JAWABAN LKM SISTEM PENCERNAAN Kelompok 4 Offering I : Awalia Siska P.L. (150342605762)
Dhea Paramita (150342607754) Faiza Nur Imawati (150342607763) Farhana Halimah R. (150342607533) Lukas Adi N. (150342607308)
1. Perncernaan Intrasel adalah pencernaan yang terjadi di dalam sel. Makanan dimasukkan ke dalam sel dan kemudian dicerna dengan bantuan enzim, seperti pencernaan yang terjadi pada organisme bersel tunggal.
Pencernaan Ekstrasel adalah pencernaan yang terjadi di luar sel. Proses perubahan makanan berlangsung pada saluran pencernaan.Dengan adanya enzim pencernaan, makanan diubah menjadi bentuk lebih sederhana hngga nantinya mudah diserap oleh sel-sel tubuh. Proses ini biasanya dialami organisme bersel banyak.
Parasit yang hidup di dalam tubuh organisme atau inang disebut sebagai endoparasit atau parasit internal.Mereka terjadi di berbagai filum hewan dan protista. Parasit ini dapat hidup di lingkungan yang baik intraseluler atau ekstraseluler dalam inang
2. a. Proses pencernaan makanan pada insekta, yaitu:
Saluran pencernaan makanan pada serangga dibagi menjadi 3, yaitu:
1) Saluran pencernaan depan (stomodeum) pada serangga, berfungsi sebagai penyimpan makanan dan sedikit melakukan pencernaan. Saluran ini terdiri dari :
Rongga mulut, sebagai masuknya makanan Faring, penerus makanan ke esofagus
Oesophagus, mendorong makanan dari faring ke tombolok Tembolok, sebagai penyimpanan makanan
Proventrikus, berfungsi sebagai pemecah makanan, sedangkan pada serangga pemakan cairan proventrikulus termodifikasi menjadi katup.
2) Saluran pencernaan tengah (mesenteron) pada serangga, berfungsi sebagai pencerna dan penyerap makanan. Saluran ini terdiri dari grastrik kaekum dan ventrikulus, tempat terjadinya pencernaan secara enzimatis dan absorbsi nutrisi.
3) Saluran pencernaan belakang (proktedeum) pada serangga, berfungsi sebagai tempat pengeluaran sisa-sisa makanan yang tidak terserap dan memaksimalisasi penyerapan sisa makanan yang tidak terserap pada saat di mesenteron. Saluran ini terdiri dari:
Pilorus, bagian depan dari saluran ini tempat berpangkalnya tabung malphigi
Illeum, berfungsi sebagai penyerapan air dari hemolimf atau juga penyerapan amonia pada serangga “blowfly”.
Rektum, berfungsi sebagai reabsorbsi air, asam amino dan pada serangga tertentu memiliki insang trakea.
Anus, bagian ujung saluran sebagai tempat keluarnya fese Zat makanan diedarkan ke suluruh tubuh melalui badan/tubulus malpighi
b. Proses pencernaan makanan pada aves, yaitu : Paruh rongga mulut kerongkongan tembolok lambung kelenjar empedal usus halus usus besar kloaka
Di dalam rongga mulut, burung tidak mempunyai gigi sehingga makanan langsung masuk ke dalam kerongkongan.
Tembolok, berguna untuk menyimpan makanan sementara. Mmecah makanan. Pencernaan mekanik.
Proventrikulus
Lambung kelenjar, memiliki dinding otot yang tipis dan mengandung banyak kelenjar pencernaan. Kelenjar tersebut menghasilkan getah lambung yang berfungsi mencerna makanan secara kimiawi.
Lambung pengunyah (lambung otot atau empedal). Kontraksi otot lambung pengunyah ini mencerna makanan secara mekanik. Fungsi dari ampela yaitu untuk memperkecil ukuran partikel-partikel makanan
Selanjutnya menuju di dalam usus halus terjadi pencernaan secara kimiawi oleh enzim-enzim pencernaan yang dihasilkanoleh pankreas, dan empedu yang dihasilkanoleh hati. Sari-sari makanan hasil pencernaan diserap oleh pembuluh-pembuluh darah di usus halus. Selanjutnya, sari-sari makanan diedarkan keseluruh tubuh oleh darah. Sisa-sisa
makananyang tidak terserap akan masuk ke usus besar menjadi feses (kotoran). Feses akan menuju rektum dan dikeluarkan melalui kloaka.
Proses pencernaan makanan pada ruminansia, yaitu:
Makanan dari kerongkongan akan masuk rumen yang berfungsi sebagai gudang sementara bagi makanan yang tertelan. Di rumen terjadi pencernaan protein, polisakarida, dan fermentasi selulosa oleh enzim selulase yang dihasilkan oleh bakteri dan jenis protozoa tertentu. Dari rumen, makanan akan diteruskan ke retikulum dan di tempat ini makanan akan dibentuk menjadi gumpalan-gumpalan yang masih kasar (disebut bolus). Bolus akan dimuntahkan kembali ke mulut untuk dimamah kedua kali. Dari mulut makanan akan ditelan kembali untuk diteruskan ke omasum. Di dalam omasum, kelenjar enzim akan membantu penghalusan makanan secara kimiawi. Selanjutnya makanan diteruskan ke dalam abomasum (perut sebenarnya), di dalam obamasum makanan dicerna melalui bantuan enzim dan asam klorida. Setelah makanan telah halus, dari ruang abomasum makanan tersebut kemudian didorong masuk ke usus halus. Di organ inilah sari-sari makanan diserap dan diedarkan oleh darah ke seluruh tubuh. Selanjutnya ampas atau sisa makanan keluar melalui anus.
Perbedaan lambung monogastrik, digastrik, dan poligastrik adalah :
a. lambung monogastrik : merupakan satu kantung tunggal dari otot yang kuat, khas pada vertebrata karnivora atau omnivore.
b. lambung digastik : lambung terdiri dari dua bagian, yaitu lambung kelenjar dan lambung urat daging yang berotot kuat. Terdapat pada beberapa burung dan serangga.
c. lambung poligastrik : lambung yang terdiri lebih dari dua kamar, dijumpai pada mamalia subordo Ruminansia. Rumen, reticulum, omasum, abomasums.
3. a. Tabel tentang proses pencernaan makanan pada manusia beserta kelenjar dan enzim yang terlibat Tempat pencernaan Zat makanan yang dicerna
Proses Pencernaan Kelenjar Pencernaan
Zat Hasil Proses
Pencernaan Mekanik Kimiawi Nama Enzim
Rongga mulut Karbohidrat ✔ ✔ Kelenjar
ludah Ptialin Maltosa Kerongkongan - ✔ ✔ (merupakan saluran antara rongga
mulut dan lambung) gerak peristaltic
Lambung
Karbohidrat ✔ ✔ Saliva Ptialin Maltosa
Protein ✔ ✔ Di
lambung Pepsin
Proteosa & Pepton
Lemak ✔ ✔ Di
lambung Lipase Asam lemak
Kafein ✔ ✔ Di
lambung Renin kaesein
Duodenum
Protein
&Pepton - ✔ Pankreas Tripsin
Dipepida (asam amino)
Amilum - ✔ Pankreas Amilase Glukosa
Lemak - ✔ Pankreas Lipase Gliserol+asam
lemak
Lemak - ✔ Pankreas Getah
empedu Emulsi lemak
Jejunum
Pepton - ✔ Di usus Eripsin Asam amino
Sukrosa/
glukosa - ✔ Di usus Sukrase Fruktosa
Laktosa - ✔ Di usus Laktase Glukosa
Maltosa - ✔ Di usus Maltase Glukosa
Ileum - - (Terjadi penyerapan sari-sari makanan)
Usus besar - - (Pembentukan feses)
Rektum - - (Penampung feses sementara)
Anus - - (Proses pengeluaran feses)
b. Perbedaan gerak peristaltik dan segmental yaitu : Gerakan Segmental (mencampur)
Pergerakan segmental adalah gerakan mencampur makanan dengan enzim-enzim pencernaan agar mudah untuk dicerna dan diabsorbsi. Otot yang berperan pada kontraksi segmentasi untuk mencampur makanan adalah otot longitudinal. Bila bagian mengalami
distensi oleh makanan, dinding usus halus akan berkontraksi secara lokal. Pada saat satu segmen usus halus yang berkontraksi mengalami relaksasi, segmen lainnya segera akan memulai kontraksi, demikian seterusnya. Gerakan ini berulang terus sehingga makanan akan bercampur dengan enzim pencernaan dan mengadakan hubungan dengan enzim mukosa dan selanjutnya terjadi absorbsi.Kontraksi segmentasi berlangsung karena adanya gelombang lambat yang merupakan basic electrical rhytm (BER) dari otot polos saluran cerna. Proses kontraksi segmentasi berlangsung 8 sampai 12 kali/menit pada duodenum, 9 kali/menit, dan sekitar 7 kali/menit pada ileum, dan setiap kontraksi berlangsung 5 sampai 6 detik.
Gerakan Peristaltik (memindahkana makanan)
Pergerakan profulsif atau gerakan peristaltik merupakan gerakan mendorong makanan kearah lambung dan usus besar (colon). Pembagian pergerakan antara peristaltik dan segmental sebenarnya sulit dibedakan oleh karena sebagian besar pergerakan usus halus merupakan kombinasi dari kedua gerakan tersebut.Gerakan peristaltik pada usus halus mendorong makanan menuju kearah kolon dengan kecepatan 0,5 sampai 2 cm/detik, dimana pada bagian proksimal lebih cepat dibandingkan pada bagian distal. Gerakan peristaltik ini sangat lemah dan biasanya menghilang setelah berlangsungsekitar 3 sampai 5 cm, dan jarang lebih dari 10 cm. Rata-rata pergerakan makanan pada usus halus hanya 1 cm/menit. Ini berarti pada keadaan normal , makanan dari pilorus akan tiba di ileocaecal junction dalam waktu 3-5 jam.
4.Proses absobsi karbohidrat, protein, dan lemak serta peredarannya ke seluruh tubuh yaitu: a) Proses Pencernaan Karbohidrat
Karbohidrat yang diperoleh dari makanan yang dikonsumsi, tentunya tidak begitu saja secara langsung diserap oleh tubuh melalui dinding usus untuk selanjutnya masuk ke peredaran darah, melainkan harus dipecah dahulu menjadi persenyawaaan yang lebih sederhana, dan hal tersebut melalui suatau proses yang disebut daaengan proses pencernaan karbohidrat.
Dalam proses pemecahan karbohidrat kompleks tersebut menjadi senyawa yang lebih sederhana akan terlibat beberapa enzim, misalnya enzim pengubah pati –amilase atau ptyalin, dan enzim enzim pengubah disakharida—disakharidase. Monosakharida merupakan karbohidrat yang biasanya dapat melewati usus halus. Didalam mulut , makanan yang dikonsumsi akan dikunyah sampai lumat. Karbohidrat yang diperoleh mempunyai kandungan zat pati dan zat gula(malthosa-sukrosa-laktosa). Deangnadanya amylase (=ptialin) yangbercampur
dengan makanan didalam mulut,pati dengan bantuan air ludah / saliva akan diubah menjadi dekstrin. Dengan terdapatnya asam klorida (HCl) yang diproduksi lambung, sebelum makanan bereaksi asam, pati sebesar mungkin akan diubah menjadi disakharida.
Selanjutnya makanan yang telah dikunyah masuk ke usus dan dinding usus yang mempunyai kelenjar yang mengeluarkan enzim amylase atau enzim pengubah pati akan berlangsung pemecahan pati menjadi disakharida. Didalam usus berlangsung pemecahan disakarida menjadi monosakarida oleh brushborder: dari lumen usus halus menuju ke pembuluh darah:
1. sukrosa———-fruktosa + glukosa, oleh enzim intestinsukrase. Difusi terfasilitasi 2. maltose———-glukosa + glukosa, oleh enzim intestinal maltase. Difusi terfasilitasi 3. laktosa ———galaktosaa+glukosa, oleh enzim intestinal laktosa. Lumen epitel usus
halus vili oleh simport dan difusi terfasilitasi. Transport aktif sekunder. Bisa masuk karena bergandengan dengan Na.
dari usus menuju tersetrial : difusi terfasilitasi
dari usus menuju pembuluh darah oleh cairan……:difusi terfasilitasi
kemampuan pencernaan karbohidrat didalam tubuh tergantung pada tidak terganggunya alat-alat pencernaan dan sumbernya, apakah berserat,berbiji dan sejenisnya, biasanya bervariasi antara 90%-98%, namun kalau sumbernya berserat maka daya cerna akan menurun sampai 80%-85%.
b) Proses pencernaan lemak
Lemak yang dihasilkan makanan yang sudah dikunyah dalam mulut menunjukkan bentuk lemak yang : telah teremulsi (emulsied fat) dan belum diemulsi (unemulsied fat), lemak yang belum diemulsi dalam lambung dengan bentuan empedu akan diubah menjadi lemak yang sudah teremulsi dan selanjutnya bersama-sama dengan lemak yang teremulsi akan masuk dalam usus halus.
Didalam usus halus itu lemak yang teremulsi dengan bantuan enzim intestinal lipase dan pencreatik lipase akan diubah kedalam 3 struktur yang lebih sederhana, jelasnya sebagai berikut:
Lemak dipecah dihidrolisis menjadi molekul kecil oleh Gillsalt (garam empedu) 1. dipecah menjadi —asam lemak dan gliserol 40%-50%
2. dipecah menjadi— monogliserid 40%-50%
3. dipecah menjadi —gliserida, trigliserida,10%-20%
Adapun kemampuan alat-alat pencernaan dalam mencerna lemak yang terdapat dalam tubuh adalah bervariasi,sanagt tergantung pada kesehatan tubuh. Pada tubuh yangbenar-benar sehat sekitar 95%-100% lemak yang dapat dicerna, penggumpalan-penngumpalan lemak tidak terjadi. Lama berlangsungnya proses pencrnaan lemak sangat bergantung pada panjang pendeknya rantai (jumlah atom karbon) dalam molekul asam lemak.
c) Proses pencernaan protein
Pemecahan protein menjadi bentuk yang sederhana (asam amino) tidak lain agar dapat diserap melalui dinding usus, masuk ke peredaran darah dan disampaikan ke jaringan tubuh. Sama halnya dengan karbohidrat dan lemak, zat ini baru akan bisa diserap ketika sudah dipecah menjadi zat-zat yang lebih sederhana.
Protein dan endogen : asam amino
Enzim pengubah protein, menurut penelitian para pakar, ternyata tidak terkandung dalam saliva, dengan demikian peronbakan terhadap protein (ikatan peptida) tidak terjadi didalam mulut melainkan untuk pertama kalinya dirombak dalam lambung. Dalam lambung, media atau cairan lambung yang asam sangat membantu dan mempermudah pepsin (protease lambung) bekerja melakukan perombakan rantaian khusus ikatan peptide dari asam amino yang rantainya pendek yang disebut pepton. Selanjutnya sebagian protein yang sudah dicerna masuk kedalam usus, disini ditemukan bahwa media yang asam dari cairan lambung telah dinetralisasi menjadi sedikit alkalis dan disini pula diketahui bahwa cairan pancreas mengandung dua macam enzim pengubah protein, yaitu protease pankreatik (tripsin dan chimotripsin) sekitar 30 % protein dirombak menjadi asam amino sederhana yang langsung dapat diserap oleh usus.
Setiap 70% lagi dari protein dipecah menjadi dipeptida, tripeptida yyang terdiri atas lebih asam amino. Enzim proteolitik lain yang berkemampuan memecah protein yaitu carboxy
peptidase, amino peptidase. Enzim pengubah protein bersifat hidrolotik—memerlukan air pada perombakan atau pelepasan asam amino. Proses pencernaan karbohidrat lemak atau protein menjadi susunan yang lebih sederhana dimaksudkan agar zat tersebut siap diserap melalui dinding usus dan masuk dalam darah (peredaran darah). Penyerapan atau absorption zat-zat makanan tadi sebbagian besar dilangsungkan didalam usus halus kecuali air yang diserap didalam usus besar. Absorpsi tidak selamnya berlangsung mulus hal ini ddikarenakan adanya faktor yang mempengaruhi yang dapat menghambatnya, yang tentunya akan berakibat pada gangguan kesehatan tubuh.
5. Metabolisme karbhidrat, proyein, danm lemak KARBOHIDRAT
Glikolisis
Pemecahan molekul glukosa (beratom C 6), menjadi molekul yang lebih kecil, seperti gliseraldehid-3-fosfat dan asam piruvat (beratom C 3).
Yang akan dibahas adalah glikolisis Embden-Meyerhof • Jalur metabolisme anaerob (tidak melibatkan O2) • Glukosa 2 asam piruvat atau 2 asam laktat • Fase investasi energi
- Membutuhkan 2 ATP • Fase generasi energi
- Menghasilkan 4 ATP, 2 NADH, dan 2 asam piruvat atau 2 asam laktat Dua Fase Glikolisis: 1) fase pengambilan energi (energy harvestment) dan 2) fase penghasilan energi (energy pay off)
Glikogenosis
Glukosa-6-fosfat diubah menjadi glukosa-1-fosfat oleh fosfoglukomutase. Glukosa-1-fosfat diaktivasi menjadi UDP-glukosa oleh fosforilase.
Glukosa disatukan ke glikogen dan berikatan pada a14 oleh glikogen sintase. Ketika rantai glikogen yang berikatan pada a14 melebihi 8 residu glukosa,
transglikosilase memindahkan beberapa molekul glukosa dari rantai tersebut agar terbentuk cabang yang berikatan pada a16.
Glikogenolisis
• Glikogen dipecah untuk melepaskan beberapa molekul glukosanya oleh fosforilase hingga tersisa 4 residu di tiap rantai sebelum titik percabangan. Glukosa-glukosa tersebut terlepas sebagai glukosa-1-fosfat.
• Cabang dikurangi dengan bantuan dua enzim:
1. Transglikosilase memindahkan tiga residu terluar dari ujung pereduksi ke ujung non pereduksi.
2. Glukosidase melepas residu glukosa tunggal yang tersisa sebagai glukosa bebas. • Glukosa-1-fosfat diubah menjadi glukosa-6-fosfat oleh fosfoglukomutase.
• Glukosa-6-fosfat diubah menjadi glukosa bebas oleh glukosa-6-fosfatase.
Oksidasi Asam Piruvat Menjadi Asetil KoA
Asam piruvat menempel pada nitrogen bermuatan positif dalam molekul tiamin pirofosfat (TPP).
Molekul gabungan tersebut tidak stabil, sehingga gugus karboksil lepas sebagai CO2 dan gugus asetil menempel pada TPP menghasilkan hidroksietil-tiamin pirofosfat. Enzim yang berperan adalah piruvat dehidrogenase.
Gugus asetil berpindah dari TPP ke lipoamida menghasilkan asetil-dihidrolipoamida, lalu berpindah lagi ke koenzim KoA menghasilkan asetil KoA. Enzim yang berperan adalah dihidropolil transasetilase.
Glukoneogenesis
Pembentukan glukosa dari glikogen senyawa karbon non karbohidrat, seperti piruvat, laktat, gliserol dan asam amino glukogenik.
Glukoneogenesis akan terjadi sekalipun tidak sedang melakukan puasa, diet rendah karbohidrat atau olahraga.
Misalnya, cukup istirahat berarti tubuh mendapat cukup oksigen, sehingga hati dapat mengembalikan laktat menjadi glikogen. Glikogen tersebut nantinya dapat dipecah menjadi glukosa bebas, kembali ke otot dan diubah menjadi laktat lagi.
Keseluruhan proses yang sifatnya bolak-balik disebut siklus Cori.
PROTEIN
Degradasi Asam Amino
Rangka karbon dari ke-20 asam amino dapat digunakan kembali dalam pembuatan senyawa yang berperan dalam siklus Krebs.
Asam amino glukogenik piruvat, a-ketoglutarat, suksinil KoA, fumarat dan oksaloasetat (prekursor untuk glukoneogenesis).
Asam amino ketogenik asetil KoA dan asetoasetil KoA (bukan prekursor untuk glukoneogenesis, tetapi dapat diubah menjadi badan keton atau asam lemak).
Asam Amino Glukogenik
Asam amino dari famili C4, misalnya aspartat, dapat diubah menjadi oksaloasetat
Asam amino dari famili C5, misalnya glutamin, dapat diubah menjadi a-ketoglutarat melalui glutarat.
Destinasi dari Asam-Asam Amino yang Telah Terdegradasi
LEMAK
Oksidasi Asam Lemak (Oksidasi Beta)
Asam lemak bebas (misalnya palmitat) diaktivasi oleh asetil KoA, sehingga menghasilkan palmitoil KoA, dengan bantuan enzim asil KoA sintetase. Reaksi ini terjadi di dalam sitoplasma.
Palmitoil KoA diangkut dari sitoplasma ke dalam mitokondrion dengan bantuan karnitin (shuttle turunan lisin) yang terdapat dalam membran mitokondrion.
Palmitoil KoA yang telah berada dalam mitokondrion diubah menjadi enoil KoA oleh asil KoA dehidrogenase.
Enoil KoA dihidratasi menjadi 3-hidroksipalmitoil KoA oleh enoil KoA hidratase. 3-hidroksipalmitoil KoA dioksidasi menjadi 3-ketopalmitoil KoA oleh 3-hidroksiasil
3-ketopalmitoil KoA berinteraksi dengan molekul Koenzim A bebas menghasilkan asetil Koa dan sisa rantai asam lemak dalam bentuk KoA-nya yang panjangnya 2 karbon lebih pendek.
6.
Lapar oleh neuro peptidae y. Selera makan adalah hasrat untuk makan, dan sangat berguna dalam menentukan kualitas dankuantitas makanan yang akan dimakan. Kenyang adalah sensasi yang dirasakan jikakeinginan untuk makan telah dipenuhi.Regulasi sistem saraf terhadap pengambilan makananSistem saraf berperan besar dalam fisiologi selera
makan. Ada banyak daerah pada otak yangmerupakan pusat-pusat selera makan, serta saraf-saraf tepi yang merupakan jarak untukmenyampaikan sinyal dari jaringan ke sistem saraf-saraf pusat dan sebaliknya. Hipotalamus adalah pusat pengendali selera makan terbesar.Ada dua daerah pada hipotalamus yang merupakan pusat penting:
1.nukleus lateralis 2.nukleus ventromedial N u k l e u s l a t e r a l i s
Terletak di setiap sisi lateral hipotalamus dan berperan sebagai pusatlapar. Nukleus ini bekerja dengan cara mendorong sel saraf motorik untuk mencarimakanan.Stimulasi di daerah ini akan menyebabkan makan dalam jumlah banyak( h i p e r f a g i a ) , sedangkan destruksi di daerah ini menyebabkan kehilangan selera makan, yang dapat berujung pada kehilangan berat badan, massa otot, dan penurunan metabolisme tubuh.
N u k l e u s v e n t r o m e d i a l
M e r u p a k a n pusat kenyang. Stimulasi di daerah ini akan menyebabkan perasaan kenyang sehingga tidak mau makan( a f a g i a ) , sebaliknya destruksidi daerah ini akan menyebabkan hasrat untuk makan yang berlebih dan dapat berakibat obesitas.
Teori “Set-Point Assumption”
Kebanyakan mengatribusikan hunger(rasa lapar, motivasi untuk makan pada adanya defisitenergi dan mereka melihat makan sebagai cara sumber energi tubuh dikembalikan ke tingkatoptimalnya. Setelah meal (makan besar-diwaktu makan utama), sumber energi energiseseorang diasumsikan mendekati set point-nya dan menurun setelah tubuh menggunakanenergi untuk memberi bahan bakar pada proses-proses fisiologis nya. ketika tingkat sumberenergi tubuh anjlok cukup jauh di bawah set point, seseorang menjadi termotivasi oleh rasalapar untuk makan besar lagi. Menurut set-point assumption, makan besar itu berjalan terus sampai tingkat energi kembali ke set point nya dan orang itu merasa satiated (kenyang, tidaklapar lagi).Set-point model berasumsi bahwa rasa lapar dan makan bekerja dengan cara yang sangatmirip dengan sistem pemanasan yang diatur dengan termostat (alat pengatur panas) di iklimdingin. Alat pemanas menaikkan temperatur rumah sampai mencapai set point-nya(thermostat setting). Hal ini akan mematikan pemanas, dan kemudian temperatur rumah turunsedikit demi sedikit sampai cukup rendah untuk menghidupkan kembali pemanasnya. Semuasistem point memiliki tiga komponen: point mechanism menetapkan pointnya,detektor mechanism mendeteksi devisi dari set-point, dan effector mechanism bertindakuntuk mengeliminasi deviasi. Sebagai contoh, mekanisme set-point, detektor, dan efektordalam sistem pemanasan masing-masing adalah termostat, termometer, dan pemanas
Rasa Kenyang
Hormon melanokortin. Insulin dan leplin.
Secara singkat bisa dikatakan bahwa rasa kenyang disebabkan oleh interaksi antara efekmekanistis makanan dalam lambung (berupa distensi atau penggembungan lambung olehmakanan) dengan efek kimia dari makanan berupa pelepasan hormon-hormon tertentu seperti Kolesistokinin dari usus halus. Ketika individu merasa sangat lapar dan kemudian minumair putih segelas, dan tibatiba anda merasa kenyang, Itu efek distensi tadi bisa menye babkanrasa kenyang. Orang akan lebih merasaterpuaskan dengan kenyang karena sepiring nasi dan lauk dibanding kenyang karena segelasair putih. Disitulah letak unsur atau aksi kimiawi zat makanan dalam menginduksi rasakenyang tadi. Telah diketahui bahwa berbagai
zat gizi yang terdapat dalam makanan sepertilemak, protein, karbohidrat bisa merangsang produksi hormon yang menghantarkan signalrasa kenyang seperti Kolesistokinin ke otak untuk diproses. Air putih yang tidak memilikikandungan zat gizi tersebut tidak mampu menimbulkan rasa kenyang yang memuaskankarena tidak adanya penghantaran signal kenyang tersebut ke otak. Itulah yang membedakansensasi kenyang yang berbeda tersebut. Manipulasi rasa kenyang karena distensi lambungkadang digunakan untuk terapi kegemukan yang berlebihan. Kadang lambung dioperasimenjadi lebih kecil agar cepat mencapai rasa kenyang ketika makan, kadang pula balondipasang di dalam lambung untuk mengurangi tempat yang bisa terisi makanan namun tetapmenimbulkan rasa kenyang. Kedua metode makanis tersebut ternyata terbukti bias menurunkan berat badan dan memperbaiki kondisi metabolisme pasien kegemukan. Pasienmenjadi cepat merasa kenyang dan menyebabkan jumlah energi yang dikonsumsi jauh berkurang.