• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sambutan dan Wawancara Presiden RI dg Petani pd Panen Raya Jagung, di Jatim, tgl. 10 Mar 2015 Jumat, 06 Maret 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Sambutan dan Wawancara Presiden RI dg Petani pd Panen Raya Jagung, di Jatim, tgl. 10 Mar 2015 Jumat, 06 Maret 2015"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

Sambutan dan Wawancara Presiden RI dg Petani pd Panen Raya Jagung, di Jatim,

tgl. 10 Mar 2015

Jumat, 06 Maret 2015

SAMBUTAN DAN WAWANCARA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA DENGAN PETANI

PADA

PANEN RAYA JAGUNG

DI

PONOROGO, JAWA TIMUR

TANGGAL 6 MARET 2015

Â

Assalamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakaatuh,

Bismillahirrahmaanirrahim,

alhamdulillahirabbil'alamin, wassholatu wassalamu ‘alaasraafil ambiyai

walmursalin, sayyidina wahabibina wasyafi'ina wamaulana Muhammadin wa'ala'alihi waashabihi ‘azmaiin amma ba'du,

(2)

Pak

Menteri, Pak Gubernur, Pak Bupati, serta Ibu dan Bapak sekalian seluruh warga Pulung, Ponorogo, ada yang Sukun? Sukun? Nggih.

Sae-sae sedanten? Sehat? Inggih. Meskipun, udanne gerimis-gerimis, tetapi niki berkah, nggih mboten? Wong tak tonton Jagunge juga gedhe-gedhe. Juga,

apa, hasile niku kalo, menopo? Sehektar pinten ton niku? Lima sampai enam ton? Lima

sampai enam ton? kering? Nggih? Wau dibisiki kalih Pak Ketua Perhutani, totalnya, lahannya ada tiga ribu? 3040. Berarti yen ping enam ton, berarti pun?

Akeh banget niki. Berarti kiro-kiro wolulas ewu, wolulas ewu ton, nggih? Ping, sak niki sak ton piro yo? Pinten? Tiga ribu nggih? Mboten enten? Kaleh ewu enem

atus? Kaleh ewu enem atus,

berarti pinten niku? Pun, mangpingke piambak.

Peripun, kadose, menopo, program niki diteruske mboten? Penyuwune nopo? Nyuwun bibit? Pupuk? Pun, ojo tambah neh, wis bibit, wis pupuk sik. Kulo tak tanglet Pak

Menteri Pertanian, niki nuyuwun bibit, kalih nyuwun pupuk; minta bibit

sama minta pupuk. Ini Pak Menteri dari Makassar, nggak, nggak bisa bahasa Jawa ini. Petani

minta bibit dan minta pupuk. Dijawab Pak Menteri aja.

Menteri Pertanian:

Tadi,

untuk Pak Gubernur, untuk Jawa Timur ada bantuan 93.000 hektar; gratis benih, gratis pupuk.

Presiden RI:

(3)

Niki di, nopo niki? Pak Menteri, tetapi yang

nanti, yang dikhususkan untuk di sini, Desa Sukun, kira-kira berapa?

Menteri Pertanian:

Ini

minimal bisa 1000 hektar.

Presiden RI:

1000

hektar ya, minimal. Niku gratis. Gratis tho Pak Menteri?

Gratis. Pupuknya gratis. Dicatet, bibitmya gratis, pupuknya gratis. Mangke mboten tekan meriki, panjenengan

ngendhiko kulo, nagih teng kulo, kulo tak nagih Pak Menteri. Nggih? Pun, janjiane ngoten. Niki ketemu ten meriki nggih meriki sik.

Pak

Menteri, dari berapa tadi? Yang diberikan ke sini hanya seribu. Mangke sisanya juga diberikan ke tempat yang lain, ngoten nggih? Mboten, tadi saya melihat hasil jagungnya

itu betul-betul sangat baik. Besar-besar, sangat baik, terawat. Inilah yang ingin kita kejar. Jangan sampai nggih,

ada lagi kita ini impor beras. Ampun, nggih?

(4)

Kita sudah

anu lho niki, sejak awal sudah ngomong tidak ada impor beras. Petani

tadi saya tanya di Jetis, "tidak ada impor beras, setuju?" Setuju! Pun dho setuju kabeh lho. Mangke kulo note, nggih, niki tak note lho. Tetapi mestine

yen pun mboten impor beras, itu artinya apa? Artinya semua petani harus bekerja keras meninglatkan produksinya.

Yang

biasanya lima ton, piye carane dadekke

enem ton - pitung ton. Ben munggah. Nggih tho? Nah, ning nggih mesti dho njaluk, "ning rabuk'e nggih lancar Pak". Kulo tak

ngoyak-oyak Pak Menteri Pertanian kalih Bu Menteri BUMN agar pupuknya sampai di petani itu bisa tepat waktu dan ada, lancar, nggak ada

masalah. Seperti yang dulu-dulu, keluhannya itu terus.

Kulo ngerti, nang endi-endi keluhanne pupuknya mboten lancar. Ngertos kulo, nggih. Niki yang pertama.

Kemudian

yang Jagung, nah, harga Jagung ini memang harus diperbaiki. Niki mangke jenengan

nanya, tanglet Tanya ke

Pak Menteri, biar yang njawab Pak Menteri, gentian. Jagungnya minta harganya naik, gimana

caranya?

Menteri Pertanian:

Jadi,

(5)

Sahabatku, Saudaraku, izin Bapak Presiden. Tadi minta kenaikan harga Jagung, semestinya kita menaikkan produktivitas. Dari kemarin di Demak kami panen sembilan ton. Kalau bisa di sini sembilan ton juga, jangan enam ton. Dan kita membantu benih dengan pupuk gratis itu kurang lebih 1000 hektar, untuk Jawa Timur 90 ribu hektar. Seluruh Indonesia, Bapak Presiden, satu juta hektar, seluruh Indonesia. Dan, ini terbesar sepanjang sejarah. Nggak

pernah ada bantuan sebesar ini, seperti ini.

Presiden RI:

Setuju?

Jadi gini,

Pak Menteri nangkep, menaikkan produktivitas niku nggih, artinya yen

sakniki, sak hektar mung enthuk limang ton, piye carane, dipupuk sing apik, dirawat sing apik, mangke dados wulung ton - sangang ton, seperti

tadi di Demak. Dadi

hasile munggah, meningkat. Yen

rego niki nggih, rego niku sakniki saingane kalih negara-negara yang lain. Nek negoro liane isoh dodol murah, kita kudu isoh dodol murah. Yen ora barange soko kono, melayu rene kabeh.

Kuncine, kuncinya di apa? Di

produktivitas setiap hektar itu harus naik. Itu kunci. Saya

berikan contoh, nggih? Beras. Beras niku impor, niku ming petang ewu, cobi? Baik yang dari mana, Vietnam, dari Thailand, mung sekawan ewu. Nggih mboten?

Lha yen mboten kita ndek, mlebu rene kabeh. Cubo? Nah, ngoten lho. Mulo kudu diunggahke supoyo sak hektar niku iso munggah, misalnya Beras. Biasane

limang ton, mbesok itu dadi wolu jagung, nggih ngoten? Memang sakniki saingane saingan petani-petani antarnegoro.

Jangan

kalah. Kita jangan kalah. Tanah kita lebih subur, lebih subur. Tak tonton teng Thailand, teng Vietnam juga lemahe yo biasa-biasa mawon

kok. Inggih? Nek mboten nanti barang-barang king mriko negbyuk mriki bahaya lho kita nanti. Oleh sebab itu, semuanya harus, per hektar itu harus naik. Kuncinya di situ.

(6)

Nek rego gabah, harga gabah

ini mau kita naikkan, harga gabah yang nanti dibeli oleh Bulog. Jagungnya nanti coba kita lihat saya tak, apa, rapat malih kalih Pak Menteri, nanti kita

berikan informasi agar bisa juga terdongkrak naik. Karena memang kita ini kalau

panen mesti panen barengan ngoten lho, guyub, barengan. Angger ra ono, nggih ra ono. Regone munggah

ning barange ra ono. Ning angger pas panen barengan, mboten ten, pundi niki, ten Pulung thok, sak Indonesia niku. Kuabeh bareng, sak Jowo kuabeh bareng.

Lha yen barange mbludak, akhire nopo? Regone anjlok. Ngoten niku lho. Ini yang mau kita atur agar nanti panen'e

isoh Jowo, karo, misalnya, Sulawesi karo Kalimantan isoh berganti-ganti.

Ngoten nggih? Nggih. Trus enten tanglet nopo? Monggo.

Ketua Paguyuban LMPSDH:

Assalamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakaatuh, salam sejahtera,

Yang saya

hormati, Bapak Presiden Republik Indonesia, Bapak Jokowi, beserta Bapak Menteri Pertanian dan jajaran Lembaga Tinggi Negara yang hadir di sini,

Saya

perkenalkan Pak, saya adalah Ketua Paguyuban LMPSDH Wonorejo dan tepatnya juga merangkap Ketua LMPSDH Wonorejo, anu,

(7)

Presiden RI:

LMPSDH niku nopo?

Ketua Paguyuban LMPSDH:

Lembaga

Pengelola Masyarakat Desa Hutan,

Presiden RI:

Lembaga

Pengelola Masyarakat Desa Hutan?

Ketua Paguyuban LMPSDH:

(8)

Ya

nanti sekelumit selayang pandang akan saya sampaikan Pak, LMPSDH itu adalah Lembaga Masyarakat Pengelola Sumber Daya Hutan, yaitu sekumpulan organisasi yang di sini termaktub antara pihak kami, sebagai pengelola hutan, sebagai

keterwakilan masyarakat, dan yang sebelah kami, sebelah kanan saya adalah Perum Perhutani, sebagai pemilik lahan.

Jadi saya mengikat dengan sebuah perjanjian secara

terus-menerus dan dievaluasi setiap tahun antara saya dan Perhutani dengan aspek ketentuan, di situ memuat hak dan kewajiban Pak. Kewajiban saya adalah memelihara tanaman pokok Perhutani sehingga bisa meningkatkan produktivitas BUMN, khususnya komoditi kayu putih. Di satu sisi, hak saya adalah menuntut fasilitas kepada Perhutani untuk pemanfaatan lahan di bawa tegakan, di sela-sela kayu putih itu Bapak.

Jadi

secara terus-menerus dan ini berprinsip asa keseimbangan dengan asas saling menguntungkan. Jadi kita simbiosisnya mutualisme, katakanlah gitu aja Pak.

Presiden RI:

Pejenengan ngerawat niku kayu putih'e apa? Yang dilakukan setiap hari pemeliharaannya.

Ketua Paguyuban LMPSDH:

Jadi

pemeliharaannya seperti ini Pak. Pada saat sulam,

panen, itu Perhutani juga membayar kami, jadi membayar kami dalam rangka

(9)

penyedia tenaga Pak. Jadi tidak gratis-tis,

tidak, Perhutani, tetapi meudahkan Perum Perhutani untuk mencari tenaga. Lha, tenaganya itu penggarap lahan di masing-masing petak. Jadi juga ada upahnya dari Perhutani. Gitu Pak.

Nah, sementara saya aspek Palawijanya saya kedepankan ini, bahwa kami juga ingin menjadi bagian penyangga ketahananan pangan nasional. Jadi, mekanisme yang ada di sini, pola tanam yang ada di sini, saya sampaikan Pak, yang pertama adalah tergantung pada curah hujan.

Jadi aspek pertama kalau produktivitasnya itu fluktuatif Pak. Kalau

kebetulan musimnya baik, ya produktivitasnya naik, kebetulan pas angin ribut, Jagung pada roboh, juga berpengaruh pada produktivitas seperti yang Bapak sampaikan.

Presiden RI:

Sae nopo mboten niki, musim niki?

Ketua Paguyuban LMPSDH:

Nah niki alhamdulillah sae Pak.

Titik-titik nggih roboh ning daripada yang kemarin.

Dan, berikutnya lagi, seperti yang Bapak katakan bahwa untuk meningkatkan

(10)

produktivitas, kalau Alsinta ini alat-alat produksi, alat-alat penunjang produksi pertanian ini, saya mohon Pak, power

sprayer, itu semprotan sing elektrik Pak, sing mbten nganggo kumpo, dadose nganggo elektrik niku Pak Presiden nggih. Itu pertama.

Presiden RI:

Ya dipake apa itu?

Ketua Paguyuban LMPSDH:

Untuk menyemprot hama dan rumput Pak. Hama dan rumput.

Berikutnya ini banyak saya sampaikan sekalian ketemu Bapak. Ya ini sudah, screen-nya sudah saya sampaikan ke Pak Ajudan tadi. Berikutnya,

Presiden RI:

Ya mintanya jangan banyak-banyak

(11)

Ketua Paguyuban LMPSDH:

Ya soalnya tuntutannya tadi penginkatan ketahanan pangan nasional lho Pak.

Indikatornya yang kedua, untuk peningkatan itu, di sini fasilitas jalan itu

adalah efisiensi produksi tenaga Pak. Kalau bahannya mudah, mungkin ya rodho' meringankan itu, meringankan biaya.

Ya, berikutnya lagi, ada lagi Pak yang masih saya tanyakan lagi, yaitu

masalah permodalan. Permodalan itu menyangkut, gini Pak, setelah pasca-panen, kalau mau beli apa itu, misalnya pupuk, bibit, dan sebagainya, waktu tempo hari itu, saya dibantu melalui

Provinsi Jawa Timur, Cuma koperasi Pak, 25 juta, alhamdulillah Pak. Tetapi senyampang saya ketemu Bapak, ini ya yang

sedengan gitu lho Pak, kene' ngge ubed-ubedan ngono lho.

Presiden RI:

Kemarin yang dari Pak Gubernur berapa?

Ketua Paguyuban LMPSDH:

(12)

25 juta

Presiden RI:

Satu koperasi?

Ketua Paguyuban LMPSDH:

Kok mepet men Pak? Berikut saya sampaikan lagi Pak,

Presiden RI:

Diberi janji Pak Gubernur lho, kalau bagus ditambah lagi 25.

(13)

Ketua Paguyuban LMPSDH:

Ya perbaikan sudah, terus tadi ada power

pressure, tadi Pak. Alat pengolah hasil panen, ya multiguna itu.

Mungkin itu yang saya sampaikan yang lebih saya ke depankan lagi aspek kesinambungan Pak. Maka dari itu, saya ingin fasilitas ini juga menjadi bagian

dan demikian apa yang saya sampaikan, yang mewakili semua teman-teman yang ada, semoga atas kesediaannya Bapak, saya mengucapkan terima kasih yang

setinggi-tingginya serta penghormatan yang tanpa terhingga.

Terima kasih dari saya Pak.

Tidak begitu Pak Karwo, mboten, tidak begitu, jadi tidak begitu.

Presiden RI:

Tadi yang apa, bantuan koperasi tadi, di koperasinya sekarang ada uang berapa? Menjadi, 25, menjadi 27? Inggih, untuk,

untuk, itu untuk berapa orang segitu itu?

(14)

Ketua Paguyuban LMPSDH:

Kelompok. Jadi saya ini di LMDH, saya itu punya keluasan 752 hektar dengan anggota saya 1849 orang.

Presiden RI:

Wah banyak banget.

Ketua Paguyuban LMPSDH:

Ya tapi sementara ini ya di-babar-babar-ne Pak. Terima kasih Pak.

Presiden RI:

Berapa tadi? Udah? Belum?

(15)

Gubernur Jawa Timur:

Benar Pak, tiap tahun kalau administrasinya bagus, ditambah 25, 25.

Ketua Paguyuban LMPSDH:

25 juta sekarang sudah berkembang menjadi 27 Pak.

Presiden RI:

Ya.

Gubernur Jawa Timur:

Terima kasih Pak, ada LMDH di Jawa Timur itu ada 300 lebih Pak. Ini salah satu LMDH Sukun, semua LMDH sudah diberikan hibah 25 juta-an. Kalau baik,

(16)

ditambah lagi. Lha ini dibuat,

dikontrol, dievaluasi oleh pengawas koperasi. Lha di Sukun ini sae, insya Allah tahun ini ada tambahan 25. Tetapi tambahane

tiap tahun 25, jangan 50. Keakehan duit nanti duitnya malah semburat kabeh nanti. Nggih? Maturnuwun Pak.

Presiden RI:

Nggih, pun. Tadi Pak Gubernur udah 25 kan? Janjiin

lagi tambah 25. Nggih? Kulo 50 nggo meriki. Gas? Nggih? Tetapi dingge produksi, dingge pemeliharaan, dingge untuk meningkatkan hasil setiap hektarnya. Jangan, jangan ada yang ngambil ini untuk beli tv. Sing daerah liyo malah dinggo tuku tv

malahan, peripun? Dinggo pertanian, ini dingo anu lho nggih? Janjian lho nggih? Ini tetep dipantau, jangan dipikir, diberi ngga dipantau. Ada

pengawas dari provinsi, dari Pak Gubernur, nggih?

Nanti setahun lagi lah saya tak coba

ke sini lagi. Dari, dari lima ton tambah jadi berapa ton, ngoten. Nanti lima ton malah midun dadi patang ton berarti nggo tuku tv.

Nggih?

Ini Pak Gubernur, tambahan.

Gubernur Jawa Timur:

Jadi kami laporkan Pak, di Jawa Timur ada 8506 Desa/Kelurahan, semua sudah

(17)

kita berikan hibah koperasi minimal 25 juta, tetapi sudah separo 50 jutaan. Sekarang sudah berkembang di tiap desa, tetapi khusus koperasi wanita.

Karena kalau wanita itu lebih gemi Pak ya. Kalau teman saya ini rodho' nggak jelas

ini. Jadi kalau koperasi wanitanya sudah berkembang bagus dan terakhir untuk 50 jutaan.

Terima kasih Pak.

Presiden RI:

Sudah, saya kira itu yang bisa saya sampaikan pada kesempatan yang baik ini. Silakan kalau Pak Menteri ingin ada yang disampaikan.

Menteri Pertanian:

Izin Bapak Presiden, Saudaraku, sahabat petani, tadi meminta power pressure, itu ada untuk Jawa Timur sejumlah 205 unit. Nanti Pak, di sini dua unit / tiga unit? Lima unit? Pak

Gubernur, nanti kita berikan lima unit Pak Gubernur ya? Saya izin Pak Gubernur, kan 205 ni. Jadi total secara nasional, Bapak Presiden, 1500 unit, secara

nasional.

Presiden RI:

(18)

Ya yang butuh alat itu kan tidak

hanya di, mana, Pulung saja, di Sukun saja, tetapi juga di, apa, daerah yang lain, di Jawa Timur juga, di Jawa Tengah juga, di Jawa Barat juga, di Sumatera, di Kalimantan, di Sulawesi, Maluku, NTB, NTT, di Papua, semuanya. Jadi, apa, kita, tahun ini, nanti bagi, tahun depan bagi lagi, tahun depannya lagi bagi lagi. Nggih?

Mbok bilih ngoten yang bisa saya sampaikan pada kesempatan yang baik ini, sekali lagi, selamat bekerja, tingkatkan produktivitas, tahun depan kita bertemu, per hektar

sudah naik lebih dari lima ton. Yang saya harapkan itu.

Terima kasih.

Wassalamua'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Asisten Deputi Naskah dan Penerjemahan,

Deputi Bidang Dukungan Kebijakan,

Kementerian Sekretariat Negara RI

(19)

Referensi

Dokumen terkait

Nilai Adjusted R Square sebesar 0,158 yang berarti bahwa kontribusi variabel kepemimpinan transformasional, pengawasan dan komunikasi terhadap kepuasan kerja pegawai

Perilaku jantan jelas, fungsi seks jantan.. Hasil

Jumlah senyawa timbal yang jauh lebih besar dibandingkan dengan senyawa-senyawa lain dan tidak terbakar musnahnya timbal dalam peristiwa pembakaran pada mesin menyebabkan jumlah

Hasil ringkasan dari ketiga subyek, yang berarti adanya kekompakan dalam beberapa hal seperti kompak dalam memilih tempat dan jam yang sama untuk mengkonsumsi minuman

Kuncinya menurut saya memang jangan ada yang main-main, udah itu aja, kalau nggak ada yang main-main pasti sistem kita ini tidak akan rusak, sistemnya rusak karena ada yang

dimanfaatkan Kartu Indonesia Sehat yang sudah diberikan, Kartu Indonesia Pintar yang sudah diberikan, dan Kartu Keluarga Sejahtera yang bisa langsung uangnya mau diambil, yang

Kemudian juga masalah kemiskinan juga, pengangguran juga, ini tantangan-tantangan yang harus saya sampaikan karena memang inilah fakta yang tidak perlu kita tutup-tutupi..

Tetapi perlu saya sampaikan, setelah saya bertemu dengan pimpinan-pimpinan pemerintahan dan pemimpin negara, negara-negara ASEAN mereka semuanya juga takut, karena tidak