• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 4 KONSEP. Definisi Buku Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, buku adalah lembar kertas yang berjilid,

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 4 KONSEP. Definisi Buku Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, buku adalah lembar kertas yang berjilid,"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 4 KONSEP

4.1 LANDASAN TEORI

Definisi Buku

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, buku adalah lembar kertas yang berjilid, berisi tulisan atau kosong. Menurut Oxford Dictionary, buku adalah hasil karya yang ditulis atau dicetak dengan halaman-halaman yang dijilid pada satu sisi atau hasil karya yang ditujukan untuk penerbitan.

Definisi Publikasi

Menurut Simon Jennings, publikasi adalah industri yang mendukung desain buku. Arti kata publikasi adalah untuk menyatakan ide-ide atau gagasan-gagasan di depan umum, secara terbuka dan membuat ide-ide atau gagasan-gagasan itu diketahui secara umum (Jennings, Simon, The Complete Guide to Advance Illustration and Design, p134).

Definisi Budaya

Secara Estimologis, budaya berasal dari bahasa Sangsekerta yaitu buddayah yang mempunyai arti dalam bentuk jamaknya yang berarti budi atau akal. Sedangkan kebudayaan adalah hal-hal yang berkaitan dengan akal (Koentjaraningrat, 1974).

Adapun ciri-ciri kebudayaan :

1. Merupakan produk manusia sehingga kebudayaan merupakan ciptaan manusia, dimana manusia sebagai pelaku sejarah dan kebudayaannya.

(2)

2. Bersifat sosial karena kebudayaan tidak akan dapat dihasilkan secara individu, tetapi harus bersama-sama.

3. Diteruskan melalui proses belajar karena kebudyaan diwariskan dari generasi ke generasi berikutnya dengan proses pembelajaran yang selalu berkembang setiap saatnya.

4. Bersifat simbolik karena mengekspresikan dan mengungkapkan kehadiran manusia serta segala upayanya untuk dapat mewujudkan dirinya masing-masing. 5. Merupakan sistem pemenuhan atas pelbagai kebutuhan manusia, yaitu setiap

kebutuhan yang melalui cara-cara beradab yang disertai teknik-teknik tertentu

(R.M., Rafael. Manusia dan Kebudayaan, 2000).

Sesuai dengan perancangan buku Seindah Bayang-Bayang dimana wayang merupakan budaya warisan nenek moyang kita yang tidak ternilai, sudah sepatutnya kita melestarikannya melalui generasi penerus bangsa kita, dimulai sejak dini, yaitu melalui anak-anak bangsa.

Fisik alami sebuah buku

Menurut Simon Jennings, untuk mendesain sebuah buku secara tepat kita harus mengerti dasar dari fisik alami sebuah buku, walaupun tidak menempel di dinding sama halnya dengan poster, buku juga harus dapat dilihat dari sebuah jarak tertentu, misalnya ketika diletakkan di sebuah lemari perpustakaan atau di dalam sebuah toko buku dimana ia harus bersaing dengan judul-judul lainnya untuk menarik perhatian.

Buku juga adalah sebuah benda yang nyata, yang memiliki 3 dimensi. Buku adalah sebuah objek fisik, sebuah kumpulan yang bertindak sebagai sistem pencarian

(3)

informasi. Ia harus dibaca, karena itu legible atau informasi di dalamnya harus dapat diterima dan dimengerti.

Bentuk, ukuran dan proporsi

Menurut David Dabner, dalam memlilih bentuk dan ukuran area desain yang akan dibuat, pertimbangan-pertimbangan praktis seperti benuk, ukuran kertas serta fleksibilitas dari jenis mesin cetak yang tersedia selalu menjadi panduan dan pastikan untuk selalu bekerja dalam apa yang perlu dicapai.

Selain itu, faktor pembiayaan juga dapat mempengaruhi bentuk dan ukuran. Bentuk potongan melengkung yang tidak biasa atau bentuk yang tidak praktis membuat biaya produksi menjadi mahal, sama halnya dengan pembagian kertas yang tidak ekonomis karena menyebabkan kertas terbuang sia-sia (Dabner, David > 2003, Design and Layout;

Understanding and Learning Graphic, p12).

Menurut Esther Widhi Andangsari, M.Psi.,Psi, seorang psikolog perkembangan manusia, fisik sebuah buku tidaklah menjadi persoalan untuk anak, karena anak-anak usia 8-12 tahun seudah berkembang sel-sel motoriknya dan memungkinkan mereka untuk memegang buku dengan berbagai fisik yang berbeda.

Teori Layout

Menurut Frank F Jefkin, untuk mendapatkan layout yang baik diperlukan adanya: 1. Kesatuan komposisi yang baik dan enak untuk dilihat;

2. Variasi, agar tidak monoton / membosankan;

3. Keseimbangan dalam layout sehingga terlihat sepadan, serasi, dan selaras; 4. Irama, yang berupa pengulangan bentuk atau unsur-unsur layout dan warna ;

(4)

5. Harmoni adalah keselarasan atau keserasian hubungan antara unsur-unsur yang memberikan kesan kenyaman dan keindahan;

6. Proporsi merupakan suatu perbandingan;

7. Kontras merupakan perpaduan antara warna gelap dan terang.

Layout adalah suatu perancangan huruf dan seni (fotografi, ilustrasi dan grafik lainnya) di atas kertas. Ada 3 dasar untuk sebuah layout yang baik yaitu bahwa layout itu harus bekerja, mengorganisir dan menarik perhatian.

Hal-hal untuk membantu mengatur, menyusun layout (Siebert and Ballard, 1992, p5) :

- Gunukan ukuran huruf yang berbeda.

- Warnai background dari sebuah informasi yang penting. - Bagilah informasi menjadi beberapa bagian.

- Gunakan ketebalan hurug yang berbeda yang sesuai dengan kesan yang ingin ditampilkan.

- Pilihlah lokasi yang terbaik (bagian kiri atau biasanya yang pertama kali dibaca). - Letakkan gambar setelah copy

- Buatlah point-point untuk setiap informasi yang penting

Dalam wawancara dengan Esther Widhi Andangsari, M.Psi.,Psi, beliau mengemukakan bahwa anak-anak usia 8-12 tahun mempunyai memori yang sangat baik, sehingga layout yang cerah dan unik akan merangsang dan mengajak mereka untuk mengingat lebih lama dengan apa yang dilihatnya.

(5)

Teori Warna

Menurut Russel, 1992, salah satu unsur yang paling serba guna untuk sebuah desain adalah warna. Warna dapat menarik perhatian dan membantu menciptakan sebuah mood (suasana hati). Bergantung pada daya tarik suatu karya, warna dapat digunakan dengan beberapa alasan berikut:

1. Warna merupakan sebuah alat untuk mendapat perhatian.

2. Warna dapat menyoroti unsur-unsur khusus secara realistis dalam warna 3. Warna memiliki bahasa psikologis yang menyusun mood karya tersebut.

4. Menurut Affendi, 1978, intensitas warna dapat dinaikan atau diturunkan dengan cara:

a. Meletakkan di atas latar yang kontras-intensitas naik. b. Meletakkan di atas latar yang analog-intensitas turun. c. Mencampur dengan abu-abu-intensitas turun.

Warna dapat mempengaruhi emosi dan tingkah laku kita. Reaksi kita terhadap warna dipengaruhi oleh kombinasi dari faktor biologis, psikologis, sosial dan budaya. Menurut pendapat para ahli jiwa, pengaruh warna dapat menyumbang sekitar 60% dari penerimaan atau penolakan dari sebuah produk atau servis (Anonim, The Psychology of Color,

http://psychology.about.com).

Menurut Steve Edgell, warna dapat menambahkan sebuah dimensi baru dalam sebuah kartu, ia menunjukkan emosi, tempat dan mood. Warna dapat merupakan sebuah komunikasi non verbal dan bila digunakan secara tepat dapat mempertinggi nilai dari sebuah gambar (Edgell, Steve, The Complete Cartooning Course, p100-101).

Dalam buku Warna, Teori dan Kreativitas Penggunaannya (Penertib ITB, 2002)

(6)

dan bentuk, hampir semua memilih objek berwarna. Dapat disimpulkan bahwa dalam mendesain untuk anak-anak sebaiknya pemanfaatan kekuatan elemen warna dimaksimalkan.

Dalam buku yang sama, Sulasmi Darmaprawita W.A. menjabarkan kembali mengenai hasil eksperimen warna berkaitan dengan psikologi anak-anak : “Menurut penelitian secara umum, warna panas merangsang anak-anak....”. Berdasarkan tulisan dalam bukunya, yang temasuk golongan panas adalah keluarga merah atau jingga yang mempunyai sifat hangat, segar, menyenangkan, merangsang dan bergairah.

Buku Pantone: Guide to Communication with Color (Ohio Graphix Press, 2001). Leatrice Eiseman menyatakan bahwa orang-orang yang tinggal dekat garis khatulistiwa cenderung digambarkan dalam warna-warna hangat atau cerah.

Maka untuk Buku Seindah Bayang-Bayang, warna yang akan menonjol disini adalah warna hangat atau panas, sebagainaman target audiens adalah anak-anak Indonesia. Indonesia merupakan negara yang berada di garis khatulistiwa, yang beriklim tropis. Sehingga warna yang cocok adalah warna panas atau hangat. Warna juga disesuaikan dengan wanda atau bentuk wajah pada wayang sesuai karakter atau perasaan. Warna hitam adalah warna kebijaksaan, seperti Gatot kaca atau Bhisma, warna merah biasanya digunakan untuk raksasa dan menggambarkan kemarahan dan lain sebagainya.

Teori Tipografi

Menurut kutipan dari buku “Tipografi dalam Desain Grafis”, Danton Sihombing MFA, tipografi bukan lagi merupakan pelengkap suatu statement visual, tetapi sudah menjadi sajian utama komunikasi grafis yang berbentuk buku, katalog atau brosur. Baik

(7)

sebagai pelengkap suatu bentuk komunikasi visual, maupun sebagai unsur utama, huruf memainkan peranan sangat penting dalam keberhasilan suatu bentuk komunikasi grafis.

Tipografi bisa saja menjadi inti gagasan suatu komunikasi grafika dan huruf menjadi satu-satunya visualisasi yang efektif. Kekeliruan atau ketidak pekaan dalam tipografi bisa merusak hasil komunikasi grafis, walaupun bentuk visualisasi lainnya telah dibuat dengan prima.Untuk pemilihan jenis huruf atau font yang tepat, beberapa kriteria yang harus, terpenuhi antara lain :

• Clearity adalah bahwa suatu huruf mempunyai fungsi tertentu yaitu harus dapat dilihat secara jelas.

• Readability adalah keterbacaan dan jenis huruf tersebut.

• Legibility lebih menekankan apakah kita mudah membacanya atau tidak. • Visibility lebih menekankan pada keindahan jenis huruf tersebut.

Menurut Esther Widhi Andangsari, M.Psi.,Psi, anak-anak usia 8-12 tahun mudah mengingat apa yang dilihat dan dibacanya. Mereka mulai bisa membaca buku yang lebih tebal, tetapi jangan terlalu tebal karena akan menyebabkan kejenuhan pada si anak. Begitu juga dalam pemilihan judul, bukan masalah panjang atau pendeknya kata-kata, tetapi persuasif tidaknya kata-kata yang mereka baca dan lebih baik sesuatu yang mempunyai irama yang enak didengar.

Teori Ilustrasi

Drs. Soemarsono. D menyatakan bahwa ilustrasi dapat dibedakan menjadi 2, yaitu: utama dan pendamping. Ilustrasi utama digunakan untuk menyajikan ide besar, ilustrasi pendamping untuk memperjelas ide utama.

(8)

Dalam buku Teori Desain Komunikasi Visual, yang ditulis oleh Artini Kusmiati R dan Sri Pudjiastuti serta Pamudji Suptandar, dan diterbitkan oleh penerbit Djambatan, Ilustrasi digunakan untuk membantu mengkomunikasikan pesan dengan tepat, cepat tegas dan merupakan terjemahan dari sebuah judul. Ilustrasi diharapkan dapat memberi suasana penuh emosi dan menjadikan gagasan seakan-akan nyata. Meski ilustrasi merupakan

attention getter paling efektif, tetapi lebih efektif lagi bila ilustrasi tersebut menunjang

pesan yang terkandung. Ilustrasi harus didesain dengan baik dan jangan menggunakan ilustrasi hanya sebagai pengisi ruangan yang kosong atau sekedar membuat halaman menarik. (Kopec, Ph.D, David, Color, Mood EffectPsychology).

Ilustrasi adalah suatu cara mengvisualkan atau menampilkan gambar, lukisan, fotografi dan seni lainnya yang mencondongkan subjek daripada bentuk. Tujuan ilustrasi adalah untuk menguraikan atau merangkai suatu informasi tekstual (sepeti sebuah cerita, puisi atau artikel koran) ke dalam visual (www.wikipedia.org).

Lagi menurut Esther Widhi Andangsari, M.Psi.,Psi, anak-anak usia 8-12 tahun sudah bisa menerima tulisan yang banyak, tetapi tetap harus dibatasi karena mereka gampang jenuh. Maka dalam buku Seindah Bayang-Bayang tulisan tidak akan terlalu banyak, tetapi tetap informatif dan persuasif.

Psikologi Komunikasi

Komunikasi adalah proses penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberitahu atau untuk merubah sikap, pendapat, perilaku, baik langsung secara lisan atau tidak langsung melalui media (Onong, 1986).

Komunikasi berlangsung apabila antara orang-orang yang terlibat terdapat kesaamaan mengenai hal yang dikomunikasikan.

(9)

Dari pengertian di atas, maka unsur-unsur atau komponen yang merupakan persyaratan terjadinya komunikasi, adalah:

1. Komunikator, seseorang yang akan menyampaikan pesan; 2. Pesan, merupakan pernyataan yang didukung oleh lambang; 3. Media, adalah sarana untuk menyampaikan pesan;

4. Komunikan, orang yang akan menerima pesan. Ruang lingkup komunikasi:

• Komunikasi sosial merupakan komunikasi yang lebih diarahkan kepada pencapaian suatu situasi integrasi sosial.

• Komunikasi massa adalah suatu kegiatan komunikasi yang ditujukan kepada orang banyak yang tidak dikenal, selain itu sifat lain dari komunikasi massa adalah bahwa komunikasi heterogen yaitu heterogen dalam latar belakang sosial, latar belakang ekonomi, latar belakang budaya dan latar belakang pendidikan. Komunikasi massa dapat mempergunakan media massa dan dapat pula terjadi tanpa media. Beberapa kriteria komunikasi massa adalah :

• Khalayak luas (banyak jumlahnya). • Khalayak heterogen.

• Khalayak anonim (tidak dikenal).

Dalam membuat sebuah produk, perlu dipikirkan psikologi audiensnya. Begitu juga dalam membuat buku anak-anak perlu diadakan penelitian mengenai cara berkomunikasi dengan baik secara visual maupun verbal.

Di dalam buku Bermain, Mainan dan Permainan :”...yang menjadi kesukaan anak-anak adalah buku dengan gambar-gambar besar dan berwarna cerah, mempunyai tokoh

(10)

cerita manusia, binatang atau benda-benda yang sudah dikenalnya. Kalaupun ada tulisan, maka sebaiknya tulisan ditulis dalam huruf yang dicetak besar-besar, kalimat singkat, sederhana, sehingga mudah dipahami” (Tedjasaputra, 2001, p66).

Maka untuk buku Seindah Bayang-Bayang akan menampilkan gambar-gambar tokoh-tokoh hero wayang dengan background alam dan tempat adegan sedang berlangsung, serta beberapa binatang dalam cerita wayang seperti kancil, sapi, garuda, anjing dan-lain-lain.

Mendesain untuk anak-anak

Anak-anak merupakan individu yang kompleks dan penuh kejutan. Mendesain untuk anak-anak tidak semata-mata membuat gambar-gambar jenaka. Menurut Catharine Fishel (Designing For Children, 2001, Rockport Publishers), desain yang efektif untuk anak-anak

adalah :

1. Desain tersebut harus menarik, dapat menggelitik intelektual mereka dan membuat mereka berinteraksi.

Desain yang menarik tidak hanya harus baru, yang tidak pernah diliaht sebelumnya.

2. Desain tersebut harus memberi informasi.

Desain yang efektif untuk anak-anak adalah desain yang menghargai itelegensi mereka, memberitahu mereka tentang dunia luar dan mereka sendiri tanpa harus menggurui mereka.

3. Desain tersebut dapat memuaskan anak-anak.

Desain yang bagus harus dapat memuaskan secara isi, nilai estetis serta value yang ada dalam produk tersebut.

(11)

Masih dalam buku yang sama, Catharine Fishel menjabarkan petunjuk-petunjuk yang dapat digunakan dalam mendesain untuk anak-anak berdasarkan tingkat usia dan perkembangan mereka. Anak-anak di usia 8-12 tahun mempunyai ciri-ciri:

Dengan bertambahnya pengetahuan matematika mereka, anak-anak usia 8-12 tahun meningkatkan pemikiran spesial mereka. Mereka sudah dapat menggunakan pengetahuannya sendiri untuk memahami desain yang komples dalam hal interaksinya. Kelompok umum ini juga mulai bertambah kosakata budayanya yang memungkinkan mereka untuk memahami humor dan memiliki penghargaan yang luar biasa untuk hal-hal yang bersifat lucu. Desain untuk anak-anak usia ini bisa beresiko besar. Anak-anak ini walaupun masih kecil terlihat lebih dewasa 3 sampai 4 tahun :

1. Perkembangan motorik dan fisik

a. Otot-otot halus pada tangan sedang berkembang

Kesenian dan kerajinan tangan sedang disukai. Permainan dengan benda-benda kecil atau tombol-tombol sudah memungkinkan.

b. Memiliki aktifitas kesukaan

Desain yang berhubungan dengan aktifitas kesukaan seperti tas ato kaos kaki bergambar skateboard sudah dapat diterima.

2. Perkembagan sosial

a. Merupakan pemain tim yang baik, sudah dapat mengikuti aturan dan menunggu giliran tanpa campur tangan orang dewasa.

Grafis yang menunjukkan pemakainya sebagai bagain dari tim akan berhasil, begitu juga dengan permainan berkelompok.

(12)

Desain tidak seharusnya mendorong ke perilaku yang beresiko, tepat dapat mencoba menggunakan warna-warna dalam bentuk grafis yang lebih ekstrim.

c. Menghormati kepunyaan orang lain dan berharap hal yang sama dari orang lain.

Grafis yang menunjukkan kepemilikan sedang digemari. Desain yang dapat diubah-ubah juga disukai.

d. Menyadari emosi orang lain dan dapat menyingkapinya secara tepat.

Desain dapat melibatkan emosi dan abstrak.

e. Sangat tertarik dengan persahatan

Aktifitas berpasangan sangat disukai. Desain yang membiarkan anak-anak untuk berkomunikasi satu sama lain akan berhasil.

f. Selera humornya berkembang.

Dapat memahami desain yang sifatnya satir. Desain dapat lebih banyak melibatkan hal-hal yang lucu.

3. Perkembangan Kognitif dan Sosial

a. Sudah menjadi pembaca yang lebih baik.

Instruksi-instruksi sederhana dan teks yang lebih panjang daapt ditoleransi namun masih menggunakan bentuk gambar.

b. Suka bereksperimen dengan shade warna tertentu.

Desain menunjukkan kedalaman warna. Menggambar dengan lebih detail.

c. Dapat membaca buku yang memiliki bab.

Dapat mencerna pokok pikiran. Cerita dapat lebih panjang dengan plot yang lebih setail dan akhir yang sesuai.

(13)

Berdasarkan keterangan di atas, maka dalam buku Seindah Bayang-Bayang, desain yang akan ditampilkan adalah ilustrasi yang terlihat kompleks tapi sederhana, warna yang tajam dan dalam, teks yang tidak banyak, mengandung sisi absurd (sesuatu yang aneh, lucu) namum tetap memiliki makna dan format yang dapat berinteraksi dengan pembaca. Format yang cocok untuk usia 8-12 tahun ada beberapa macam seperti : Pop Up, Semi Pop Up, 2 dimensi dan lain-lain. Dalam hal ini dipilih format Pop Up.

Pop Up

Format Pop Up (gambar timbul) sering diaplikasikan dalam bentuk tiga dimensi atau format yang dapat digerakkan. Format Pop Up mempunyai bermacam-macam bentuk seperti transfomasi, buku terowongan, volvelles, penutup, membuka tutup, menutup bukaan, menarik keluar dan lain-lain. Adapun persamaan dari semua bentuk itu adalah sama-sama mempunyai teknik 3 dimensi.

a. Transformasi

Transformations membuat kertas berdiri vertikal. Dengan menarik carikan kertas di satu sisi, ke sisi bawah dan sisi lainnya sehingga berubah menjadi bentuk yang berbeda sama sekali. Ernset Nister, salah seorang pengarang buku anak-anak, sering menghasilkan buku-buku yang bisa transformasi. Beberapa telah diproduksi kembali oleh Metropolitan Museum of Art.

b. Volvelles

Volvelles adalah kontruksi kertas yang bisa diputar bagian-bagiannya. Contoh bukunya adalah the Astronomicum Caesareum oleh Petrus Apianus, yang dibuat

(14)

untuk Kaisar Roma Charles pada 1540. buku ini penuh dengan kumpulan kertas yang berputar melingkar-lingkar.

c. Buku Terowongan

Buku terowongan atau biasa disebut tunnel books terbuat dari dua kertas tebal yang rata, mempunyai satu lubang di tengah, dan disatukan oleh lipatan kertas. Visual digambar pada kertas tebal itu, di dalam terowongan kertas dan kadang item-itemnya ditempatkan pada ujung kertas. Pembaca menaikkan kertas, dan melihat melalui lubang tersebut gambar-gambar tiga dimensi.

Konsumen format pop up awalnya adalah untuk dewasa, bukan anak-anak. Pop up pertama kali digunakan sebagai tenik pergerakan yang muncul dalam manuskrip untuk buku astrologi tahun 1306. Mistik Catalan dan pusi Ramon Lull menggunakan format volvelle untuk mengilustrasikan teori mereka. Selama berabad-abad volvelles digunakan untuk berbagai tujuan seperti mengajarkan astrologi, membuat prediksi astrologi, menciptakan kode rahasia dan memberitahukan ramalan.

Pada awal 1990 an, pop up telah berganti haluan yang mana lebih sering digunakan untuk anak-anak, karena adanya penemuan Robert Sabuda, Matthew Reinhart dan paper engineer yang lainnya. Buku mereka yang bertajuk untuk anak-anak telah banyak diterbitkan dalam jumlah yang banyak dan terjual berjuta-juta kopi, contohnya Buku Bugs in a Box, karangan David A. Carter terjual 4 juta kopi pada tahun 1987.

Berdasarkan keterangan di atas, untuk buku Seindah Bayang-Bayang format yang cocok untuk anak-anak dan prospektif adalah dengan format pop up.

(15)

4.2 STRATEGI KREATIF

4.2.1 Strategi Komunikasi a. Tujuan Komunikasi

1. Mengenalkan anak-anak usia 8-12 tahun tentang budaya wayang dari segi visual dan pengetahuan.

2. Mempengaruhi mereka supaya tertarik dengan budaya wayang. b. Fakta Kunci

1. Pada kenyataanya anak-anak zaman sekarang, sebagaimana yang ada di pasaran Indonesia, lebih menyukai karakter-karakter Jepang dan Amerika daripada karakter lokal.

2. Karakter-karakter luar lebih menarik dari segi visual dan sederhana serta menyerupai manusia daripada karakter-karakter wayang yang tidak boleh menyerupai manusia, karena adanya ideologi Islam yang tidak boleh membuat karakter menyerupai manusia karena dianggap berhala.

3. Anak-anak menyukai visual dengan warna yang cerah dan tidak banyak tulisan.

c. Masalah yang akan dikomunikasikan

Masalah yang akan dikomunikasikan adalah memperkenalkan budaya wayang, seperti jenis-jenis wayang, asalnya, bahan pembuatnya, dan cerita-ceritanya. Komunikasi yang lebih ditonjolkan adalah melalui visual, yaitu dengan format pop up.

d. Profil Target Komunikasi Anak-anak SD

(16)

Demografi :

• Usia : 8-12 tahun

• Jenis kelamin : laki-laki dan perempuan • Pendidikan : Sekolah Dasar

Geografi:

• Domisili : Perkotaan • Iklim : tropis

Psikografi:

• Tingkat sosial : SES A-B

• Gaya hidup : penuh perhatian orangtua,

• Hiburan : jalan-jalan, membaca, nonton kartun • Perilaku : aktif

e. Positioning

Adapun positioning dari publikasi ini adalah untuk meluncurkan hal baru yang unik sebagai metode baru dalam menyebarluaskan budaya wayang, yaitu dengan format buku pop up.

f. Keyword

Hangat, Jawa, fun

g. Pendekatan Rasional / Emosional

Pendekatan Rasional adalah dengan menampilkan visual secara mayoritas, karena anak-anak lebih suka melihat visual dan lebih mudah mencerna visual. Dan pendekatan emosional adalah dengan meningkatkan keingintahuan mereka kepada karakter-karakter dan cerita-cerita wayang sehingga menjadi ikatan antara pengamat dan objeknya.

(17)

4.2.2 Strategi Desain

a. Tone & manner/ mood

Mood yang hendak diambil adalah clear/jelas, fun, tetapi tetap mempertahankan kesan-kesan wayang.

b. Strategi Verbal (big idea)

Gaya bahasa yang digunakan adalah bahasa indonesia yang informal, tidak memakai kata-kata ilmiah yang susah dimengerti anak-anak.

c. Strategi Visual (layout, warna, tipo)

a.Warna yang digunakan adalah warna-warna cerah, hangat, tapi tetap menampilkan kesan Jawa.

b.Jenis font atau tipografi yang digunakan adalah san serif seperti Bandit, dimana jenis font yang simple akan memudahkan pembacaan untuk anak-anak usia 8-12 tahun.

c.Ilustrasi yang digunakan adalah gambar manual (tangan) yang diolah dengan photoshop, diberi ornamen-ornamen Jawa.

d.Menggunakan ilustrasi jenis-jenis wayang dengan menampilkan adegan-adegan dari cerita wayang yang bersangkutan.

e.Latar belakang ilustrasi adalah dengan memakai adegan yang sedang berlangsung dan memakai keadaan di sekitar alam, seperti di hutan, arena peran, dalam istana, gunung dan lain sebagainya.

4.2.3 Desain Buku

Judul dari buku yang dirancang adalah Seindah Bayang-Bayang. Bayang-Bayang disini maksudnya adalah wayang, karena wayang berasal dari kata bayang. Kata bayang disini mencerminkan tentang bayang-bayang kehidupan.

(18)

4.2.4 Sampul Buku

Sampul atau cover buku yang dirancang adalah berbentuk hard cover. Cover menggunakan ilustrasi gunugan di centre (tengah) dengan warna yang hangat dan kuno. Cover juga diberi ornamen-ornamen Jawa di sekitarnya (kiri, kanan,bawah,atas).

4.2.5 Bentuk Buku

Ukuran buku akan dirinci sebagai berikut: Sampul : 32,5 cm x 23 cm

Isi : 29,7 cm x 21 cm

Banyak Halaman : 23 halaman

4.2.6 Struktur Buku

Struktur buku ini cukup sederhana, karena aspek yang dibahas cenderung sedikit, akan tetapi ide format yang dibuat lebih beragam, disesuaikan dengan jenis wayang. Berikut adalah pembagian struktur buku:

Sampul luar Sampul dalam Kata pengantar Daftar Isi Daftar Pustaka Bab I Pengantar

Memberi penjelasan tentang keberadaan wayang di Indonesia sebagai warisan nenek moyang yang patut dipelihara. Juga menjelaskan tentang kekayaan

(19)

wayang yang berisi cerita-cerita rakyat dan keadaan sekitar serta nilai-nilai yang terkandung di dalam wayang.

Bab II Isi

Menampilkan jenis-jenis wayang dengan penjelasan nama wayang, asal, bahan pembuatnya, dan cerita apa yang disampaikan adegan dalam ilustrasi. Format pop up yang ditampilkan adalah adegan yang utama, sedangkan adegan figuran digunakan format ilustrasi datar (tidak timbul).

Bab III Ajakan

Berisi ajakan kepada pembaca untuk mengenal wayang lebih dalam lagi dan mengajak untuk melestarikan budaya wayang.

4.2.7 Pemilihan Item 1. Desain judul 2. Slip Case 3. Sampul 4. Daftar isi 5. Ilustrasi

6. Penjelasan per bab 7. Stiker

8. Poster

9. Pembatas Buku 10. Kartu Pos 11. Kartu Umbul

Referensi

Dokumen terkait

Jika soal dirumuskan oleh suatu kelompok kecil (tim), maka kualitasnya akan lebih.. Halaman 123 dari 152 tinggi baik dari aspek tingkat keterselesaian maupun

1) Jelaskan kepada peserta bahwa kita akan memulai mendiskusikan Kegiatan Sosial Berkelanjutan. 2) Ingatkan kepada peserta bahwa kegiatan sosial itu meskipun ditujukan kepada para

Di sini peserta diminta untuk mengingat dan menghafal pesan yang diberikan oleh intruktur untuk disampaikan kepada peserta lainnya.. Bagi peserta yang tidak bisa atau tidak hafal

Salah satunya adalah para siswa yang sebenarnya (atau, sasarannya adalah guru kalau mereka adalah MTT). Pelajaran ini dapat disusun dalam rentang waktu sesuai dengan kebutuhan

Objek penelitian ini adalah dua aplikasi streaming musik yang baru launching di Indonesia baru-baru ini yaitu JOOX music dan Spotify, mereka memiliki koleksi

Interview dan riset terhadap beberapa label industri rekaman di Indonesia juga media dan masyarakat baik sebagai peserta launching maupun sebagai target market, serta berbagai

Abstrak - Sistem temu kembali informasi (information retrieval system)merupakan sistem yang digunakan untuk menemukan informasi yang relevan dengan kebutuhan dari

Data yang diperoleh dari responden mengenai persepsi Whatsapp efektif dalam mengirim pesan, suara, gambar, video antar sesama pengguna dijelaskan melalui