• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENENTUAN KADAR GLUKOSA DALAM DARAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENENTUAN KADAR GLUKOSA DALAM DARAH"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Laporan Praktikum Hari/tanggal : Rabu/ 15 Mei 2013

Biokimia Umum Waktu : 08.00 s.d. 11.00

PJP :dr. Husnawati. Asisten : Andi Arya AC.

Yayuk Kartika. Dhian Anugrah PS

PENENTUAN KADAR GLUKOSA DALAM DARAH

Kelompok 15

Jannatul Ajilah B04120124 Kanti rahmi Fauziyah B04120125 Devy Nur Priscaningtyas B04120128 Indira Septianawati B04120147

DEPARTAMEN BIOKIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)

Pendahuluan

Glukosa adalah bahan bakar karbohidrat utama yang ditemukan dalam darah dan dalam organ tubuh karena glukosa merupakan bahan bakar primer untuk menghasilkan energi. Glukosa diangkut dalam plasma menuju seluruh bagian tubuh. Glukosa pada beberapa daerah tubuh ditarik menyeberangi bantalan kapiler dan langsung digunakan sebagai sumber energi, pada daerah lain glukosa disimpan sebagai glikogen atau dikonversi menjadi senyawa-senyawa berenergi tinggi seperti asam lemak. Glukosa yang berada dalam jaringan adiposa merupakan bahan mentah sintesis asam-asam lemak (lipogenesis) sekaligus menyediakan gliserol teraktivasi untuk megonversi asam-asam lemak yang labil menjadi lemak-lemak netral (Fried 1999).

Regulasi gula darah secara hati-hati merupakan aspek yang penting dari homeostatis. Penanganan glukosa memiliki peran utama dalam pemanfaatan, pengisian tulang, dan distribusi seluruh bahan bakar metabolik. Perubahan kadar gula darah secara tajam akan mengganggu kinerja, kesehatan, dan megancam kehidupan. Kadar gula yang rendah akan megakibatkan rasa pening dan gejala-gejala malfungsi otak. Hal tersebut disebabkan oleh otak yang hampir sepenuhnya bergantung pada glukosa sebagai bahan bakar. Ketika kadar glukosa meningkat jauh di atas 80 – 110 mg/dL darah yang dianggap sebagai kadar normal, terjadilah gangguan aliran darah kapiler. Peningkatan kadar gula darah dalam waktu lama dapat menyebabkan kerusakan retina dan akhirnya kebutaan, kerusakan ginjal, serta kerawanan terhadap infeksi dan bahkan gagren (Poedjiadji 1994).

Kadar gula dalam darah normal berkisar 80 – 110 mg/dL, untuk megatur ini tubuh mempunyai mekanisme pengaturan. Apabila mekanisme ini tidak berjalan dengan baik maka akan menjadi penyakit diabetes mellitus. Orang yang dikatakan menderita diabetes mellitus jika kadar gula darah saat puasa di atas 130mg% atau kadar gula darah dua jam pos prandial di atas 160 mg%. Kadar gula yang meningkat ataupun menurun tidak baik untuk keselamatan jiwa (Djojodibroto 2001).

Berbagai hormon bekerja sama untuk mejaga kadar glukosa dalam darah agar tetap stabil. Hormon insulin merupakan hormon yang penting untuk menjaga kadar glukosa dalam darah karena insulin merupakan suatu peptida (Fried 1999).

(3)

Insulin dan glukagon bekerja secara antagonis dalam mengatur konsentrasi glukosa dalam darah. Hal ini merupakan fungsi bioenergi dan homeostatis yang sangat penting, karena glukosa merupakan bahan bakar utama untuk respirasi seluler dan sebagai kunci kerangka karbon untuk disitesis senyawa organik lainnya. Keseinbangan metabolisme tergantung pada pemeliharaan glukosa darah pada konsentrasi yang dekat dengan titik pasang yaitu sekitar 90 mg/100mL pada manusia. Ketika glukosa darah melebihi kadar tersebut, maka insulin akan dilepasakan dan bekerja menurunkan konsentrasi glukosa. Ketika glukosa darah turun maka glukagon akan berperan sebagai peningkat kadar gula darah (Campbell 2004).

Tujuan

Praktikum ini bertujuan untuk menentukan kadar gula pereduksi (glukosa) dalam darah dengan metode spektrofotometri, melakukan memisahan/ isolasi suatu makromolekul polisakarida dalam jaringan hewan, dan mengamati perbedaan hidrolisis glikogen oleh enzim dan oleh mineral.

Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam praktikum ini antara lain tabung reaksi, labu erlemeyer, gelas piala, pipet tetes, pipet mohr, bulb hitam, batang pengaduk, penangas air, penyaring, corong dan Spektronik-20D. Bahan yang digunakan antara lain darah sapi, akuades, Na-wolframat 10%, H2SO4 0.67%, stander

glukosa, kupritartrat, dan fosfomolibdat. Prosedur Kerja

Kadar glukosa darah. Satu ml darah, 7 ml akuades, 1 ml Na-wolframat, dan H2SO4 0.67% dimasukkan ke dalam labu erlemeyer kecil kemudian

dicampurkan. Selama sepuluh menit dibiarkan kemudian disaring dan 3 tabung teaksi disiapkan. Tabung 1 diisi dengan 1 ml filtrat dan 1 ml kupritartrat, tabung 2 diisi dengan 1 ml standar glukosa dan 1 ml kupritartrat, dan tabung 3 diisi dengan 1 ml akuades dan 1 ml kupritartrat. Semua tabung dipanaskan dalam air mendidih selama 8 menit dan dinginkan. Setelah dingin, encerkan larutan dengan 7 ml akuades dan ditambahkan 1 ml fosfomolibdat. Intensitas warna dibaca dalam panjang gelombang 660 nm dengan alat spektronik-20D.

(4)

Hasil pengamatan

Tabel 1 Data pengukuran kadr glukosa darah

Tabung Absorbansi terbaca Absorbansi terukur Kadar glukosa

A 0.117 A 0.117 A 3.04 mg/dL

B 0.385 A 0.385 A 10 mg/dL

C (blanko) 0.000 A 0.000 A 0 mg/dL

Contoh Perhitungan Cstandar glukosa = 10 mg/dL

Kadar glukosa = Asampel x cstandar

Astandar

= 0.117 A x 10 mg/dL 0.385 A

= 3.04 mg/dL

Gambar 1 Hasil percobaan kadar glukosa. Pembahasan

Penentuan kadar glukosa dalam darah menggunakan metode Folin-Wu (spektrofotometri). Metode ini, mereaksikan protein dalam darah dengan kupritartrat. Filtrat bebas protein mengandung glukosa yang mereduksi ion kupri (Cu2+) menjadi ion kupro (Cu+) dan membentuk kupro oksida (Cu

2O). Kupro

oksida kemudian mereduksi asam fosfomolibdat menjadi biru. Intensitas warna biru sesuai dengan banyaknya glukosa yang terdapat dalam filtrat (Shankara 2008). Intensitasnya diukur pada panjang gelombang 660 nm dengan spektofotometer-20D, menggunakan panjang gelombang tersebut karena pada panjang gelombang 660 nm transmitansi larutan glukosa akan bekerja secara maksimum (Syabatini 2010).

Aplikasi hukum Lambert Beer dapat menentukan kadar gula dalam sampel secara metode kuantitatif. Analisis spektrofotometri digunakan suatu sumber radiasi yang menjorok ke sebuah daerah ultraviolet spektrum tersebut. Hukum Lambert Beer menyatakan bahwa bila cahaya monokromatik melewati medium

(5)

tembus cahaya, laju akan berkurang intensitasnya oleh pertambahan ketebalan, berbanding lurus dengan intensitas cahaya (Shankara 2008).

Pelarut dan pereaksi yang digunakan dalam percobaan adalah kupritartrat, fosfomolibdat, larutan H2SO4 0,67 N, Na-Wolfarmat, dan akuades. Fungsi

penambahan larutan kupritartrat untuk membentuk warna biru ketika ditambahkan pereaksi fosfomolibdat, karena larutan ini mengandung monosakarida (glukosa). Penambahan fosfomolibdat berfungsi untuk melarutkan Cu2O dan sebagai

indikator warna biru karena adanya oksida Mo. Fungsi penambahan larutan H2SO4

0,67 N sebagai katalisator untuk mempercepat reaksi pengendapan glukosa dan menciptakan suasana asam karena reaksi dengan fosfomolibdat terjadi pada susana basa. Fungsi penambahan Na-Wolfarmat untuk mengendapkan albumin terlarut dalam air. Fungsi penambahan akuades sebagai pengencer darah sehingga glukosa dalam darah akan larut oleh akuades (Poedjiadji 1994).

Percobaan penentuan kadar glukosa darah menggunakan sampel darah sapi yang memiliki kadar gula darah 3,04 mg/dL. Kadar gula darah dalam sapi tersebut sangat rendah karena pada hewan sapi kadar gula darah normal adalah 55 mg/dL (Syabatini 2010). Rendahnya kadar gula darah dalam tubuh sapi disebabkan oleh faktor umur, faktor kesehatan, dan faktor aktifitas pada sapi tersebut. Percobaan kali ini dapat dimungkinkan juga terjadinya kesalahan praktikan. Penyebab kesalahan ini antara lain terjadi selang waktu yang cukup lama antara penambahan fosfomolibdat dan pengukuran absorbansi adanya gelumbang gas pada kuvet saat pengukuran absorbansi.

Metode-metode penetapan glukosa dalam darah yang sering digunakan selain Folin-Wu ialah O-Toluidin, Somogi-titrasi, Somogi-Nelson, enzim glukosa oksidase, dan test toleransi glukosa. Sebenarnya metode-metode tersebut berdasar pada spektofotometri karena secara umum kadar glukosa diukur secara kuantitatif. Perbedaan antara metode penetapan glukosa adalah pemakaian pereaksi, contohnya pada metode O-Toluidin menggunakan larutan asam trikloroasetat. Berdasar metode-metode yang berkembang, metode yang paling efektif untuk penentuan kadar glukosa dalam darah adalah metode O-Toluidin dan enzim glukosa oksidase (Djojodibroto 2001).

(6)

Simpulan

Kadar gula dalam darah dapat dilakukan dengan uji kuantitatif spektrofotometri metode Folin-Wu. Hasil uji kadar gula dalam darah pada sampel adalah 3,04 mg/dL. Kadar glukosa dalam darah sangat penting untuk metabolisme tubuh. Banyaknya kadar glukosa dalam tubuh dipengaruhi oleh kesehatan, umur, dan aktifitas gerak tubuh.

Daftar Pustaka

Campbell NA. 2004. Biologi Jilid 3 Edisi Kelima. Jakarta : Erlangga.

Djojodibroto RD. 2001. Seluk-Beluk Pemeriksaan Kesehatan (General Medical

Check Up) : Bagaimana Menyikapi hasilnya. Jakarta : Pustaka Populer Obor.

Fried GH. 1999. Schaum’s Outline Biology. Jakarta : Erlangga. Poedjiadji A. 1994. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta : UI-Press.

Shankara S. 2008. Laboratory Manual for Practical Biochemistry. New Delhi: Jeypee Brothers Medical Publisher Ltd.

Syabatini A. 2010. Analisis Campuran Dua Komponen tanpa Pemisahan dengan

Gambar

Tabel 1   Data pengukuran kadr glukosa darah

Referensi

Dokumen terkait

Pemeriksan Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO) dilakukan apabila pada pemeriksaan glukosa sewaktu kadar gula darah berkisar 140-200 mg/dL untuk memastikan diabetes atau

Pemberian susu kedelai selama 14 hari memberikan hasil penurunan kadar glukosa darah puasa yang bermakna (p=0.001) pada kelompok perlakuan sebesar 26,31 mg/dl, sedangkan

Kadar glukosa darah adalah suatu kadar glukosa di dalam darah yang di nyatakan dalam satuan mg/dl (Guyton, 1997). Data yang di kumpulkan dari penelitian ini adalah kadar

Pemberian susu kedelai selama 14 hari memberikan hasil penurunan kadar glukosa darah puasa yang bermakna (p=0.001) pada kelompok perlakuan sebesar 26,31 mg/dl,

Pada subjek dengan kadar glukosa darah kategori tinggi (≥ 90 mg/dl), ada perbedaan glukosa darah yang tidak signifikan antara kelompok perlakuan dan kelompok

Data yang diukur adalah kadar glukosa darah sewaktu kapiler dan vena orang percobaan yang diukur menggunakan metode glucose oxidase menggunakan alat glukometer..

3adar glukosa darah yang diketahui dapat memantu memprediksi metaolisme yang 3adar glukosa darah yang diketahui dapat memantu memprediksi metaolisme yang

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan, kadar gula darah puasa terendah pada sampel adalah 86 mg/dl dan kadar gula darah puasa tertinggi pada sampel adalah 399 mg/dl dengan rata-rata