BAB III
PERANCANGAN SISTEM
3.1. Rancangan Sistem
Aplikasi ini akan menerapkan arsitektur 3-tier dalam pembangunannya.
Business Tier akan dibangun dengan menggunakan Visual Foxpro 9.0 , Presentation Tier akan dibangun dengan menggunakan dua bahasa pemrograman yang berbeda
yaitu Visual Foxpro 9.0 dan C# Visual Studio .NET 2008 sedangkan Data Tier akan dibuat dengan menggunakan database native dari Visual Foxpro.
Secara garis besar Business Tier ini dapat dibagi menjadi 4 modul besar yaitu modul perusahaan, modul pegawai, modul proses gaji dan modul proses pajak. Keempat modul tersebut akan digunakan oleh desktop application dan web application secara bersama-sama dimana kedua program tersebut sama persis dalam hal tata cara pengolahan data.
3.2. Analisa Kebutuhan
Agar dapat berfungsi secara efisien, kedua aplikasi ini akan dibangun dengan menggunakan arsitektur 3-Tier. Alasan dari penerapan arsitektur ini adalah karena kedua buat aplikasi ini mempunya proses – proses yang sama persis satu dengan yang lainnya, sehingga akan lebih efisien bagi pengembang untuk mengembangkan komponen – komponen yang dapat dipakai bersama-sama. Selain itu penggunan asritektur 3-Tier ini juga akan meningkatkan scalability dan realibility dari aplikasi dengan diterapkannya teknologi- teknologi di dalam MTS yaitu untuk mendukung
integritas data serta memungkinkan pendistribusian komponen – komponen ke dalam beberapa mesin yang terpisah.
Untuk menerapkan arsitektur 3-Tier didalam aplikasi ini maka secara garis besar akan dibangun dengan pembagian menjadi tiga tier utama, yaitu
1. Presentation tier berupa dua buah aplikasi yaitu deskstop aplikasi dan web aplikasi
2. Business tier berupa file DLL yang akan di masukkan kedalam component
service dari windows server
3. Data tier berupa table – table data yang dibuat menggunakan visual foxpro berekstensi .dbf.
Diagram dari ketiga tier ini dapat digambarkan sebagai berikut : INTERNET
Gambar 3.1 Diagram Arsitektur Aplikasi PPh21
Presentation tier
ss tier
Aplikasi PPh21 – Desktop Aplikasi Aplikasi PPh21 – Web Aplikasi
Modul Pegawai Modul Tunjangan Modul Proses Gaji Modul Proses Pajak
Busine
VFP DLL
Data tier
Database Pegawai
Pada dasarnya kedua aplikasi yang dibangun memiliki kebutuhan yang sama didalam pengaksesan data. Perbedaan yang ada di dalam kedua aplikasi hanyalah pada cara aplikasi ini diakses yaitu dengan exe file dan web browser.
3.3. Diagram Konteks ( Data Flow Diagram Level 0)
Diagram Konteks merupakan tingkatan tertinggi dalam diagram aliran data dan hanya memuat satu proses, menunjukan sistem secara keseluruhan. Proses tersebut diberi nomor nol. Semua entitas eksternal yang ditunjukan pada diagram konteks berikut aliran data utama menuju dan dari sistem.
Aplikasi pajak PPh21 ini dapat ditunjukan dalam diagram konteks dibawah ini.
0 Menghitung Pajak PPh21 Pegawai Slip Gaji & SPT Bagian Keuangan Daftar Pegawai Daftar tunjangan Laporan Gaji & Pajak Laporan Gaji Daftar Gaji Daftar Potongan Bagian Personalia
3.4. Data flow Diagram (DFD)
Berdasarkan analisa kebutuhan yang telah dijelaskan sebelumnya, maka akan dirancang suatu desain aliran data dalam sistem. Dengan adanya DFD ini, proses aliran data dapat diketahui dengan jelas sehingga dapat dibuat table – table yang diperlukan beserta dengan relasi-relasinya.
3.4.1 DFD level 1
Diagram level 1 merupakan penggambaran secara lebih rinci dari diagram level 0. Level ini akan menjelaskan proses aliran data yang terjadi dalam sistem dan interaksinya dengan kesatuan luar sistem. Dalam DFD level ini terdapat 3 proses
2 menghitung gaji Pegawai Bagian Keuangan Daftar Pegawai Daftar Gaji, 1 Input data pegawai Daftar Pegawai Daftar Pegawai daftar gaji Bagian Personalia Laporan Gaji & Pajak Laporan Gaji Daftar tunjangan tunjangan.dbf Gajian.dbf Daftar Potongan Daftar Tunjangan Pegawai.dbf Potongan.dbf Daftar Potongan 3 Input data Potongan Daftar Potongan SPT Daftar tunjangan
Dapat dilihat pada gambar 3.2 bahwa aplikasi PPh21 mempunyai tiga buah external
entity yaitu
a. Bagian Keuangan
Bagian Keuangan adalah Bagian yang bertugas menghitung gaji beserta tunjangan dan potongan bagi setiap pegawainya.
b. Bagian Personalia
Bagian personalia bertugas untuk input data pegawai. c. Pegawai
Merupakan entity yang menerima spt pajak.
3.4.2 DFD level 2
DFD level 2 terdapat 3 proses yaitu a. Proses Input data pegawai
Proses ini adalah untuk mengisi data master pegawai b. Proses Input tunjangan
Proses ini adalah untuk menghitung tunjangan pegawai c. Proses Input potongan
Proses ini adalah untuk menghitung potongan gaji pegawai d. Proses menghitung pajak PPh21
Proses ini adalah untuk menghitung pajak PPh21 yang di potong dari gaji bruto sebelum pajak
Data Flow Diagram level 2 dapat dilihat dibawah ini. Bag. Personalia 2.1 menghitung gaji Pegawai Bag. Keuangan Daftar Pegawai Daftar Gaji 1 Input data pegawai Daftar Pegawai Daftar tunjangan 2.2 menghitung SPT Pajak PPh21 Daftar Gaji Daftar Gaji bruto Laporan Gaji & Pajak Laporan Gaji Daftar Tunjangan Daftar Potongan Daftar pegawai Daftar tunjangan Pegawai.dbf 3 Input data potongan Potongan.dbf Daftar Potongan Daftar Potongan tunjangan.dbf Gajian.dbf
Gambar 3.3 DFD Level 2 Aplikasi PPh21
3.5 Analisis kasus
Pada bagian ini akan menjelaskan bagaimana sistem menghitung pajak PPh21 dengan menggunakan studi kasus. Sebagai contoh kasus Hendry, status sudah menikah dengan 2 orang anak, bekerja pada PT. Royal Bali Cemerlang, memperoleh Gaji Pokok Rp 10,000,000,- setiap bulannya. PT. Royal Bali Cemerlang mengikut
sertakan Hendry masuk asuransi (JAMSOSTEK), untuk itu PT. Royal Bali Cemerlang membayar :
Premi Jaminan Hari Tua (JHT) = 3.7% dari Gaji Pokok
Premi Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) = 0.5% dari Gaji Pokok Premi Jaminan Kematian (JK) = 0.30% dari Gaji Pokok
Hendry menanggung :
Iuran Jaminan Hari Tua (JHT) = 0.2% dari Gaji Pokok
PT. Royal Bali Cemerlang juga mengikut sertakan Hendry ke dalama program pensiun, untuk itu perusahaan membayar premi pensiun untuk Hendry sebesar Rp 150,000 setiap bulannya, sedangkan Hendry juga harus membayar Rp 100,000 setiap bulannya yang langsung di potongkan dari Gajinya. Setiap tanggal 31 Desember PT. Royal Bali Cemerlang membagikan Bonus sebesar 1 x (satu kali) Gaji Pokok, untuk itu di bulan Desember ini, disamping menerima Gaji, Hendry juga menerima Bonus. PT. Royal Bali Cemerlang masih memberikan Tunjangan Pajak sebesar Rp 250,000,- kepada Hendry.
Maka perhitungan PPh Pasal 21 adalah :
Gaji Des 2010
Gaji Pokok 10.000.000,- Bonus 2010
(Dibagi Des 2010)
Tunjangan Asuransi ( Jamsostek)
Dibayar Perusahaan Dibayar Pegawai
Tunjangan Hari Tua 3,7% 370.000 0,2% 200.000
Jaminan Kecelakaan 0,5 % 50.000 Jaminan Kematian 0,3% 30.000 Pensiun 150.000 100.000 Tunjangan Asuransi 600.000 300.000 Tunjangan Pajak 250.000 Total Tunjangan 850.000
Perhatikan rumusan di atas :
Bonus di masukkan di bawah Gaji Pokok, sebesar 1 x Gaji pokok Hendry, yaitu Rp 10,000,000,- dan Tunjangan Pajak sebesar Rp 250,000,- di masukkan ke kelompok Tunjangan.
Selanjutnya kita mulai melakukan penghitungan PPh pasal 21-nya. Di bulan Desember ini PPh Pasal 21 yang harus dihitung dan dipotongkan kepada karyawan ada 2 (dua) macam, yaitu :
1. PPh Pasal 21 atas Bonus
2. PPh Pasal 21 atas Gaji Bulan Desember 2010
Untuk itu jalannya menjadi sedikit lebih panjang dibandingkan dengan cara penghitungan PPh Pasal 21 pada kasus lainnya. Ada 3 langkah Penghitungan, yaitu : 1. Menghitung PPh Pasal 21 atas "Gaji & Bonus" setahun.
Gaji Pokok (10.000.000 x 12 ) 120.000.000 Bonus 10.000.000 Premi JKK (50.000 x 12) 600.000 Premi JK (30.000 x 12) 360.000 Tunj. Pajak (250.000 x 12) 3.000.000 Gaji Bruto 133.960.000 Pengurangan : Bi.Jabatan 5% Max(108.000) x 12 (1.296.000) Iuran JHT (200.000 x 12) (2.400.000) Iuran Pensiun (100.000 x 12) (1.200.000) (4.896.000)
Penghasilan net setahun 129.064.000
Dikurangi PTKP
Untuk WP 15.480.000
Status Menikah 1.320.000
2 anak (2 x 1.320.000) 2.640.000
(19.440.000)
Penghasilan Kena Pajak (PKP) 109.624,000
PPh Pasal 21 Setahun
- 50.000.000 5% 2.500.000 - 59.624.000 15% 8.943.600
PPh Pasal 21 Setahun 11.443.600
2. Menghitung PPh Pasal 21 atas "Gaji" saja Setahun.
Proses perhitungan gaji selama setahun dapat dilihat dibawah ini Gaji Pokok (10.000.000 x 12 ) 120.000.000 Premi JKK (50.000 x 12) 600.000 Premi JK (30.000 x 12) 360.000 Tunj. Pajak (250.000 x 12) 3.000.000 Gaji Bruto 123.960.000 Pengurangan : Bi.Jabatan 5% Max(108.000) x 12 (1.296.000) Iuran JHT (200.000 x 12) (2.400.000) Iuran Pensiun (100.000 x 12) (1.200.000) (4.896.000)
Penghasilan net setahun 119.064.000
Dikurangi PTKP
Status Menikah 1.320.000 2 anak (2 x 1.320.000) 2.640.000
(16.800.000)
Penghasilan Kena Pajak (PKP) 102.264,000
PPh Pasal 21 Setahun
- 50.000.000 5% 2.500.000 - 52.264.000 15% 7.839.600
PPh Pasal 21 Setahun 10.339.600
3. Menentukan Besarnya PPh atas bonus saja, menentukan pph pasal 21 atas Gaji Bulan Desember.
PPh Setahun atas Gaji & Bonus (1) 11.443.600
PPh Setahun atas Gaji (2) (10.339.600)
PPh Atas Bonus 1.104.000
PPh Atas Gaji Bulan Des 2010 (10.339.600/12) 861.633
Total PPh yg hrs disetor 1.965.633
Tunjangan Pajak Des 2010 (250.000)
Pajak yg dipotong dr gaji & bonus 1.715.633
3.6 Data Dictionary (Kamus Data)
Kamus Data berfungsi membantu pelaku sistem untuk mengerti aplikasi secara detil, kamus data mereorganisasi semua elemen data yang digunakan dalam sistem dengan presisi yang sedemikan rupa sehingga pemakai dan penganalisas sistem memiliki dasar pengertian yang sama tentang masukan, keluaran, penyimpanan dan proses.
a. Pegawai = @ id_pegawai + NRK + no_npwp + nm_pegawai + tmp_lahir + tgl_lahir + Alamat + Kota + status_pjk + Sex + stat_kary + jml_tgg + Jabatan + Gapok
id_pegawai Character 10 Primary Key
Nrk Character 10 no_npwp Character 20 nm_pegawai Character 100 tmp_lahir Character 40 tgl_lahir Date 8 Alamat Character 200 Kota Character 15 status_pjk Character 5 Sex Character 1 stat_kary Character 1 jml_tgg Numeric 2 Jabatan Character 20 Gapok Numeric 20
b. Tunjangan = @id_pegawai+blnthn+ nm_tunjangan+rp_tunjangan Id_tunjang Character 10 Primary
id_pegawai Character 10
Blnthn Numeric 6
nm_tunjangan Character 50
rp_tunjangan Numeric 20
c. Potongan = @id_pegawai+blnthn+ nm_potongan+rp_potongan Id_tunjang Character 10 Primary
id_pegawai Character 10
blnthn Numeric 6
nm_potongan Character 50
rp_potongan Numeric 20
d. Gajian = @ Id_gajian + id_pegawai + blnthn + gaji_net + pajak_pph21 Id_gajian Character 10 Primary
id_pegawai Character 10
blnthn Numeric 6
gaji_net Numeric 20
3.7 Normalisasi
Normalisasi merupakan peralatan yang digunakan untuk melakukan proses pengelompokan data menjadi tabel-tabel yang menunjukkan entitas dan relasinya. (Oetomo Dharma Sutedjo Budi, Perencanaan dan Pembangunan Sistem Informasi, Andi Yogyakarta, Yogyakarta, 2003, hal.130). Proses normalisasi terdiri dari 3 tahap penyusunan yaitu :
a. Bentuk data awal.
Pada tahap ini semua data yang ada direkam tanpa format tertentu. Data bisa jadi mengalami duplikasi. Dibawah ini gambar bentuk awal tabel gaji.
nrk blnthn nama Status Pajak Npwp gapok Tuj. kematian Tuj. Kec.Kerja Tuj. pajak Pot. cdt Pot. koperasi Pot. lain Gaji nett Pajak PPh21 999 xx9999 xxxxx xxxxx 99.999.99 999.999 999.999 999.999 999.999 999.999 999.999 999.999 999.999 999.999 999 xx9999 xxxxx xxxxx 99.999.99 999.999 999.999 999.999 999.999 999.999 999.999 999.999 999.999 999.999 999 xx9999 xxxxx xxxxx 99.999.99 999.999 999.999 999.999 999.999 999.999 999.999 999.999 999.999 999.999
Gambar 3.5 Bentuk awal tabel gaji (Unnormalized table)
Tabel gaji diatas mempunyai beberapa field yang sejenis yaitu - Tuj.kematian, Tuj.KecKerja, Tuj Pajak
- Pot.CDT, Pot Koperasi dan Pot.Lain
Sehingga Tabel diatas termasuk unnormalized, jika kita isikan datanya maka akan terjadi kemungkinan null value, atau data data tunjangan dan potongan yang diisi bisa lebih dari satu atau multivalue.
b. Normalisasi tahap pertama (1NF).
Suatu tabel dikatakan berada pada bentuk normal 1 (1NF) jika tidak berada dalam bentuk unnormalized table, menghindari terjadinya null value dan duplikasi.
Karyawan nrk nama Status Pajak Npwp 999 xxxxx xxxxx 99.999.99 999 xxxxx xxxxx 99.999.99 999 xxxxx xxxxx 99.999.99 Gaji nrk Blnthn gapok Gaji nett Pajak PPh21 999 xxxx9999 999.999 999.999 999.999 999 xxxx9999 999.999 999.999 999.999 999 xxxx9999 999.999 999.999 999.999 Tunjangan nrk Blnthn Tunjangan 999 xxxx9999 999.999 999 xxxx9999 999.999 999 xxxx9999 999.999 Potongan nrk Blnthn potongan 999 xxxx9999 999.999 999 xxxx9999 999.999 999 xxxx9999 999.999
c. Normalisasi tahap kedua (2NF).
• Dibuat berdasarkan full functional dependency (ketergantungan fungsional penuh)
• Tabel berada dalam bentuk normal 1 (1NF) dan setiap atribut bukan kunci bergantung penuh pada kunci primer.
• Tidak ada pengulangan data dan null value. Karyawan nrk nama Status Pajak Npwp 999 xxxxx xxxxx 99.999.99 999 xxxxx xxxxx 99.999.99 999 xxxxx xxxxx 99.999.99 Gaji nrk Blnthn gapok Gaji nett Pajak PPh21 999 xxxx9999 999.999 999.999 999.999 999 xxxx9999 999.999 999.999 999.999 999 xxxx9999 999.999 999.999 999.999 Tunjangan nrk Blnthn Tunjangan 999 xxxx9999 999.999 999 xxxx9999 999.999 999 xxxx9999 999.999 Potongan nrk Blnthn potongan 999 xxxx9999 999.999 999 xxxx9999 999.999 999 xxxx9999 999.999
d. Normalisasi tahap ketiga (3NF).
Suatu relasi disebut normal ketiga (3NF) jika sudah memenuhi normal kedua (2NF) dan tidak di jumpai adanya ketergantungan Transitif yaitu ketergantungan fungsional antara 2 (atau lebih ) atribut bukan key Relasi tabel diatas telah memenuhi bentuk normal ketiga (3NF).
e. Normalisasi BCNF.
Normalisasi BCNF di temukan oleh R.F. Boyce dan E.F Codd . Suatu relasi dikatakan dalam bentuk BCNF jika dan hanya jika setiap atribut kunci pada suatu relasi adalah kunci kandidat.
f. Normalisasi MVD (4NF).
Dalam normalisasi ini kita mengenal adanya tipe baru dari ketergantungan (dependency) yaitu Multivalued Dependency (MVD), yang merupakan generalisasi dari functional dependence. Atau sebaliknya, FD adalah peristiwa khusus dari MVD di mana himpunan nilai dependent berisi satu nilai saja. Dalam tabel diatas dapat dilihat terdapat dua MVD yaitu
R.Gaji ÆÆR.Tunjangan | R.Potongan
g. Normalisasi PROJECT-JOIN NORMAL FORM (PJNF) / (5NF).
Suatu relation dapat terus dilakukan proses nonloss-decomposition sampai semua projection berada pada 5NF. Tetapi hal ini juga ada keterbatasan yaitu join dependency (JD), yaitu bila projection dapat dilakukan sehingga tidak ada nilai yang hilang, apabila di join kembali. JD adalah generalisasi dari MVD.
3.8 Entity Relationship Diagram (ERD)
ERD atau Entity Relationship Diagram adalah metode perancangan database yang menggambarkan hubungan antara entity – entity yang terdapat dalam sistem. ERD ini nantinya diperlukan dalam implementasi sistem untuk menentukan sistem database yang efektif serta sangat bermanfaat dalam pengembangan maupun revisi program. Pada gambar 3.5 dapat dilihat ERD dari aplikasi Pajak PPh21 yang menunjukkan hubungan antara entity – entity.
Karyawan.dbf NRK Nama Stat_Pajak NPWP Gaji.dbf NRK Blnthn Gapok Gaji_net Pajak_PPh21
Gambar 3.8 ERD Aplikasi Pajak PPh21
Tunjangan.dbf potongan.dbf
NRK NRK
Blnthn Blnthn
Nm_tunjangan Nm_potongan
3.9 HIPO (Hierarchy Plus Input-Proses-Output)
Rancangan ini dibuat untuk mempermudah dalam proses perancangan dan pembuatan aplikasi. Sedangkan aplikasi yang akan dibuat dibagi menjadi 2 bagian yaitu Bisnis Logik dan aplikasi tatap muka pemakai.
Diagram hirarki Bisnis Logik
Proc. Init
Gambar 3.9 Diagram Hirarki Bisnis Logik
Proc. Perusahaan Proc. Pegawai Proc. Gaji
Tambah Edit Hapus Cari data Tambah Edit Hapus Cari data Tambah Edit Hapus Cari data Kembali Proc. PPH Hitung PPH Cetak PPH
Diagram hirarki aplikasi tatap muka pemakai
Menu Utama
Gambar 3.10 Diagram Hirarki aplikasi tatap muka pemakai
3.10 Rancangan State Transition Diagram (STD)
Rancangan ini digunakan untuk mengetahui apa saja yang terjadi pada sistem pada saat timbul perubahan – perubahan antara satu state dan state yang lain, apa yang menyebabkan timbulnya perubahan itu, dan apa akibat yang ditimbulkan dari perubahan itu. Rancangan State Transition Diagram (STD) untuk program aplikasi ini digunakan untuk menggambarkan kondisi-kondisi yang dapat berubah sesuai dengan aktifitas dilakukan oleh user melalui aplikasi tatap muka terhadap bisnis logik. File Transaksi Identitas Wajib Pajak Exit Profile Pegawai Proses Gaji Bulanan Proses Pajak Penghasilan PPh21 Slip Gaji Help/About About Help Cetak SSP
STD menggambarkan bagaimana kerja sistem melalui kondisi (state) dan kejadian yang menyebabkan kondisi berubah. STD juga menggambarkan aksi yang dilakukan karena kejadian tertentu.
start Halaman utama Parameter Transaksi 1 2 3 Profile Pegawai Proses Gaji Bulanan Proses Pajak PPh PTKP & PKP SPT 4 5 6 7 8 9 9 9 9 9 Edit 10 10 11 save 12 13 13
baru edit hapus
14 15 16
17 17
17
18
Gambar 3.11 Rancangan State Transition Diagram Layar Utama
Untuk menggambarkan kejadian kejadian yang terjadi dalam perhitungan pajak PPh21 dapat kita lihat dalam Rancangan State Transition Diagram perhitungan pajak PPh21 dibawah ini :
Gaji
Gambar 3.12 Rancangan State Transition Gaji bersih
gaji pegawai terverifikasi gaji bruto sebelum pajak Verifikasi Gaji pegawai Perhitungan pph21 Gaji bruto setelah tunjangan Perhitungan tunjangan gaji Gaji bersih setelah pajak Perhitungan potongan gaji
3.11 Rancangan Flowchart
Rancangan ini digunakan untuk mendesain dan merepresentasikan program. Sebelum pembuatan program, fungsinya adalah mempermudah programmer dalam menentukan alur logika program yang akan dibuat. Sesudah pembuatan program fungsinya adalah untuk menjelaskan alur program kepada orang lain atau user. Flowchart adalah penggambaran secara grafik dari langkah-langkah dan urut-urutan prosedur dari suatu program (Al Bahra, 2006, hal. 265). Flowchart program aplikasi menggambarkan aliran dalam pengoperasian aplikasi mulai dari star program sampai keluar dari program. Penulis juga membuat dua buah flowchart untuk menggambarkan alur logika algoritma untuk proses yang terdapat dalam bisnis logik dan proses yang terdapat dalam program tatap muka.
About
Gambar 3.13 Flowchart Program tatap muka Keluar
Program File
Transaksi Help
About
Proses Pajak Penghasilan PPh21 Pegawai ya Baru ? tidak END Ya Slip Gaji SSP Cetak? Ya masukan profil Pegawai Masukan Gaji Bulanan tidak tidak masukan data STAR Pilih aksi Help Identitas WP
STAR
Masukan I Kary
D awan
Proses gaji BRUTO
PTKP = 0
Gambar 3.14 Flowchart hitung pajak END Tk/- ya tidak Tk/1 K/0 K/1 K/2 Istri Gabung K/3 tidak tidak tidak tidak tidak k/1/0 k/1/1 k/1/2 k/1/3 tidak tidak tidak PTKP = 15.480.000 PTKP = 16.800.000 PTKP = 16.800.000 PTKP = 18.120.000 PTKP = 19.440.000 PTKP = 32.280.000 PTKP = 33.600.000 PTKP = 34.920.000 PTKP = 36.240.000 PTKP = 20.760.000 ya ya ya ya ya ya PKP = BRUTO - PTKP > 500jt 250 – 500jt 50jt – 250jt 0 – 50jt tidak tidak tidak PPh = PKP * 30% PPh = PKP * 25% PPh = PKP * 15% PPh = PKP * 5% Ya ya ya ya ya tidak Ya Ya Ya tidak tidak
3.12 Rancangan Antarmuka
Rancangan ini digunakan untuk mendukung proses pembuatan program aplikasi PPh21. Rancangan antarmuka ini terdiri dari satu layar dengan dua menu utama yaitu File dan Transaksi.
File Exit
Identitas Wajib Pajak Transaksi
Gambar 3.15 Tampilan Rancangan Antar Muka Menu File Transaksi Profile Pegawai Proses gaji bulanan Proses Pajak Penghasilan (PPh21) Slip gaji SSP File
3.12.1. Rancangan Modul Identitas Wajib Pajak
Input Edit Hapus Cari Cetak kembali
NPWP xxxxxxxxxxxxxxx. Nama WP xxxxxxxxxxxxxxx xxxxxxxxxxxxxxx Alamat xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx.. xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx No. Telpon xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx Email xxxxxxx@xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx Nama Dir xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx NPWP xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx Masa Pajak xxxxx Tahun Pajak 9999 Thn Kalender 9999 Tgl SPT 99‐99‐9999
Gambar 3.17 Rancangan Modul Identitas Wajib Pajak
Pada rancangan modul ini digunakan untuk memasukkan data identitas wajib pajak. Terdiri dari tombol – tombol navigasi untuk melakukan proses pemeliharaan data yaitu tombol baru, edit, hapus, cari, cetak, simpan, batal dan kembali.
Jika kita klik tombol baru maka semua teks input akan kosong dan siap diisi sedang tombol simpan dan batal akan dalam keadaan hidup. Tombol edit berfungsi untuk mengedit data yang sebelumnya kita cari terlebih dahulu menggunakan tombol cari. Tombol hapus untuk menghapus data yang sedang di tampilkan. Tombol Cetak untuk mencetak data yang tampil. Untuk menutup modul ini kita klik tombol kembali.
3.12.2. Rancangan Modul Profile Pegawai
Gambar 3.18 Rancangan Modul Profile Pegawai
Pada rancangan modul ini digunakan untuk memasukkan data profile pegawai. Terdiri dari tombol – tombol navigasi untuk melakukan proses pemeliharaan data yaitu tombol baru, edit, hapus, cari, cetak, simpan, batal dan kembali.
Jika kita klik tombol baru maka semua teks input akan kosong dan siap diisi sedang tombol simpan dan batal akan dalam keadaan hidup. Tombol edit berfungsi untuk mengedit data yang sebelumnya kita cari terlebih dahulu menggunakan tombol cari. Tombol hapus untuk menghapus data yang sedang di tampilkan. Tombol Cetak untuk mencetak data yang tampil. Untuk menutup modul ini kita klik tombol kembali.
NRK xxxxxxxxxxxxxxxxxxx Nama xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx TTL xxxxxxxxxxxxx 99‐99‐9999 Jns Kelamin xxxxxxxxxxxxxxxxxx Alamat xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx Kota xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx NPWP xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx Status Pajak xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx Status Kary xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx Jml.Tanggungan 99 Jabatan xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
3.12.3. Rancangan Modul Proses Gaji Bulanan
Input Edit Hapus Cari Cetak kembali
NRK xxxxxxxxxxxxxxxx Bulan xxxxxxxxxx Nama xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx Tahun 9999 Gapok 99,999,999.99 (A)
Gambar 3.19 Rancangan Modul Gaji Bulanan
Pada rancangan modul ini digunakan untuk memasukkan data Gaji, tunjangan dan potongan tiap bulannya. Terdiri dari tombol – tombol navigasi untuk melakukan proses pemeliharaan data yaitu tombol baru, edit, hapus, cari, cetak, simpan, batal dan kembali.
Jika kita klik tombol baru maka semua teks input akan kosong dan siap diisi sedang tombol simpan dan batal akan dalam keadaan hidup. Tombol edit berfungsi untuk mengedit data yang sebelumnya kita cari terlebih dahulu menggunakan tombol cari. Tombol hapus untuk menghapus data yang sedang di tampilkan. Tombol Cetak untuk mencetak data yang tampil. Untuk menutup modul ini kita klik tombol kembali.
Pend lain Potongan THR 99,999,999.99 CDT 99,999,999.99 Lembur 99,999,999.99 Koperasi 99,999,999.99 Obat 99,999,999.99 Lainnya 99,999,999.99 Bonus 99,999,999.99 ‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐ ‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐ Subtotal (B) 99,999,999.99 Subtotal (C) 99,999,999.99 Total (A+B‐C) 999,999,999.99
3.12.4. Rancangan Modul Proses Pajak Penghasilan (PPh21)
Periode : xxxxxxxxxxx ‐ 9999
Gambar 3.20 Rancangan Modul Proses PPh21
Pada Rancangan modul ini digunakan untuk memproses atau menghitung pajak bulanan yang ditanggung masing – masing karyawan.
Tombol proses digunakan untuk memulai proses perhitungan sedangkan tombol batal untuk kembali ke menu utama.
3.12.5. Rancangan Modul Slip Gaji
Gambar 3.21 Rancangan Modul Cetak Slip Gaji
Pada Modul ini digunakan untuk mencetak Slip gaji untuk masing – masing karyawan. Klik tombol cetak untuk mencetaknya atau batal untuk kembali ke menu utama. Proses Batal Bulan : xxxxxxxxxxxxxxxxxxxx Tahun : 9999 Karyawan : xxxxxxxxxxxxxxxxxxxx Cetak Batal
3.12.6. Rancangan Modul SSP
Bulan : xxxxxxxxxxxxxxxxxxxx Tahun : 9999
Karyawan : xxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Cetak Batal
Gambar 3.22 Rancangan Modul Cetak SSP
Pada Modul ini digunakan untuk mencetak SSP untuk masing – masing karyawan. Klik tombol cetak untuk mencetaknya atau batal untuk kembali ke menu utama.
3.13 Siklus Hidup Pengembangan Sistem
Metode Siklus Hidup Pengembangan Sistem atau yang sering disebut dengan SDLC (System Development Life Cycle) adalah suatu metode untuk merancang aplikasi perangkat lunak. Nama lain dari sistem ini adalah metode waterfall. Perancangan dengan menggunakan metode SDLC dilakukan dalam enam tahap, antara lain:
1. Perencanaan ( System engineering)
Tahapan merencanakan untuk membuat program aplikasi PPh21 namun belum menentukan metode apa yang akan dipakai sebelumnya.
2. Analisis
Menganalisa menentukan topik dari permasalahan yang dihadapi dalam membuat program aplikasi PPh21 dan bagaimana cara pemecahan masalah tersebut. Mempelajari ilmu dan mencari informasi lebih detail mengenai PPh21 dari beberapa buku dan situs di internet.
3. Desain
Mendesain bentuk tampilan program aplikasi PPh21 seperti apa yang akan disuguhkan kepada pengguna nantinya, agar pengguna dapat dengan mudah menggunakannya.
4. Pengkodean ( coding )
Pengkodean dilakukan setelah program aplikasi PPh21 telah memiliki desain
interface dengan menggunakan bahasa pemrograman Microsoft Visual
Foxpro 9.0 5. Pengujian
Pengujian dilakukan untuk mencari kelemahan serta kesalahan yang terjadi pada program aplikasi dan kemudian memperbaiki kelemahan dan kesalahan tersebut. Terdapat beberapa metode pengujian yang digunakan untuk menguji fungsi – fungsi dari suatu program aplikasi. Pengujian dilakukan dengan menggunakan metode blackbox dan whitebox testing.
6. Pemeliharaan (maintenance)
Pemeliharaan adalah suatu kegiatan evaluasi terhadap program aplikasi yang berjalan seperti : kesalahan pengkodean dalam program, kerusakan program yang menyebabkan performa program menurun ataupun memperbaharui
program dengan fasilitas tambahan, supaya program dapat berjalan dengan baik dan performanya meningkat.
Rancangan SDLC untuk program aplikasi PPh21 meliputi tahap Perencanaan, Analisis, desain, Pengkodean dan Pengujian.
3.14 Pembuatan Program Aplikasi
Pembuatan program merupakan proses penerapan sistem secara nyata dari rancangan program yang telah dibuat sebelumnya. Setelah rancangan program telah selesai dibuat, maka tahap selanjutnya yaitu tahap pembuatan program yang dapat dijalankan.
3.14.1. Prosedur Pembuatan Program Aplikasi
Langkah – langkah pembuatan program aplikasi PPh21 ini adalah sebagai berikut :
1. Mempersiapkan dan melakukan instalasi perangkat keras berupa komputer dengan spesifikasi sebagai berikut:
a. Prosesor minimal pentium IV. b. Harddisk minimal 20 GB. c. Memori DDR minimal 128 MB.
d. Satu buah keyboard dan mouse standard. e. Media penyimpanan External jika diperlukan
2. Mempersiapkan dan melakukan instalasi perangkat lunak berupa komputer dengan spesifikasi sebagai berikut :
a. Sistem operasi window XP.
b. Program aplikasi Microsoft Visual Foxpro 9.0 dan C# Visual Studio .NET 2008 yang akan dibutuhkan untuk membuat aplikasi.
3.14.2. Proses Pembuatan Program Aplikasi
Pembuatan program aplikasi ini dilakukan setelah selesai mempersiapkan perangkat keras dan lunak.
Langkah- langkah proses pembuatannya adalah sebagai berikut : 1. Mengumpulkan materi –materi yang dibutuhkan.
2. Melakukan pembatasan terhadap materi tersebut.
3. Membuat STD ( State Transition Diagram ) yang menggambarkan alur program.
4. Melakukan pengkodean dengan menggunakan Microsoft Visual Foxpro 9.0 dan C# Visual Studio .NET 2008..