• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Pendahuluan Osteoporosis

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Laporan Pendahuluan Osteoporosis"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PENDAHULUAN OSTEOPOROSIS LAPORAN PENDAHULUAN OSTEOPOROSIS

A.

A. Latar BelakangLatar Belakang

Proses menua (aging) merupakan suatu perubahan progresif pada Proses menua (aging) merupakan suatu perubahan progresif pada organisme yang telah mencapai kematangan intrinsik dan bersifat

organisme yang telah mencapai kematangan intrinsik dan bersifat irreversibelirreversibel serta menunjukkan adanya kemunduran sejalan dengan waktu. Proses alami serta menunjukkan adanya kemunduran sejalan dengan waktu. Proses alami yang disertai dengan adanya penurunan kondisi fisik, psikologis maupun yang disertai dengan adanya penurunan kondisi fisik, psikologis maupun sosial akan saling berinteraksi satu sama laini. Proses menua yang terjadi sosial akan saling berinteraksi satu sama laini. Proses menua yang terjadi pada lansia secara linier dapat digambarkan melalui tiga tahap yaitu, pada lansia secara linier dapat digambarkan melalui tiga tahap yaitu, kelemahan (impairment), keterbatasan fungsional (functional limitations), kelemahan (impairment), keterbatasan fungsional (functional limitations), ketidakmampuan (disability), dan keterhambatan (handicap) yang akan ketidakmampuan (disability), dan keterhambatan (handicap) yang akan dialami bersamaan dengan proses kemunduran

dialami bersamaan dengan proses kemunduran

Dengan bertambahnya usia terdapat peningkatan hilang tulang secara Dengan bertambahnya usia terdapat peningkatan hilang tulang secara linear. Hilang tulang ini lebih nyata pada wanita disbanding pria. Tingkat linear. Hilang tulang ini lebih nyata pada wanita disbanding pria. Tingkat hilang tulang ini sekitar 0,5

hilang tulang ini sekitar 0,5

 – 

 – 

1% per tahun dari berat tulang pada wanita1% per tahun dari berat tulang pada wanita pasca menopause dan pada pria > 80 tahun. Hilang tulang ini lebih mengenai pasca menopause dan pada pria > 80 tahun. Hilang tulang ini lebih mengenai bagian trabekula disbanding bagian korteks, dan pada

bagian trabekula disbanding bagian korteks, dan pada pemeriksaan histologik pemeriksaan histologik  wanita dengan osteoporosis spinal pasca menopause tinggal mempunyai wanita dengan osteoporosis spinal pasca menopause tinggal mempunyai tulang trabekula < 14% (nilai normal pada lansia 14

tulang trabekula < 14% (nilai normal pada lansia 14

 – 

 – 

24% ).24% ).

Sepanjang hidup tulang mengalami perusakan (dilaksanakan oleh sel Sepanjang hidup tulang mengalami perusakan (dilaksanakan oleh sel osteoklas) dan pembentukan (dilakukan oleh sel osteoblas) yang berjalan osteoklas) dan pembentukan (dilakukan oleh sel osteoblas) yang berjalan bersama-sama, sehingga tulang dapat membentuk modelnya seseuai dengan bersama-sama, sehingga tulang dapat membentuk modelnya seseuai dengan pertumbuhan badan (proses remodelling) Oleh karena itu dapat dimengerti pertumbuhan badan (proses remodelling) Oleh karena itu dapat dimengerti bahwa proses remodelling ini akan sangat cepat pada usia remaja (growth bahwa proses remodelling ini akan sangat cepat pada usia remaja (growth spurt). Terdapat berbagai factor yang mempengaruhi pembentukan dan spurt). Terdapat berbagai factor yang mempengaruhi pembentukan dan pengrusakan oleh kedua jenis sel tersebut. Apabila hasil akhir perusakan pengrusakan oleh kedua jenis sel tersebut. Apabila hasil akhir perusakan (resorbsi/destruk

(resorbsi/destruksi) lebih si) lebih besar dari pembentukan (formasi) maka akan tibesar dari pembentukan (formasi) maka akan timbulmbul osteoporosis.

osteoporosis.

Penyakit tulang dan patah tulang merupakan salah satu dari sindrom Penyakit tulang dan patah tulang merupakan salah satu dari sindrom geriatric, dalam arti insidens dan akibatnya pada usia lanjut yang cukup geriatric, dalam arti insidens dan akibatnya pada usia lanjut yang cukup significant.

(2)

Kondisi ini tentu saja sangat mencemaskan siapapun yang peduli, hal Kondisi ini tentu saja sangat mencemaskan siapapun yang peduli, hal ini terjadi karena ketidaktahuan pasien terhadap osteoporosis dan akibatnya. ini terjadi karena ketidaktahuan pasien terhadap osteoporosis dan akibatnya. Beberapa hambatan dalam penanggulangan dan pencegahan osteoporosis Beberapa hambatan dalam penanggulangan dan pencegahan osteoporosis antara lain karena kurang

antara lain karena kurang pengetahuapengetahuan, kurangnya fasilitas pengobatan, factorn, kurangnya fasilitas pengobatan, factor nutrisi yang disediakan, serta hambatan-hambatan keuangan. Sehingga nutrisi yang disediakan, serta hambatan-hambatan keuangan. Sehingga diperluan kerja sama yang baik antara lembaga-lembaga kesehatan, dokter diperluan kerja sama yang baik antara lembaga-lembaga kesehatan, dokter dan pasien. Pengertian yang salah tentang perawatan osteoporosis sering dan pasien. Pengertian yang salah tentang perawatan osteoporosis sering terjadi karena

terjadi karena kurangnya pengetahuan.kurangnya pengetahuan.

Peran dari petugas kesehatan dalam hal ini adalah dokter dan perawat Peran dari petugas kesehatan dalam hal ini adalah dokter dan perawat sangatlah mutlak untuk dilaksanakan. Karena dengan perannya akan sangatlah mutlak untuk dilaksanakan. Karena dengan perannya akan membantu dalam mengatasi peningkatan angka prevalensi dari osteoporosis. membantu dalam mengatasi peningkatan angka prevalensi dari osteoporosis. Perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan berperan dalam upaya Perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan berperan dalam upaya pendidikan dengan memberikan penyuluhan tentang pengertian osteoporosis, pendidikan dengan memberikan penyuluhan tentang pengertian osteoporosis, penyebab dan gejala osteoporosis serta pengelolaan osteoporosis. Berperan penyebab dan gejala osteoporosis serta pengelolaan osteoporosis. Berperan  juga

 juga dalam dalam meningkatkan meningkatkan mutu mutu dan dan pemerataan pemerataan pelayanan pelayanan kesehatan kesehatan sertaserta peningkatan pengetahuan, sikap dan praktik pasien serta keluarganya dalam peningkatan pengetahuan, sikap dan praktik pasien serta keluarganya dalam melaksanakan pengobatan osteoporosis. Peran yang terakhir adalah melaksanakan pengobatan osteoporosis. Peran yang terakhir adalah peningkatan kerja sama dan system rujukan antar berbagai tingkat fasilitas peningkatan kerja sama dan system rujukan antar berbagai tingkat fasilitas pelayanan kesehatan, hal ini akan memberi nilai posistif dalam upaya pelayanan kesehatan, hal ini akan memberi nilai posistif dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

B.

B. PengertianPengertian

Adalah suatu keadaan pengurangan jaringan tulang per unit volume, Adalah suatu keadaan pengurangan jaringan tulang per unit volume, sehingga tidak mampu melindungi atau mencegah terjadinya fraktur terhadap sehingga tidak mampu melindungi atau mencegah terjadinya fraktur terhadap trauma minimal. Secara histopatologis osteoporosis ditandai oleh trauma minimal. Secara histopatologis osteoporosis ditandai oleh berkurangnya ketebalan korteks disertai dengan berkurangnya jumlah berkurangnya ketebalan korteks disertai dengan berkurangnya jumlah maupun ukuran trabekula tulang.

maupun ukuran trabekula tulang.

Penurunan Massa tulang ini sebagai akibat dari berkurangnya Penurunan Massa tulang ini sebagai akibat dari berkurangnya pembentukan, meningkatnya perusakan (destruksi) atau kombinasi dari pembentukan, meningkatnya perusakan (destruksi) atau kombinasi dari keduanya.

(3)

Menurut pembagiannya dapat dibedakan atas : Menurut pembagiannya dapat dibedakan atas : 1.

1. Osteoporosis Primer yang terjadi bukan sebagai akibat penyakit yangOsteoporosis Primer yang terjadi bukan sebagai akibat penyakit yang lain, yang dibedakan lagi atas :

lain, yang dibedakan lagi atas : a.

a. Osteoporosis tipe I (pasca menopause), yang kehilangan tulangOsteoporosis tipe I (pasca menopause), yang kehilangan tulang terutama dibagian trabekula

terutama dibagian trabekula b.

b. Osteoporosis tipe II (senilis), terutama kehilangan Massa tulangOsteoporosis tipe II (senilis), terutama kehilangan Massa tulang daerah korteks

daerah korteks c.

c. Osteoporosis idiopatik yang terjadi pada usia muda denganpenyebabOsteoporosis idiopatik yang terjadi pada usia muda denganpenyebab yang tidak diketahui

yang tidak diketahui 2.

2. Osteoporosis sekunder, yang terjadi pada /akibat penyakit lain, antaraOsteoporosis sekunder, yang terjadi pada /akibat penyakit lain, antara lain hiperparatiroid, gagal ginjal kronis, arthritis rematoid dan lain-lain. lain hiperparatiroid, gagal ginjal kronis, arthritis rematoid dan lain-lain.

C.

C. EtiologiEtiologi 1.

1. Determinan Massa TulangDeterminan Massa Tulang

Massa tulang maksimal pada usia dewasa ditentukan oleh Massa tulang maksimal pada usia dewasa ditentukan oleh berbagai factor antara lain :

berbagai factor antara lain : a.

a. Faktor geneticFaktor genetic

Perbedaan genetic mempunyai pengaruh terhadap kepadatan Perbedaan genetic mempunyai pengaruh terhadap kepadatan tulang

tulang b.

b. Faktor mekanik Faktor mekanik 

Beban mekanik berpengaruh terhadap massa tulang, Beban mekanik berpengaruh terhadap massa tulang, bertambahnya beban akan menambah massa tulang dan bertambahnya beban akan menambah massa tulang dan berkurangnya massa tulang. Ada hubungan langsung dan nyata berkurangnya massa tulang. Ada hubungan langsung dan nyata antara massa otot dan massa tulang. Kedua hal tersebut antara massa otot dan massa tulang. Kedua hal tersebut menunjukkan respon terhadap kerja mekanik. Beban mekanik yang menunjukkan respon terhadap kerja mekanik. Beban mekanik yang berat akan mengakibatkan massa otot besar dan juga massa tulang berat akan mengakibatkan massa otot besar dan juga massa tulang yang besar

yang besar c.

c. Faktor makanan dan hormonFaktor makanan dan hormon

Pada seseorang dengan pertumbuhan hormon dengan nutrisi Pada seseorang dengan pertumbuhan hormon dengan nutrisi yang cukup (protein dan mineral), pertumbuhan tulang akan yang cukup (protein dan mineral), pertumbuhan tulang akan

(4)

mencapai maksimal sesuai dengan pengaruh genetic yang mencapai maksimal sesuai dengan pengaruh genetic yang bersangkutan

bersangkutan 2.

2. Determinan pengurangan Massa TulangDeterminan pengurangan Massa Tulang

Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap penurunan massa tulang Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap penurunan massa tulang pada usia lanjut yang dapat mengakibatkan fraktur osteoporosis pada pada usia lanjut yang dapat mengakibatkan fraktur osteoporosis pada dasarnya sama seperti pada factor-faktor yang mempengaruhi massa dasarnya sama seperti pada factor-faktor yang mempengaruhi massa tulang.

tulang. a.

a. Faktor geneticFaktor genetic

Factor genetic berpengaruh terhadap resiko terjadinya fr

Factor genetic berpengaruh terhadap resiko terjadinya fraktur.aktur. Pada seseorang dengan tulang yang kecil akan lebih mudah Pada seseorang dengan tulang yang kecil akan lebih mudah mendapat resiko fraktur dari seseorang denfan tulang yang besar. mendapat resiko fraktur dari seseorang denfan tulang yang besar. b.

b. Factor mekanisFactor mekanis

Pada umumnya aktifitas fisik akan menurun dengan Pada umumnya aktifitas fisik akan menurun dengan bertambahnya usia dan karena massa tulang

bertambahnya usia dan karena massa tulang merupakan fungsi bebanmerupakan fungsi beban mekanik, massa tulang tersebut pasti akan menurun dengan mekanik, massa tulang tersebut pasti akan menurun dengan bertambahnya usia.

bertambahnya usia. c.

c. Faktor lainFaktor lain 1)

1) KalsiumKalsium

Kalsium merupakan nutrisi yang penting, dengan masukan Kalsium merupakan nutrisi yang penting, dengan masukan kalsium yang rendah dan absorbsinya tidak baik akan kalsium yang rendah dan absorbsinya tidak baik akan mengakibatkan keseimbangan kalsium yang negatif begitu mengakibatkan keseimbangan kalsium yang negatif begitu sebaliknya.

sebaliknya. 2)

2) ProteinProtein

Parotein yang berlebihan akan mengakibatkan Parotein yang berlebihan akan mengakibatkan kecenderung

kecenderungan keseimbangan kalsium an keseimbangan kalsium yang negatif yang negatif  3)

3) EstrogenEstrogen

Berkurangnya/hilangnya estrogen dari dalam tubuh akan Berkurangnya/hilangnya estrogen dari dalam tubuh akan mengakibatkan terjadinya gangguan keseimbangan kalsium, mengakibatkan terjadinya gangguan keseimbangan kalsium, karena menurunnya efisiensi absorbsi kalsium dari makanan dan karena menurunnya efisiensi absorbsi kalsium dari makanan dan  juga menurunny

(5)

4)

4) Rokok dan kopiRokok dan kopi

Merokok dan minum kopi dalam jumlah banyak  Merokok dan minum kopi dalam jumlah banyak  cenderung akan mengakibatkan penurunan massa tulang, cenderung akan mengakibatkan penurunan massa tulang, lebih-lebih bila disertai masukan kalsium yang rendah. Mekanisme lebih bila disertai masukan kalsium yang rendah. Mekanisme pengaruh rokok terhadap penurunan massa tulang tidak diketahui, pengaruh rokok terhadap penurunan massa tulang tidak diketahui, akan tetapi kafein dapat memperbanyak ekskresi kalsium melalui akan tetapi kafein dapat memperbanyak ekskresi kalsium melalui urin maupun tinja.

urin maupun tinja. 5)

5) AlkoholAlkohol

Individu dengan alkoholisme mempunyai kecenderungan Individu dengan alkoholisme mempunyai kecenderungan masukan kalsium yang rendah, disertai dengan ekskresi lewat masukan kalsium yang rendah, disertai dengan ekskresi lewat urinurin yang meningkat. Mekanisme yang pasti belum

yang meningkat. Mekanisme yang pasti belum diketahui.diketahui.

D.

D. PatofisiologiPatofisiologi

Remodeling tulang normal pada orang dewasa akan meningkatkan Remodeling tulang normal pada orang dewasa akan meningkatkan massa tulang sampai sekitar usia 35 tahun. Genetik, nutrisi, gaya hidpu massa tulang sampai sekitar usia 35 tahun. Genetik, nutrisi, gaya hidpu (merokok, minum kopi), dan aktifitas fisik mempengaruhi puncak massa (merokok, minum kopi), dan aktifitas fisik mempengaruhi puncak massa tulang. Kehilangan karena usia mulai segera setelah tercapai puncaknya tulang. Kehilangan karena usia mulai segera setelah tercapai puncaknya massa tulang. Menghilangnya estrogen pada saat menopause mengakibatkan massa tulang. Menghilangnya estrogen pada saat menopause mengakibatkan percepatan resorbsi tulang dan berlangsung terus selama tahun-tahun pasca percepatan resorbsi tulang dan berlangsung terus selama tahun-tahun pasca menopause.

menopause.

Faktor nutrisi mempengaruhi pertumbuhan osteoporosis. Vitamin D Faktor nutrisi mempengaruhi pertumbuhan osteoporosis. Vitamin D penting untuk absorbsi kalsium dan untuk mineralisasi tulang normal. Diet penting untuk absorbsi kalsium dan untuk mineralisasi tulang normal. Diet mengandung kalsium dan vitamin D harus mencukupi untuk  mengandung kalsium dan vitamin D harus mencukupi untuk  mempertahankan remodelling tulang dan fungsi tubuh. Asupan kalsium dan mempertahankan remodelling tulang dan fungsi tubuh. Asupan kalsium dan vitamin D yang tidak mencukupi selama bertahun-tahun mengakibatkan vitamin D yang tidak mencukupi selama bertahun-tahun mengakibatkan pengurang

pengurangan massa an massa tulang dan pertumbuhan tulang dan pertumbuhan osteoporosis.osteoporosis.

E.

E. Tanda Dan GejalaTanda Dan Gejala 1.

1. Nyeri dengan atau tanpa adanya fraktur yang nyataNyeri dengan atau tanpa adanya fraktur yang nyata 2.

2. Nyeri timbul Nyeri timbul secara mendadadasecara mendadadak k  3.

(6)

4.

4. Nyeri akan bertambah karena melakukan aktifitas atau pekerjaan sehari-Nyeri akan bertambah karena melakukan aktifitas atau pekerjaan sehari-hari atau karena pergerakan yang salah

hari atau karena pergerakan yang salah 5.

5. Rasa sakit karena oleh adanya fraktur pada anggota gerak Rasa sakit karena oleh adanya fraktur pada anggota gerak  6.

6. Rasa sakit karena adanya kompresi fraktur paa vertebraRasa sakit karena adanya kompresi fraktur paa vertebra 7.

7. Rasa sakit hebat yang terlokalisasi pada daerah vertebraRasa sakit hebat yang terlokalisasi pada daerah vertebra 8.

8. Rasa sakit akan berkurang apabila pasien istirahat di tempat tRasa sakit akan berkurang apabila pasien istirahat di tempat t iduridur

F.

F. Pemeriksaan PenunjangPemeriksaan Penunjang

Osteoporosis teridentifikasi pada pemeriksaan sinar-x rutin bila sudah Osteoporosis teridentifikasi pada pemeriksaan sinar-x rutin bila sudah terjadi demineralisasi 25% sampai 40%. Tampak radiolusesnsi tulang. Ketika terjadi demineralisasi 25% sampai 40%. Tampak radiolusesnsi tulang. Ketika vertebra kolaps, vertebra torakalis menjadi berbentuk baji dan vertebra vertebra kolaps, vertebra torakalis menjadi berbentuk baji dan vertebra lumbalis menjadi bikonkaf.

lumbalis menjadi bikonkaf.

Pemeriksaan laboratorium (missal kalsium serum, fosfat, serum, Pemeriksaan laboratorium (missal kalsium serum, fosfat, serum, fosfatase alkalu, ekskresi kalsium urine, ekskresi hidroksi prolin urine, fosfatase alkalu, ekskresi kalsium urine, ekskresi hidroksi prolin urine, hematokrit, laju endap darah), dan sinar-x dilakukan untuk menyingkirkan hematokrit, laju endap darah), dan sinar-x dilakukan untuk menyingkirkan kemungkinan diagnosis medis lain (missal ; osteomalasia, kemungkinan diagnosis medis lain (missal ; osteomalasia, hiperparatiroidisme, dlll) yang juga menyumbang terjadinya kehilangan hiperparatiroidisme, dlll) yang juga menyumbang terjadinya kehilangan tulang.

tulang.

Absorbsiometri foton-tunggal dapat digunakan untuk memantau Absorbsiometri foton-tunggal dapat digunakan untuk memantau massa tulang pada tulang kortikal pada sendi pergelangan tangan. massa tulang pada tulang kortikal pada sendi pergelangan tangan. Absorpsiometri dual-foton, dual energy x-ray absorpsiometry (DEXA) , dan Absorpsiometri dual-foton, dual energy x-ray absorpsiometry (DEXA) , dan CT mampu memberikan informasi menganai massa tulang pada tulang CT mampu memberikan informasi menganai massa tulang pada tulang belakang dan panggul. Sangat berguna untuk mengidentifikasi tulang belakang dan panggul. Sangat berguna untuk mengidentifikasi tulang osteoporosis dan mengkaji respon terhadap terapi.

osteoporosis dan mengkaji respon terhadap terapi.

G.

G. PenatalaksanaanPenatalaksanaan

Diet kaya kalsium dan vitamin D yang mencukupi dan seimbang Diet kaya kalsium dan vitamin D yang mencukupi dan seimbang sepanjang hidup, dengan peningkatan asupan kalsium paa permulaan umur sepanjang hidup, dengan peningkatan asupan kalsium paa permulaan umur pertengahan

(7)

Pada menopause, terapi penggantian hormon dengan estrogen dan Pada menopause, terapi penggantian hormon dengan estrogen dan progesterone dapat diresepkan untuk memperlambat kehilangan tulang dan progesterone dapat diresepkan untuk memperlambat kehilangan tulang dan mencega

mencegah th terjadinya patah tulang erjadinya patah tulang yang diakibatkannyayang diakibatkannya..

Obat-obat yang lain yang dapat diresepkan untuk menanngani Obat-obat yang lain yang dapat diresepkan untuk menanngani osteoporosis termasuk kalsitonin, natrium florida, dan natrium etidronat. osteoporosis termasuk kalsitonin, natrium florida, dan natrium etidronat. Kalsitonin secara primer menekan kehilangan tulang dan diberikan secara Kalsitonin secara primer menekan kehilangan tulang dan diberikan secara injeksi subkutan atau intramuskular. Efek samping (missal : gangguan injeksi subkutan atau intramuskular. Efek samping (missal : gangguan gastrointestinal, aliran panas, frekuensi urin), biasanya ringan dan hanya gastrointestinal, aliran panas, frekuensi urin), biasanya ringan dan hanya kadang-kadang dialami. Natrium florida memperbaiki aktifitas osteoblastik  kadang-kadang dialami. Natrium florida memperbaiki aktifitas osteoblastik  dan pembentukan tulang.

dan pembentukan tulang.

H.

H. PengkajianPengkajian 1.

1. Kemunduran musculoskeletalKemunduran musculoskeletal

Indikator primer dari keparahan imobilitas pada system Indikator primer dari keparahan imobilitas pada system musculoskeleta

musculoskeletal adalah l adalah penurunan tonus, kekuatan, ukuran, dan penurunan tonus, kekuatan, ukuran, dan ketahananketahanan otot; rentang gerak sendi; dan kekuatan skeletal. Pengkajian fungsi secara otot; rentang gerak sendi; dan kekuatan skeletal. Pengkajian fungsi secara periodik dapat digunakan untuk memantau perubahan dan keefektifan periodik dapat digunakan untuk memantau perubahan dan keefektifan intervensi.

intervensi. 2.

2. Kemunduran kardiovaskulerKemunduran kardiovaskuler

Tanda dan gejala kardivaskuler tidak memberikan bukti langsung Tanda dan gejala kardivaskuler tidak memberikan bukti langsung atau meyaknkan tentang perkembangan komplikasi imobilitas. Hanya atau meyaknkan tentang perkembangan komplikasi imobilitas. Hanya sedikit petunjuk diagnostic yang dapat diandalkan pada pembentukan sedikit petunjuk diagnostic yang dapat diandalkan pada pembentukan trombosis. Tanda-tanda tromboflebitis meliputi eritema, edema, nyeri trombosis. Tanda-tanda tromboflebitis meliputi eritema, edema, nyeri tekan dan tanda homans positif. Intoleransi ortostatik dapat menunjukkan tekan dan tanda homans positif. Intoleransi ortostatik dapat menunjukkan suatu gerakan untuk berdiri tegak seperti gejala peningkatan denyut suatu gerakan untuk berdiri tegak seperti gejala peningkatan denyut  jantung,

 jantung, penurunan penurunan tekanan tekanan darah, darah, pucat, pucat, tremor tremor tangan, tangan, berkeringat,berkeringat, kesulitandalam mengikuti perintah dan sinkop

kesulitandalam mengikuti perintah dan sinkop 3.

3. Kemunduran RespirasiKemunduran Respirasi

Indikasi kemunduran respirasi dibuktikan dari tanda dan gejala Indikasi kemunduran respirasi dibuktikan dari tanda dan gejala atelektasis dan pneumonia. Tanda-tanda awal meliputi peningkatan atelektasis dan pneumonia. Tanda-tanda awal meliputi peningkatan temperature dan denyut jantung. Perubahan-perubahan dalam pergerakan temperature dan denyut jantung. Perubahan-perubahan dalam pergerakan

(8)

dada, perkusi, bunyi napas, dan gas arteri mengindikasikan adanaya dada, perkusi, bunyi napas, dan gas arteri mengindikasikan adanaya perluasan dan beratnya kondisi yang terjadi.

perluasan dan beratnya kondisi yang terjadi. 4.

4. Perubahan-pePerubahan-perubahan rubahan integumentintegument

Indikator cedera iskemia terhadap jaringan yang pertama adalah Indikator cedera iskemia terhadap jaringan yang pertama adalah reaksi inflamasi. Perubahan awal terlihat pada permukaan kulit sebagai reaksi inflamasi. Perubahan awal terlihat pada permukaan kulit sebagai daerah eritema yang tidak teratur dan didefinisikan sangat buruk di atas daerah eritema yang tidak teratur dan didefinisikan sangat buruk di atas tonjolan tulang yang tidak hilang dalam waktu 3 menit setelah tekanan tonjolan tulang yang tidak hilang dalam waktu 3 menit setelah tekanan dihilangkan

dihilangkan 5.

5. Perubahan-pePerubahan-perubahan fungsi rubahan fungsi urinariaurinaria

Bukti dari perubahan-perubahan fungsi urinaria termasuk Bukti dari perubahan-perubahan fungsi urinaria termasuk tanda-tanda fisik berupa berkemih sedikit dan sering, distensi abdomen bagian tanda fisik berupa berkemih sedikit dan sering, distensi abdomen bagian bawah, dan batas kandung kemih yang dapat diraba. Gejala-gejala bawah, dan batas kandung kemih yang dapat diraba. Gejala-gejala kesulitan miksi termasuk pernyataan ketidakmampuan untuk berkemih dan kesulitan miksi termasuk pernyataan ketidakmampuan untuk berkemih dan tekanan atau nyeri pada

tekanan atau nyeri pada abdomen bagian bawahabdomen bagian bawah 6.

6. Perubahan-pePerubahan-perubahan rubahan GastrointestinalGastrointestinal

Sensasi subjektif dari konstipasi termasuk rasa tidak nyaman pada Sensasi subjektif dari konstipasi termasuk rasa tidak nyaman pada abdomen bagian bawah, rasa penuh, tekanan. Pengosonganh rectum yang abdomen bagian bawah, rasa penuh, tekanan. Pengosonganh rectum yang tidak sempurna, anoreksia, mual gelisah, depresi mental, iritabilitas, tidak sempurna, anoreksia, mual gelisah, depresi mental, iritabilitas, kelemahan, dan sakit kepala.

kelemahan, dan sakit kepala.

Pemeriksaan fisik kadang menemukan adanya patah tulang, kifosis Pemeriksaan fisik kadang menemukan adanya patah tulang, kifosis vertebra torakalis atau pemendekan tinggi badan. Masalah mobilitas dan vertebra torakalis atau pemendekan tinggi badan. Masalah mobilitas dan pernafasan

pernafasan dapat dapat terjadi akibat terjadi akibat perubahan perubahan postur dapostur dan ken kelemahan lemahan otot.otot. Konstipasi dapat terjadi akibat inaktifitas.

Konstipasi dapat terjadi akibat inaktifitas.

I.

I. Diagnosa Keperawatan Yang Dapat MunculDiagnosa Keperawatan Yang Dapat Muncul 1.

1. Kurang pengetahuan mengenai proses osteoporosis dan program terapiKurang pengetahuan mengenai proses osteoporosis dan program terapi 2.

2. Nyeri b.d spasme otot, frakturNyeri b.d spasme otot, fraktur 3.

3. Konstipasi b.d imobilitas atau terjadi ileusKonstipasi b.d imobilitas atau terjadi ileus 4.

(9)

J.

J. Intervensi KeperawatanIntervensi Keperawatan

Memahami Osteoporosis dan Program Tindakan. Pengajaran kepada Memahami Osteoporosis dan Program Tindakan. Pengajaran kepada kelayan dipusatkan pada factor yang mempengaruhi terjadinya osteoporosis, kelayan dipusatkan pada factor yang mempengaruhi terjadinya osteoporosis, intervensi untuk menghentikan atau memperlambat proses, dan upaya intervensi untuk menghentikan atau memperlambat proses, dan upaya mengurangi gejala. Diet atau suplemen kalsium yang memadai, latihan mengurangi gejala. Diet atau suplemen kalsium yang memadai, latihan pembebaban berat badan teratur, dan memodifikasi gaya hidup, bila perlu. pembebaban berat badan teratur, dan memodifikasi gaya hidup, bila perlu. Latihan dan aktifitas fisik merupakan kunci utama untuk menumbuhkan Latihan dan aktifitas fisik merupakan kunci utama untuk menumbuhkan tulang dengan kepadatan tinggi yang tahan terhadap terjadinya osteoporosis. tulang dengan kepadatan tinggi yang tahan terhadap terjadinya osteoporosis. Ditekankan pada lansia harus tetap membutuhkan kalsium, vitamin D, sinar Ditekankan pada lansia harus tetap membutuhkan kalsium, vitamin D, sinar matahari, dan latihan

matahari, dan latihan yang memadai untuk meminimalkan efek osteoporosisyang memadai untuk meminimalkan efek osteoporosis Meredakan Nyeri. Peradaan nyeri pinggang dapat dilakukan dengan Meredakan Nyeri. Peradaan nyeri pinggang dapat dilakukan dengan istirahat di tempat tidur dengan posisi telentang atau miring kesamping istirahat di tempat tidur dengan posisi telentang atau miring kesamping selama beberapa hari. Fleksi lutut dapat meningkatkan rasa nyaman dengan selama beberapa hari. Fleksi lutut dapat meningkatkan rasa nyaman dengan merelaksasi otot. Kompres panas intermiten dan pijatan punggung merelaksasi otot. Kompres panas intermiten dan pijatan punggung memperbaiki relaksasi otot.

memperbaiki relaksasi otot.

Memperbaiki pengosongan usus. Konstipasi merupakan masalah Memperbaiki pengosongan usus. Konstipasi merupakan masalah yangyang berkaitan dengan imobilitas, pengobatan dan lansia. Pemberian awal diit berkaitan dengan imobilitas, pengobatan dan lansia. Pemberian awal diit tinggi serat, tambahan cairan, dan penggunaan pelunak tinja sesuai ketentuan tinggi serat, tambahan cairan, dan penggunaan pelunak tinja sesuai ketentuan dapat membantu meminimalkan konstipasi.

dapat membantu meminimalkan konstipasi.

Mencegah cidera. Aktifitas fisik sangat penting untuk memperkuat Mencegah cidera. Aktifitas fisik sangat penting untuk memperkuat otot, mencegah atrofi dan memperlambat demineralisasi tulang progresif. otot, mencegah atrofi dan memperlambat demineralisasi tulang progresif. Latihan isometric dapat digunakan untuk memperkuat otot

Latihan isometric dapat digunakan untuk memperkuat otot batang tubuh.batang tubuh.

K.

K. EvaluasiEvaluasi 1.

1. Mendapatkan pengetahuaMendapatkan pengetahuan mengenai osteoporosis n mengenai osteoporosis dan programdan program penanganannya.

penanganannya. a.

a. Menyebutkan hubungMenyebutkan hubungan asupan kalsium dan an asupan kalsium dan latihan terhadap massalatihan terhadap massa tulang

tulang b.

b. MengkonsuMengkonsumsi kalsium diet msi kalsium diet dengan jumlah yang mencukupidengan jumlah yang mencukupi c.

c. Meningkatkan tingkat latihanMeningkatkan tingkat latihan d.

(10)

2.

2. Mendapatkan peredaan nyeriMendapatkan peredaan nyeri a.

a. Mengalami redanya nyeri saat beristirahatMengalami redanya nyeri saat beristirahat b.

b. Mengalami ketidaknyamanaMengalami ketidaknyamanan minimal n minimal selama aktifitas kehidupanselama aktifitas kehidupan sehari-hari

sehari-hari c.

c. Menunjukkan berkurangnyMenunjukkan berkurangnya nyeri a nyeri tekan pada tempat frakturtekan pada tempat fraktur 3.

3. Menunjukkan pengosongan usus yang normalMenunjukkan pengosongan usus yang normal a.

a. Bising usus aktif Bising usus aktif  b.

b. Gerakan usus teraturGerakan usus teratur 4.

4. Tidak mengalami fraktur baruTidak mengalami fraktur baru a.

a. Mempertahankan postur yang bagusMempertahankan postur yang bagus b.

b. Mempergunakan mekanika tubuh yang baik Mempergunakan mekanika tubuh yang baik  c.

c. MengkonsuMengkonsumsi diet seimbang tinggi msi diet seimbang tinggi kalsium dan vitamin Dkalsium dan vitamin D d.

d. Rajin menjalankan latihan pembebanan berat badan (jRajin menjalankan latihan pembebanan berat badan (jalan-jalan setiapalan-jalan setiap hari)

hari) e.

(11)

DAFTAR PUSTAKA DAFTAR PUSTAKA

Doengoes, Marilynn E, Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk  Doengoes, Marilynn E, Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk  Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan pasien, Jakarta, Penerbit Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan pasien, Jakarta, Penerbit Buku Kedokteran, EGC, 2000

Buku Kedokteran, EGC, 2000

Brunner & Suddarth. Buku Ajar : Keperawatan Medikal Bedah Vol 3, Jakarta, Brunner & Suddarth. Buku Ajar : Keperawatan Medikal Bedah Vol 3, Jakarta,

EGC, 2002 EGC, 2002

Maryam, R. Siti, dkk. 2008. Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta : Maryam, R. Siti, dkk. 2008. Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta :

Salemba Medika. Salemba Medika.

R. Boedhi Darmojo, Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut), Jakarta, Balai R. Boedhi Darmojo, Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut), Jakarta, Balai

Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1999 Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1999 Watson, Roger. 2003. Perawatan pada Lansia. Jakarta : EGC. Watson, Roger. 2003. Perawatan pada Lansia. Jakarta : EGC.

(12)

Referensi

Dokumen terkait

Osteoporosis atau keropos tulang adalah suatu penyakit tulang yang ditandai dengan adanya penurunan masa tulang dan perubahan struktur pada jaringan mikroarsitektur

berkaitan dengan faktor genetik, sedangkan faktor yang menyebabkan penurunan massa tulang adalah proses ketuaan, menopause, faktor lain seperi obat obatan

Tujuan penatalaksanaan osteoporosis ini adalah mengakumulasikan puncak massa tulang pada masa pertumbuhan dan mencegah atau modifikasi faktor risiko, pencegahan kehilangan massa

Merokok, terutama pada perempuan yang sudah dimulai sejak remaja, akan menurunkan kadar estrogen di dalam darah sehingga pencapaian densitas puncak tulang akan berkurang,

Keropos tulang atau osteoporosis terjadi apabila kerapatan massa tulang berkurang ke suatu kondisi dimana dapat terjadi patah tulang oleh tekanan yang lemah.. Kondisi ini

Rasional : Jumlah dan tipe cairan pengganti ditentukan dari keadaan status cairan Penurunan volume cairan mengakibatkan menurunnya produksi urine, monitoring yang ketat pada

Terapresiasinya nilai mata uang Rupiah terhadap US$ akan mengakibatkan harga biji kopi Indonesia menjadi mahal, sehingga akan mengakibatkan penurunan permintaan biji

Jika dikaitkan dengan kebiasaan merokok dan minum kopi di kedai kopi di Bengkalis, kontrol perilaku dapat dilakukan dengan peningkatan pajak rokok di Indonesia