• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN. mengumpulkan data penelitian dan literatur-literatur lainnya dan kemudian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN. mengumpulkan data penelitian dan literatur-literatur lainnya dan kemudian"

Copied!
56
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif, yaitu penulis mengumpulkan data penelitian dan literatur-literatur lainnya dan kemudian menguraikannya secara rinci untuk mengetahui permasalahan penelitian dan mencari penyelesaiannya. Menurut Sugiyono (2006:11), “penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai suatu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan atau dengan menghubungkan dengan variabel lainnya.”

B. Jenis Data dan Sumber Data Data yang dikumpulkan terdiri dari:

1. Data primer, yaitu data yang belum diolah yang diperoleh langsung dari responden selaku objek penelitian, dalam hal ini data yang diperoleh dari bagian SPI berupa hasil wawancara.

2. Data sekunder, yaitu data yang diolah yang diperoleh dari perusahaan, antara lain struktur organisasi perusahaan, sejarah singkat perusahaan, dan data-data yang berhubungan dengan aktivitas (kinerja) perusahaan.

(2)

C. Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data

Dalam melakukan analisis pengolahan data, peneliti menggunakan metode deskriptif analitis, yaitu penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan, menganalisis, dan menarik kesimpulan tentang keadaan objek yang diteliti berdasarkan fakta-fakta yang diperoleh. Adapun teknik pengumpulan data dan pengolahan data dalam penelitian ini terdiri dari:

1. Teknik Dokumentasi, yaitu dengan cara mengumpulkan data sekunder yang telah terdokumentasi, baik data keuangan maupun nonkeuangan. Data ini bersumber dari perusahaan dan literatur-literatur yang ada.

2. Wawancara, Sugiyono (2006:130) menyatakan bahwa, “wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data, apabila peneliti ingin melakukan studi untuk menemukan masalah yang diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondenya sedikit/kecil.”

3. Kuesioner, melalui langkah ini penulis mengajukan pertanyaan secara tertulis kepada responden diantaranya juga pejabat yang berwenang guna mendapatkan data. Skala yang digunakan adalah Skala Likert, yaitu skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok tentang fenomena sosial.

D. Penyusunan Kuesioner

Seluruh pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner digunakan untuk mengetahui persepsi pegawai mengenai peranan audit internal dalam

(3)

mengungkapkan dan mengatasi kecurangan pada bagian Satuan Pengawasan Intern di PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan. Oleh karena itu seluruh pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner mencakup seluruh indikator yang telah ditetapkan yaitu pertanyaan 1-33 berhubungan dengan hal-hal yang menyangkut peranan audit internal dalam mengungkapkan dan mengatasi kecurangan pada PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan.

Skala pengukuran untuk variable X dan variable Y adalah ordinal dengan tipe skala likert. Tipe skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.

Pada umumnya tipe skala likert menggunakan lima angka penilaian atau jawaban yang harus dipilih oleh responden dan masing-masing jawaban diberi skor sebagai berikut:

Jawaban Skor Sangat Setuju 5

Setuju 4

Netral 3

Tidak Setuju 2 Sangat Tidak Setuju 1

Untuk mengetahui peranan audit internal (variabel X) dalam pengungkapan fraud (variabel Y), penulis melakukan perhitungan dengan memberi nilai setiap jawaban dari pertanyaan yang telah diberikan. Dari hasil penjumlahan yang dilakukan, diperoleh rata-rata untuk penetapan kriteria

(4)

penilaian sebagai berikut: 1. Nilai Maksimum

Nilai maksimum didasarkan pada skor jawaban tertinggi dikalikan dengan jumlah responden kemudian dikalikan dengan jumlah kuesioner. Berikut adalah nilai maksimum dari masing-masing variabel:

Skor maksimum variabel X adalah 1155 (5x21x11) Skor maksimum variabel Y adalah 660 (5x12x11) 2. Nilai Minimum

Nilai minimum didasarkan pada skor jawaban terendah dikalikan dengan jumlah responden kemudian dikalikan dengan jumlah kuesioner. Berikut adalah nilai minimum dari masing-masing variabel:

Skor minimum variabel X adalah 231 (1x21x11) Skor minimum variabel Y adalah 132 (1x12x11) 3. Kelas Interval

Kelas interval didasarkan pada hasil pembagian antara selisih nilai maksimum dengan nilai minimum dan dibagi dengan jumlah kriteria jawaban. Berikut adalah kelas interval untuk masing-masing variabel: Kelas interval variabel X: 1155 – 231

5

= 184,8

Kelas interval variabel Y: 660 – 132 5

= 105,6

Berikut adalah kriteria-kriteria yang digunakan untuk menilai peranan audit internal (variabel X):

(5)

Nilai Kriteria

231,0 – 415,8 Sangat Tidak Memadai 415,9 – 600,7 Tidak Memadai

600,8 – 785,6 Cukup Memadai 785,7 – 970,5 Memadai

970,6 – 1155,4 Sangat Memadai

Sedangkan untuk menilai pengungkapan dan pengatasan fraud, dapat ditentukan kriteria-kriteria sebagai berikut:

Nilai Kriteria 132,0 – 237,6 Sangat Rendah 237,7 – 343,3 Rendah 343,4 – 449,0 Sedang 449,1 – 554,7 Tinggi 554,8 – 660,4 Sangat Tinggi

E. Pengujian Validitas dan Reliabilitas Instrumen 1. Pengujian Validitas Instrumen

Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Menurut Sugiono (2004:109), “Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa saja yang harus diukur”. Uji validitas berguna untuk mengetahui apakah pertanyaan-pertanyaan pada kuesioner ada yang harus dibuang/diganti karena dianggap

(6)

tidak relevan.

2. Pengujian Reliabilitas Instrumen

Menurut Sugiono (2004:110), “Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama.”

Pengujian reliabilitas dilakukan dengan Uji Cronbach’s Alpha, yaitu uji reliabilitas untuk alternatif jawaban yang lebih dari dua. Rumus Cronbach’s Alpha adalah sebagai berukut:

r11 = _k 1 – Σsb

k - 1 S12 2

F. Model Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif yaitu suatu metode analisis data dimana data dikumpul, disusun, diinterprestasikan, dan dianalisis sehingga memberikan keterangan bagi pemecahan masalah yang dihadapi.

G. Jadwal dan Lokasi Penelitian

Untuk keperluan ini, peneliti melakukan penelitian pada PT. Pelabuhan Indonesia I, Jl. Krakatau Ujung No. 100, Medan 20241. Berikut adalah tabel jadwal penelitian.

(7)

Tahapan Penelitian

November Desember Januari Februari Maret April Mei Juni

Pencarian Data Awal Pengajuan Proposal Penyerahan Proposal Kepada Dosen Pembimbing Bimbingan dan Perbaikan Proposal Seminar Proposal Pengumpulan Data Pengolahan Data Analisis Data Bimbingan dan Penyelesaian Skripsi

(8)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Data Penelitian

Gambaran Umum PT Pelindo I 1. Sejarah Perusahaan

PT (Persero) Pelabuhan Indonesia I didirikan berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 56 tahun 1991 dengan akte Notaris Imas Fatimah SH No. 1 tanggal 1 Desember 1992 sebagaimana dimuat dalam Tambahan Berita Negara Rl No. 8612 Tahun 1994, beserta perubahan terakhir sebagaimana telah diumumkan dalam Tambahan Berita Negara Rl tanggal 2 Januari 1999 Nomor 1. Nama lengkap perusahaan adalah PT (Persero) Pelabuhan Indonesia I disingkat PT. Pelabuhan I, berkantor pusat di Jalan Krakatau Ujung No. 100 Medan 20241, Sumatera Utara, Indonesia.

Pada masa penjajahan Belanda perseroan ini diberi nama ”Haven Badrift”. Selanjutnya setelah kemerdekaan Rl tahun 1945 s.d. 1950, perseroan berstatus sebagai Jawatan Pelabuhan. Pada tahun 1960 s.d. 1969, Jawatan Pelabuhan berubah menjadi Badan Usaha Milik Negara dengan status Perusahaan Negara Pelabuhan disingkat dengan nama ”PN Pelabuhan”. Pada periode 1969 s.d. 1983, PN Pelabuhan berubah menjadi Lembaga Penguasa Pelabuhan dengan nama ”Badan Pengusahaan Pelabuhan” atau BPP. Pada tahun 1983, berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 11 tahun 1983 Badan Pengusahaan Pelabuhan diubah

(9)

menjadi ”Perusahaan Umum Pelabuhan I” atau Perumpel I.Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 56 Tahun 1991 Perumpel I berubah status menjadi ”PT (Persero) Pelabuhan Indonesia I” yang berkedudukan dan berkantor pusat di Medan.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 64 thn 2001 kedudukan, tugas dan kewenangan Menteri Keuangan selaku pemegang saham pada Persero/Perseroan Terbatas dialihkan kepada Menteri BUMN. Pembinaan Teknis operasional berada ditangan Departemen Perhubungan dan dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Laut. Peneliti melampirkan struktur organisasi pada lampiran ii.

2. Visi dan Misi Perusahaan 1) Visi Perusahaan

Visi Perusahaan dirumuskan sebagai berikut: "Mewujudkan pelayanan kepelabuhanan berkualitas dan berada didalam jaringan transportasi laut global serta mampu memenuhi harapan stakeholder". Visi mengandung makna sebagai berikut :

D. Perusahaan berorientasi pasar, berdaya saing dan berdaya cipta tinggi serta memiliki core bussines dan core competence yang memberikan high added value.

E. Perusahaan memiliki ciri kemandirian, sehat, transparansi, memiliki sumber daya manusia yang professional.

F. Memiliki pelabuhan andalan yang tangguh dalam jaringan transportasi laut global.

(10)

G. Merupakan andalan dan kebanggaan masyarakat serta Pemerintahan Daerah dalam kepedulian terhadap lingkungan (community development).

2) Misi Perusahaan

Sebagai Badan Usaha Milik Negara yang bergerak di bidang jasa kepelabuhanan, PT (Persero) Pelabuhanan Indonesia I mempunyai dua misi.yaitu corporate mission untuk memperoleh laba, dan port mission untuk mengembang wilayah didalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Misi Perusahaan dirumuskan sebagai berikut: "Menyediakan jasa kepelabuhanan berkualitas yang berperan sebagai pusat logistik, memberikan nilai tambah, serta mendorong pertumbuhan ekonomi wilayah".

3) Values Perusahaan

Untuk mendukung pencapaian visi dan misi, perusahaan memiliki values sebagai berikut:

a) Customer focus : Menyediakan jasa layanan yang fokus kepada pelanggan b) Leadership : Sistem kepemimpinan dan SDM mampu menjamin

efektivitas dan kualitas pemimpin dan personil untuk merealisir customer focus serta excellent operation. c) Inovasi : Membuat perubahan berarti untuk meningkatkan

pelayanan dalam upaya menciptakan new value bagi stakeholder.

d) Valuing Employee : Komitmen manajemen atas kepuasan, pengembangan, dan perlakuan yang baik bagi pegawai.

(11)

e) System Perspective: Pengelolaan perusahaan sebagai sebuah sistem

yang utuh sehingga pencapaian kesuksesan pengelolaan organisasi meliputi keseluruhan komponen organisasi. 3. Maksud, Tujuan Perusahaan, dan Kegiatan Usaha

Maksud dan tujuan PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) sesuai Anggaran Dasar Perusahaan adalah melakukan usaha di bidang penyelenggaran dan

pengusahaan jasa kepelabuhan serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki Perusahaan untuk menghasilkan barang dan/atau jasa yang bermutu tinggi dan berdaya saing kuat untuk mendapatkan/mengejar keuntungan guna meningkatkan nilai Perusahaan dengan menerapkan prinsip-prinsip Perseroan Terbatas.

4. Kegiatan Usaha

PT (Persero) Pelabuhan Indonesia I merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara yang melaksanakan kegiatan di bidang Pelayanan Jasa Kepelabuhanan, saat ini mengelola 15 Cabang Pelabuhan, 11 (sebelas) Pelabuhan Perwakilan, 4 (empat) Unit Usaha Lainnya meliputi Unit Terminal Peti Kemas, Rumah Sakit Pelabuhan Medan, Unit Galangan Kapal dan Unit Depo Peti Kemas.

Cabang pelabuhan dan unit usaha PT (Persero) Pelabuhan Indonesia I adalah Pelabuhan Belawan, Pelabuhan Dumai, Pelabuhan Pekanbaru, Pelabuhan Tanjung Pinang, Pelabuhan Lhokseumawe, Pelabuhan Tanjung Balai Karimun, Pelabuhan Sibolga, Pelabuhan Malahayati, Pelabuhan Tanjung Balai Asahan, Pelabuhan Tembilahan, Pelabuhan Kuala Langsa, Pelabuhan Gunung Sitoli, Pelabuhan Bengkalis, Pelabuhan selat Panjang, dan Pelabuhan Rengat.

(12)

Sedangkan Pelabuhan Perwakilannya adalah Pelabuhan Meulaboh, Pelabuhan Sabang, Pelabuhan Kuala Tanjung, Pelabuhan Pangkalan Susu, Pelabuhan Bagan Siapi-Api, Pelabuhan Sei Pakning, Pelabuhan Kuala Enok, Pelabuhan Batam, Pelabuhan Tanjung Uban, Pelabuhan Pulau Sambu, dan Pelabuhan Sei Kolak Kijang.

Wilayah kerja PT (Persero) Pelabuhan Indonesia I yang ditunjuk oleh Pemerintah mengelola jasa kepelabuhanan meliputi Propinsi Naggroe Aceh Darussalam, Sumatera Utara, Riau dan Kepulauan Riau, secara geografis letaknya sangat strategis karena berada di jalur perdagangan internasional. PT (Persero) Pelabuhan Indonesia I mempunyai misi menyediakan jasa kepelabuhan berkualitas yang berperan sebagai pusat logistik, memberikan nilai tambah serta mendorong pertumbuhan ekonomi wilayah. Berpijak dari misi tersebut, perusahaan selalu berusaha menunjang program pemerintah dalam pembangunan dunia usaha serta dapat memberikan kontribusi kepada bangsa dan Negara.

Untuk memenuhi tuntutan pelayanan oleh pemakai jasa, perusahaan senantiasa berusaha secara optimal agar produktivitas kerja dapat terus ditingkatkan baik dalam hal kesiapan fasilitas peralatan bongkar/muat yang harus dipenuhi serta peningkatan keterampilan SDM baik pada bidang operasional dan bidang administrasi. Sebagai upaya optimalisasi peningkatan pelayanan kepada pengguna jasa PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) membentuk Unit Usaha Depo Peti Kemas Belawan. Segmen usaha baru ini diharapkan dapat meningkatkan pendapatan kepada perusahaan. Upaya lain yang dilakukan adalah diversifikasi jasa dengan melakukan kerjasama antara PT Pelabuhan Indonesia I (Persero)

(13)

dengan Pemda/Pemko di wilayah kerja Perseroan dalam penyelenggaraan kegiatan pelayanan kepelabuhanan, melakukan penataan sistem operasional pada Cabang Pelabuhan belawan, Dumai dan Unit Terminal Peti Kemas Belawan serta melakukan kerjasama usaha dengan mitra strategis untuk segmen tertentu.

Kegiatan usaha yang dilaksanakan dalam menyelenggarakan pelayanan jasa kepelabuhanan dan usaha lainnya yang menunjang pencapaian tujuan perusahaan, meliputi :

1) Kolam-kolam pelabuhan dan perairan untuk lalu-lintas dan tempat-tempat berlabuhnya kapal.

2) Jasa-jasa yang berhubungan dengan pemanduan (pilotage) dan penundaan kapal.

3) Dermaga dan fasilitas lain untuk bertambat, bongkar muat barang termasuk hewan dan fasilitas naik turunnya penumpang.

4) Gudang-gudang dan tempat penimbunan barang-barang angkutan bandar, alat bongkar muat serta peralatan pelabuhan.

5) Tanah untuk berbagai bangunan dan lapangan, industri dan gedung-gedung/bangunan yang berhubungan dengan kepentingan kelancaran angkutan laut.

6) Penyediaan listrik bahan bakar, minyak, air minum instalasi limbah pembangunan.

7) Jasa terminal, kegiatan konsolidasi dan distribusi barang termasuk hewan. 8) Jasa konsultasi, pendidikan dan pelatihan yang berkaitan dengan

(14)

9) Usaha-usaha lain yang dapat menunjang tercapainya tujuan perusahaan, seperti: Jasa pelayanan kesehatan, Jasa transportasi di laut, Jasa persewaan fasilitas dan peralatan, Jasa perbaikan fasilitas dan peralatan di bidang pelabuhan, Properti di daerah lingkungan pelabuhan, Kawasan industri di daerah lingkungan pelabuhan, Kawasan wisata di daerah lingkungan pelabuhan, Depo peti kemas, Jasa konsultan dibidang kepelabuhanan, Jasa komunikasi dan informasi dibidang kepelabuhanan, dan Jasa konstruksi di bidang kepelabuhanan.

5. Penataan dan Pengembangan Pelabuhan

Untuk meningkatkan kinerja operasional dan mutu pelayaran, manajemen PT (Persero) Pelabuhan Indonesia I telah melakukan upaya penataan dan pengembangan pelabuhan. Penataan dan pengembangan yang dilakukan meliputi peningkatan kapasitas dari fasilitas dan peralatan pelabuhan, serta peningkatan nilai perusahaan melalui peningkatan pendapatan sesuai dengan pertumbuhan permintaan jasa kepelabuhanan.

Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan pelayanan operasional pelabuhan dilakukan melalui berbagai kegiatan investasi baik prasarana maupun sarana pelabuhan serta pengembangan system. Investasi Fisik yang dilakukan antara lain untuk :

1) Pengerukan alur pelayaran di Belawan 2) Lanjutan pengadaan kapal tunda di Dumai

3) Pengadaan head truck beserta chasis di UTPK Belawan

(15)

5) Penataan Gate In/Out di UTPK Belawan.

Sedangkan Investasi Non Fisik diantaranya dilakukan untuk: 1) Penataan dan pengembangan usaha

2) Pengembangan organisasi dan sumber daya manusia

3) Pengembangan Sistem Informasi Manajemen di Kantor Pusat, Cabang Tanjung Pinang, Cabang Belawan dan UTPK Belawan.

4) Pelestarian lingkungan Pelabuhan Belawan, Pelabuhan Dumai, Pelabuhan Tanjung Pinang, Pelabuhan Pekanbaru, Pelabuhan Tanjung Balai Karimun dan Pelabuhan Sabang.

5) Audit Lingkungan di Wilayah Sumatera Utara. 6) Sosialisasi AMDAL.

Ada berbagai fasilitas tambahan yang dikembangkan untuk dapat menunjang kegiatan operasional PT (Persero) Pelabuhan Indonesia I, diantaranya adalah sebagai berikut:

1) Balai Pendidikan dan Pelatihan

Balai Pendidikan dan Latihan PT(Persero Pelabuhan Indonesia I merupakan pusat pendidikan dan keterampilan pelatihan bagi pegawai PT (Persero) Pelabuhan Indonesia I untuk meningkatkan pengetahuan, dan keahlian sumber daya manusia di bidang kepelabuhanan. Dalam perkembangannnya, BPL juga menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan untuk pegawai instansi pemerintah, swasta dan masyarakat umum lainnya.

Fasilitas yang tersedia adalah Ruangan Belajar AC, Kamar Penginapan AC, Ruang Makan ber-AC, dan Ruang Sholat ber-AC. Fasilitas Pendukung

(16)

yang diberikan seperti: Security 24 Jam, Telephone dan Faximile, Jasa Binatu, Jasa Penitipan Barang, dan Sarana Olah Raga.

2) Rumah Sakit Pelabuhan Medan

Rumah Sakit Pelabuhan Medan berkedudukan di Belawan tepatnya ± 2 km menjelang kota Belawan. Didirikan pada tahun 1969, dalam perjalanannya terus melakukan perbaikan untuk meningkatkan kualitas peralatan medis maupun pelayanan kepada pasien. Rumah Sakit ini memberikan pelayanan 24 jam serta didukung oleh tenaga dokter spesialis yang berpengalaman. Fasilitas yang tersedia adalah Klinik Umum, Unit Gawat Darurat (UGD) 24 jam, Klinik Gigi, Klinik Rontgent, Laboratorium, Farmasi (Pelayanan Obat), Rawat Inap, dan Ambulance (24 jam).

3) Unit Galangan Kapal

Unit Usaha Galangan Kapal berkedudukan di Pelabuhan Belawan mempunyai usaha pokok menyediakan fasilitas dan peralatan galangan kapal, menyelenggarakan usaha docking, floating repair, pemeliharaan, perawatan alat apung dan peralatan pelabuhan lainnya, guna mendudkung program planned maintenance system pada perseroan serta mengusahakan kegiatan galangan kapal bagi kapal-kapal milik perseroan dan atau pihak lain.

Kualifikasi Bidang Pekerjaannya meliputi Pekerjaan Mekanikal, Pembangunan Kapal dan Reparasi, serta Reparasi Peti Kemas. Fasilitas dan peralatan yang tersedia adalah Mobil Crane 15 ton (1 unit), Crane Apung 40 ton (1 unit), Mesin Bubut 10 PK (5 unit), Trafo las 400A (3 unit), Mesin

(17)

Frais 10 PK (1 unit), Genset 100 KVA (1 unit), Mesin Sekrap (1 unit), Mesin Rol/Plat (1 unit), Winch Relling rel 30 m (1 unit), dan Draft kapal 3 m.

6. Struktur Organisasi dan Pembagian Tugas

PT (Persero) Pelabuhan Indonesia I didirikan berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 56 tahun 1991. Nama lengkap perusahaan adalah PT (Persero) Pelabuhan Indonesia I, yang disingkat dengan PT. Pelabuhan I, berkantor pusat di Jalan Krakatau Ujung No. 100 Medan 20241, Sumatera Utara, Indonesia.

Struktur organisasi PT (Persero) Pelabuhan Indonesia I menggunakan model struktur organisasi berbentuk garis, di mana struktur tersebut arahnya bergerak vertikal ke bawah. Setiap karyawan bertanggung jawab kepada pimpinan masing-masing sehingga tercipta kesatuan komando. Struktur model ini memperhatikan dengan jelas pembagian tugas, fungsi, tanggung jawab, dan wewenang setiap bagian dalam perusahaan, sehingga perusahaan dapat bertanggung jawab dengan uraian tugas yang ada. Organisasi perusahaan terdiri dari:

1) Kantor Pusat 2) Cabang Pelabuhan 3) Perwakilan

4) Unit Pelaksana Teknis 5) Anak Perusahaan 6) Perusahaan Patungan

(18)

8) Kerjasama Operasi Perusahaan dengan Pihak Lain Penjenjangan struktural pada Kantor Pusat terdiri dari: 1) Dewan Direksi yang dipimpin oleh Direktur Utama 2) Direktur sebagai Kepala Direktorat

3) Senior Manajer dan setingkatnya

4) Asisten Senior Manajer dan setingkatnya

Sedangkan Penjenjangan struktural pada cabang/unit terdiri dari: 1) General Manajer Cabang atau Manajer Cabang

2) Manajer Divisi dan setingkatnya

3) Asisten Manajer Divisi dan setingkatnya

Adapun pembagian tugas berdasarkan struktur organisasi Kantor Pusat PT (Persero) Pelabuhan Indonesia I adalah sebagai berikut:

1) Direksi

Direksi adalah pimpinan dan pengurus perusahaan yang bertanggung jawab penuh atas pengurusan perusahaan untuk kepentingan dan tujuan perusahaan. Direksi mempunyai tugas:

a) Memimpin, mengurus, dan mengelola Perseroan sesuai dengan tugas pokok perusahaan dan senantiasa berusaha meningkatkan efisiensi dan efektivitas perseroan.

b) Menguasai, memelihara, dan mengurus kekayaan perusahaan.

c) Mewakili perusahaan di dalam dan di luar pengadilan, baik yang berhubungan dengan maupun yang timbul sebagai akibat dari pelaksanaan tugas.

(19)

d) Melaksanakan kebijakan umum yang telah digariskan oleh RUPS. e) Merumuskan kebijakan perusahaan sesuai dengan kebijakan umum

yang telah ditetapkan oleh RUPS.

f) Menyiapkan rencana kerja tahunan perusahaan lengkap dengan anggaran keuangan tepat pada waktunya.

g) Menyampaikan laporan pertanggungjawaban kegiatan perusahaan dan perhitungan hasil usaha menurut cara dan waktu yang telah ditetapkan oleh RUPS.

Direksi merupakan suatu kesatuan dewan yang terdiri atas: a) Direktur Utama

Direktur Utama memiliki tugas sebagai berikut:

(1) Untuk dan atas nama Direksi serta mewakili peeseroan menerima petunjuk dan bertanggung jawab kepada RUPS tentang kebijakan umum untuk menjalankan tugas pokok perusahaan dan tugas lain yang ditetapkan oleh RUPS.

(2) Mengendalikan pelaksanaan kebijakan direksi yang dilakukan oleh para direktur.

b) Direktur Pemasaran dan Pengembangan Usaha

Direktur Pemasaran dan Pengembangan Usaha mempunyai tugas membina dan menyelenggarakan tugas pemasaran, penyusunan trafik produksi dan pendapatan (TPP), pengembangan usaha, perencanaan teknik dan konstuksi, serta peralatan sesuai dengan kebijakan pengusahaan yang

(20)

telah ditetapkan oleh perusahaan. Direktur Pemasaran dan Pengembangan Usaha membawahi bidang:

(1) Bidang Pemasaran

Bidang Pemasaran mempunyai tugas menyiapkan pembinaan, menyusun program kerja, menyelenggarakan serta mengendalikan pengkajian pasar dan penyusunan TPP serta tarif, promosi, hubungan pelanggan, dan pengkajian kerjasama usaha. Bidang Pemasaran membawahi Sub bidang Pengkajian Pasar, Sub Bidang Promosi dan TPP, dan Sub Bidang Kerjasama Usaha.

(2) Bidang Perencanaan dan Pengembangan Usaha

Bidang Perencanaan dan Pengembangan Usaha mempunyai tugas menyiapkan pembinaan, penyusunan program kerja, menyelenggarakan serta mengendalikan corporate plan dan business plan, pelaksanaan penelitian bidang potensi usaha, peluang bisnis serta penyusunan master plan dan tata guna lahan, serta analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL). Bidang Perencanaan dan Pengembangan Usaha membawahi Sub Bidang Perencanaan Perusahaan dan Sub Bidang Lingkungan Hidup dan Master Plan.

(3) Bidang Peralatan

Bidang Peralatan mempunyai tugas menyiapkan pembinaan, penyusunan program kerja, menyelenggarakan serta mengendalikan pengadaan dan pemeliharaan, alat bongkar muat,

(21)

teknik mesin, instalasi listrik dan air, instalasi minyak, dan telekomunikasi, serta merencanakan kebutuhan peralatan dan bahan keperluan teknik dalam rangka menunjang kelancaran pelayanan dan pengusahaan jasa kepelabuhanan. Bidang Peralatan membawahi Sub Bidang Mesin, Listrik, Air, Telekomunikasi, dan Kapal dan Sub Bidang Alat Bongkar Muat.

(4) Bidang Fasilitas

Bidang Fasilitas mempunyai tugas menyiapkan pembinaan, penyusunan program kerja, menyelenggarakan serta mengendalikan penyusunan kegiatan survey, rancang bangun, pemeliharaan bangunan, pemeliharaan alur dan kolam, pembangunan fasilitas serta memberikan rekomendasi teknis untuk mendirikan bangunan. Bidang Fasilitas membawahi Sub Bidang Rekayasa dan Sub Bidang Pemeliharaan.

c) Direktur Operasi

Direktur Operasi mempunyai tugas membina dan menyelenggarakan kegiatan bidang operasi pelayanan jasa kepelabuhanan, yang meliputi pelayanan kapal dan barang, bina usaha, teknologi informasi, manajemen risiko dan jaminan mutu, sesuai dengan kebijakan pengusahaan yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Direktur Operasi membawahi bidang:

(1) Bidang Pelayanan Kapal dan Barang

Bidang Pelayanan Kapal dan Barang mempunyai tugas menyiapkan pembinaan, penyusunan program kerja,

(22)

menyelenggarakan serta mengendalikan pelayanan kapal, pelayanan barang, penyiapan armada, dan pelayanan terminal penumpang. Bidang Pelayanan Kapal dan Barang membawahi Sub Bidang Pelayanan Kapal, Sub Bidang Pelayanan barang, Sub Bidang Pelayanan Armada, dan Sub Bidang Pelayanan Terminal Penumpang.

(2) Bidang Bina Usaha

Bidang Bina Usaha mempunyai tugas menyiapkan pembinaan, penyusunan program kerja, menyelenggarakan pengusahaan tanah, perairan, bangunan, air dan listrik, pengusahaan pada Unit Terminal Peti Kemas dan pada unit usaha lainnya serta anak perusahaan. Bidang Bina Usaha membawahi Sub Bidang Pelayanan Bina Usaha I, Sub Bidang Pelayanan Bina Usaha II, dan Sub Bidang Aneka Usaha.

(3) Bidang Teknologi Informasi

Bidang Teknologi Informasi mempunyai tugas menyiapkan pembinaan, penyusunan program kerja, menyelenggarakan pengembangan perangkat keras, rekayasa sistem aplikasi perangkat lunak, jaringan LAN/WAN, e-mail, website, portal, serta penyajian data dan pelaporan simoppel. Bidang Teknologi membawahi Sub Bidang Pengembangan dan Penerapan Aplikasi, Sub Bidang Perangkat Keras dan Jaringan, Sub Bidang Penyajian Data dan Pelaporan Simoppel.

(23)

(4) Bidang Manajemen Risiko dan Manajemen Mutu

Bidang Manajemen Risiko dan Manajemen Mutu mempunyai tugas menyiapkan pembinaan, penyusunan program kerja, menyelenggarakan serta mengendalikan kegiatan manajemen risiko, penerapan, pengembangan, pemeliharaan sistem manajemen mutu, implementasi kegiatan keselamatan dan kesehatan kerja (K3), dan penerapan sistem pengamanan pelabuhan secara internasional (ISPS Code). Bidang Manajemen Risiko dan Manajemen Mutu membawahi Sub Bidang Manajemen Risiko dan K3 dan Sub Bidang Manajemen Mutu dan ISPS Code.

d) Direktur Keuangan

Direktur Keuangan mempunyai tugas membina dan menyelenggarakan bidang akuntansi manajemen, perbendaharaan, akuntansi keuangan, serta kemitraan dan bina lingkungan sesuai dengan kebijakan pengusahaan yang telah ditetapkan perusahaan. Direktur Keuangan membawahi bidang:

(1) Bidang Akuntansi Manajemen

Bidang Akuntansi Manajemen mempunyai tugas menyiapkan pembinaan, penyusunan program kerja, menyelenggarakan serta mengendalikan penyusunan rencana kerja dan anggaran perusahaan, pengendalian serta pelaporan anggaran, analisis biaya, kelayakan pendanaan investasi dan kinerja keuangan dalam rangka menunjang pencapaian tujuan perusahaan. Bidang Akuntansi

(24)

Manajemen membawahi Sub Bidang Anggaran dan Sub Bidang Akuntansi biaya.

(2) Bidang Perbendaharaan

Bidang Perbendaharaan mempunyai tugas menyiapkan pembinaan, penyusunan program kerja, menyelenggarakan serta mengendalikan persediaan dan kassa, kegiatan tata usaha keuangan, analisis pengelolaan dana, lalu lintas keuangan, dan hutang piutang dalam rangka menunjang pencapaian tujuan perusahaan. Bidang Perbendaharaan membawahi Sub Bidang Persediaan dan Kassa, Sub Bidang Tata Usaha Keuangan, dan Sub Bidang Hutang Piutang.

(3) Bidang Akuntansi Keuangan

Bidang Akuntansi Keuangan mempunyai tugas menyiapkan pembinaan, penyusunan program kerja, menyelenggarakan serta mengendalikan akuntansi umum, verifikasi dan perpajakan dalam rangka menunjang pencapaian tujuan perusahaan. Bidang Akuntansi Keuangan membawahi Sub Bidang Akuntansi Umum, Sub Bidang Verifikasi, dan Sub Bidang Perpajakan.

(3) Bidang Kemitraan dan Bina Lingkungan

Bidang Kemitraan dan Bina Lingkungan mempunyai tugas menyiapkan pembinaan, penyusunan program kerja, menyelenggarakan serta mengendalikan kemitraan dan bina lingkungan dalam rangka menunjang pencapaian tujuan

(25)

perusahaan. Bidang kemitraan dan bina lingkungan membawahi Sub Bidang Pembinaan Kemitraan dan Bina Lingkungan dan Sub Bidang Administrasi dan Pelaporan.

e) Direktur Personalia dan Umum

Direktur Personalia dan Umum mempunyai tugas membina dan menyelenggarakan bidang perencanaan dan pengembangan organisasi dan sumber daya manusia, memelihara hubungan ketenagakerjaan, administrasi sumber daya manusia dan kesejahteraan sumber daya manusia serta administrasi umum sesuai dengan kebijakan pengusahaan yang telah ditetapkan perusahaan. Direktur Personalia dan Umum membawahi bidang:

(1) Bidang Perencanaan Organisasi dan Sumber Daya Manusia

Bidang Perencanaan Organisasi dan Sumber Daya Manusia mempunyai tugas menyiapkan pembinaan, penyusunan program kerja, menyelenggarakan serta mengendalikan perencanaan sumber daya manusia, perencanaan organisasi, program pelatihan, dan penegembangan sumber daya manusia dalam rangka menunjang pencapaian tujuan perusahaan. Bidang Perencanaan Organisasi dan Sumber Daya Manusia membawahi Sub Bidang Perencanaan dan Pengembangan Organisasi dan Sub Bidang Perencanaan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia.

(26)

Bidang Administrasi dan Kesejahteraan Sumber Daya Manusia mempunyai tugas menyiapkan pembinaan, penyusunan program kerja, menyelenggarakan serta mengendalikan hubungan ketenagakerjaan, administrasi dan kesejahteraan sumber daya manusia dalam rangka menunjang pencapaian tujuan perusahaan. Bidang Administrasi dan Kesejahteraan Sumber Daya Manusia membawahi Sub Bidang Hubungan Ketenagakerjaan, Sub Bidang Administrasi SDM, dan Sub Bidang Kesejahteraan SDM.

(3) Bidang Umum/Kepala Kantor Pusat

Bidang Umum/Kepala Kantor Pusat mempunyai tugas menyiapkan pembinaan, penyusunan program kerja, menyelenggarakan serta mengendalikan kegiatan umum yang meliputi administrasi perkantoran, keprotokolan perusahaan, inventaris perusahaan dan kerumahtanggaan, keamanan perusahaan, serta keuangan kantor pusat. Bidang umum membawahi Sub Bidang Tata Usaha Perkantoran, Sub Bidang Kerumahtanggaan dan Keamanan Perusahaan, dan Sub Bidang Administrasi Kantor Pusat.

2) Satuan Pengawasan Intern (SPI)

Satuan Pengawasan Intern mempunyai tugas membantu Direktur Utama dalam melakukan penilaian secara independen atas sistem pengendalian pengelolaan perusahaan dan penilaian atas pelaksanaan pengelolaan melalui pemeriksaan keuangan dan operasional pada Kantor Pusat, Cabang-cabang pelabuhan, dan Unit-unit di lingkungan perusahaan serta memberikan laporan dan

(27)

saran-saran perbaikan kepada Direktur Utama dalam rangka pencapaian tujuan perusahaan yang efisien, efektif, dan ekonomis dalam rangka mendorong perwujudan Good Corporate Governance. Kepala Satuan Pengawasan Intern membawahi Pengawas Bidang dan Tata Usaha Satuan Pengawasan Intern. Struktur organisasi SPI dapat dilihat pada lampiran i.

a) Visi

Diakui luas oleh stakeholders sebagai auditor internal yang profesional, mampu memberikan nilai tambah bagi perusahaan, dan membantu terciptanya Good Corporate Governance.

b) Misi

SPI dibangun dengan misi utama untuk membantu komisaris, direksi, dan manajemen PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) dalam memenuhi kewajibannya memastikan pencapaian tujuan operasional perusahaan. Untuk pencapaian misi ini, SPI melakukan review dan evaluasi terhadap proses pengendalian kegiatan operasi, pengelolaan risiko, dan corporate governance. SPI melakukan audit, konsultasi, serta memberikan rekomendasi untuk meningkatkan proses pengelolaan perusahaan.

• Melakukan assessment independent terhadap kecukupan dan efektivitas sistem, prosedur, dan pengendalian yang ada di perusahaan.

• Membantu kemitraan yang proaktif dengan manajemen dan membantunya mewujudkan pencapaian tujuan bisnis perusahaan.

• Memberikan nilai tambah kepada klien dengan: 1. Mengembangkan fokus kepada klien.

(28)

2. Merekomendasikan solusi-solusi atas risiko yang teridentifikasi. 3. Menyajikan feedback yang tepat waktu.

4. Melakukan evaluasi terhadap efektivitas, efisiensi, dan kehematan operasi.

5. Berbagai pengalaman, pengetahuan, dan best practices.

6. Mengarahkan proses audit agar memenuhi kebutuhan dan tujuan dari klien.

7. Melaksanakan audit yang cost-effective dengan memanfaatkan penggunaan teknologi dan teknik audit yang sudah maju. 8. Melaksanakan review quality assurance atas proses audit. 9. Membantu pencegahan dan deteksi kecurangan dan KKN. • SPI PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) melakukan setiap aktivitas

penugasan dengan penuh integritas dan obyektivitas. c) Sasaran SPI

Fungsi assurance dan konsultasi SPI dilakukan dengan sasaran teridentifikasinya risiko perusahaan, tersedianya pengendalian intern yang memadai dan bekerja secara efisien dan efektif, dan terwujudnya good governance dalam perusahaan. d) Wewenang SPI

SPI mempunyai wewenang untuk:

1. Memperoleh informasi, dalam waktu layak, dari seluruh pegawai dalam rangka menjalankan fungsinya sebagai assurance.

(29)

2. Mengalokasikan sumber daya audit, menentukan fokus, ruang lingkup dan jadwal audit, serta menerapkan teknik yang dipandang perlu untuk mencapai tujuan audit.

3. Melakukan konsultasi dan menyampaikan laporan kepada Direktur Utama secara langsung.

e) Kewajiban SPI SPI berkewajiban untuk:

a. Membantu direksi dalam memenuhi tanggung jawab pengelolaan perusahaan dengan memonitor kecukupan dan efektivitas sistem pengendalian internal perusahaan.

b. Membantu direksi dalam meningkatkan corporate governance perusahaan, terutama dengan mendorong efektivitas organ-organ corporate governance, serta efektivitas proses pengendalian internal, manajemen risiko, implementasi etika bisnis, dan pengukuran kinerja organisasi.

c. Memberikan penilaian dan rekomendasi agar kegiatan perusahaan mengarah pada pencapaian tujuan dan sasarannya secara efektif, efisien, dan ekonomis.

d. Memberikan masukan kepada manajemen mengenai perubahan lingkungan, risiko bisnis yang muncul, dan hal-hal lain yang mempengaruhi hasil dan kinerja perusahaan.

e. Menciptakan nilai tambah dengan mengidentifikasi peluang-peluang untuk meningkatkan penghematan, efisiensi, dan efektivitas pelaksanaan kegiatan perusahaan.

(30)

f. Menilai kecukupan dan efektivitas sistem pengendalian internal yang dilakukan oleh setiap penanggung jawab anggaran di perusahaan.

f) Ruang Lingkup SPI

Ruang lingkup pekerjaan SPI mencakup:

a. Meyakinkan bahwa sistem manajemen pengendalian internal telah memadai, bekerja secara efisien dan ekonomis serta berfungsi secara efektif dalam mencapai tujuan dan sasaran yang diinginkan.

b. Mengevaluasi ketaatan terhadap hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, dan kebijakan serta prosedur perusahaan.

c. Mengevaluasi kehandalan dan integritas informasi keuangan dan informasi operasional.

d. Menilai kecukupan sarana untuk menjaga dan melindungi kekayaan perusahaan.

e. Melaksanakan penugasan khusus yang relevan dengan ruang lingkup pekerjaan.

f. Menyiapkan laporan assurance dan rekomendasi perbaikan. g) Tanggung jawab (akuntabilitas) SPI

Kepala SPI bertanggung jawab kapada Direktur Utama untuk:

a. Memberikan penilaian mengenai kecukupan dan efektivitas proses manajemen PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) dalam mengendalaikan kegiatannya dan pengelolaan risiko.

(31)

b. Melaporkan hal-hal penting berkaitan dengan proses pengendalian intern, termasuk melaporkan kemungkinan melakukan peningkatan pada proses tersebut.

c. Memberikan informasi mengenai perkembangan (progress) dan hasil-hasil pelaksanaan rencana audit tahunan dan kecukupan sumber daya audit.

d. Berkoordinasi dengan institusi pengendalian dan governance lainnya, seperti Komite Audit dan auditor eksternal.

h) Standar Pelaksanaan Pekerjaan

Dalam melaksanakan pekerjaannya, SPI PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) mengacu pada Standar Profesi Audit dan Kode Etik SPI PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero). Standar tersebut telah sesuai dengan Kode Etik dan Standar Internal Audit dari The Institute of Internal Auditor Inc., sebagaimana telah di-endorse oleh Konsorsium Profesi Audit Internal Indonesia.

3) Corporate Secretary

Corporate Secretary mempunyai tugas menyiapkan pembinaan, menyusun program kerja dan menyelenggarakan kegiatan kesekretariatan direksi, hubungan masyarakat, serta hubungan antar lembaga dan hubungan internasional. Untuk menyelenggarakan tugasnya tersebut, Corporate Secretary mempunyai fungsi sebagai berikut:

a) Sebagai pejabat penghubung (Liason Officer) antara perusahaan dengan pemegang saham, regulator, lembaga lain, dan publik serta

(32)

sebagai penanggung jawab sekretariat perusahaan maupun sekretariat direksi dan menatausahakan dokumen-dokumen perusahaan.

b) Penyiapan pembinaan, penyusunan program kerja, dan penyelenggaraan kegiatan kesekretariatan Direksi.

c) Penyiapan pembinaan, penyusunan program kerja, dan penyelenggaraan kegiatan hubungan masyarakat.

d) Penyiapan pembinaan, penyusunan program kerja, dan penyelenggaraan kegiatan hubungan antar lembaga dan hubungan internasional.

e) Pemantauan penerapan Good Corporate Governance.

f) Penyiapan pembinaan, penyusunan program kerja, dan penyelenggaraan kegiatan pameran dan eksibisi perusahaan.

g) Pelaksanaan program kerja dan penyelenggaraan penerapan sistem informasi manajemen di lingkungan kerja.

Corporate Secretary membawahi:

a) Asisten Corporate Secretary Kesekretariatan Direksi b) Asisten Corporate Secretary Hubungan Masyarakat

c) Asisten Corporate Secretary Hubungan antar Lembaga dan Hubungan Internasional

4) Biro Hukum

Biro Hukum mempunyai tugas menyiapkan pembinaan, menyusun program kerja dan menyelenggarakan sosialisasi peraturan

(33)

perusahaan/perundangan yang berlaku, penelaahan peraturan perusahaan, perlindungan kepentingan perusahaan, penyimpanan dokumen, pemberian bantuan dan pertimbangan hukum di dalam pengelolaan perusahaan. Biro Hukum membawahi Bidang Penelaahan Hukum dan Peraturan Perusahaan dan Bidang Penanganan Masalah Hukum. Biro Hukum mempunyai fungsi:

a) Perlindungan kepentingan perusahaan dan pemantauan atas kepatuhan perusahaan terhadap peraturan perusahaan/perundangan yang berlaku. b) Penelaahan peraturan perusahaan.

c) Pemberian bantuan dan pertimbangan hukum di dalam pengelolaan perusahaan.

d) Penyimpanan dokumen hukum dan sosialisasi peraturan perusahaan/perundangan yang berlaku.

e) Pelaksanaan program kerja dan menyelenggarakan penerapan sistem informasi manajemen di lingkungan kerja.

5) Biro Logistik

Biro Logistik mempunyai tugas menyiapkan pembinaan dan pengembangan sistem Logistik perusahaan, menyusun program kerja serta menyelenggarakan kegiatan logistik perusahaan, yang meliputi pengadaan, perbekalan, pendistribusian, dan pengendalian pengadaan bidang teknik dan non teknik serta pengelolaan administrasi pengadaan barang dan jasa. Biro Logistik membawahi Logistik Bidang Teknik dan Logistik Bidang Non Teknik dan Administrasi. Biro Logistik mempunyai fungsi:

(34)

a) Pembinaan dan pelaksanaan program kerja pengembangan sistem Logistik perusahaan.

b) Pembinaan dan pelaksanaan program kerja bidang pengadaan dan perbekalan bidang teknik dan non teknik.

c) Pembinaan dan pelaksanaan program kerja bidang administrasi dan ketatausahaan pengadaan barang dan jasa.

d) Pembinaan dan pelaksanaan program kerja dan menyelenggarakan penerapan penerapan sistem informasi manajemen di lingkungan kerja.

B. Hasil Penelitian

1. Analisis Hasil Penelitian

Setiap perusahaan berpotensi terjadinya fraud (kecurangan), khususnya dari dalam perusahaan itu sendiri. Fraud umumnya dilakukan oleh pihak dalam perusahaan. Motif umum dilakukannya kecurangan oleh pegawai adalah ketidakpuasan dari pendapatan yang telah diperoleh atau dicapai oleh pegawai tersebut, umumnya bersifat material, sedangkan kecurangan yang dilakukan oleh pihak manajemen adalah untuk mengangkat nama baik perusahaan di hadapan publik dan untuk mencapai visi dan misi perusahaan. Oleh karena itu internal control perusahaan harus dirancang dan benar-benar dilaksanakan oleh seluruh pegawai PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero).

Fraud audit ini dilaksanakan jika adanya indikasi kecurangan yang dilakukan pegawai PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero). Sehingga fraud audit tidak dilaksanakan secara reguler dan waktu pelaksanaannya tidak selalu sama.

(35)

Dalam melakukan audit, pihak SPI tidak membuat jadwal yang diumumkan. SPI hanya mengirimkan surat panggilan kepada pihak-pihak yang akan diaudit yang telah disetujui oleh direksi. Hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya kepanikan di perusahaan dan menghindari kecurangan yang mungkin dilakukan pegawai, misalnya mempersiapkan skenario jawaban atas pertanyaan SPI, mempersiapkan bukti-bukti fiktif, dan sebagainya.

Tahapan-tahapan fraud audit dimulai dari tahap pemeriksaan pendahuluan (pre audit). Dalam tahapan ini, ditentukan terlebih dahulu objek pemeriksaan yang diduga terjadi kecurangan di dalamnya. Kemudian ditentukan tujuan pemeriksaan, sasaran pemeriksaan, fokus pemeriksaan, pemeriksaan prosedur, informasi-informasi dan data umum bahan audit, proses bisnis dimana kegiatan akan diperiksa, dan membuat kuesioner internal kontrol. Jika setelah pre audit terbukti adanya kecurangan, maka dilakukan tahapan pengujian data lapangan dengan mempersiapkan kertas kerja yang berisi prosedur-prosedur pemeriksaan kecurangan. Prosedur-prosedur tersebut meliputi, langkah-langkah pemeriksaan (referensi dan hasil pengujian data), kesimpulan hasil pengujian, kriteria, sebab dan akibat, serta rekomendasi yang disaranka oleh SPI. Kemudian tahap terakhir adalah membuat laporan hasil pemeriksaan khusus. Laporan ini merupakan rangkuman dari seluruh proses yang telah dilakukan, dimulai dari pendahuluan, hasil pemeriksaan, dan rekomendasi oleh SPI. Rekomendasi ini boleh dilaksanakan atau tidak dilaksanakan, hal ini merupakan keputusan direktur utama dan para direksi. Berikut juga dilampirkan contoh formulir pre audit, pengujian data lapangan, dan hasil pemeriksaan khusus pada lampiran iv sampai dengan

(36)

lampiran vi.

Tab el 4.1

Langkah-langkah melakukan audit

Input Proses Output

RJPP, RKAP, Arahan Direksi, Arahan Dekom, Arahan Pemegang Saham, Informasi lain yang penting bagi perusahaan.

Perencanaan Program Kerja untuk Pengawasan Tahunan (PKPT)

PKPT Pre Audit/Persiapan Audit Audit Program/Focus Audit/Probis

Audit Program/Focus Audit/Probis

Pelaksanaan Audit Kertas Kerja Audit (KKA)

KKA Pelaporan Laporan Hasil

Pemeriksaan (LHP)

LHP Pemeriksaan Tindak

Lanjut

Penyelesaian Tindak Lanjut (Bila Ada) Sumber: SPI PT. Pelabuhan Indonesia I Medan

a. Fungsi dan Peran SPI

SPI mempunyai fungsi sebagai berikut:

1. Penyelenggaraan pengujian dan penilaian (assurance) pelaksanaan sistem pengendalian internal dan sistem pengendalian manajemen perusahaan.

Fungsi pengujian dan penilaian (assurance) sebagaimana pada butir a di atas dilaksanakan melalui kegiatan antara lain:

a) Audit operasional (operational audit) b) Audit kepatuhan (complience audit) c) Audit keuangan (financial audit)

(37)

e) Audit investigasi (investigative audit) f) Audit di belakang meja (desk audit)

g) Review untuk tujuan khusus (specific review)

Fungsi pengujian dan penilaian (assurance) dan konsultasi SPI dilakukan dengan sasaran teridentifikasinya risiko perusahaan, tersedianya pengendalian internal yang memadai dan bekerja secara efisien dan efektif serta terwujudnya good governance dalam perusahaan.

2. Penyelenggaraan pemeriksaan keuangan dan operasional perusahaan. 3. Pemberian jasa konsultasi yang dibutuhkan sesuai kebijakan Direksi.

Pemberian jasa konsultasi ini dilakukan dalam batas-batas yang jelas sedemikian rupa sehingga tidak mengurangi independensi dan objektivitas SPI dalam melakukan assurance terhadap kegiatan-kegiatan yang menjadi objek pemeriksaan.

4. Penyelenggaraan dokumentasi laporan hasil pemeriksaan dan tindak lanjut temuan pemeriksaan serta ketatausahaan.

5. Pendorong pelaksanaan pengawasan melekat yang lebih efektif di perusahaan.

6. Pendorong penerapan Good Corporate Governance (GCG).

7. Sebagai mitra kerja dengan Komite Audit dan Pemeriksa Eksternal dalam mengawasi pengelolaan perusahaan.

8. Pelaksanaan program kerja dan menyelenggarakan penerapan sistem informasi manajemen di lingkungan kerja.

(38)

PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) yang baru dan yang lama.

Tabel 4.2

Fungsi dan Peran SPI PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero)

Uraian Lama Baru

Control Tradisional: • Control Activity • No Value Added COSO: 1. control environment 2. risk management 3. control activity 4. monitoring 5. value added: • pengendalian manajemen • manajemen risiko • Corporate Government Peran Auditor • watch – dog

• complience audit • deviasi aturan • teguran

consultant and catalyst management audit/analisis proses quality

government/ quality assurance • nasehat/kolaborasi Orientasi • aturan • bidang/fungsi • post audit • tujuan • bisnis unit • current audit

Analisis kepatuhan risiko

Sumber: SPI PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero)

b. Struktur Organisasi SPI 1. Infrastruktur SPI

a) Audit charter

Disusun dan disahkan oleh Direktur Utama, Komite umum, dan Kepala SPI pada tanggal 16 Desember 2004.

b) Struktur organisasi SPI

Berdasarkan SK Direksi No. PR.02/1/3/P.I-08 tanggal 21 Januari 2008. c) Pedoman Pemeriksaan/Audit

(39)

d) Proses bisnis Audit/Pemeriksaan

c. Personil SPI 1. Struktural

a) Kepala SPI

b) Pengawas Wilayah dan Pengawas Bidang c) Manajer Administrasi dan Monitoring d) Team Leader

2. Fungsional/Non-Struktural a) Auditor

b) Pelaksana Administrasi dan Monitoring 3. Persyaratan

a) Kepala SPI

1) memiliki pengalaman dalam industri kepelabuhan 2) memiliki pengetahuan tentang ruang linkup organisasi 3) memahami dan mampu menerapkan manajemen pengawasan 4) memiliki kewenangan manajemen yang efektif

5) menunjukkan kemampuan untuk mengestimasi organisasi manajemen b) Pengawas Wilayah/Pengawas Bidang:

1) menguasai manajemen pengawasan operasional pelabuhan 2) memiliki kemampuan membimbing/komunitas vital/non-vital 3) memahami dan mampu menerapkan manajemen

(40)

b. pelabuhan, SDM, keuangan, TI dan manajemen c. risiko serta analisis dan evaluasinya

4) sertifikat audit internal tingkat manajerial. c) Manajer Administrasi dan Monitoring SPI

1) kemampuan membimbing melalui komunikasi verbal maupun non verbal

2) pengetahuan mendalam tentang ruang lingkup organisasi 3) kemampuan menguntungkan bawahan

4) sertifikat Audit Lanjutan II d) Team Leader

1) kemampuan membimbing melalui komunikasi verbal maupun non verbal

2) pengetahuan mendalam tentang ruang lingkup organisasi 3) kemampuan menguntungkan bawahan

4) integritas dan komitmen yang tinggi terhadap perusahaan 5) independensi dalam sikap mental

6) moral dan etika yang tinggi

7) memiliki kredibilitas di dalam organisasi atau kalangan profesi 8) sertifikat Audit Lanjutan II

e) Auditor

1) Memahami prinsip-prinsip dasar sistem pengawasan intern perusahaan, efektivitas, efisiensi, dan ekonomis serta manajemen audit.

(41)

2) Audit Lanjutan I dan Electronic Data Processing (EDP) f) Staf Administrasi

1) mampu mengoperasikan komputer 2) mampu melakukan analisis dan evaluasi 3) mampu berbahasa Inggris

4) mampu mengkonsep surat

g) Pelaksana Tata Usaha dan Staf Administrasi

Berikut adalah daftar jumlah dan kualifikasi para anggota SPI pada tahun 2010. Tabel 4.3

Daftar Jumlah Pegawai SPI dan Kualifikasi Pendidikan

Jabatan Jumlah Kualifikasi Pendidikan

Kepala SPI 1 orang S1 Lanjutan 1

Pengawas 4 orang S2 Lanjutan 2 (2 orang), S2 Lanjutan 1 (1 orang), S2 belum melanjut (1 orang) Manajemen Administrasi

dan Monitoring

1 orang S2 Manajerial

Team Leader 4 orang S1 Manajerial (1 orang) S2 Manajerial (3 orang)

Pemeriksa 15 orang S1 (12 orang)

S2 (3 orang)

Lanjutan 1 (13 orang) Dasar (2 orang)

Staf SPI 2 orang S1 Dasar

Sumber: SPI PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) d. Program SPI

I. Pengembangan Komite Audit: 1. Committee Audit Charter

(42)

II. Pengembangan Infrastruktur Audit 1. Audit Charter

2. Standar Profesi Auditor

3. Kebijakan Manajemen Good Corporate Governance (GCG) dan Risk Management.

4. Booklet Internal Audit

III. Pengembangan Manual Audit 1. Manual Pengelolaan

2. Manual Proses Audit 3. Manual Pengembangan 4. Manual Operasional IV. Pengembangan SDM

1. Pelatihan Pemenuhan Persyaratan Minimal 2. Recruitment

3. Pelatihan Pengembangan Wawasan V. Pengembangan Sistem Informasi SPI

1. Komput erisasi Proses Audit 2. Komput erisasi Pengelolaan

VI. Pengembangan Metode dan Pendekatan Audit 1. Risk Base Audit

2. Electronic Data Processing Audit VII. Pengadaan Peralatan

(43)

2. Menerima Surat Perintah Pelaksanaan Tugas (SPPT). 3. Melakukan:

a. Identifikasi skup pemeriksaan.

b. Menyiapkan logistik yang diperlukan. c. Membuat Audit Program/Plan/Probis/Fokus.

d. Membuat daftar dan men-check list masing-masing fokus. 4. Lakukan pengarahan kepada para auditor.

5. Lakukan pembukuan pemeriksaan. 6. Lakukan pemeriksaan fisik ke lapangan. 7. Pimpin pelaksanaan pemeriksaan. 8. Lakukan pemeriksaan fisik ke lapangan

a. Pemeriksaan dokumen.

b. Lakukan pemeriksaan berdasarkan proses atau risiko, dan sebagainya. e. Program Pemeriksaan SPI Tahun 2010

1. Wilayah I, meliputi:

Belawan I, Pekanbaru II, Unit Galangan Kapal, Kuala Tanjung, Sibolga, Malahayati, Tanjung Pinang II, Kantor Pusat.

2. Wilayah II, meliputi:

Lhoksumawe, Belawan International Container Terminal (BICT) I, Depo Peti Kemas, Belawan II, Tanjung Balai Karimun, Tanjung Balai Asahan, PU baru I, Kantor Pusat.

3. Wilayah III, meliput i:

(44)

Pusat.

4. Bidang khusus, meliputi:

Belawan, BICT, Dumai, Lhoksumawe, TPI, Tanjung Balai Karimun, PKP, Kantor Pusat.

2. Analisis Hasil Kuesioner

Pelaksanaan fraud audit di PT. Pelabuhan Indonesia I Medan didasarkan jika adanya dugaan terjadinya kecurangan di lingkungan perusahaan. Sehingga fraud audit ini tidak dilakukan secara reguler. Audit kecurangan ini dilakukan di tingkat karyawan dan manajerial.

Fraud audit memiliki peran yang sangat penting untuk menjaga kestabilan operasional perusahaan, mengatasi dan mencegah terjadinya kerugian perusahaan, dan bahkan membantu pencapaian visi dan misi perusahaan.

Dalam penelitian ini, peneliti menyebarkan kuesioner kepada 11 orang responden di lingkungan PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan pada bagian Satuan Pengawasan Intern (SPI). Kuesioner ini terdiri dari dua bagian, yang pertama pernyataan responden mengenai audit internal dan yang kedua adalah pernyataan responden mengenai pengungkapan dan pengatasan kecurangan.

Untuk mendapatkan gambaran mengenai responden dalam penelitian ini, berikut akan diuraikan data responden berdasarkan jenis kelamin responden, usia, dan lama bekerja responden.

Adapun data yang diperoleh responden mengenai profil responden adalah sebagai berikut:

(45)

Tabel 4.4

Responden Berdasarkan Usia

Usia Responden Jumlah Persentase (%)

25-35 tahun 2 orang 18%

36-45 tahun 7 orang 64%

Lebih dari 45 tahun 2 orang 18%

Tot al 11 orang 100%

Sumber: Data kuesioner yang telah diolah

Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden berusia diantara 36-45 tahun. Pada tingkat ini, biasanya karyawan berada pada tingkat produktif, dimana karyawan memiliki motivasi yang tinggi dalam bekerja.

Tabel 4.5

Responden Berdasarkan Masa Kerja

Masa Kerja Jumlah Persentase (%)

5-10 tahun 4 orang 36%

11-15 tahun 6 orang 55%

16-21 tahun 1 orang 9%

Jumlah 11 orang 100%

Sumber: Kuesioner

(46)

pengalaman bekerja yang cukup lama di bidang Satuan Pengawasan Intern pada PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan.

Tabel 4.6

Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%)

Pria 9 orang 82%

Wanita 2 orang 18%

Jumlah 11 orang 100%

Sumber: Data kuesioner yang telah diolah

Berdasarkan tabel 3 di atas, dapat diketahui bahwa dari 11 responden yang menjadi objek penelitian terlihat bahwa 9 responden berjenis kelamin pria ( %) dan 2 responden berjenis kelamin wanita ( %).

a. Pengujian Validitas

Pengujian validitas dilakukan untuk mengukur pertanyaan-pertanyaan yang ada dalam kuesioner. Suatu pertanyaan dinyatakan valid jika pertanyaan tersebut mampu mengungkapkan apa saja yang hendak diukurnya. Tabel Nilai r dilampirkan pada lampiran iii.

Penyebaran kuesioner dilakukan terhadap 11 orang pegawai PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan di bagian Satuan Pengawasan Intern dengan jumlah 33 item pertanyaan dimana seluruh item pertanyaan dinyatakan valid dengan syarat rhitung > rtabel (N = 11 ; 0,05) = 0,602. Rincian pengujian validitas dapat

(47)

Tab el 4.7

Hasil Tabulasi Data Kuesioner Variabel x (Peranan Audit Internal)

Res Jawaban Pertanyaan Ke Tot al

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 A 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 97 B 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 5 4 5 5 5 5 5 100 C 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 104 D 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 3 4 5 4 4 88 E 4 5 5 5 4 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 100 F 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 103 G 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 85 H 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 85 I 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 85 J 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 84 K 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 105 Sumber: Kuesioner Tab el 4.8

Validitas Variabel X (Peranan Audit Internal)

KORELASI ANTARA

Nilai Nilai r tabel

Keterangan Kesimpulan Korelasi (

r) (n=10,α=5%)

1 0,723

0,602

r positif, r hitung>r tabel Valid 2 0,902 r positif, r hitung>r tabel Valid 3 0,902 r positif, r hitung>r tabel Valid 4 0,857 r positif, r hitung>r tabel Valid 5 0,700 r positif, r hitung>r tabel Valid

(48)

7 0,963 r positif, r hitung>r tabel Valid 8 0,700 r positif, r hitung>r tabel Valid 9 0,801 r positif, r hitung>r tabel Valid 10 0,723 r positif, r hitung>r tabel Valid 11 0,902 r positif, r hitung>r tabel Valid 12 0,649 r positif, r hitung>r tabel Valid 13 0,634 r positif, r hitung>r tabel Valid 14 0,700 r positif, r hitung>r tabel Valid 15 0,857 r positif, r hitung>r tabel Valid 16 0,836 r positif, r hitung>r tabel Valid 17 0,701 r positif, r hitung>r tabel Valid 18 0,963 r positif, r hitung>r tabel Valid 19 0,857 r positif, r hitung>r tabel Valid 20 0,963 r positif, r hitung>r tabel Valid 21 0,836 r positif, r hitung>r tabel Valid

Sumber: Kuesioner yang telah diolah

Berdasarkan tabel tersebut, menunjukkan tingkat validitas dari instrumen yang digunakan untuk variabel X cukup memadai. Nilai r semua item pertanyaan di atas, atau lebih besar dari r tabel, yaitu 0,602. Dengan demikian, seluruh item pertanyaan variabel X atau sebesar 21 pertanyaan dinyatakan valid.

Tab el 4.9

Hasil Tabulasi Data Kuesioner

Variab el Y (Mengungkapkan dan Mengatasi Praktek Kecurangan)

Res Jawaban Pertanyaan Ke Tot al

22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 A 5 5 5 4 5 4 5 4 5 4 4 5 55 B 5 5 4 5 5 5 4 5 5 4 5 4 56 C 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 47 D 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 48 E 4 4 4 5 4 4 4 5 3 4 4 5 50 F 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 60 G 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 48 H 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 48 I 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 48

(49)

Sumber: Kuesioner

Tab el 4.10 Validitas Variabel Y

(Mengungkapkan dan Mengatasi Praktek Kecurangan)

KORELASI ANTARA

Nilai Nilai r tabel

Keterangan Kesimpulan Korelasi (

r) (n=10,α=5%)

22 0,889

0,602

r positif, r hitung>r tabel Valid 23 0,889 r positif, r hitung>r tabel Valid 24 0,741 r positif, r hitung>r tabel Valid 25 0,686 r positif, r hitung>r tabel Valid 26 0,889 r positif, r hitung>r tabel Valid 27 0,798 r positif, r hitung>r tabel Valid 28 0,741 r positif, r hitung>r tabel Valid 29 0,686 r positif, r hitung>r tabel Valid 30 0,727 r positif, r hitung>r tabel Valid 31 0,641 r positif, r hitung>r tabel Valid 32 0,798 r positif, r hitung>r tabel Valid 33 0,640 r positif, r hitung>r tabel Valid

Sumber: Kuesioner yang diolah

Berdasarkan tabel tersebut, menunjukkan tingkat validitas dari instrumen yang digunakan untuk variabel Y cukup memadai. Nilai r semua item pertanyaan di atas, atau lebih besar dari r tabel, yaitu 0,602. Dengan demikian, seluruh item pertanyaan variabel Y atau sebesar 33 pertanyaan dinyatakan valid.

b. Pengujian Reliabilitas

(50)

Berdasarkan hasil pengujian, terdapat 33 pertanyaan yang valid, pertanyaan tersebut yang dapat diuji reliabilitasnya. Pengujian reliabilitas dilakukan dengan Metode Cronbach’s Alpha dengan menggunakan SPSS versi 16.

Tab el 4.11 Hasil Uji Reliabilitas

Variabel X (Peranan Audit Internal)

Berdasarkan tabel di atas, diperoleh hasil reliabilitas sebesar 0,973. Hal ini berarti, instrumen yang digunakan dalam penelitian ini dapat dipercaya dengan tingkat kepercayaan 97,3%.

Audit internal adalah suatu fungsi penilaian yang bebas atau kegiatan penilaian yang independen yang dilakukan oleh pegawai yang bersangkutan yang dibentuk di dalam organisasi perusahaan. Dalam hal ini, perlu adanya status organisasi untuk menjamin adanya independensi dalam audit.

Agar pelaksanaan dalam audit dapat dilakukan secara memadai, fungsi audit harus independen dari aktivitas yang diaudit atau bebas dari semua ketergantungan termasuk dalam bidang keuangan. Dengan demikian, dibutuhkan integritas, objektivitas tinggi, serta pribadi yang tidak mudah dipengaruhi oleh siapapun. Reliability Statistics Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based on Standardized Items N of Items .973 .973 21

(51)

keefektifan sistem pengendalian intern ditentukan oleh adanya kemampuan teknis yang bermutu tinggi. Namun demikian, keberhasilan audit tersebut tidak terlepas dari dukungan manajemen dan karyawan perusahaan, karena kesimpulan dan rekomendasi hasil audit tidak berarti tanpa dukungan yang tepat dalam organisasi perusahaan.

c. Audit Internal

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, terlihat bahwa pelaksanaan audit internal pada Satuan Pengawasan Intern (SPI) PT. Pelabuhan Indonesia I Medan sangat memadai dengan jawaban total skor audit internal (variabel X) sebesar 1036. Hal ini terlihat dari skor audit internal berikut ini:

Tab el 4.12 Skor Audit Internal Responden Tot al A 97 B 100 C 104 D 88 E 100 F 103 G 85 H 85 I 85 J 84 K 105 1036

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa hasil total jawaban 11 responden yaitu 1036 berada pada nilai 970,6 – 1155,4. Hal ini berarti termasuk

(52)

audit internal pada Satuan Pengawasan Intern (SPI) PT. Pelabuhan Indonesia I Medan sudah memadai.

d. Mengungkapkan dan Mengatasi Praktek Kecurangan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, terlihat bahwa pengungkapan dan pengatasan praktek kecurangan pada Satuan Pengawasan Intern (SPI) PT. Pelabuhan Indonesia I Medan sudah tinggi dengan jawaban total skor audit internal (variabel Y) sebesar 561. Hal ini terlihat dari skor pengungkapan dan pengatasan praktek kecurangan berikut ini:

Tab el 4.13

Skor Mengungkapkan dan Mengatasi Praktek Kecurangan Responden Tot al A 55 B 56 C 47 D 48 E 50 F 60 G 48 H 48 I 48 J 48 K 53 561

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa hasil total jawaban 11 responden yaitu 561 berada pada nilai 554,8 – 660,4. Hal ini berarti termasuk dalam kriteria sangat tinggi. Dengan demikian, jelaslah bahwa pengungkapan dan pengatasan praktek kecurangan yang dilakukan oleh pihan Satuan Pengawasan

(53)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti pada PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan mengenai peranan audit internal dalam mengatasi dan mengungkapkan terjadinya praktek kecurangan, yang ditujukan pada bagian Satuan Pengawasan Intern (SPI), dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Audit Internal

Pelaksanaan audit internal pada bagian Satuan Pegawasan Intern (SPI) pada PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan bagian pemeriksaan khusus (fraud audit) sangat memadai. Hal ini dapat dilihat dari bagian-bagian berikut:

a. Independensi

Pelaksanaan audit internal di PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan ini mendapatkan dukungan dari manajemen, direksi, dan auditee. Hal ini mencerminkan adanya status organisasi yang cukup memadai, dimana auditor internal diberi keleluasaan menyelesaikan tanggung jawabnya dengan tetap mempertahankan sikap objektifnya.

b. Tanggung Jawab dan Kewenangan Audit

Kepala Satuan Pengawasan Intern (Ka. SPI) telah membuat uraian tugas yang lengkap mengenai tujuan, kewenangan, dan tanggung jawab SPI

(54)

pekerjaan organisasi perusahaan. Bahkan tanggung jawab dan kewenangan audit ini telah diatur jelas dalam audit charter dan Standar Profesi Audit Internal PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero).

c. Kemampuan Profesionalisme

Satuan Pengawasan Intern (SPI) telah menugaskan staf audit yang memiliki pengetahuan dan kecakapan sehingga pelaksanaan audit dapat diawasi sebagaimana mestinya. Hal ini terlihat dari job description dimana adanya tim khusus yang menangani audit bidangnya masing-masing dan adanya Team Leader di setiap tim.

d. Ruang Lingkup Audit

Kegiatan audit telah dilaksanakan sesuai dengan fungsi dan tujuan audit dalam menilai keefektifan sistem pengendalian internal. Audit internal juga telah bertanggung jawab atas penyediaan informasi mengenai cukup dan efektifnya sistem pengendalian internal tersebut.

e. Survei Pendahuluan

Tim audit internal telah melakukan pertemuan pendahuluan, meninjau lokasi penelitian, mempelajari dokumen-dokumen perusahaan, deskripsi tertulis, serta melakukan prosedur analitis untuk mengumpulkan data atau informasi sehingga diperoleh gambaran yang jelas mengenai kegiatan objek yang diaudit.

f. Pelaksanaan Kegiatan Audit

Auditor internal melaksanakan kegiatan audit yang diawali dengan perencanaan audit (pre audit), pengujian dan pengevaluasian informasi,

(55)

pelaksanaan audit, penyampaian hasil audit, dan tindak lanjut (follow up). 2. Pengungkapan dan Pengatasan Praktek Kecurangan

Pengungkapan dan pengatasan praktek kecurangan yang dilakukan oleh Satuan Pengawasan Intern pada PT. Pelabuhan Indonesia I Medan sudah baik. Hal ini dapat dilihat dari:

a. Syarat Penemuan Kecurangan

Audit internal mampu mengidentifikasi kemungkinan terjadinya praktek kecurangan melalui bukti-bukti yang kompeten.

b. Ruang Lingkup Fraud Auditing

Dalam melakukan audit, ruang lingkup fraud auditing telah ditentukan berdasarkan tingkat materialitas, biaya yang diperlukan untuk melakukan audit, informasi yang sensitif tentang fraud, serta pengembangan integritas di dalam perusahaan.

c. Pendekatan Audit

Audit internal telah melakukan pendekatan audit dalam mengevaluasi atau menilai informasi yang diperoleh melalui analisis ancaman guna membantu mengarahkan rencana audit, melakukan survei pendahuluan sebagai dasar untuk memformulasikan audit program yang dilakukan oleh tim audit yang memiliki keterampilan, pengetahuan, serta pengalaman.

3. Peranan Audit dalam Mengungkapkan dan Mengatasi Praktek Kecurangan Adanya peranan yang signifikan audit internal dalam mengungkapkan dan mengatasi praktek kecurangan. Hal ini dapat dilihat dari hasil perhitungan

(56)

kuesioner dimana nilai total skor untuk variable X (peranan audit internal) adalah 1036 yaitu berada diantara nilai 970,6 – 1155,4 pada kriteria yang sangat memadai. Sedangkan total skor untuk variabel Y (pengungkapan dan pengatasan praktek kecurangan) adalah 561 yaitu berada diantara nilai 554,8 – 660,4 pada kriteria yang sangat tinggi.

B. Saran

1. Sebaiknya fraud audit dilakukan dalam setiap periode, tetapi tanpa menentukan waktu pelaksanaan yang tetap seperti audit reguler. Namun, hal ini mungkin membutuhkan dana yang lebih tinggi dari biasanya.

2. SPI hendaknya terus-menerus meninjau dan melakukan tindak lanjut audit untuk memastikan apakah tindakan-tindakan perbaikan yang memadai untuk mengatasi kelemahan yang ditemukan dalam audit telah dilaksanakan secara maksimal atau belum oleh manajemen.

3. Kinerja SPI PT. Pelabuhan Indonesia I Medan hendaknya terus ditingkatkan sehingga tidak hanya mampu mengungkapkan dan mengatasi praktek kecurangan, tetapi juga mampu mencegah kecurangan itu sendiri.

4. Sebaiknya pengetahuan dan kemahiran para personil SPI harus ditingkatkan dengan cara meningkatkan frekuensi mengikuti pelatihan-pelatihan dari Yayasan Pendidikan Internal Auditor ataupun dari lembaga pelatihan internal auditor lainnya.

Referensi

Dokumen terkait

Algoritma linear search memeriksa semua posisi dalam array secara berurutan dari indeks 0 sampai n apakah nilai ( kata ) yang dicari ada di dalam

Dari kedua pendapat diatas, terlihat perpindahan hak kepemilikian suatu barang menjadi sorotan utama kedua pakar tersebut. Bahkan pendapat yang dikemukan oleh Tait

13 Tahun 2006 tentang Perlindungan Saksi dan Korban, menyatakan bahwa dalam rangka menumbuhkan partisipasi masyarakat untuk mengungkap tindak pidana, perlu diciptakan iklim

Pembinaan yang dilaksanakan pada program pendidikan non formal di PKBM Baitul Muslimin juga menggunakan konsep Andragogy (Knowles 1998:203) self directing learning

Luhak Tanah Datar terletak lebih kurang sama dengan kabupaten Tanah Datar merupakan salah satu kabupaten di pedalaman provinsi Sumatera Barat yang berada pada garis 00 0 17 ’ - 0 0

Penurunan kadar MMP-2 serum dan peningkatan skor APRI untuk menilai fibrosis hati pada penyandang thalassemia mayor yang mendapatkan terapi kelasi besi deferipron lebih

Keragaman bentuk (arsitektur) dapat juga dicapai melalui pemikiran dan pendekatan struktur dalam proses merancang (arsitektur), tidak hanya mendapatkan bentukan yang

Berdasarkan data di atas, penulis menarik simpulan bahwa ada dua (2) tindakan antisosial yang dilakukan Yuno, yaitu tidak peduli dengan keselamatan orang lain