IMPLEMENTASI PENGEMBANGAN KOMPETENSI INTI INDUSTRI DAERAH PALU. Oleh : WALIKOTA PALU

(1)

IMPLEMENTASI PENGEMBANGAN

KOMPETENSI INTI INDUSTRI DAERAH PALU

Oleh :

WALIKOTA PALU

H. RUSDY MASTURA

(2)

PENDAHULUAN

¾ KOTA PALU MERUPAKAN PUSAT INDUSTRI DAN

PERDAGANGAN DI SULAWESI TENGAH PERDAGANGAN DI SULAWESI TENGAH

¾ TERMINAL PRODUK BEBERAPA KOMODITI

UNGGULAN DI SULAWESI TENGAH UNGGULAN DI SULAWESI TENGAH

¾ PRODUKSI DAN EKSPOR BEBERAPA KOMDITI

GG S S G G

UNGGULAN SULAWESI TENGAH MENINGKAT DARI TAHUN KE TAHUN

¾ SARANA DAN PRASARANA PENUNJANG

LISTRIK

PELABUHAN

(3)

KERANGKA KEBIJAKAN

PEMERINTAH KOTA PALU

O

U

PROGRAM PEMBANGUNAN NASIONAL

PENDIDIKAN KESEHATAN

KEBIJAKAN PMBANGUNAN INDUSTRI NASIONAL

10 KLASTER INDUSTRI INTI (KAKAO PENDIDIKAN, KESEHATAN,

PENANGGULANGAN KEMISKINAN PENINGKATAN KESEMPATAN

KERJA, INVESTASI DAN EKSPOR

10 KLASTER INDUSTRI INTI (KAKAO, ROTAN, MAKANAN OLAHAN,

KERJAINAN Dll.

VISI DAN MISI KOTA PALU

PROGRAM PEMBANGUNAN KOTA PALU

¾

¾ 24 PROGRAM STRATEGIS

¾ 12 PROG. STARTEGIS UNTUK PENGEMBANGAN KOMODITI UNGGULAN

1 DEREGULASI PERIZINAN 8 PENGUATAN SDM BERBASIS INDUSTRI 1. DEREGULASI PERIZINAN

2. PENEGAKAN HUKUM

3. TERJAMINAN KEAMANAN DAN KETERTIBAN MASYARAKAT

8. PENGUATAN SDM BERBASIS INDUSTRI DAN PERDAGANGAN

9. PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KAKAO DAN ROTAN

KETERTIBAN MASYARAKAT 4. REVIE TATA RUANG

5. PENCIPTAAN IKLIM USAHA KONDUSIF

DAN ROTAN

10. PEMANTAPAN DUNIA PENDIDIKAN, KERJASAMNA IPTEK DAN LITBANG PERG. TINGGI

11 PENGUATAN INSTITUSI MASYARAKAT 6. KERJASAMA ANTAR DAERAH

7. PENGEMBANGAN LEMBAGA KEUANGAN LOKAL

11. PENGUATAN INSTITUSI MASYARAKAT 12. PENGENTASAN KEMISKINAN,

(4)

KERANGKA KEBIJAKAN

PROGRAM PEMBANGUNAN NASIONAL PENANGGULANGAN KEMISKINAN PENINGKATAN KESEMPATAN KERJA,

KEBIJAKAN PMBANGUNAN INDUSTRI NASIONAL

10 KLASTER INDUSTRI INTI (6. Industri Barang INVESTASI DAN EKSPOR _{Kayu, termasuk ROTAN DAN BAMBU}

PROGRAM PEMBANGUNAN PROGRAM PEMBANGUNAN KOTA PALU

¾ 24 PROGRAM STRATEGIS

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN INDUSTRI KOTA PALU Æ INDUSTRI UNGGULAN LOKAL

INTI : ROTAN DAN KAKAO

PENUNJANG BAWANG GORENG KELAPA

¾ 12 PROG. KOMODITI

UNGGULAN

PENUNJANG : BAWANG GORENG, KELAPA TERPADU, RUMPUT LAUT, dll.)

VISI DAN MISI KOTA PALU PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI ROTAN DAN KAKAO

PENYERAPAN TENAGA KERJA

A A A A A A

PENGENTASAN KEMISKINAN

PENDAPATAN DAERAH DAN MASYARAKAT MENINGKAT

(5)

VISI KOTA PALU

Menjadikan Kota Palu Sebagai

KOTA PUSAT INDUSTRI DAN

PERDAGANGAN KAKAO SULAWESI

TENGAH DAN SENTRA INDUSTRI

ROTAN NASIONAL 2010

(6)

MISI KOTA PALU

 TATA PEMERINTAHAN YANG BAIK

 PENYEDIAAN DAN PENGEMBANGAN

INFRASTRUKTUR INFRASTRUKTUR

 PENCIPTAAN PELUANG PASAR

 PEMBANGUNAN MASYARAKAT INDUSTRI

BERBASIS AGAMAIS BERBASIS AGAMAIS

(7)

Hasil Core Compotention UI :

PENETAPAN KOMPOTENSI INTI DAERAH DALAM PENETAPAN KOMPOTENSI INTI DAERAH DALAM RANGKA PENINGKATAN UNGGULAN DAERAH

RANGKA PENINGKATAN UNGGULAN DAERAH

LIMA BESAR DUA SATU PRODUK LIMA BESAR PRODUK UNGGULAN PRODUK UNGGULAN PRIORITAS SATU PRODUK UNGGULAN FOKUS R t Rotan Kelapa Kakao Kayu Rotan Kayu Makanan Olahan (Bawang Goreng dan Rumput Laut

Rotan

Kakao ROTAN

dan Rumput Laut

(8)

KOMODITI INDUSTRI UNGGULAN

¾ ROTAN

¾ KAKAO INDUSTRI INTI

¾ KAKAO ¾ KELAPA TERPADU ¾ BAWANG GORENG

?

¾ BAWANG GORENG ¾ MAKANAN OLAHAN ¾ KERAJINAN

?

INDUSTRI PENUNJANG ¾ KERAJINAN

¾ RUMPUT LAUT PENUNJANG

 BAGIAN DARI 10 KLASTER INDUSTRI INTI DEPPERIND

 POTENSI CUKUP TINGGI

 PELUANG EKSPOR SANGAT BESAR

 INDUSTRI RUMAH TANGGA Æ BERSKALA BESAR  DAPAT MENYERAP TENAGA KERJA DALAM

(9)

ROAD MAP PENGEMBANGAN

KOMPETENSI INTI INDUSTRI

KOTA PALU

POTENSI PROGRAM PENGEMBANGAN INDUSTRI DAN POTENSI DAERAH INDUSTRI DAN PERDAGANGAN ROTAN DAN KAKAO DI KOTA

TARGET AKHIR

 SDM

 KOMODITI

UNGGULAN ¾PROGRAM STRATEGIS _PENGEMBANGAN

PALU  MENINGKATNYA MENINGKATNYA KUALITAS SDM KUALITAS SDM UNGGULAN  SARANA DAN PRASANARA PENDUKUNG PENGEMBANGAN KOMODITI UNGGULAN Æ12 ITEM PROGRAM STRATEGIS

¾PROGRAM PERIORITAS DAN KESEHATAN DAN KESEHATAN MASYARAKAT MASYARAKAT  TERBUKANYA TERBUKANYA LAPANGAN KERJA LAPANGAN KERJA

PENDUKUNG ¾PROGRAM PERIORITAS

BERORIENTASI PRODUK UNGGULAN LAPANGAN KERJA LAPANGAN KERJA BARU BARU  TERJADINYA TERJADINYA PENURUAN PENURUAN PENURUAN PENURUAN ANGKA ANGKA KEMISKINAN KEMISKINAN  MENINGKATNYA MENINGKATNYA PENDAPATAN PENDAPATAN MASYARAKAT MASYARAKAT

(10)

IMPLEMENTASI PENGEMBANGAN

KOMPETENSI INTI INDUSTRI

9 DILAKSANAKAN SECARA BERTAHAP

BERDASARKAN SKALA PERIORITAS

9 TAHAP PERTAMA : INDUSTRI ROTAN

TAHAP KEDUA

: INDUSTRI KAKAO

TAHAP KEDUA

: INDUSTRI KAKAO

TAHAP KETIGA

: INDUSTRI PENUNJANG

PEMBANGUNAN KAWASAN INDUSTRI

(Diresmikan Menteri Perindustrian R. I. Tgl 5 Maret 2008)

)

PENGEMBANGAN KAWASAN EKONOMI KHUSUS INDONESIA (KEKI)

(11)

KEGIATAN YANG TELAH

DILAKSANAKAN

KOMODITI ROTAN

¾ Pembukaan Kria Rotan pada SMK Negeri 5 Palu sejak

tahun 2006

¾ Pendirian UPT Rotan

¾ Pendirian Pusat Pengembangan Industri Rotan Terpadu

(PPIRT)

¾ Pembentukan KOPINKRA Rotan

¾ Pembentukan dan Pembinaan Kelompok tani rotan ¾ Pembentukan dan Pembinaan Pengrajin Rotan

¾ Pelatihan Instruktur Rotan

¾ Kerjasama dengan Pemerintah Jawa Barat dan Jawa

Ti

Timur

¾ Kerjasama dengan Pengusaha Rotan di Cirebon dan

Surabaya Surabaya

(12)

KOMODITI KAKAO

¾ Pelatihan industri pengolahan kakao skala

rumah tangga dan SMK Neg 1 Palu rumah tangga dan SMK Neg. 1 Palu

¾ Penyiapan Laboratotium Penelitian Kakao ¾ Investasi Industri pengolahan kakao

¾ Pembinaan dan pengembangan budidaya kakao ¾ Pembinaan dan pengembangan budidaya kakao

jenis unggul

KOMODITI KELAPA TERPADU

¾ P l tih i d t i l h k l t d

¾ Pelatihan industri pengolahan kelapa terpadu ¾ Industri pengolahan VCO

(13)

KOMODITI RUMPUT LAUT

¾ Pelatihan industri rumput laut skala rumah tangga ¾ Pembinaan petani rumput laut

¾ Pembukaan kria rumput laut di SMK Negeri 6 p g Palu

¾ Pengadaan mesin peralatan pengolahan makanan ¾ Pengadaan mesin peralatan pengolahan makanan

berbahan rumput laut dari Depperin tahun 2008

KOMODITI BAWANG GORENG (Sudah

M

di i)

Mandiri)

¾ Pelatihan industri pengolahan bawang goreng ¾ Pembinaan petani bawang goreng

¾ Ek b

(14)

KERAJINAN LAINNYA

¾ Pelatihan dan pembinaan kerajinan batik p j bomba

¾ Pelatihan dan pembinaan kerajinan gerabah ¾ Pelatihan dan pembinaan kerajinan gerabah ¾ Pelatihan dan pembinaan kerajinan kayu,

(15)

PENGEMBANGAN KOMPETENSI

INTI UTAMA

INDUSTRI ROTAN

PPIRT

PUSAT PENGEMBANGAN

INDUSTRI ROTAN TERPADU

Diresmikan oleh

MENPERIN

UPT ROTAN

KOPINKRA

MENPERIN tgl 5 Maret 2008

SMK ROTAN

UPT ROTAN

KOPINKRA

ROTAN

(16)

PERMASALAHAN

¾ REGULASI PERDAGANGAN ROTAN (PERMEN

12/2005, SK GUB. SULTENG No.503/2005 dan 12/2005, SK GUB. SULTENG No.503/2005 dan PERIZINAN PENGAMBILAN ROTAN)

¾ KUALITAS SDM ¾ KUALITAS SDM

¾ KUALITAS PRODUK

¾ EKONOMI BIAYA TINGGI ¾ EKONOMI BIAYA TINGGI ¾ PERMODALAN

(17)

ROAD MAP

PENGEMBANGAN

INDUSTRI ROTAN

POTENSI

DAERAH PROGRAM UTAMA TARGET AKHIR

 SDM

DAERAH

¾ SOSIALISASI DAN PENYUSUNAN

PROGRAM AKSI ¾ MENJALIN KERJASAMA  TERBUKANYA TERBUKANYA LAPANGAN KERJA LAPANGAN KERJA BARU BARU  KOMODITI UNGGULAN  (INTI DAN ¾ MENJALIN KERJASAMA KEMITRAAN (PEMERINTAH PUSAT, DAERAH PENGHASIL BAHAN BAKU, DAERAH

INDUSTRI DAN ASOSIASI)

BARU BARU  MENINGKATNYA MENINGKATNYA INVESTASI INVESTASI  MENINGKATNYA MENINGKATNYA EKSPOR PRODUK EKSPOR PRODUK  (INTI DAN PENUNJANG)  SARANA DAN PRASANARA

INDUSTRI DAN ASOSIASI)

¾ PENGEMBANGAN SDM (SMK

ROTAN DAN DIKLAT)

¾ PEMBINAAN KELEMBAGAAN EKSPOR PRODUK EKSPOR PRODUK ROTAN ROTAN  TERJADI TERJADI PENGENTASAN PENGENTASAN KEMISKINAN KEMISKINAN PRASANARA PENDUKUNG G

¾ PENGEMBANGAN DESAIN DAN

KUALITAS PRODUK

¾ PENGEMBANGAN SARANA DAN

PRASARANA KEMISKINAN KEMISKINAN  MENINGKATNYA MENINGKATNYA PENDAPATAN PENDAPATAN MASYARAKAT MASYARAKAT PRASARANA

¾ PROMOSI DAN PENETRASI

PASAR

¾ PENGKAJIAN KEBIJAKANA DAN

KUALITAS BAHAN BAKU/PRODUK

¾ MONEV DAN AUDIT SECARA

BERKALA

VISI KOTA PALU TERCAPAI

(18)

TUJUAN

UJU

TUJUAN JANGKA PANJANG

MENJADIKAN KOTA PALU SEBAGAI SENTRA

PRODUKSI BAHAN BAKU ROTAN DAN PUSAT

PENGEMBANGAN IKM MEBEL ROTAN DI

INDONESIA MELALUI KERJASAMA DENGAN

INDUSTRI ROTAN DI PULAU JAWA

(19)

TUJUAN JANGKA PENDEK

MENDIRIKAN PUSAT PENGOLAHAN BAHAN BAKUROTAN MENDIRIKAN PUSAT PENGOLAHAN BAHAN BAKUROTAN DAN PENGEMBANGAN IKM MEBEL ROTAN DI INDONESIA DAN PENGEMBANGAN IKM MEBEL ROTAN DI INDONESIA DAN PENGEMBANGAN IKM MEBEL ROTAN DI INDONESIA DAN PENGEMBANGAN IKM MEBEL ROTAN DI INDONESIA SERTA UNIT

SERTA UNIT--UNIT PELAKSANATEKNIS DALAM WILAYAH UNIT PELAKSANATEKNIS DALAM WILAYAH KOTA PALU

KOTA PALU

 MENINGKATKAN KETERAMPILAN MASYARAKAT MENINGKATKAN KETERAMPILAN MASYARAKAT DALAM PENGOLAHAN INDUSTRI ROTAN

DALAM PENGOLAHAN INDUSTRI ROTAN

 MEMBUKA LAPANGAN PEKERJAAN BARU MELALUI MEMBUKA LAPANGAN PEKERJAAN BARU MELALUI

PEMBENTUKAN KELOMPOK WIRA USAHA BARU (WUB) PEMBENTUKAN KELOMPOK WIRA USAHA BARU (WUB) YANG TERSEBAR PADA EMPAT KEC DALAM WILAYAH YANG TERSEBAR PADA EMPAT KEC DALAM WILAYAH YANG TERSEBAR PADA EMPAT KEC. DALAM WILAYAH YANG TERSEBAR PADA EMPAT KEC. DALAM WILAYAH KOTA PALU

KOTA PALU

 MENINGKATKAN VOLUME PRODUKSI ROTAN JADI DIMENINGKATKAN VOLUME PRODUKSI ROTAN JADI DI

 MENINGKATKAN VOLUME PRODUKSI ROTAN JADI DI MENINGKATKAN VOLUME PRODUKSI ROTAN JADI DI SULAWESI TENGAH.

SULAWESI TENGAH.

 MENINGKATKAN VOLUME EKSPOR BAHAN JADI ROTAN MENINGKATKAN VOLUME EKSPOR BAHAN JADI ROTAN DARI SULAWESI TENGAH

DARI SULAWESI TENGAH

 MEMBINA KERJASAMA INTENSIF DENGAN STAKEMEMBINA KERJASAMA INTENSIF DENGAN

STAKE--HOLDERS DALAM PERDAGANGAN ROTAN, TERUTAMA HOLDERS DALAM PERDAGANGAN ROTAN, TERUTAMA INDUSTRI ROTAN DI PULAU JAWA

(20)

SASARAN KEGIATAN

SASARAN IDEAL

¾ MERUMUSKAN PROGRAM KEGIATAN INDUSTRI ¾ MERUMUSKAN PROGRAM KEGIATAN INDUSTRI

ROTAN DI KOTA PALU

¾ MERUMUSKAN KEBIJAKAN DALAM ¾ MERUMUSKAN KEBIJAKAN DALAM

IMPLEMENTASI KEGIATAN INDUSTRI ROTAN DI KOTA PALU

SASARAN OPERASIONAL

¾ INDUSTRI ROTAN BERKEMBANG SECARA

BERTAHAP DARI TAHUN KE TAHUN

¾ PEMANFAATAN BAHAN BAKU ROTAN SECARA

BERTAHAP BERDASARKAN PRINSIP SUSTAINEBLE

FOREST MANAGEMENT (SFM) FOREST MANAGEMENT (SFM)

¾ PENINGKATAN PEMANFAATAN TEKNOLOGI

DALAM UPAYA PENINGKATAN DAYA SAING DALAM UPAYA PENINGKATAN DAYA SAING (KUALITAS) PRODUK

(21)

SASARAN OPERASIONAL (L

j

)

SASARAN OPERASIONAL (Lanjutan)

¾ TERBENTUKNYA PUSAT INDUSTRI DAN

PERDAGANAN ROTAN DI KOTA PALU Æ PENGEMBANGAN KE DAERAH-DAERAH PENYANGGA

PENYANGGA

¾ PENINGKATAN EKSPOR ROTAN SECARA BERTAHAP ¾ TUMBUH DAN BERKEMBANGNYA WUB Æ

¾ TUMBUH DAN BERKEMBANGNYA WUB Æ

PENYERAPAN TENAGA KERJA MENINGKAT

¾ PENDAPATAN MASYARAKAT MENINGKAT Æ ¾ PENDAPATAN MASYARAKAT MENINGKAT Æ

PENINGKATAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

¾ MENINGKATNYA KUALITAS SDM DAN TARAF ¾ MENINGKATNYA KUALITAS SDM DAN TARAF

(22)

STRATEGI UMUM IMPLEMENTASI

PENGEMBANGAN KOMPETENSI INTI

INDUSTRI DI KOTA PALU

MENINGKATKAN INDUSTRI KECIL DAN

MENENGAH YANG DITOPANG OLEH

INDUSTRI BERSKALA BESAR MELALUI

PENDEKATAN

KLASTER INDUSTRI

(23)

STRATEGI IMPLEMENTASI

¾ MEMBANGUN KLASTER INDUSTRI ROTAN SECARA BERTAHAP SESUAI KEMAMPUAN SDM YANG

DIMILIKI DIMILIKI.

¾ MEMBANGUN ALIANSI/KERJASAMA DENGAN

KELOMPOK RETAIL DAN WHOLE SALER SEHINGGA MENINGKATKAN PANGSA PASAR DI PASAR

NASIONAL INTERNASIONAL

¾ MENINGKATKAN KEMAMPUAN UNTUK

MEMPRODUKSI HIGH QUALITY PRODUCT DAN MEMBANGUN KEMAMPUAN “DISAIN PRODUK” MEMBANGUN KEMAMPUAN DISAIN PRODUK ¾ MENINGKATKAN NILAI TAMBAH DI SEPANJANG

RANTAI NILAI, YANG SEKALIGUS MENINGKATKAN RANTAI NILAI, YANG SEKALIGUS MENINGKATKAN PENDAPATAN PETANI ROTAN

BERDASARKAN STRATEGI UMUM DAN STRATEGI IMPLEMENTASI Æ STRATEGI IMPLEMENTASI

(24)

STRATEGI PNGEMBANGAN INDUSTRI

KLASTER ROTAN

Æ

MEBEL ROTAN

KLASTER ROTAN Æ

MEBEL ROTAN

DAERAH PENGHASIL BAHAN BAKU ROTAN

DAERAH

PRODUSEN/PEMASAR

PASAR EKSPOR

INTERMEDIATE PRODUCT (PETRIT POLES CORE

BAHAN BAKU ROTAN

PRODUKSI ROTAN PROSES AWAL PRODUK AKHIR

(PETRIT, POLES CORE, DLL) ROTAN AWAL ROTAN PASAR DALAM NEGERI (Furniture Rotan)

Pogram dan kegiatan :

Sosialisasi dan penyusunan program aksi Menjalin kerjasama kemitraan

Pengembangan dan pembinaan kelembagaan Pengembangan desain dan kualitas produk Pengembangan sarana dan prasarana

Promosi dan penetrasi pasar Pengkajian kebijakan dan kualitas bahan baku/produk

NEGERI

Roadmap

Pengembangan dan pembinaan SDM

I II _III

g g p produksi

p

MONEV, pendampingan dan koordinasi

Roadmap

Keterangan :

I. Industri intermediate product tumbuh didaerah penghasil bahan baku II. Industri finished product tumbuh di daerah penghasil bahan baku III. Produk sudah dapat diekspor oleh daerah penghasil bahan baku

(25)

KETERKAITAN PEMERINTAH DAN PENYEDIA JASA

DALAM PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI ROTAN DALAM PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI ROTAN

PEMERINTAH PUSAT: FORUM DAYA SAING: W khi G

PEMERINTAH DAERAH: Di P i d k PM Deprin, Depdag, Dephut Workhing Group,

Faslititasi Klaster

Dinas Perindagko-PM Dinas Kehutanan

PROSES _Ekspor PASAR BAHAN BAKU ROTAN PROSES LANJUT Fetrit, Poles Core PROSES AWAL (Sortir, Pembersihan Penggorengan INDUSTRI FURNITURE ROTAN LUAR NEGERI PASAR Ekspor-tir PASAR DALAM NEGERI Distri-butor

Lembaga Litbang / PT:_g _g JASA: ASOSIASI: BBKPK, Puslitbangtek Hasil Hutan,

UNTAD, UI, IPB, Pusat Desain, Lembaga Sertifikasi ISO 9000 dan 14000

Transportasi, Bank, Asuransi

APRI, APRASI, ASMINDO

(26)

KETERKAITAN ANTAR STAKEHOLDERS DALAM PENGELOLAAN ROTAN PENGELOLAAN ROTAN DINAS PERINDAGKOP-PM PPIRT DINAS KEHUTANAN PENDAMPING PUSAT/LOKAL UPT ROTAN SMK ROTAN

KOPERASI UNIT DESA DAN KOPINKRA

ASOSIASI

(APRI, APRASI dan ASMINDO)

PETANI PEDAGANG _INDUSTRI _PENG _INDUSTRI PEDAGANG

PETANI PENGUMPUL ROTAN PEDAGANG PENGUMPUL/ PERANTARA INDUSTRI ROTAN ½ JADI PENG-RAJIN ROTAN INDUSTRI ROTAN JADI PEDAGANG ROTAN JADI EKSPOR-TIR

Komponen dalam kendali PPIRT

BAHAN BAKU ROTAN

Hubungan fungsional Komponen dalam koordinasi

Asosiasi PPIRT

(27)

PROGRAM INDUK KEGIATAN

 SOSIALISASI DAN PENYUSUNAN PROGRAM AKSI Æ 4 KEGIATAN

4 KEGIATAN

 MENJALIN KERJASAMA KEMITRAAN Æ 3 KEGIATAN  PENGEMBANGAN SDM Æ 8 KEGIATAN

 PEMBINAAN KELEMBAGAAN Æ 6 KEGIATAN

 PENGEMBANGAN DESAIN DAN KUALITAS PRODUK Æ 4 KEGIATAN

 PENGEMBANGAN SARANA DAN PRASARANA Æ 3 KEGIATAN  PENGEMBANGAN SARANA DAN PRASARANA Æ 3 KEGIATAN  PROMOSI DAN PENETRASI PASAR Æ 4 KEGIATAN

 PENGKAJIAN KEBIJAKANA DAN KUALITAS BAHAN BAKU/PRODUK Æ 5 KEGIATAN

 MONEV DAN AUDIT SECARA BERKALA Æ 5 KEGIATAN  MONEV DAN AUDIT SECARA BERKALA Æ 5 KEGIATAN

JUMLAH KEGIATAN SEBANYAK 38 ITEM

(28)

RENCANA KEGIATAN 2007-2011

TAHUN No.

PROGRAM BENTUK KEGIATAN

07 08 09 10 11

1 2 3 4 5 6 7 8

Melakukan seminar dan lokakarya rencana pengembangan industri dan perdagangan rotan di Kota Palu

Melakukan sosialisasi ke Instansi terkait dan

1. Sosialisasi dan

penyusunan program aksi

Melakukan sosialisasi ke Instansi terkait dan stakeholders lainnya

Melakukan presentasi pada Kantor

Kementrian Perindustrian dan Perdagangan Melakukan kunjungan ke pusat industri rotan di Cirebon dan Jawa Timur

Membangun kemitraan dengan industri rotan di Pulau Jawa (Surabaya dan Cirebon) dalam 2. Menjalin

Kerjasama di Pulau Jawa (Surabaya dan Cirebon), dalam

hal:

9 Pengembangan disain dan produk

bersama

9 Penyediaan instruktur

9 Tempat pemagangan

9 Pemasaran bersama

Membina kerjasama dengan Perguruan Tinggi Kerjasama Kemitraan dengan berbagai stakeholders dalam industri dan perdagangan rotan j g g gg dalam hal : 9 Pengkajian kebijakan

9 Penelitian kualitas bahan baku dan produk 9 Pengembangan disain dan pemasaran

Membina kerjasama dengan Asosiasi seperti APRI, APRASI dan ASMINDO dalah hal : 9 Pemasaran produk rotan

9 Promosi dan penetrasi pasar 9 Pembinaan SDM

9 Pembinaan petani

Mendirikan Sekolah Menengah Kerajinan Rotan (Kria Rotan)

Pelatihan calon instuktur

Pelatihan calon teknisi dan oprator 3. Pengembangan

Sumber Daya Manusia

Pemagangan calon pengrajin

Pelatihan pengembangan disain dan kualitas produk

Pelatihan majemen industri dan pemasaran bagi anggota kelompok WUB

Pelatihan dan pembinaan petani dan pengumpul rotan

Studi banding ke pusat industri rotan di Cirebon dan Gresik

Pembentukan dan pembinaan UPT rotan Pengadaan dana operasional UPT

Pembentukan kelompok WUB bidang rotan Pembinaan dan pengembangan kelompok WUB

4. Pembinaan dan

Pengembangan Kelembagaan

WUB

Pembentukan dan pembinaan unit usaha produksi dan pemasaran

Pembentukan dan pembinaan kelompok tani rotan

(29)

Membina kerjasama kemitraan (kolaboratif) dengan industri di Pualu Jawa dalam hal disain dan kualitas produk secara bersama Melakukan pelatihan tenaga ahli bidang disain 5. Pengembangan

disain dan kualitas produk

Melakukan pelatihan tenaga ahli bidang disain dan kualitas produk

Melakukan seminar dan lokakarya

pengembangan disain dan kualitas produk Menerapkan standar kualitas bahan baku dan produk dan pengawasannya secara konsisten dengan pendekatan TQM

dengan pendekatan TQM

Membangun pusat pengembangan industri dan perdagangan rotan di KIPA

Pengadaan mesin-mesin produksi dan peralatan pendukungnya

6. Pengembangan sarana dan

prasarana produksi

Membangun workshop dan sow room produk rotan

rotan

Melakukan seminar dan lokakarya pengembangan pemasaran rotan secara nasional

Melakukan pameran bersama dengan industri rotan di Pulau Jawa secara berkala (Lokal, Nasional dan Internasional)

7. Promosi dan

penetrasi pasar

Nasional dan Internasional)

Melakukan promosi dagang secara bersama dengan indutsri rotan di Pulau Jawa melalui kedutaan besar di luar negeri

Mendirikan sow room produk rotan pada beberapa pusat perdagangan di Indonesia

M l k k k ji i k bij k

8 P k ji Melakukan pengkajian mengenai kebijakan

industri dan perdagangan rotan di Kota Palu Melakukan penelitian mengenai kualitas bahan baku dan bahan baku alternatif dari rotan bukan favorit

Melakukan penelitian mengenai teknik

8. Pengkajian

kebijakan dan kualitas bahan baku/produk

pengawetan rotan ramah lingkungan Melakukan penelitian mengenai kualitas disain dan produk rotan

Melakukan seminar dan diseminasi hasil-hasil penelitian rotan

Melakukan kegiatan monitoring dan evaluasi

9. MONEV dan g g

Melakukan kegiatan pelaporan secara berkala Merumuskan perbaikan program dan tindak lanjut hasil MONEV

Pendampingan

Melakukan kegiatan pendampingan secara berkesinambungan

Melakukan kegiatan koordinasi dengan Melakukan kegiatan koordinasi dengan pemerintah pusat (Dept. Perindustrian dan Dept. Perdagangan

(30)

LUARAN PROGRAM

 TERBANGUNNYA SEBUAH LEMBAGA PUSAT TERBANGUNNYA SEBUAH LEMBAGA PUSAT PENGOLAHAN DAN PENGEMBANGAN ROTAN PENGOLAHAN DAN PENGEMBANGAN ROTAN INDONESIA YANG BERSKALA NASIONAL

INDONESIA YANG BERSKALA NASIONAL

 PENGOLAHAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK PENGOLAHAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK ROTAN INDONESIA

ROTAN INDONESIA

 TERBENTUKNYA KELOMPOKTERBENTUKNYA KELOMPOK--KELOMPOK WIRA KELOMPOK WIRA USAHA BARU SEBAGAI BASIS PEMBINAAN

USAHA BARU SEBAGAI BASIS PEMBINAAN EKONOMI KERAKYATAN

EKONOMI KERAKYATAN

 TERBUKANYA LAPANGAN KERJA DAN USAHA BARU TERBUKANYA LAPANGAN KERJA DAN USAHA BARU BAGI MASYARAKAT KOTA PALU

BAGI MASYARAKAT KOTA PALU

 MENINGKATNYA PENDAPATAN PENDAPATANMENINGKATNYA PENDAPATAN PENDAPATAN

 MENINGKATNYA PENDAPATAN PENDAPATAN MENINGKATNYA PENDAPATAN PENDAPATAN MASYARAKAT

MASYARAKAT

VISI DAN MISI KOTA PALU BERHASIL

(31)

INDIKATOR KEBERHASILAN

UNTUK MENGUKUR KEBERHASILAN PROGRAM KEGIATAN INI DIGUNAKAN INDIKATOR:

¾ JUMLAH TENAGA TERAMPIL MENINGKAT DARI TAHUN KE

TAHUN

¾ JUMLAH WIRA USAHA BARU BIDANG INDUSTRI ROTAN

MENINGKAT SEBESAR MINIMAL 5 % / TAHUN

¾ PENYERAPAN TENAGA KERJA DALAM BIDANG INDUSTRI ¾ PENYERAPAN TENAGA KERJA DALAM BIDANG INDUSTRI

ROTAN MENINGKAT SEBESAR 5 % / TAHUN

¾ PRODUKTIVITAS PRODUK ROTAN MENINGKAT MINIMAL

7% / TAHUN

¾ KUALITAS DESAIN DAN FINISING PRODUK ROTAN

MENINGKAT SEIRING DENGAN PERMINTAAN PASAR MENINGKAT SEIRING DENGAN PERMINTAAN PASAR

¾ PENDAPATAN SETIAP KOMPONEN MATA RANTAI

PERDAGANGAN ROTAN MENINGKAT, TERUTAMA PETANI DAN PENGRAJIN

(32)

JAMINAN AKUNTABILITAS DAN

TRANSPARANSI

UNTUK MENJAMIN AKUNTABILITAS EFISIENSI EFEKTIVITAS UNTUK MENJAMIN AKUNTABILITAS, EFISIENSI, EFEKTIVITAS DAN TRANSPARANSI PELAKSANAAN PROGRAM KEGIATAN, AKAN DILAKUKAN LANGKAH-LANGKAH SBB.:

A. PEMBENTUKAN TIM PENDAMPING (PUSAT DAN DAERAH) B. PEMBENTUKAN TIM AUDIT INTERNAL DAN EKSTERNAL C. MELAKUKAN KEGIATAN RUTIN BERUPA:

9 MONITORING DAN EVALUASI

9 BIMBINGAN DAN PENDAMPINGAN

9 PENYUSUNAN LAPORAN BERKALA KEGIATAN MONEV

9 S O G

9 PENYUSUNAN LAPORAN BERKALA KEGIATAN

PENDAMPINGAN

9 PENYUSUNAN RENCANA TINDAK LANJUT HASIL MONEV

DAN PENDAMPINGAN

9 AUDIT KINERJA DAN FINANSIAL 9 EKSPOS HASIL MONEV DAN AUDIT 9 EKSPOS HASIL MONEV DAN AUDIT

(33)