TUGAS AKHIR
MENENTUKAN PERENCANAAN KEBUTUHAN
BAHAN BAKU PRODUK JASMINE TEA
BERDASARKAN METODE PERAMALAN
TERBAIK PADA PT . XYZ
Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1)
Disusun Oleh :
Nama : Aloysius Gonaza Eko Widiyanto
NIM : 41605110038 Program Studi : Teknik Industri
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MERCU BUANA
JAKARTA
Tugas Akhir
LEMBAR PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini,
N a m a : Aloysius Gonaza Eko Widiyanto
N I M : 41605110038
Jurusan : Teknik Industri
Fakultas : Teknologi Industri
Judul Skripsi :
Menentukan Perencanaan Kebutuhan Bahan Baku Produk Jasmine Tea Berdasarkan Metode Peramalan Terbaik Pada PT . XYZ.
Dengan ini menyatakan bahwa hasil penulisan Skripsi yang telah saya buat ini merupakan hasil karya sendiri dan benar keasliannya. Apabila ternyata di kemudian hari penulisan Skripsi ini merupakan hasil plagiat atau penjiplakan terhadap karya orang lain, maka saya bersedia mempertanggungjawabkan sekaligus bersedia menerima sangsi berdasarkan aturan tata tertib di Universitas Mercu Buana.
Demikian, pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tidak dipaksakan.
Penulis,
Tugas Akhir
LEMBAR PERSETUJUAN
MENENTUKAN PERENCANAAN KEBUTUHAN
BAHAN BAKU PRODUK JASMINE TEA
BERDASARKAN METODE PERAMALAN
TERBAIK PADA PT . XYZ
Disusun Oleh :
Nama : Aloysius Gonaza Eko Widiyanto NIM : 41605110038
Jurusan : Teknik Industri
Pembimbing Tugas Akhir
Tugas Akhir
LEMBAR PENGESAHAN
MENENTUKAN PERENCANAAN KEBUTUHAN
BAHAN BAKU PRODUK JASMINE TEA
BERDASARKAN METODE PERAMALAN
TERBAIK PADA PT . XYZ
Disusun Oleh :
Nama : Aloysius Gonaza Eko Widiyanto
NIM : 41605110038
Jurusan : Teknik Industri
Mengetahui Koordinator TA / KaProdi
Tugas Akhir
ABSTRAK
Dalam manajemen produksi, pengadaan bahan baku merupakan salah satu factor penting dalam menghasilkan produk yang berkualitas dan tepat waktu. Untuk dapat mengatur suatu tingkat persediaan optimal yang dapat memenuhi kebutuhan akan bahan baku dalam jumlah, mutu dan pada waktu yang tepat dengan biaya yang rendah maka diperlukan sistem pengendalian pada perusahaan. PT. XYZ merupakan salah satu perusahaan dalam industri minuman yang memproduksi Jasmine Tea Concentrate dan belum menerapkan sistem pengendalian persediaan, hanya berdasarkan pesanan atau make to order.
Perencanaan Kebutuhan Material sangat memerlukan peramalan permintaan konsumen yang dihitung dari permintaan masa lalu, sehingga dapat memperkirakan kebutuhan dimasa datang. Dalam penelitian ini, penulis menganalisa beberapa metode peramalan yaitu Metode Regresi Linier, Metode Quadratic dan Metode Double Exponential. Kemudian dipilih dari ketiga metode tersebut yang memiliki nilai error terkecil, digunakan untuk menetapkan peramalan demand di tahun berikutnya. Dari data peramalan tersebut penulis menganalisa pengadaan bahan baku berdasarkan biaya total yang dihasilkan dari beberapa penggunaan teknik Lot Sizing. Teknik Lot Sizing yang digunakan adalah Fixed Order Quantity, Economic Order Quantity, Lot for Lot dan Fixed Period Requirement.
Setelah melakukan perhitungan dengan keempat Teknik Lot Sizing tersebut, teknik Fixed Period Requirement menghasilkan biaya total terendah.
Tugas Akhir
ABSTRACT
In Production Management, the supply of Raw Material is one of factor of success to make product in good quality and on time. To be able to set an optimal level of supply that can meet the needs of raw material in quantity, quality and on time with the right amount of low cost as expected the company, is needed a system of control on the company. PT. XYZ is one of the food and drink company producing Jasmine Tea and not using material supply sytem, just make to order. Material Requirements Planning requires forecasting consumer demand that is calculated based on the request from the past, so we can estimate the needs in the future. In this research we will analyze three methode of forecasting. They are Regresi Linier, Quadratic and Double Exponential. Regresi Linier has error minimum,so it used for making demand forecasting in the future. Based on it, we analyze the total cost resulting from the use of some lot sizing techniques. Lot sizing technique that we used are fixed order quantity, economic order quantity, lot for lot and fixed period requirement.
After calculation with the fourth lot sizing techniques, the technical requirement of the fixed cost of the lowest total.
Tugas Akhir
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yesus atas berkat dan karunianya sehingga dimungkinkan penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Adapun penulisan skripsi ini sebagai syarat untuk mendapatkan gelar kesarjanaan S1 Falkutas Teknologi Industri, jurusan : Teknik Industri Universitas Mercu Buana, dengan judul : Menentukan Perencanaan Pengadaan Bahan Baku Produk Jasmine Tea Berdasarkan Metode Peramalan Terbaik Pada PT . XYZ.
Penulis menyadari dalam penyusunan dan menguraikan skripsi ini masih banyak kekurangan-kekurangan, hal itu disebabkan masih terbatasnya kemampuan penulis, tapi walaupun demikian penulis berusaha semaksimal mungkin untuk dapat menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik-baiknya, dengan kesadaran dan kekurangan-kekurangan ini, penulis mengharpakan dan menerima saran-saran serta kritikan-kritikan yang sifatnya membangun agar penulis dapat mengetahui dimana letak kekurangannya untuk kemudian dapat memperbaiki skripsi ini.
Dengan segala kerendahan hati, pada kesempatan ini penulis ingin megucapkan rasa terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya pada semua pihak yang telah banyak memberikan bantuan, petunjuk, dan bimbingan baik selama masa penelitian maupun dalam masa menyelesaikan skripsi ini. Rasa terima kasih yang sebesar-besarnya penulis ucapkan kepada :
1. Bapak Ir. M. Kholil, MT, selaku Dekan Fakultas Teknologi Industri.
2. Bapak Ir. Yenon Orsa, MT, selaku Direktur PKSM.
3. Seluruh Dosen Jurusan Teknik Industri .
4. Ayahanda Antonius Sadiman (Alm) dan Ibu Cecilia Widji , atas dukungan
doa dan spirit yang diberikan selama ini
5. Istri tercinta Astria Bekti Tiustina dan Ananda Henrikus Banu Alyodya
dan Daniel Abileon Alyodya, yang telah memberikan dukungan dan pengertiannya selama penyusunan skripsi ini
Tugas Akhir
6. Adinda Elisabeth Widiastuti dan keluarga atas doa dan perhatiannya
7. Seluruh rekan-rekan Teknik Industri Angkatan 7 (khususnya buat Mas
Azis Widodo) terima kasih atas team work dan persahabatan yang sangat
tulus selama ini.
8. Dan semua pihak yang telah membantu penulis selama ini yang tidak bisa
saya sebutkan satu persatu.
Semoga Tuhan Allah Bapa di Surga membalas semua jasa, perhatian dan doa yang telah diberikan kepada penulis selama ini.
Akhir kata, penulis berharap penulisan dapat bermanfaat bagi penulis sendiri dan bagi semua pihak yang memerlukannya. AMIN.
Jakarta, 24 Februari 2008
Tugas Akhir
DAFTAR ISI
Halaman Judul i Halaman Pernyataan ... ii Lembar Persetujuan... Lembar Pengesahan ... iii iv Abstraksi ... Abstract... v vi Kata Pengantar ... viiDaftar Isi ... ix
Daftar Tabel ... xiv
Daftar Gambar ... xv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
BAB II 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1.2 Perumusan Masalah ... 1.3 Batasan Masalah... 1.4 Tujuan Penelitian... 1.5 Metodologi Penelitian... 1.6 Sistematika Penulisan... LANDASAN TEORI... 1 3 3 4 4 5 7 2.1 Sistem Produksi... 7
Tugas Akhir
2.1.1 Sistem Produksi Menurut Proses Menghasilkan Output 2.1.2. Sistem Produksi Menurut Tujuan Operasinya... 2.1.3. Maksud dan Tujuan Perencanaan dan Pengendalian Produksi... 2.1.4. Fungsi Pengendalian Produksi... 2.1.5. Fungsi Produksi... 2.2. Peramalan... 2.2.1. Konsep Dasar Sistem Peramalan Dalam Manajemen Permintaan... 2.2.2. Sifat Hasil Peramalan... 2.2.3. Jenis-Jenis Peramalan... 2.2.4. Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan... 2.2.5. Karakter Peramalan Yang Baik... 2.2.6. Pola Data Peramalan ... 2.2.7. Ukuran Akurasi Peramalan... 2.2.8. Verifikasi dan Pengendalian Peramalan... 2.2.9. Peta Rentang Bergerak (Moving Range )... 2.2.10. Peta Moving Range Untuk Pengendalian Peramalan.... 2.3. Persediaan... 2.3.1. Definisi Persediaan... 2.3.2. Fungsi Persediaan... 2.3.3. Tujuan Persediaan... 2.3.4. Biaya-Biaya Dalam Persediaan...
8 9 11 11 12 13 14 17 17 20 22 23 25 27 28 30 30 30 32 34 35
Tugas Akhir
BAB III
2.4. Metode Perencanaan Kebutuhan Material... 2.4.1. Definisi dan Tujuan MRP... 2.4.2. Persyaratan MRP... 2.4.3. Input MRP... 2.4.3.1. Jadwal Induk Produksi ( Master Production Schedule ). 2.4.3.2. Struktur Produk ( Product Structure Record & BOM ) 2.4.3.3. Status Persediaan... 2.4.4. Langkah Dasar Proses MRP... 2.4.4.1. Proses Netting ... 2.4.4.2. Proses Lotting... 2.4.4.3. Proses Offsetting... 2.4.4.4. Proses Explosion... 2.4.5. Teknik-Teknik Penentuan Ukuran Lot Sizing... 2.4.5.1. Fixed Order Quantity... 2.4.5.2. Lot For Lot... 2.4.5.3. Economic Order Quantity... 2.4.5.4. Fixed Period Requirement (FPR)... 2.4.6. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Kesulitan Dalam Penerapan MRP... METODOLOGI PENELITIAN... 3.1. Menentukan Topik... 3.2. Penelitian Pendahuluan... 39 39 41 42 42 42 43 43 43 44 44 45 45 47 47 47 48 48 50 50 50
Tugas Akhir BAB IV 3.3. Tujuan Penelitian... 3.4. Studi Lapangan... 3.5. Studi Pustaka... 3.6. Pengupulan dan Pengolahan Data... 3.6.1. Pengumpulan Data... 3.6.2. Pengolahan Data... 3.7. Analisa Hasil... 3.8. Kesimpulan dan Saran...
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA... 4.1. Pengumpulan Data... 4.1.1. Sejarah Umum Perusahaan dan Perkembangan Perusahaan 4.1.2. Perencanaan Produksi PT. XYZ... 4.1.3. Data Permintaan Konsumen ... 4.1.4. Data Perencanaan Kebutuhan Material... 4.1.4.1. Data Struktur Produk ( Bill of Material )... 4.1.4.2. Biaya-Biaya Dalam Persediaan... 4.1.4.3. Struktur Biaya... 4.1.5. Proses Produksi... 4.2. Pengolahan Data... 4.2.1. Perhitungan Peramalan Permintaan Jasmine Tea... 4.2.2. Peta Rentang Bergerak... 4.2.2.1. Pengujian Verifikasi Hasil Peramalan...
51 51 51 52 52 52 53 53 55 55 55 56 57 58 58 59 60 60 61 61 70 70
Tugas Akhir BAB V BAB VI
4.2.3. Perencanaan Kebutuhan Material Berdasarkan MRP... 4.2.3.1. Jadwal Induk Produksi... 4.2.3.2. Status Persediaan... 4.2.3.3. Struktur Produk... 4.2.4. Perhitungan MRP Pada Bahan Baku Jasmine Tea... 4.2.4.1. Perhitungan Menggunakan Metode Lot For Lot... 4.2.4.2. Perhitungan Menggunakan Metode EOQ... 4.2.4.3. Perhitungan Menggunakan Metode FPR... 4.2.4.4. Perhitungan Menggunakan Metode FOQ...
ANALISA HASIL... 5.1. Analisa Peramalan Permintaan... 5.2. Analisa Verifikasi Hasil Peramalan... 5.3. Analisa Perencanaan dan Kebutuhan Material MRP...
KESIMPULAN DAN SARAN... 6.1. Kesimpulan... 6.2. Saran... DAFTAR PUSTAKA... LAMPIRAN... 73 73 74 74 75 75 79 83 87 91 91 92 93 95 95 96 97 98
Tugas Akhir
Tugas Akhir
2.3. 9
2.3.3. Peta Rentang Bergerak (Moving Range) ...
2.3.4. Peta Rentang Bergerak Untuk Pemeriksaan ...
2.3.5. Peta Rentang Bergerak Untuk Pengendalian Ramalan
29 31
2.4. Beberapa Uraian Umum Terhadap Perbaikan Peramalan ...
2.5. Ikhtisar
...
33 34
2.5.3. Peta Rentang Bergerak (Moving Range) ...
2.5.4. Peta Rentang Bergerak Untuk Pemeriksaan ...
2.5.5. Peta Rentang Bergerak Untuk Pengendalian Ramalan
35 36 37
2.6. Beberapa Uraian Umum Terhadap Perbaikan Peramalan ...
2.7. Ikhtisar
...
38 38
Tugas Akhir
3.1 Perkembangan PT.Bank Central Asia,Tbk. (BCA) Lima Dasawarsa Pertama
... 3.2 Profil BCA Cabang Cianjur
...
3.3 Struktur Organisasi BCA Cabang Cianjur ...
3.4 Jenis-jenis Produk kartu Kredit BCA ...
3.5 Proses Permohonan Kartu Kredit BCA ...
3.6 Data Perkembangan Kartu Kredit BCA di BCA Cabang Cianjur
... 3.7 Uji Kecukupan Data
... 3.8 Penentuan Pola Dasar Permintaan
...
3.9 Penerapan Metode-metode Peramalan ... 40 41 42 43 44 45 46 48 49 3.9.1 Metode Konstan ... 3.9.2 Metode Linier 49 50 54
Tugas Akhir ... 3.9.3 Metode Kuadratik ... 3.10 Peta Rentang Bergerak (Moving Range)
...
59
3.10.1 Rentang Bergerak Untuk Pemeriksaan Metode Konstan
... 3.10.2 Rentang Bergerak Untuk Pemeriksaan dan
Pengendalian Peramalan Linier ...
59
61
3.10.2.1 Pemeriksaan Peramalan Linier
...
3.10.2.2 Pengendalian Peramalan Linier
...
61 64
3.10.3 Rentang Bergerak Untuk Pemeriksaan dan Pengendalian Metode Kuadratik
...
69
3.10.3.1 Pemeriksaan Peramalan Metode
Kuadratik
...
3.10.3.2 Pengendalian Peramalan Metode
Kuadratik
69
Tugas Akhir
... BAB IV ANALISIS HASIL PENGOLAHAN DATA
4.1 Pola Dasar Permintaan
... 4.2 Metode-metode Peramalan Yang Digunakan
...
4.3 Peta Rentang Bergerak (Moving Range) ...
78 79 80
4.3.1 Peta Rentang Bergerak Metode Konstan ...
4.3.2 Peta Rentang Bergerak Metode Linier ...
4.3.3 Peta Rentang Bergerak Metode Kuadratik ...
80 81 84
4.4 Analisis Metode Peramalan Terbaik ... 87 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ... 5.2 Saran ... 90 93 Daftar Pustaka ... Daftar Lampiran 94
Tugas Akhir
Tugas Akhir DAFTAR TABEL Halaman Tabel 3-1 Tabel 3-2 Tabel 3-3 Tabel 3-4 Tabel 3-5 Tabel 3-6 Tabel 3-7 Tabel 3-8 Tabel 3-9 Tabel 3-10 Tabel 3-11 Tabel 3-12 Tabel 3-13 Tabel 3-14
Data Perkembangan Kartu Kredit BCA
Data Permintaan Aktual Kartu Kredit Tahun 2005 Data Perhitungan Dengan Metode Konstan Data Perhitungan Metode Linier
Permalan Dengan Metode Linier
Data Perhitungan Ukuran Akurasi Peramalan Dengan Metode Linier
Data Perhitungan Metode Kuadratik Peramalan Dengan Metode Kuadratik
Data Perhitungan Ukuran Akurasi Parameter Dengan Metode Kuadratik
Perhitungan Rentang Bergerak Untuk Pemeriksaan Peramalan Konstan
Perhitungan Rentang Bergerak Untuk Pemeriksaan Peramalan Linier sampai dengan Perioda ke 12 Perhitungan Rentang Bergerak untuk Pemeriksaan Peramalan Linier sampai dengan Perioda ke 23 Data Perhitungan Baru Peramalan Linier
Perhitungan Rentang Bergerak untuk Pengendalian Peramalan Linier sampai dengan Perioda ke 23
45 47 49 50 52 52 54 56 57 59 61 62 64 66
Tugas Akhir Halaman Tabel 3-15 Tabel 3-16 Tabel 3-17 Tabel 3-18 Tabel 4-1 Tabel 4-2 Tabel 5-1
Perhitungan Rentang Bergerak Untuk Pemeriksaan Peramalan Kuadratik sampai dengan Perioda ke 12 Perhitungan Rentang Bergerak untuk Pemeriksaan Peramalan Kuadratik sampai dengan Perioda ke 23 Data Perhitungan Baru Peramalan Metode Kuadratik Perhitungan Rentang Bergerak untuk Pengendalian Peramalan Kuadratik sampai dengan Perioda ke 23 Ukuran Akurasi Hasil Pengolahan Data
Nilai Kesalahan Standar dari Hasil Peramalan Baru Perbandingan Hasil Peramalan Metode Linier dengan Data Aktual Pertumbuhan Kartu Kredit BCA di BCA Cabang Cianjur 69 70 72 75 79 88 92
Tugas Akhir DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1-1 Gambar 2-1 Gambar 2-3 Gambar 2-3 Gambar 2-4 Gambar 3-1 Gambar 3-2 Gambar 3-3 Gambar 3-4 Gambar 3-5 Gambar 3-6 Gambar 3-7 Gambar 3-8 Gambar 3-9 Gambar 3-10 Metode Penelitian Pola Permintaan Trend Pola Permintaan Siklus Pola Permintaan Musiman Pola Permintaan Acak
Struktur Organisasi Cabang Cianjur Proses Permohonan Kartu Kredit
Grafik Pola Dasar Permintaan Januari – Desember 2005
Grafik Peramalan Dengan Metode Konstan Grafik Peramalan Dengan Metode Linier Grafik Peramalan Dengan Metode Kuadratik Peta Rentang Bergerak Pemeriksaan Peramalan Metode Konstan
Peta Rentang Bergerak Pemeriksaan Peramalan Linier sampai dengan Perioda ke 12
Peta Rentang Bergerak Pemeriksaan Peramalan Linier sampai dengan Perioda ke 23
Peta Rentang Bergerak Pengendalian Peramalan Linier 8 24 24 25 26 42 44 48 50 53 58 60 62 63 67
Tugas Akhir Halaman Gambar 3-11 Gambar 3-12 Gambar 3-13 Gambar 3-14 Gambar 3-15 Gambar 4-1 Gambar 4-2 Gambar 4-3 Gambar 4-4 Gambar 4-7 Gambar 4-8
Peta Rentang Bergerak Akhir Pengendalian Peramalan Linier
Peta Rentang Bergerak Pemeriksaan Peramalan Metode Kudratik sampai dengan Perioda ke 12 Peta Rentang Bergerak Pemeriksaan Peramalan Metode Kuadratik sampai dengan Perioda ke 23 Peta Rentang Bergerak Pengendalian Peramalan Metode Kuadratik
Peta Rentang Bergerak Akhir Peramalan Metode Kuadratik
Grafik Pertumbuhan Kartu Kredit BCA
Peta Rentang Bergerak Pemeriksaan Peramalan Metode Konstan
Peta Rentang Pemeriksaan Peramalan Linier sampai dengan Perioda ke 12
Peta Rentang Bergerak Pemeriksaan Peramalan Linier sampai dengan Perioda ke 23
Peta Rentang Bergerak Pemeriksaan Permalan Metode Kuadratik sampai dengan Perioda ke 12 Peta Rentang Bergerak Pemeriksaan Peramalan Metode Kuadratik sampai dengan Perioda ke 23
68 70 71 76 77 78 80 81 83 84 85
Tugas Akhir Halaman Gambar 4-9 Gambar 4-10 Gambar 4-11 Gambar 4-12
Peta Rentang Bergerak Pengendalian Peramalan Metode Kuadratik
Peta Rentang Bergerak Akhir Peramalan Metode Kuadratik
Peta Rentang Bergerak Akhir Peramalan Metode Linier
Peta Rentang Bergerak Akhir Peramalan Metode Kuadratik
86
86
89
Tugas Akhir
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.1.
Tabel 4.2.
Tabel 4.3.
Tabel 4.4.
Tabel 4.5.
Tabel 4.6.
Tabel 4.7.
Tabel 4.8.
Tabel 4.9.
Tabel 4.10.
Tabel 4.11.
Tabel 4.12.
Tabel 4.13.
Tabel 4.14.
Tabel 4.15.
Tabel 4.16.
Tabel 4.17.
Tabel 4.18.
Data Permintaan Jasmine Tea Concentrate tahun 2008
Data Struktur Produk Jasmine Tea
Struktur Produk
Biaya Bahan Baku Premix A
Biaya Bahan Baku Premix B
Biaya Bahan Baku Premix C
Struktur Biaya
Perhitungan Peramalan Metode Regresi Linier
Analisis Peramalan Regresi Linier
Perhitungan Peramalan Metode Quadratic
Analisis Peramalan Metode Quadratic
Perhitungan Peramalan Metode Exponential Smoothing dengan α
= 0,5
Peramalan Model Double exponential smoothing dengan β = 0.3
Analisa Peramalan Metode Double exponential
Perbandingan Nilai kesalahan SEE,MAD dan MAPE
Data Peramalan Permintaan berdasarkan Metode Regresi Linier
Perhitungan Moving Range Regresi Linier
Jadwal Induk Produksi {MPS}
57
58
59
59
59
60
60
62
63
64
66
67
68
68
69
70
71
73
Tugas Akhir
Tabel 4.19.
Tabel 4.20.
Tabel 4.21
Tabel 4.22.
Tabel 4.23.
Tabel 4.24.
Tabel 4.25.
Tabel 4.26.
Tabel 4.27.
Tabel 4.28.
Tabel 4.29.
Tabel 4.30.
Tabel 5.1.
Tabel 5.2.
Tabel 5.3.
Tabel 5.4.
Tabel 5.5.
Perhitungan MRP Pada Premix A dengan Metode LFL
Perhitungan MRP Pada Premix B dengan Metode LFL
Perhitungan MRP Pada Premix C dengan Metode LFL
Perhitungan MRP Pada Premix A dengan Metode EOQ
Perhitungan MRP Pada Premix B dengan Metode EOQ
Perhitungan MRP Pada Premix C dengan Metode EOQ
Perhitungan MRP Pada Premix A dengan Metode FPR
Perhitungan MRP Pada Premix B dengan Metode FPR
Perhitungan MRP Pada Premix C dengan Metode FPR
Perhitungan MRP Pada Premix A dengan Metode FOR
Perhitungan MRP Pada Premix B dengan Metode FOR
Perhitungan MRP Pada Premix C dengan Metode FOR
Biaya Total Pemesanan dan Penyimpanan Lot For Lot
Biaya Total Pemesanan dan Penyimpanan Economic Order
Quantity
Biaya Total Pemesanan dan Penyimpanan Fixed Period
Requirement
Biaya Total Pemesanan dan Penyimpanan Fixed Order Quantity
Biaya Total Dari Keempat Metode Lot Sizing
76
77
78
80
81
82
84
85
86
88
89
90
93
93
94
94
94
Tugas Akhir
Tugas Akhir
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1.
Gambar 2.2.
Gambar 2.3.
Gambar 3.1.
Gambar 2-5
Gambar 3-1
Gambar 4.1
Gambar 4.2.
Pola Data Peramalan
Proses Transformasi Produksi
Hubungan Antara Ukuran Lot dan Biaya
Skema Metodologi Penelitian
Pola Permintaan Acak
Metodologi Penelitian
Grafik Permintaan Jasmine Tea Tahun 2008
Grafik Peta Pengendali Uji Verifikasi Metode
24
32
46
54
16
33
58
72
1 Tugas Akhir
BAB I
PENDAHULUAN
1. 1. Latar Belakang Masalah
Krisis ekonomi global yang melanda dunia beberapa tahun terakhir menyebabkan banyak perusahaan yang mengalami kerugian dan bahkan akhirnya harus menutup usahanya. Untuk mengatasi kondisi tersebut, dunia usaha dituntut untuk bisa lebih kompetitif dalam menghadapi keadaan saat ini.
Menurunnya daya beli konsumen sangat dirasakan oleh dunia usaha. Belum lagi harus menghadapi persaingan yang ketat dengan produsen produk sejenis lainnya yang tentunya berlomba-lomba untuk mendapatkan keuntungan bagi perusahaan. Dan konsumen merupakan hal yang paling penting dalam suatu perusahaan. Tanpa adanya konsumen, perusahaan tidak dapat beroperasi dengan baik dikarenakan tidak ada permintaan yang akan mengakibatkan perusahaaan akan gulung tikar.
2 Tugas Akhir Keputusan operasional yang diambil perusahaan yang berhubungan
dengan kepuasan konsumen adalah meningkatkan kualitas produk. Adapun lima keputusan di bidang operasional yang berkaitan dengan managemen produksi adalah proses, kapasitas, persediaan, tenaga kerja dan kualitas yang merupakan kunci keberhasilan bagi manajemen produksi dan operasi
Dalam menghadapi hal tersebut, setiap perusahaan mempunyai strategi bisnis yang berbeda-beda. Jika manajemen sebuah perusahaan dapat meminimumkan biaya produksi tanpa menurunkan mutu yang ada, maka daya saing dan penjualan akan meningkat, sehingga perusahaan diharapkan akan memperoleh keuntungan.
Salah satu unsur yang penting adalah unsur persediaan bahan baku yang akan diproses atau diproduksi oleh system teknologi untuk menjadi produk jadi. Biaya persediaan bahan baku sangat berpengaruh terhadap total biaya produksi. Persediaan bahan baku memegang peranan penting dalam keseluruhan proses produksi karena tanpa adanya perencanaan persediaan bahan baku, proses produksi tidak dapat berjalan lancer. Apabila perusahaan tidak mengadakan persediaan bahan baku yang cukup, tentu perusahaan akan menghadapi kehilangan kesempatan memperoleh keuntungan karena proses produksi terhenti, sedangkan jika perusahaan kelebihan persediaan bahan baku maka akan menimbulkan biaya penyimpanan yang terlalu besar.
3 Tugas Akhir 1.2. Perumusan Masalah
Penelitian dilakukan di PT. XYZ yang merupakan salah satu produsen produk minuman dimana saat ini sedang mengembangkan produknya dengan memproduksi produk Jasmine Tea sirup ( concentrate ). Produk tersebut baru mulai diproduksi di tahun 2008, dimana perusahaan masih menjajaki market. Produksi di tahun 2008 berdasarkan order yang masuk ( make to order ). Kendala yang dihadapi adalah adanya bahan baku yang harus diimport, dan membutuhkan waktu pengadaan yang lama dan biaya yang tidak efisien. Akibatnya beberapa kali order terkendala oleh pengiriman produk yang telat ke konsumen. Jadi ada kekurangan dalam melakukan produksi tanpa didasari oleh sistem produksi yang akurat baik dalam pengiriman maupun pemesanan bahan baku.
Kompetisi yang ketat dalam industri minuman menuntut perusahaan menerapkan perencanaan kebutuhan bahan baku yang efisien sehingga perusahaan akan mampu melakukan kegiatan proses produksi yang optimal.
1.3. Batasan Masalah
Agar cakupan dalam penelitian Tugas Akhir ini tidak terlalu luas, maka permasalahan dalam penelitian dibatasi sebagai berikut :
1. Penelitian dilakukan di PT. XYZ yang bergerak di industri minuman sirop 2. Proses produksi yang diamati dalam penelitian ini adalah produksi sirop
Jasmine Tea.
3. Data permintaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah data permintaan bulan Januari 2008 sampai Desember 2008
4 Tugas Akhir 4. Permasalahan utama yang akan dibahas untuk dijadikan bahan analisis dan
perbaikan pada penelitian ini adalah perencanaan produksi pada PT. XYZ.
1.4. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah :
1. Penentuan Metode Peramalan yang terbaik berdasarkan permintaan pada tahun sebelumnya ( tahun 2008).
2. Meramalkan jumlah permintaan produk di tahun depan dari data permintaan yang sudah ada pada tahun sebelumnya ( tahun 2008 ).
3. Menentukan biaya pengadaan bahan baku yang minimal untuk memenuhi perencanaan produksi berdasarkan peramalan permintaan produk tahun 2009.
1.5. Metodologi Penelitian
Metodologi pengumpulan data yang digunakan dalam pelaksanaan penelitian ini adalah :
1. Studi Lapangan :
Untuk mendapatkan data-data dan informasi yang diperlukan dalam penelitian ini dilakukan dengan meninjau langsung ke lapangan
2. Studi Pustaka
Membaca dan mempelajari buku-buku referensi yang berhubungan dengan masalah yang akan dibahas dan digunakan dalam memecahkan masalah.
5 Tugas Akhir 3. Mengandakan wawancara dengan karyawan yang berhubungan dengan
masalah yang dibahas
1.6. Sistematika Penulisan
Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas dan terperinci dari tulisan ini, maka sesuai dengan kriteria penyusunan tugas akhir, penulis membaginya dalam enam bab yang saling berkaitan satu sama lain, dengan format sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini dijelaskan secara umum tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, pembatasan masalah dan sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini menerangkan secara singkat tentang teori-teori yang berhubungan dan berkaitan erat dengan masalah yang akan dibahas serta merupakan tinjauan kepustakaan yang menjadi kerangka dan landasan berfikir dalam proses pemecahan masalah penelitian ini.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab ini tentang metodologi penelitian dan kerangka pemikiran yang dilakukan dengan penelitian untuk tugas akhir dan berisi tahapan pemecahan
6 Tugas Akhir masalah yang menguraikan secara garis besar langkah-langkah yang dilakukan
dalam memecahkan masalah.
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Dalam bab ini membahas tentang data yang digunakan yaitu data bahan baku, jumlah persediaan dan biaya pembelian.
BAB V ANALISA HASIL
Pada bab ini berisikan mengenai analisa dari hasil pengolahan data yang telah dilakukan sebelumnya yang berdasarkan landasan teori yang digunakan.
BABVI KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini berisikan kesimpulan yang diperoleh dari hasil analisa dan penelitian secara menyeluruh serta diberikan juga saran-saran, baik untuk pihak perusahaan maupun pengembangan penelitian selanjutnya.
7 Tugas Akhir
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Sistem ProduksiSistem produksi merupakan kumpulan dari subsistem yang saling berinteraksi dengan tujuan mentransformasikan input produksi menjadi output produksi. Input produksi ini dapat berupa bahan baku, mesin, tenaga kerja, modal dan informasi, sedangkan output produksi merupakan produk yang dihasilkan berikut sampingannya seperti limbah, informasi, dan sebagainya.
Sedangkan subsistem dari sistem produksi tersebut antara lain adalah Perencanaan dan Pengendalian Produksi, Pengendalian Kualitas, Perawatan Fasilitas Produksi, Penentuan Standar-standar Operasi, Penentuan Fasilitas Produksi dan Penentuan Harga Pokok Produksi. Subsistem dari Sistem Produksi tersebut akan membentuk konfigurasi sistem produksi. Keandalan dari konfigurasi
8 Tugas Akhir sistem produksi ini tergantung dari produk yang dibuat serta bagaimana cara
membuatnya (proses produksinya). Cara membuat produk tersebut dapat berupa jenis proses produksi menurut cara menghasilkan output, oprasi dari pembuatan produk dan variasi dari produk yang dihasilkan.
2.1.1. Sistem Produksi Menurut Proses Menghasilkan Output
Proses produksi merupakan cara, metode dan teknik untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu produk dengan mengoptimalkan sumber daya produksi ( tenaga kerja, mesin, bahan baku dan dana ) yang ada. Sistem produksi menurut proses menghasilkan output dibedakan menjadi dua jenis, yaitu :
1. Proses Produksi Kontinyu ( Continuous Process )
2. Proses Produksi Terputus ( Intermittent Process/Discrete Sistem ) Perbedaan pokok antara kedua proses terletak pada lamanya waktu set-up peralatan produksi. Proses Kontinyu tidak memerlukan waktu set-up yang lama karena proses ini memproduksi secara terus menerus untuk jenis produk yang sama, misalnya pada pabrik susu instant atau pabrik minuman instant. Sedangkan proses terputus memerlukan total waktu set-up yang lebih lama karena proses ini memproduksi berbagai jenis spesifikasi barang sesuai pesanan, dimana dengan adanya pergantian jenis barang yang diproduksi akan membutuhkan kegiatan set-up yang berbeda. Contoh dari proses terputus antara lain adalah usaha perbengkelan.
Jenis proses produksi terputus ini akan mempengaruhi tataletak fasilitas dari peralatan produksi. Ada dua macam tata letak dasar yang dapat kita
9 Tugas Akhir identifikasikan, yaitu tata letak berdasarkan produk (Product Layout), dan tata
letak berdasarkan proses (Process Layout). Tata letak berdasarkan produk digunakan bila kita memproduksi satu jenis produk yang standard an dibuat secara masal. Masing-masing unit output membutuhkan urutan operasi yang sama dari awal hingga akhir pengerjaan sehingga pusat-pusat kerja(kumpulan mesin) dan fasilitas produksi lainnya akan diatur menurut urutan operasi yang dibutuhkan dalam satu lintasan produksi. Pada tata letak model ini, prosses operasi pembuatan produk ( urutan dan waktu yang dibutuhkan) ditetapkan terlebih dahulu. Setelah itu kita baru menyusun urutan mesin-mesinnya. Contoh dari tata letak berdasarkan produk adalah perakitan mobil.
Tata letak berdasarkan proses sangat tepat digunakan untuk proses produksi terputus dimana aliran kerja tidak bersifat standar untuk semua output yang dihasilkan. Dalam tata letak berdasarkan proses ini, pusat-pusat pemrosesan (kumpulan mesin) atau departemen-departemen dikelompokan sesuai dengan fungsinya. Tata letak berdasarkan proses biasanya terdapat pada pabrik yang bekerj dengan sistem operasi berdasarkan pesanan dan sistem aliran operasi batch.
2.1.2. Sistem Produksi Menurut Tujuan Operasinya
Dilihat dari tujuan perusahaan melakukan operasi dalam hubungannya dengan pemenuhan kebutuhan konsumen, maka sistem produksi dibedakan menjadi empat jenis, yaitu :
10 Tugas Akhir 1. Engineering To Order (ETO), yaitu bila pemesan meminta produsen
untuk membuat produk yang dimulai dari proses perancangannya (rekayasa)
2. Assembly To Order (ATO), yaitu bila produsen membuat desain standar, modul-modul opsional standar yang sebelumnya dan merakit suatu kombinasi tertentu dari modul-modul tersebut sesuai dengan pesanan konsumen. Modul standar tersebut bisa dirakit untuk berbagai tipe produk. Contohnya adalah pabrik mobil dimana mereka menyediakan pilihan transmisi secara manual atau otomatis, AC, audio, opsi-opsi interior dan opsi-opsi mesin khusus seperti juga model bodi dan warna bodi. Komponen-komponen tersebut telah disiapkan terlebih dulu dan akan mulai diproduksi begitu pesanan dari agen datang.
3. Make To Order (MTO), yaitu bila produsen menyelesaikan item akhirnya jika dan hanya jika telah menerima pesanan konsumen untuk item tersebut. Bila item tersebut bersifat unik dan mempunyai desain yang dibuat menurut pesanan, maka konsumen mungkin bersedia menunggu hingga produsen dapat menyelesaikannya.
4. Make To Stock (MTS), yaitu bila produsen membuat item-item yang diselesaikan dan ditempatkan sebagai persediaan sebelum pesanan konsumen diterima. Item akhir tersebut baru akan dikirim dari sistem persediaan setelah pesanan konsumen diterima.
11 Tugas Akhir 2.1.3. Maksud dan Tujuan Perencanaan dan Pengendalian Produksi
Setiap manager produksi mempunyai tanggung jawab untuk melaksanakan rencana dan tujuan perusahaan. Adapun tujuan umum perusahaan manufaktur adalah memproduksi secara sukses, ekonomis, tepat waktu sesuai dengan target yang diberikan dan memperoleh keuntungan. Salah satu fungsi yang terpenting dalam mendukung usaha untuk mencapai tujuan perusahaan manufaktur seperti yang telah dijelaskan diatas adalah Perencanaan dan Pengendalian Produksi. Dan salah satu factor pada perencanaan dan pengendalian produksi adalah perencanaan pengadaan bahan baku. Peranan perencanaan pengendalian produksi adalah dimaksudkan untuk mengkoordinasikan kegiatan dari bagian-bagian yang langsung atau tidak langsung dalam berproduksi, merencanakan, menjadwalkan dan mengendalikan kegiatan produksi dari mulai tahapan bahan baku, proses sampai output yang dihasilkan sehingga perusaah betul-betul dapat menghasilkan barang atau jasa dengan efektif dan efisien.
Dengan tercapainya rencana dan tujuan yang telah disebutkan diatas, maka perusahaan akan mencapai kondisi ideal dalam bentuk minimnya biaya produksi, harga jual yang rendah dan bersaing dan menguasai pangsa pasar secara luas.
2.1.4. Fungsi Pengendalian Produksi Fungsi Pengendalian Produksi :
1. Meramalkan permintaan produk yang dinyatakan dengan jumlah sebagai suatu fungsi dari waktu
12 Tugas Akhir 2. Memantau permintaan nyata, dan membandingkannya dengan ramalan
permintaan
3. Membuat jumlah ekonomis untuk pembelian dan penjualan produk yang dihasilkan.
4. Membuat sistem pengendalian yang ekonomis.
5. Membuat keperluan produksi dan tingkat pengendalian serta memperbaiki rencana produksi
6. Memantau tingkat pengendalian dan membandingkannya dengan tingkat pengendalian
7. Membuat rincian dari jadwal produksi dan beban mesin 8. Melakukan perencanaan produksi
Dengan menambah penggunaan dan kepercayaan pada teknik kuantitatif yang lebih tinggi dari pengendalian produksi dalam industri modern, akan mengarah pada pendekatan riset operasional (OR).
2.1.5. Fungsi Produksi
Aktivitas produksi sebatai suatu bagian dari fungsi organisasi perusahaan bertanggungjawab terhadap pengolahan bahan baku menjadi produk jadi yang dapat dijual. Untuk melaksanakan fungsi produksi tersebut, diperlukan rangkaian kegiatan yang akan membentuk suatu sistem produksi.
Ada tiga fungsi utama dari kegiatan-kegiatan produksi yang dapat diidentifikasikan :
13 Tugas Akhir 1. Proses produksi, yaitu metode dan teknik yang digunakan dalam
mengolah bahan baku menjadi produk.
2. Perencanaan produksi, merupakan tindakan antisipasi dimasa yang akan datang sesuai dengan periode waktu yang direncanakan,
3. Pengendalian produksi, tindakan yang menjamin bahwa semua kegiatan yang dilaksanakan dalam perencanaan telah dilakukan sesuai dengan target yang telah ditetapkan.
2.2. Peramalan
Peramalan adalah proses untuk memperkirakan berapa kebutuhan yang akan datang yang meliputi kebutuhan dalam ukuran kuantitas, kualitas, waktu dan lokasi yang dibutuhkan dalam memenuhi permintaan barang ataupun jasa. Peramalan mungkin tidak terlalu dibutuhkan dalam kondisi permintaan pasar yang stabil, karena perubahan permintaannya relatif kecil. Tetapi peramalan akan sangat dibutuhkan bila kondisi keadaan pasar bersifat kompleks dan dinamis
Dalam kondisi pasar bebas, permntaan pasar lebih bersifat kompleks dan dinamis karena permintaan tersebut tergantung dari keadaan social,ekonomi, politik, aspek teknologi, produk pesaing dan produk substitusi. Oleh karena itu peramalan yang akurat merupakan informasi yang sangat dibutuhkan dalam pengambilan keputusan manajemen. Peramalan pada dasarnya merupakan suatu taksiran. Namun demikian dengan menggunakan teknik-teknik tertentu maka peramalan tetap meruapak suatu hal yang sangat manusiawi. Untuk membuat suatu peramalan banyak mempunyai arti, maka peramalan tersebut perlu
14 Tugas Akhir direncanakan dan dijadwalkan sehingga akan diperlukan suatu periode waktu
paling sedikit dalam periode waktu yang dibutuhkan untuk membuat suatu kebijaksanaan dan menetapkan beberapa hal yang mempengaruhi kebijaksanaan tersebut.
2.2.1. Konsep Dasar Sistem Peramalan Dalam Manajemen Permintaan
Pada dasarnya terdapat sembilan langkah yang harus diperhatikan untuk menjamin efektifitas dan efisiensi dari sistem peramalan dalam manajemen peremalan yaitu :
1. Menentukan tujuan peramalan
Tujuan dari peramalan adalah untuk meramalkan permintaan dari item-item independent demand di masa yang akan datang. Perencanaan produksi dan inventory seharusnya mengacu kepada data total permintaan produk masa datang. Dengan demikian jelas bahwa tujuan peramalan adalah untuk mencapai efektifitas dan efisiensi dari manajemen produksi dan inventory. Analisis peramalan membicarakan dengan para pembuat keputusan untuk mengetahui apa kebutuhan mereka dan selanjutnya menentukan :
Variabel apa yang akan diramalkan
Siapa yang akan menggunakan hasil peramalan
Untuk tujuan apa hasil peramalan digunakan
Peramalan jangka panjang atau jangka pendek yang dibutuhkan
Derajat ketepatan peramalan yang diinginkan
15 Tugas Akhir
Bagian-bagian peramalan yang diinginkan, seperti peramalan untuk
kelompok pembeli, kelompok produk atau daerah geografis.
2. Memilih item independent demand yang akan diramalkan.
Memperhatikan bahwa item-item independent demand adalah item yang bebas dengan bill of materials.
3. Menentukan horizon waktu dari peralaman (jangka pendek, menengah atau panjang )
Semakin panjang horizon waktu peramalan, hasil-hasil peramalan akan semakin kurang akurat. Pemilihan interval waktu mingguan dimaksudkan untuk peramalan jangka pendek, sedangkan interval waktu bulanan untuk peramalan jangkan menengah dan interval waktu triwulan untuk peramalan jangka panjang.
4. Memilih model-model peramalan.
Jika ditinjau dari waktu, maka model peramalan dapat dibagi menjadi :
Peramalan jangka panjang berkaitan dengan perencanaan bisnis,
analisis fasilitas, proyek-proyek jangka panjang, produk-produk atau pasar-pasar baru, investasi modal dan lain-lain. Karakteristik dari peramalan jangka panjang adalah dilakukan analisis satu kali, lebih banyak berdasarkan pertimbangan manajemen puncak ( top management ), dan dilakukan terhadap beberapa produk atau familinya
16 Tugas Akhir
Peramalan jangka menengah berkaitan dengan perencanaan
anggaran, produksi, pembelian (purchase oreder)dan lain-lain. Karakteristik dari peramalan jangka menengah adalah bersifat periodical (data bulanan atau triwulan), menggunakan teknik kuantitatif dan kualitatif, dilakukan oleh manajemen menengah dan dilakukan terhadap kelompok produk atau familinya.
Peramalan jangka pendek berkaitan dengan perencanaan distribusi,
inventory, perencanaan material dan lain-lain. Karakteristik dari peramalan ini adalah dilakukan secara teratur dan berulang, menggunakan teknik kuantitatif dan dilakukan secara terperinci untuk banyak item atau stock keeping units.
5. Memperoleh data yang dibutuhkan untuk melakukan peramalan. Data yang paling sedikit terbentuk dari tiga komponen :
Pengaruh musiman ( seasonality )
Kecenderungan (trend)
Keteracakan (randomness)
6. Validasi model peramalan 7. Membuat peramalan 8. Implementasi hasil-hasil
9. Memantau keandalan hasil peramalan.
17 Tugas Akhir Dalam membuat peramalan atau menerapkan hasil suatu peramalan, maka
ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan yaitu :
1. Peramalan pasti mengandung kesalahan, artinya peramalan hanya bisa mengurangi ketidakpastian yang akan terjadi tetapi tidak dapat menghilangkan ketidakpastian tersebut.
2. Peramalan seharusnya memberikan informasi tentang beberapa ukuran kesalahn, artinya karena peramalan pasti mengandung kesalahan, maka adalah penting bagi peramal untuk menginformasikan seberapa besar kesalahan yang mungkin terjadi.
3. Peramalan jangka pendek lebih akurat dibandingkan peramalan jangka panjang. Hal ini disebabkan karena pada peramalan jangka pendek, factor yang mempengaruhi permintaan relative masih konstan, sedangkan semakin panjang periode peramalan, maka semakin besar pula kemungkinan terjadinya perubahan factor-faktor yang mempengaruhi permintaan.
2.2.3. Jenis-Jenis Peramalan
Jenis peramalan dapat dibedakan dari beberapa segi : 1. Peramalan berdasarkan penyusunannya
18 Tugas Akhir Peramalan Subyektif
Peramalan berdasarkan perasaan atau intuisi dari orang yang menyusunnya, dalam hal ini pandangan judgment orang yang menyusun sangat menentukan baik atau tidaknya hasil peramalan.
Peramalan Obyektif
Peramalan berdasarkan data yang relevan pada masa lalu, dengan menggunakan teknik-teknik dan metode-metode dalam penganalisaan data tersebut.
2. Peramalan Berdasarkan Jangka Waktu
a. Peramalan Jangka Panjang (Long-Term Forecast )
Peramalan dibutuhkan untuk merencanakan hal-hal umum mengenai suatu organisasi untuk waktu jangka panjang. Peramalan dilakukan untuk penyusunan hasil ramalan dengan jangka waktu 2 sampai 10 tahun. Hal ini merupakan factor utama bagi manajemen puncak untuk mengambil
keputusan mengenai perencanaan kapasitas, penelitian dan
pengembangan produk dan pasar membuat studi kelayakan pabrik untuk perluasan perusahaan bisnis. Peramalan ini digunakan untuk perencanaan produk dan perencanaan sumber daya.
Metode yang digunakan untuk peramalan jangka panjang :
Metode Deret Waktu ( Time- Series )
Metode Regresi
19 Tugas Akhir Peramalan ini digunakan untuk merencanakan strategi oleh manajemen
menengah dan manajemen tingkat pertama untuk memenuhi kebutuhan di masa mendatang dan membuat keputusan untuk perencanaan produksi,anggaran produksi serta menganalisa berbagai macam rencana operasi. Peramalan dilakukan untuk penyusunan hasil ramalan dengan jangka waktu 1 sampai 24 bulan.
c. Peramalan Jangka Pendek (Short-Term Forecast)
Peramalan ini digunakan untuk merencanakan pembelian, menentukan persediaan dan penjadwalan produksi. Peramalan dilakukan untuk penyusunan hasil ramalan dengan jangka waktu 1 sampai 5 minggu. Metode-metode yang digunakan pada peramalan jangka pendek :
Metode Perataan (Average)
Metode Pemulusan (Smoothing)
3. Peramalan Berdasarkan Sifat Peramalan a. Peramalan Teknik Kualitatif
Peramalan teknik kualitatif digunakan terutama jika data masa lalu tidak tersedia atau tidak diandalkan untuk memperkirakan permintaan mendatang seperti ketika perusahaan akan memperkenalkan atau melempar produk baru ke pasar dan peramalan tidak memerlukan data yang serupa seperti pada peramalan teknik kuantitatif. Peramalan ini terutama digunakan untuk peramalan jangka panjang dan dilakukan
20 Tugas Akhir dengan menggunakan judgement, pengetahuan, pendapat pribadi,
pendapat ahli, penelitian pasar dan pengalaman dari orang yang melakukannya.
b. Peramalan Teknik Kuantitatif
Yaitu peramalan yang didasarkan atas data kuantitati masa lalu. Hasil peramalan ini tergantung pada metode yang digunakan dalam peramalannya karena dengan metode yang berbeda akan menghasilkan hasil yang berbeda. Peramalan teknik kuantitatif dapat diterapkan bila terdapat tiga kondisi berikut :
Tersedia informasi masa lalu dan mengenai kondisi yang lain.
Informasi tersebut dapat dikuantitatifkan dalam data neumerik,
Data diasumsikan bahwa beberapa aspek pola masa lalu akan
terus berlanjut di masa mendatang atau dengan pola masa mendatang merupakan kelanjutan pola masa lalu.
2.2.4. Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan
Permintaan produk pada suatu perusahaan merupakan hail dari berbagai factor yang saling berinteraksi dalam pasar. Faktor-faktor tersebut hampir selalu merupakan kekuatan yang berada diluar kendali perusahaan. Berbagai factor tersebut antara lain :
21 Tugas Akhir Perjuangan produk akan dipengaruhi oleh permintaan akan produk
tersebut, dan permintaan akan suatu produk akan dipengaruhi oleh kondisi ekonomi yang membentuk siklus bisnis dengan fase-fase inflasi, resesi, depresi dan masa pemulihan.
Siklus Hidup Produk
Siklus hidup suatu produk biasanya mengikuti pola yang biasa disebut kurva S, yang menggambarkan besarnya permintaan terhadap waktu, dimana siklus hidup suatu produk akan dibagi menjadi fase pengenalan, fase pertumbuhan, fase kematangan, dan akhirnya fase penurunan. Untuk menjaga kelangsungan usaha, maka perlu dilakukan inovasi produk pada saat yang tepat.
Faktor-faktor lain
Beberapa factor lain yang mempengaruhi permintaan adalah reaksi balik dari pesaing, perilaku konsumen yang berubah dan usaha-usaha yang dilakukan sendiri oleh perusahaan seperti peningkatan kualitas, pelayanan, anggaran periklanan dan kebijaksanaan pembayaran kredit.
2.2.5. Karakteristik Peramalan Yang Baik Akurasi
Akurasi dari suatu hasil peramalan diukur denan kebiasaan dan konsistensi peramalan tersebut. Hasil pengukuran dikatakan bias bila peramalan
22 Tugas Akhir tersebut terlalu tinggi atau terlalu rendah dibandingkan dengan kenyataan
yang sebenarnya terjadi. Hasil peramalan dikatakan konsisten bila besarnya kesalahan peramalan relative kecil. Peramalan terlalu rendah akan mengakibatkan kekurangan persediaan, sehingga permintaan konsumen tidak dapat dipenuhi segera, akibatnya adalah perusahaan dimungkinkan kehilangan pelanggan dan kehilangan keuntungan penjualan. Peramalan yang terlalu tinggi akan mengakibatkan terjadinya penumpukan persediaan, sehingga banyak modal yang terserap sia-sia. Keakuratan dari hasil peramalan ini berperan penting dalam menyeimbangkan persediaan dan maksimalisasi tingkat pelayanan.
Biaya
Biaya diperlukan dalam pembuatan suatu peramalan bergantung kepada jumlah item yang diramalkan, lamanya periode peramalan dan metode peramalan yang dipakai. Ketiga factor pemicu biaya tersebut akan mempengaruhi berapa banyak data yang dibutuhkan, bagaimana pengolahan datanya, yaitu secara manual atau komputerisasi, bagaimana penyimpanan datanya dan siapa tenaga ahli yang diperbantukan. Pemilihan metode peramalah harus disesuaikan dengan dana yang tersedia dan tingkat akurasi yang ingin didapat, misalnya item-item yang kurang penting bisa diramalkan dengan metode yang sederhana dan murah. Prinsip ini merupakan adopsi dari Hukum Pareto (Analisis ABC).
23 Tugas Akhir Penggunaan metode peramalan yang sederhana, mudah dibuat dan mudah
diaplikasikan akan memberikan keuntungan bagi perusahaan. Adalah percuma menggunakan metode yang canggih tapi tidak dapat diaplikasikan pada sistem perusahaan karena keterbatasan dana, sumberdaya manusia, maupun peralatan teknologi.
2.2.6. Pola Data Peramalan
Pola data dalam peramalan digunakan untuk mendukung pemilihan metode peramalan yang akan dipakai agar menghasilkan peramalan yang baik. Karena diperoleh dari metode peramalan yang tepat dan sesuai dengan pola data tersebut. Pola data dapat dikategorikan sebagai berikut :
1. Pola Horizontal (H), terjadi apabila data berfluktuasi disekitar nilai rata-rata yang konstan. Suatu produk yang tidak meningkat atau menurun selama waktu tertentu termasuk dalam jenis ini.
2. Pola Musiman (S), terjadi bila fluktuasi permintaan suatu produksi dapat naik turun disekitar garis trend dan biasanya berulang setiap tahun. Pola ini biasanya disebabkan oleh faktor cuaca, musim libur panjang dan hari raya keagamaan yang akan berulan secara periodic setiap tahunnya.
3. Pola Siklis (C ), terjadi bila datanya dipengaruhi oleh fluktuasi ekonomi jangka panjang yang berhubungan dengan siklus bisnis.
4. Pola Trend (T), terjadi bila terdapat kenaikan atau penurunan sekuler jangka panjang dalam data.
24 Tugas Akhir
2.2.7. Ukuran Akurasi Peramalan
Ukuran akurasi hasil peramalan yang merupakan ukuran kesalahan peramalan adalah ukuran tentang tingkat perbedaan antara hasil peramaalan
Pola Data Horizontal Pola Data Musiman
Pola Data Siklus Pola Data Trend
25 Tugas Akhir dengan permintaan yang sebenarnya terjadi. Ada 5 ukuran yang biasa digunakan,
yaitu :
1. Rata-rata Deviasi Mutlak ( Mean Absolute Deviation =MAD)
MAD merupakan rata-rata kesalahan mutlak selama periode tertentu tanpa memperhatikan apakah hasil peramalan lebih besar atau lebih kecil dibandingkan kenyataannya. Secara matematis, MAD dirumuskan sebagai berikut :
n F A MAD t t
Dimana : A = Permintaan Aktual pada periode-t
Ft = Peramalan permintaan ( forecast) pada periode –t n = Jumlah perioda peramalan yang terlibat
2. Rata-rata Kuadrat Kesalahan ( Mean Square Error = MSE)
MSE dihitung dengan menjumlahkan kuadrat semua kesalahan peramalan pada setiap periode dan membaginya dengan jumlah periode peramalan. Secara matematis, MSE dirumuskan sebagai berikut :
n F A MSE t t 2 ) (
26 Tugas Akhir
3. Rata-rata Kesalahan Peramalan ( Mean Forecast Error = MFE )
MFE sangat efektif untuk mengetahui apakah suatu hasil peramalan selama periode tertentu terlalu tinggi atau terlalu rendah. Bila hasil peramalana tidak bias maka nilai MFE akan mendekati nol. MFE dihitung dengan menjumlahkan semua kesalahan peramalan selama periode peramalan dan membaginya dengan jumlah periode peramalan. Secara matematis, MFE dinyatakan sebagai berikut :
MFE(At nFt)
4. Standard Error of Estimate ( SEE )
SEE = ∑ (At -Ft)2
√
( n – f )
Dimana:
f = derajat kebebasan – 1 : untuk data konstan – 2 : untuk data linier – 3 : untuk data kuadratis
27 Tugas Akhir
5. Rata-rata Persentase Kesalahan Absolute ( Mean Absolute Percentage
Error = MAPE )
MAPE merupakan ukuran kesalahan relative. MAPE biasanya lebih berarti dibandingkan MAD karena MAPE menyatakan persentase kesalahan hasil peramalan terhadap permintaan actual selama perioda tertentu yang akan memberikan informasi persentase kesalahan terlalu tinggi atau terlalu rendah. Secara sistematis, MAPE dinyatakan sebagai berikut :
t t t A F A n MAPE 100
Dalam laporan ini penulis menggunakan 3 ukuran akurasi peramalan yaitu SEE, MAD dan MAPE.
2.2.8. Verifikasi dan Pengendalian Peramalan
Langkah penting setelah peramalan adalah verifikasi peramalan sedemikian rupa sehingga dapat mencerminkan data masa lalu dan sistem sebab akibat yang mendasari permintaan itu. Sepanjang representasi peramalan tersebut dapat dipercaya dan sistem sebab akibat belum berubah, hasil peramalan akan terus digunakan. Jika selama proses verifikasi ditemukan keraguan atas validitas peramalan, maka harus dicari metode yang lebih cocok.
28 Tugas Akhir Validitas harus ditentukan dengan uji statistika yang sesuai.Setelah suatu
peramalan dibuat maka akan timbul pertanyaan kapankah suatu metode peramalan baru harus digunakan. Peramalan harus selalau dibandingkan dengna peramalan aktual secara teratur. Pada suatu saat harus diambil tindakan revisi terhadap peramalan tersebut apabila ditemukan bukti yang meyakinkan akan adanya perubahan pola permintaan. Selain itu penyebab perubahan pola permintaan pun harus diketahui. Penyesuaian metode peramalan dilakukan segera setelah perubahan pola permintaan diketahui. Terdapat banyak perkakas yang dapat digunakan untuk memverifikasi peramalamn dan mengamati suatu perubahan dalam sistem sebab akibat yang melatarbelakangi perubahan pola permintaan. Bentuk yang termudah dari cara pengendalian adalah peta kendali secara statistic yang digunakan dalam pengendalian kualitas. Salah satu peta yang dapat digunakan dimana terdapat suatu jumlah yang minimum adalah peta rentang bergerak (Moving Range).
2.2.9. Peta Rentang Bergerak (Moving Range)
Peta Moving Range dirancang untuk membandingkan nilai permintaan aktual dengan nilai peramalan. Dengan kata lain, kita melihat data permintaan actual dan membandingkannya dengan nilai peramalan dengan periode yang sama.Peta tersebut dikembangkan ke periode yang akan datang hingga kita dapat membandingkan data peramalan dengan permintaan actual.
29 Tugas Akhir Selama periode dasar (periode pada saat menghitung peramalan), peta
Moving Range digunakan untuk melakukan verifikasi teknik dan parameter peramalan. Setelah metode peramalan ditentukan, peta Moving Range digunakan untuk pengujian kestabilan sistem sebab akibat yang mempengaruhi permintaan. Moving Range didefinisikan sebagai :
MR = │(d’t - dt) – (dt-1 – dt-1 ) │
Rata-rata Moving Range didefinisikan sebagai :
MR =
∑
MRn-1
Garis tengah peta Moving Range adalah pada titiknol. Batas kendali atas dan bawah pada peta Moving Range adalah :
BKA = +2.66 MR BKB = - 2.66 MR
Perubahan atau perbedaan yang digambarkan pada Moving Range adalah : dt = d’t – dt
Jika ditemukan suatu titik yang berada diluar batas kendali pada saat peramalan diverifikasi, maka harus ditentukan apakah data harus diabaikan atau mencari peramalan baru. Jika ditemukan sebuah titik berada di luar batas kendali maka harus diselidiki penyebabnya. Jika semua titik berada di dalam batas kendali, diasumsikan bahwa peramalan perimntaan yang dihasilkan telah cukup
30 Tugas Akhir baik. Jika terdapat titik yang berada di luar batas kendali, jelas bahwa peramalan
yang didapat kurang baik dan harus direvisi.
2.2.10. Peta Moving Range Untuk Pengendalian Peramalan
Peta kendali dapat digunakan untuk mengetahui apakah terjadi perubahan sistem sebab akibat yang melatarbelakangi permintaan sehingga dapat ditentukan persamaan peramalan yang lebih cocok atas sistem sebab akibat saat ini. Telah disinggung sebelumnya bahwa peta Moving Range dapt digunakan sebagai alat untuk memperhatikan kestabilan sistem yang melatarbelakangi fungsi peramalan. Apabila terjadi kondisi diluar kendali, tindakan terhadap peramalan harus dilakukan. Dua tindakan yang dapat dilakukan adalah :
a. Merevisi peramalan dengan memasukan data dan sistem sebab akibat baru, atau b. Menunggu bukti lebih lengkap
2.3. Persediaan
Setiap perusahaan, baik yang bergerak di bidang perdagangan maupun pabrik selalu mengadakan persediaan.
Persediaan (inventory) dapat memiliki berbagai fungsi penting yang menambah fleksibilitas dari operasi suatu perusahaan dan dengan adanya persediaan dapat mempermudah dan memperlancar jalannya proses produksi. Jika tidak adanya persediaan perusahaan akan menghadapi berbagai masalah dimana proses produksi akan terganggu atau pun terhenti yang selanjutnya tidak dapat memenuhi keinginan pelanggan.
31 Tugas Akhir Persediaan (inventory) adalah sebuah persediaan dari material yang
digunakan untuk menunjang produksi atau untuk memenuhi permintaan pelanggan. Persediaan terdiri dari tiga bentuk sebagai berikut :
1. Bahan baku ( raw materials)
Bahan mentah yang akan diolah menjadi barang jadi, sebagai hasil utama dari perusahaan yang bersangkutan
2. Barang setengah jadi (semifinished products)
Hasil olahan bahan mentah sebelum menjadi barang jadi, yang sebagian akan diolah lebih lanjut menjadi barang jadi, dan sebagian kadang-kadang dijual seperti apa adanya untuk menjadi bahan baku perusahaan lain.
3. Barang jadi (finished Products)
Barang yang sudah selesai diproduksi atau diolah, yang merupakan hasil utama perusahaan yang bersangkutan dan siap untuk dipasarkan/dijual.
32 Tugas Akhir 2.3.2. Fungsi Persediaan
Adapun fungsi dan perbedaan persediaan :
1. Untuk menjamin kelancaran proses produksi
2. Untuk menghilangkan resiko keterlambatan dan kehabisan barang atau bahan-bahan yang dibutuhkan perusahaan.
3. Untuk memberikan pelayanan kepada konsumen/langganan sehingga kebutuhannya dapat dipenuhi tepat waktu.
Macam-macam persediaan yang umum dimiliki pada suatu perusahaan diantaranya berfungsi untuk sebagai berikut :
1. Working Stock (Cycle atau Size Stock)
Adalah persediaan yang diperlukan dan disimpan sebelum diperlukan agar pemesanan dapat dilakukan dalam bentuk lot sejumlah yang diinginkan.
Bahan
Baku Barang Jadi
Barang Setengah Jadi
PROSES
PRODUKSI
33 Tugas Akhir Ukuran lot ini bertujuan untuk meminimalisasi biaya pemesanan dan
penyimpanan, dan mendapatkanpotongan harga secara umum, jumlah rata-rata persediaan ditangan yang dihasilkan dari ukuran lot membentuk stok aktif suatu organisasi.
2. Safety Stock (Buffer atau Fluctuation Stock)
Adalah persdiaan yang disimpan untuk mengantisipasi kemungkinan supply dan demand yang tidak pasti. Dalam siklus pemenuhan kembali, stok ini berfungsi sebagai tameng terhadap kekurangan stok.
3. Anticipation Stock (Seasonal atau Stabilization Stock)
Adalah persediaan yang digunakan unuk menghadapi permintaan musiman yang memuncak, keperluan sampingan(promosi. Pemogokan buruh, penutupan karena libur). Stok ini disediakan atau diproduksi sebelum diperlukan dan dberkurang selama permintaan puncak, dengan harapan agar tingkat produksi rata-rata tetap tercapai dan jumlah tenaga kerja tetap stabil.
4. Pipeline Stock (Biasanya timbul sebagai stok transit dalam Work in Process).
Adalah persediaan yang ada dalam transit untuk mengetahui waktu yang dihabiskan untuk menerima material pada akhir input, mengirim material melewati proses produksi, dan mengirim hasil akhir pada akhir output. Secara eksternal stok pipeline adalah pesediaan pada truk, kapal dan
34 Tugas Akhir lain. Secara internal, saat diproses, menunggu saat diproses dan saat
dipindahkan.
2.3.3. Tujuan Persediaan Tujuan persediaan yaitu :
1. Untuk berlindung dari ketidakpastian
Dalam sistem persediaan terdapat bentuk ketidakpastian seperti dalam hal pemasokan, permintaan dan tenggang waktu pesanan. Stok pengaman dipertahankan dalam persediaan untuk berlindung dari ketidakpastian tersebut.
2. Untuk memungkinkan produksi dan pembelian ekonomis
Seringkali lebih ekonomis untuk memproduksi bahan dalam jumlah besar sebab periode waktu memproduksi barang relatif pendek dan kemudian tidak ada produksi lagi sehingga barang tersebut habis dipakai. Hal ini mengakibatkan biaya setup yang relatif lebih kecil dan memungkinkan penggunaan peralatan produktif yang sama untuk produk yang berbeda.
3. Untuk mengatasi perubahan yang diantisipasi dalam permintaan dan penawaran.
Perubahan yang sering terjadi dalam permintaan dan persediaan adalah jika harga atau ketersediaan bahan baku diperkirakan akan berubah. Perusahaan-perusahaan sering menyimpan stok bagi suatu produk yang
35 Tugas Akhir diminati, apabila kurun waktu pembuatan stok baru telah habis dan
masyarakat masih meminati maka kemungkinan stok tersebut dijual dengan harga tinggi.
2.3.4. Biaya-Biaya Dalam Sistem Persediaan
Biaya sistem persediaan secara umum adalah semua pengeluaran dan kerugian yang ditimbulkan sebagai akibat adanya persediaan. Biaya sistem persediaan terdiri dari biaya pembelian, biaya pemesanan, biaya simpan dan biaya kekurangan persediaan.Berikut ini akandiuraikan secara singkat masing-masing komponen biaya diatas.
1. Biaya pembelian (Purchasing Cost = c )
Biaya pembelian adalah biaya yang dikeluarkan untuk membeli barang. Besarnya biaya pembelian ini tergantung pada jumlah barang yang dbeli dan harga satuan barang. Biaya pembelian menjadi faktor penting ketika harga barang yang sudah dibeli tergantung pada ukuran pembelian. Situasi ini akan diistilahkan sebagai quantity discount atau price break dimana harga barang per unit akan turun bila jumlah barang yang dibeli meningkat. Dalam kebanyakan teori persediaan, komponen biaya pembelian tidak dimasukan ke dalam total biaya sistem persediaan karena diasumsikan bahwa harga barang per unit tidak dipengaruhi oleh jumlah barang yang dibeli sehingga komponen biaya pembelian untuk periode
36 Tugas Akhir wktu tertentu (misalnya satu tahun) konstan dan hal ini tidak akan
mempengaruhi jawaban optimal tentang berapa banyak barang yang harus dipesan.
2. Biaya Pengadaan (Procurement Cost)
Biaya pengadaan dibedakan atas 2 jenis asal usul barang : Biaya Pemesanan (Ordering Cost =k)
Biaya pemesanan adalah semua pengeluaran yang timbul untuk mendatangkan barang dari luar. Biaya ini meliputi biaya untuk menentukan pemasok (supplier), pengetikan pesanan, pengiriman pesanan. Biaya pengangkutan, biaya penerimaan dan seterusnya. Biaya ini diasumsikan konstan untuk setiap kali pesan.
Biaya Pembuatan (Setup Cost = k )
Adalah semua pengeluaran yang timbul dalam mempersiapkan produksi suatu barang. Biaya ini timbul di dalam pabrik yang meliputi biaya menyusun peralatan produksi, penyetelan mesin, mempersiapkan gambar kerja dan seterusnya. Karena kedua biaya tersebut mempunyai peran yang sama, yaitu pengadaan barang, maak kedua biaya tersebut disebut sebagai biaya pengadaan (procurement cost).
3. Biaya Penyimpanan (Holding Cost /Carrying Cost = h)
Biaya simpan adalah semua pengeluaran yang timbul akibat penyimpanan barang. Biaya ini meliputi :
37 Tugas Akhir Biaya Modal
Penumpukan barang di gudang berarti penumpukan modal, dimana modal perusahaan mempunyai ongkos (expence) yang dapat diukur dengan suku bunga bank. Oleh karena itu biaya yang ditimbulkan harus diperhitungkan dalam biaya sistem persediaan. Biaya modal diukur sebagai persentase nilai persediaan untuk periode waktu tertentu.
Biaya Gudang
Barang yang disipan memerlukan tempat penyimpanan sehingga timbul biaya gudang. Bila gudang dan peralatannya disewa, maka biaya gudangnya merupakan biaya sewa sedangkan bila perusahaan mempunyai gudang sendiri, maka biaya gudang merupakan biaya depresiasi
Biaya kerusakan dan penyusutan
Barang yang disimpan dapat mengalami kerusakan dan penyusutan karena beratnya berkurang ataupun jumlahnya berkurang karena hilang. Biaya kerusakan dan penyusutan biasanya diukur dari pengalaman sesuai dengan persentasenya.
Biaya kadaluwarsa (Absolence)
Barang yang disimpan dapat mengalami penuruan nilai karena perubahan teknologi dan model seperti barang-barang elektronik, Biaya kadaluawarsa biasanya diukur dengan besarnya penurunan nilai jual dari barang tersebut.