• Tidak ada hasil yang ditemukan

LANDASAN TEORI Pengertian Analisis Sistem. Pendidikan dan Kebudayaan, 1990) adalah penyelidikan terhadap suatu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LANDASAN TEORI Pengertian Analisis Sistem. Pendidikan dan Kebudayaan, 1990) adalah penyelidikan terhadap suatu"

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

LANDASAN TEORI

 

2.1 Analisis dan Perancangan Sistem

2.1.1 Pengertian Analisis Sistem

Analisis menurut menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ( Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1990) adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya. Selain itu, analisis juga dapat diartikan sebagai proses pemecahan masalah yang dimulai dengan dugaan akan kebenarannya.

Analisis sistem adalah suatu teknik pemecahan masalah yang menguraikan sebuah sistem menjadi bagian-bagian komponen tersebut bekerja dan berinteraksi untuk meraih tujuan mereka. Analisis sistem ditujukan untuk menyediakan tim proyek dengan pemahaman yang lebih menyeluruh terhadap masalah-masalah dan kebutuhan-kebutuhan yang memicu proyek. Area bisnis (lingkup proyek - yang didefinisikan selama permulaan sistem) dipelajari dan dianalisis untuk memperoleh pemahaman yang lebih rinci mengenai apa yang bekerja, apa yang tidak bekerja, dan apa yang dibutuhkan. Analisis sistem perlu bekerja dengan pengguna sistem untuk secara jelas mendefinisikan persyaratan dan harapan bisnis untuk sistem baru apapun yang akan dibeli atau dikembangkan (Whitten et al, 2004).

(2)

 

Tahapan dari analisis sistem akan menghasilkan informasi sebagai berikut (Turban et al, 2005, p492)

1. Kekuatan dan kelemahan sistem yang sudah ada

2. Fungsi-fungsi yang harus dimiliki sistem yang baru untuk menyelesaikan masalah bisnis

3. Kebutuhan informasi pengguna untuk sistem yang baru

2.1.2 Pengertian Perancangan Sistem

Perancangan sistem adalah sebuah teknik pemecahan masalah yang saling melengkapi (dengan analisis sistem) yang merangkai kembali bagian-bagian komponen menjadi sebuah sistem yang lengkap – harapannya, sebuah sistem yang diperbaiki. Hal ini melibatkan penambahan, penghapusan, dan perubahan bagian-bagian relatif pada sistem pada sistem aslinya (awalnya).Jadi, jika analisis sistem menekan pada masalah bisnis, maka sebaliknya perancangan sistem berfokus pada segi teknis atau implementasi sebuah sistem (Whitten et al, 2004)

2.2 Sistem Basis Data

2.2.1 Pengertian Data

Pengertian Data menurut Whitten et al. (2004, p23), data adalah fakta mentah mengenai orang, tempat, kejadian, dan hal-hal penting yang dalam

(3)

organisasi. Tiap fakta, tanpa disertai fakta lainnya, secara felatif tidak ada artinya.

Pengertian Data menurut Atzeni et al. (2003, p2) data adalah merupakan suatu bentuk penyimpanan informasi yang harus diterjemahkan terlebih dahulu untuk menghasilkan informasi.

Data sendiri tidak mempunyai makna, tetapi setelah diterjemahkan dan dihubungkan dengan benar, data menghasilkan informasi yang memungkinkan peningkatan dalam ilmu pengetahuan.

2.2.2 Pengertian Sistem

Pengertian sistem menurut pendapat O’Brien (2002, p8) sistem secara sederhana dapat diartikan sebagai sebuah kumpulan dari elemen – elemen yang saling berhubungan atau berinteraksi yang membentuk suatu kesatuan.

Pengertian sistem menurut Mulyadi (1997, p2) pada dasarnya sistem adalah sekelompok unsur yang berhubungan erat satu dengan yang lainnya, yang berfungsi untuk mencapai tujuan tertentu.

2.2.3 Pengertian Basis Data dan Sistem Basis Data

Menurut Atzeni et al (2003, p2) basis data adalah suatu koleksi data, digunakan dalam menampilkan informasi yang diinginkan kepada sebuah sistem informasi.

(4)

 

Menurut Connolly dan Begg (2005, p15) basis data merupakan suatu kumpulan data yang terhubung secara logic, dan sebuah deskripsi dari data tersebut yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan informasi dari suatu organisasi.Artinya basis data merupakan tempat penyimpanan data yang besar, dimana dapat digunakan secara simultan oleh banyak pengguna.

2.2.4 Sistem Manajemen Basis Data

Menurut Connolly dan Begg (2005, P16) DBMS adalah sebuah sistem perangkat lunak yang memungkinkan pengguna untuk mendefinisikan, menciptakan, memelihara, dan mengontrol akses ke dalam basis data.

Menurut Atzeni et al. (2003, p2) DBMS adalah sistem perangkat lunak yang mempunyai kemampuan untuk mengatur basis data yang sangat besar, terbagi, dan memastikan reabilitas dan keamanan data.

Menurut Connolly dan Begg (2005, p16) disebutkan bahwa DBMS menyediakan fasilitas-fasilitas sebagai berikut :

a. Data Definition Language (DDL)

b. Data Manipulation Language (DML)

c. Akses control, terdiri dari Security System, Integrity System, Concurrency Control System, Recovery Control System, User-Accessible Catalog

(5)

2.2.5 Data Definition Language (DDL)

Data Definition Language adalah bahasa yang memungkinkan administrator basis data atau pengguna untuk mendeskripsikan dan menamai entitas, atribut, dan hubungan dari entitas yang dibutuhkan oleh aplikasi, bersama dengan semua batasan integritas dan keamanan yang terkait (Connolly dan Begg, 2005, p40)

2.2.6 Data Manipulation Language (DML)

Data Manipulation Language adalah bahasa yang menyediakan kumpulan operasi untuk mendukung operasi manipulasi dan sederhana pada data yang tersimpan di dalam basis data (Connolly dan Begg, 2005, p40)

Operasi dari Data Manipulation Language biasanya mencakup operasi seperti :

a. Memasukkan data baru ke dalam basis data

b. Memodifikasi data yang tersimpan di dalam basis data

c. Mengambil data yang tersimpan di dalam basis data

(6)

 

2.2.7 Komponen dari Lingkungan DBMS

Menurut Connolly dan Begg (2005, p18) terdapat lima komponen utama di dalam suatu lingkungan DBMS. Lima komponen utama yang terdapat pada sistem manajamen basis data antara lain:

1. Hardware (Perangkat Keras)

2. Software (Perangkat Lunak)

3. Data

4. Procedures

5. People

Gambar 2.1 Lingkungan DBMS

Komponen terakhir pada DBMS adalah orang atau user yang terlibat dalam sistem tersebut, yang dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis user yaitu :

a. Application Programmer

b. End-User

(7)

2.2.8 Kelebihan dan kekurangan Sistem Basis Data

Menurut Connolly dan Begg (2005, p26) sistem basis data mempunyai beberapa keuntungan antara lain :

a. Control of Data Redudancy

b. Data Consistency

c. Sharing of Data

d. Improved Data Integrity

e. Improved Security

f. Improved Data Accesibility and Responsiveness

g. Increased Productivity

h. Increased Concurrency

i. Improved Backup and Recovery Services

Sedangkan, menurut Connolly dan Begg (2005, p29) sistem manajemen basis data juga memiliki beberapa kekurangan seperti :

a. Complexity

b. Size

(8)

 

d. Cost of Conversion

e. Performance

2.2.9 Model Relational Database Management System (RDMBS)

2.2.9.1 Struktur Data Relational (Connolly dan Begg, 2005, p 72) a. Relasi, adalah tabel dengan kolom dan baris

b. Atribut adalah kolom pada tabel

c. Tuple adalah baris pada tabel (record)

d. Domain adalah himpunan nilai dari satu atau lebih atribut

e. Derajat (Degree) adalah banyaknya atribut/kolom pada tabel

f. Cardinality adalah banyaknya tuple atau baris pada tabel

g. Relational Datatabe adalah kumpulan relasi ternormalisasi dengan nama relasi yang jelas

Kunci Relasi (Relational Keys)

1. Superkeys

Sebuah atribut atau himpunan yang mengidentifikasi secara unik tuple-tuple yang ada dalam relasi

(9)

Superkey yang tidak bisa diurai lagi, tidak bisa dikomposisi

3. Primary Key

Candidate Key yang dipilih untuk identifikasi tuple secara unik dalam suatu relasi

4. Alternate Key

Candidate Key yang tidak terpilih sebagai primary key

5. Foreign Key

Atribut atau himpunan atribut dalam relasi yang dibandingkan dengan candidate key pada beberapa relasi.

2.2.9.2 Integrasi Batasan-Batasan (Integrity Constraints) Menurut Connolly and Begg (2005, p81) integrasi batasan-batasan terbagi atas:

a. Null

Menggambarkan suatu nilai dari sebuah atribut yang belum diketahui atau tidak dipakai oleh tuple tersebut.

(10)

 

Pada relasi dasar, tidak ada atribut ataupun primary key yang bernilai Null

c. Referential Integrity

Jika terdapat foreign key dalam suatu relasi, maka nilai foreign key tersebut akan dibandingkan (match) dengan nilai candidate key dari beberapa tuple pada relasi itu sendiri atau nilai foreign key harus Null seluruhnya.

d. Enterprise Constraint

Aturan tambahan yang dispesifikasikan oleh user atau DBA.

View (Connolly and Begg, 2005, p83)

Hasil dinamik dari satu atau lebih operasi relasional yang dilakukan pada relasi dasarnya untuk menghasilkan relasi yang lain. View merupakan relasi virtual yang ridak harus ada dalam basis data,tetapi dihasilkan dari request. Kegunaan view, antara lain :

1. Menyediakan mekanisme keamanan yang fleksibel dan baik dengan menyembunyikan bagian database dari user tertentu

2. Menginjikan user untuk mengakses data degan berbagai cara, sehingga data yang sama dapat dilihat oleh user yang berbeda dengan cara yang berbeda pada saat yang sama.

(11)

3. Menyederhanakan operasi yang rumit pada relasi dasar.

2.2.10 Entity Relationship Modelling Tipe Entitas (Entity Type)

Konsep dasar dari Moder ER adalah tipe entitas, yaitu kumpulan dari objek-objek dengan sifat (properti) yang sama, yang diidentifikasi oleh enterprise mempunyai eksistensi yang independent. Keberadaannya dapat berupa fisik maupun abstrak.

Entity Occurrence, yaitu pengidentifikasian objek yang unik dari sebuah type entity.Setiap entity diidentifikasikan dan disertakan propertinya.

Tipe Relasi (Relationship Type)

Tipe relasi adalah kumpulan keterhubungan yang mempunyai arti (meaningfull associations) antara entitas yang ada.

Relationship occurrence yaitu keterhubungan yang diidentifikasi secara unik yang meliputi keberadaan tiap entitas yang berpartisipasi.

Atribut

Merupakan sifat-sifat (properti) dari sebuah entitas atau tipe relasi.Atribut domain adalah himpunan nilai yang diperbilehkan untuk satu atau lebih atribut.Macam-macam atribut :

(12)

  1. Simple Attribute 2. Composite Attribute 3. Single-valued Attribute 4. Multi-valued Attribute 5. Derived Attribute Kunci (Keys) 1. Candidate Key

Jumlah minimal atribut-atribut yang dapat mengidentifikasi setiap kejadian/record secara unik.

2. Primary Key

Candidate Key yang dipilih untuk mengidentifikasi setiap kejadian/record dari suatu entitas secara unik.

3. Composite Key

Candidate Key yang terdiri dari dua atau lebih atribut

Strong and Weak Entity Type

Strong and Weak Entity Type yaitu tipe entitas yang keberadaanya tidak bergantung pada entitas lainya, dan terkadang disebut dengan parent, owner, dominant sedangkan weak entity type adalah entitas yang

(13)

keberandaannya bergantung pada entitas lain, dan juga sering disebut child, dependent, subordinate.

Structural Constraint

Batasan utama pada relationship disebut dengan multiplicity, yaitu jumlah(range) dari kejadian yang mungkin terjadi pada suatu entitas yang terhubung ke satu kejadian dari entitas lain yang berhubungan melalui suatu relasi. Relasi yang paling umum adalah binary relationship antara lain :

1. one – to - one ( 1 : 1 ) 2. one – to – many ( 1 : * ) 3. many – to – many ( * : * )

Multiplicity dibentuk dari dua macam batasan pada relasi :

1. Cardinality

Menjelaskan jumlah maksimum dari kejadian relasi yang mungkin untuk entitas yang berpartisipasi di dalam relasi tersebut.

2. Participation

Menetapkan apakah seluruh atau sebagian entitas yang berpartisipasi dalam suatu relasi.

(14)

 

Masalah pada ER Modelling

Beberapa masalah yang dihadapi dengan model ER diantaranya :

1. Fan Traps

Fan traps adalah sebuah kondisi dimana sebuah model merepresentasikan sebuah relasi antara tipe entitas, tetapi jalur antara entitas ambigu.

2. Chasm Traps

Chasm Traps adalah kondisi dimana sebuah model menunjukkan keberadaan suatu relasi antar tipe entitas, tetapi jalurnya tidak terdapat occurrence entitas tertentu.

2.2.11 Normalisasi

Normalisasi merupakan sebuah teknik untuk menghasilkan sebuah kumpulan dari relasi-relasi dengan atribut-atribut yang diinginkan berdasarkan kebutuhan data perusahaan. (Connolly and Begg, 2005, p388)Tahapan-tahapan normalisasi, antara lain :

1. Bentuk Normal pertama (1NF)

Menurut Connolly (2005, p403), First Normal Form adalah relasi dimana pertemuan antar setiap baris dan kolom terdiri 1 (satu) dan hanya 1 (satu) nilai. Dalam normalisasi pertama ini, data yang berulang dihilangkan.

(15)

2. Bentuk Normal kedua (2NF)

Menurut Connolly (2005, p407), Second Normal Form adalah merupakan sebuah relasi dalam 1NF yang setiap atribut non-primary key bersifat Full Function Depedency pada primary key dari relasi tersebut. Dalam normalisasi kedua ini, atribut yang tergantung pada sebagian dari suatu composite key sebuah tabel dipindahkan ke sebuah tabel yang terpisah.

Menurut Connolly (2005, p395), Full Functional Depedency adalah mengindikasikan bahwa jika A dan B adalah atribut dari sebuah relasi, B adalah fully functional dependent dari A jika B adalah functuinally dependent dari A tapi bukan merupakan bagian dari A.

3. Bentuk Normal ketiga (3NF)

Menurut Connolly (2005, p409), Third Normal Form adalah sebuah relasi yang memenuhi normal pertama dan normal kedua dimana tidak terdapat atribut non-primary key yang bersifat transitively dependent dari primary key-nya.

Menurut Connolly (2005, p397), Transitive dependency adalah jika kondisi A, B, dan C merupakan atribut-atribut dari sebuah relasi seperti jika A->B dan B->C, maka C adalah transitively dependent dari A melalui atau via B (disediakan bahwa A bukan functionally dependent dari B dan C).

(16)

 

Dalam normalisasi ketiga ini, atribut yang tidak memberikan kontribusi terhadap penjelasan karakteristik primary key, akan dipindahkan ke sebuah tabel yang terpisah. Keuntungan dari tabel relasional dalam 3NF adalah menghilangkan data yang berulang-ulang dengan tujuan menghemat tempat dan mengurangi keanehan manipulasi.

2.2.12 Siklus Hidup Basis Data

Siklus Hidup Basis Data merupakan komponen mendasar suatu system informasi, dimana pengembangan atau pemakaiannya harus dilihat dari perspektif yang lebih luas berdasarkan kebutuhan organisasi.

Tahapan database lifecycle seperti terlihat pada gambar 2.2, antara lain :

1. Database Planning (Perencanaan Database)

Merupakan aktivitas manajemen yang memungkinkan tahapan dari siklus hidup basis data direalisasikan se-efektif dan se-efisien mungkin.Perencanaan basis data harus terintegrasi dengan keseluruhan strategi sistem informasi dan organisasi.

(17)

Gambar 2.2 Database System Development Lifecycle

(18)

 

2. System Definition (Definisi Sistem)

Menjelaskan batasan-batasan dan cakupan dari aplikasi basis data dan sudut pandang user (user view) yang utama. User view mendefinisikan apa yang diwajibkan dari suatu aplikasi basis data dari perspektif aturan kerja khusus (seperti manajer atau supervisor) atau area aplikasi interface (seperti marketing, personalia, atau stock control). Aplikasi basis data dapat memiliki satu atau lebih user view

3. Requirement Collection and Analysis (Analisis dan Pengumpulan Kebutuhan)

Suatu proses pengumpulan dan analisa informasi mengenai bagian organisasi yang didukung oleh aplikasi basis data, dan menggunakan informasi tersebut untuk identifikasi kebutuhan user akan sistem yang baru.

4. Database Design

Merupakan suatu proses pembuatan, sebuah desain database yang akan mendukung tujuan dan operasi suatu enterprise. Tujuan utamanya adalah merepresentasikan data dan relasi antar data yang dibutuhkan oleh seluruh area aplikasi utama dan user group, menyediakan model data yang mendukung segala

(19)

transaksi yang diperlukan pada data, dan menspesifikasikan desain minimal yang secara tepat disusun untuk memenuhi kebutuhan performa yang ditetapkan pada sistem (missal waktu respon).

Pendekatan dalam desain basis data, antara lain : Top-down, Bottom-Up, Inside-out, Mixed.

Data Modelling memiliki dua kegunaan utama, yaitu membantu dalam memahami arti (semantik) dari data dan memfasilitasi komunikasi mengenai informasi yang dibutuhkan. Pembuatan model data dapat menjawab pertanyaan mengenai entitas, relasi, dan atribut.

Tiga fase desain basis data: Conceptual database design, Logical database design, Physical database design.

5. Database selection (optional)

Pemilihan DBMS yang tepat untuk mendukung aplikasi basis data.Dapat dilakukan kapanpin sebelum menuju desain logikal asalkan terdapat cukup informasi mengenai kebutuhan sistem.

(20)

 

Desain user interface dan program aplikasi yang menggunakan dan memproses data. Desain basis data dan aplikasi merupakan aktifitas paralel yang meliputi dua aktifitas penting, yaitu transaction design dan user interface design.

7. Prototyping (optional)

Membuat model kerja suatu aplikasi basis data. Terdapat dua macam strategi prototyping yang digunakan saat ini, yaitu requirement prototyping dan evolutionary prototyping

8. Implementation

Merupakan realisasi fisik dari basis data dan desain aplikasi.

Implementasi database dicapai dengan menggunakan :

1. DDL untuk membuat skema basis data dan file basis data yang kosong.

2. DDL untuk membuat user view yang diinginkan.

3. 3GL dan 4GL untuk membuat program aplikasi, termasuk transaksi basis data disertakan dengan menggunakan DML, atau ditambahkan pada bahasa pemrogaman.

(21)

Pemindahan data yang ada ke dalam basis data baru dan mengkonversikan aplikasi yang ada agar dapat digunakan pada basis data yang baru. Tahapan ini dibutuhkan ketika sistem basis data baru menggantikan sistem yang lama. DBMS biasanya memiliki utilitas yang memanggil ulang file yang sudah ada ke dalam basis data baru.

10. Operational mainentenance

Suatu proses pengawasan dan pemeliharaan sistem setelah instalasi meliputi :

a. Pengawasan performa sistem, jika performa menurun, maka memerlukan perbaikan atau pengaturan ulang basis data.

b. Pemeliharaan dan pembaharuan aplikasi basis data (jika dibutuhkan).

c. Penggabungan kebutuhan baru ke dalam aplikasi basis data.

2.2.13 Desain Metodologi Konseptual, Logikal, dan Fisikal Basis Data

Desain metodologi adalah pendekatan terstruktur yang menggunakan prosedur, teknik, tool, dan dokumentasi untuk mendukung dan memfasilitasi proses perancangan. (Connolly and Begg, 2005, p438)

(22)

 

Menurut Connolly dan Begg (2005, p439), proses perancangan dibagi ke dalam tiga tahap utama, yaitu tahap konseptual, tahap logikal, dan tahap pisikal. Langkah – langkah dalam perancangan basis data adalah sebagai berikut :

a. Desain Konseptual Basis Data

Perancangan konseptual basis data merupakan proses membangun model dari data yang digunakan pada perusahaan, terbebas dari semua pertimbangan pisikal, seperti tujuan DBMS, program aplikasi, bahasa permrogaman yang digunakan, platform piranti keras, masalah tampilan. (Connolly and Begg, 2005, p439)

Perancangan konseptual basis data meliputi langkah-langkah sebagai berikut :

Langkah 1 : Membangun model data konseptual basis data untuk setiap view

1.1 Identifikasi tipe entitas

Tujuannya adalah untuk mengindentifikasikan tipe-tipe entitas yang dibutuhkan. (Connolly and Begg, 2005, p443)

Langkah pertama adalah mendefinisikan objek-objek utama di mana pengguna mempunyai ketertarikan dengan objek

(23)

tersebut. Objek-objek inilah yang disebut tipe-tipe entitas untuk model.

1.2 Indentifikasi tipe relationship

Tujuannya untuk mengindentifikasikan hubungan atau

relationship penting yang ada di antara tipe-tipe entitas yang telah diidentifikasikan. (Connolly and Begg, 2005, p445)

1.3 Mengidentifikasi dan menghubungkan atribut dengan entitas atau tipe relationship

Tujuannya untuk menghubungkan atribut dengan entitas atau tipe relationship yang sesuai dan mendokumentasikan detail dari atribut.

1.4 Menentukan domain atribut

Tujuannya untuk menentukan domain untuk atribut-atribut dalam model data konseptual lokal. Selain itu, juga didokumentasikan setiap detail dari domain tersebut. Domain merupakan sekumpulan nilai-nilai dari satu atau lebih atribut yang menggambarkan nilai yang dimiliki.

1.5 Menentukan atribut candidate key, primary key, dan alternate key

(24)

 

Tujuannya adalah untuk mengidentifikasikan candidate key setiap entitas, jika terdapat lebih dari satu candidate key, pilih satu untuk dijadikan primary key, yang lainnya sebagai alternate key.

Cara untuk memilih primary key dari candidate key adalah sebagai berikut:

a. Candidate key dengan set atribut yang minimal

b. Candidate key yang nilainya jarang berubah

c. Candidate key karakternya paling sedikit

d. Candidate key yang mempunyai nilai maksimum paling kecil

e. Candidate key yang mudah digunakan dari sudut pandang user

1.6 Mempertimbangkan penggunaan konsep enchanced modelling (optional)

Tujuannya untuk mempertimbangkan penggunaan dari konsep enchanced modelling seperti spesialisasi, generalisasi, agregasi(aggregation), dan komposisi(compotition).

(25)

Tujuannya adalah untuk memeriksa apabila ada redudancy pada model data. Pada langkah ini, model konseptual diuji untuk memeriksa apakah terdapat redudancy atau perulangan dalam data dan memindahkannya jika ada. Pada langkah ini terdapat dua aktivitas, yaitu :

a. Menguji ulang hubungan one-to-one

b. Menghilangkan hubungan yang redundan

c. Mempertimbangkan dimensi waktu

1.8 Memvalidasikan model konseptual dari transaksi pengguna (user)

Tujuannya untuk memastikan apakah model konseptual telah mendukung transaksi yang dibutuhkan oleh perusahaan.

Untuk memastikan bahwa model data lokal konseptual benar-benar mendukung transaksi di view, digunakan dua macam pendekatan, yaitu :

a. Mendeskripsikan transaksi-transaksi

b. Menggunakan jalur-jalur (pathaway) transaksi

(26)

 

Tujuannnya adalah untuk memastikan bahwa model tersebut sudah merupakan representasi sebenarnya dari permintaan data oleh perusahaan.

Model data konseptual juga mencakup diagram ER dan dokumentasi pendukung yang mendeskripsikan model data.Bila terdapat kejanggalanpada model data, maka harus dibuat perubahan yang sesuai.

B. Desain Logikal Basis Data

Tujuan dari tahapan ini yakni menerjemahkan model data menjadi sebuah model data logikal dan kemudian memvalidasi model tersebut untuk memeriksa apakah strukturnya sudah tepat dan mampu mendukung transaksi-transaksi yang dibutuhkan.

Desain logikal basis data terdiri dari langkah-langkah sebagai berikut:

Langkah 2 : Membangun dan memvalidasi model data lokal logikal untuk setiap view

2.1 Menghilangkan fitur-fitur yang tidak sesuai dengan model relasional

(27)

Tahap ini merupakan tahap penyesuaian dari model data lokal konseptual agar bisa digunakan dengan lebih mudah oleh sistem.

Penghilangan fitur yang tidak kompatibel memiliki empat tahapan, yaitu:

a. Menghilangkan relasi many to many ( * : * )

b. Menghilangkan relasi rekursif many to many ( * : * )

c. Menghilangkan tipe relasi kompleks

d. Memindahkan atribut multi-valued

2.1 Mendapatkan relasi untuk model data logikal

Tujuannya membuat hubungan untuk model data logikal untuk merepresentasikan entiti-entiti, relationships, dan atribut-atribut yang sudah diidentifikasi.

Relasi yang dimiliki oleh setiao entitas ditunjukkan oleh mekanisme dari primary key atau foreign key

2.2 Memvalidasi transaksi dengan menggunakan normalisasi

Pada tahap ini, dilakukan validasi terhadap transaksi di model data lokal logikal menggunakan teknik normalisasi untuk

(28)

 

mengembangkan model data sehingga terhindar dari duplikasi data yang tidak diperlukan

2.3 Memvalidasi relasi dengan transaksi pengguna

Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa hubungan-hubungan dalam model data logikal mendukung transaksi yang dibutuhkan oleh view.

2.4 Mendefinisikan integrity constraints

Integrity contstraints adalah batasan-batasan yang digunakan untuk menjaga agar basis data tidak menjadi inkonsisten. Ada lima tipe dari integrity constraints, antara lain:

a. Required data ( data atau nilai yang valid )

b. Batasan atribut domain

c. Entity integrity ( primary key tidak boleh null )

d. Referential integrity

e. Enterprise contraint ( batasan pada organisasi )

(29)

Pada tahap ini dilakukan kaji ulang untuk memastikan bahwa model data lokal logikal sudah sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh pengguna.

Langkah 3 : Membangun dan memvalidasi model data global logikal

3.1 Menggabungkan model data logikal

Pada tahap ini, digabungkan model data logikal individual ke dalam model data logikal global organisasi.

3.2 Memvalidasi model data global lokal

Memvalidasi relasi yang telah dibuat dari model data global dengan menggunakan teknik normalisasi dan memastikan bahwa relasi ini telah mendukung transaksi yang diperlukan

3.3 Memeriksa untuk kemungkinan perubahan di masa mendatang

Memastikan apakah ada perubahan yang signifikan yang dapat diperkirakan dan memastikan apakah model data logikal global ini dapat mendukung perubahan-perubahan ini.

(30)

 

Tujuan dari tahap ini adalah untuk memastikan bahwa model data logikal global merupakan representasi nyata dari organisasi.

C. Desain Fisikal Basis Data

Perancangan basis data fisikal merupakan proses untuk menghasilkan suatu deskripsi mengenai implementasi dari basis data pada secondary storage.

Deskripsi ini menjelaskan tentang hubungan dasar, file organisasi, dan indeks yang digunakan untuk mengakses data secara efisien, serta batasan-batasan integritas yang berhubungan dan pengukuran keamanan atau sekuriti.

Langkah-langkah dari merancang model data fisikal meliputi langkah-langkah sebagai berikut:

Langkah 4 : Menerjemahkan model data logikal untuk DBMS yang digunakan

Tujuannya untuk menghasilkan suatu skema basis data relasional dari model data logikal yang dapat diimplementasikan dalam target DBMS.

Aktivitas-aktivitas dalam tahapan ini mencakup, antara lain:

(31)

Tujuannya untuk menentukan bagaimana representasi dari hubungan dasar diidentifikasikan dalam model data logika dalam target DBMS.

4.2 Mendesain representasi dari derived data

Tujuannya untuk menentukan bagaimana merepresentasikan data yang dihasilkan dari model data logikal dalam target DBMS. Desain dari derived data harus didokumentasikan dengan tujuan untuk memilih rancangan yang sesuai. Contoh dari deriver atau calculated attributes, misalnya jumlah karyawan yang bekerja di satu cabang tertentu

4.3 Mendesain batasan-batasan umum (general constraints)

Tujuannya untuk mendesain batasan-batasan umum untuk target DBMS. Rancangan dari batasan atau constraints ini tergantung dari pilihan DBMS, beberapa sistem menyediakan fasilitas lain daripada mendefinisikan batasan-batasan umum

Langkah 5 : Mendesain gambaran fisik mengenai basis data

Tujuannya untuk menentukan organisasi file yang optimal untuk menyimpan hubungan dasar dan indeks yang dibutuhkan untuk mencapai hasil performa yang maksimal, yakni cara bagaimana relasi dan tuple disimpan di secondary storage.

(32)

 

5.1 Analisa transaksi-transaksi

Untuk membuat sebuah desain basis data fisikal yang efektif maka harus diketahui terlebih dahulu transaksi atau query yang akan dijalankan dalam basis data.

5.2 Memilih organisasi file yang digunakan

Tujuannya adalah untuk menentukan organisasi file yang tepat dan efisien untuk setiap relasi dasar. Salah satu dari tujuan utama dari perancangan basis data fisikal adalah untuk menyimpan dan mengakses data dengan cara yang efisien.

Ada lima tipe organisasi file, yakni Heap, Hash, Indexed Sequenced Access Method (ISAM), B-Tree, Clusters.

5.3 Memilih indeks yang akan digunakan

Bertujuan untuk meningkatkan performa dalam suatu sistem basis data.

Salah satu pendekatan untuk memilih organisasi file yang cocok untuk relasi adalah untuk menyimpan tuples yang tidak disimpan dan dibuat sebanya secondary indexes sebagaimana diperlukan. Oleh karena itu, pilih atribut yang digunakan adalah :

(33)

1. Atribut yang sering digunakan untuk join operations untuk membuat lebih efisien.

2. Atribut yang sering dipesan untuk mengakses tuples pada suatu relasi di dalam urutan yang menunjukkan atribut.

5.4 Memperkirakan disk space yang diperlukan

Tujuannya untuk memperkirakan jumlah ruang atau space dari disk yang akan dibutuhkan untuk mendukung implementasi basis data pada secondary storage.

Perkiraan perlu dibuat untuk menentukan apakah konfigurasi piranti keras yang telah ada mampu mendukung implementasi basis data atau apakah dibutuhkan piranti keras yang baru.

Langkah keenam : Merancang user view

Bertujuan untuk merancang user view yang telah diidentifikasikan selama mengumpulkan kebutuhan dan menganalisis langkah dalam siklus hidup aplikasi basis data. Contohnya pada branch yang terdiri dari interface direktur dan manajer.

Langkah ketujuh : Merancang keamanan

Dalam sebuah sistem basis data, keamanan adalah elemen yang sangat penting mengingat isi dari basis data berupa informasi yang sangat penting.

(34)

 

Langkah kedelapan : Mempertimbangkan pengenalan redudansi kontrol

Pada langkah perancangan basis data fisikal ini mempertimbangkan denormalisasi skema relasional untuk meningkatkan performa. Hasil dari normalisasi adalah perancangan basis data logical secara structural konsisten dan menekan jumlah redudansi. Faktor yang perlu dipertimbangkan adalah :

a. Denormalisasi membuat implementasi lebih kompleks. b. Denormalisasi selalu mengorbankan fleksibilitas

c. Denormalisasi akan membuat cepat dalam retrieve data tetapi lambat dalam updates.

Ukuran performa dari suatu perancangan basis data dapap dilihat dari sudut pandang tertentu, yaitu melalui pendekatan efisiensi data (normalisasi) atau pendekatan efisiensi proses (denormalisasi). Efisiensi data dimaksudkan untuk meminimalkan kapasitas disk, dan efisiensi proses dimaksudkan untuk mempercepat proses saat retrieve data dari basis data.

Langkah kesembilan : Memonitor dan mengatur sistem operasional

Bertujuan untuk memonitor sistem operasional, meningkatkan performa, dan menentukan perancangan sistem yang tepat atau menggambarkan perubahan kebutuhan.

(35)

2.2.14 Data Flow Diagram

Menurut Syahroni (2003), Data Flow Diagram digunakan oleh para perancang sistem untuk memudahkan penggambaran suatu sistem yang ada atau sistem baru yang akan dikembangkan secara logika tanpa memperhatikan lingkungan fisik dimana data tersebut mengalir atau lingkungan fisik dimana data tersebut akan disimpan.

Data Flow Diagram merupakan alat yang cukup populer sekarang, karena dapat menggambarkan aliran data di dalam suatu sistem dengan terstruktur dan jelas. Dalam menggambarkan sistem perlu dilakukan pembentukan simbol. Berikut ini simbol-simbol yang sering digunakan dalam Data Flow Diagram (DFD) :

1. Kesatuan luar atau batasan (eksternal entity or boundary)

Setiap sistem pasti memiliki batas sistem yang memisahkan suatu sistem dengan lingkungan luarnya. Sistem akan menerima input dan menghasilkan output bagi linkungan luarnya. Kesatuan luar merupakan kesatuan di lingkungan luar sistem yang dapat berupa orang, organisasi, atau sistem lain yang berada di lingkungan luarnya yang akan memberikan input serta menerima output dari sistem

2. Aliran Data (data flow)

Aliran data pada diagram aliran data diberi simbol panah seperti pada gambar. Aliran data ini mengalir diantara proses, penyimpanan data, dan

(36)

 

kesatuan luar. Aliran data ini menunjukkan arus atau aliran data yang dapat berupa masukan untuk sistem atau hasil proses sistem dan dapat berbentuk diantaranya, formulir atau dokumen yang digunakan, laporan tercetak yang dihasilkan oleh sistem, tampilan atau output di layer komputer yang dihasilkan oleh sistem, masukan oleh komputer, komunikasi ucapan, surat-surat atau memo, data yang dibaca atau direkam pada suatu file, surat isian yang dicatat pada buku agenda dan transmisi data dari satu komputer ke komputer yang lain.

3. Proses

Suatu proses ialah kegiatan atau kerja yang dilakukan orang, mesin, atau komputer dari hasil suatu arus data yang masuk ke dalam proses untuk dihasilkan arus data yang akan keluar dari proses. Suatu proses dapat ditunjukkan dengan simbol lingkaran.

4. Penyimpanan data (data store)

Tempat penyimpanan data yang digunakan sistem. Proses dapat mengambil data dari atau memberikan data ke data store. Berikut ini gambar notasi untuk data store.

Menurut Hall (2001, p69), diagram arus data adalah pencerminan proses, sumber-sumber data dan arus data dalam sebuah sistem dengan menggunakan simbol-simbol.

(37)

Tabel 2.1 Tabel Notasi dalam DFD

Simbol  Keterangan 

  Suatu proses yang dipicu atau didukung oleh  data 

  Suatu  alat  penyimpanan  file  transaksi,  file  induk, atau file referensi 

  Sumber input atau tujuan output data 

  Arah arus data 

2.2.15 State Transition Diagram

Menurut Yourdan (1989, p259), State Transisition Diagram (STD) merupakan sebuah perilaku model yang bergantung pada sekumpulan keadaan sistem, dimana keadaan tersebut adalah setiap modus perilaku sistem yang diamati. Komponen-komponen utama dalam STD antara lain :

1. Keadaan Sistem (system state)

Merupakan keadaan yang terjadi di dialam sistem pada waktu tertentu.

Keadaan sistem dilambangkan dengan bentuk seperti pada gambar berikut.

Gambar 2.3 Notasi Keadaan Sistem

2. Perubahan keadaan (change of state)

(38)

 

3. Kondisi dan aksi

Menurut Pressman (2001, p317), State Transisition Diagram (STD) menggambarkan kebiasaan dari suatu sistem dengan menggambarkan kondisi dan kejadian yang menyebabkan perubahan suatu kondisi.

             Kondisi   

 

            Aksi 

Gambar 2.5 Notasi Kondisi dan Aksi

2.3 Teori-teori Khusus Berhubungan dengan Topik

2.3.1 Pengertian HRMS (Human Resource Management System) (Sistem Manajemen Sumber Daya Manusia)

Sistem Manajemen Sumber Daya Manusia / Human Resource Management System (SMSDM/HRMS), merupakan sebuah bentuk interseksi/pertemuan antara bidang ilmu manajemen sumber daya manusia (MSDM) dan teknologi informasi (TI). Sistem ini menggabungkan MSDM sebagai suatu disiplin yang utamanya mengaplikasikan bidang teknologi informasi ke dalam aktivitas-aktivitas MSDM seperti dalam hal perencanaan, dan menyusun sistem pemrosesan data dalam serangkaian langkah-langkah yang terstandarisasi dan terangkum dalam aplikasi perencanaan sumber daya perusahaan/enterprise resource planning (ERP). Secara keseluruhan sistem ERP

(39)

bertujuan mengintegrasikan informasi yang diperoleh dari aplikasi-aplikasi yang berbeda ke dalam satu sistem basisdata yang bersifat universal. Keterkaitan dari modul kalkulasi finansial dan modul MSDM melalui satu basisdata yang sama merupakan hal yang sangat penting yang membedakannya dengan bentuk aplikasi lain yang pernah dibuat sebelumnya, menjadikan aplikasi ini lebih fleksibel namun juga lebih kaku dengan aturan-aturannya (http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_manajemen_sumber_daya_manusia).

2.3.2 Pengertian Sumber Daya Manusia

Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan bagian yang penting di dalam suatu perusahaan. Menurut Bronzite (2000, p12), Human Resources atau sumber daya manusia adalah departemen yang bertanggung jawab untuk menandakan individu dan menilai kualitas dari seorang individu dalam suatu tim, menyiapkan mereka agar dapat bekerja di dalam kondisi tertentu, memberikan berbagai macam program pelatihan, dan sebaik mungkin menangani segala masalah yang terjadi pada setiap individu.

2.3.3 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

Menurut Dessler (2003, p3) Manajemen Sumber Daya Manusia adalah proses mendapatkan, melatih, menilai, memberi jalas basa kepada pekerja dan terlibat ke dalam hubungan kerja mereka, kesehatan, dan keamanan serta masalah kebijakan dan dan keadilan.

(40)

 

Menurut A.F Stoner (www.organisasi.org/definisi_pengertian_tugas_ fungsi_manajemen_sumber_dayd_manusia_sdm_ilmu_ekonomi_manajemen_m anajer_msdm ) Manajemen Sumber Daya Manusia adalah suatu prosedur yang berkelanjutan yang bertujuan untuk memasok suatu organisasi atau perusahaan dengan orang-orang yang tepat untuk ditempatkan di posisi dan jabatan yang tepat pada saat organisasi memerlukannya.

2.3.4 Pengertian Contract And Reminder (Kontrak dan Pengingat)

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia, 2008), kontrak adalah perjanjian (secara tertulis) antara dua pihak dl perdagangan, sewa-menyewa, dsb. Selain itu kontrak juga dapat diartikan sebagai persetujuan yang bersanksi hukum antara dua pihak atau lebih untuk melakukan atau tidak melakukan kegiatan.

Sedangkan menurut Wikipedia (http://id.wikipedia.org/wiki/Kontrak), kontrak atau perjanjian adalah kesepakatan antara dua orang atau lebih mengenai hal tertentu yang disetujui oleh mereka. Ketentuan umum mengenai kontrak diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Indonesia.

Pengingat (bahasa Inggris: reminder) adalah pesan yang mengingatkan seseorang akan sesuatu. Selain itu pengingat mempunyai arti lain yaitu sebuah pengalaman yang mengakibatkan seseorang untuk mengingat sesuatu. (http://www.thefreedictionary.com/reminder)

(41)

2.3.5 Pengertian Add On

Add on (bahasa Indonesia: tambahan) adalah suatu komponen yang dapat menambah kemampuan dari komponen pada komputer, seperti RAM, CPU, atau yang lain. (http://www.total.or.id/info.php?kk=add-on).

Gambar

Gambar 2.2 Database System Development Lifecycle
Tabel 2.1 Tabel Notasi dalam DFD

Referensi

Dokumen terkait

Kepala Subbagian Tata Usaha UPTD Pemeliharaan Taman dan Penerangan Jalan Umum wilayah I Tambun Selatan (Tambun Selatan, Tambun Utara, Babelan, Tarumajaya, Sukakarya, Sukawangi,

Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Gusganda Suria Manda (2018) yang menjelaskan bahwa Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif dan verifikatif

 Manajer supervisor memberikan instruksi-instruksi yang spesifik kepada para karyawan baru yang direkrut untuk mencapai tingkat produksi yang lebih

Data data yang diperoleh dari hasil pengukuran dianalisa dengan program SPSS (Statistical Product and Service Solutions) untuk memperoleh grafik linier antara kadar

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa nilai Adjusted R 2 sebesar 0.233 atau 23.3% sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel profitabilitas, risiko bisnis,

Berdasarkan hasil perhitungan korelasi maka diketahui bahwa pengaruh hutang terhadap laba usaha sebesar 0,2 yang artinya tingkat hubungan rendah, sehingga dapat dikatakan

Redaksional merupakan bagian yang penting dalam sebuah perusahaan media cetak. Tugas-tugas jurnalis sampai menjadi sebuah berita yang layak dibaca oleh khalayak merupakan

Justerusuatu kajian perlu dilakukan dengan mewujudkansuatubentuk model atau kerangka penilaian yang khususuntukmelihat kesediaan pengetahuan dan kemahiran guru dalam