• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemeriksaan Glukosa Darah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pemeriksaan Glukosa Darah"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Pemeriksaan Kimia Klinik

Pemeriksaan laboratorium yang berdasarkan pada reaksi kimia dapat digunakan darah, urin atau cairan tubuh lain. Terdapat banyak pemeriksaan kimia darah di dalam laboratorium klinik antara lain uji fungsi hati, otot jantung, ginjal, lemak darah, gula darah, fungsi pankreas, elektrolit dan dapat pula dipakai beberapa uji kimia yang digunakan untuk membantu menegakkan diagnosis anemi.

Uji fungsi hati meliputi pemeriksaan kadar protein total & albumin, bilirubin total & bilirubin direk, serum glutamic oxaloacetate transaminase (SGOT/AST) & serum glutamic pyruvate transaminase (SGPT/ALT), gamma glutamyl transferase (γ-GT), alkaline phosphatase (ALP) dan cholinesterase (CHE). Pemeriksaan protein total dan albumin sebaiknya dilengkapi dengan pemeriksaan fraksi protein serum dengan teknik elektroforesis. Dengan pemeriksaan

elektroforesis protein serum dapat diketahui perubahan fraksi protein di dalam serum.

Pemeriksaan elektroforesis protein serum ini menunjukkan perubahan fraksi protein lebih teliti dari hanya memeriksa kadar protein total dan albumin serum.

Uji fungsi jantung dapat dipakai pemeriksaan creatine kinase (CK), isoenzim creatine kinase yaitu CKMB, N-terminal pro brain natriuretic peptide (NT pro-BNP) dan Troponin-T.

Kerusakan dari otot jantung dapat diketahui dengan memeriksa aktifitas CKMB, NT pro-BNP, Troponin-T dan hsCRP. Pemeriksaan LDH tidak spesifik untuk kelainan otot jantung, karena hasil yang meningkat dapat dijumpai pada beberapa kerusakan jaringan tubuh seperti hati, pankreas, keganasan terutama dengan metastasis, anemia hemolitik dan leukemia.

Uji fungsi ginjal terutama adalah pemeriksaan ureum dan kreatinin. Ureum adalah produk akhir dari metabolisme protein di dalam tubuh yang diproduksi oleh hati dan dikeluarkan lewat urin. Pada gangguan ekskresi ginjal, pengeluaran ureum ke dalam urin terhambat sehingga kadar ureum akan meningkat di dalam darah. Kreatinin merupakan zat yang dihasilkan oleh otot dan dikeluarkan dari tubuh melalui urin. Oleh karena itu kadar kreatinin dalam serum dipengaruhi oleh besar otot, jenis kelamin dan fungsi ginjal. Di Laboratorium Klinik Utama Bio Medika pemeriksaan kadar kreatinin dilaporkan dalam mg/dl dan estimated GFR (eGFR) yaitu nilai yang dipakai untuk mengetahui perkiraan laju filtrasi glomerulus yang dapat memperkirakan beratnya kelainan fungsi ginjal.

Beratnya kelainan ginjal diketahui dengan mengukur uji bersihan kreatinin (creatinine clearance test/CCT). Creatinine clearance test/CCT memerlukan urin kumpulan 24 jam, sehingga bila pengumpulan urin tidak berlangsung dengan baik hasil pengukuran akan mempengaruhi nilai CCT. Akhir-akhir ini, penilaian fungsi ginjal dilakukan dengan pemeriksaan cystatin-C dalam darah yang tidak dipengaruhi oleh kesalahan dalam pengumpulan urin. Cystatin adalah zat dengan berat molekul rendah, dihasilkan oleh semua sel berinti di dalam tubuh yang tidak dipengaruhi oleh proses radang atau kerusakan jaringan. Zat tersebut akan dikeluarkan melalui ginjal. Oleh karena itu kadar Cystatin dipakai sebagai indikator yang sensitif untuk mengetahui kemunduran fungsi ginjal.

(2)

LDL kolesterol. Pemeriksaan tersebut terutama dilakukan pada pasien yang memiliki kelainan pada pembuluh darah seperti pasien dengan kelainan pembuluh darah otak, penyumbatan pembuluh darah jantung, pasien dengan diabetes melitus (DM) dan hipertensi serta pasien dengan keluarga yang menunjukkan peningkatan kadar lemak darah. Untuk pemeriksaan lemak darah ini, sebaiknya berpuasa selama 12 - 14 jam. Bila pada pemeriksaan kimia darah, serum yang diperoleh sangat keruh karena peningkatan kadar trigliserida sebaiknya pemeriksaan diulang setelah berpuasa > 14 jam untuk mengurangi kekeruhan yang ada. Untuk pemeriksaan kolesterol total, kolesterol HDL dan kolesterol LDL tidak perlu berpuasa. Selain itu dikenal pemeriksaan lipoprotein (a) bila meningkat dapat merupakan faktor risiko terjadinya penyakit jantung koroner.

Pemeriksaan kadar gula darah dipakai untuk mengetahui adanya peningkatan atau penurunan kadar gula darah serta untuk monitoring hasil pengobatan pasien dengan Diabetes Melitus (DM). Peningkatan kadar gula darah biasanya disebabkan oleh Diabetes Melitus atau kelainan

hormonal di dalam tubuh. Kadar gula yang tinggi akan dikeluarkan lewat urin yang disebut glukosuria. Terdapat beberapa macam pemeriksaan untuk menilai kadar gula darah yaitu pemeriksaan gula darah sewaktu, kadar gula puasa, kadar gula darah 2 jam setelah makan, test toleransi glukosa oral, HbA1c, insulin dan C-peptide. Kadar gula darah sewaktu adalah

pemeriksaan kadar gula pada waktu yang tidak ditentukan. Kadar gula darah puasa bila pemeriksaan dilakukan setelah pasien berpuasa 10 - 12 jam sebelum pengambilan darah atau sesudah makan 2 jam yang dikenal dengan gula darah 2 jam post-prandial. Pasien DM dalam pengobatan, tidak perlu menghentikan obat pada saat pemeriksaan gula darah puasa dan tetap menggunakan obat untuk pemeriksaan gula darah post-prandial. Pemeriksaan kadar gula darah puasa dipakai untuk menyaring adanya DM, memonitor penderita DM yang menggunakan obat anti-diabetes; sedangkan glukosa 2 jam post-prandial berguna untuk mengetahui respon pasien terhadap makanan setelah 2 jam makan pagi atau 2 jam setelah makan siang. Kadar gula darah sewaktu digunakan untuk evaluasi penderita DM dan membantu menegakkan diagnosis DM. Selain itu dikenal pemeriksaan kurva harian glukosa darah yaitu gula darah yang diperiksa pada jam 7 pagi, 11 siang dan 4 sore, yang bertujuan untuk mengetahui kontrol gula darah selama 1 hari dengan diet dan obat yang dipakai. Pada pasien dengan kadar gula darah yang meragukan, dilakukan uji toleransi glukosa oral (TTGO). Pada keadaan ini pemeriksaan harus memenuhi persyaratan:

1. Tiga hari sebelum pemeriksaan pasien harus makan karbohidrat yang cukup. 2. Tidak boleh minum alkohol.

3. Pasien harus puasa 10 – 12 jam tanpa minum obat, merokok dan olahraga sebelum pemeriksaan dilakukan.

4. Di laboratorium pasien diberikan gula 75 g glukosa dilarutkan dalam 1 gelas air yang harus dihabiskan dalam waktu 10 – 15 menit atau 1.75 g per kg berat badan untuk anak. 5. Gula darah diambil pada saat puasa dan 2 jam setelah minum glukosa.

Insulin adalah merupakan hormon yang dihasilkan oleh pankreas pada sel beta pulau

Langerhans. Berkurangnya aktifitas insulin akan menyebabkan terjadinya Diabetes Melitus. Pemeriksaan aktifitas insulin bila diduga terdapat insufisiensi insulin, peningkatan kadar insulin pada pasien dengan hipoglikemia. Pengukuran aktifitas insulin ini tidak dipengaruhi oleh insulin eksogen. Insulin berasal dari pro insulin yang mengalami proteolisis menjadi peptide.

(3)

C-peptide dipakai untuk mengetahui sekresi insulin basal.

Untuk pemantauan DM dilakukan uji HbA1c. Pemeriksaan ini menunjukkan kadar gula darah

rerata selama 1 – 3 bulan. Dalam keadaan normal, kadar HbA1c berkisar antara 4 – 6% dan bila

gula darah tidak terkontrol, kadar HbA1c akan meningkat. Oleh karena itu, penderita dengan

kadar gula darah yang normal bukan merupakan petanda DM terkontrol. DM terkontrol bila kadar HbA1c normal. Hasil pemeriksaan HbA1c akan lebih rendah dari sebenarnya bila

didapatkan hemoglobinopati seperti thalassemia. Oleh karena itu, penderita DM sebaiknya melakukan pemeriksaan analisa hemoglobin untuk mengetahui kelainan tersebut dalam menilai hasil pemeriksaan HbA1c . Akhir – akhir ini uji HbA1c selain untuk monitoring pengobatan,

dipakai untuk diagnosis DM.

Pankreas menghasilkan enzim amilase dan lipase. Amilase selain dihasilkan oleh pankreas juga dihasilkan oleh kelenjar ludah dan hati yang berfungsi mencerna amilum/karbohidrat. Kadar amilase di dalam serum meningkat pada radang pankreas akut. Pada keadaan tersebut, keadaan amilase meningkat setelah 2 – 12 jam dan mencapai puncak 20 – 30 jam dan menjadi normal kembali setelah 2 – 4 hari. Gejala yang timbul berupa nyeri hebat pada perut. Kadar amilase ini dapat pula meningkat pada penderita batu empedu dan pasca bedah lambung.

Lipase adalah enzim yang dihasilkan oleh pankreas yang berfungsi mencerna lemak. Lipase akan meningkat di dalam darah apabila ada kerusakan pada pankreas. Peningkatan kadar lipase dan amilase terjadi pada permulaan penyakit pankreatitis, tetapi lipase serum meningkat sampai 14 hari, sehingga pemeriksaan lipase bermanfaat pada radang pankreas yang akut stadium lanjut. Untuk pembentukan hemoglobin dibutuhkan antara lain besi, asam folat dan vit. B12. Besi merupakan unsur yang terbanyak didapatkan di darah dalam bentuk hemoglobin, serum iron (SI), total iron binding capacity (TIBC) dan ferritin. Pemeriksaan SI bertujuan mengetahui banyaknya besi yang ada di dalam serum yang terikat dengan transferin, berfungsi mengangkut besi ke sumsum tulang. Serum iron diangkut oleh protein yang disebut transferin, banyaknya besi yang dapat diangkut oleh transferin disebut total iron binding capacity (TIBC). Saturasi transferin mengukur rasio antara kadar SI terhadap kadar TIBC yang dinyatakan dalam persen. Ferritin adalah cadangan besi tubuh yang sensitif, kadarnya menurun sebelum terjadi anemia. Pada anemia tidak selalu terjadi perubahan pada SI, TIBC dan ferritin tergantung pada penyebab anemia. Pada anemia defisiensi besi, kadar SI dan saturasi transferin menurun sedangkan TIBC akan meningkat/normal dan cadangan besi tubuh menurun. Pengukuran asam folat dan vitamin B12 bertujuan untuk mengetahui penyebab anemia.

Natrium (Na) merupakan kation ekstraseluler terbanyak, yang fungsinya menahan air di dalam tubuh. Na mempunyai banyak fungsi seperti pada otot, saraf, mengatur keseimbangan asam-basa bersama dengan klorida (Cl) dan ion bikarbonat. Kalium (K) merupakan kation intraseluler terbanyak. Delapan puluh – sembilan puluh persen K dikeluarkan oleh urin melalui ginjal. Oleh karena itu, pada kelainan ginjal didapatkan perubahan kadar K. Klorida (Cl) merupakan anion utama didalam cairan ekstraseluler. Unsur tersebut mempunyai fungsi mempertahankan keseimbangan cairan dalam tubuh dan mengatur keseimbangan asam-basa.

(4)

kalsium (Ca), ion Ca inilah yang dapat dipergunakan oleh tubuh. Protein dan albumin akan mengikat Ca di dalam serum yang mengakibatkan penurunan kadar ion Ca yang berfungsi di dalam tubuh. Oleh karena itu untuk penilaian kadar Ca dalam tubuh perlu diperiksa kadar Ca total, protein total, albumin dan ion Ca.

Fosfor (P) adalah anion yang terdapat di dalam sel. Fosfor berada di dalam serum dalam bentuk fosfat. Delapan puluh sampai delapan puluh lima persen kadar fosfat di dalam badan terikat dengan Ca yang terdapat pada gigi dan tulang sehingga metabolism fosfat mempunyai kaitan dengan metabolisme Ca. Kadar P yang tinggi dikaitkan dengan gangguan fungsi ginjal, sedangkan kadar P yang rendah mungkin disebabkan oleh kurang gizi, gangguan pencernaan, kadar Ca yang tinggi, peminum alkohol, kekurangan vitamin D, menggunakan antasid yang banyak pada nyeri lambung.

Di Laboratorium Klinik Utama Bio Medika, pemeriksaan tersebut di atas dilakukan dengan menggunakan alat pemeriksaan kimia otomatis (chemistry analyzer) dengan menjamin mutu hasil pemeriksaan dengan pemantapan kualitas yang memadai.

glukosaWarna plasma setelah di+ reagen, warna berubah menjadi merah muda (violet)Diinkubasi selama 10 menit

37ºC inkubatorSetelah diinkubasi dalam waterbath, warna berubah menjadi merah muda tipisHasil inkubasi dibaca pada fotometer Hasil pembacaan pada fotometer, kadar glukosa darah plasma A 132 dan 126 mg/dl

1. Hasil Pemeriksaan Kadar Glukosa Darah

Klp Sampel Kadar Gua Darah mg/dl Keterangan

I II Rata-rata 1. A 132 126 129 Tidak normal 2. A 120 112 116 Normal 3. A 144 108 126 Tidak normal 4. B 180 187 183,5 Tidak normal 5. B 162 168 165 Tidak normal 6. B 83 77 80 Normal 7. B 154 142 148 Tidak normal 8. A 73 91 82 Normal 9. C 120 132 126 Tidak normal 10. C 130 78 104 Normal 1. PEMBAHASAN

Gula darah adala istilah yang mengacu kepada tingkat glukosa di dalam darah. Konsentrasi gula darah atau tingkat glukosa serum, diatur dengan ketat di dalam tubuh. Glukosa yang dialirkan melalui darah adalah sumber energi untuk sel-sel tubuh. Meskipun disebut sebagi gula darah,

(5)

selain glukosa, ditemukan juga jenisjenis gula lainnya, seperti glukosa dan galaktosa. Namun demikian, hanya tingkatan glukosa yang diatur insulin.

Metode yang digunakan pada saat praktikum adalah metode fotometer. Dengan menginkubasi sampel yang telah ditambah reagen warna glukosa1 ml dan dibaca pada fotometer denagn panjang gelombang 546 nm f.405 dihasilkan kadar gula darah plasma A kelompok 1 adalh 132 dan 126 dengan rata-rata 129 mg/dl. Pada praktikum dilakukan dua kali pengulangan, hal ini dilakukan untuk mengetahui kefalidan data yang diperoleh. Dari rata-rata 129 mg/dl, kadar gula dalam darah tidak normal. Hal ini dikarenakan kadar gula darah yang diperiksa tidak diketahui apakah pemilik darah sehabis mengkonsumsi makanan yang mengandung karbohidrat atau tidak, karena kadar gula darah yang dicek adalah kadar gula darah sewaktu bukan kadar gula darah puasa.

Warna merah violet ( pink ) dikarenakan hidrogen peroksida bereaksi dengan phenol dan 4 – aminophenazone dengan katalis peroksidase maka akakn membentuk quinoneimine yang berwarna violet.

Kadar glukosa dalam darah lebih akurat jika darah yang diambil merupakan kadar glukosa dalam keadaan puasa. Karena jika diambil pada saat tidak berpuasa terlebih dahulu, biasanya kadar gula dalam darah lebih tinggi.

1. KESIMPULAN

1. Hasil pengamatan pada praktikum kali ini adalah kadar glukosa darah sewaktu pada sampel A dengan rata-rata 129mg/dl, tidak normal.

2. Pemeriksaan gula darah sewaktu tidak akurat dibandingkan dengan gula darah puasa.

A. Latar Belakang

Gula darah adalah istilah yang mengacu kepada tingkat glukosa di dalam darah. Konsentrasi gula darah, atau tingkat glukosa serum, diatur dengan ketat di dalam tubuh. Glukosa yang dialirkan melalui darah adalah sumber utama energi untuk sel-sel tubuh.

Glukosa diperlukan sebagai sumber energi terutama bagi sistem syaraf dan eritrosit. Glukose juga dibutuhkan di dalam jaringan adipose sebagai sumber gliserida-glisero, dan mungkin juga berperan dalam mempertahankan kadar senyawa antara pada siklus asam sitrat di dalam banyak jaringan tubuh Glukose sebagian besar diperoleh dari manusia, kemudian dibentuk dari berbagai senyawa glukogenik yang mengalami glukogenesis lalu juga dapat dibentuk dari glikogen hati melalui glikogenolsis.

Proses mempertahankan kadar glukosa yang stabil didalam darah merupakan salah satu mekanisme homeostasis yang diatur paling halus dan juga menjadi salah satu mekanisme di hepar, jaringan ekstrahepatik serta beberapa hormon. Hormon yang mengatur kadar glukosa darah adalah insulin dan glukagon. Insulin adalah suatu hormon anabolik, merangsang sintesis komponen makromolekuler sel dan mengakibatkan penyimpanan glukosa.

(6)

Glukagon adalah suatu katabolik, membatasi sintesis makromolekuler dan menyebabkan pengeluaran glukosa yang disimpan. Peningkatan glukosa dalam sirkulasi mengakibatkan peningkatan kosentrasi glukosa dalam sirkulasi mengakibatkan peningkatan sekresi insulin dan pengurangan glukagon, demikian sebaliknya.

Diabetes mellitus adalah penyakit yang paling menonjol yang disebabkan oleh gagalnya pengaturan gula darah. Meskipun disebut “gula darah”, selain glukosa, kita juga menemukan jenis-jenis gula lainnya, seperti fruktosa dan galaktosa. Namun demikian, hanya tingkatan glukosa yang diatur melalui insulin dan leptin.

Diabetes melitus adalah suatu penyakit dimana kadar glukosa (gula sederhana) di dalam darah tinggi karena tubuh tidak dapat melepaskan atau menggunakan insulin secara cukup. Insulin adalah hormon yang dilepaskan oleh pankreas, yang bertanggungjawab dalam mempertahankan kadar gula darah yang normal. Insulin memasukkan gula ke dalam sel sehingga bisa menghasilkan energi atau disimpan sebagai cadangan energi. Menurut kriteria diagnostik PERKENI (Perkumpulan Endokrinologi Indonesia) 2006, seseorang dikatakan menderita diabetes jika memiliki kadar gula darah puasa >126 mg/dL dan pada tes sewaktu >200 mg/dL.

Glukosa darah berasal dari absorbsi pencernaan makanan dan pembebasan glukosa dari persediaan glikogen sel. Tingkat glukosa darah akan turun apabila laju penyerapan oleh jaringan untuk metabolisme atau disimpan lebih tinggi daripada laju penambahan. Penyerapan glukosa oleh sel-sel distimulus oleh insulin, yang disekresikan oleh ß dari pulau-pulau langerhans. Glukosa berpindah dari plasma ke sel-sel karena konsentrasi glukosa dalam plasma lebih tinggi daripada di dalam sel-sel.

Diabetes biasanya menunjukkan konsentrasi glukosa abnormal yang tinggi dalam darah, kondisi ini disebut hiperglikemia. Dalam keadaan yang sangat parah atau diabetes yang tidak terkontrol, tingkat glukosa darah mungkin naik sampai sebesar 100 mM atau 25 kali lebih besar dan nilai normalnya kira 4 mM. Seorang yang normal akan segera mencerna glukosa, konsentrasinya tidak akan lebih kira-kira 9 atau 10 mM. Sebab bertambahnya konsentrasi gula darah menyebabkan sekresi insulin oleh pankreas, yang selanjutnya menyebabkan meningkatnya pengambilan glukosa oleh darah.

Pemeliharaan kadar glukosa darah merupakan faktor amat penting, khususnya untuk menjaga fungsi sistem saraf. Kadar gula darah bervariasi, tergantung status nutrisi. Kadar gula normal manusia, beberapa jam setelah makan sekitar 80mg/ 100ml darah, tetapi sesaat sehabis makan meningkat sampai 120mg/100 ml. Glukosa bersama asam lemak adalah molekul-molekul bahan bakar utama pemicu metabolisme makhluk hidup. Organ pengguna bahan bakar terbanyak adalah hati, otak, jantung, otot, dan jaringan adiposa. Mekanisme homeostatik berperan untuk memasukkan glukosa ke dalam sel dan penggunaannya oleh jaringan tubuh. Bila kadar gula turun, mekanisme pelepasan gula simpanan glikogen dalam sel (atau dari glukoneogenesis) terbuka, sehingga kadar normal tetap terpelihara. Kadar gula darah sepanjang hari bervariasi dimana akan meningkat setelah makan dan kembali normal dalam waktu 2 jam. Kadar gula darah yang normal pada pagi hari setelah malam sebelumnya berpuasa adalah 70-110 mg/dL darah. Kadar gula darah biasanya kurang dari 120-140 mg/dL pada 2 jam setelah makan atau minum cairan yang mengandung gula maupun karbohidrat lainnya.

(7)

usia 50 tahun, terutama pada orang-orang yang tidak aktif bergerak. Peningkatan kadar gula darah setelah makan atau minum merangsang pankreas untuk menghasilkan insulin sehingga mencegah kenaikan kadar gula darah yang lebih lanjut dan menyebabkan kadar gula darah menurun secara perlahan.

Ada cara lain untuk menurunkan kadar gula darah yaitu dengan melakukan aktivitas fisik seperti berolahraga karena otot menggunakan glukosa dalam darah untuk dijadikan energi.

Ada tiga cara untuk mengukur kadar gula darah: 1. Tes gula darah sewaktu.

Tes ini mengukur glukosa dalam darah yang diambil kapan saja, tanpa memperhatikan waktu makan. 2. Tes gula darah puasa.

Tes ini menggunakan contoh darah yang diambil saat kita tidak makan atau minum apa pun (kecuali air putih) selama sedikitnya delapan jam.

3. Tes toleransi glukosa.

Tes ini dimulai dengan tes gula darah puasa, kemudian kita diberikan minuman yang manis yang mengandung gula dengan ukuran tertentu.

Kadar gula darah lalu diukur dengan menggunakan beberapa contoh darah yang diambil pada jangka waktu yang tertentu. Di Indonesia, yang lebih sering dilakukan adalah tes gula darah setelah makan. Juga dimulai dengan tes gula darah puasa, kemudian kita diminta untuk makan seperti biasa, dan darah kita akan diperiksa lagi dua jam kemudian. Jika gula darah kita terlalu tinggi, kita mungkin diabetes. Terapi untuk diabetes meliputi mengurangi berat badan, mengatur pola makanan, dan olahraga. Bisa juga termasuk obat atau suntikan insulin.

Menurut Villee (1999), bahwa sekresi insulin dan glukagon dikontrol oleh kadar glukosa dalam darah. Jika kadar glukosa dalam darah naik (umpama setelah makan), maka sekresi insulin terangsang dan bekerja untuk mengembalikan kadar glukosa dalam keadaan normal.

Dalam otot rangka insulin akan meningkatkan pemasokan glukosa ke dalam sel otot yang juga menstimulasi sintesis glikogen. Dengan demikian simpanan glikogen dalam sel otot meningkat.

Penyerapan asam amino ke dalam hati, otot dan jaringa adipose juga meningkat setelah makan sebagai respon adanya insulin.

2. Pembahasan

Pada saat praktikum, hasil yang diperoleh yaitu Iva didapatkan hasil kadar gula darahnya 171, 60 mg/dl, ini menunjukan bahwa kadar gula darah normal, sedangkan pada Febi didapatkan hasil kadar gula darahnya 87, 63 mg/dl bisa dikatakan mengalami hipoglikemia atau kadar gula

darahnya rendah. Bila level gula darah menurun terlalu rendah, berkembanglah kondisi yang bisa fatal yang disebut hipoglikemia. Gejala-gejalanya adalah perasaan lelah, fungsi mental yang menurun, rasa mudah tersinggung, dan kehilangan kesadaran. Bila levelnya tetap tinggi, yang disebut hiperglikemia, nafsu makan akan tertekan untuk waktu yang singkat. Hiperglikemia dalam jangka panjang dapat menyebabkan masalah-masalah kesehatan yang berkepanjangan pula yang berkaitan dengan diabetes, termasuk kerusakan pada mata, ginjal, dan saraf. Kadar gula darah normal (Normoglycaemia) dikatakan sebagai suatu kondisi dimana kadar glukosa darah yang ada mempunyi resiko kecil untuk dapat berkembang menjadi diabetes atau menyebabkan munculnya penyakit jantung dan pembuluh darah.

(8)

terjangkit diabetes walaupun ada kasus yang menunjukkan kadar gula darah dapat kembali ke keadaan normal. Seseorang yang kadar gula darahnya termasuk dalam kategori IGT juga mempunyai resiko terkena penyakit jantung dan pembuluh darah yang sering mengiringi penderita diabetes. Kondisi IGT ini menurut para ahli terjadi karena adanya kerusakan dari produksi hormon insulin dan terjadinya kekebalan jaringan otot terhadap insulin yang diproduksi.

IFG sendiri mempunyai kedudukan hampir sama dengan IGT. Bukan entitas penyakit akan tetapi sebuah kondisi dimana tubuh tidak dapat memproduksi insulin secara optimal dan terdapatnya gangguan mekanisme penekanan pengeluaran gula dari hati ke dalam darah.

Menurut Siswono (2002) kadar gula darah normal adalah 80-120 mg/dl (pada kondisi puasa), 100-180 mg/dl (kondisi setelah makan), dan 100-140 mg/dl (pada kondisi istirahat/tidur). Beragamnya kisaran gula darah normal di atas, terutama dipengaruhi oleh usia, genetis, dan perbedaan pola makan. Gula darah/glukosa dalam sistem metabolisme tubuh terutama berfungsi sebagai penyedia energi untuk kinerja fungsi otak, sistem saraf pusat, dan sel-sel tubuh.

Meningkatnya jumlah penderita diabetes, terutama berkaitan dengan perubahan pola konsumsi karbohidrat, dari pola konsumsi karbohidrat kompleks (dalam bentuk kacang-kacangan, sayur-sayuran, dan serealia) dan berlemak rendah menjadi pola konsumsi yang cenderung berkadar (karbohidrat sederhana) dan lemak tinggi, serta rendah serat.

Produksi insulin yang tidak cukup mengakibatkan penyakit diabetes mellitus (penyakit kencing manis). Penderita penyakit ini tidak mampu mengatasi kelebihan glukosa dalam darah dengan mengubahnya menjadi glikogen dan lemak. Glikogen dan lemak tubuh diubah menjadi glukosa, yang akan lebih menaikkan kadar gula darah.

Disamping itu, Glukagon juga mendorong peningkatan konsentrasi gula darah; karena itu kegiatannya merupakan kebalikan dari insulin. Peningkatan hiperglikemia glukagon terdapat dalam dua hal. Pertama, glukagon mendorong pengeuraian glikogen hati untuk menghasilkan glukosa darah, dengan mekanisme yang sama dengan adrenalin. Permukaan membran plasma sel-sel hati mengandung reseptor spesifik untuk glukagon. Ketika reseptor ini berikatan dengan hprmon tersebut, adenilat siklase di dalam membran plasma diaktifkan dan timbul suatu

mekanisme amplikasi yang serupa dengan yang ditimbulkan oleh adrenalin. Kedua, glukagon, tidak seperti adrenalin, mengahambat perombakan glukosa menjadi laktat oleh glikolisis. Hasil perhitungan kadar glukosa sampel tersebut jika dibandingkan dengan hasil kadar glukosa darah nilai normal (< 200 mg/dl) maka dapat disimpulkan bahwa sampel Iva pada praktikum ini mempunyai kadar glukosa normal sedangkan pada pada Febi didapat hasil yang rendah 87, 63 mg/dl bisa dikatakan mengalami hipoglikemia atau kadar gula darahnya rendah, atau

kemungkinan ada kesalahan teknis, pada saat pengambilan reagen; sambungan kuvet tidak rapat (kendor) sehingga ukuran kurang akurat

BAB III

KESIMPULAN

Dari praktikum yang dilakukan dan hasil pembahasan maka praktikan dapat membuat kesimpulan bahwa:

a) Kadar glukosa darah normal adalah kurang dari 100 mg/dl (pada kondisi puasa), kadar glukosa darah normal adalah kurang dari 200 mg/dl (pd saat tidak puasa).

b) Perbedaan kisaran gula darah normal di atas, terutama dipengaruhi oleh usia, genetis, dan perbedaan pola makan.

(9)

c) Kontrol naik dan turunnya gula darah ditentukan oleh hormone Insulin dan glukagon.

d) Produksi insulin yang tidak cukup dan kelebihan glukagon mengakibatkan penyakit diabetes mellitus (penyakit kencing manis).

e) Jika jumlah gula darah menurun terlalu rendah, berkembanglah kondisi yang bisa fatal yang disebut hipoglikemia.

Referensi

Dokumen terkait

yang paling efisien menurunkan kadar glukosa darah adalah pada dosis tertinggi yaitu pada dosis 10,6 mg/kgbb, kadar glukosa darah = 125,42 mg/dl seperti kontrol normal yaitu

Hasil penelitian dengan rerata kadar glukosa darah puasa pada kelompok perempuan menopause yang rutin olahraga (94,73 mg/dL), menunjukkan perbedaan yang bermakna p=0.016 (&lt;0.05)

Data yang diukur adalah kadar glukosa darah puasa mencit yang sudah diinduksi Aloksan dalam mg/dl dan sesudah perlakuan dengan ekstrak etanol buah pare dan jamu

Hasil uji normalitas data dengan Saphiro-Wilk didapatkan distribusi data normal antara kadar glukosa darah puasa, kadar glukosa darah post-prandial 1 jam, dan kadar glukosa

200 mg/dL atau kadar glukosa darah lebih tinggi dari normal dengan tes.b. toleransi glukosa oral (TTGO) yang terganggu pada lebih dari satu

Oleh karena itu, pemeriksaan glukosa sangat penting dilakukan untuk mengetahui berapa batas atau nilai normal kadar glukosa darah dan kadar glukosa darah yang tinggi..

Diperlukan pemastian lebih lanjut dengan mendapat sekali lagi angka abnormal, baik kadar glukosa darah puasa ≥ 126 mg/dl, kadar glukosa sewaktu ≥ 200 mg/dl pada hari

Atas dasar studi tersebut, label diabetes untuk angka ≥126 mg/dL ( puasa ) dan ≥200 mg/dL ( setelah beban ) tetap digunakan, dan spektrum kadar glukosa darah 100 – 125 ( puasa )