• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem Manajemen Bandwidth dengan Prioritas Alamat IP Client

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Sistem Manajemen Bandwidth dengan Prioritas Alamat IP Client"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Abstract—Bandwidth management system using HTB (Hierarchical Tocken Bucket) with queuing technique simple queue and queue tree is the process of setting the bandwidth to support the needs of network services. Analysis results prove that the implementation of this system using queuing techniques and bandwidth capacity causes the difference in value of packet loss, end-to-end delay, and throughput. The smallest packet loss using queue tree with 2 Mbps ban dwidth allocation is 0.2048% and the greatest simple queue with 256 kbps bandwidth allocation is 2.3705%. The smallest end-to-end delay using simple queue with 2 Mbps bandwidth allocation is 0.4093 ms, and the greatest end-to-end delay using queue tree with 256 kbps ban dwidth allocation is 3.1326 ms. Simulation result shown that throughput is controlled in accordance with the allocation of uploads and downloads provided by the administrator.

Index Terms—queuing technique, packet loss, delay end-to-end, throughput

Abstrak

S istem manajemen bandwidth menggunakan metode HTB (Hierarchical Tocken Bucket) dengan teknik antrian simple queue dan queue tree merupakan proses pengaturan bandwidth untuk mendukung kebutuhan layanan jaringan. Hasil analisis penerapan sistem ini membuktikan bahwa penggunaan teknik antrian dan kapasitas bandwidth menyebabkan perbedaan nilai packet loss, delay end-to-end, dan throughput sistem. Nilai packet loss yang paling kecil menggunakan teknik antrian queue tree dengan alokasi bandwidth 2Mbps adalah 0.2048% dan packet loss paling besar menggunakan teknik antrian simple queue dengan alokasi bandwidth 256 kbps adalah 2.3705%. Nilai delay end-to-end paling kecil menggunakan teknik antrian queue tree dengan alokasi bandwidth 2Mbps adalah 0.4093 ms dan delay end-to-end paling besar menggunakan teknik antrian queue tree dengan alokasi bandwidth 256 kbps adalah 3.1326 ms. Pengaturan sistem manajemen bandwidth ini menghasilkan throughput yang terkontrol sesuai dengan alokasi upload dan download yang diberikan oleh administrator.

Kata Kunci—teknik antrian, packet loss, delay end-to-end, throughput

I. PENDAHULUAN

istem mana je men bandwidth merupakan proses pengaturan bandwidth yang tepat untuk masing-masing client pada sistem jaringan internet yang mendukung kebutuhan aplikasi layanan internet.

Yoga Saniya merupakan lulusan Program Sarjana Teknik Jurusan Teknik Elektro Univerritas Brawijaya dengan alamat korespondensi Jurusan T eknik Elektro Universitas Brawijaya, Jl. MT. Haryono 167 Malang. T elp. 0341-554166. Kedua penulis berikutnya adalah dosen Teknik Elektro Universitas Brawijaya Malang.

Pengimple mentasian manaje men bandwidth diatur me la lui pengalokasian kecepatan upload dan download pada masing-masing ala mat IP client secara sentralisasi menggunakan router mik rotik . Dengan demikian, jika ada client yang mengakses internet me mbutuhkan kapasitas bandwidth yang besar, maka client lain tidak akan terganggu, karena masing-masing client sudah me mpunyai kapasitas bandwidth masing-masing yang dapat dipakai untuk mengakses internet.

Pada penelitian ini akan dila kukan analisis performansi sistem manaje men bandwidth menggunakan metode HTB ( Hierarchical Tock en Bucket) dengan teknik antrian simple queue dan queue tree terhadap beberapa parameter diantaranya: pack et loss, delay end-to-end, dan throughput sistem. Pengambilan dan pengujian data menggunakan software queue statistics dan software network analyzer wireshark .

Perancangan pada penelitian menggunakan empat buah PC sebagai client, satu buah router mik rotik , dan satu buah switch yang terhubung menggunakan kabel UTP dengan topologi star. Pengujian di sisi client menggunakan layanan aplikasi TCP/IP versi 4 kelas C pada jaringan internet dengan layanan aplikasi internet yang dikaji adalah ftp (file transfer protocol). Pe mbatasan kapasitas bandwidth yang telah ditentukan router menggunakan software WinBox teknik antrian simple queue dan queue tree pada masing-masing ala mat IP client. Penelitian in i hanya me mbahas bagaimana mengatur alokasi bandwidth dari trafik yang akan dikirimkan dari PC router menuju PC client.

II. METODOLOGIPENELITIAN A. Jenis Penelitian

Jenis Penelit ian ini merupakan penelit ian ko mparatif. Me mbandingkan sistem manaje men bandwidth menggunakan teknik antrian simple queue dan queue tree pada router mik rotik . Penelit ian ini diawa li dengan studi pustaka tentang sistem manaje men bandwidth menggunakan metode HTB ( Hierarchical Tock en Buck et) teknik antiran simple queue dan queue tree. Data pendukung parameter-para meter dipero leh dari pustaka. Pengambilan dan pengujian data digunakan untuk menganalisis tingkat pencapaian kualitas jaringan sistem menggunakan software queue statistics dan software network analyzer wireshark . B. Metode Penelitian

Metode penelitian ini terdiri dari beberapa tahapan yaitu jenis dan cara perolehan data, variabel dan cara analisis data, dan kerangka solusi masalah. Penga mbilan

Sistem Manajemen Bandwidth dengan Prioritas

Alamat IP Client

Yoga Saniya, Wahyu Adi Priyono, Rusmi Ambarwati

(2)

data dilakukan pada saat client melaku kan proses download data mealau i ftp.ub.ac.id , ke mud ian pembahasan dan hasil data prime r dio lah menggunakan rumus dari pustaka. Parameter yang akan dibahas pada penelitian in i meliputi pack et loss, delayend-to-end, dan throughput dengan teknik antrian simple queue dan queue tree.

C. Blok Diagram Manajemen Bandwidth

Manajemen bandwidth merupakan pengalokasian bandwidth untuk mendukung kebutuhan aplikasi layanan jaringan. Manaje men bandwidth diperlukan bagi ja ringan mult i layanan dengan menerapkan layanan Quality of Service (QoS) yang menggambarkan tingkat pencapaian pada suatu sistem ko mun ikasi data. [1] Ga mbar 1 me rupakan proses aliran sistem manaje men bandwidth.

Gambar 1 Blok Diagram Proses Aliran Sistem Manajemen Bandwidth 1) Filtering

Filtering berfungsi untuk me mfilter paket data berdasarkan ala mat IP atau a la mat port dan mengarahkan paket data ke tujuan yang benar.

2) Classifier

Classifier bertugas untuk mengarahkan paket-pa ket yang datang ke ke las -kelas yang bersesuaian untuk me mpe rmudah penanganan paket data menuju antrian atau buffer. Pada classifier terdapat estimator yang bertugas mengestimas i bandwidth yang digunakan oleh klasifikasi kelas.

3) Buffer

Buffer merupakan te mpat penyimpanan paket data sementara. Buffer menyesuaikan waktu dengan menerap kan teknik antrian.

4) Scheduler

Scheduler bertugas untuk menentukan penjadwalan paket data yang akan dikirim ke tu juan dari te mpat antrian atau buffer.

D. Konsep Dasar HTB (Hierarchical Tok en Buck et) Hierarchical Tok en Buck et (HTB) me rupakan metode mana je men bandwidth yang digunakan untuk me mbatasi akses menuju ala mat IP tertentu tanpa mengganggu trafik bandwidth pengguna lain. [2]

Pada antrian HTB me mpunyai para meter-para meter penyusun antrian adalah sebagai berikut:

1) Rate

Rate menentukan bandwidth maksimu m yang dapat digunakan oleh setiap class, jika bandwidth melebihi nilai ―rate‖, maka paket data akan dipotong.

2) Ceil

Ceil diatur untuk menentukan peminja man bandwidth antar class (kelas), pe minja man bandwidth dila kukan ke las paling bawah ke kelas di atasnya. Teknik ini disebut dengan link sharing.

E. Tek nik Antrian Simple Queue

Simple Queue me rupakan teknik antrian pada sistem mana je men bandwidth pada Router Mik rotik .

Simple Queue merupakan teknik antrian dengan metode FIFO (First Input First Output). Teknik antrian FIFO adalah paket data yang pertama datang akan diproses terlebih dahulu dan dimasukkan ke dala m antrian, ke mudian dike luarkan sesuai dengan urutan kedatangannya.[3]

F. Tek nik Antrian Queue Tree

Queue Tree merupakan teknik antrian sistem mana je men bandwidth pada router mik rotik OS. [4] Ga mbar merupakan a lgorit ma te knik antrian queue tree.

Gambar 2 Algoritma T eknik Antrian Queue Tree Proses algoritma teknik antrian queue tree adalah sebagai berikut:

1) Mark Pack et

Mark pack et bertugas untuk menandai paket data yang akan diproses ke antrian.

2) Firewall

Firewall bertugas untuk menyeleksi paket sesuai dengan klasifikasi kelasnya.

3) Mangle

Mangle bertugas untuk pembatasan bandwidth.

G. Performansi Sistem Manaje men Bandwidth dengan Prioritas Alamat IP Client

Quality of Service (QoS) merupakan ke ma mpuan jaringan untuk menyediakan layanan yang lebih baik pada trafik ja ringan. [5]

QoS dapat dijadikan sebagai ukuran untuk menentukan baik atau buruknya kinerja suatu jaringan internet. Para meter-para meter yang yang digunakan untuk mengukur kinerja QoS adalah pack et loss, delay end-to-end, dan throughput.

1) Pack et Loss

Pack et loss merupakan para meter yang menunjukkan banyaknya jumlah paket yang hilang atau tidak sampai ke tujuan ketika mela kukan pengiriman data dari sumber ke tujuan. [6]

Se makin kec il nilai pack et loss dalam suatu jaringan ma ka semakin baik pula kinerja yang dimiliki jaringan tersebut.

2) Delay end-to-end

Delay end-to-end adalah waktu yang dibutuhkan untuk mengirimkan data dari sumber ke tujuan. [7]

Delay end-to-end ditentukan berdasarkan arsitektur sistem dan merupakan penjumlahan delay-delay yang ada dalam perja lanan paket dari host sumber ke host tujuan. Penju mlahan delay-delay dari host ke sumber adalah sebagai berikut:

 Delay enkapsulasi

Delay enk apsulasi adalah waktu yang dibutuhkan untuk proses pemaketan data sebelum dikirim ke host tujuan.

 Delay transmisi

Delay transmisi adalah waktu yang dibutuhkan untuk meletakkan sebuah paket multimedia ke media transmisi.

Filtering Classifier Buffe r Schedule r

Paket Data Paket Data Input Output Mark

(3)

 Delay propagasi

Delay propagasi adalah wa ktu yang dibutuhkan untuk mera mbatkan paket multimedia mela lui media transmisi dari server ke client.

 Delay antrian

Delay antrian adalah wa ktu di mana paket data berada dala m antrian untuk diproses oleh server, la manya waktu antrian bergantung pada kecepatan saluran dan kondisi antrian.

 Delay dekapsulasi

Delay dek apsulasi adalah waktu yang digunakan paket data dalam pe lepasan header.

3) Throughput

Throughput merupakan parameter yang digunakan untuk mengetahui bandwidth yang benar-benar diterima oleh client atau jumlah data yang diterima dala m keadaan baik terhadap wa ktu total transmisi yang dibutuhkan dari sumber ke penerima. [8]

III. RANCANGBANGUNSISTEM A. Konfigurasi Sistem Manajemen Bandwidth dengan Prioritas Alamat IP Client

Konfigurasi sistem menunjukkan cara perolehan data primer dan sistem yang akan d iuji dan dianalisis dala m penelit ian ini. Data p rimer yang digunakan dalam pembahasan penelitian ini adalah hasil pengukuran sistem secara langsung dengan menggunakan statistics queue Winbox dan Network Analyzer Wireshark . Proses perolehan data dilaku kan pada masing-masing client pada saat download data me la lui ftp.ub.ac.id. Ju mlah sampel yang diamb il sebanyak 4 kali dala m setiap pengunduhan data. Para meter yang diuji me liputi pack et loss, dan throughput diukur pada masing-masing PC client.

Gambar 3 Konfigurasi Sistem Manajemen Bandwidth dengan Prioritas Alamat IP Client

TABEL 1 ALOKASI PEMBAGIAN BANDWIDTH PADA SISTEM MANAJEMEN BANDWIDTH DENGAN PRIORITAS ALAMAT IP

CLIENT

Client Alamat IP Alokasi Upload Bandwidth Alokasi Client 1 Client 2 Client 3 Client 4 192.168.0.2 192.168.0.3 192.168.0.4 192.168.0.5 2 Mbps 1 Mbps 512 kbps 256 kbps 2 Mbps 1 Mbps 512 kbps 256 kbps

B. Diagram Alir Sistem Manajemen Bandwidth dengan Prioritas Alamat IP Client

Berikut adalah diagra m a lir proses pengujian sistem

manae je men bandwidth dengan prioritas alamat IP client.

Gambar 4 Diagram Alir Proses Perhitungan Sistem Manaejemen Bandwidth dengan Prioritas Alamat IP Client

IV. PENGUJIANDANANA LISA

A. Parameter Kualitas Jaringan Sistem Manajemen Bandwidth

Para meter kualitas ja ringan pada sistem penelit ian ini meliputi pack et loss, delay end to end, dan throughput. Sistem akan dianalisis mengenai tingkat pencapaian kualitas jaringan sistem penggunaan teknik antrian si mple queue dan queue tree terhadap kinerja sistem manaje men bandwidth prioritas alamat IP client

B. Analisis Pack et Loss pada Tek nik Antrian Simple Queue dan Queue Tree

Pack et loss digunakan untuk mengetahui banyaknya jumlah paket yang hilang atau tidak sampai ke tujuan ketika mela kukan pengiriman data dari sumber ke tujuan. Nila i pack et loss sistem dipengaruhi oleh ju mlah paket data dan jumlah paket data loss yang didapatkan dari statistics queue pada Winbox, ke mud ian dila kukan perhitungan dengan persamaan (5) untuk mengetahui pengaruh penggunaan teknik antrian simple

MULAI Masukkan Nilai Jumlah paket data, jumlah paket drop Menghitung packet loss

masing-masing teknik antrian (1) Output Nilai Packet Loss

Masing-masing Teknik Antrian Masukkan Nilai Jumlah paket data, waktu proses download

data

Menghitung delay-end-to-end masing-masing teknik antrian (2)

Output Nilai delay-end-to-end Masing-masing Teknik Antrian

Masukkan Nilai Panjang paket data, waktu proses download

data

Menghitung throughput masing-masing teknik antrian

Output Nilai

hroughputMasing-masing Teknik Antrian SELESAI

Router Mikrotik di-remote WinBox 192.168.0.1 Client 1 192.168.0.2 Client 2 192.168.0.3 Client 3 192.168.0.4 Client 4 192.168.0.5

(4)

queue dan queue tree. Hasil analisis perbandingan teknik antrian si mple queue dan queue tree ditunjukkan

TABEL 2 PERBANDINGAN PACKET LOSS TEKNIK ANT RIAN SIMPLE QUEUE DAN QUEUE TREE

No PC Packet Loss Simple

Queue (%) Packet Loss Queue Tree (%) 1 2 3 4 1 2 3 4 1.965 1.085 0.516 0.295 1.97 0.9935 0.5025 0.256

Gambar 5 Perbandingan Packet Loss T eknik Antrian Simple Queue dan Queue Tree Hasil Pengamatan Software Statistics Queue Winbox Ga mbar 5 mengga mbarkan bahwa penggunaan teknik antrian dan alokasi upload dan download pada sistem mana je men bandwidth prioritas alamat IP client me mpengaruhi n ila i pack et loss pada masing-masing client. Sema kin kec il a lokasi upload dan download yang diberikan oleh administrator maka sema kin besar nilai pack et loss. Nila i pack et loss pada simple queue paling besar adalah 2.3705 % dan paling kec il adalah 1.4694 %. Sedangkan pada teknik antrian queue tree nilai paling besar adalah 0.4216% dan nila i paling kec il adalah 0.2048 %.

C. Analisis Delay end-to-end pada Tek nik Antrian Simple Queue dan Queue Tree

Delay end-to-end digunakan untuk mengetahui waktu yang dibutuhkan untuk mengirimkan data dari sumber ke tujuan. Perhitungan delay end-to-end me mbutuhkan data primer ju mlah paket data dan waktu yang dibutuhkan dalam proses download data yang didapatkan dari software Network Analyzer Wireshark . Hasil perbandingan delay end-to-end teknik antrian simple queue dan queue tree hasil pengamatan dari software Network Analyzer Wireshark ditunjukkan pada Tabel 3 dan grafik pe rbandingan pada gambar 6.

TABEL 3 PERBANDINGAN DELAY END TO END TEKNIK ANT RIAN SIMPLE QUEUE DAN QUEUE TREE

No PC DELAYENDTO END Simple Queue (ms) DELAY EN D TO END Queue Tree (ms) 1 2 3 4 1 2 3 4 0.4093 1.2064 1.7878 2.6601 0.4125 0.767 1.6108 3.1326

Gambar 6 Perbandingan Delay end-to-end T eknik Antrian Simple Queue dan Queue Tree Hasil Pengamatan Software Network Analyzer

Wireshark

Ga mbar 6 mengga mbarkan bahwa penggunaan teknik antrian dan alokasi upload dan download pada sistem mana je men bandwidth prioritas alamat IP client me mpengaruhi nilai delay end-to-end pada masing-masing client. Semakin kecil alo kasi upload dan download yang diberikan oleh administrator maka semakin besar nilai delay end-to-end. Hasil pengamatan penangkapan data nilai delay end-to-end pada teknik antrian simple queue adalah paling la ma sebesar 2.6601 ms dan paling cepat sebesar 0.4093 ms. Sedangkan pada teknik antrian queue tree nilai pa ling la ma sebesar 3.1326 ms dan nilai paling cepat sebesar 0.4125 ms. D. Analisis throughput pada Tek nik Antrian Simple Queue dan Queue Tree

Throughput digunakan untuk mengetahui jumlah paket yang diterima dala m keadaan baik terhadap waktu total transmisi yang dibutuhkan dari server hingga ke end user. Perhitungan throughput me mbutuhkan data prime r panjang data yang diterima dan waktu proses download data yang didapatkan dari penangkapan data dari software Network Analyzer Wireshark . Hasil analisis perbandingan throughput teknik antrian simple queue dan queue tree ditunjukkan pada Tabel 4 dan grafik perbandingan pada gambar 7.

TABEL 4 PERBANDINGAN THROUGHPUT TEKNIK ANTRIAN SIMPLE QUEUE DAN QUEUE TREE

No PC THROUGHPUT Simple Queue (Mbps) THROUGHPUT Queue Tree (Mbps) 1 2 3 4 1 2 3 4 1.965 1.085 0.516 0.295 1.97 0.9935 0.5025 0.256

Ga mbar 7 Perbandingan Throughput Teknik Antrian Simple Queue dan Queue Tree Hasil Pengamatan Network Analyzer Wireshark

(5)

Ga mbar 7 Penggunaan teknik antrian simple queue dan queue tree pada sistem mana je men bandwidth menghasilkan nilai throughput yang terkontrol dan sesuai dengan alokasi upload dan download yang diberikan oleh administrator.

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIM PULA N

Hasil pe rhitungan dan analisis sistem manaje men bandwidth dengan prioritas ala mat IP client menggunakan teknik antrian simple queue dan queue tree, maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1) Sistem manaje men bandwidth dengan prioritas

ala mat IP client menggunakan teknik antrian simple queue dan queue tree dapat melaku kan pembatasan bandwidth dengan baik pada masing-masing client. 2) Berdasarkan hasil analisis probabilitas pack et loss

dengan penggunaan teknik antrian simple queue dan queue tree pada sistem, dapat disimpulkan bahwa:

 Penggunaan teknik antrian pada sistem mana je men bandwidth prioritas ala mat IP client me mpengaruhi nilai pack et loss pada masing-masing client.

Nilai packet loss sistem mengala mi peningkatan seiring dengan alokasi upload dan download yang diberikan oleh administrator. Se makin kecil a lokasi upload dan download yang diberikan o leh administrator maka semakin besar nila i pack et loss. Hal ini terjadi karena nilai pack et loss dipengaruhi oleh ju mlah paket data yang diantrikan pada router mik rotik , dimana semakin besar paket data yang diantrikan maka ke mungkinan pack et loss akan sema kin besar.

Hasil perhitungan nilai packet loss rata-rata pada kedua teknik antrian si mple queue maupun queue tree berkisar antara 0 - 3 %. Berdasarkan re ko mendasi pack et loss dari TIPHON, 2012 ma ka sistem manaje men bandwidth prioritas ala mat IP client dengan teknik antrian queue tree dapat diaplikasikan dala m sistem jaringan.

3) Berdasarkan hasil ana lisis delay end-to-end dengan penggunaan teknik antrian simple queue dan queue tree pada sistem, dapat disimpulkan bahwa:

Nila i delay end-to-end sistem mengala mi peningkatan seiring dengan alokasi upload dan download yang diberikan o leh administrator. Se makin kec il alo kasi upload dan download yang diberikan oleh administrator maka semakin besar nilai delay end-to-end. Hal ini terjadi ka rena nilai delay end-to-end dipengaruhi oleh waktu pemrosesan download data panjang paket data yang proses mela lui router mik rotik dan kabel Ethernet, dimana semakin besar alokasi upload dan download yang diberikan pada client maka semakin cepat proses download data.

 Penggunaan teknik antrian pada sistem mana je men bandwidth prioritas ala mat IP

client me mpengaruhi nila i delay end-to-end pada masing-masing client.

 Hasil pengamatan penangkapan data nilai delay end-to-end pada teknik antrian simple queue adalah paling lama sebesar 2.6601 ms dan paling cepat sebesar 0.4093 ms. Sedangkan pada teknik antrian queue tree nila i paling la ma sebesar 3.1326 ms dan nilai paling cepat sebesar 0.4125 ms.

Hasil pengamatan dari software Network Analyzer Wireshark nilai delay end-to-end rata-rata pada kedua teknik antrian simple queue maupun queue tree berkisar antara 0 - 150 ms. Berdasarkan reko mendasi k ualitas delay end-to-end dari ITU G.114, 2011 termasuk dala m kategori bagus. Maka dapat disimpulkan bahwa siste m manaje men bandwidth prioritas alamat IP client dapat diaplikasikan dala m sistem jaringan.

4) Berdasarkan hasil analisis throughput dengan penggunaan teknik antrian simple queue dan queue tree pada sistem, dapat disimpulkan bahwa:

Penggunaan teknik antrian simple queue dan queue tree pada sistem manaje men bandwidth menghasilkan nilai throughput yang terkontrol sesuai dengan alokasi upload dan download yang diberikan oleh administrator.

Analisis hasil pengamatan dari software Network Analyzer Wireshark nilai throughput kedua teknik antrian simple queue maupun queue tree terkontrol dan stabil. Maka dapat disimpulkan bahwa siste m manaje men bandwidth prioritas alamat IP client dapat diaplikasikan dala m sistem jaringan.

B. SARAN

Saran yang diberikan berdasarkan analisis yang telah dila kukan pada penelitian ini adalah:

1) Pada saat pengujian sistem mana je men bandwidth menggunakan koneksi internet yang stabil.

2) Menganalisis performansi sistem manaje men bandwidth dengan prioritas port seperti untuk penggunaan video streaming, game online, VoIP pada masing-masing client.

3) Menganalisis performansi sistem manaje men bandwidth dengan me mbandingkan kondisi ja m sibuk dan jam tida k sibuk pada aplikasi layanan internet sesuai dengan kebutuhan client.

4) Menganalisis performansi sistem manaje men bandwidth dengan mena mbahkan ju mlah client.

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dosen Pe mbimb ing, beserta seluruh staf dan karyawan Tekn ik Elekt ro Universitas Bra wijaya Malang yang telah mendukung penelitian da la m a rtikel in i.

(6)

DAFTARPUSTAKA

[1] Stalling, William. 2002. Komunikasi dan Komputer: Jaringan Komputer: Edisi Keenam. Salemba. Jakarta.

[2] Kencana, Surya. Andriana, Giva. dan Idham, Iskan dar. 2012. Implementasi Algoritma Per Connection Queue (PCQ) dalam Algoritma Hierarchical Tocken Bucket (HT B) untuk Pembagian Bandwidth pada Warnet Khelambiquenet. Bandung: Politeknik Telkom Bandung.

[3] Santosa, Budi. 2000. Manajem en Bandwidth Internet dan Intranet.

[4] Kustanto dan Saputro, Daniel. 2008. Membangun Server Internet dengan Mikrotik OS. Yogyakarta: Penerbit Graha Media [5] TIPHON. 1998. General aspects of Quality of Service (QoS). [6] ITU-T . 2001. End-User Multim edia QoS Categories. Rekomendasi

IT U-T G.1010.

[7] ITU-T G 1010. 2001. End-user m ultim edia QoS categories.ITU-T Study Group 12.

[8] Priyambudi, Henri O. 2013. Performansi Video On Demand (VOD) pada Virtual Private Network (VPN) Menggunakan Open VPN. Malang: Universitas Brawijaya.

Gambar

TABEL 1 ALOKASI PEMBAGIAN BANDWIDTH PADA SISTEM  MANAJEMEN BANDWIDTH DENGAN PRIORITAS ALAMAT IP
TABEL 2 PERBANDINGAN PACKET LOSS TEKNIK ANT RIAN  SIMPLE QUEUE DAN QUEUE TREE

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa peran Dinas PP dan PA adalah untuk menjaga melindungi anak dari tindak kekerasan dengan mengeluarkan beberapa program

Aplikasi ini dibuat karena pencatatan penjualan kain di PPC PT Timatex menggunakan Ms.Excel , dimana saat memasukkan data rawan terjadi kesalahan karena pengulangan

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif melalui kajian teoritis untuk menjelaskan pengintegrasian nilai-nilai budi pekerti dan sikap ilmiah dalam

Kesimpula yang didapat dari peelitian ini adalah, Variabel persepsi merek mewah dan citra merek secara parsial maupun bersama-sama (simultan) mempunyai

Kesesuaian hasil penelitian dengan teori dikarenakan secara teoritis apabila IPR menurun berarti telah terjadi penurunan surat berharga yang dimiliki oleh bank

Sesuai dengan pernyataan tersebut, perusahaan ESCI dalam menerapkan pembuatan konsep awal pada proyek perancangan taman Menteng Square di Jakarta telah menerapkan

Berdasarkan hasil penelitian di dapatkan dari 5 soal uraian yang diberikan berdasarkan indeks kesukaran tiap butir soal, siswa mengalami kesulitan pada tipe soal nomor 3 dan nomor

Sejak 1 Januari 2010, secara prospektif, untuk seluruh instrumen keuangan diukur pada biaya perolehan diamortisasi, aset keuangan dengan pendapatan bunga yang