• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Kebudayaan a. Pengertian kebudayaan

Kebudayaan adalah suatu corak hidup dari suatu lingkungan masyarakat yang tumbuh dan berkembang berdasarkan spiritualitas dan tata nilai yang disepakati oleh suatu lingkungan masyarakat, dan oleh karenanya menjadi eksistensial bagi lingkungan masyarakat tersebut (Wibowo, 2007).

Budaya adalah bentuk jamak dari kata “budi” dan “daya” yang berarti cinta, karsa, dan rasa. Kata “budaya” sebenarnya berasal dari bahasa sansekerta, budhayah, yaitu bentuk jamak kata buddhi yang berarti budi atau akal. Dalam bahasa inggris, kata budaya berasal dari kata culture. Dalam bahasa Belanda diistilahkan dengan kata cultuur. Dalam bahasa Latin, berasal dari kata colera yang berarti mengolah, dan mengerjakan, menyuburkan, dan mengembangkan tanah pertanian (Setiadi, 2006).

Pengertian ini berkembang dalam arti culture, yaitu sebagai segala daya dan aktivitas manusia untuk mengolah dan mengubah alam. Pengertian budaya atau kebudayaan menurut E.B. Tylor (1917), dalam Efendi budaya adalah suatu keseluruhan kompleks yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, keilmuan, hukum, adat istiadat, dan kemampuan yang lain, serta kebiasaan yang didapat oleh manusia sebagai anggota masyarakat (Setiadi, 2006)

Kata kebudayaan berasal dari kata Sansekerta buddhayah yang berarti budi atau akal (Koentjaraningrat, 1986). Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia untuk memenuhi kebutuhannya dengan cara belajar, yang semuanya tersusun dalam kehidupan masyarakat.

(2)

Ki Hajar Dewantara (1967), mengatakan bahwa kebudayaan adalah buah budi manusia hasil perjuangan terhadap alam dan jaman, untuk mengatasi berbagai rintangan dalam penghidupannya, guna memperoleh keselamatan dan kebahagiaan yang pada lahirnya bersifat tata tertib dan damai.Dalam hal ini kebudayaan timbul oleh karena manusia berusaha menghadapi tantangan alam untuk mempertahankan hidup.

Kebudayaan adalah semua kegiatan hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat. Karya masyarakat yang menghasilkan teknologi dan kebudayaan kebendaan atau kebudayaan jasmaniah (material culture) yang diperlukan oleh manusia untuk menguasai alam sekitarnya, agar kekuatan serta hasilnya dapat diabdikan untuk keperluan masyarakat. Rasa yang meliputi jiwa manusia, mewujudkan segala kaidah dan nilai sosial yang perlu untuk mengatur masalah-masalah kemasyarakatan dalam arti luas, termasuk di dalamnya agama, ideologi, kebatinan, kesenian, dan semua unsur yang merupakan hasil ekspresi jiwa manusia yang hidup sebagai anggota masyarakat. Selanjutnya, cipta merupakan kemampuan mental dan berfikir orang-orang yang hidup bermasyarakat dan yang menghasilkan filsafat serta ilmu pengetahuan (Soerjono Soekanto, 1990).

1. Wujud kebudayaan

Perwujudan kebudayaan menurut Koentjoroningrat dalam Setiadi yaitu:

a) Wujud sebagai suatu kompleks dari ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, dan peraturan.

Wujud ideal dari kebudayaan sifatnya abstrak, tidak dapat diraba atau difoto. Kebudayaan ideal ini dapat disebut tata-kelakuan atau adat istiadat dalam bentuk jamaknya. Tata-tata-kelakuan maksudnya menunjukkan bahwa kebudayaan ideal itu biasanya juga berfungsi sebagai tata-kelakuan yang mengatur, mengendali, dan memberi arah kepada kelakuan dan perbuatan manusia dalam masyarakat.

(3)

b) Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas kelakuan berpola dari manusia dalam masyarakat.

Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas manusia yang beriteraksi, berhubungan, serta bergaul dengan yang lain, selalu mengikuti pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata-kelakuan. c) Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia.

Kebudayaan ini disebut kebudayaan fisik dan memelukan keterangan banyak. Karena merupakan seluruh total hasil fisik dari aktivitas perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat maka sifatnya paling kongkret dan berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan difoto (koentjoroningrat, 1997) Ketiga wujuddari kebudayaan terurai di atas, dalam kenyataan kehidupan masyarakat tentu tentu tidak terpisah satu dengan lain. Kebudayaan ideal dan adat-istiadat mengatur dan memberi arah kepada perbuatan dan karya manusia. Baik pikiran-pikiran dan ide-ide, maupun perbuatan dan karya manusia, menghasilkan benda-benda kebudayaan fisiknya. Sebaliknya, kebudayaan fisik itu membentuk suatu limgkungan hidup tertetu yang makin lama makin menjauhkan manusia dari lingkungan alamiahnya, sehingga mempengaruhi pola-pola perbuatannya, bahkan juga mempengaruhi cara berfikirnya (koentjaraningrat, 1997)

2. Unsur-unsur Kebudayaan

Kebudayaan sebagai suatu sistem memiliki unsur-unsur yang besar maupun kecil dan merupakn satu rangkaian yang bulat serta menyeluruh atau bersifat universal. Adapun usur-unsur yang diklasifikasikan koentjaraningrat (1990: 204) antara lain sebagai berikut:

a. Peralatan dan perlengkapan hidup manusia (pakaian, perumahan, alat-alat, rumah tangga, senjata dan sebagainya)

b. Mata pencaharian hidup dan sistem-sistem ekonomi (pertanian, peternakan, sistem produksi, sistem distribusi, dan sebagainya)

c. Sistem masyarakat (sistem kekerabatan, organisasi politik, sistem hukum, sistem perkawinan)

(4)

d. Bahasa (lisan maupun tulisan)

e. Kesenian (seni rupa, seni suara, seni gerak, dan sebagainya) f. Sistem pengetahuan

g. Religi

Istilah universal dalam kebudayaan menunjukkan bahwa unsur-unsur tersebut di atas bersifat universal, artinya seluruh unsur-unsur itu selalu ada di dalam kebudayaan.

2. Kesenian

a. Pengertian kesenian

Kesenian merupakan salah satu bagian terpenting dan salah satu bentuk karya cipta dan kebudayaan, karena kesenian tersebut adalah suatu ungkapan kreatifitas kebudayaan dan masyarakat pendukungnya. Menurut Koentjaraningrat (1990) seni atau kesenian adalah segala hasrat manusia akan keindahan. Kesenian sebagai salah satu rasa keindahan merupakan kebutuhan manusia yang universal, milik semua masyarakat. Hal ini tidak dapat dipungkiri karena semua orang pasti menginginkan adanya rasa keindahan yang tercermin dalam karya seni. Kesenian tidak pernah lepas dari masyarakat. Sebagai salah satu bagian penting dari kebudayaan, kesenian adalah ungkapan kreativitas dari kebudayaan itu sendiri.

Kesenian sebagai salah satu bagian dari kebudayaan akan mengalami perubahan dan perkembangan secara dinamis. Perubahan tersebut tidak akan terjadi apabila tanpa adanya dukungan dan motivasi dari lingkungan masyarakat maupun senimannya. Seperti yang diungkapkan oleh Selo Sumardjan (1980) bahwa :

Perkembangan kesenian pada umumnya mengikuti proses perubahan yang terjadi dalam masyarakat. Sebagai salah satu unsur dalam kebudayaan, maka kesenian tersebut akan mengalami hidup yang statis sebaliknya kesenian akan ikut bergeser dan berkembang apabila kebudayaan juga selalu bersikap terbuka terhadap perubahan dan inovasi.

(5)

Masing-masing seni memiliki prinsip, konsepsi serta ekspresi yang sama. Bila terdapat perbedaan, hal itu disebabkan karena kekhasan dari masing-masing cabang seni.

Seni yang serig dipandang sebagai semacam taman sarinya kebudayaan atau pajangan tata kehidupan lahiriah ternyata memiliki kesanggupan untuk mengungkapkan serta mengabdikan pola kehidupan manusia. Di dalam artian kurun waktu, karya seni sanggup mencerminkan identitas tata nilai budaya zamannya untuk dilestarikan dan diwariskan dari generasi ke generasi. Pada hakekatnya, karya seni memiliki sifat abadi sebab sekali diciptakan, kesenian merupakan pernyataan yang final. Seni dapat dipergunakan sebagai indikator adanya perubahan konsep budaya suatu periode kehidupan.

Kehidupan bila dipandang dari sudut ekspresi hasrat manusia akan keindahan itu dinikmati maka akan ada dua kelompok besar yaitu: a. Seni rupa (kesenian yang dinikmati oleh manusia dengan matanya, b. Seni suara atau kesenian yang dinikmati manusia dengan telinga.

Dalam persoalan kebudayaan, kebanyakan masyarakat menempatkan seni tradisonal sebagai idiom, atau menempatkannya sebagai simbol. Kalau seni tradisional ditempatkan sebagai simbol, maka seni tradisional mempunyai makna tertentu bagi masyarakat yang menyatakannya. Misalnya, jati diri bangsa dapat dinyatakan sebagai idiom kebudayaan, maka maknanya hanya bisa dipahami oleh bangsa itu sendiri. Apabila kebudayaan ditempatkan sebagai simbol, maka kebudayaan itu adalah fenomena nyata. Agar fenomena dapat dipahami orang, maka orang memberikan simbol pada fenomena tersebut. Artinya setiap orang yang menyatakan simbol kebudayaan, siapapun akan paham apa yang dimaksudkan, bahkan dapat menunjuk secara pasti fenomena itu. Oleh karena itu seni tradisional menjadi sangat populer sebagai dimensi kebudayaan, karena seni tradisional merupakan fenomena nyata kebudayaan yang dapat divisualisasikan.

(6)

b. Fungsi seni

Pada dasarnya apapun bentuk karya seni yang dihasilkan oleh suatu masyarakat, tidak terbebas dari pengaruh kebudayaan yang berlaku. Betapapun besarnya daya imajinasi dan kreativitas seorang seniman, ia senantiasa merujuk pada nilai-nilai budaya, norma-norma sosial ataupun pandangan hidup yang berlaku dalam masyarakat. Pemberontakan yang diungkapkan seniman dalam karya-karyanya, terutama berpangkal pada rasa tidak puas terhadap kemapanan yang ada. Demikian pula seandainya seniman mengungkapkan pembaharuan dalam karyanya, ia tentunya berpangkal kepada kenyataan sosial budaya yang dianggapnya kurang dinamik.

Ungkapan-ungkapan yang mendambakan semangat kebebasan, biasanya bersifat mencerminkan rasa tidak puas terhadap tatanan sistem sosial kemasyarakatan yang dirasakan membelenggu mereka. Sebenarnya seniman yang berhasil bukan semata-mata karena karya-karyanya

memenuhi ukuran keindahan yang relatif, melainkan karena

kemampuannya menyampaikan pesan-pesan, serta tergantung kepada kemampuan masyarakat untuk menangkapnya dengan mengacu pada nilai-nilai budaya dan norma-norma sosial yang hidup. Berdasarkan logik sampai pada kesimpulan bahwa kesenian betapapun perwujudannya, mempunyai tujuh fungsi sosial yang amat penting, artinya sebagai sarana

pembinaan masyarakat dan kebudayaan yang bersangkutan

(Budhisantoso, 1994). Ketujuh fungsi sosial itu adalah : a) Sarana kesenangan dan hiburan

Seni berfungsi sebagai sarana kesenangan. Melalui karya seni orang dapat menyalurkan energinya yang berlebih untuk memberikan kesenangan pribadi. Di sela-sela waktunya untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, orang akan menyisihkan waktu untuk mencari kesenangan. Salah satu sarana dan penyaluran energi yang berlebih itu ialah dengan dengan melakukan kegiatan berkesenian diantaranya dengan menikmati dan menghasilkan

(7)

karya-karya seni untuk memberi kesenangan pribadi. Fungsi sebagai sarana hiburan hampir sama dengan fungsi seni sebagai sarana kesenangan. Kegiatan kesenian merupakan salah satu sarana objektif yang dapat diikuti oleh banyak orang tanpa menimbulkan rasa perlawanan, karena disajikan sedemikian rupa sehingga dapat memberikan kenikmatan dan kepuasan jiwa bagi orang yang menikmatinya. b) Sarana peryataan jati diri

Seni berfungsi sebagai sarana pernyataan diri. Melalui karya seni memungkinkan seseorang menyatakan kepribadiannya secara lebih leluasa. Umumnya melalui karya seni orang tidak perlu malu-malu menyatakan dan mengungkapkan jati dirinya, dan dengan mudah menggunakan karya-karya seni untuk mengungkapkan perasaan dan pikiran yang mencerminkan kepribadiannya secara terus terang, sehingga memperoleh pengakuan masyarakat dan bahkan tidak jarang menjadi pujaan (idola).

c) Sarana integratif

Karya seni befungsi sebagai sarana integratif. Pernyataan dan perwujudan pemikiran, seorang seniman dapat disalurkan melalui karyanya, untuk merangsang kepekaan pengertian masyarakat,

sehingga menimbulkan tanggapan emosional yang dapat

menumbuhkan rasa kebersamaan yang mengikat diantara

penikmatnya. Poster misalnya, sebagai karya seni rupa bayak digunakan untuk memenuhi fungsi sosial ini, demikian juga dengan lagu-lagu perjuangan yang dianggap dapat membangkitkan semangat persatuan dan kesatuan.

d) Sarana terapi /penyembuhan

Mengingat sifatnya yang relatif bebas dari ketentuan sosial yang kaku, kesenian merupakan sarana objektif bagi mereka yang mengalami kesulitan dalam mengungkapkan perasaan dan pemikiran secara bebas. Fungsi seni yang dapat memberikan kesenangan,

(8)

kenikmatan dan relaksasi bagi penikmatnya sekaligus menjadi sarana terapi yang baik bagi penderita gangguan kejiwaan. Secara khusus kegiatan berkarya seni juga digunakan oleh para ahli kesehatan jiwa untuk membantu proses penyembuhan para penderita gangguan jiwa. e) Sarana pendidikan

Sebagai sarana pendidikan seni diajarkan dan digunakan dalam dunia pendidikan sebagai sarana untuk pengembangan individu. Dalam sejarahnya kesenian juga menjadi sarana yang efektif untuk mengukuhkan nilai-nilai keagamaan bahkan sebagai sarana untuk mengajarkan dan menyebarluaskan ajaran agama. Pada masyarakat tradisional seni digunakan juga sebagai sarana untuk mewariskan nilai-nilai budaya. Sistem gagasan dan kepercayaan diwariskan dari satu generasi ke generasi selanjutnya melalui karya seni. Dalam era modern saat ini, penelitian para ahli pendidikan (pendidikan seni) menunjukkan bahwa penyelenggaraan kegiatan kesenian di sekolah membantu mendorong berbagai potensi yang dimiliki para peserta belajar. Secara sendiri-sendiri maupun terintegrasi, pendidikan seni yang dimasukan dalam struktur kurikulum sekolah sangat membantu tidak saja terhadap pemahaman seni dan apresiasi, tetapi juga membantu pemahaman terhadap berbagai bidang studi lainnya. f) Sarana pemulihan ketertiban

Ungkapan keindahan yang mampu merangsang tanggapan emosionalmasyarakat sekitarnya, menyebabkan kesenian dapat dipergunakan sebagai sarana pemulihan ketertiban sosial. Dalam berbagai peristiwa perpecahan, pertentangan dan ketegangan sosial, kegiatan seni dapat diandalkan sebagai sarana untuk memulihkan ketertiban dan persatuan masyarakat dengan pesan-pesan terselubung yang disampaikan secara indah dan memikat. Pesan-pesan secara halus dan terselubung itu dapat di pergunakan untuk mempengaruhi, masyarakat agar dapat mengendalikan perasaan permusuhan dan persaingan ke arah perdamaian. Fungsi ini terutama

(9)

dibangun melalui kegiatan apresiasi seni. Dengan menghargai berbagai karya seni, orang belajar juga untuk menghargai berbagai perbedaan, budaya, bahasa dan kepercayaan dari orang atau kelompok masyarakat lain. LaguWe Are The Worldyang dinyanyikan oleh Michael Jacson danImagine yang dinyanyikan oleh grup musik The Beatles misalnya, merupakan sebagian dari sekian banyak karya seni yang mengajak masyarakat dunia untuk bersatu hidup dalam damai.

g) Sarana simbolik yang mengandung kekuatan magis

Kemampuan seniman mengungkapkan dan menyatakan perasaan dan pemikiran mereka secara terselubung dan indah seringkali merupakan daya pikat yang kuat dan bahkan mampu mengerahkan pemerhati karya-karya seni tersebut. Tidak jarang karya-karya seni yang memenuhi standard of exellent mampu membangkitkan perasaan benci, cinta, gembira, sedih dan

sebagainya sesuai dengan pesan-pesan terselubung yang

disampaikan melalui karya-karya seni. Sebagai contoh foto-foto yang ditampilkan diberbagai media massa cetak dan lagu yang mengiringi berita bencana alam di tanah air kita seperti di Aceh dan Yogyakarta beberapa waktu yang lalu menggugah perasaan berjuta pemirsanya tidak hanya di Indonesia tetapi juga di Mancanegara. Para penikmat ini turut larut dalam kesedihan yang diakibatkan musibah tersebut walaupun secara teknis foto-foto dan musik tersebut ditampilkan dengan kualitas warna dan irama yang bagus.

3. Sanggar Seni

Sanggar seni adalah suatu tempat atau sarana yang digunakan oleh suatu komonitas atau suatu kelompok orang atau masyarakat untuk melakukan suatu kegiatan. Sanggar identik dengan kegiatan belajar pada suatu kelompok masyarakat yang mengembangkan suatu bidang tertentu termasuk seni tradisional. Adapun sanggar juga merupakan suatu bentuk lain dari

(10)

pendidikan nonformal, yang mana bentuk pendidikan tersebut diselenggarakan bagi warga masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti, penambah, atau pelengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat. Sebagian besar kegiatan sanggar seni tradisional di masyarakat adalah seni tradisonal yang berupa seni pertunjukan.

Seni pertunjukan yang terdapat pada karya sastra seperti tembang-tembang jawa pada tampilan pada seni pertunjukan tradisional digunakan sebagai saranamendidik generasi yang satu kepada generasi berikutnya.Fungsi peneguhan integrasi sosial dapat ditemukan pada tarian-tarian tradisi kerakyatan yang hanya dapat ditarikan secaramasal sabagai sarana untuk memperkokoh struktur sosial kelompok masyarakat. Adapun fungsi hiburan terutama bagi penikmatseni yang menjadikan seni sebagai sarana bersenangsenangatau sebagai sarana pelapasan dari beban-beban psikologisyang mendera mereka. Sedangkan fungsi mata pencahariandikuatkan dengan adanya beberapa kelompok seni yangmenjadikan seni pertunjukan sebagai mata pencaharian. Macam kegiatan Sanggar Seni Santi Budaya meliputi:

1. Pelatihan seni, meliputi:

a. Seni Tari Klasik dan Kreasi b. Seni Karawitan dan Musik c. Kethoprak dan Teater

d. Seni vokal, menyanyi dan tembang jawa 2. Kegiatan Pementasan Seni

3. Kegiatan Sosialisasi Seni

4. Kegiatan Sosial Kemanusiaan lain

4. Pendidikan Seni Budaya untuk Siswa SMP

Pada dasarnya pendidikan seni di sekolah diarahkan untuk menumbuhkan kepekaan rasa estetik dan artistik sehingga terbentuk sikap kritis, apresiasif dan kreatif pada diri siswa secara menyeluruh. Sikap ini akan

(11)

tumbuh, apabila dilakukan serangkaian proses kegiatan pada siswa yang meliputi kegiatan pengamatan, penilaian, dan pertumbuhan rasa memiliki melalui keterlibatan siswa dalam segala aktivitas seni di dalam kelas dan atau di luar kelas. Dengan demikian pendidikan seni melibatkan semua bentuk kegiatan berupa aktivitas fisik dan cita rasa keindahan yang tertuang dalam kegiatan berekspresi, bereksplorasi, berapresiasi dan berkreasi melalui bahasa rupa, bunyi, gerak dan peran (seni rupa,musik, tari, dan teater). Masing-masing mencakup materi sesuai dengan bidang seni dan aktivitas dalam gagasan-gagasan seni, keterampilan berkarya seni serta berapresiasi dengan memperhatikan konteks sosial budaya masyarakat (Diknas, 2004:3).

Fungsi dan tujuan pendidikan seni adalah menumbuhkan sikap toleransi, demokrasi, dan beradab, serta mampu hidup rukun dalam masyarakat majemuk, mengembangkan kemampuan imajinatif intelektual, ekspresi melalui seni, mengembangkan kepekaan rasa, ketrampilan, serta mampu menerapkan teknologi dalam berkreasi dan dalam memamerkan dan mempergelarkan karya seni. Sedangkan pada pengorganisasian materi pendidikan seni menggunakan pendekatan terpadu, yang penyusunan kompetensi dasarnya dirancang secara sistemik berdasarkan keseimbangan antara kognitif, afektif, dan psikomotorik. Selain itu, ditekankan di dalam sistem pendidikan seni diharapkan seni bisa membawa sebuah visi dan misi kehidupan damai pada masyarakat pluralisme di Indonesia, agar tidak mendapat benturan budaya antara satu dengan lainnya dimasa krisis saat ini.

Pendidikan seni merupakan bagian dari rumpun pendidikan nilai. Dalam konteks kebangsaan, pendidikan nilai erat kaitannya dengan pembentukan dan pengembangan watak bangsa. Pendidikan nilai adalah suatu proses budaya yang selalu berusaha meningkatkan harkat dan martabat manusia, membantu manusia berkembang dalam dimensi intelektual, moral, spiritual, dan estetika yang memuat nilai-nilai (Jazuli, 2008). Kesadaran dan komitmen untuk memanfaatkan seni dalam program pendidikan di sekolah formal karena pendidikan seni memiliki karakteristik yang unik, bermakna, dan

(12)

bermanfaat terhadap pertumbuhan dan perkembangan kepribadian peserta didik (Tri Hartiti Retnowati, 2010).

B. KerangkaBerfikir

Keterangan:

Budaya merupakan warisan yang mengandung arti bahwa budaya adalah pemberian suatu hasil akumulasi dari bebagai macam interaksi tatanan sosial dimasa lalu kepada generasi setelahnya, yang senantiasa berulang seperti sebuah siklus. Siklus ituhanya akan terputus jika budaya (warisan) tidak lagi diualang oleh generasi selanjutnya. Artinya bahwa budaya akan terus menjadi sebuah warisan jika masyarakat menggunakannya sebagai bagian dari keterinteraksian.

Kesenian menjadi bagian dari budaya dan merupakan sarana yang digunakan untuk mengekspresikan rasa keindahan dari dalam jiwa manusia. Kesenian juga mempunyai fungsi lain, misalnya mitos berfungsi menentukan norma untuk perilaku yang teratur serta meneruskan adat dan

Unsur Budaya Kesenian Kegiatan Ekonomi Sanggar Seni Apresisi Pelajar Pada Seni Kebudayaan  Pelestarian Budaya  Wahana Pendidikan

(13)

nilai-nilai kebudayaan. Secara umum, kesenian dapat mempererat ikatan solidaritas suatu masyarakat.

Kesenian dapat berfungsi untuk melestarikan budaya dan juga dapat sebagai wahana pendidikan. Yang akan menerima kesenian untuk melestarikan budaya dan sebagai wahana pendidikan adalah pelajar. Pelajar merupakan penerus bangsa dimana apabila kesenian yang berfungsi untuk melestarikan budaya diberikan kepada meraka maka meraka dapat melestarikan budaya yang lama kelamaan semakin terlupakan oleh generasi-generasi muda.

Referensi

Dokumen terkait

Namun, agar Anda dapat menceritakan pengalaman Anda secara sistematis dan terperinci, buatlah sebuah catatan tentang hal-hal yang berkaitan dengan pengalaman yang akan

Berdasarkan keterbatasan produk, maka penulis menyarankan untuk pengembangan penelitian di masa yang akan datang sebagai berikut: (1) pengembangan produk lebih

Taksonomi dapat diartikan sebagai pengelompokan suatu hal berdasarkan hierarki (tingkatan) tertentu. Di mana taksonomi yang lebih tinggi bersifat lebih umum dan

tersebut, memperlambat bahkan menghambat proses penyakit, disamping juga mengobati keluhan serta gejala gejala yang ditimbulkan oleh penyakit

• Perlu dilakukan penelitian yang lebih detail mengenai sampah organik yang dihasilkan sentra ikan dan industri tempe untuk diolah menjadi biogas, agar memenuhi syarat dari

Data yang diambil dalam penelitian ini antara lain data identitas sampel, antropometri berupa berat badan dan tinggi badan, data asupan energi dan zat gizi

Tata Usaha pada UPTD Tindak Darurat Dinas Cipta Karya dan Tata Kota Samarinda Eselon

Untuk memiliki pengetahuan bahasa asing seseorang harus mempelajari Untuk memiliki pengetahuan bahasa asing seseorang harus mempelajari kosakata terlebih dahulu