• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN MODUL AJAR BERBASIS PROJECT BASED LEARNING PADA MATA PLAJARAN MENGGABUNGKAN AUDIO KELAS XI MULTIMEDIA (Studi kasus: SMK Negeri 1 Sawan)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGEMBANGAN MODUL AJAR BERBASIS PROJECT BASED LEARNING PADA MATA PLAJARAN MENGGABUNGKAN AUDIO KELAS XI MULTIMEDIA (Studi kasus: SMK Negeri 1 Sawan)"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN MODUL AJAR BERBASIS PROJECT

BASED LEARNING PADA MATA PLAJARAN

MENGGABUNGKAN AUDIO KELAS XI MULTIMEDIA

(Studi kasus: SMK Negeri 1 Sawan)

Ni Komang Yesiati1, Gede Saindra Santyadiputra2, Dewa Gede Hendra Divayana3

Jurusan Pendidikan Teknik Informatika Universitas Pendidikan Ganesha

Singaraja, Bali

E-mail: yesigemini@gmail.com1, gsaindras@undiksha.ac.id2,

hendra.divayana@undiksha.ac.id3

Abstrak- Penelitian ini bertujuan untuk (1) menghasilkan rancangan dan mengimplementasikan modul ajar berbasis

project based learning pada mata pelajaran

menggabungkan audio kelas XI Multimedia di SMK Negeri 1 Sawan; (2) mengetahui respon siswa kelas XI Multimedia terhadap modul ajar berbasis project based learning pada mata pelajaran menggabungkan audio kelas XI Multimedia di SMK Negeri 1 Sawan. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian dan Pengembangan dengan model ADDIE (Analyze, design, Development,

Impementation, Evaluation). Penelitian ini

melibatkan siswa kelas XI Multimedia di SMK Negeri 1 Sawan. Teknik pengumpulan data yaitu wawancara, angket dan dokumentasi. Validasi modul ajar berbasis project based learning pada mata pelajaran menggabungkan audio diperoleh dari penilaian ahli dengan menggunakan angket. Kriteria modul ajar berbasis project based learning pada mata pelajaran menggabungkan audio diperoleh dari respon siswa yang dianalisis secara secara analisis deskritif Hasil penelitian dan pengembangan menunjukan bahwa modul ajar berbasis project based learning pada mata pelajaran menggabungkan audio dakam kriteria baik. Hasil yang diperoleh berdasarkan analisis uji ahli isi, uji ahli desain, dan uji ahli media. Berdasarkan pengujian pada tahap implementasi yaitu uji individu, uji kelompok kecil dan uji lapangan bahwa modul ajar berbasis project based learning pada mata pelajaran menggabungkan audio dalam kriteria baik. Dalam modul ini menggunakan model pembelajaran project based learning (PJBL) adapun tahapan-tahapan dari model pembelajaran ini yaitu (1) tahap eksplorasi (orientasi masalah), (2) tahap merencanakan

proyek, (3) tahap elaborasi (melakukan investigasi), (4) tahap Konfirmasi (Presentasi), (5) tahap evaluasi. Hasil analisis data respon siswa menunjukan rata-rata persentase 85.40% sehingga jika dikonversikan persentase tersebut dalam kualifikasi baik. Hasil uji efektifitas yang dianalisis menggunakan gain score menghasilkan 0.84 sehingga efektifitas modul dalam kategori tinggi

Kata kunci: modul ajar, menggabungkan audio, project based learning

Abstract- The purpose of this research are to (1) produce a design and implementation of the teaching module based on project based learning in combining audio subject in class XI Multimedia at SMK Negeri 1 Sawan. (2) to know the response of class XI Multimedia students about the teaching module according to the project based learning on the combining audio subject in class XI Multimedia at SMK Negeri 1 Sawan. The method of the research that is used in this research is Research and Development with ADDIE (Analyze, design, Development, Impementation, Evaluation). This research involves students of class XI Multimedia at SMK Negeri 1 Sawan. The techniques of data collection are interviews, questionnaires and documentation. The validation of the teaching module which is based on project based learning on combining audio subject is obtained from expert judgment by using a questionnaire. The criteria of teaching module based on project based learning on subjects combine audio obtained from students' responses which is analyzed by descriptive analysis The results of research and development shows that the teaching module based on project based learning on the subject combining audio subject has a good criteria.

(2)

The results obtained are based on the judgment of the content expert test analysis, design expert test, and media expert test. Based on testing on the implementation stage i.e. individual test, small group test and field test, it is show that the teaching module based on project based learning on the combine audio subject has a good criteria. This module is using project based learning model (PJBL), the stages of this learning model are (1) exploration stage (problem orientation), (2) project planning stage, (3) elaboration stage (investigation), (4) Confirmation stage (Presentation), (5) evaluation stage. The results of student response based on the data analysis shows that the average percentage is 85.40%, it can be classified as good qualification. The effectiveness of the test result that was analyzed by using gain score yielded 0.84, the module effectiveness can be classified as high category. Keyword: modules learning, audio combine, project based learning,

I. Pendahuluan

SMK Negeri 1 Sawan adalah salah satu Sekolah SMK yang ada di kabupaten Buleleng. Saat ini, SMK Negeri 1 Sawan memiliki tiga kompetensi keahlian, salah satunya adalah Multimedia. Dalam Kompetensi Keahlian Multimedia terdapat mata pelajaran produktif yaitu Menggabungkan Audio. Tujuan dari mata pelajaran produktif ini adalah memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan kreasinya dalam mengolah Audio, dimana keterampilan ini dapat dijadikan bekal untuk di terapkan di dunia kerja. SMK Negeri 1 Sawan menerapkan KTSP didalam pengajarannya. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah “kurikulum operasioanal yang disusun dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. KTSP mengutamakan active learning, yakni hubungan dua arah antara guru dengan peserta didik, student centered (peserta didik sebagai pusat pembelajaran) [1].

Menurut hasil penyebaran angket karakteristik pada siswa kelas XI Multimedia dengan jumlah siswa 30 orang siswa yaitu 1) siswa memiliki semangat yang tinggi dalam mengikuti mata pelaajaran menggabungkan audio, 2) siswa ebih banyak belajar dari internet dan penjelasan guru, 3) siswa masih kesulitan dalam belajar menggabungkan audio, 4) masih banyak siswa yang belum memiliki perangkat belajar sendri khususnya laptop sehingga siswa

menjadi kesulitan jika diminta mengerjakan tugas dirumah dan guru juga jadi terkendala dalam memberikan tugas kepada siswanya. 5) siswa masih belum maksimal dalam memanfaatkan buku penunjang lain yang berkaitan dengan pelajaran menggabungkan audio, 6) belum ada akses internet yang disediakan sekolah, sehingga siswa kesulitan dalam mencari sumber belajar selama di sekolah. 7) Siswa belum memiliki modul ajar mata pelajaran menggabungkan audio.

Sedangkan hasil wawancara dengan ibu Made Artika Winati Mapet, S.Pd yang merupakan pengajar mata pelajaran Menggabungkan Audio di SMK Negeri 1 Sawan yaitu :1) respon siswa terhadap mata pelajaran menggabungkan audio sangat baik. 2) Dalam mengajar guru biasanya menggunakan metode ceramah dan diskusi kemudian dilanjutkan dengan praktikum dan dibarengi dengan memberikan tutorial yang ada di flasdisk, 3) Media yang digunakan berupa media powerpoint dan sekali-sekali guru memberikan video tutorial. 4) Dalam praktikum tidak semua siswa memiliki laptop, sehingga guru berupaya menggunakan komputer yang disediakan di Lab komputer serta membentuk kelompok-kelompok kecil agar komputer mencukupi untuk semua siswa. 5) Menurut guru dalam mata pelajaran menggabungkan audio, kendala yang paling sering dihadapi yaitu kurangnya fasilitas sekolah khususnya dalam penyediaan bahan ajar. 6) Sekolah juga belum menyediakan layanan akses internet sehingga siswa tidak bisa mengakses materi tambahan selama di sekolah. 7) guru mengatakan setuju bila dibuatkan bahan ajar berupa Modul ajar, dimana menurut beliau modul ajar sangat membantu siswa dalam memahami pelajaran dan siswa bisa belajar secara mandiri.

Modul merupakan salah satu bentuk bahan ajar yang dikemas secara utuh dan sistematis, didalamnya memuat seperangkat pengalaman belajar yang terencana dan didesain untuk membantu peserta didik menguasai tujuan belajar yang spesifik [2]. [3] menyatakan bahwa strategi pengorganisasian materi pembelajaran pada modul mengandung squenceing yang mengacu pada pembuatan urutan penyajian materi. Dengan modul, peserta didik dapat mencapai taraf mastery (tuntas) dengan belajar secara individu.

Pembelajaran berbasis Project Based Learning merupakan suatu metode atau

(3)

pendekatan pembelajaran inovatif yang menekankan beajar kontekstual melalui kegitan-kegiatan yang kompleks. Lebih lanjut dijelaskan, pembelajaran berbasis Project Based Learning adalah penggunaan proyek sebagai model pembelajaran proyek yang dilakukan alam pembelajaran meletakan siswa dalam sebuah peran aktif untuk memecahkan masalah, mengambil keputusan, meneliti, dan membuat dokumen. [4]. Project Based Learning merupakan model pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada guru untuk mengelola pembelajaran di kelas dengan melibatkan kerja proyek. Kerja proyek memuat tugas-tugas yang kompleks berdasarkan pada pertanyaan dan permasalahan yang sangat menantang dan menuntut peserta didik untuk merancang memecahkan masalah, membuat keputusan, melakukan kegiatan investigasi, serta memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bekerja mandiri. Dengan adanya modul ajar berbasis Project Based Learning siswa dapat belajar secara mandiri dan bukan hanya sekedar belajar tetapi juga memahami tujuan pembelajaran secara nyata melalui produk yang dihasilkan yaitu berupa tugas proyek.

Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti berminat mengembangkan penelitian yang berjudul “pengembangan modul ajar berbasis project based learning pada mata pelajaran menggabungkan audio kelas xi multimedia smk negeri 1 sawan.”

II. Kajian Pustaka

A. Model Pembelajaran Project Based

Learning

Model pembelajaran berbasis proyek (PJBL) merupakan model baru dalam proses belajar mengajar, didasarkan pada konsep dasar, prinsip, dan paradigma. Menurut [5], metode ini mencoba untuk memotivasi siswa untuk melakukan penelitian yang mengarah ke kegiatan pemecahan masalah dan bermakna, memungkinkan mereka untuk mengalami secara independen, menambah pengetahuan mereka sebelumnya dan belajar dalam situasi alami dan kehidupan nyata.

Adpun unsur-unsur dari model pembelajaran ini yaitu: (1) Sintakmatik, (2) system social, (3) prinsip reaksi (4) system social, (5) dampak instruksional dan dampak pengiring. Tahapan- tahapan pada model pembelajaran ini dapat dilihhat pada table 1 Tabel 1. Tahapan Project based Learning

Tahapan Project Based Learning Tahap 1 (eksplorasi) Orientasi masalah Tahap 2 Membentuk kelompok, Merencanakan kegiatan kelompok Tahap 3 (Elaborasi ) Melakukan Investigasi Tahap 4 Merencanakan laporan Tahap 5 ( Konfirmasi) Presentasi laporan Tahap 6 Evaluasi

B. Mata Pelajaran menggabungkan Audio Mengabungkan Audio adalah salah satu mata pelajaran wajib paket keahlian Multimedia yang harus dicapai oleh siswa SMK. Mata pelajaran Animasi Menggabungkan Audio ini bertujuan memberikan pemahaman dan penguasaan pengetahuan dan keterampilan tentang konsep dasar audio. Pengenalan karakteristik software editing audio dalam menunjang pembelajaran menggunakan software Adobe Audition. Untuk dapat mengolah audio, siswa juga harus memahami langkah-langkah dalam proses pengolahan audio secara teoritis. Selain itu pada ujian akhir semester, siswa juga akan melakukan tes tertulis mengenai pemahaman siswa terhadap mata pelajaran tersebut.

Berdasarkan struktur kurikulum, mata pelajaran Menggabungkan Audio disampaikan di kelas XI semester 2 (dua) masing-masing 3 jam pelajaran. Guna mencapai standar kompetensi lulusan diterapkan metode pembelajaran dengan proposisi pembelajaran 30% teori dan 70% praktek. Penugasan dan pendalaman teori dilakukan selama praktek. Tujuan mata pelajaran menggabungkan audio di SMK Negeri 1 Sawan adalah peserta didik diharapkan memiliki kompetensi dalam hal mengasah keterampilan mengolah audio sesuai dengan ide dan kreatifitas masing-masing. C. Modul Ajar

Modul dapat diartikan sebagai suatu unit yang lengkap yang berdiri sendiri dan terdiri atas suatu rangkaian kegiatan belajar yang disusun untuk membantu siswa untuk mencapai sejumlah tujuan yang dirumuskan secara khusus dan jelas. Modul Ajar adalah suatu cara pengorganisasian materi pelajaran yang memperhatikan fungsi pendidikan [6] Strategi pengorganisasian materi pembelajaran mengandung squencing yang mengacu pada pembuatan urutan penyajian materi pelajaran, dan synthesizing yang mengacu pada upaya untuk menunjukkan

(4)

kepada pebelajar keterkaitan antara fakta, konsep, prosedur dan prinsip yang terkandung dalam materi pembelajaran D. Modul Ajar Berbasis Project Based

Learning Pada Mata Pelajaran

Menggabungkan Audio

Modul Ajar ini disusun berdasarkan Kurikulum KTSP yang menekankan pada konsep belajar Proses pembelajaran dengan model Project Based Learning (PJBL) bercirikan penonjolan pada tahap eklporasi, merencanakan kelompok, elaborasi, merencanakan laporan, dan konfirmasi Sehubungan dengan itu, beberapa ciri model pembelajaran project based learning (PJBL) dalam pembelajaran menggabungkan audio diantaranya adalah: materi pembelajaran menggabungkan audio berbasis pada fakta, atau peristiwa yang dapat diamati secara langsung atau pun tidak langsung dan dapat dijelaskan dengan logika atau penalaran tertentu. Materi pembelajaran juga mengandung konsep dan teori yang dapat dipertanggung-jawabkan. Mendorong dan menginspirasi siswa berpikir secara kritis dan kreatif, dalam memecahkan masalah, dan menerapkan materi pembelajaran.

Tujuan pembelajaran menggabungkan audio dirumuskan secara sederhana dan jelas, namun menarik dalam sistem penyajiannya. Proses pembelajaran menyentuh tiga ranah, yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara seimbang dan terpadu. Hasil akhir dari pembelajaran menggabungkan audio adalah membangkitkan imajinasi siswa untuk berkarya dalam menghasilkan produk-produk audio dan memiliki kecakapan dan pengetahuan untuk hidup secara layak (hard skills).

Berdasarkan hasil analisis dan konsep sap silabus kurikulum KTSP di SMK Negeri 1 Sawan maka dapat didefinisikan konsep pengembangan modul ajar mata pelajaran menggabungkan audio yaitu. modul ajar yang akan dikembangkan berupa media cetak yang berisi materi yang sesuai dengan model pembelajaran projet based learning (PJBL) yang berpedoman pada silabus, dan soal-soal tugas maupun evaluasi. Sehingga dengan modul ajar siswa diharapkan lebih aktif dan mandiri dalam proses pembelajaran.

Hasil akhir dari pengembangan modul ajar ini adalah berupa buku cetak yang nantinya bisa dijadikan sebagai bahan ajar dalam belajar menggabungkan audio III. Metodelogi

Pengembangan modul ajar berbasis project

based learning pada mata pelajaran menggbungkan audio kelas xi multimedia di SMK N egeri 1 Sawan menggunakan jenis penelitian dan pengembangan (Research and

Development). Desain pengembangan dalam

penelitian ini menggunakan model Analysis

Design Development Implementation Evaluation (ADDIE).

Gambar 1. Model Analysis Design Development Implementation Evaluation (ADDIE) [13]

1. Langkah-langkah Penerapan Model ADDIE

a. Anlysis (Analisis)

Tahap ini. Analsis ini digunakan untuk mengklarifikasi apakah ada masalah yang akan dihadapi sehingga nantinya dapat menemukan solusi yang tepat untuk menghadapi masalah dalam penyelenggaraan pembelajaran. Adapun hal-hal yang dilakukan analisis dalam pengembangan modul ajar ini antara lain: (1) analisis permasalahan siswa dan kebutuhan siswa pada kelas XI Multimedia di SMKN 1 Sawan dengan menggunakan angket karakteristik siswa,(2) Analisis kurikulum dilakukan untuk memetakan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) yang berkaitan dengan mata pelajaran menggabungkan audio dalam kurikulum sebagai dasar untuk membuat indikator dan tujuan pembelajaran modul (3) Analisis sumber belajar dilakukan untuk mengetahui situasi dan kondisi pembelajaran menggabungkan audio (4) Pengelolaan pembelajaran yang dilaksanakan di kelas XI Multimedia di SMKN 1 Sawan dilakukan di lab komputer

b. Design (Desain)

Pada tahap desain, penulis menetapkan desain pengembangan modul ajar dan desain

(5)

pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Dari tahapan ini diperoleh rancangan pengembangan modul yang terdiri dari menetapkan KI, KD dan materi pokok sesuai silabus serta rancangan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) c. Development (Pengembangan)

Pengembangan merupakan langkah ketiga dalam mengimplementasikan model desain sistem pembelajaran ADDIE. Pada tahap ini desain modul ajar yang berupa memetakan RPP ke modul ajar yang akan dijadikan pedoman untuk membuat modul ajar.

d. Implementation (Implementasi)

Tahap implementasi merupakan tahap tindak lanjut dari tahap pengembangan. Pada tahap impelemtasi peneliti menggandakan/ mencetak modul ajar dan melakukan diskusi dengan guru mata pelajaran tentang kekurangan yang ada pada modul ajar, dan sekaligus melakukan perbaikan, kemuadian yang terakhir yaitu melakukan implementasi di jurusan multimedia SMK Negeri 1 Sawan. Modul ajar dicetak dengan kertas ukuran a4 dengan jumlah 139 halaman, dimana dalam setiap kegiatan pembeljaran terdapat tahapan-tahapan model pembelajaran project based learning

e. Evaluation (Evaluasi)

Evaluasi merupakan suatu kegiatan untuk mengumpulkan, memahami, dan melaporkan hasil analisis tentang suatu program/objek tertentu sehingga hasilnya dapat digunakan untuk pertimbangan dalam mengambil suatu keputusan apakah program tersebut \dilanjutkan ataukah dihentikan [7]. Pengertian evaluasi tersebut juga sama dengan pendapat Divayana pada tahun 2017 yang memfokuskan pada tujuan utama evaluasi yaitu dalam rangka memperoleh pertimbangan mengambil suatu keputusan terhadap objek yang sedang dievaluasi.[8]

Evaluasi adalah suatu kegiatan untuk mengumpulkan, menganalisis, dan menyajikan informasi tentang suatu objek tertentu yang diteliti dan hasilnya dapat digunakan untuk pertimbangan dalam mengambil suatu keputusan [9] Evaluasi adalah suatu aktivitas dalam pengumpulan, penganalisiaan, dan penyajian informasi tentang suatu objek penelitian dan hasilnya dapat digunakan untuk mengambil suatu keputusan [10] Evaluasi adalah kegiatan pengumpulan data, analisis data dan data yang menyajikan informasi tentang

objek tertentu yang diteliti sehingga hasilnya dapat digunakan untuk mengambil keputusan [11]

Evaluasi adalah kegiatan yang terdiri dari proses pengumpulan, penggambaran, dan penjelasan berbagai informasi mengenai keefektifan sesuatu objek/hal yang dapat digunakan kemudian sebagai pertimbangan untuk membuat keputusan dan rekomendasi [12]

Evaluasi adalah suatu kegiatan untuk mengumpulkan, menganalisa, dan menyajikan informasi tentang suatu objek yang akan dievaluasi, dimana hasil evaluasi tersebut digunakan untuk pertimbangan dalam pengambilan keputusan yang tepat, akurat, dan dapat diandalkan.[13] Evaluasi adalah kegiatan untuk mengumpulkan, menganalisa, dan menyajikan, informasi tentang objek tertentu yang akan digunakan untuk pertimbangan dalam membuat keputusan yang tepat dan akurat [14] Evaluasi adalah kegiatan untuk mengumpulkan, menganalisa, dan menjelaskan secara komprehensif informasi tentang objek/program/kebijakan tertentu yang sedang dipelajari dan hasil evaluasi dapat digunakan untuk pertimbangan dalam pengambilan keputusan untuk melanjutkan atau menghentikan objek/program /kebijakan [15] Evaluasi adalah suatu kegiatan untuk mengumpulkan, menganalisis, dan menyajikan informasi tentang tingkat kualitas suatu objek tertentu yang diteliti berdasarkan kriteria atau tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya dan hasilnya dapat digunakan untuk pertimbangan dalam mengambil suatu keputusan [16]

Dari beberapa definisi tersebut, maka evaluasi merupakan suatu kegiatan yang bermaksud untuk mengumpulkan, menganalisis, menyajikan informasi tentang suatu objek/kebijakan/layanan/program tertentu yang hasilnya dapat digunakan sebagai pertimbangan/rekomendasi dalam pengambilan suatu keputusan yang tepat, handal dan didasarkan atas perhitungan yang akurat.Dalam penelitian ini, evaluasi formatif terus dilakukan di setiap tahap pengembangan. Adapun evaluasi formatif yang dilakukan, diantaranya:

1. Evaluasi Tahap Analisis

Evaluasi pada tahap analisis dilakukan dilakukan dengan cara pengisisan instrument evaluasi oleh ahli isi. Uji ahli isi dilakukan untuk mengetahui kesesuaian

(6)

isi modul ajar berbasis project based learning pada mata pelajaran menggabungkan audio kelas XI multimedia di SMK Negeri 1

2. Evaluasi Tahap Desain

Evaluasi pada tahap design dilakukan dengan cara pengisian instrument evaluasi desain oleh ahi desain. Adapun aspek yang dievaluasi dalam tahap desain adalah pemilihan model pembelajaran, rancangan RPP dan Rancangan modul ajar.

3. Evaluasi Tahap Pengembangan

Evaluasi pada tahap development dilakukan dengan cara pengisian instrument evaluasi development oleh ahli media. Aspek yang yang dievaluasi dalam tahap pengembangan adalah ketepatan dalam memetakan rpp ke modul ajar 4. Evaluasi Tahap Implementasi

Evaluasi pada tahap implementation dilakukan dengan cara pengisian angket uji ahli dan angket respon siswa. Evaluasi pada tahap implementasi adalah evaluasi akhir pada modul ajar menggabungkan audio.

2. Teknik Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan untuk dianalisis dalam penelitian ini meliputi informasi tentang sumber belajar, data kevalidan modul ajar serta respon siswa Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Teknik Pengumpulan Data

No Jenis Data Meto de Alat Pengumpul an Data 1 Informasi tentang sumber belajar Wawa ncara Pertanyaan wawancara 2 Karakteris tik pembelaja ran Angke t Angket 3 Kevalidan modul Angke t Angket 3. Validasi Modul

Validasi modul diuji oleh ahli isi (expert judgement), ahli desain, ahli media, dan menganalisis efektifitas penggunaan modul. Validasi isi, ahli desain, ahli media, dilakukan dengan menggunakan angket Pemberian validasi modul dihitung dengan rumus [17]

% 100 x al Skormaksim Jumlahskor Persentase 

4. Validasi Respon Siswa

Validasi respon siswa dilakukan oleh siswa dengan tiga tahapan yaitu, uji perorangan, uji kelompok kecil, dan uji kelompok besar/ lapangan. Validasi respon siswa dilakukan dengan menggunakan angket. Pemberian respon siswa dihitung dengan Persamaan [7].

% 100 x al Skormaksim Jumlahskor Persentase  5. Uji Efektifitas

Uji efektifitas dilakukan pada saat uji lapangan. Pengujian efektifitas modul ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa sebelum dan sesudah menggunakan modul. Efektifitas penggunaan modul dilakukan melalui pretest dan post test. Sebelum menggunakan modul siswa diberikan pretest. Setelah menggunakan modul siswa diberikan post test. Untuk menganalisis data hasil pretest dan post test digunakan gain score

Spre Smaks Spre Spost gain   

IV. Hasil dan Pembahasan A. Hasil Penelitian

Hasil penelitian yang telah dilakukan adalah sebuah Modul Ajar yang valid pada mata pelajaran menggabungkan audio untuk siswa kelas XI jurusan Multimedia di SMK Negeri 1 Sawan. Pengembangan modul ajar berbasis project based learning pada mata pelajaran menggabungkan audio menggunakan model pengembangan ADDIE. Melalui tahapan pengembangan ADDIE telah dihasilkan sebuah modul ajar yang diharapkan dapat digunakan sebagai bahan dan sumber belajar siswa di sekolah dalam kegiatan pembelajaran mata pelajaran menggabungkan audio.

Modul ajar yang bisa digunakan sebagai bahan dan sumber belajar di sekolah tentunya modul ajar tersebut harus dinyatakan valid, untuk itu modul ajar harus mengalami proses validasi uji ahli oleh para ahli maupun siswa. Dalam pengembangan modul ajar berbasis project based learning ini dilakukan pengujian oleh para ahli yaitu ahli isi, ahli desain, dan ahli media. Ahli isi akan di uji oleh dua ahli yaitu satu orang diambil dari guru pengampu mata pelajaran menggabungkan audio di SMK Negeri 1 Sawan, dan satu orang ahli isi yang lain diambil dari dosen yang telah berpengalaman mengenai menggabungkan audio. Dimana dosen ini saya pilih dari jurusan Pendidikan Teknik Informatika. Kemudian untuk ahli desain dan ahli media penulis memilih dosen dari jurusan Pendidikan Teknik Informatika

(7)

yang telah berpengalaman dibidang desain. Pengujian terhadap siswa dilakukan melalui validasi perorangan (evaluasi satu -satu), validasi kelompok kecil, dan validasi lapangan. Adapun hasil pengujian yang dimaksud adalah sebagai berikut.

1. Uji Ahli Isi

Uji ahli isi dilakukan pada seluruh bagian materi dari modul ajar yang dikembangkan. Uji ahli isi yang dilakukan bertujuan untuk mendapatkan validasi dari segi sisi atau materi yang disajikan pada modul ajar menggabungkan audio. Adapun hasil yang dipat dari dua uji ahli isi dapat dilihat pada table 3

Tabel 3. Hasil Uji Ahli Isi

No Ahli Skor Kriteria 1 Ahli isi

1

89.17% Baik, tidak perlu direvisi

2 Ahli isi 2

84.17% Baik, tidak perlu direvisi

2. Uji ahli Desain

Uji coba yang dilakukan oleh ahli desain brtujuan untuk mendapatkan validasi modul dari segi desain pembelajarn yang terdapat pada desain modul ajar menggabungkan audio. Adapun desain pembelajaran pada modul ajar menggabungkan audio adalah menggunakan model pembelajaran project base learning (PJBL). Adapun hasil yang dipat dari uji ahli desain dapat dilihat pada table 4

Tabel 4. Hasil Uji Ahli Media

No Ahli Skor Kriteria 1 Ahli desain 93.33% Sangat baik, tidak perlu direvisi 3. Uji Ahlimedia

Uji coba yang dilakukan oleh ahli media bertujuan untuk mendapatkan validasi modul dari segi tampilan modul. Adapun hasil yang dipat dari uji ahli media dapat dilihat pada table 5

Tabel 5 Hasil Uji Ahli Media

No Ahli Skor Kriteria 1 Ahli media 93.33% Sangat baik, tidak perlu direvisi a. Uji perorangan

Setelah melalui tahapan pengujian para ahli, modul ajar telah direvisi berdasarkan atas komentar dan saran dari ahli isi, ahli desain,

ahli media selanjutnya dilakukan validasi perorangan (evaluasi satu-satu). Adapun aspek yang dicari dalam validasi perorangan (evaluasi satu-satu) ini meliputi (1) tampilan, (2) penyajian materi, dan (3) manfaat dari modul yang sudah dikembangkan.

b. Uji Kelompok Kecil

Setelah melalui tahapan pengujian perorangan dilakukan validasi kelompok kecil. Hasil yang diperoleh dalam uji individu yaitu sebesar 78.40% dan jika dikonversikan, dalam kategori baik. Rekapitulasi tingkat pencapaian disajikan dalam bentuk pie chart pada Gambar 2

Gambar 2. Tingkat Pencapaian Modul Berdasarkan Hasil Uji Kelompok Kecil c. Uji Lapangan

Setelah melakukan validasi kolompok kecil tidak direvisi karena dilihat dari komentar-komentar siswa yang tidak memberikan saran perbaikan terhadap modul ajar menggabungkan audio. Menyikapi hal tersebut modul ajar menggabungkan audio sudah siap diuji cobakan ke siswa dengan menerapkan modul tersebut dalam pembelajaran. Adapun hasil yang didapat yaitu sebesar 85. 40% berdasarkan Rekapitulasi tingkat pencapaian disajikan dalam bentuk pie chart pada Gambar 3

Gambar 4. Tingkat Pencapaian Film

Berdasarkan Hasil Uji Lapangan d. Uji Efektifitas

Uji efektifitas dilakukan dengan memberikan pretest dan pos test. Sebelum uji lapangan siswa diberikan pr test. Setelah uji

(8)

lapangan siswa diberikan post test. Masing-masing tes terdiri dari 10 (sepuluh) soal objektif. Jika siswa menjawab dengan benar maka diberikan skor 10 pada tiap-tiap soal (Lampiran 23). Jika siswa siswa menjawab seluruh soal dengan benar maka skor maksimal yang diperoleh oleh siswa adalah 100 hasil dari uji efektifitas dapat dilihat pada tabel 6

Tabel 6. Hasil Uji Efektifitas Jumlah Soal Responden Skor Pretest Skor Postest 25 15 440 1200 Smaks 13350 g 0.84 B. Pembahasan

Berdasarkan analisis yang dilakukan terhadap uji ahli melalui instrumen berupa angket, adapun hasil yang diperoleh dari analisis data ahli isi 1 adalah sebesar 89.17%, dan uji ahli isi 2 sebesar 8.17%, dari kedua hasil ahli isi tersebut diperoleh rat-rata-rata dengan hasil 86.67%. dan dapat dikonversikan pada kualifikasi baik dan tidak perlu direvisi. Hasil ini menunjukan bahwa kesesuaian modul ajar menggabungkan audio dengan aspek-aspek modul sebagai bahan ajar dilihat dari segi isi materi yang disajikann dalam modul ajar sudah sesuai. Aspek-aspek yang diuji yaitu aspek kelayakan isi aspek kebahasaan, dimana pada aspek ini ini kedua ahli isi memberikan skor yang dapat dikonversikan dalam kategori baik. Hal ini dibuktikan dengan materi yang diinformasikan dinilai oleh kedua ahli isi sudah sesuai dengan KD dan indikator pembelajaran yang tertuang dalam setiap kegiatan pembelajaran, kemudian materi yang diinformasikan dinilai sudah sesuai dengan teori-teori dalam pembelajaran, dan modul ajar menggabungkan adio dinilai bermanfaat untuk penambahan pengetahuan siswa

Modul ajar selanjutnya diuji cobakan pada ahli desain. Uji ahli desain. Uji ahli desain dilakukan terhaap uji ahli desain melalui instrumen berupa angket. Berdasarkan analisis data yang dilakukan terhadap uji ahli desain maka hasil yang diperoleh pada saat uji coba adalah sebesar 93.3% dan ketika dikonversikan pada tabel konversi, modul ajar menggabungkan audio berada pada kualifikasi sangat baik dari segi desain pembelajaran. Hasil ini menunjukan bahwa modul ajar menggabungkan audio

sudh memenuhi aspek-aspek modul sebagai bahan ajar dari segi desain pembelajaran, yaitu aspek penyajian,dan aspek kebahasaan. Ahli desain memberikan skor yang dapat dikonversikan dalam kategori sangat baik.hal ini dibuktikan dengan asil penilaian yang diberikan oleh ahli desain menunjukan bahwa teknik penyajian materi dalam modul ajar sudah sesuai.

Berdasarkan analisis yang dilakukan terhadap uji ahli media pembelajaran melalui instrumen berupa angket, hasil yan diperoleh analisis data ahli media yaitu sebesar 93.33% dan etika dikonversikan pada tabel konversi berada pada kualifikasi sangat baik. Hasil ini menunjukan bahwa modul ajar menggbungkan audio sudah memenuhi aspek-aspek sebagai bahan ajar. aspek-aspek tersebut yaitu aspek ukuran buku, desain cover buku,dan desain isi buku. Ahli media memberikan skor yang dapat dikategorikan berada pada kualifikasi sangat baik.

Pada tahap evaluasi juga dilaksanakan terhadap siswa melalui uji perorangan, uji kelompok kecil dan uji kelompok besar. Tujuan dari evaluasi ini adalah untuk mendapatkan umpan balik dari siswa sekaligus mengetahui respon siswa terhadap modul ajar menggabungkan audio. Uji perorangan (satu-satu) dilakukan kepada tiga peserta didik secara indivdual. Peserta didik yang dipilih adalah yang mempunyai ciri-ciri seperti populasi sasaran. Ketiga peserta didik tersebut berasal dari peserta didik yang mempunyai kemampuan sedang, di atas sedang, dan di bawah sedang sehingga dapat dipandang sebgai sampel yang representatif. Hasil dari evaluasi satu-atu adalah berupa wawancara dimana siswa mengatakan bahwa modul ajar menggabungkan audio suah baik dilihat dari komentar siswa yang tidak memberikan saran perbaikan pada modul ajar maka modul ajar tidak direvisi. Setelah melakukan uji perorangan (satu-satu), modul ajar menggabungkan audio di ujikan lagi dengan menggunakan sekelompok kecil peserta didik yang terdiri atas 9 (sembilan) orang. Hasil dari uji kelompok kecil adalah sebesar 78.40% dengan kualifikasi baik. Dilihat dari komentar siswa yang tidak memberikan saran perbaikan pada modul jar maka modul ajar tersebut tidak direvisi. Selanjutnya

(9)

peneliti melakukan uji coba lapangan yang dilakukan kepada 15 (lima belas) orang siswa. Hasil uji lapangan adalah sebesar 85.40% yang berada pada kualifikasi baik. Kualifikasi baik terlihat dari hasil uji efektifitas siswa bahwa terjadi peningkatan kemampuan siswa dalam hal menjawab soal-soal yang diberikan terkait dengan pretest dan post test. Pretest dilakukan sebelum siswa menggunakan modul ajar. Fungsi dari pretest ini adalah untuk mengetahui hasil test jika siswa belum membaca modul ajar tersebut dan skor yang dihasilkan dalam pre test ini adalah 440. Kemudian jika hasil telah didapatkan maka siswa diberikan modul ajar untuk melakukan validasi lapangan dan hasil yang didapatkan sudah dijelaskan sebelumnya. Langkan yang terakhir yaitu melakukan post test kepada 15 (lima belas) siswa dengan orang yang sama dan soal yang sedikit berbeda tetapi masih dalam ranah yang sama. Hal ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh modul ajar tersebut ketika siswa sudah membaca moul ajar yang telah peneliti berikan pada saat uji lapangan. Hasil yang didapatkan saat melakukan post test yaitu 1.350. jadi dari hasil pre test dan post test yang telah dilakukan maka didapatkan gain scrore 0.84, dimana hasil tersebut menunjukan bahwa modul ajar menggabungkan audio dalam kategori tinggi.

V. Simpulan

Kesimpulan yang diperoleh dari hasil dan pembahasan penelitian pengembangan modul ajar berbasis project based learning pada mata pelajaran menggabungkan audio kelas XI multimedia di SMK Negeri 1 Sawan, antara lain adalah sebagai berikut

1. Perancangan modul ajar berbasis project based learning pada mata pelajaran menggabungkan audio kelas XI multimedia di SMK Negeri 1 Sawan sudah berhasil dilaksanakan menggunakan model ADDIE Berdasarkan hasil uji efektifitas yang diperoleh melalui pretest dan post test kemudian dianalisis menggunakan gain score diperoleh hasil sebesar 0,79 sehingga efektifitas modul ajar menggbungkan audio dalam kategori tinggi

2. Adapun respon siswa terhadap desain instruksional mata pelajaran penggunaan peralatan tata cahaya di SMK Negeri 1

Sawan, melalui uji lapangan siswa memberikan penilaian dengan rata-rata persentase 85.40% sehingga jika dikonversikan persentase tersebut dalam kualifikasi baik.

Referensi

[1] Depdiknas. (2007). Panduan Kurikulum KTSP. Dirjen Dikdasmen Direktorat Pembinaan SMA.

[2] Adiputra. (2015). Pengembangan E-Modul pada Materi “Melakukan Instalasi Sistem Operasi Jaringan Berbasis GUI dan Text” untuk Siswa Kelas X Teknik Komputer dan Jaringan SMK Negeri 3 Singaraja. Karmapati Pendidikan Teknik Informatika. [3] Depdiknas. (2008). Panduan Pengembangan

Bahan Ajar. Dirjen Dikdasmen Direktorat Pembinaan SMA.

[4] Khamdi, W. (2007). Pembelajaran Berbasis Proyek Model Potensial untuk Peningkatan Pembelajaran.

[5] Blumenfield. (2013). Motivating Project Based Learning. In Bagheri, Supporting The Learning Education Psychologist.

[6] Santyasa, I Wayan. 2009. “Metode Penelitian Pengembangan dan Teori Pengembangan Modul”. Makalah Disajikan dalam Pelatihan bagi Para Guru TK, SMP,SMA, dan SMK tanggal 12-14 Januari di Kecamatan Nusa Penida Kabupaten Klungkung, Undiksha Singaraja.

[7] D.G.H. Divayana & G.A.D. Sugiharni,“Evaluasi Program Sertifikasi Komputer Pada Universitas Teknologi Indonesia Menggunakan Model CSE-UCLA”, Jurnal Pendidikan Indonesia, Vol.5, No. 2, 2016, pp. 865–872.

[8] D.G.H. Divayana. “Evaluasi Pelaksanaan Blended Learning di SMK TI Udayana Menggunakan Model CSE-UCLA”, Jurnal

Pendidikan Vokasi, Vol. 7, No. 1, 2017,

pp. 64-77.

[9] D.G.H Divayana, “Penggunaan Model CSE-UCLA Dalam Mengevaluasi Kualitas Program Aplikasi Sistem Pakar”, SNATIA, 2015, pp.165-168.

[10] D.G.H. Divayana, “Evaluasi Program Penanggulangan HIV/AIDS Dengan Model CIPP Berbantuan Komputer”, Konferensi Nasional Sistem & Informatika, 2015, pp. 442-446.

(10)

[11] D.B. Sanjaya, and D.G.H. Divayana, “An Expert System-Based Evaluation of Civics Education as a Means of Character Education Based on Local Culture in the Universities in Buleleng”, International

Journal of Advanced Research in Artificial Intelligence, Vol. 4, No. 12, 2015, pp.

17-21.

[12 I.P.W. Ariawan, D.B. Sanjaya, and D.G.H. Divayana, “An Evaluation of the Implementation of Practice Teaching Program for Prospective Teachers at Ganesha University of Education Based on CIPP-Forward Chaining”, International

Journal of Advanced Research in Artificial Intelligence, Vol. 5, No. 2, 2016, pp. 1-5.

[13] D.G.H. Divayana, D.B. Sanjaya, A.A.I.N. Marhaeni, and I.G. Sudirtha, “CIPP Evaluation Model Based on Mobile Phone in Evaluating the Use of Blended Learning Platforms at Vocational Schools in Bali”,

Journal of Theoretical and Applied Information Technology, Vol. 95, No. 9,

2017, pp. 1983-1995.

[14] D.G.H. Divayana, and D.B. Sanjaya, “Mobile Phone-Based CIPP Evaluation Model in Evaluating the Use of Blended Learning at School in Bali”, International

Journal of Interactive Mobile Technologies, Vol. 11, No. 4, 2017, pp.

149-159.

[15] D.G.H. Divayana, I.M. Ardana, and I.P.W. Ariawan, “Measurement of Effectiveness of A Lecturer in Transferring Algebra Knowledge Through of Multimedia Facilities by Using Certainty Factor-Formative-Summative Model”, Journal of

Theoretical and Applied Information Technology, Vol. 95, No. 9, 2017, pp.

1963-1973.

[16] D.G.H. Divayana. Evaluasi Program Perpustakaan Digital Berbasis Sistem Pakar pada Universitas Teknologi Indonesia. Jakarta: Universitas Negeri Jakarta, 2016.

[17] Kertiasih, Ni Ketut. 2011. Pengembangan E-Learning MPK Bahasa Indonesia Menggunakan Model ADDIE untuk Perkuliahan di Universitas Pendidikan Ganesha. Program Studi Teknologi Pembelajaran, Program Pasca Sarjana, Universitas Pendidikan Ganesha.

(11)

Gambar

Tabel 2. Teknik Pengumpulan Data  No  Jenis  Data  Metode  Alat  Pengumpul an Data  1  Informasi  tentang  sumber  belajar   Wawa ncara   Pertanyaan  wawancara   2  Karakteris tik  pembelaja ran  Angket  Angket  3  Kevalidan  modul   Angket   Angket   3
Tabel 3. Hasil Uji Ahli Isi
Tabel 6. Hasil Uji Efektifitas  Jumlah  Soal  Responden  Skor  Pretest  Skor  Postest  25  15  440  1200  Smaks  13350  g  0.84  B

Referensi

Dokumen terkait

8wood Teleindo terdapat hanya dua pihak yang ada di dalam perjanjian tersebut yaitu : supplier yang dalam hal ini sebagai produksi dan penyuplai barang sebagai pihak

Analisis gradien hubungan linear antara variabel PDRB dan konsumsi total BBM untuk kota sedang dan kota besar, konsumsi BBMnya meningkat lebih cepat dibanding

Pengelompokan waktu pengamatan berdasarkan kelimpahan fitoplankton menunjukkan adanya 2 kelompok, yaitu kelompok I (Juni-September) dan kelompok II (Oktober).

memang harus ada di dalam jual beli lada agar harga yang akan diberikan. waktu transaksi tidak berbeda mungkin yang tidak boleh itu kalau

Dengan demikian, perubahan tersebut semakin memperjelas peran dan fungsi pesantren sebagai lembaga pendidikan yang tidak hanya fokus pada pemahaman keagamaan, tetapi juga,

Menyerahkan 4 (empat) eksemplar proposal tesis yang telah disetujui dan ditandatangani oleh dosen pembimbing untuk mengikuti ujian seminar proposal2.

melalui bank yang disebut Opening Bank atau issuing Bank sedangkan bank eksportir merupakan bank. pembayar terhadap barang

Dari hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa pembelajaran dengan pendekatan keterampilan proses dapat membantu peserta didik untuk meningkatkan kemampuan