• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR RIWAYAT HIDUP CURICULUM VITAE. TTL : Selong, 1 Agustus : BTN Griya Indah, Tanjung. Kec. Labuhan Haji. Lotim

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DAFTAR RIWAYAT HIDUP CURICULUM VITAE. TTL : Selong, 1 Agustus : BTN Griya Indah, Tanjung. Kec. Labuhan Haji. Lotim"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

Lampiran 1

DAFTAR RIWAYAT HIDUP CURICULUM VITAE A. Data Pribadi

Nama : Yuyun Andriani

TTL : Selong, 1 Agustus 1994

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Nama ayah : Buljidi

Nama Ibu : Istiarini (Almh)

Alamat asal : BTN Griya Indah, Tanjung. Kec. Labuhan Haji

Lotim

Alamat di Jogjakarta : Kos Putri Jasmine, RT 08, Ngebel, Tamantirto, Kasihan

Bantul.

Status : Belum Menikah

Telepon : 083129535323 B. Riwayat Pendidikan Formal 2001 – 2007 : SDN 1 Tanjung 2007 – 2010 : SMPN 1 Selong 2010 – 2013 : SMAN 1 Selong

(2)

Non Formal

2013 – 2014 : Sekolah menulis SMI Yogyakarta

C. Pengalaman Organisasi

2010 −2013 : Capas SMAN 1 Selong

2013 – 2014 : Himpunan Mahasiswa jurusan Ekonomi &

Perbankan Islam (Anggota)

2014 –2015 : Himpunan Mahasiswa jurusan Ekonomi &

Perbankan Islam (sekretaris divisi)

2013 – 2015 : Forum Mahasiswa Pecinta Pena / UKM

Sastra UMY (Ketua Divisi ) D. Penghargaan

2009 : Finalis Lomba Cerpen Majalah Gaul 2009

2010 : Finalis Lomba Cerpen LipIce 2010

2011 : Finalis Lomba Cerpen bertema „Kartini‟

Rayakultura

2013 : Finalis Lomba Cerpen bertema Kartini

Rayakultura

2015 : Menerbitkan Antologi Cerpen FMPP

„Pesan Tuhan‟

2015 : Lolos Pendanaan PKM Dikti :

Pemberdayaan Warga Desa Krebet dalam rangka keterbukaan Informasi Publik.

(3)

2015 : 6 Besar Finalis AYC (Airlangga

Youth Conference) “Kompetensi SDM indonesia melalui Lingua Franca Sebagai media peningkatan efektifitas kerja.

2016 : Pembicara seminar nasional kepenulisan

“Menulis Merubah Peradaban” UKM Sastra UMY (FMPP)

2016 : 12 Besar Finalis Debat HIMIE Competition

2016 : Menerbitkan buku kumpulan Essay

“Telaah kritis Mahasiswa Tentang Asean Community”

(4)

Lampiran 2

DAFTAR PERTANYAAN PENELITIAN

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI KELAPA DENGAN UANG PANJAR

(Studi Kasus di Desa Lingkok Dudu Kelurahan Suryawangi, Kecamatan Labuhan Haji, Kabupaten Lombok Timur)

A. Daftar pertanyaan untuk penjual kelapa dengan uang panjar di Kelurahan Suryawangi Kecamatan Labuhan Haji Lombok Timur 1. Nama

2. Bagaimana proses jual beli kelapa dengan uang panjar di kelurahan Suryawangi Lombok Timur?

3. Apakah uang panjar tersebut anda gunakan untuk perawatan kebun kelapa? Jika jawabannya adalah „tidak‟ jelaskan alasan lainnya !

4. Berapa penurunan harga kelapa jika menjual dengan uang panjar? 5. Bagaimana cara penentuan harga apabila terjadi perubahan harga

setelah uang panjar diberikan? Apakah ada negoisasi ulang? 6. Apakah ada kendala dalam praktek jual beli tersebut?

7. Apakah sering terjadi perselisihan antar penjual dan pembeli dalam melakukan jual beli kelapa dengan uang panjar di Kelurahan Suryawangi Lombok Timur?

8. Apakah pernah terjadi keadaan dimana pembeli (pihak yang memberikan uang panjar ) tidak jadi membeli kelapa? Jika pernah, langkah seperti apa yang ditempuh?

(5)

9. Jika terjadi perselisihan bagaimana cara menyelesaikannya?

10. Berapa banyak kisaran uang yang diberikan kepada anda sebagai uanag panjar oleh pembeli?

11. Berapa lama rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk anda dapat mengembalikan uang panjar ke pemiliknya?

12. Apakah anda selama ini merasa jual beli kelapa lebih baik dengan uang panjar ataukah sebaliknya? Alasannya? Dan bagaimana dengan keuntungan yang anda peroleh?

13. Apakah anda merasa menjual kelapa dengan uang panjar tersebut adil? Alasannya?

14. Apa saja kasus yang dialami selama melakukan penjualan kelapa dengan uang panjar?

15. Apakah anda pernah menjual kelapa dengan cara biasa? Bagaimana prosedurnya serta apa alasannya?

16. Apakah anda pernah menjual kelapa dengan cara dijual langsung saat panen tanpa uang panjar? Bagaimana rosedurnya dan apa alasannya? B. Daftar pertanyaan untuk penjual kelapa dengan uang panjar di

Kelurahan Suryawangi Kecamatan Labuhan Haji Lombok Timur 1. Nama

2. Apakah anda pernah melakukan akad jual beli kelapa dengan uang panjar dengan beberapa orang penjual orang?

3. Bagaimana dengan kualitas dan kuantitas kelapa yang dijual oleh pedagang kelapa dengan uang panjar?

(6)

4. Bagaimana cara penentuan harga apabila terjadi perubahan harga setelah uang panjar diberikan? Apakah ada negoisasi ulang ?

5. Apakah bapak/ibu merasa pernah dirugikan dalam melakukan

praktek jual beli kelapa dengan uang panjar di Kelurahan Suryawangi Lombok Timur?

6. Apabila pernah merasa dirugikan, apakah yang dilakukan penjual

untuk menyelesaikannya?

7. Apabila pernah merasa dirugikan, apakah anda pernah menagih atau

mempercepat perlunasan uang panjar tersebut?

8. Apakah anda memberikan batasan waktu kepada penjual untuk

melunasi uang panjar tersebut? Alasannya?

9. Apakah anda merasa jual beli kelapa lebih baik dengan uang panjar

atau malah sebaliknya? Alasannya?

10. Apakah anda merasa jual beli dengan uang panjar tersebut adil? Alasannya?

11. Apa saja kasus yang dialami selama melakukan penjualan kelapa dengan uang panjar?

12. Apakah anda pernah membeli kelapa langsung saat panen tanpa uang panjar? Bagaimana prosedurnya dan apa alasannya?

(7)

Lampiran 3

DAFTAR JAWABAN RESPONDEN PENELITIAN (Penjual atau petani kelapa)

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI KELAPA DENGAN UANG PANJAR

(Studi Kasus di Desa Lingkok Dudu Kelurahan Suryawangi, Kecamatan Labuhan Haji, Kabupaten Lombok Timur)

A. Responden 1 1. Fatimah

2. Jual beli dengan uang panjar dimulai ketika kami meminta uang kepada calon pembeli untuk memenuhi kebutuhannya. Setelah calon pembeli setuju dan memberikan uang pinjaman sebanyak yang kami minta maka, nanti setelah panen kami akan menjual buah kelapa hasil kebun kami kepada si pemberi uang panjar dengan potongan harga tertentu sesuai dengan jumlah pinjaman dan hasil panen terdahulu. Meskipun uang panjar tersebut merupakan pinjaman bagi kami, namun kami tidak pernah merasa terbebani, malah sebaliknya kami merasa terbantu karena bisa mendapatkan pinjaman cepat saat ada kebutuhan mendadak.

3. Uang panjar tersebut saya gunakan untuk makan dan membiayai sawah.

4. Hanya 10.000 rupiah, dengan pinjaman 1.000.000 rupiah.

5. Harga ditentukan setelah panen dan tidak ada negoisasi ulang. Saya hanya menerima harga yang diberikan oleh pembeli.

(8)

6. Hingga saat ini tidak ada kendala sama sekali. 7. Tidak pernah ada perselisihan hingga saat ini.

8. Tidak pernah terjadi kasus pembeli yang memberikan uang panjar tidak jadi membeli. Karena mereka semua adalah pembeli kelapa yang akan kembali menjual kelapanya hingga keluar kota setiap hari.

9. Karena saya tidak pernah mengalami perselisihan tentang jual beli ini sebelumnya, jadi saya kurang mengetahui langkah apa yang akan diambil setelahnya.

10. Dari 500.000 rupiah hingga 1.000.000 rupiah. 11. Hingga satu tahun

12. Sangat membantu sekali dengan dilakukannya jual beli dengan uang panjar ini, karena petani bisa mendapatkan uang disaat-saat mendesak, dan tidak memiliki bunga. Hanya potongan harga saja, itupun tidak besar. Uang panjar ini lebih membantu dari pada meminjam uang kepada rentenir.

13. Sangat adil.

14. Sampai hari ini, tidak pernah terjadi kasus yang besar. Hanya saja, beberapa kesalah pahaman terjadi karena masalah pencatatan yang tidak baik. Selebihnya tidak ada masalah.

15. Pernah. Saya memetik sendiri kelapa dengan cara menyewa penaeq dan menjualnya ke pasar. Alasannya ya, karena hutang saya sudah lunas.

(9)

16. Pernah. Saya memberitahu pembeli beberapa hari sebelum panen, kemudian dia akan menyewa penaeq. Setelah kelapa dipetik, pembeli langsung membeli kelapa tersebut. Alasannya, karena saat itu saya malas menjual sendiri ke pasar.

B. Responden 2 1. Rohimah

2. Awalnya, saya meminjam uang kepada calon pembeli untuk mengganti mesin air yang rusak. Setelahnya, berarti saya harus menjual seluruh hasil panen saya kepada pembeli yang telah meminjami uang sebelumnya. Tapi, harga yang diberikan kepada saya tidak mengalami pemotongan.

3. Mengganti mesin air yang rusak

4. Pembeli tidak menurunkan harga kelapa untuk hasil panen saya, karena hasil panen saya saat itu sedikit sekali. Kirang lebih 130 butir. 5. Sebelumnya ketika saya meminta uang panjar lebih banyak, tidak

pernah ada negoisasi harga. Potongan harga terserah kepada pembeli. 6. Tidak ada kendala yang saya alami selama ini.

7. Pengalaman saya sebelumnya, tidak pernah ada perselisihan.

8. Pembeli yang memberikan uang panjar pasti membeli. Tidak pernah terjadi kasus dia tidak jadi membeli.

9. Tidak pernah terjadi perselisihan sejauh ini.

10. Tidak pernah lebih dari 600 ribu, dan untuk uang panjar yang terakhir saya meminjam 400.000 ribu.

(10)

11. Saya biasanya langsung melunasi setelah panen. 12. Sangat membantu sekali.

13. Adil, karena pada awalnya kedua belah pihak sudah saling setuju. 14. Tidak pernah terjadi kasus selama ini.

15. Pernah. Saat itu memang semua prosesnya saya lakukan sendiri, sampai menjualnya ke pasar. Alasannya kadang-kadang, saya merasa terbebani jika ingat sedang berhutang dengan orang lain.

16. Pernah. Sama saja dengan jual beli dengan cara panjar. Hanya bedanya kami tidak meminjam uang saja.

C. Responden 3 1. Nurmah

2. Jual beli dengan uang panjar ini awalnya terjadi karena adanya kebutuhan yang mendesak dari petani, dan kebetulan saat itu saya sedang tidak punya uang. Kemudian saya mendatangi calon pembeli atau bos kelapa dan meminjam uang padanya. Karena uang pinjaman itulah, nantinya saat saya panen saya harus menjual hasil panennya kepada pembeli tersebut dengan harga yang dipotong karena pinjaman uang tersebut.

3. Uangnya untuk membeli beras, membayar SPP anak saya, dan lain sebagainya

4. Hanya 20.000 rupiah

5. Tidak pernah ada negoisasi ulang. Saya hanya menerima nota yang berisi harga dari pembeli.

(11)

6. Tidak pernah ada kendala.

7. Hanya masalah pencatatan. Kadang-kadang, pembeli lupa kalau saya mencicil panjarnya.

8. Pembeli pasti membeli.

9. Diingatkan kembali bahwa saya pernah membayar pada tanggal sekian.

10. Untuk yang terakhir 600.000

11. Saya tidak ingat berapa lama, tapi saya setiap kali panen diusahakan untuk mencicil.

12. Baik, sangat membantu. 13. Sangat adil.

14. Tidak pernah ada kasus yang besar, hanya sedikit kesalah pahaman tentang pencatatan.

15. Pernah. Menjual dengan cara seperti itu tidak melibatkan si pemberi pinjaman. Jadi, mulai dari menyewa penaq sampai menjualnya ke pasar kami lakukan sendiri. Ini kami lakukan karena dalam cara biasa, saya bisa tanpa potongan.

D. Responden 4 1. Selihin

2. Sebelum panen, saya meminjam uang kepada pembeli. Kemudian karena uang pinjaman itu, saya harus menjual buah kelapa saya kepada pembeli tersebut, dengan harga yang ditentukan oleh pembeli. Kami

(12)

sebagai petani hanya menerima nota setelah semua kelapa dipindahkan ke gudang pembeli.

3. Uang panjarnya saat itu saya gunakan merawat kebun kelapa, membeli beras dan membeli pupuk untuk sawah saya yang lain.

4. Hanya 20.000 ribu

5. Tidak ada negoisasi selama ini. Dan harga ditentukan saat kelapa sudah dipetik, pembeli melihat harga saat itu.

6. Tidak pernah ada kendala

7. Untuk saat ini tidak pernah ada perselisihan 8. Tidak pernah terjadi hal seperti itu.

9. Karena tidak pernah terjadi perselisihan menurut pengalaman saya, jadi saya tidak mengerti perselisihan apa yang dimaksudkan dalam jual beli ini. Semuanya berjalan baik.

10. Hutang saya saat ini 700.000 rupiah

11. Untuk sekarang belum lunas, dan mungkin saya akan mulai mencicilnya panen bulan depan.

12. Sangat membantu 13. Adil

14. Tidak ada, semuanya berjalan baik.

15. Pernah. Saya menyewa penaeq sendiri dan menjualnya ke pasar sendiri. namun agak jarang saya menggunakan cara seperti ini. Saya lebih suka dengan uang panjar, karena semuanya langsung diurus pembeli.

(13)

16. Pernah. Prosedurnya sama dengan penjualan dengan cara panjar, tapi bedanya hanya petani tidak meminjam uang dan harganya juga tidak di potong. Alasan saya menggunakan cara ini, yak arena tidak mau repot saja.

E. Responden 5 1. Bahar

2. Saya membutuhkan sejumlah uang untuk keperluan sehari-hari, memupuk sawah, membayar SPP anak, dan lain sebagainya. Kemudian saya meminjam uang kepada pembeli yang berakibat pada penjualan kelapa dengan potongan harga setelah panen. Uang pinjaman itu mengharuskan saya untuk menjual kelapa kepada orang yang memberikan panjar,karena apabila tidak saya merasa kurang tidak pantas, padahal sebelumnya pembeli tersebut membantu saya dalam masalah keuangan.

3. Untuk kebutuhan mendesak. 4. Hanya 50.000 ribu

5. Harga ditentukan saat kelapa sudah dipetik, dan tidak pernah ada negoisasi mengenai harga. Semuanya terserah pembeli. Memang begitulah aturannya selama ini.

6. Tidak ada kendala, paling hanya pengikatan kelapa apabila ukurannya kecil.

(14)

8. Pembeli akan selalu mengambil barang. Tidak pernah terjadi kasus tidak jadi membeli.

9. Tidak pernah terjadi perselisihan

10. 500.000 ribu hingga 1.000.000 tergantung kebutuhan

11. Saya mencicil setiap panen. Tidak pernah terlalu lama. Malah, pembeli yang tidak ingin saya melunasi karena hasil panen saya banyak, jika saya melunasi saya punya pilihan untuk menjualnya ketempat lain. 12. Sangat baik

13. Sangat adil

14. Mungkin ditempat lain ada, tapi saya sendiri tidak pernah mengalami. 15. Pernah. Caranya dengan memetik kemudian menjual sendiri ke pasar.

Tapi sekarang saya selalu dengan uang panjar, karena lebih menguntungkan dan pembeli juga mengatakan pada saya untuk tidak melunasi uang panjar tersebut.

16. Pernah. Pertama, saya menginformasikan tentang tanggal panen. Kemudian saat waktu panen sudah tiba mereka memetik kelapa dan langsung membayarnya tanpa potongan. Saya saat itu tidak berhutang, jadi saya menjualnya dengan cara seperti itu.

(15)

F. Responden 6 1. Isah

2. Setiap panen saya menjual kelapa saya pada orang yang sama, karena sebelumnya saya meminjam sejumlah uang kepadanya, dank arena itu pula harga yang diberikan kepada saya di bawah harga pada saat itu. 3. Uangnya saya gunakan memperbaiki tembok rumah

4. 100.000 rupiah, karena hasil panen saya bisa dikatakan sedikit dan pinjaman saya banyak.

5. Penentuan harga terjadi saat kelapa sudah dipetik, tidak ada negoisasi ulang

6. Tidak ada kendala yang berarti, tapi hanya jumlah hasil panen yang belakangan ini menurutn.

7. Tidak pernah terjadi perselisihan 8. Tidak pernah terjadi seperti itu

9. Karena tidak pernah terjadi, saya jadi kurang mengerti 10. Untuk yang terakhir saya meminjam 2.000.000 rupiah

11. Untuk pinjaman yang terakhir, saya masih mencicil hingga sekarang. 12. Baik, semuanya lancer dan saya merasa dibantu

13. Adil

14. Tidak ada sejauh ini.

15. Pernah. Karena lebih lega rasanya jika tidak punya hutang. 16. Agak jarang dengan cara seperti itu.

(16)

G. Responden 7 1. Sahrip

2. Awalnya saya meminjam uang kepada Jum untuk membeli beras, karena itulah saya harus menjual hasil panen saya padanya sebelum saya belum melunasi uang panjar tersebut.

3. Untuk membeli makanan

4. Harga untuk saya tidak dipotong, karena pinjaman dan hasil panen saya tidak banyak. Hanya 350 butir yang terakhir kali panen.

5. Harga ditentukan setelah panen, dan tidak ada negoisasi. 6. Tidak ada kendala selama ini.

7. Tidak pernah ada perselisihan 8. Tidak pernah terjadi hal demikian

9. Menurut pengalaman saya, hal tersebut tidak pernah terjadi 10. Hanya 100.000 rupiah

11. Jum tidak ingin saya melunasi, agar saya tetap menjual kelapa padanya.

12. Sangat membantu 13. Adil

14. Tidak ada kasus yang selain itu.

15. Tidak pernah. Pembeli melarang saya untuk melunasi uang tersebut, karena menurut dia sayang saya melunasinya karena saya tidak perlu repot-repot lagi. Jadi, ya sudah.

(17)

16. Agak jarang. Saya seringkali menjualnya dengan cara panjar

H. Responden 8 1. Johdi

2. Saya hanya meminjam uang, kemudian setelah panen saya harus menjual seluruh hasil panen itu kepada pembeli dengan potongan harga yang tidak dinegoisasikan sebelumnya dengan saya. Tapi sejauh ini, potongannya masih terbilang biasa, dari pada meminjam uang ditempat lain.

3. Uangnya saya gunakan untuk membeli keperluan sehari hari, untuk membeli bibit, memupuk dan lain sebagainya.

4. 50.000 rupiah

5. Tidak ada negoisasi, dan harga ditentukan saat kelapa sudah di petik oleh penaeq.

6. Tidak pernah ada kendala

7. Tidak pernah terjadi perselisihan menurut pengalaman saya

8. Pembeli pasti membeli seluruhnya, karena mereka mendapatkan pesanan dari luar daerah yang sangat besar jumlahnya, jika tidak jadi membeli tentunya mereka akan kekurangan barang padahal, permintaan kelapa banyak.

9. Tidak pernah terjadi perselisihan 10. 500.000 ribu, dan kadang lebih

(18)

12. Sangat membantu 13. Adil

14. Tidak pernah ada kasus yang merugikan atau semacamnya. 15. Tidak pernah. Repot sekali.

16. Pernah. Caranya sama saja dengan panjar tapi ini kasusnya kami tidak berhutang. Alasannya karena saya tidak meminjam uang saat itu. I. Responden 9

1. Rus

2. Saya meminjam uang untuk keperluan sehari-hari, dan setelah itu seluruh hasil panen harus saya jual kepada pembeli yang memberikan uang panjar. Potongan harga hanya 20.000 hingga 50.000, tergantung jumlah pinjaman juga.

3. Untuk membeli keperluan sehari-hari

4. Untuk potongan, saya diberikan hanya 20.000

5. Tidak pernah ada negoisasi ulang, penentuan harga dilakukan sepihak dan kami selama ini tidak masalah dengan itu. Harga kelapa ditentukan saat panen.

6. Tidak pernah ada kendala selama ini. 7. Tidak pernah terjadi perselisihan

8. Pembeli tentunya pasti mengambil seluruh hasil panen

9. Karena tidak pernah terjadi perselisihan, jadi saya kurang tahu mengenai itu.

(19)

11. Saya kadang-kadang mencicil setiap panen 12. Sangat membantu

13. Sangat adil

14. Tidak pernah terjadi kasus yang merugikan, semua berjalan dengan baik.

15. Pernah. Saya memetik kelapa sendiri dan menjualnya ke pasar. Karena uang panjarnya sudah saya lunasi dan saya bisa bebas jual ke orang lain.

16. Agak jarang. karena pembeli sering sudah mendapatkan kelapa yang cukup untuk sekali kirim.

J. Responden 10 1. Rafni

2. Awalnya saya meminjam uang kepada pembeli untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, kemudian setelah panen saya harus menjual kelapa saya kepadanya setelah dikurangi harganya.

3. Uangnya digunakan untuk membeli pupuk

4. Saya lupa dengan potongan harganya, karena sudah lama sekali dan kadang-kadang mereka juga tidak memotong harga kelapa saya karena jumlah panen saya sedikit dan uang panjar yang saya minta sedikit. 5. Tidak pernah ada negoisasi ulang, dan penentuan harga dilakukan

setelah panen kelapa. 6. Tidak pernah ada kendala

(20)

8. Pembeli pasti membeli itulah mengapa mereka memberikan uang panjar kepada kami. Kalau tidak berniat membeli untuk apa memberikan uang panjar

9. Tidak pernah terjadi perselisihan

10. Saya hanya meminta sedikit, hanya sekitar 100.000 hingga 300.000 11. Saya mencicilnya setiap kali panen, tapi seringkali pembeli tidak ingin

dilunasi panjarnya agar saya tetap menjual kepada mereka. 12. Sangat membantu

13. Adil sekali

14. Saya kurang tahu.

15. Pernah. Ini saya menggunakan cara biasa, sudah lama tidak menggunakan panjar, karena takut punya utang.

16. Pernah. Tapi agak jarang juga.

K. Responden 11 1. Masnun

2. Saya meminjam uang kepada pembeli untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, kemudian saat masa panen tiba saya menjual kelapa hasil panen kepada pembeli yang memberikan uang panjar tersebut.

3. Uangnya digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

4. Karena sekarang saya sudah lunas, saat masih menggunakan panjar potongannya hanya 20.000

(21)

5. Tidak ada negoisasi untuk menentukan harga, dan penentuan harga kelapa terjadi saat kelapa sudah dipanen

6. Tidak ada kendala selama melakukan jual beli dengan uang panjar 7. Tidak pernah ada perselisihan

8. Tidak pernah ada kejadian seperti itu 9. Saya kurang paham menganai hal itu.

10. Saya hanya meminta paling banyak 600.000 ribu

11. Saya selalu cepat melunasi uang panjar tersebut, tiga kali panen saya sudah berhasil melunasi, biasanya.

12. Sangat membantu sekali 13. Sangat adil

14. Tidak pernah ada kasus merugikan seperti itu, semua baik-baik saja. 15. Pernah, tapi lebih sering saya menggunakan panjar. Saat itu memang

tidak mengambil panjar

(22)

DAFTAR JAWABAN RESPONDEN PENELITIAN (Pembeli)

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI KELAPA DENGAN UANG PANJAR

(Studi Kasus di Desa Lingkok Dudu Kelurahan Suryawangi, Kecamatan Labuhan Haji, Kabupaten Lombok Timur)

A. Responden 1 1. Salimah

2. Tentu, saya selalu melakukan jual beli kelapa menggunakan uang panjar dengan beberapa orang. Kalau tidak begitu, saya kekurangan pasokan dan panen kan sekitar 2,5 sampai 3 bulan sekali, kalau kurang, maka kualitas kelapanya jelek.

3. Untuk kualitas, tentu saya mengerti. Apalagi dibantu dengan penaeq yang sangat ahli dalam memilih dan memilah buah kelapa, dan selalu panen tepat waktu hingga umur buah kelapa juga baik. Jadi saya tidak terlalu khawatir masalah itu. Begitupula dengan kuantitas, saya selalu puas dengan hasil tanaman masyarakat selamaa ini.

4. Harga ditentukan berdasarkan jumlah pinjaman, atau jumlah hasil panen sebelumnya.

5. Sejauh ini saya merasa tidak pernah dirugikan. Asal saya tepat waktu dalam memanen kelapa tersebut hingga mengurangi jumlah kelapa yang terlalu muda.

(23)

6. Saya tidak pernah mempercepat, justru saya senang dengan adanya uang panjar. Lebih mudah bagi saya, tidak perlu mencari petani lagi. 7. Saya merasa dibantu dengan uang panjar, malah saya membiarkan jika

mereka tidak mau melunasinya.

8. Saya tidak pernah membatasi, alasannya karena lebih mudah dengan uang panjar.

9. Sangat membantu.

10. Saya rasa cukup adil, dengan potongan rendah dan mereka akan menjual cepat dan saya akan mendapatkan kelapa yang juga mudah. 11. Tidak pernah terjadi kasus yang merugikan kedua belah pihak. 12. Pernah. Sama saja, hanya petani tidak meminjam uang pada kami. B. Responden 2

1. Jum

2. Tentu, saya melakukan transaksi seperti ini dengan banyak orang. Karena kelapa permintaannya cukup banyak di luar kota. Jika saya tidak melakukannya dengan banyak orang, atau membiarkan mereka melunasi, pasokan saya kurang.

3. Kualitasnya baik, karena kualitas kelapa berdasarkan kapan di panennya. Tidak boleh terlalu cepat dan terlambat karena akan berpengaruh. Sejauh ini saya puas dengan kualitasnya. Kuantitasnya juga.

4. Potongan harga selama ini ditentukan banyaknya pinjaman , tapi kadang-kadang untuk petani yang suah lama saya memberikan

(24)

potongan sedikit, karena sudah sama-sama percaya dan hasilnya yang melimpah. Tidak pernah ada negoisasi, karena memang aturannya memang begitu, mereka hanya bertanya tentang potongan, tapi tidak negoisasi.

5. Tidak pernah

6. Saya tidak pernah mempercepat, karena memang tidak perlu. Yang susah adalah pembeli kalau mereka melunasi, permintaan sekarang semakin banyak.

7. Kami, para pembeli senang dengan penjualan mereka dengan uang panjar. Karena lebih mudah bagi kedua belah pihak. Jadi tidak pernah ada pembeli yang mempercepat atau menagih uang panjar untuk dipercepat

8. Tidak ada 9. Sangat baik

10. Adil. Karena memang kan, kita sudah saling mengerti. 11. Tidak pernah terjadi kasus yang merugikan.

12. Pernah. Kami memetikkan kelapa mereka, dikupas, di sortir kemudian kami langsung membayarnya tanpa potongan harga.

C. Responden 3 1. Muhsinin

2. Iya, saya melakukannya dengan banyak petani kelapa. Karena sekarang pembeli banyak, jadi kami harus bersaing mendapatkan

(25)

petani. Kalau saya membeiarkan mereka melunasi, tentu akan diambil petani lain.

3. Untuk masalah kualitas, sebelum meminjamkan uang saya selalu bertanya sedikit menganai masalah ini dengan petani, setelah dirasa cocok dengan kelapanya baru saya memberikan uang panjar yang mereka minta, dan saya selalu memanen kelapa tepat waktu. Begitupula dengan kuantitas harus jelas di awal, sebagai gambaran untuk hasil panen selanjutnya. Itulah mengapa saya tidak khawatir dengan kualitas dan kuantitas.

4. Penentuan harga dilakukan saat kelapa sudah dipetik, dan potongan harga yang berbeda-beda juga karena pengaruh jumlah hasil panen dan jumlah hasil pinjaman panjarnya. Tapi untuk beberapa orang petani yang memang sudah lama sekali melakukan jual beli dengan cara ini, saya memotong harga sedikit.

5. Saya tidak pernah merasa dirugikan.

6. Saya tidak pernah sekalipun mempercepat pembayaran. Karena pasti rugi. Pembayaran untuk dikirim ke luar saja sudah 600 rupiah per butir, kalau tidak ada barang kan, pasti akan rugi.

7. Karena saya tidak pernah melakukan percepatan pembayaran, karena saya sangat senang dengan adanya jual beli dengan cara panjar ini. 8. Tidak pernah ada batasan, karena bagi saya itu tidak perlu. Kedua

belah pihak diuntungkan dalam hal ini, dan mengapa harus ada batasan jika sama-sama diuntungkan.

(26)

9. Sangat baik. 10. Tentu saja adil

11. Tidak pernah terjadi kasus yang merugikan.

12. Pernah. Caranya mereka tidak meminjam uang. Kami membeli langsung saat hari panennya tanpa potongan.

D. Responden 4 1. Nardi

2. Tentu. Dan memang harus dengan banyak orang. Kalau seandainya hanya satu petani ya, pembeli akan rugi.

3. Menganai kualitas dan kuantitas, saya harus memastikannya diawal sebelum memberikan pinjaman kepada para petani. Jika dua hal tersebut tidak bisa dipastikan, tentu saya tidak akan memberikan pinjaman. Sejauh ini saya tidak pernah kecewa dengan hal tersebut . 4. Harga ditentukan berdasarkan jumlah pinjaman dan jumlah hasil

panen, tapi tidak harus mematok berapa persen tiap jumlah pinjaman sekian. Hanya potongan akan semakin naik apabila jumlah pinjaman besar, itu saja.

5. Tidak pernah

6. Saya tidak pernah mempercepat perlunasan, karena yang akan rugi adalah saya. Nanti saya kekurangan barang, padahal kan yang haarus dikirm banyak, sekitar 5000 dua hari sekali. Masalah biaya pengiriman itu 600 rupiah setiap kali, jadi saya menghabiskan 3.000.000 rupiah

(27)

setiap kali mengirim dan harga sampai sana sekitar 5500 sampai 6000 paling mahal.

7. Tidak pernah

8. Saya tidak pernah membatasi. Karena tidak perlu dilakukan. 9. Sangat baik

10. Adil

11. Tidak pernah terjadi kasus yang merugikan

12. Pernah. Sama saja praktiknya dengan uang panjar. Hanya bedanya mereka tidak meminjam uang sehingga tidak ada potongan pada jual beli tersebut.

(28)

Lampiran 4

(29)

Lampiran 5

Gambar 1

Kebun kelapa yang siap di panen

Gambar 2

(30)

Gambar 3

Kelapa yang sudah melalui proses penyortiran dan pengupasan serta siap untuk diangkut ke gudang pembeli

Gambar 4

Kelapa yang sudah dipindahkan ke gudang pembeli

(31)

Gambar 5 Dokumentasi wawancara Gambar 6 Dokumentasi Observasi

Referensi

Dokumen terkait

persembahyangan kepada Tian , menjelaskan tentang nama dan isi Kitab-Kitab Suci dalam agama Khonghucu, mengenalkan ajaran para Nabi Suci sebelum Nabi Kongzi dan

Barang- barang milik/kekayaan negara adalah semua barang-barang milik/kekayaan negara yang berasal/dibeli dengan dana yang bersumber untuk seluruhnya ataupun

Sehingga Apabila remaja memiliki konsep diri negatif yang ditunjukkan dengan penilaian negatif terhadap diri dengan menganggap dirinya kurang dapat diterima oleh individu lain, maka

Aplikasi TCP server dapat menangani request dari modul e- STNK dan aplikasi desktop server dapat meregistrasikan kartu e-STNK serta menangani pengolahan data –

yang baru ditanam akan memberikan manfaat besar beberapa tahun yang akan datang dan dapat dinikmati oleh generasi penerus. Budaya menanam kembali pada setiap

[r]

Skripsi adalah karya tulis ilmiah yang mengemukakan pendapat penulis berdasar pendapat orang lain dimana karya ilmiah yang ditulis berdasarkan hasil penelitian lapangan, didukung

Dalan pasal 1 ayat 1 sub lb ini yang non jadi tujuan da­ ri pcrbuatan terdalcwa adalah ncnggulingfcan, ncrusak atau nc- rongrong kekuasaan nogara atau kcwibawaan pcncrintah -yang