Diagnosis Molekuler &
Diagnosis Molekuler &
Terapi Gen
Terapi Gen
Purnomo Soeharso
Purnomo Soeharso
Departeme Biologi Medik FKU
Departeme Biologi Medik FKUI
I
Diagnosis
Diagnosis Molekuler Molekuler ::
Menggunakan teknik biologi molekuler untuk Menggunakan teknik biologi molekuler untuk
mendapatkan informasi tentang etiologi penyakit, mendapatkan informasi tentang etiologi penyakit, mengidentifikasi kerentanan individu untuk
mengidentifikasi kerentanan individu untuk mendapat penyakit tertentu dan menentukan mendapat penyakit tertentu dan menentukan diagnosis/ prognosis
diagnosis/ prognosis penyakit berdasarkan analisis DNApenyakit berdasarkan analisis DNA atau hasil ekspresinya.
Prinsip Kera :
! mendeteksi kelainan/penyimpangan atau status patologi individu "pasien#.
! menggunakan sampel DNA atau hasil ekspresinya "$NA % protein# untuk mendapatkan informasi dan menegakkan diagnosis.
! menggunakan hasil ui/deteksi molekuler tersebut untuk
diagnosis, klasifikasi, prognosis dan memantau respon terapi /peralanan penyakit.
Keutamaan "pentingnya# diagnosis molekuler : ! informasi biologi molekuler "DNA dan hasil
ekspresinya# menelaskan berbagai aspek medik atau klinik penyakit, kelainan atau penyimpangan. ! penemuan!penemuan terbaru teknik biologi
molekuler memungkinkan pengertian/interpretasi yang mendalam tentang penyakit dan kelainan pada tingkat molekul.
! pengertian/interpretasi yang mendalam tentang
penyakit dan kelainan diimplementasikan untuk ui diagnostik, terapi, pemulihan dan pen&egahan
'uuan :
! mendapatkan konsep esensial "penting# yang
bermanfaat untuk identifikasi marka "penanda# molekuler penyakit.
! mengaplikasikan "menerapkan# ui molekuler untuk
memantau penyakit, menentukan strategi penanganan /pengelolaan penyakit dan mengantisipasi akibat /hasil penanganan suatu penyakit.
(earah perkembangan biologi molekuler % implikasinya pada diagnosis molekuler
6
)*+ -regor Mendel, a of 0eredity
)*++ 1ohann Mies&her, Purifi&ation of DNA )23
)245 $e&ombinant DNA 'e&hnology )244 DNA se6uen&ing
)2* In Vitro Amplifi&ation of DNA "P7$# 855) 'he 0uman -enome Proe&t
9atson and 7ri&k, (tru&ture of DNA (i&kle 7ell Anemia Mutation
Metodologi
angkah!langkah yang diambil dalam diagnosis molekuler :
). isolasi /ekstraksi DNA genom atau $NA dari sel 8. identifikasi DNA atau hasil ekspresinya "$NA %
protein# : P7$, hibridisasi blot (outhern, Northern, 9estern
3. karakterisasi gen : sikuensing, $;P, gene &loning, dll.
. analisa kualitatif : patologi, mutasi, polimorfisme, dll analisa kuantitatif : konsentrasi DNA/$NA/protein . kesimpulan
Diagnosis penyakit : infeksi :
! mendeteksi DNA/$NA bakteri, virus atau parasit ! mengidentifikasi genotip bakteri/virus/parasit
! mendeterminasi mutasi bakteri/virus/parasit
! mengui resistensi bakteri/virus/parasit terhadap antibiotik
degeneratif
! mengidentifikasi gen kausatif
! mendeterminasi mutasi atau polimorfisme gen tsb ! menganalisa hambatan atau malfungsi gen tsb
Keganasan
! mengidentifikasi marka "penanda# keganasan ! onkogen, virus, gen spesifik
! mendeterminasi perubahan < mutasi, delesi, translokasi gen marka keganasan
! mengui suseptibilitas individu terhadap keganasan ! genetika dan silsilah keluarga
Kelainan atau penyimpangan : genetika
! mengidentifikasi gen kausatif atau marka ! mendeterminasi perubahan gen kausatif ! mendeterminasi genotip individu ybs
! menganalisa pedigree "silsilah keluarga# ybs malformasi kongenital
! mengidentifikasi gen kausatif atau marka ! mendeterminasi perubahan gen kausatif
7ontoh :
Diagnosis penyakit infeksi < hepatitis =
0epatitis = disebabkan oleh infeksi virus hepatitis = ">0=#, menyebabkan infeksi akut dan/atau khronik.
?nfeksi akut ditandai dengan viremia dan kerusakan hati, sedangkan infeksi khronik ditandai viremia menetap
dengan titer bervariasi, asimptomatik dan kambuh pada aktu8 tertentu.
Diagnosis ditegakkan dengan mendeteksi DNA >0= dalam serum dengan P7$ se&ara kualitatif dan kuantitatif,
Diagnosis penyakit keganasan "kanker# < karsinoma nasofaring "KN;#
Karsinoma nasofaring "KN;# adalah keganasan yang konsisten dengan infeksi virus @pstein =arr "@=>#. Pada epitel nasofaring replikasi @=> ditandai dengan ekspresi gen litik virus immediate early =$;) dan
=;). Kedua gen ini berfungsi menginduksi fase litik tahap early dan late. @Bpresi gen litik "=$;) dan
=;)# se&ara spesifik ditemukan pada aringan tumor primer penderita KN;. Deteksi m$NA gen litik @=>
padaaringan tumor KN; men&erminkan patogenesis KN;. Pengukuran m$NA gen litik @=> se&ara
kuantitatif dari biopsi tumor dapat memberi informasi tentang progresifitas KN;.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 2 3 4 5 6 7 8 9 ← 142 bp ← 157 bp "a# @kspresi m$NA MP) "positivitas 2),3 C#
"b# @kspresi m$NA =$;) "positivitas +,8 C#
Hasil RT-PCR LMP1 & BRLF1
2,,,-Diagnosis penyakit degeneratif infertilitas pria
(alah satu penyebab infertilitas pria adalah inefektifitas hormon gonadotropin ;(0 dan testosteron pada sel target yaitu sel sertoli dan sel!sel germinal dalam tubulus
seminiferus.
?nefektifitas dapat disebabkan karena ketidak sempurnaan reseptor hormon tersebut pada sel target karena mutasi
atau variasi alotip yang menyebabkan afinitas hormon terhadap reseptornya menurun.
Diagnosis ditegakkan dengan identifikasi reseptor ;(0 dan androgen dengan P7$ dilanutkan dengan deteksi mutasi dengan sikuensing DNA dan determinasi genotip/alotip gen reseptor ;(0 dan androgen dengan $;P.
.asil Penelitian
Gambar 1. Hasil PCR ge resep!"r F#H $ag melip%!i "'" ()7 'a 6*) e+" 1).
Gam*ar 2a/ .asil 00P gen reseptor %0. ang meliputi ko)on 3,7 eon 1,/ eterangan 1 "T+ 2 TT+ 3 "T+ 4 ""+ 5 TT+ 6 "T+ 7 "T+ 8 TT+ 9 TT + 1, TT ( " alanin T treonin
-Gam*ar 2*/ .asil 00P gen reseptor %0. ang meliputi ko)on
68, eon 1,/
eterangan 1 !0+ 2 00+ 3 !!+ 4 !0 ( ! asparagin 0 serin
-Hasil SSCP untuk mendeterminasi jumlah pengulangan CAG pada gen reseptor androgen dengan jangkauan antara 19 ulangan (no. 15) dan 31 ulangan (no. !)
1 2 ( 4 5 6 7 * 1) 11 12 1( 14 15 16 17 1* 1 2)
PCR-##CP peg%laga C3G ge resep!"r a'r"ge
Diagnosis penyakit genetika < anemia sel sabit "si&kle &ell anaemia#
Anemia sel sabit adalah penyakit genetika disebabkan karena mutasi titik sehingga asam amino ke + dari
hemoglobin berubah dari glutamat menadi valin "-A- -'-#. Mutasi mengubah gen menadi alel yang kodominan.
Diagnosis ditegakkan dengan identifikasi gen
hemoglobin dengan P7$ dan deteksi mutasi kodon + dengan sikuensing DNA. Distribusi alotip dalam
Kelebihan diagnosis molekuler :
! lebih efisien dalam metodologi, aktu dan sampling ! lebih &epat dan akurat
! memerlukan sampel dengan umlah atau ukuran ke&il ! dapat disimpan dan diulang kembali dalam rentang
aktu lama
Kelemahan/kekurangan :
! memerlukan metodologi dan sarana yang kompleks % mutakhir.
! biaya operasional mahal
'erapi gen :
Menginsersikan gen normal "sehat# ke sel/aringan
individu yang menderita penyakit genetika resesif agar gen yang diinsersikan dapat mengganti/ mengkompensasi atau mengkoreksi fungsi gen yang tidak atau kurang
berfungsi.
'erapi gen sel somatik "somatic cell gene therapy# lebih diprioritaskan daripada germline cell therapy – gen asing yang diinsersikan tidak diturunkan ke generasi
Menginsersikan gen/DNA ke galur sel "&ell line# tertentu ! Mi&roine&tion dengan mi&roneedle glass menggunakan
mi&ro manipulator dilakukan pada in vitro fertiliEation "?7(?#.
! Penggunaan karier loposom "lipofe&tion#:
DNAdi&ur dengan fosfolipid yang dapat membentuk kapsul lipid bilayer sintetik "liposom# liposom yang membaa DNA ditambahkan ke kultur sel teradi fusi liposom < membran sel % DNA masuk ke dalam sel, beberapa men&apai nukleus, berintegrasi dengan DNA