti bahwa setiap peningkatan rasio Kompleksitas Operasi Perusahaan sebesar 1 satuan akan mengakibatkan Audit Report Lag naik sebesar 9,005 dengan asumsi variabel independen lainnya dianggap nol (konstan).

4) Variabel tingkat Return On Asset (ROA) mempunyai nilai koefesien regresi sebesar -0,277 berarti bahwa setiap peningkatan Return On Asset (ROA) sebesar 1 satuan akan mengakibatkan Audit Report Lag turun sebesar 0,277 dengan asumsi variabel independen lainnya dianggap nol (konstan).

5) Variabel tingkat Reputasi KAP ukuran perusahaan (SIZE) mempunyai nilai koefesien regresi itu sebesar -2,272 berarti bahwa setiap peningkatan rasio ukuran perusahaan

(SIZE) sebesar 1 satuan akan mengakibatkan Audit Report Lag turun sebesar 2,272

dengan asumsi variabel independen lainnya dianggap nol (konstan).

6) Variabel tingkat ukuran perusahaan (SIZE) mempunyai nilai koefesien regresi sebesar -4,176 berarti bahwa setiap peningkatan ukuran perusahaan (SIZE) sebesar 1 satuan akan mengakibatkan Audit Report Lag turun sebesar 4,176 dengan asumsi variabel independen lainnya dianggap nol (konstan).

(12)

22 Hasil Uji Statistik Parsial (uji t)

Signifikansi model regresi pada penelitian ini diuji dengan melihat nilai sig. Berikut ini adalah hasil pengujian dengan menggunakan IBM SPSS Statistics Version 23 edition for windows

10:

Tabel 6. Hasil Uji Statistik Parsial (Uji t) Coefficientsa

Standardized Unstandardized Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig. --- 1 (Constant) 126.294 8.196 15.410 .000 KOP 9.005 2.700 .247 3.335 .001 ROA -.277 .137 -.149 -2.030 .045 KAP -2.272 2.543 -.066 -.893 .373 SIZE -4.176 .562 -.547 -7.426 .000 ---

Sumber : Data penelitian yang diolah, 2020

Hipotesis 1 menyatakan bahwa tingkat Kompleksitas Operasi Perusahaan berpengaruh secara parsial terhadap Audit Report Lag.

Hasil uji Cara 1: Jika p < 0,05 maka signifikan : Diperoleh nilai probabilitas kesalahan sebesar 0,001 dan dibawah 0.05. Maka variabel Kompleksitas Operasi Perusahaan signifikan. Hasil uji Cara 2: Hasil perhitungan pada regresi berganda diperoleh nilai t hitung sebesar 3,335. Hasil t tabel

[df = n-1 ; one tail test (pengujian 1 arah) atau 0,05] sehingga df = 127 ; 0,05) = 1,65694. Jika -ttabel< thitung< ttabel maka H0 diterima.Jika thitung<-ttabel dan thitung> ttabelmaka H0 ditolak. Maka

1,65694 < 3,335 Dengan demikian t hitung berada di daerah H0 ditolak dan Ha diterima.

Hipotesis 2 menyatakan bahwa tingkat Return On Asset (ROA) berpengaruh secara parsial terhadap Audit Report Lag. Cara 1: Jika p < 0,05 maka signifikan : Diperoleh nilai probabilitas kesalahan sebesar 0,045 dan dibawah 0.05. Maka variabel Return On Asset (ROA) signifikan. Cara 2: Hasil perhitungan pada regresi berganda diperoleh nilai t hitung sebesar -2,030. Hasil t tabel [df =

n-1 ; one tail test (pengujian 1 arah) atau 0,05] sehingga df = 127 ; 0,05) = 1,65694. Jika -ttabel<

thitung< ttabel maka H0 diterima. Jika thitung<-ttabel dan thitung> ttabelmaka H0 ditolak. Maka 1,65694 <

-2,030 Dengan demikian t hitung berada di daerah H0 ditolak dan Ha diterima.

Hipotesis 3 menyatakan bahwa Reputasi KAP tidak berpengaruh secara parsial terhadap

Audit Report Lag. Cara 1 : Jika p < 0,05 maka pengaruh signifikan. Diperoleh nilai probabilitas

kesalahan sebesar 0,373 di atas 0,05. Maka variabel Reputasi KAP tidak signifikan. Cara 2 :Hasil perhitungan pada regresi berganda diperoleh nilai t hitung sebesar -0,893. Hasil t tabel [df = n-1;

one tail test (pengujian 1 arah) atau 0,05] sehingga df= 131 ; 0,05) = 1,65694. Jika -ttabel< thitung<

ttabel maka H0 diterima. Jika thitung< -ttabel dan thitung> ttabel maka H0 ditolak. Maka -1.65694 > -0,893

Dengan demikian t hitung berada di daerah H0 diterima dan Ha ditolak.

Hipotesis 4 menyatakan tingkat ukuran perusahaan (SIZE) berpengaruh secara parsial terhadap Audit Report Lag. Cara 1: Jika p < 0,05 maka signifikan : Diperoleh nilai probabilitas kesalahan sebesar 0,000 dan dibawah 0.05. Maka variabel ukuran perusahaan (SIZE) signifikan. Cara 2: Hasil perhitungan pada regresi berganda diperoleh nilai t hitung sebesar -7,426. Hasil t tabel

[df = n1 ; one tail test (pengujian 1 arah) atau 0,05] sehingga df = 127 ; 0,05) = 1,65694. Jika -ttabel< thitung< ttabel maka H0 diterima. Jika thitung<-ttabel dan thitung> ttabelmaka H0 ditolak. Maka

(13)

23 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)

Tabel 7. Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) Adjusted R Std. Error of the

Model R R Square Square Estimate Durbin-Watson --- 1 .609a

.371 .350 13.36498 1.679 --- Sumber : Data penelitian yang diolah

Hasil analisis regresi linier berganda terlihat dari Adjusted R square sebesar 0,350 yang menunjukkan bahwa 35% Audit Report Lag yang dipengaruhi oleh Kompleksitas Operasi Perusahaan, Return On Asset (ROA), Reputasi KAP dan ukuran perusahaan (SIZE). Sisanya 65%

Audit Report Lag dipengaruhi oleh variabel lain yang belum diteliti dalam penelitian ini.

Hasil Uji Signifikan Simultan (uji F)

Tabel 8. Hasil Uji Signifikan Simultan (Uji F)

ANOVA

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. ---

1 Regression 12944.640 4 3236.160 18.177 .000b Residual 21970.579 123 178.623

Total 34915.219 127

---

Dari tabel diatas diperoleh Fhitung sebesar 18,117 sedangkan Ftabel sebesar 2,44. (dfl = k-1,

df2=n-k-1, a=0,05) maka 18,117 > 2,44 dan sig 0,000 < 0,05, karena Fhitung > Ftabel maka Ho

ditolak dan Ha diterima artinya bahwa variabel bebas oleh Kompleksitas Operasi Perusahaan,

Return On Asset (ROA), Reputasi KAP dan ukuran perusahaan (SIZE) secara bersama-sama

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Audit Report Lag PEMBAHASAN

Pengaruh Kompleksitas Operasi Perusahaan Terhadap Audit Report Lag.

Dari hasil uji hipotesis dengan mempertimbangkan bahwa : t-hitung = 3,335 dan p value = 0,001 Maka : t-hitung (3,335) > t-tabel (1,65694) dan p value (0,001) < α (0,05). Kesimpulannya H0 ditolak dan H1 diterima. Dengan demikian, kompleksitas operasi perusahaan berpengaruh

positif dan signifikan secara statistik terhadap Audit Report Lag. Artinya semakin tinggi tingkat kompleksitas operasi perusahaan maka semakin panjang pula waktu yang dibutuhkan oleh auditor terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. Perusahaan yang unit operasi lebih banyak akan memerlukan waktu yang lebih lama bagi auditor untuk melakukan pekerjaan auditnya.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Ni Nyoman Trisna Dewi Ariyani dan I Ketut Budiartha (2014) membuktikan bahwa kompleksitas operasi berpengaruh terhadap audit report

lag, sama dengan penelitian Gilang Ramadhan (2016) membuktikan bahwa kompleksitas operasi

berpengaruh terhadap audit report lag, lain hanya penelitian Shella Fannisa (2018) menyatakan bahwa kompleksitas operasi berpengaruh terhadap audit report lag. Pengaruh kompleksitas operasi perusahaan ini terjadi karena semakin banyaknya anak perusahaan mempengaruhi auditor dalam menyelesaikan tugasnya. Tingkat kompleksitas operasi sebuah perusahaan yang bergantung pada jumlah dan lokasi unit operasinya serta diversifikasi jalur produk dan pasarnya, lebih cenderung mempengaruhi waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan auditnya.

(14)

24 Pengaruh Return On Asset (ROA) Terhadap Audit Report Lag.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel bahwa : t-hitung = -2,030 dan p value = 0,045 Maka : t-hitung (-2,030) > t-tabel (-1,65694) dan p value (0,045) < α (0,05). Kesimpulannya H0

ditolak dan H2 diterima. Dengan demikian, Return On Asset (ROA) berpengaruh negatif dan

signifikan secara statistik terhadap Audit Report Lag. Hasil ini menunjukkan bahwa perusahaan dengan tingkat profitabilitas tinggi akan menghasilkan audit report lag yang singkat, begitupun sebaliknya pada perusahaan dengan profitabilitas rendah akan membuat audit report lag yang lebih lama lagi. Hal ini dikarenakan perusahaan yang mengalami keuntungan yang besar akan cenderung ingin cepat-cepat dalam melaporkan segera laporan keuangannya kepada publik terutama kepada investor untuk kepentingan perusahaan kedepannya. Berbeda dengan perusahaan yang mengalami rugi cenderung menunda melaporkan keuangannya karena tidak ingin perusahaan terlihat rugi sehingga auditor memerlukan waktu yang lama untuk mengaudit (Rosiana, 2018).

Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Penelitian Laurensius Palman Nainggolan, Arifuddin & Mushar Mustafa (2017) menunjukkan bahwa Return On Asset (ROA) berpengaruh terhadap audit report lag, berpendapat bahwa perusahaan dengan tingkat profitabilitas yang tinggi cenderung memiliki audit report lag yang lebih pendek karena profitabilitas yang tinggi menggambarkan kinerja manajemen perusahaan yang baik, maka profitabilitas dapat mengurangi

audit report lag suatu perusahaan. Sama halnya penelitian dari Ridwan Tri Isnaini (2017) bahwa Return On Asset (ROA) berpengaruh terhadap audit report lag.

Pengaruh Reputasi KAP Terhadap Audit Report Lag.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel Reputasi KAP bahwa : t-hitung = -0,893dan p value = 0,373 Maka : t-hitung (-0,893) < t-tabel (-1,65694) dan p value (0,373) > α (0,05). Kesimpulannya H0 diterima dan H3 ditolak, yang berarti tidak ada pengaruh antara Reputasi KAP

terhadap Audit Report Lag. KAP the big four akan selalu berusaha untuk tepat waktu untuk menjaga reputasinya. Reputasi KAP tidak berpengaruh terhadap Audit Report Lag hal ini dikarenakan rata-rata reputasi para auditor perusahaan sektor industri dan kimia dalam penelitian ini di audit oleh KAP yang tergabung dalam KAP The big four atau berafiliasi dengan Ernest &

Young, Deloitte Touche Tohmatsu, KPMG, dan Pricewater house Coopers seperti KAP Osman

Bing Satrio, KAP Shidarta, dan KAP Haryanto Sahari, KAP Purwantono. Penelitian ini menunjukkan bahwa reputasi kap tidak berpengaruh terhadap Audit Report Lag hal ini dikarenakan bahwa seiring dengan persaingan yang semakin ketat semua KAP baik yang berafiliasi denganThe Big Four maupun tidak berafiliasi dengan The Big Four tentunya akan berusaha untuk menunjukkan profesionalisme yang tinggi. Dengan demikian, reputasi KAP tidak hanya bias didasarkan pada nama besar KAP saja, namun juga pada kualitas audit yang dihasilkan oleh KAP tersebut. Auditor yang memiliki reputasi baik akan memberikan kualitas pekerjaan audit yang efektif dan efisien, sehingga audit dapat diselesaikan dengan tepat waktu. Sumber daya yang besar juga memungkinkan KAP the big four untuk melakukan tinjauan atas proses audit untuk kedua kalinya apabila diperlukan (Verawati, 2016).

Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil Penelitian dari Sheila Fannisa (2018) menunjukkan bahwa reputasi KAP tidak berpengaruh terhadap ARL (Audit Report Lag). Reputasi KAP dalam penelitian ini tidak berpengaruh terhadap Audit Report Lag pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012-2015, hal ini dibuktikan dengan nilai signifikansi sebesar 0,171 lebih besar dari 0,05, sehingga hipotesis ditolak.

(15)

25 Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Audit Report Lag.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel Ukuran Perusahaan (SIZE) bahwa : t-hitung = -7,426 dan p value = 0,000 Maka : t-hitung (-7,426) > t-tabel (-1,65694) dan p value (0,045) < α (0,05). Kesimpulannya H0 ditolak dan H4 diterima. Dengan demikian, Ukuran Perusahaan (SIZE)

berpengaruh negatif dan signifikan secara statistik terhadap Audit Report Lag. Hal ini dikarenakan semakin besar ukuran suatu perusahaan maka akan semakin besar pula sistem pengendalian intern yang dimiliki. Sistem pengendalian intern dalam perusahaan yang besar akan menghabiskan lebih sedikit waktu dalam melakukan proses pengauditan. Semakin cepat perusahaan mempublikasikan laporan auditnya maka akan memberi sinyal yang baik bagi pengguna laporan keuangan serta pihak-pihak yang membutuhkan laporan keuangan tersebut dalam pengambilan keputusan. Hal ini sesuai dengan teori sinyal yang menyatakan bahwa informasi yang telah dipublikasikan oleh pihak manajemen akan memberikan suatu sinyal yang baik bagi para kreditur dan investor dalam pengambilan keputusan untuk keberlangsungan perusahaan kedepannya, baik itu berupa sinyal baik maupun sinyal buruk (Andiyanto dkk, 2017).

Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Ni Nyoman Trisna Dewi Ariyani & I Ketut Budiartha (2014) menunjukkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh terhadap audit

report lag. berpendapat bahwa perusahaan yang memiliki jumlah aset yang lebih besar maka akan

cenderung menyelesaikan laporan auditnya lebih lama dibandingkan dengan perusahaan yang memiliki jumlah aset lebih kecil, hal tersebut dikarenakan jumlah sampel yang harus diambil semakin besar dan semakin banyak prosedur yang harus ditempuh. Sama halnya dengan Laurensius Palman Nainggolan, Arifuddin & Mushar Mustafa (2017) bahwa ukuran perusahaan berpengaruh terhadap audit report lag. yang menyatakan bahwa semakin rendah aset perusahaan maka akan semakin memperpanjang audit report lag dan sebaliknya semakin besar aset perusahaan maka akan semakin pendek audit report lag yang dilakukan.

Pengaruh Kompleksitas Operasi Perusahaan, Return On Asset (ROA), Reputasi KAP dan ukuran perusahaan (SIZE) Terhadap Audit Report Lag.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel Kompleksitas Operasi Perusahaan, Return On

Asset (ROA), Reputasi KAP dan ukuran perusahaan (SIZE) secara simultan berpengaruh signifikan

terhadap Audit Report Lag, diperoleh Fhitung sebesar 18,117 sedangkan Ftabel sebesar 2,44. (dfl =

k-1, df2=n-k-k-1, a=0,05) maka 18,117 > 2,44 dan sig 0,000 < 0,05, karena Fhitung > Ftabel maka Ho

ditolak dan Ha diterima. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Sheila Fannisa (2018) menyatakan bahwa variabel Kompleksitas Operasi Perusahaan, Return On Asset (ROA), Reputasi KAP dan ukuran perusahaan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Audit Report Lag. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis data menggunakan analisis regresi linier berganda yang terdiri dari uji F, uji t, dan uji koefisien determinasi (R2) serta pembahasan yang telah dilakukan, maka peneliti dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut :

1.Variabel Kompleksitas Operasi Perusahaan berpengaruh terhadap Audit Report Lag. 2.Variabel Return On Asset (ROA) berpengaruh terhadap Audit Report Lag.

3.Variabel Reputasi KAP tidak berpengaruh terhadap Audit Report Lag. 4.Variabel Ukuran perusahaan (SIZE) berpengaruh terhadap Audit Report Lag.

5.Variabel Kompleksitas Operasi Perusahaan, Return On Asset (ROA), Reputasi KAP dan ukuran perusahaan (SIZE) secara simultan berpengaruh terhadap Audit Report Lag

(16)

26 SARAN

Penelitian mengenai pengaruh Audit Report Lag pada perusahaan di masa yang akan datang diharapkan mampu memberikan hasil penelitian yang lebih berkualitas, dengan mempertimbangkan saran di bawah ini:

1. Bagi para calon investor yang akan melakukan investasi di pasar modal, hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi terutama dalam perusahaan yang memiliki audit report lag yang cukup lama.

2. Bagi Akuntan Publik penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu pertimbangan untuk lebih memperhatikan hal-hal apa saja yang dapat membuat laporan hasil audit sangat lama dikeluarkan oleh auditor sehingga dapat dijadikan acuan untuk melakukan audit yang lebih baik kedepannya.

3. Bagi penelitian selanjutnya diharapkan dapat mengamati variabel lainnya yang dapat mempengaruhi audit report lag. Beberapa variabel tersebut seperti financial distress, reputasi auditor, komite audit, solvabilitas dan lain sebagainya

DAFTAR PUSTAKA

Afify, H.A.E. Determinants of Audit Report Lag : Does implementing corporate governance have any impact ? Empirical Evidence from Egypt. Journal of Applied Accounting Research, 10(1), 2009; 56-86.

Ahmad, Raja Adzirin dan Khairul Anuar Kamarudin. Audit Delay and the Timeliness of Corporate Reporting: Malaysian Evidence. Working Paper, MARA University of Technology, Shah Alam, 2003.

Aisyah, Waode Siti., Firman Menne dan Chahyono. Pengaruh Faktor-Faktor Audit Delay pada Perusahaan Manufaktur Sektor Barang Konsumsi SUB Sektor Makanan dan Minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Riset Edisi XII Uniboss Makassar, 3(1), 2017; 93-104. Al-Ajmi, J. Audit and Reporting Delays: Evidence from An Emerging Market.

Advances in Accounting, Incorporating Advances in International Accounting, 2008.

Andiyanto, Rifkiana., Rita Andini dan Patricia Dhiana P. Pengaruh Profitabilitas, Solvabilitas dan Ukuran Perusahaan terhadap Audit Report Lag dengan Reputasi KAP sebagai Variabel Moderating pada Perusahaan Keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2015. E-Journal Universita Pandanaran-Semarang, 2017; 1-16.

Angruningrum, Silvia dan Made Gede Wirakusuma. Pengaruh Profitabilitas, Laverage, Kompleksitas Operasi, Reputasi KAP, dan Komite Audit pada Audit Delay. E-Jurnal

Akuntansi Udayana, 5(2), 2013; 251-270.

Anwar. 2011. Metodologi Penelitian Bisnis. Jakarta: Salemba Empat. 2011.

Crisnanti, Frestin. Faktor-Faktor Mempengaruhi Audit Report Lag pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, 17(1): 2015; 1-13.

Dyer IV, James C and Arthur J, Mchugh. The Timeliness Of The Australian Annual Report.

Journal Of Accounting Reseach. Autumn, 1975; 204-219.

Fitriyani, Chintya Ayu., Pupung Purnamasari dan Mey Maemunah. Pengaruh Tenure Audit, Ukuran KAP dan Kompleksitas Operasi Perusahaan terhadap Audit Report Lag (Studi Kasus pada Perusahaan Consumer Goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. (periode 2010-2014). Prosiding Akuntansi: 2015; 314-322.

Ghozali, Imam.. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Cetakan ke empat. Semarang: Undip, 2013.

(17)

27 Gunarsa, I Gede Aditya Cahya dan Igam Asri Dwija Putri. Pengaruh Komite Audit, Independensi Komite, dan Profitabilitas terhadap Audit Report Lag di Perusahaan Manufaktur. E-Jurnal

Akuntansi Universitas Udayana, 30(2), 2017; 1672-1703.

Hariza, Ja;far Aziz., Nining Ika dan Wahyuni, Siti Maria W. Faktor-Faktor yang Mempngaruhi terhadap Audit Report Lag (Studi Empiris pada Emiten Industri Keuangan di BEI). Jurnal

Akuntansi Universitas Jember, 10(2), 2012; 30-47.

Hasibuan, Ella Nori Safira. Pengaruh Kompleksitas Operasi, Ukuran Perusahaan, dan Risiko Bisnis terhadap Audit Report Lag (Studi Empiris pada Perusahaan Perkebunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan Bursa Malaysia Periode 2014-2016). Repository

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, 2017; 1-25.

Puspitasari, Elen dan Anggraeni Nurmala Sari. Pengaruh Karakteristik Perusahaan terhadap Lamanya Waktu Penyelesaian Audit (Audit Delay) Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Akuntansi dan Auditing, 9(1), 2012: 31-42.

Rachmawati, Sistya. Penagruh Faktor Internat dan Eksternal Perusahaan terhadap Audit Delay dan Timeliness. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, 10(1), 2008; 1-10. Sanusi,

Rosiana, 2018. “Pengaruh company size, Profitabilitas dan Kompleksitas Operasi Terhadap Audit

Report Lag dengan Komite Audit sebagai Variabel Moderating (studi pada perusahaan

manufaktur yang terdaftar di bei tahun 2015-2017) Skripsi Universitas Islam Alauddin Makasar.

Sastrawan, I Putu dan Made Yenni Latrini. Pengaruh Profitabilitas, Soulvabilitas, dan Ukuran Perusahaan terhadap Audit Report Lag Pada Perusahaan Manufaktur. E-Jurnal Akuntansi

Universitas Udayana, 17(1), 2016; 311- 331.

Subekti, Imam dan Novi Wulandari Widiyanti. Fakto-faktor yang Berpengaruh Terhadap Audit

Delay di Indonesia. Artikel SNA VII, 2004; 991-1002.

Suryana. Metode Penelitian Model Praktis Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, Bandung: UPI, 2010.

Swami, Ni Putu Dewiyani dan Made Yeni Latrini. Pengaruh Karakteristik Corporate Governance terhadap Audit Report Lag. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 4(3), 2013; 530-549 Trimegah Securities. Pedoman Kerja Komite Audit.

http://www.trimegah.com/corporate-profile/audit-committee&lang=IN, 2018, diakses 28 Februari 2020.

Verawati dan Wirakususma. 2016. “Pengaruh Pergantian Auditor, Reputasi Kap, Opini Audit Dan Komite Audit Pada Audit Delay”. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana Vol 17.

Widyati, Maria Fransisca. Pengaruh Dewan Direksi, Komisaris Independen, Komite Audit, Kepemilikkan Manajerial dan Kepemilikan Institusional terhadap Kinerja Keuangan. Jurnal

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini dapat menunjukkan bahwa air rendaman jerami berpengaruh terhadap jumlah telur nyamuk Aedes sp yang terperangkap pada ovitrap, ini disebabkan karena jerami

Ia juga boleh ditakrifkan sebagai satu sistem politik yang memberi peluang kepada rakyat membentuk dan mengawal pemerintahan negara (Hairol Anuar 2012). Dalam hal

Adalah sebuah fakta bahwa jumlah perempuan di dunia ini lebih banyak dari

(BOS) based on instruction and technical in aspects of application, distribution, and stakeholders engagement in planning, forming, and reporting of BOS in SMA Negeri 37

Kelompok Kerja Jasa Konsultansi Unit Layanan Pengadaan Barang/Jasa Kabupaten Lamandau mengumumkan pemenang seleksi sederhana untuk Pekerjaan Pengawasan Rehabilitasi /

Saudara dianjurkan untuk membawa Berkas Dokumen Asli yang berkenaan dengan data isian sebagaimana yang telah saudara sampaikan pada Dokumen Penawaran Admnistrasi,

Menurut Syed Ahmad Hussein (1996) terdapat beberapa rumusan dan hipotisis utama yang timbul dari kajian-kajian ini yang dijadikan panduan am kepada mereka yang berminat untuk

Setiap blok penyimpanan di gudang ini hanya menampung satu jenis produk dan satu tanggal kadaluarsa, sehingga penempatan barang harus di blok yang kosong dan tidak