• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN FUNGSI KELUARGA DENGAN PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI IUD DAN NON IUD PADA AKSEPTOR KB NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HUBUNGAN FUNGSI KELUARGA DENGAN PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI IUD DAN NON IUD PADA AKSEPTOR KB NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN FUNGSI KELUARGA DENGAN PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI IUD DAN NON IUD PADA AKSEPTOR KB

NASKAH PUBLIKASI

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Kedokteran

Diajukan Oleh : Alfi Nurmas Sitta

J500110041

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2015

(2)
(3)

1 ABSTRACT

THE RELATIONSHIP OF FAMILY FUNCTION WITH SELECTION OF CONTRACEPTIVES IUD AND NON IUD TO THE ACCEPTOR KB Alfi Nurmas Sitta, Anika Candrasari, Muhammad Shoim Dasuki

Fakultas Kedokteran, Universitas Muhammadiyah Surakarta

Background: The public comprehension that Family Planning (KB) is only women’s problem, it indicated less healthy family functioning. Syringe contraceptives is more public interest than IUD (Intra Uterine Device) which have high effectiveness. Selection of contraception is a health’s problem that can be influenced by family function.

Purpose: The purpose of this research is analyze relationship of family function with selection of contraceptives IUD and Non IUD to the acceptor KB.

Method: This research is an analytic observational with cross sectional approachment. It was performed on acceptor KB at Maternity Hospitals and Pusdiklat Migas Cepu Clinic on January 5th-31th 2015. The amount sample was used in 49 samples with simple random sampling. The data was collected by questionnaire and medical record. Data analysis was using with chi-square.

Result: The respondents who have healthy family function chose IUD in 10 respondents (20,41%) and Non IUD’s 16 respondents (32,65%), less healthy family function chose IUD in 10 respondents (20,41%) and Non IUD’s 16 respondents (12,24%), unhealthy family function chose IUD in 6 respondents (12,24%) and Non IUD’s 6 respondents (12,24%). Result of statistic chi-square = 8.597 and p value= 0.014.

Conclusion: There is a relationship of family function with selection of contraceptives IUD and Non IUD to the acceptor KB.

Keywords: Family function, contraceptives, IUD.

Pendahuluan

Peningkatan jumlah penduduk merupakan salah satu permasalahan global yang muncul di dunia. Jumlah penduduk yang besar tanpa disertai

kualitas yang memadai, akan menjadi beban pemerintah. Selama rentang tahun 2000-2010 Indonesia mengalami kenaikan jumlah penduduk sebesar 1,49% per tahun (BKKBN, 2013).

(4)

2 Upaya pemerintah untuk menekan

peningkatan jumlah penduduk, salah satunya dengan Keluarga Berencana (KB). KB memiliki visi untuk “mewujudkan Keluarga Berkualitas tahun 2015”. Salah satu strategi dari pelaksanaan program KB terdapat dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2010-2014 berupa penggunaan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) seperti IUD (Intra Uterine Device), implant (susuk) dan sterilisasi. Alat kontrasepsi menurut program nasional yang memiliki efektifitas tinggi adalah IUD (BKKBN, 2011; Yuhedi et al). Di Provinsi Jawa Tengah alat kontrasepsi terbanyak digunakan adalah suntik (54,20%) pada tahun 2011, kemudian menurun (0,20%) pada tahun 2012, sedangkan IUD salah satu MKJP yang sedikit menimbulkan keluhan mengalami peningkatan

(2,30%). Data di RB-BP Pusdiklat Migas Cepu tahun 2013 menunjukkan kunjungan dari akseptor KB dalam satu tahun penggunaan kontrasepsi terbanyak adalah IUD (DINKES JATENG, 2013).

Anggota keluarga memiliki peran dalam memotivasi masalah kesehatan. Pemilihan alat kontrasepsi IUD dan Non IUD merupakan masalah kesehatan, dan keluarga memiliki kemungkinan untuk dipengaruhi dan mempengaruhi anggota keluarga (Prasetyawati, 2010).

Pemahaman tentang KB sebagian besar masih berkonotasi hanya masalah kaum wanita saja. Peran suami (52%) lebih rendah dibandingkan dengan pengaruh orang lain (55%). Peran suami yang kurang sedangkan pengaruh orang lain yang lebih besar dibandingkan pengaruh dari anggota keluarga sendiri menunjukan adanya

(5)

3 permaslahan dalam fungsi keluarga.

Dalam penelitian Titik Kurniawati (2011) peran suami sangat kurang dan masih ada anggapan KB adalah masalah wanita.

Dari permasalahan diatas didapat apakah ada hubungan fungsi keluarga dengan pemilihan alat kontrasepsi IUD dan Non IUD pada akseptor KB. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan fungsi keluarga dengan pemilihan alat kontrasepsi IUD dan Non IUD pada akseptor KB.

Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional dimana observasi atau pengukuran variabel sekali dan sekaligus pada waktu yang sama. Populasi ialah akseptor KB yang yang melakukan kunjungan di RB-BP Pusdiklat Migas Cepu dari Januari s/d

Desember 2013 yang berjumlah 114 akseptor. Sampel ialah akseptor KB yang berjumlah 49 responden di RB-BP Pusdiklat Migas Cepu. Penelitian ini dilaksanakan sejak tanggal 5-31 Januari 2015.

Pengambilan sampel dengan menggunakan rumus:

Keterangan: n = Besar sampel, Zα= Deviat baku alfa (1,96), P= Proporsi penyakit/keadaan yang akan dicari (18%), Q= Tingkat ketepatan absolut yang dikehendaki (1-P).

Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cara simple random sampling. Prosedur penelitian yang dilakukan pertama adalah pengumpulan data responden yang dilakukan menggunakan kuesioner

(6)

4 yang berisi data-data mengenai

identitas responden, usia responden, fungsi keluarga (Family APGAR). Kemudian dilakukan pengamatan dalam pemilihan alat kontrasepsi IUD dan Non IUD melalui rekam medis. Analisis data yang digunakan adalah uji Chi-square. Batas kemaknaan yang digunakan adalah 0,05 (α=0,05). Bila α<0,05, maka Ho ditolak.

Hasil dan Pembahasan

Pada analisis univariat menghasilkan distribusi frekuensi dan

presentase dari karakteristik responden. Karakteristik responden yang menjadi sampel pada penelitian ini mencakup: usia, fungsi keluarga, dan alat kontrasepsi yang dipilih responden. Tabel 1 Menunjukkan kelompok usia responden sebagian besar berusia lebih dari 30 tahun sebanyak 37 responden (75,5%). Kondisi fungsi keluarga sebagian besar pada kondisi fungsi keluarga kurang sehat sebanyak 26 responden (53,1%). Alat kontrasepsi yang dipilih sebagian besar ialah IUD sebanyak 26 responden (53,1%).

Tabel 1. Distribusi karakteristik responden.

Karakteristik Frekuensi (f) Persentase (%)

Usia 20-30 12 24,5 > 30 Fungsi keluarga Sehat Kurang sehat Tidak sehat Alat kontrasepsi IUD Non IUD 37 11 26 12 26 23 75,5 22,4 53,1 24,5 53,1 46,9

(7)

5 Secara umum wanita pengguna alat

kontrasepsi terbanyak pada kelompok usia lebih dari 30 tahun. Kelompok usia paling banyak menggunakan alat kontrasepsi dalam penelitian yang dilakukan Oddens et al (1994) bahwa wanita usia kurang dari 25 tahun lebih banyak memilih alat kontrasepsi oral dan metode barier, sedangkan IUD dan sterilisasi lebih banyak dipilih dengan seiring lengkapnya anggota keluarga, yaitu pada usia 25 sampai 34 tahun. Kelompok usia 15 sampai 19 tahun dilaporkan tidak menggunakan metode kontrasepsi (Glasier et al, 2005).

Salah satu faktor yang dapat memepengaruhi pemilihan alat kontrasepsi adalah faktor usia yang berkaitan dengan perencanaan dalam penggunaan alat kontrasepsi. Terdapat tiga fase perencanaan berdasarkan usia, yaitu usia terlalu muda (<20 tahun) merupakan fase menunda kehamilan,

usia 20–30 tahun merupakan fase menjarangkan kehamilan, dan usia terlalu tua (>30 tahun) merupakan fase menghentikan kehamilan. Usia terlalu muda atau terlalu tua memiliki resiko tinggi dalam kehamilan. Usia teralalu muda sedang berada pada masa pertumbuhan, sehingga kondisi panggul masih relatif kecil. Usia terlalu tua banyak memiliki masalah kesehatan seperti hipertensi, diabetes mellitus, anemia, penyakit-penyakit kronis lain, sehingga dapat memicu terjadinya kelainan bawaan.

Kondisi fungsi keluarga yang kurang sehat sebanyak 26 responden (53,1%). Hal ini menunjukaan peran anggota keluarga masih rendah dalam memberikan dukungan serta penerimaan terhadap saran yang merupakan wujud adaptation dari fungsi keluarga, saling mengisi antara anggota keluarga yang merupakan

(8)

6 wujud parthnership masih rendah,

mendukung hal-hal yang dilakukan anggota keluarga yang merupakan wujud growth dari fungsi keluarga. Fungsi keluarga memiliki keterkaitan dalam menetukan pemilihan alat kontrasepsi. Hal tersebut dikarenakan fungsi keluarga mempengaruhi kesehatan. Keluarga memiliki kemungkinan untuk dipengaruhi dan mempengaruhi anggota keluarga lainnya. Anggota keluarga dapat dipengaruhi oleh faktor internal (perhatian, informasi, persepsi, dukungan, dan sebagainnya) dan faktor eksternal (adat istiadat, kepercayaan, kebiasaan masyarakat, dan sebagainnya) (Notoatmodjo, 2010). Ruang lingkup KB salah satunya berupa pelayanan kontrasepsi memiliki program dengan pendekatan keluarga yaitu program peningkatan ketahanan dan pemberdayaan keluarga. Kegiatan

yang dilakukan adalah meningkatkan kemitraan, meningkatkan kualitas lingkungan keluarga, memperdayakan ekonomi, saling berkomunikasi, bertukar informasi, memberi edukasi, dan pemberdayaan ketahanan keluarga (Yuhedi et al, 2013).

Alat kontrasepsi yang banyak dipilih adalah IUD sebanyak 26 responden (53,1%). Hal ini menunjukkan tingginya kesadaran akan penggunaan IUD. Hal ini berbeda dari hasil SDKI (2007) dalam BKKBN tahun 2010 bahwa terbanyak menggunakan Non IUD (82,2%). Pada SDKI (2012) dalam Profil Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah tahun 2013 alat kontrasepsi terbanyak adalah Non IUD yaitu suntik (31,9%). Penggunaan IUD di Amerika Serikat mengalami peningkatan. Hal ini dikarenakan IUD memiliki efektifitas tertinggi dalam menurunkan tingkat

(9)

7 Tabel 2. Hubungan fungsi keluarga dengan pemilihan alat kontrasepsi IUD dan

Non IUD pada akseptor KB Pemilihan Alat

Kontrasepsi

Fungsi Keluarga IUD Non IUD Total X2 P value

n % n % n % Sehat 10 20,41 1 2,04 11 22,45 8.597 0.014 Kurang Sehat 10 20,41 16 32,65 26 53,06 Tidak Sehat 6 12,24 6 12,24 12 24,49 Total 26 53,6 23 46,94 49 100

kehamilan remaja. Dalam program nasional IUD memiliki efektifitas tinggi (Susan et al, 2013; Yuhedi et al, 2013).

IUD merupakan MKJP yang menjadi lini pertama dalam penggunaan kontrasepsi pada kebanyakan wanita menurut American College of Obstetricians and Gynecologists. Pada wanita yang memiliki tingkat kesuburan yang sangat tinggi, penggunaan IUD dapat memberikan efektifitas yang lebih baik dibandingkan Non IUD. IUD dapat menurunkan tingkat kehamilan yang tidak diinginkan dengan jumlah

penggunaan IUD yang meningkat. Penelitian yang dilakukan oleh Winner et al (2012) di Amerika Serikat pada sejumlah wanita, dalam penggunaan kontrasepsi non-MKJP memiliki resiko dua kali lipat untuk terjadinya kegagalan penggunaan kontrasepsi, dibandingkan dengan (Lydia et al, 2011; McKay et al, 2013).

Hasil dari analisa bivariat pada tabel 2 menunjukkan kondisi fungsi keluarga sehat berjumlah 11 responden (22,45%) dengan proporsi terbanyak memilih IUD sebanyak 10 responden (20,41%) sedangkan Non IUD sebanyak 1 responden (2,04%). Fungsi

(10)

8 keluarga kurang sehat berjumlah 26

responden (53,06%) dengan proporsi memilih IUD lebih rendah dan lebih banyak memilih Non IUD sebanyak 16 responden (32,65%). Fungsi keluarga tidak sehat berjumlah 12 responden (24,49%) dengan proporsi memilih IUD serta Non IUD adalah seimbang, responden yang memilih IUD sebanyak 6 responden (12,24%) dan Non IUD 6 responden (12,24%). Perbedaan proporsi pada tingkat fungsi keluarga dengan memilih alat kontrasepsi IUD dan Non IUD secara statistik menunjukan hubungan yang signifikan. Dari hasil uji statistik chi square diperoleh nilai X2 = 8.597 (<X2 tabel =5.991 ) dan p value = 0,014 (< = 0,05) sehingga Ha diterima dan Ho ditolak, maka ada hubungan fungsi keluarga dengan pemilihan alat kontrasepsi IUD dan Non IUD pada akseptor KB.

Hasil analisis bivariat pada tabel 2 didapatkan fungsi keluarga sehat dengan proporsi terbanyak memilih alat kontrasepsi IUD, hal ini menunjukkan dukungan keluarga, motivasi keluarga, pengetahuan keluarga mengenai IUD mempengaruhi dalam mengambil keputusan untuk memilih IUD, sebaliknya fungsi keluarga yang sehat tetapi memilih Non IUD dikarenakan pengetahuan yang kurang dan tidak nyamanya dalam berhubungan seksual. Fungsi keluarga kurang sehat proporsi pemilihan IUD masih rendah karena kepedulian antar anggota keluarga yang jarang dalam hal adaptasi, kemitraan, dan pertumbuhan yang didukung oleh pengetahuan yang cukup dan kenyamanan, sebaliknya fungsi keluarga kurang sehat dan tidak sehat tetapi memilih IUD diakrenakan pengetahuan yang cukup tentang IUD.

(11)

9 Dalam keluarga yang memiliki

keputusan tertinggi adalah kepala keluarga yaitu suami. Suami memilliki peran dalam memberikan saran dalam suatu masalah keluarga, saling berbagi, saling mendukung kegiatan antar anggota keluarga, memberikan kasih sayang, dan kebersamaan. Faktor Pasangan yang merupakan bagian dari anggota keluarga memiliki peran dalam memotivasi masalah kesehatan seperti program KB dalam menentukan pemilihan alat kontrasepsi. Peran pasangan dan orang lingkungan dengan memberikan dukungan serta penerimaan terhadap saran yang merupakan wujud adaptation dari fungsi keluarga, saling mengisi antara anggota keluarga yang merupakan wujud parthnership, mendukung hal-hal yang dilakukan anggota keluarga yang merupakan wujud growth dari fungsi keluarga, menggambarkan kasih

sayang serta interaksi antar anggota keluarga yang mencerminkan affection dari fungsi keluarga, dan anggota keluarga puas dalam membagai waktu untuk bersama sebagai wujud resolve dari fungsi keluarga, akan meringankan masalah kesehatan (Hartanto, 2004; Prasetyawati, 2010).

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakuakan Bernadus et al (2013) di Puskesmas Jailolo bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara persetujuan pasangan dengan pemilihan alat kontrasepsi IUD. Perbedaan dari penelitian yang dilakukan Bernadus et al, penelitian ini klompok usia terbanyak dari pengguna alat kontrasepsi adalah usia lebih dari 30 tahun, sedangkan Bernadus et al usia terbanyak pada kelompok usia kurang dari 20 tahun.

Menurut Penelitian Desy Handayani (2010) dengan

(12)

10 menggunakan metode deskriptif,

menyatakan bahwa dalam pengambilan keputusan memilih alat kontrasepsi IUD dipengaruhi oleh faktor orang lain. Penelitian yang dilakukan Nomleni et al (2014) dengan teknik pengambilan sampling menggunakan purposive sampling juga menyatakan adanya pengaruh dukungan suami dalam menentukan pemilihan alat kontrasepsi IUD.

Kesimpulan

Terdapat hubuungan fungsi keluarga dengan pemilihan alat kontrasepsi IUD dan Non IUD pada akseptor KB di RB-BP Pusdiklat Migas Cepu tahun 2014

Saran

Pelayanan Kesehatan lebih ditujukan untuk memberikan KIE (Komunikasi, Informasi, Edukasi) bagi

akseptor dan keluarga, sehingga kontrasepsi IUD lebih diminati sebagai kontrasepsi yang efektif dan aman.

Daftar Pustaka

Bernadus J., Agnes M., Gresty M., 2013. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pemilihan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) bagi Akseptor KB di Puskesmas Jailolo. e-NERS, 1: 1-10.

BKKBN., 2011. Kajian Implementasi Kebijakan Penggunaan Kontrasepsi

IUD. Avilable at

http://www.bkkbn.go.id/litbang/pusna/ Data/PBb%20Diahedit.pdf. Accessed October 17th2014.

. 2013. Profil Kependudukan dan Pembangunan di Indonesia 2013.

Available at http://www.bkkbn.go.id/kependudukan /DITRENDUK/Profil%20Kependuduk an%20dan%20Pembangunan/Profil%2 0Kependudukan%20dan%20Pembangu nan20diPembangunan%20di%20Indon esia%20Tahun%202013.Pdf. Accessed Septemberr 9th2014.

.2013. Rencana Aksi Nasional Pelayanan Keluarga Berencana

2014-2015. Available at

http://www.gizikiadepkes.go.id/wp-content/uploads/dowloads/2014/01/RA N-PELAYANAN-KB.pdf. Accessed October 19th2014.

Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. 2013. Buku Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012. Semarang : Dinas Kesehatan Provinsi

(13)

11 Jawa Tengah. Available at

http://www.depkes.go.id. Accessed May 17th2014.

Glasier A., Ailsa G., 2005. Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi. Jakarta: EGC.

Hartanto H., 2004. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Kurniawati T., 2011. Studi Kualitatif Tentang Pengambilan Keputusan Dalam Pemilihan Metode Kontrasepsi Pada PUS di Kota Semarang. Dinamika Kebidanan.1.

Loretz L., 2005. Primary Care Tools for Clinicians: A Compendium of Forms, Questionnaires, and Rating Scales for Everyday Practice. Elsevier Mosby, 485.

Lydia E., Pace., Laura., Brigham and Women’s Hospital. 2011. Contraception in Primary Care- Embarcing the Institute of Medicine Challenge. N Engl J Med.

365:2438-2439. Available at

http://www.nejm.org/doi/full/10.1056/ NEJMc1109240. Accessed October 19th2014

McKay R., Lynne. 2013. An Emergency Contraception Algorithm Based on Risk Assessment. J Fam Plann Repord Health Care. 39: 201-6. Nomleni M., Ernawati., Rusni M., 2014. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pemilihan Alat Kontrasepsi Intra Uterine Device (IUD) pada Ibu Post Partum Normal di RSKD ibu dan Anak Siti Fatimah Makassar. Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis. 4: 2302-1721.

Notoatmodjo S., 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Prasetyawati A.E., 2010. Kedokteran Keluarga. Jakarta: PT Rineka Cipta. Susan., Katie., Diane., 2013. New York City Physicians’ Views of Providing Long-Acting Reversible Contraception to Adolescents. Annals of Family Medicine.11:2.

Winner B., Jeffrey. Peipert., Qiuhong Z., Christina B., Tessa M., Jenifer E., Gina M., 2012. Effectiveness of Long-Acting Reversible Contraception. N Engl J Med. 366:1998-2007. Available athttp://www.nejm.org/doi/full/10.1056 /NEJMoa1110855. Accessed October 19th2014.

Yuhedi L.T., Titik K., 2013. Buku Ajar Kependudukan dan Pelayanan KB. Jakarta: EGC.

Referensi

Dokumen terkait

Tingkat klasifikasi perkembangan desa berdasarkan data potensi desa terbagi menjadi tiga kelas, yaitu tinggi, sedang, dan rendah. Berdasarkan hasil skor yang telah

suatu aset liabilitas dalam transaksi teratur dipasar utama (atau pasar yang paling menguntungkan) pada tanggal pengukuran berdasarkan kondisi pasar saat ini

Termasuk dalam konteks permasalaan ini adalah melakukan estimasi secara Newton Raphson yang dilakukan untuk mengetahui parameter model non-linear khususnya fungsi Cobb-Douglas

Kejadian luar biasa yang diberikan kepada orang fasik yang mengaku sebagai wakil Tuhan dengan mengemukakan berbagai dalil untuk menguatkan kebohongannya.Menurut Ijma‟,

Berdasarkan nilai absorbansi DPPH, maka dapat diperoleh pula persentase aktivitas antioksidan dalam menghambat radikal bebas DPPH seperti yang disajikan pada Gambar 7..

LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

Oleh sebab itu, penulis mengucapkan puji dan syukur pertama kali kepada Tuhan Yesus Kristus atas kasih dan perlindunganNya sehingga penulis dapat menyelesaikan