• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sektor yang mendorong perekonomian di Indonesia salah satunya ialah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sektor yang mendorong perekonomian di Indonesia salah satunya ialah"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1

Sektor yang mendorong perekonomian di Indonesia salah satunya ialah sektor pertanian, Indonesia sendiri merupakan negara agraris yang masyarakatnya pada umumnya berprofesi sebagai petani karena Indonesia kaya akan kondisi alamnya, dalam mendorong pembangunan perekonomian nasional salah satunya ialah menghasilkan produk-produk pertanian yang bermutu. Hal ini tentunya untuk mensetarakan seluruh perekonomian nasional baik di kota maupun desa, maka dari itu usaha pertanian ini perlu didorong agar perekonomian masyarakat di seluruh kawasan Indonesia dapat meningkat lebih baik.

Indonesia mempunyai potensi yang bagus di bidang pertanian. Hal ini bisa terbukti saat terjadinya krisis ekonomi yang dialami Indonesia pada tahun 1997. Di saat krisis tersebut, sektor pertanian meningkat pertumbuhannya dan menjadi penompang ekonomi masyarakat, sementara sektor lain pertumbuhannya menurun (Dwiyatmo, 2006: 1).

Pentingnya sektor pertanian dilandasi atas dasar alasan-alasan sebagai berikut: (1) Potensi sumber dayanya baik, (2) Memberikan dampak baik yang besar terhadap pendapatan nasional, (3) Jumlah masyarakat yang menompang kehidupan ekonominya pada sektor pertanian besar, (4) Sektor ini menjadi yang utama untuk pertumbuhan ekonomi di pedesaan (Dwiyatmo, 2006: 1).

(2)

Mengingat pentingnya sektor pertanian sebagai pendorong perekonomian nasional dalam meningkatkan pendapatan masyarakat maupun dalam mengoptimalkan fungsi sumber daya alam nasional, maka sektor pertanian sudah sewajarnya menjadi penggerak perekonomian nasional menjadi lebih maju. Pembangunan perekonomian nasional harus lebih difokuskan pada sektor pertanian untuk menghasilkan (output) yang berkualitas. (Solahuddin, 2009: 83)

Upaya dalam pembangunan pertanian di Indonesia agar produk pertanian secara kualitas dan kuantitas dapat meningkat lebih bagus maka diperlukannya peran dari pemerintah melalui kebijakan-kebijakan yang direalisasikan dalam pemerataan swasembada pangan. Kebijakan pemerintah yang ditujukan untuk memberikan insentif bagi peningkatan produksi pangan, terutama beras diantaranya adalah: (a) Peningkatan harga dasar gabah; (b) Penghapus tagihan tunggakan KUT; (c) Melaksanakan koordinasi dengan PT Pupuk agar pengadaan dan distribusi pupuk ke petani dapat dipercepat; (d) Tetap mempertahankan pupuk bersubsidi (Solahuddin, 2009: 80-81).

Peran masyarakat sendiri juga dibutuhkan dalam menjaga kesuburan faktor tanah, berperan dengan berpikir lebih maju dalam memperluas pasar semisal mencari celah peluang masuknya produksi agar bisa memperoleh harga jual tinggi dan masyarakat yang berprofesi petani harus berusaha secara maksimal dalam proses produksi agar menghasilkan produk yang bermutu baik agar mampu bersaing di pasar. Pembangunan sektor pertanian merupakan inti dari kesejahteraan petani.

(3)

Proses produksi yang dilakukan petani untuk mengembangkan sektor pertanian terdapat beberapa jenis masukan (input) seperti lahan, modal, tenaga kerja, pupuk, pestisida dan lain sebagainya. Faktor-faktor tersebut saling berkaitan, Input tersebut setelah melewati proses produksi menghasilkan output hasil produksi seperti padi, jagung, bawang merah, kentang dan lain sebagainya yang merupakan kebutuhan bagi masyarakat. Beberapa input yang sudah disebutkan tersebut menjadi variabel dalam faktor-faktor yang mempengaruhi produksi, variabel yang terpilih antara lain:

Faktor produksi tanah terdiri atas kandungan air, sinar matahari, temperatur dan faktor alam lainnya. Tanah/Lahan merupakan faktor yang sangat penting dalam usaha tani, Tanah digunakan untuk menaruh bibit (bercocok tanam) yang kemudian akan menghasilkan ouput (hasil panen) (Hasanah, 2007: 21).

Produksi usaha tani juga ada faktor modal. Modal adalah hal yang paling utama dalam memulai suatu jenis usaha, modal ini digunakan sebagai inti dalam berdagang dengan membayar uang, yang kemudian dapat digunakan untuk menghasilkan sesuatu untuk menambah pendapatan (Nugroho, 2011: 9).

Faktor usaha tani yang membantu petani dalam proses produksi ialah faktor tenaga kerja, faktor tenaga kerja merupakan hal terpenting bagi usaha tani, tanpa adanya tenaga kerja proses produksi juga tidak akan berjalan, Dalam usaha tani tenaga kerja merupakan pekerja manusia yang akan menjalankan kegiatan dalam proses produksi, maka dari itu diperlukan perencanaan terlebih dahulu dalam penggunaan tenaga kerja, apakah akan menggunakan tenaga kerja dari luar atau keluarga saja. Penggunaan tenaga kerja dari luar tentunya akan

(4)

mempengaruhi tingkat upah lebih tinggi dibanding keluarga (Dwiyatmo, 2006: 12).

Kabupaten Nganjuk yang merupakan salah satu kabupaten di Indonesia memiliki potensi yang bagus dalam usaha tani. Kabupaten nganjuk ini memiliki luas lahan pertanian sekitar 39.890,00 Ha (BPS Nganjuk Dalam Angka, 2017), lahan pertanian tersebut cukup subur untuk bercocok tanam, tak heran mayoritas penduduk di Kabupaten Nganjuk menyambung hidupnya dengan bertanam atau sebagai petani, salah satu tanaman yang kebanyakan di produksi yaitu Padi dan Jagung, tergantung musim yang cocok untuk bertanam. Kesejahteraan Masyarakat lebih bergantung pada sumber daya pertanian yang ada dan memanfaatkan potensi yang ada pada daerahnya. Berikut adalah data luas panen dan tanam padi sawah di Kabupaten Nganjuk:

Tabel 1.1. Luas Panen dan Produksi Padi Sawah di Kabupaten Nganjuk

Sumber : BPS (Nganjuk Dalam Angka 2017)

Berdasarkan Tabel 1.1 rata-rata produksi padi sawah di Kabupaten Nganjuk mengalami fluktusi dari tahun ke tahun, pada tahun 2013 rata-rata produksi padi sawah menurun sekitar 66,45 kuintal per hektar daripada tahun sebelumnya 2012 sebesar 68,85 kuintal per hektar, turun 2,4 persen dibanding tahun sebelumnya. Pada tahun 2014 mengalami kenaikan menjadi 67,25 kuintal per hektar, naik sebesar 0,8 persen dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2015 naik

Tahun Luas Panen Padi Produksi Padi Rata-Rata (Kw/Ha)

2012 73.306 5.047.049,75 68,85

2013 78.316 5.203.874,54 66,45

2014 76.858 5.209.503,96 67,25

2015 87.071 5.891.234,56 67,60

(5)

hanya seperkian persen menjadi 67,60 kuintal per hektar, naik sebesar 0,35 persen. Lalu pada tahun 2016 mengalami penurunan lagi menjadi 67,10 kuintal per hektar, turun sebesar 0,50 persen dari tahun sebelumnya.

Hal ini berarti dari tahun ke tahun luas rata-rata produksi padi sawah di Kabupaten Nganjuk masih mengalami fluktuasi, setiap penurunan produksi yang terjadi bisa dikarenakan kurang optimalnya faktor-faktor produksi (input) padi dan bisa juga dikarenakan oleh kebutuhan masyarakat untuk pangan menurun kapasitasnya. Sedangkan kenaikan yang terjadi membuktikan bahwa masyarakat nganjuk lebih bergantung terhadap tanaman padi terutama dalam hal pangan dan ekonomi.

Pertanian pada suatu wilayah (desa) tercantum dalam Undang-Undang tentang penataan ruang menyebutkan bahwa wilayah desa adalah wilayah fungsional yang kegiatan utama masyarakatnya ialah bertani. Oleh karena itu, perencanaan pembangunan diharuskan akan mampu menjawab masalah pembangunan di perdesaan (UU No. 24/1992).

Sektor pertanian ini yang akan menjadi penopang utama pembangunan ekonomi di desa, dimana kebanyakan penduduk desa bermata pencaharian pada sektor tersebut. Maka dari itu pembangunan pertanian ialah hal yang paling tepat dalam mendorong perekonomian masyarakat di desa, dalam peningkatan pendapatan sebagian besar penduduk indonesia dan sekaligus mengentas masalah kemiskinan. (Solahuddin, 2009: 83)

Pembangunan perdesaan di Kabupaten Nganjuk harus dilaksanakan secara optimal dan merata dalam swasembada pangan. Bukan hanya peran pemerintah

(6)

namun juga peran masyarakat dalam pemanfaatan lahan yang ada guna mengoptimalkan fungsi lahan pertanian itu sendiri sebagai penompang pendapatan kehidupan masyarakat.

Komoditas pertanian yang menjadi mayoritas umum bagi masyarakat ialah tanaman padi. Tanaman padi memiliki potensi yang lebih baik dari komoditas lainnya dan memegang peranan yang cukup penting bagi perekonomian nasional, kebutuhan pokok manusia dalam hal pangan pada umumnya mengkonsumsi nasi sebagai makanan sehari-hari. Oleh karena itu para petani menanam tanaman padi untuk mencari pendapatan.

Tanaman Padi termasuk komoditi unggulan bagi petani di Desa Sumengko Kecamatan Sukomoro Kabupaten Nganjuk. Desa Sumengko merupakan bagian dari desa terpencil yang ada di Kabupaten Nganjuk, Desa ini memiliki areal pertanian yang bisa dibilang cukup luas, dengan Luas Lahan Sawah sebesar 383,340 Ha dari luas wilayah sebesar 513,015 Ha. Dari hal tersebut bisa disimpulkan bahwa di Desa Sumengko memiliki luas lahan sawah yang besar dibanding luas pemukiman, berarti mayoritas penduduk di Desa Sumengko bekerja sebagai Petani.

Desa Sumengko termasuk desa yang mempunyai potensi cukup baik dalam sektor pertanian, kesejahteraan masyarakat desa sumengko lebih bergantung pada produksi padi yang ada. Kepala Desa dan Masyarakat di Desa tersebut harus berkonstribusi agar pertanian di Desa Sumengko bisa lebih maju, dan produk padi yang dihasilkan bisa unggul di pasaran. Sehingga terwujudnya kesejahteraan ekonomi pada desa.

(7)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan isi dari latar belakang di atas, bisa dirumuskan permasalahan untuk penelitian, sebagai berikut :

1. Bagaimanakah profil luas lahan sawah, modal, tenaga kerja dan produksi padi pada usaha tani di Desa Sumengko Kecamatan Sukomoro Kabupaten Nganjuk?

2. Apakah luas lahan sawah, modal dan tenaga kerja berpengaruh terhadap produksi padi di Desa Sumengko Kecamatan Sukomoro Kabupaten Nganjuk?

1.3 Batasan Masalah

Penelitian ini menfokuskan pada faktor-faktor yang mempengaruhi terhadap produksi padi di Desa Sumengko Kecamatan Sukomoro Kabupaten Nganjuk, agar penelitian lebih terarah dan tidak menyimpang.

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin diperoleh dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mendeskripsikan profil luas lahan sawah, modal petani, tenaga kerja dan produksi pada usahatani padi di Desa Sumengko Kecamatan Sukomoro Kabupaten Nganjuk.

2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh luas lahan sawah, modal petani, dan tenaga kerja terhadap produksi padi di Desa Sumengko Kecamatan Sukomoro Kabupaten Nganjuk.

(8)

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Hasil penelitian diharapkan bisa menjadi perbandingan untuk memperkuat penelitian sebelumnya, serta menambah wawasan dan informasi pada penelitian selanjutnya khususnya mengenai besarnya pengaruh luas lahan sawah, modal petani, dan tenaga kerja terhadap produksi padi.

2. Hasil penelitian diharapkan bisa menambah ilmu pengetahuan dan wawasan baru khususnya di bidang ekonomi pembangunan.

Gambar

Tabel 1.1.  Luas Panen dan Produksi Padi Sawah di Kabupaten Nganjuk

Referensi

Dokumen terkait

Parameter pengujian yang digunakan adalah resistansi dan tegangan keluaran sensor, (ii) membuat rangkaian akuisisi data untuk menguji sensor dalam mendeteksi bahan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya pengaruh me- dia pembelajaran film dokudrama ter- hadap minat belajar siswa kelas VIII pada kompetensi

Sehubungan dengan dilaksanakannya proses evaluasi dokumen penawaran dan dokumen kualifikasi, Kami selaku Panitia Pengadaan Barang dan Jasa APBD-P T. A 2012 Dinas Bina Marga

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat interaksi antara perlakuan varietas krisan dengan pemberian dosis IBA terhadap jumlah akar, panjang akar dan berat

Bentuk penambahan yang seperti ini memiliki tingkat keakuratan tiga (3) yaitu makna teks bahasa sumber (BSu) sudah dialihkan secara akurat ke dalam bahasa

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 10 Peraturan Bupati Bantul Nomor 32 Tahun 2016 tentang Pedoman Pemberian Bantuan Keuangan Khusus Kegiatan

Penelitian ini bertujuan untuk produksi sabun mandi transparan dengan memanfaatkan VCO mengandung karotenoid tomat (VCO+tmt), serta menentukan kombinasi gliserol,

menunjukkan jika plat resin akrilik yang direparasi dengan penambahan E- JODVV ¿EHU dengan volumetrik 7,4% menghasilkan kekuatan transversal tertinggi dibandingkan