DEWAN RISET NASIONAL
2006 – 2009
xvii
dAftAR isi
3.3. Agenda Riset Teknologi dan Manajemen
Transportasi ... 106
3.3.1. Latar Belakang Permasalahan ... 106
3.3.2. Arah Kebijakan dan Prioritas Utama ... 108
3.3.3. Target Capaian Tahun 2009 dan Sasaran Tahun 2025 ... 111
3.3.4. Program ... 112
3.4. Agenda Riset Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) ... 132
3.4.1. Latar Belakang Permasalahan ... 132
3.4.2. Arah Kebijakan dan Prioritas Utama ... 134
3.4.3. Target Capaian Tahun 2009 dan Sasaran Tahun 2025 ... 135
3.4.4. Program ... 136
3.5. Agenda Riset Teknologi Pertahanan dan Keamanan ... 154
3.5.1. Latar Belakang Permasalahan ... 154
3.5.2. Arah Kebijakan dan Prioritas Utama ... 155
3.5.3. Target Capaian Tahun 2009 dan Sasaran Tahun 2025 ... 156
3.5.4. Program ... 157
3.6. Agenda Riset Teknologi Kesehatan dan Obat-Obatan ... 180
3.6.1. Latar Belakang Permasalahan ... 180
3.6.2. Arah Kebijakan dan Prioritas Utama ... 181
3.6.3. Target Capaian Tahun 2009 dan Sasaran Tahun 2025 ... 182
3.6.4. Program ... 192
BAB IV PENUTUP ... 215
DaftaR singkatan
4G : Teknologi Generasi 4
A-B-G : Academician-Business-Government
Alkomlek : Alat Komunikasi Elektronika Alutsista : Alat Utama Sistem Senjata
AMDAL : Analisa Mengenai Dampak Lingkungan ARN : Agenda Riset Nasional.
ASDP : Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan ATSC : Advanced Television Systems Committee
BAKOSURTANAL : Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan Nasional Balitbang : Badan Penelitian dan Pengembangan
Bappenas : Badan Perencanaan Nasional Batan : Badan Tenaga Nuklir Nasional BBM : Bahan Bakar Minyak
Bengpuspal : Bengkel Pusat Peralatan BIS : Bid Invitation Specification
BMG : Badan Meteorologi dan Geofisika
BPEN : Badan Pengembangan Ekspor Nasional BPOM : Badan Pengawasan Obat dan Makanan BPPT : Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi BPS : Badan Pusat Statistik
xv
DaftaR isi
Sambutan Presiden Republik Indonesia ... iii
Ringkasan Eksekutif ... vii
Daftar Isi ... xv
Daftar Singkatan ... xviii
Daftar Gambar ... xxiv
Bab I Pendahuluan 1.1. Perubahan dan Tantangan di Abad ke-21 ... 1
1.2. Tujuan Penyusunan ARN ... 5
1.3. Lingkungan Strategis ... 6
1.4. Kerangka Kerja Legal Formal... 7
1.5. Ruang Lingkup ... 8
1.6. Faktor Dominan ... 10
1.6.1. Penguatan Sains Dasar... 10
1.6.2. Penguatan Dimensi Sosial Kemanusiaan ... 13
Bab II Fokus Area Pembangunan Nasional Iptek 2.1. Arah Pengembangan ... 17
2.1.2. Penyediaan dan Pemanfaatan Sumber Energi
Baru dan Terbarukan... 18
2.1.3. Pengembangan Teknologi dan Manajemen Transportasi ... 18
2.1.4. Pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi ... 19
2.1.5. Pengembangan Teknologi Pertahanan dan Keamanan ... 20
2.1.6. Pengembangan Teknologi Kesehatan dan Obat-Obatan ... 21
2.2. Keterkaitan Antar Bidang ... 22
2.2.1. Keterkaitan dalam Proses ... 22
2.2.2. Keterkaitan dalam Tujuan ... 23
2.3. Difusi, Kelembagaan dan Kapasitas Iptek ... 24
2.3.1. Difusi dan Pemanfaatan Iptek... 24
2.3.2. Kelembagaan Iptek ... 25
2.3.3. Kapasitas Iptek Sistem Produksi ... 26
Bab III Agenda Riset 3.1. Agenda Riset Ketahanan Pangan ... 29
3.1.1. Latar Belakang Permasalahan ... 29
3.1.2. Arah Kebijakan dan Prioritas Utama ... 31
3.1.3. Target Capaian Tahun 2009 dan Sasaran Tahun 2025 ... 32
3.1.4. Program ... 35
3.2. Agenda Riset Energi Baru dan Terbarukan ... 63
3.2.1. Latar Belakang Permasalahan ... 63
3.2.2. Arah Kebijakan dan Prioritas Utama ... 65
3.2.3. Target Capaian Tahun 2009 dan Sasaran Tahun 2025 ... 66
xiii
Percepatan difusi dan pemanfaatan iptek, peningkatan kapasitas kelembagaan iptek, dan peningkatan kapasitas iptek sistem produksi menjadi bagian yang terpadu dari keseluruhan Agenda Riset Nasional. Percepatan difusi dan pemanfaatan iptek mencakup: (i) peningkatan partisipasi masyarakat dalam penentuan pilihan iptek yang akan dikembangkan dan dimanfaatkan; (ii) minimalisasi dampak negatif yang mungkin timbul dari pemanfaatan iptek; (iii) pengembangan kapasitas masyarakat untuk mengadopsi dan mengadaptasi iptek, dengan memperhatikan potensi sumber daya alam lokal, pengetahuan dan kearifan lokal; (iv) kesiapan regulasi, infrastruktur metrologi legal, tata niaga, dan iklim investasi dalam pemanfaatan iptek untuk tujuan komersial. Peningkatan kapasitas kelembagaan iptek mencakup pengembangan kompetensi individual, ketersediaan sarana dan pra-sarana, dan pengembangan iklim yang kondusif bagi komunikasi dan kolaborasi intra dan antar lembaga, dan iklim yang kondusif bagi efektivitas kepemimpinan. Peningkatan kapasitas kelembagaan iptek mencakup pengembangan di semua aspek tersebut secara terpadu dan pengembangan berbagai faktor penunjang pembelajaran (learning), interaksi dan komunikasi baik intralembaga maupun antarlembaga. Berbagai sumber daya yang terdapat di lembaga pemerintah (government), perguruan tinggi (academicians), dan organisasi swasta (business organizations) dapat dimobilisasi untuk mengembangkan berbagai hal tersebut di atas melalui jejaring A-B-G (academician-business-government).
Sebagai pedoman nasional pembangunan iptek, Agenda Riset Nasional berperanan strategis dalam meningkatkan koordinasi dan sinergi di antara berbagai pemangku-kepentingan iptek nasional, serta meningkatkan mobilitas dan optimalitas pemanfaatan sumber daya iptek nasional. Mempertimbangkan tingginya dinamika masyarakat di dalam pergaulan antarbangsa dan dinamika iptek itu sendiri, maka dokumen
Agenda Riset Nasional ini perlu dipandang sebagai panduan yang bersifat dinamis dan responsif, yang terbuka terhadap penyempurnaan.
Hasil yang optimal akan dicapai bila realisasi Agenda Riset Nasional ini didukung oleh sistem penopangnya yang mencakup sistem pe-rencanaan, sistem pembiayaan, serta sistem difusi dan adopsi iptek. Dampak yang nyata dan meluas di masyarakat akan terwujud bila seluruh pemangku-kepentingan iptek nasional memiliki komitmen yang kuat untuk menjadikan dokumen ini pedoman dalam pembangunan nasional iptek, dalam kerangka upaya mewujudkan masa depan yang lebih cerah bagi generasi penerus cita-cita bangsa.
xi
Pembangunan di bidang kesehatan dan obat-obatan diarahkan me-nuju: (i) pencapaian gizi seimbang, terutama untuk mempertahankan dan meingkatkan keadaan gizi masyarakat, serta tumbuh-kembang anak; (ii) pengembangan industri farmasi untuk mewujudkan kemandirian ketersediaan obat-obatan yang dapat dijangkau oleh masyarakat luas; (iii) pengembangan obat bahan alam menjadi fitofarmaka dan sediaan obat modern; (iv) pengembangan obat-obat preventif seperti vaksin sera, serta obat-obat protein pharmaceutical; (v) pengendalian penyakit melalui deteksi dini dan diagnosis, peningkatan kesehatan, pencegahan dan penyembuhan penyakit, serta pemulihan kesehatan; (vi) pengembangan alat kesehatan/kedokteran dengan meningkatkan kemampuan produksi dan mutu alat kesehatan, terutama untuk subsidi impor, serta pe-ngembangan jaringan nasional untuk pelayanan purna jual peralatan; (vii) penjagaan mutu pelayanan kesehatan dengan prioritas kesehatan keluarga, pengawasan penggunaan narkotika, psikotropika dan zat adik-tif; (viii) perawatan terhadap korban trauma dan bencana; serta (ix) pengurangan dampak pembangunan terhadap kerusakan lingkungan dan kesehatan manusia.
Sebagai faktor dominan dalam Agenda Riset Nasional ini di-tetapkan bidang sains dasar dan bidang sosial dan kemanusiaan, yang dikembangkan untuk: (i) memperkuat basis keilmuan dari ke enam bidang fokus; (ii) memperkuat dimensi sosial dan kemanusiaan dari ke enam bidang fokus; dan (iii) mempererat keterkaitan lintas-disiplin dan lintas-bidang di antara ke enam bidang fokus tersebut. Sains dasar memberikan landasan teoretik bagi perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, inovasi dan budaya ilmiah di sebuah bangsa. Sebaliknya, berbagai kegiatan pemanfaatan teknologi dan inovasi dapat menjadi sumber inspirasi bagi pengembangan sains dasar itu sendiri, yang pada gilirannya membuka jalan bagi temuan terapan yang lebih baru. Penguatan dan pengembangan sains dasar, oleh karenanya, berperanan
kunci dalam menjamin keberlanjutan dari upaya pemanfaatan teknologi dan peningkatan daya saing industri. Sebagai modal dasar bagi penguatan budaya ilmiah masyarakat Indonesia, berbagai sasaran pengembangan sains dasar tersebut dapat dikategorikan ke dalam dua kelompok: ke-lompok fundamental, dan keke-lompok kompleksitas.
Pengembangan di bidang sosial dan kemanusiaan diarahkan untuk memperkaya dan memperkuat dimensi sosial dan kemanusiaan dalam pengembangan di ke enam bidang prioritas ARN. Tema pengembangan ilmu sosial dan kemanusiaan untuk kurun waktu 2006-2025 adalah keadilan sosial. Pengembangan ilmu sosial dan kemanusiaan dijabarkan ke dalam tiga kelompok utama, yaitu: (i) kajian aspeks sosial dan ke-manusiaan dalam berbagai kebijakan publik yang terpaut dengan bidang pangan, energi, transportasi, informasi dan komunikasi, pertahanan dan keamanan, serta kesehatan dan obat-obatan, dengan penekanan pada aspek keadilan; (ii) kajian sosial, ekonomi, budaya, hukum dan politik yang terpaut erat dengan ke enam bidang prioritas ARN, dengan berfokus pada tema keadilan; (iii) kajian sosial dan kemanusiaan untuk mempercepat difusi dan pemanfaatan iptek pada ke enam bidang fokus pembangunan iptek, dengan memperhatikan keterkaitan antarbidang.
Riset dan pengembangan iptek yang berpola lintas-disiplin dipan-dang penting untuk memicu pertukaran dan sintesis keilmuan di antara para pelaku iptek di lembaga riset/perguruan tinggi, dan di industri/organisasi usaha. Riset dan pengembangan iptek secara lintas-disiplin yang mencakup ilmu sosial dan kemanusiaan diharapkan dapat menumbuhkembangkan lingkungan yang kondusif bagi difusi dan pemanfaatan iptek di masyarakat, dan menjamin adanya akuntabilitas moral, sosial dan lingkungan dari pemanfaatan iptek. Riset fundamental yang bersifat lintas/trans-disiplin diharapkan akan menghasilkan pe-ngetahuan baru tentang fenomena kompleks dan meningkatkan prestasi keilmuan Indonesia di tingkat regional/global.
ix
produksi pangan asal tanaman, ternak, dan ikan. Kebijakan iptek ke-tahanan pangan ditujukan pada peningkatan daya dukung teknologi, peningkatan kapasitas kelembagaan, pengembangan iklim inovasi, dan pembentukan SDM yang handal dalam pengelolaan pangan.
Pembangunan di bidang energi diarahkan menuju peningkatan ke-mampuan iptek dalam: (i) konservasi sumber energi, efisiensi pemanfaatan energi, diversifikasi penggunaan energi, dan pengembangan energi baru dan terbarukan; (ii) pengelolaan energi nasional jangka panjang, dan peningkatan kemampuan pasokan bauran energi (energy-mix) berbasis sumber energi baru dan terbarukan; dan (iii) pembangunan infrastruktur energi melalui penguatan kelembagaan, optimalisasi dan pendayagunaan sumber daya, serta pembangunan jaringan yang mencakup focal point
untuk tiap jenis energi dan kegiatan yang dikembangkan.
Pembangunan di bidang transportasi diarahkan menuju: (i) pening-katan transaksi perdagangan yang menjadi pangsa pasar bisnis trans-portasi melalui political trading secara saling menguntungkan; (ii) pen-ciptaan jejaring layanan secara intra dan antarmoda angkutan melalui pembangunan prasarana dan sarana transportasi, serta diikuti dengan pemanfaatan e-commerce untuk mencapai kemudahan, kelancaran, dan kepastian layanan; (iii) penyelarasan seluruh peraturan perundang-undangan baik yang mencakup investasi maupun penyelenggaraan jasa transportasi; (iv) penciptaan sistem perbankan dan mekanisme pendanaan untuk menunjang investasi dan operasi prasarana dan sarana transportasi; (v) peningkatan partisipasi seluruh pemangku-kepentingan dalam penyediaan layanan mulai dari tahap perencanaan, pembangunan, dan pengoperasian; (vi) penghapusan segala macam bentuk monopoli agar dapat memberikan alternatif/pilihan bagi para pengguna jasa; (vii) penegakan keberpihakan pemerintah sebagai re-gulator kepada masyarakat; dan (viii) penyatuan persepsi dan langkah para pelaku penyedia jasa transportasi dalam konteks global services. RingkAsAn eksekutif
Pembangunan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) diarahkan menuju: (i) antisipasi terhadap implikasi konvergensi TIK, baik dalam aspek kelembagaan maupun peraturan perundang-undangannya, yang terkait dengan keamanan, kerahasiaan, privasi dan integritas informasi, hak atas kekayaan intelektual dan legalitas; (ii) optimalisasi dan sinergi pembangunan dan pemanfaatan prasarana telekomunikasi dan non-telekomunikasi dengan pengutamaan pada masyarakat pedesaan, dan dengan penekanan pada efisiensi dalam investasi; (iii) pemanfaatan TIK yang responsif terhadap kebutuhan pasar dan industri, dengan tetap menjaga keutuhan sistem yang telah ada; (iv) peningkatan persaingan yang sehat dalam penyelenggaraan telekomunikasi fixed-line dengan mempersiapkan langkah migrasi dari duopoli ke bentuk kompetisi penuh; (v) pengembangan industri pendukung (komponen, material, submodul, dan lain-lain), industri konten dan aplikasi; (vi) penumbuhkembangan kepemimpinan (leadership) dalam bidang TIK; dan (vii) peningkatan pengetahuan masyarakat (khususnya masyarakat pedesaan) dan kepe-dulian tentang potensi pemanfaatan TIK.
Arah pembangunan teknologi pertahanan dan keamanan (hankam) ditujukan pada: (i) pemenuhan kebutuhan alat utama sistem sen-jata (alutsista), baik perangkat keras maupun perangkat lunak ber-teknologi terbaru, yang mempunyai efek penangkal yang tinggi; (ii) peningkatan penguasan kapabilitas iptek hankam di kalangan industri nasional melalui regulasi, kelembagaan dan penanganan alokasi pendanaan yang khusus; (iii) peningkatan pemahaman, penguasaan iptek, dan rekayasa untuk aplikasi hankam di kalangan perguruan tinggi dan lembaga iptek nasional untuk mencapai keunggulan dan kemandirian bangsa; (iv) pemenuhan standardisasi sarana pertahanan (ranahan) sehingga mampu bersaing pada pangsa pasar dunia; dan (v) perluasan peluang bagi industri strategis di bidang hankam untuk berinovasi.
vii
Ringkasan EksEkutif
Krisis ekonomi di Asia di pertengahan dekade 90-an yang berimbaskan gejolak multidimensional di Indonesia menjadi bukti bahwa pertumbuhan ekonomi saja tidak mampu menopang ketahanan dan daya saing bangsa. Pelajaran berharga yang dapat dipetik dari krisis tersebut adalah bahwa pembangunan Indonesia perlu lebih sungguh-sungguh memperhatikan ketegakan dan kepastian hukum, keadilan dan keamanan sosial, kekayaan nilai kebudayaan, kapasitas inovasi industrial, kapasitas pengelolaan lingkungan, serta kesatuan berbangsa dan bernegara.
Pada tataran regional/global, agenda pembangunan antarbangsa di awal abad ke-21 menegaskan kembali posisi manusia (dan masyarakat) sebagai subyek dan sekaligus tujuan pembangunan. Kesetaraan (equity), keamanan (security) dan keberlanjutan (sustainability) kini menjadi per
soalan sentral. Tujuan Pembangunan Milenium (Millenium Development Goals) yang ditetapkan di tahun 2000 memberikan prioritas pada:
pe-nanggulangan kemiskinan; kesetaraan akses ke layanan pendidikan da-sar; kesetaraan jender; penurunan angka kematian anak; peningkatan kesehatan ibu; dan kelestarian lingkungan hidup. Penegasan manusia sebagai subyek pembangunan dituangkan dalam Indeks Pembangunan Manusia (Human Development Index), yang bertitikberatkan ketersediaan
pilihan manusia dalam pemenuhan kebutuhan pendidikan, kesehatan dan daya beli. Peranan penting pengetahuan masyarakat dirumuskan dalam konsepsi Masyarakat/Ekonomi Berbasis Pengetahuan (Knowledge
Based Society/Economy), yang menegaskan bahwa daya saing ekonomik
sebuah bangsa bukan hanya ditentukan oleh faktor produksi, tetapi juga oleh pengetahuan dan kreativitas sebagai faktor inovasi.
Agenda Riset Nasional (ARN) 2006-2009 disusun untuk memberikan prioritas kegiatan, tonggak dan indikator capaian pembangunan nasio-nal iptek untuk kurun waktu 2006-2009, yang diletakkan dalam suatu proyeksi capaian jangka panjang (yakni sasaran pada tahun 2025). Proses penyusunan ARN ini mencakup penyusunan materi pokok melalui diskusi di dalam komisi teknis Dewan Riset Nasional (DRN) dan pengayaan materi melalui sosialisasi ke berbagai pemangku-kepentingan di Indonesia. Bidang Fokus ARN ditetapkan dengan merujuk pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) 2004-2009, yakni: (i) ketahanan pangan; (ii) energi baru dan terbarukan; (iii) teknologi dan manajemen transportasi; (iv) teknologi informasi dan komunikasi; (v) teknologi pertahanan; dan (vi) teknologi kesehatan dan obat-obatan. Ke enam bidang fokus ARN tersebut tersatukan dalam suatu kerangka tujuan bersama, yang mencakup: ketersediaan layanan untuk masyarakat, kesetaraan akses dan keadilan, kemandirian dan daya saing bangsa, ketahanan dan rasa aman, iklim yang kondusif untuk inovasi, kapasitas iptek masyarakat dan sistem produksi, ketegakan dan kepastian hukum, kekuatan pranata legal dan standardisasi, kelestarian lingkungan dan keberlanjutan pembangunan, serta kekuatan basis pengetahuan masyarakat.
Pembangunan ketahanan pangan diarahkan untuk memenuhi ke-butuhan pangan masyarakat secara cukup, bergizi, aman, dan bermutu. Ini dicapai melalui peningkatan kuantitas, kualitas, dan efisiensi dalam produksi pangan, serta pengolahan hasil dan penganekaragaman pangan secara berkelanjutan. Prioritas utama adalah untuk: (i) mancapai kemandirian ketahanan pangan, revitalisasi nilai kearifan lokal, dan meningkatkan kemitraan antarlembaga; dan (ii) mengembangkan komo-ditas pangan secara selaras dengan kebijakan revitalisasi pembangunan
xix
BSN : Badan Standardisasi Nasional BUMN : Badan Usaha Milik Negara
BUMNIS : Badan Usaha Milik Negara Industri Strategis
CAAFIS : Computer Aided Automatic Fingerprint Identification System
CNS/ATM : Communication Navigation Surveillance/Air Traffic Manage-ment
CPOB : Cara Pembuatan Obat yang Baik
CPOTB : Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik Dep PU : Departemen Pekerjaan Umum
Depdagri : Departemen Dalam Negeri Deperin : Departemen Perindustrian Dephan : Departemen Pertahanan
DepHankam : Departemen Pertahanan dan Keamanan Dephut : Departemen Kehutanan
DepKes : Departemen Kesehatan DepKeu : Departemen Keuangan
Depkominfo : Departemen Komunikasi dan Informasi Deptan : Departemen Pertanian
Diklat : Pendidikan dan Latihan.
Diknas : Departemen Pendidikan Nasional Dislitbang : Dinas Penelitian dan Pengembangan Dittop : Direktorat Topografi
DKP : Departemen Kelautan dan Perikanan DNA : Deoxyribonucleic Acid
DRN : Dewan Riset Nasional DSP : Digital Signal Processing
DVB-T : Digital TV Broadcasting – Terrestrial
DVD : Digital Versatile Disc dAftAR singkAtAn
EBT : Energi Baru dan Terbarukan EDTV : Enhanced Definition TV
EKG : Elektro Kardiograf EOR : Enhance Oil Recovery
ESDM : Energi dan Sumber Daya Mineral ESM : Electronic Support Measure
FMIPA : Fakultas Matematik dan Ilmu Pengetahuan Alam FO : Fiber Optics
GMP : Good Manufacturing Practice
Hankam : Pertahanan dan Keamanan
Hankamneg : Pertahanan dan Keamanan Negara HDTV : High Definition Television
hEPO : Human Erythropoitin
HPN : Highly Predictable Networks
ICT : Information and Communication Technology
ICAO : International Civil Aviation Organization
IGOS : Indonesia Go Open Source
IMO : International Maritime Organization
IIPA : International Intellectual Property Alliance
IP : Internet Protocol
IPM : Indeks Pembangunan Manusia Iptek : Ilmu Pengetahuan dan Teknologi ISDB : In Band Digital TV
IT : Information Technology
ITS : Intelligent Transportation System