• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III PERANCANGAN SISTEM. Aplikasi ini akan menerapkan arsitektur 3-tier dalam pembangunannya.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III PERANCANGAN SISTEM. Aplikasi ini akan menerapkan arsitektur 3-tier dalam pembangunannya."

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

  BAB III

PERANCANGAN SISTEM

3.1. Rancangan Sistem

Aplikasi ini akan menerapkan arsitektur 3-tier dalam pembangunannya.

Business Tier akan dibangun dengan menggunakan Visual Foxpro 9.0 , Presentation Tier akan dibangun dengan menggunakan dua bahasa pemrograman yang berbeda

yaitu Visual Foxpro 9.0 dan C# Visual Studio .NET 2008 sedangkan Data Tier akan dibuat dengan menggunakan database native dari Visual Foxpro.

Secara garis besar Business Tier ini dapat dibagi menjadi 4 modul besar yaitu modul perusahaan, modul pegawai, modul proses gaji dan modul proses pajak. Keempat modul tersebut akan digunakan oleh desktop application dan web application secara bersama-sama dimana kedua program tersebut sama persis dalam hal tata cara pengolahan data.

3.2. Analisa Kebutuhan

Agar dapat berfungsi secara efisien, kedua aplikasi ini akan dibangun dengan menggunakan arsitektur 3-Tier. Alasan dari penerapan arsitektur ini adalah karena kedua buat aplikasi ini mempunya proses – proses yang sama persis satu dengan yang lainnya, sehingga akan lebih efisien bagi pengembang untuk mengembangkan komponen – komponen yang dapat dipakai bersama-sama. Selain itu penggunan asritektur 3-Tier ini juga akan meningkatkan scalability dan realibility dari aplikasi dengan diterapkannya teknologi- teknologi di dalam MTS yaitu untuk mendukung

(2)

integritas data serta memungkinkan pendistribusian komponen – komponen ke dalam beberapa mesin yang terpisah.

Untuk menerapkan arsitektur 3-Tier didalam aplikasi ini maka secara garis besar akan dibangun dengan pembagian menjadi tiga tier utama, yaitu

1. Presentation tier berupa dua buah aplikasi yaitu deskstop aplikasi dan web aplikasi

2. Business tier berupa file DLL yang akan di masukkan kedalam component

service dari windows server

3. Data tier berupa table – table data yang dibuat menggunakan visual foxpro berekstensi .dbf.

Diagram dari ketiga tier ini dapat digambarkan sebagai berikut : INTERNET

Gambar 3.1 Diagram Arsitektur Aplikasi PPh21

Presentation tier

ss tier

Aplikasi PPh21 – Desktop Aplikasi Aplikasi PPh21 – Web Aplikasi

Modul Pegawai Modul Tunjangan Modul Proses Gaji Modul Proses Pajak

Busine

VFP DLL

Data tier

Database Pegawai

(3)

Pada dasarnya kedua aplikasi yang dibangun memiliki kebutuhan yang sama didalam pengaksesan data. Perbedaan yang ada di dalam kedua aplikasi hanyalah pada cara aplikasi ini diakses yaitu dengan exe file dan web browser.

3.3. Diagram Konteks ( Data Flow Diagram Level 0)

Diagram Konteks merupakan tingkatan tertinggi dalam diagram aliran data dan hanya memuat satu proses, menunjukan sistem secara keseluruhan. Proses tersebut diberi nomor nol. Semua entitas eksternal yang ditunjukan pada diagram konteks berikut aliran data utama menuju dan dari sistem.

Aplikasi pajak PPh21 ini dapat ditunjukan dalam diagram konteks dibawah ini.

0 Menghitung  Pajak PPh21  Pegawai  Slip Gaji &  SPT    Bagian Keuangan  Daftar Pegawai  Daftar tunjangan Laporan  Gaji & Pajak  Laporan   Gaji   Daftar Gaji Daftar Potongan Bagian  Personalia 

(4)

3.4. Data flow Diagram (DFD)

Berdasarkan analisa kebutuhan yang telah dijelaskan sebelumnya, maka akan dirancang suatu desain aliran data dalam sistem. Dengan adanya DFD ini, proses aliran data dapat diketahui dengan jelas sehingga dapat dibuat table – table yang diperlukan beserta dengan relasi-relasinya.

3.4.1 DFD level 1

Diagram level 1 merupakan penggambaran secara lebih rinci dari diagram level 0. Level ini akan menjelaskan proses aliran data yang terjadi dalam sistem dan interaksinya dengan kesatuan luar sistem. Dalam DFD level ini terdapat 3 proses

  2  menghitung  gaji      Pegawai  Bagian Keuangan  Daftar Pegawai Daftar Gaji,  1 Input  data  pegawai  Daftar Pegawai  Daftar   Pegawai  daftar gaji  Bagian  Personalia  Laporan   Gaji & Pajak    Laporan   Gaji  Daftar  tunjangan  tunjangan.dbf   Gajian.dbf  Daftar Potongan   Daftar Tunjangan  Pegawai.dbf Potongan.dbf  Daftar Potongan 3 Input  data  Potongan  Daftar Potongan   SPT Daftar  tunjangan 

(5)

Dapat dilihat pada gambar 3.2 bahwa aplikasi PPh21 mempunyai tiga buah external

entity yaitu

a. Bagian Keuangan

Bagian Keuangan adalah Bagian yang bertugas menghitung gaji beserta tunjangan dan potongan bagi setiap pegawainya.

b. Bagian Personalia

Bagian personalia bertugas untuk input data pegawai. c. Pegawai

Merupakan entity yang menerima spt pajak.

3.4.2 DFD level 2

DFD level 2 terdapat 3 proses yaitu a. Proses Input data pegawai

Proses ini adalah untuk mengisi data master pegawai b. Proses Input tunjangan

Proses ini adalah untuk menghitung tunjangan pegawai c. Proses Input potongan

Proses ini adalah untuk menghitung potongan gaji pegawai d. Proses menghitung pajak PPh21

Proses ini adalah untuk menghitung pajak PPh21 yang di potong dari gaji bruto sebelum pajak

(6)

Data Flow Diagram level 2 dapat dilihat dibawah ini. Bag. Personalia  2.1  menghitung  gaji   Pegawai  Bag. Keuangan  Daftar Pegawai Daftar Gaji  1 Input  data  pegawai  Daftar Pegawai  Daftar  tunjangan  2.2  menghitung  SPT Pajak PPh21  Daftar  Gaji  Daftar Gaji bruto  Laporan   Gaji & Pajak    Laporan Gaji Daftar Tunjangan Daftar Potongan Daftar  pegawai Daftar  tunjangan  Pegawai.dbf 3 Input  data  potongan  Potongan.dbf  Daftar Potongan  Daftar Potongan  tunjangan.dbf    Gajian.dbf 

Gambar 3.3 DFD Level 2 Aplikasi PPh21

3.5 Analisis kasus

Pada bagian ini akan menjelaskan bagaimana sistem menghitung pajak PPh21 dengan menggunakan studi kasus. Sebagai contoh kasus Hendry, status sudah menikah dengan 2 orang anak, bekerja pada PT. Royal Bali Cemerlang, memperoleh Gaji Pokok Rp 10,000,000,- setiap bulannya. PT. Royal Bali Cemerlang mengikut

(7)

sertakan Hendry masuk asuransi (JAMSOSTEK), untuk itu PT. Royal Bali Cemerlang membayar :

Premi Jaminan Hari Tua (JHT) = 3.7% dari Gaji Pokok

Premi Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) = 0.5% dari Gaji Pokok Premi Jaminan Kematian (JK) = 0.30% dari Gaji Pokok

Hendry menanggung :

Iuran Jaminan Hari Tua (JHT) = 0.2% dari Gaji Pokok

PT. Royal Bali Cemerlang juga mengikut sertakan Hendry ke dalama program pensiun, untuk itu perusahaan membayar premi pensiun untuk Hendry sebesar Rp 150,000 setiap bulannya, sedangkan Hendry juga harus membayar Rp 100,000 setiap bulannya yang langsung di potongkan dari Gajinya. Setiap tanggal 31 Desember PT. Royal Bali Cemerlang membagikan Bonus sebesar 1 x (satu kali) Gaji Pokok, untuk itu di bulan Desember ini, disamping menerima Gaji, Hendry juga menerima Bonus. PT. Royal Bali Cemerlang masih memberikan Tunjangan Pajak sebesar Rp 250,000,- kepada Hendry.

Maka perhitungan PPh Pasal 21 adalah :

Gaji Des 2010

Gaji Pokok 10.000.000,- Bonus 2010

(Dibagi Des 2010)

(8)

Tunjangan Asuransi ( Jamsostek)

Dibayar Perusahaan Dibayar Pegawai

Tunjangan Hari Tua 3,7% 370.000 0,2% 200.000

Jaminan Kecelakaan 0,5 % 50.000 Jaminan Kematian 0,3% 30.000 Pensiun 150.000 100.000 Tunjangan Asuransi 600.000 300.000 Tunjangan Pajak 250.000 Total Tunjangan 850.000

Perhatikan rumusan di atas :

Bonus di masukkan di bawah Gaji Pokok, sebesar 1 x Gaji pokok Hendry, yaitu Rp 10,000,000,- dan Tunjangan Pajak sebesar Rp 250,000,- di masukkan ke kelompok Tunjangan.

Selanjutnya kita mulai melakukan penghitungan PPh pasal 21-nya. Di bulan Desember ini PPh Pasal 21 yang harus dihitung dan dipotongkan kepada karyawan ada 2 (dua) macam, yaitu :

1. PPh Pasal 21 atas Bonus

2. PPh Pasal 21 atas Gaji Bulan Desember 2010

Untuk itu jalannya menjadi sedikit lebih panjang dibandingkan dengan cara penghitungan PPh Pasal 21 pada kasus lainnya. Ada 3 langkah Penghitungan, yaitu : 1. Menghitung PPh Pasal 21 atas "Gaji & Bonus" setahun.

(9)

Gaji Pokok (10.000.000 x 12 ) 120.000.000 Bonus 10.000.000 Premi JKK (50.000 x 12) 600.000 Premi JK (30.000 x 12) 360.000 Tunj. Pajak (250.000 x 12) 3.000.000 Gaji Bruto 133.960.000 Pengurangan : Bi.Jabatan 5% Max(108.000) x 12 (1.296.000) Iuran JHT (200.000 x 12) (2.400.000) Iuran Pensiun (100.000 x 12) (1.200.000) (4.896.000)

Penghasilan net setahun 129.064.000

Dikurangi PTKP

Untuk WP 15.480.000

Status Menikah 1.320.000

2 anak (2 x 1.320.000) 2.640.000

(19.440.000)

Penghasilan Kena Pajak (PKP) 109.624,000

PPh Pasal 21 Setahun

- 50.000.000 5% 2.500.000 - 59.624.000 15% 8.943.600

PPh Pasal 21 Setahun 11.443.600

2. Menghitung PPh Pasal 21 atas "Gaji" saja Setahun.

Proses perhitungan gaji selama setahun dapat dilihat dibawah ini Gaji Pokok (10.000.000 x 12 ) 120.000.000 Premi JKK (50.000 x 12) 600.000 Premi JK (30.000 x 12) 360.000 Tunj. Pajak (250.000 x 12) 3.000.000 Gaji Bruto 123.960.000 Pengurangan : Bi.Jabatan 5% Max(108.000) x 12 (1.296.000) Iuran JHT (200.000 x 12) (2.400.000) Iuran Pensiun (100.000 x 12) (1.200.000) (4.896.000)

Penghasilan net setahun 119.064.000

Dikurangi PTKP

(10)

Status Menikah 1.320.000 2 anak (2 x 1.320.000) 2.640.000

(16.800.000)

Penghasilan Kena Pajak (PKP) 102.264,000

PPh Pasal 21 Setahun

- 50.000.000 5% 2.500.000 - 52.264.000 15% 7.839.600

PPh Pasal 21 Setahun 10.339.600

3. Menentukan Besarnya PPh atas bonus saja, menentukan pph pasal 21 atas Gaji Bulan Desember.

PPh Setahun atas Gaji & Bonus (1) 11.443.600

PPh Setahun atas Gaji (2) (10.339.600)

PPh Atas Bonus 1.104.000

PPh Atas Gaji Bulan Des 2010 (10.339.600/12) 861.633

Total PPh yg hrs disetor 1.965.633

Tunjangan Pajak Des 2010 (250.000)

Pajak yg dipotong dr gaji & bonus 1.715.633

3.6 Data Dictionary (Kamus Data)

Kamus Data berfungsi membantu pelaku sistem untuk mengerti aplikasi secara detil, kamus data mereorganisasi semua elemen data yang digunakan dalam sistem dengan presisi yang sedemikan rupa sehingga pemakai dan penganalisas sistem memiliki dasar pengertian yang sama tentang masukan, keluaran, penyimpanan dan proses.

(11)

a. Pegawai = @ id_pegawai + NRK + no_npwp + nm_pegawai + tmp_lahir + tgl_lahir + Alamat + Kota + status_pjk + Sex + stat_kary + jml_tgg + Jabatan + Gapok

id_pegawai Character 10 Primary Key

Nrk Character 10 no_npwp Character 20 nm_pegawai Character 100 tmp_lahir Character 40 tgl_lahir Date 8 Alamat Character 200 Kota Character 15 status_pjk Character 5 Sex Character 1 stat_kary Character 1 jml_tgg Numeric 2 Jabatan Character 20 Gapok Numeric 20

b. Tunjangan = @id_pegawai+blnthn+ nm_tunjangan+rp_tunjangan Id_tunjang Character 10 Primary

id_pegawai Character 10

Blnthn Numeric 6

nm_tunjangan Character 50

rp_tunjangan Numeric 20

c. Potongan = @id_pegawai+blnthn+ nm_potongan+rp_potongan Id_tunjang Character 10 Primary

id_pegawai Character 10

blnthn Numeric 6

nm_potongan Character 50

rp_potongan Numeric 20

d. Gajian = @ Id_gajian + id_pegawai + blnthn + gaji_net + pajak_pph21 Id_gajian Character 10 Primary

id_pegawai Character 10

blnthn Numeric 6

gaji_net Numeric 20

(12)

3.7 Normalisasi

Normalisasi merupakan peralatan yang digunakan untuk melakukan proses pengelompokan data menjadi tabel-tabel yang menunjukkan entitas dan relasinya. (Oetomo Dharma Sutedjo Budi, Perencanaan dan Pembangunan Sistem Informasi, Andi Yogyakarta, Yogyakarta, 2003, hal.130). Proses normalisasi terdiri dari 3 tahap penyusunan yaitu :

a. Bentuk data awal.

Pada tahap ini semua data yang ada direkam tanpa format tertentu. Data bisa jadi mengalami duplikasi. Dibawah ini gambar bentuk awal tabel gaji.

nrk blnthn nama Status Pajak Npwp gapok Tuj. kematian Tuj. Kec.Kerja Tuj. pajak Pot. cdt Pot. koperasi Pot. lain Gaji nett Pajak PPh21 999 xx9999 xxxxx xxxxx 99.999.99 999.999 999.999 999.999 999.999 999.999 999.999 999.999 999.999 999.999 999 xx9999 xxxxx xxxxx 99.999.99 999.999 999.999 999.999 999.999 999.999 999.999 999.999 999.999 999.999 999 xx9999 xxxxx xxxxx 99.999.99 999.999 999.999 999.999 999.999 999.999 999.999 999.999 999.999 999.999

Gambar 3.5 Bentuk awal tabel gaji (Unnormalized table)

Tabel gaji diatas mempunyai beberapa field yang sejenis yaitu - Tuj.kematian, Tuj.KecKerja, Tuj Pajak

- Pot.CDT, Pot Koperasi dan Pot.Lain

Sehingga Tabel diatas termasuk unnormalized, jika kita isikan datanya maka akan terjadi kemungkinan null value, atau data data tunjangan dan potongan yang diisi bisa lebih dari satu atau multivalue.

(13)

b. Normalisasi tahap pertama (1NF).

Suatu tabel dikatakan berada pada bentuk normal 1 (1NF) jika tidak berada dalam bentuk unnormalized table, menghindari terjadinya null value dan duplikasi.

Karyawan nrk nama Status Pajak Npwp 999 xxxxx xxxxx 99.999.99 999 xxxxx xxxxx 99.999.99 999 xxxxx xxxxx 99.999.99 Gaji nrk Blnthn gapok Gaji nett Pajak PPh21 999 xxxx9999 999.999 999.999 999.999 999 xxxx9999 999.999 999.999 999.999 999 xxxx9999 999.999 999.999 999.999 Tunjangan nrk Blnthn Tunjangan 999 xxxx9999 999.999 999 xxxx9999 999.999 999 xxxx9999 999.999 Potongan nrk Blnthn potongan 999 xxxx9999 999.999 999 xxxx9999 999.999 999 xxxx9999 999.999

(14)

c. Normalisasi tahap kedua (2NF).

• Dibuat berdasarkan full functional dependency (ketergantungan fungsional penuh)

• Tabel berada dalam bentuk normal 1 (1NF) dan setiap atribut bukan kunci bergantung penuh pada kunci primer.

• Tidak ada pengulangan data dan null value. Karyawan nrk nama Status Pajak Npwp 999 xxxxx xxxxx 99.999.99 999 xxxxx xxxxx 99.999.99 999 xxxxx xxxxx 99.999.99 Gaji nrk Blnthn gapok Gaji nett Pajak PPh21 999 xxxx9999 999.999 999.999 999.999 999 xxxx9999 999.999 999.999 999.999 999 xxxx9999 999.999 999.999 999.999 Tunjangan nrk Blnthn Tunjangan 999 xxxx9999 999.999 999 xxxx9999 999.999 999 xxxx9999 999.999 Potongan nrk Blnthn potongan 999 xxxx9999 999.999 999 xxxx9999 999.999 999 xxxx9999 999.999

(15)

d. Normalisasi tahap ketiga (3NF).

Suatu relasi disebut normal ketiga (3NF) jika sudah memenuhi normal kedua (2NF) dan tidak di jumpai adanya ketergantungan Transitif yaitu ketergantungan fungsional antara 2 (atau lebih ) atribut bukan key Relasi tabel diatas telah memenuhi bentuk normal ketiga (3NF).

e. Normalisasi BCNF.

Normalisasi BCNF di temukan oleh R.F. Boyce dan E.F Codd . Suatu relasi dikatakan dalam bentuk BCNF jika dan hanya jika setiap atribut kunci pada suatu relasi adalah kunci kandidat.

f. Normalisasi MVD (4NF).

Dalam normalisasi ini kita mengenal adanya tipe baru dari ketergantungan (dependency) yaitu Multivalued Dependency (MVD), yang merupakan generalisasi dari functional dependence. Atau sebaliknya, FD adalah peristiwa khusus dari MVD di mana himpunan nilai dependent berisi satu nilai saja. Dalam tabel diatas dapat dilihat terdapat dua MVD yaitu

R.Gaji ÆÆR.Tunjangan | R.Potongan

g. Normalisasi PROJECT-JOIN NORMAL FORM (PJNF) / (5NF).

Suatu relation dapat terus dilakukan proses nonloss-decomposition sampai semua projection berada pada 5NF. Tetapi hal ini juga ada keterbatasan yaitu join dependency (JD), yaitu bila projection dapat dilakukan sehingga tidak ada nilai yang hilang, apabila di join kembali. JD adalah generalisasi dari MVD.

(16)

3.8 Entity Relationship Diagram (ERD)

ERD atau Entity Relationship Diagram adalah metode perancangan database yang menggambarkan hubungan antara entity – entity yang terdapat dalam sistem. ERD ini nantinya diperlukan dalam implementasi sistem untuk menentukan sistem database yang efektif serta sangat bermanfaat dalam pengembangan maupun revisi program. Pada gambar 3.5 dapat dilihat ERD dari aplikasi Pajak PPh21 yang menunjukkan hubungan antara entity – entity.

Karyawan.dbf  NRK  Nama  Stat_Pajak  NPWP  Gaji.dbf  NRK  Blnthn  Gapok  Gaji_net  Pajak_PPh21 

Gambar 3.8 ERD Aplikasi Pajak PPh21

Tunjangan.dbf  potongan.dbf 

NRK  NRK 

Blnthn  Blnthn 

Nm_tunjangan  Nm_potongan 

(17)

3.9 HIPO (Hierarchy Plus Input-Proses-Output)

Rancangan ini dibuat untuk mempermudah dalam proses perancangan dan pembuatan aplikasi. Sedangkan aplikasi yang akan dibuat dibagi menjadi 2 bagian yaitu Bisnis Logik dan aplikasi tatap muka pemakai.

Diagram hirarki Bisnis Logik

Proc. Init 

Gambar 3.9 Diagram Hirarki Bisnis Logik

Proc. Perusahaan  Proc. Pegawai   Proc. Gaji  

Tambah  Edit  Hapus  Cari data  Tambah  Edit  Hapus  Cari data  Tambah  Edit  Hapus  Cari data  Kembali  Proc. PPH  Hitung PPH  Cetak PPH 

(18)

Diagram hirarki aplikasi tatap muka pemakai

Menu Utama 

Gambar 3.10 Diagram Hirarki aplikasi tatap muka pemakai

3.10 Rancangan State Transition Diagram (STD)

Rancangan ini digunakan untuk mengetahui apa saja yang terjadi pada sistem pada saat timbul perubahan – perubahan antara satu state dan state yang lain, apa yang menyebabkan timbulnya perubahan itu, dan apa akibat yang ditimbulkan dari perubahan itu. Rancangan State Transition Diagram (STD) untuk program aplikasi ini digunakan untuk menggambarkan kondisi-kondisi yang dapat berubah sesuai dengan aktifitas dilakukan oleh user melalui aplikasi tatap muka terhadap bisnis logik. File  Transaksi  Identitas Wajib Pajak  Exit  Profile Pegawai  Proses Gaji Bulanan  Proses Pajak  Penghasilan PPh21  Slip Gaji  Help/About  About  Help  Cetak SSP 

(19)

STD menggambarkan bagaimana kerja sistem melalui kondisi (state) dan kejadian yang menyebabkan kondisi berubah. STD juga menggambarkan aksi yang dilakukan karena kejadian tertentu.

start Halaman utama Parameter  Transaksi  1 2  Profile  Pegawai Proses Gaji  Bulanan Proses  Pajak PPh PTKP & PKP  SPT  4  5 6 7 8  9 9 9 9  9 Edit  10  10 11  save  12  13  13 

baru  edit hapus

14  15  16 

17 17 

17 

18 

Gambar 3.11 Rancangan State Transition Diagram Layar Utama

Untuk menggambarkan kejadian kejadian yang terjadi dalam perhitungan pajak PPh21 dapat kita lihat dalam Rancangan State Transition Diagram perhitungan pajak PPh21 dibawah ini :

(20)

Gaji 

Gambar 3.12 Rancangan State Transition Gaji bersih

gaji pegawai  terverifikasi  gaji bruto  sebelum pajak  Verifikasi  Gaji pegawai  Perhitungan  pph21  Gaji bruto setelah  tunjangan  Perhitungan  tunjangan gaji  Gaji bersih  setelah pajak  Perhitungan  potongan gaji 

(21)

3.11 Rancangan Flowchart

Rancangan ini digunakan untuk mendesain dan merepresentasikan program. Sebelum pembuatan program, fungsinya adalah mempermudah programmer dalam menentukan alur logika program yang akan dibuat. Sesudah pembuatan program fungsinya adalah untuk menjelaskan alur program kepada orang lain atau user. Flowchart adalah penggambaran secara grafik dari langkah-langkah dan urut-urutan prosedur dari suatu program (Al Bahra, 2006, hal. 265). Flowchart program aplikasi menggambarkan aliran dalam pengoperasian aplikasi mulai dari star program sampai keluar dari program. Penulis juga membuat dua buah flowchart untuk menggambarkan alur logika algoritma untuk proses yang terdapat dalam bisnis logik dan proses yang terdapat dalam program tatap muka.

(22)

About

Gambar 3.13 Flowchart Program tatap muka Keluar

Program File

Transaksi Help

About

Proses Pajak Penghasilan PPh21 Pegawai ya Baru ? tidak END Ya Slip Gaji SSP Cetak? Ya masukan profil Pegawai Masukan Gaji Bulanan tidak tidak masukan data STAR Pilih aksi Help Identitas WP

(23)

STAR

Masukan I Kary

D awan

Proses gaji BRUTO

PTKP = 0

Gambar 3.14 Flowchart hitung pajak END Tk/- ya tidak Tk/1 K/0 K/1 K/2   Istri Gabung K/3 tidak tidak tidak tidak tidak k/1/0 k/1/1 k/1/2 k/1/3 tidak tidak tidak PTKP = 15.480.000 PTKP = 16.800.000 PTKP = 16.800.000 PTKP = 18.120.000 PTKP = 19.440.000 PTKP = 32.280.000 PTKP = 33.600.000 PTKP = 34.920.000 PTKP = 36.240.000 PTKP = 20.760.000 ya ya ya ya ya ya PKP = BRUTO - PTKP   > 500jt 250 – 500jt  50jt – 250jt  0 – 50jt  tidak tidak tidak PPh = PKP * 30% PPh = PKP * 25% PPh = PKP * 15% PPh = PKP * 5% Ya ya ya ya ya tidak Ya Ya Ya tidak tidak

(24)

3.12 Rancangan Antarmuka

Rancangan ini digunakan untuk mendukung proses pembuatan program aplikasi PPh21. Rancangan antarmuka ini terdiri dari satu layar dengan dua menu utama yaitu File dan Transaksi.

File  Exit

Identitas Wajib Pajak  Transaksi 

Gambar 3.15 Tampilan Rancangan Antar Muka Menu File Transaksi  Profile Pegawai  Proses gaji bulanan  Proses Pajak Penghasilan (PPh21)  Slip gaji  SSP  File 

(25)

3.12.1. Rancangan Modul Identitas Wajib Pajak

Input  Edit Hapus Cari Cetak kembali 

NPWP                xxxxxxxxxxxxxxx. Nama WP       xxxxxxxxxxxxxxx xxxxxxxxxxxxxxx  Alamat      xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx..         xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx   No. Telpon         xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx  Email       xxxxxxx@xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx  Nama Dir      xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx  NPWP       xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx  Masa Pajak         xxxxx  Tahun Pajak        9999  Thn Kalender      9999  Tgl SPT      99‐99‐9999 

Gambar 3.17 Rancangan Modul Identitas Wajib Pajak

Pada rancangan modul ini digunakan untuk memasukkan data identitas wajib pajak. Terdiri dari tombol – tombol navigasi untuk melakukan proses pemeliharaan data yaitu tombol baru, edit, hapus, cari, cetak, simpan, batal dan kembali.

Jika kita klik tombol baru maka semua teks input akan kosong dan siap diisi sedang tombol simpan dan batal akan dalam keadaan hidup. Tombol edit berfungsi untuk mengedit data yang sebelumnya kita cari terlebih dahulu menggunakan tombol cari. Tombol hapus untuk menghapus data yang sedang di tampilkan. Tombol Cetak untuk mencetak data yang tampil. Untuk menutup modul ini kita klik tombol kembali.

(26)

3.12.2. Rancangan Modul Profile Pegawai

Gambar 3.18 Rancangan Modul Profile Pegawai

Pada rancangan modul ini digunakan untuk memasukkan data profile pegawai. Terdiri dari tombol – tombol navigasi untuk melakukan proses pemeliharaan data yaitu tombol baru, edit, hapus, cari, cetak, simpan, batal dan kembali.

Jika kita klik tombol baru maka semua teks input akan kosong dan siap diisi sedang tombol simpan dan batal akan dalam keadaan hidup. Tombol edit berfungsi untuk mengedit data yang sebelumnya kita cari terlebih dahulu menggunakan tombol cari. Tombol hapus untuk menghapus data yang sedang di tampilkan. Tombol Cetak untuk mencetak data yang tampil. Untuk menutup modul ini kita klik tombol kembali.

NRK      xxxxxxxxxxxxxxxxxxx Nama       xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx  TTL       xxxxxxxxxxxxx  99‐99‐9999  Jns Kelamin        xxxxxxxxxxxxxxxxxx  Alamat      xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx  Kota       xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx  NPWP      xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx  Status Pajak       xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx  Status Kary         xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx  Jml.Tanggungan  99  Jabatan      xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx   

(27)

3.12.3. Rancangan Modul Proses Gaji Bulanan

Input  Edit Hapus Cari Cetak kembali 

   

NRK       xxxxxxxxxxxxxxxx      Bulan   xxxxxxxxxx  Nama      xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx  Tahun  9999  Gapok      99,999,999.99 (A) 

Gambar 3.19 Rancangan Modul Gaji Bulanan

Pada rancangan modul ini digunakan untuk memasukkan data Gaji, tunjangan dan potongan tiap bulannya. Terdiri dari tombol – tombol navigasi untuk melakukan proses pemeliharaan data yaitu tombol baru, edit, hapus, cari, cetak, simpan, batal dan kembali.

Jika kita klik tombol baru maka semua teks input akan kosong dan siap diisi sedang tombol simpan dan batal akan dalam keadaan hidup. Tombol edit berfungsi untuk mengedit data yang sebelumnya kita cari terlebih dahulu menggunakan tombol cari. Tombol hapus untuk menghapus data yang sedang di tampilkan. Tombol Cetak untuk mencetak data yang tampil. Untuk menutup modul ini kita klik tombol kembali.

  Pend lain       Potongan  THR       99,999,999.99      CDT      99,999,999.99  Lembur       99,999,999.99       Koperasi    99,999,999.99  Obat      99,999,999.99       Lainnya      99,999,999.99  Bonus      99,999,999.99              ‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐       ‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐  Subtotal (B)  99,999,999.99       Subtotal (C)  99,999,999.99    Total (A+B‐C)     999,999,999.99   

(28)

3.12.4. Rancangan Modul Proses Pajak Penghasilan (PPh21)

Periode : xxxxxxxxxxx ‐ 9999

Gambar 3.20 Rancangan Modul Proses PPh21

Pada Rancangan modul ini digunakan untuk memproses atau menghitung pajak bulanan yang ditanggung masing – masing karyawan.

Tombol proses digunakan untuk memulai proses perhitungan sedangkan tombol batal untuk kembali ke menu utama.

3.12.5. Rancangan Modul Slip Gaji

Gambar 3.21 Rancangan Modul Cetak Slip Gaji

Pada Modul ini digunakan untuk mencetak Slip gaji untuk masing – masing karyawan. Klik tombol cetak untuk mencetaknya atau batal untuk kembali ke menu utama. Proses Batal Bulan        :  xxxxxxxxxxxxxxxxxxxx  Tahun       : 9999  Karyawan : xxxxxxxxxxxxxxxxxxxx  Cetak  Batal 

(29)

3.12.6. Rancangan Modul SSP

Bulan        : xxxxxxxxxxxxxxxxxxxx  Tahun       : 9999 

Karyawan : xxxxxxxxxxxxxxxxxxxx 

Cetak  Batal 

Gambar 3.22 Rancangan Modul Cetak SSP

Pada Modul ini digunakan untuk mencetak SSP untuk masing – masing karyawan. Klik tombol cetak untuk mencetaknya atau batal untuk kembali ke menu utama.

3.13 Siklus Hidup Pengembangan Sistem

Metode Siklus Hidup Pengembangan Sistem atau yang sering disebut dengan SDLC (System Development Life Cycle) adalah suatu metode untuk merancang aplikasi perangkat lunak. Nama lain dari sistem ini adalah metode waterfall. Perancangan dengan menggunakan metode SDLC dilakukan dalam enam tahap, antara lain:

1. Perencanaan ( System engineering)

Tahapan merencanakan untuk membuat program aplikasi PPh21 namun belum menentukan metode apa yang akan dipakai sebelumnya.

(30)

2. Analisis

Menganalisa menentukan topik dari permasalahan yang dihadapi dalam membuat program aplikasi PPh21 dan bagaimana cara pemecahan masalah tersebut. Mempelajari ilmu dan mencari informasi lebih detail mengenai PPh21 dari beberapa buku dan situs di internet.

3. Desain

Mendesain bentuk tampilan program aplikasi PPh21 seperti apa yang akan disuguhkan kepada pengguna nantinya, agar pengguna dapat dengan mudah menggunakannya.

4. Pengkodean ( coding )

Pengkodean dilakukan setelah program aplikasi PPh21 telah memiliki desain

interface dengan menggunakan bahasa pemrograman Microsoft Visual

Foxpro 9.0 5. Pengujian

Pengujian dilakukan untuk mencari kelemahan serta kesalahan yang terjadi pada program aplikasi dan kemudian memperbaiki kelemahan dan kesalahan tersebut. Terdapat beberapa metode pengujian yang digunakan untuk menguji fungsi – fungsi dari suatu program aplikasi. Pengujian dilakukan dengan menggunakan metode blackbox dan whitebox testing.

6. Pemeliharaan (maintenance)

Pemeliharaan adalah suatu kegiatan evaluasi terhadap program aplikasi yang berjalan seperti : kesalahan pengkodean dalam program, kerusakan program yang menyebabkan performa program menurun ataupun memperbaharui

(31)

program dengan fasilitas tambahan, supaya program dapat berjalan dengan baik dan performanya meningkat.

Rancangan SDLC untuk program aplikasi PPh21 meliputi tahap Perencanaan, Analisis, desain, Pengkodean dan Pengujian.

3.14 Pembuatan Program Aplikasi

Pembuatan program merupakan proses penerapan sistem secara nyata dari rancangan program yang telah dibuat sebelumnya. Setelah rancangan program telah selesai dibuat, maka tahap selanjutnya yaitu tahap pembuatan program yang dapat dijalankan.

3.14.1. Prosedur Pembuatan Program Aplikasi

Langkah – langkah pembuatan program aplikasi PPh21 ini adalah sebagai berikut :

1. Mempersiapkan dan melakukan instalasi perangkat keras berupa komputer dengan spesifikasi sebagai berikut:

a. Prosesor minimal pentium IV. b. Harddisk minimal 20 GB. c. Memori DDR minimal 128 MB.

d. Satu buah keyboard dan mouse standard. e. Media penyimpanan External jika diperlukan

2. Mempersiapkan dan melakukan instalasi perangkat lunak berupa komputer dengan spesifikasi sebagai berikut :

(32)

a. Sistem operasi window XP.

b. Program aplikasi Microsoft Visual Foxpro 9.0 dan C# Visual Studio .NET 2008 yang akan dibutuhkan untuk membuat aplikasi.

3.14.2. Proses Pembuatan Program Aplikasi

Pembuatan program aplikasi ini dilakukan setelah selesai mempersiapkan perangkat keras dan lunak.

Langkah- langkah proses pembuatannya adalah sebagai berikut : 1. Mengumpulkan materi –materi yang dibutuhkan.

2. Melakukan pembatasan terhadap materi tersebut.

3. Membuat STD ( State Transition Diagram ) yang menggambarkan alur program.

4. Melakukan pengkodean dengan menggunakan Microsoft Visual Foxpro 9.0 dan C# Visual Studio .NET 2008..

Gambar

Diagram dari ketiga tier  ini dapat digambarkan sebagai berikut :
Diagram Konteks merupakan tingkatan tertinggi dalam diagram aliran data  dan hanya memuat satu proses, menunjukan sistem secara keseluruhan
Diagram level 1 merupakan  penggambaran  secara  lebih rinci dari diagram level 0.
Gambar 3.3 DFD Level 2 Aplikasi PPh21
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pada waktu tertentu pengusaha membutuhkan informasi hasil target dari pekerjaan setiap karyawan yang telah diselesaikan ataupun yang masih belum terselesaikan sehingga

Adanya peningkatan keaktivan karena penambahan logam tertentu menunjukkkan bahwa ion logam diperlukan sebagai komponen dalam sisi aktif enzim. Mekanisme ion logam dapat

Hasil keluaran dari deethanizer berupa C 2 lain akan dipisahkan pada splitter untuk memisahkan light end berupa etana yang menguap dan gas asetilen akan keluar dari

waktu pemeriksaan, dibandingkan dengan nilai MEV rata-rata praradioterapi terdapat perubahan nilai yang sangat bermakna (p<0,001), kecuali nilai MEV rata-rata

telah mengikuti saran Pandu sebelum turun, dan mengenai pergerakan KM. Lintas Bengkulu tidak diinformasikan oleh Pandu, dalam pengamatan keliling baik menggunakan layar

Indikator hubungan antara karyawan dan pelanggan diperoleh skor rata-rata sebesar 4,16 dengan tingkat pencapaian responden sebesar 83,29% masuk dalam kategori

Saya harus memikirkan dia. Rumah belum dapat. Masih nebeng di tempat kawan. Dia harus diurus. Saya cari keterangan. Nelpon pakai bahasa Belanda yang masih baik, karena

Sedangkan arahan dari Asisten III Bupati Aceh Timur, Safrizal mewakili Bupati mengatakan, menyambut baik atas dilaksanakan kegiatan ini dan diharapkan ke depanya, Kecamatan-Kecamatan