• Tidak ada hasil yang ditemukan

2.1 WILAYAH ADMINISTRASI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "2.1 WILAYAH ADMINISTRASI"

Copied!
53
0
0

Teks penuh

(1)

2.1 WILAYAH ADMINISTRASI

Secara geografis Kabupaten Majalengka terletak di bagian Timur Provinsi Jawa Barat yaitu Sebelah Barat antara 1080 03’-1080 19’ Bujur Timur, Sebelah

Timur 1080 12’-1080 25’ Bujur Timur, Sebelah Utara antara 60 36’-60 58’ Lintang

Selatan dan Sebelah Selatan 60 43’-70 03’ Lintang Selatan, dengan batas-batas

wilayahnya sebagai berikut :

 Sebelah Selatan, berbatasan dengan Kabupaten Ciamis dan Kabupaten Tasikmalaya;

 Sebelah Barat, berbatasan dengan Kabupaten Sumedang;  Sebelah Utara, berbatasan dengan Kabupaten Indramayu;

 Sebelah Timur, berbatasan dengan Kabupaten Cirebon dan Kabupaten Kuningan.

Luas Wilayah Kabupaten Majalengka adalah 1.204,24 Km2, berarti

Kabupaten Majalengka hanya sekitar 2,71 % dari luas Wilayah Provinsi Jawa Barat (yaitu kurang lebih 44.357,00 Km2) dengan ketinggian tempat antara

19-857 m di atas permukaan laut. Dilihat dari topografinya Kabupaten Majalengka dapat dibagi dalam tiga zona daerah, yaitu :

 Daerah Pegunungan dengan ketinggian 500-857 meter di atas permukaan laut dengan luas 482,02 Km2 atau 40,03 % dari seluruh luas wilayah

(2)

Gambar 2.1 Peta Administrasi

(3)

 Daerah Bergelombang/berbukit dengan ketinggian 50-500 meter di atas permukaan laut dengan luas 376,53 Km2 atau 31,27 % dari seluruh luas

wilayah Kabupaten Majalengka.

 Daerah Dataran Rendah dengan ketinggian 19-50 meter di atas permukaan laut dengan luas 345,69 Km2 atau 28,70 % dari seluruh luas wilayah

Kabupaten Majalengka.

Kabupaten Majalengka terdiri dari 26 Kecamatan dan 343 Desa. Dari 343 desa tersebut 330 berstatus desa dan 13 berstatus kelurahan. Bila dilihat dari klasifikasi desanya terdapat 35 desa Swadaya Mula, 176 desa Swadaya Madya, 61 desa Swakarya Mula, 68 desa Swakarya Madya dan 3 desa Swasembada Madya.

Jumlah Pemerintahan terendah di Kabupaten Majalengka berdasarkan satuan lingkungan setempat terdiri dari 2.074 Rukun Warga/Rukun Keluarga dan 6.275 Rukun Tetangga, dengan rasio RT terhadap RW sebesar 3,03 %.Selengkapnya wilayah Kabupaten Majalengka dapat dilihat pada Tabel 2.1 dan Gambar 2.1.

Tabel 2.1

Letak Geografis di Kabupaten Majalengka

No Kecamatan

Bujur Timur Lintang Selatan

Ketinggian (m dpl) Sebelah

Barat Sebelah Timur Sebelah Utara Sebelah Selatan

1 Lemahsugih 108 0 08’ 108 0 16’ 6 0 58’ 7 0 01’ 526 2 Bantarujeg 108 0 11’ 108 0 24’ 6 0 57’ 7 0 41’ 365 3 Malausma*) 108 0 11’ 108 0 24’ 6 0 57’ 7 0 41’ 365 4 Cikijing 108 0 17’ 108 0 24’ 6 0 57’ 7 0 03’ 582 5 Cingambul*) 108 0 17’ 108 0 24’ 6 0 57’ 7 0 03’ 582 6 Talaga 108 0 16’ 108 0 21’ 6 0 58’ 7 0 03’ 626 7 Banjaran*) 108 0 16’ 108 0 21’ 6 0 58’ 7 0 03’ 626 8 Argapura 108 0 18’ 108 0 25’ 6 0 53’ 6 0 59’ 857 9 Maja 108 0 12’ 108 0 19’ 6 0 50’ 6 0 59’ 600 10 Majalengka 108 0 10’ 108 0 17’ 6 0 45’ 6 0 56’ 141 11 Cigasong*) 108 0 10’ 108 0 17’ 6 0 45’ 6 0 56’ 141 12 Sukahaji 108 0 15’ 108 0 12’ 6 0 48’ 6 0 56’ 125 13 Sindang*) 108 0 15’ 108 0 12’ 6 0 48’ 6 0 56’ 125 14 Rajagaluh 108 0 19’ 108 0 25’ 6 0 42’ 6 0 51’ 169 15 Sindangwangi*) 108 0 19’ 108 0 25’ 6 0 42’ 6 0 51’ 169 16 Leuwimunding 108 0 17’ 108 0 23’ 6 0 44’ 6 0 49’ 61 17 Palasah 108 0 16’ 108 0 17’ 6 0 40’ 6 0 47’ 36 18 Jatiwangi 108 0 16’ 108 0 19’ 6 0 45’ 6 0 50’ 50 19 Dawuan 108 0 10’ 108 0 16’ 6 0 40’ 6 0 51’ 51

(4)

No Kecamatan

Bujur Timur Lintang Selatan

Ketinggian (m dpl) Sebelah Barat Sebelah Timur Sebelah Utara Sebelah Selatan 20 Kasokandel*) 108 0 10’ 108 0 16’ 6 0 40’ 6 0 51’ 51 21 Panyingkiran*) 108 0 07’ 108 0 12’ 6 0 45’ 6 0 52’ 51 22 Kadipaten 108 0 07’ 108 0 12’ 6 0 45’ 6 0 52’ 51 23 Kertajati 108 0 03’ 108 0 15’ 6 0 37’ 6 0 46’ 30 24 Jatitujuh 108 0 10’ 108 0 18’ 6 0 38’ 6 0 43’ 19 25 Ligung 108 0 15’ 108 0 21’ 6 0 50’ 6 0 45’ 25 26 Sumberjaya 108 0 16’ 108 0 23’ 6 0 40’ 6 0 47’ 36

Sumber : Badan Koordinasi Survei Pemetaan Nasional (Bakosurtanal)

Ket :*) Masih bergabung dengan Keamatan Induk

Tabel 2.2

Klasifikasi Desa Di Kabupaten Majalengka

Kecamatan Swadaya Swakarya Swasembada Jumlah

Mula Madia Mula Madia Mula Madia

Lemahsugih 11 4 2 2 - - 19 Bantarujeg 12 1 - - - - 13 Malausma 10 1 - - - - 11 Cikijing 8 6 1 - - - 15 Cingambul 12 1 - - - - 13 Talaga 13 3 - 1 - - 17 Banjaran 10 2 1 - - - 13 Argapura 14 - - - 14 Maja 14 2 - 1 1 - 18 Majalengka 13 1 - - - - 14 Cigasong 4 6 - - - - 10 Sukahaji 10 3 - - - - 13 Sindang 6 1 - - - - 7 Rajagaluh 12 - 1 - - - 13 Sindangwangi 6 2 1 1 - - 10 Leuwimunding 13 - 1 - - - 14 Palasah 13 - - - 13 Jatiwangi 13 1 1 1 - - 16 Dawuan 11 - - - 11 Kasokandel 10 - - - 10 Panyingkiran 9 - - - 9 Kadipaten 7 - - - 7

(5)

Kecamatan Swadaya Swakarya Swasembada Jumlah Mula Madia Mula Madia Mula Madia

Kertajati 14 - - - 14

Jatitujuh 14 - - 1 - - 15

Ligung 18 - - 1 - - 19

Sumberjaya 15 - - - 15

Jumlah 292 34 7 9 1 - 343

Sumber : Data Sektoral Kabupaten Majalengka 2015, Bappeda.

2.2 POTENSI WILAYAH KABUPATEN 2.2.1 POTENSI EKONOMI

Ekonomi Kabupaten Majalengka telah tumbuh dan berkembang lebih cepat selama 4 (tahun) tahun terakhir. Perkembangan perekonomian ini dapat diamati dan dianalisis dalam beberapa sektor lapangan usaha. Yang menggambarkan sektor-sektor ekonomi yang menentukan dan berpengaruh besar dalam pembangunan Kabuapaten Majalengka sehingga sektor tersebut merupakan sektor unggulan dalam perekonomian daerah. Untuk melihat perkembangan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Majalengka selama Tahun 20011 – 2015 dapat diamati tabel di bawah ini.

Dari tabel Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Majalengka menunjukkan bahwa laju pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Majalengka dari tahun 2014 yang tertinggi adalah Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan yaitu sebesar 25,09 % kemudian diikuti oleh sektor Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepedasebesar18,21 %, Sektor Industri Pengolahan sebesar 13,54 %, Sektor Kontruksi sebesar 12 %, Sektor Jasa Pendidikan sebesar 5,71 % , Sektor Transportasi dan Pergudangan sebesar 3,77 % sedangkan untuk sektor terkecil adalah Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang sebesar 0,08%. Berdasarkan ekonomi tersebut dapat diambil suatu kebijakan pembangunan yang lebih terarah. Skala prioritas untuk sektor unggulan dapat dikembangkan sesuai dengan potensi yang dimiliki. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :

(6)

Tabel 2.3

Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Majalengka Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha (persen), 2011─2014

LAPANGAN USAHA/INDUSTRY 2011 2012 2013 2014

(1) (2) (3) (4) (5)

A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan/Agriculture, Forestry and Fishing 7,80 9,49 13,49 5,78 B Pertambangan dan Penggalian/Mining and Quarrying 9,41 5,24 7,82 -15,50

C Industri Pengolahan/Manufacturing 10,36 6,65 10,22 17,58

D Pengadaan Listrik dan Gas/Electricity and Gas 10,52 9,31 -13,22 12,34 E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang/Water supply, Sewerage,

Waste Management and Remediation Activities 11,05 12,14 14,56 5,73

F Konstruksi/Construction 13,67 26,23 11,90 11,97

G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor/Wholesale and Retail

Trade; Repair of Motor Vehicles and Motorcycles 10,61 10,28 12,25 8,32

H Transportasi dan Pergudangan/Transportation and Storage 5,16 3,43 14,27 12,89 I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum/Accommodation and Food Service Activities 9,94 9,06 10,32 7,89 J Informasi dan Komunikasi/Information and Communication 7,50 5,73 6,08 11,61 K Jasa Keuangan dan Asuransi/Financial and Insurance Activities 4,36 6,41 13,26 7,04

L Real Estat/Real Estate Activities 7,98 7,04 8,82 7,71

M,N Jasa Perusahaan/Business Activities 8,45 7,09 10,49 8,61

O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib/Public Administration and

Defence; Compulsory Social Security 7,53 11,39 3,21 3,65

P Jasa Pendidikan/Education 19,55 23,87 17,69 23,87

Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial/Human Health and Social Work Activities 5,42 13,79 13,57 15,54

R,S,T,U Jasa lainnya/Other Services Activities 12,61 7,64 10,84 8,98

Produk Domestik Regional Bruto/Gross Regional Domestic Product 9,72 11,01 11,80 9,47

Produk Domestik Regional Bruto Tanpa Migas/Gross Regional Domestic Product Without Oil and Gas 9,71 11,03 11,85 10,05

* Angka sementara/Preliminary Figures

(7)

Tabel 2.4

Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Majalengka

Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha (juta rupiah) Tahun 2010─2014

LAPANGAN USAHA/INDUSTRY 2010 2011 2012 2013 2014

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan/Agriculture, Forestry and Fishing 3.686.975,1 3.974.730,6 4.351.879,9 4.938.859,3 5.224.373,9 B Pertambangan dan Penggalian/Mining and Quarrying 434.055,3 474.915,6 499.792,2 538.869,8 455.350,0 C Industri Pengolahan/Manufacturing 1.744.198,8 1.924.971,9 2.052.997,2 2.262.843,9 2.660.579,9 D Pengadaan Listrik dan Gas/Electricity and Gas 9.950,4 10.997,3 12.021,1 10.431,4 11.719,0 E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang/Water supply,

Sewerage, Waste Management and Remediation Activities 6.522,7 7.243,6 8.122,8 9.305,3 9.838,1

F Konstruksi/Construction 1.196.853,8 1.360.418,0 1.717.214,5 1.921.580,7 2.151.628,3 G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor/Wholesale

and Retail Trade; Repair of Motor Vehicles and Motorcycles 2.237.837,2 2.475.307,0 2.729.803,6 3.064.120,0 3.318.994,1 H Transportasi dan Pergudangan/Transportation and Storage 517.206,6 543.873,0 562.552,3 642.844,7 725.688,7

I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum/Accommodation and Food Service

Activities 411.429,7 452.338,8 493.316,9 544.206,7 587.128,7

J Informasi dan Komunikasi/Information and Communication 410.003,3 440.755,9 465.991,4 494.338,7 551.713,4 K Jasa Keuangan dan Asuransi/Financial and Insurance Activities 384.855,2 401.626,8 427.383,3 484.048,1 518.148,6 L Real Estat/Real Estate Activities 176.062,1 190.105,0 203.481,1 221.418,4 238.490,4 M,N Jasa Perusahaan/Business Activities 45.427,6 49.267,7 52.759,2 58.292,5 63.313,5

O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib/Public

Administration and Defence; Compulsory Social Security 595.781,5 640.671,9 713.651,3 736.582,1 763.486,5

P Jasa Pendidikan/Education 588.086,5 703.042,5 870.866,8 1.024.946,2 1.269.636,3 Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial/Human Health and Social Work Activities 113.387,0 119.531,4 136.013,3 154.473,6 178.479,8 R,S,T,U Jasa lainnya/Other Services Activities 324.555,0 365.477,3 393.382,4 436.027,3 475.169,4

Produk Domestik Regional Bruto/Gross Regional Domestic Product 12.883.187,8 14.135.274,0 15.691.229,4 17.543.188,5 19.203.738,8 Produk Domestik Regional Bruto Tanpa Migas/Gross Regional Domestic Product Without

Oil and Gas 12.752.047,5 13.989.733,0 15.532.532,6 17.373.196,1 19.120.022,8

* Angka sementara/Preliminary Figures

(8)

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan indikator ekonomi makro yang dapat digunakan untuk melihat tingkat keberhasilan pembangunan ekonomi suatu daerah. PDRB Kabupaten Majalengka Tahun 2014 atas dasar harga berlaku sebesar 19.203.738,8 juta rupiah, dan tanpa migas sebesar 19.120.022,8 juta rupiah. Sedangkan atas dasar harga konstan sebesar 15.745.285,6 juta rupiah, dan tanpa migas sebesar 15.668.618,5 juta rupiah.

Perekonomian Kabupaten Majalengka pada tahun 2014 mengalami perlambatan dibandingkan dengan pertumbuhan tahun-tahun sebelumnya. Laju pertumbuhan PDRB Kabupaten Majalengka tahun 2014 mencapai 4,88 persen, sedangkan tahun 2013 sebesar 4,93 persen. Pertumbuhan yang melambat ini disebabkan karena menurunnya produksi minyak mentah dan gas bumi. Sedangkan jika dilihat dari pertumbuhan PDRB tanpa migas, pada tahun 2014 tumbuh sebesar 5,43 persen dan 4,96 persen pada tahun 2013.

Pertumbuhan ekonomi tertinggi dicapai oleh lapangan usaha Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial sebesar 15,28 persen. Sedangkan untuk kategori Pertambangan dan Penggalian serta Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib pada tahun 2014 mencatat pertumbuhan yang negatif. Jika dibandingkan dengan laju pertumbuhan ekonomi Jawa Barat, Kabupaten Majalengka masih berada dibawah.

Pada tahun 2014, secara agregat PDRB per kapita Kabupaten Majalengka mencapai 16,25 juta rupiah atau senilai US$ 1.369,61, meningkat 9,51 persen bila dibandingkan dengan tahun 2013 yang sebesar 14,84 juta rupiah (US$ 1.417,22). Peningkatan tertinggi terjadi pada tahun 2013 yaitu sebesar 11,30 persen.

(9)

Gambar 2.2

PDRB Kabupaten Majalengka Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun 2010-2014

Sumber : Data Sektoral Tahun 2015

Gambar 2.3

Distribusi PDRB Kabupaten Majalengka Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun 2014

Sumber : Data Sektoral Tahun 2015 27% 2% 14% 0% 0% 11% 17% 4% 3% 3% 3% 1% 0% 4% 7% 1% 2% Pertanian Pertambangan Industri Pengolahan/Manufacturing Listrik dan Gas

Air, Sampah, Limbah dan Daur Ulang

Konstruksi

Perdagangan Besar dan Eceran Transportasi dan Pergudangan 0,00 1.000.000,00 2.000.000,00 3.000.000,00 4.000.000,00 5.000.000,00 6.000.000,00 2010 2011 2012 2013 2014

(10)

Tabel diatas menunjukkan bahwa laju pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Majalengka pada tahun 2014 berdasarkan PDRB atas dasar harga berlaku, yang tertinggi adalah Sektor Jasa Pendidikan sebesar 23,87%, Sektor Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial sebesar 15,54% diikuti Sektor Industri Pengolahan yaitu sebesar 17,58%. Untuk struktur ekonomi Kabupaten Majalengka terihat pada distribusi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Majalengka dari tahun 2011-2014

.

Berdasarkan ekonomi tersebut dapat diambil suatu kebijakan pembangunan yang lebih terarah.Skala prioritas untuk sektor unggulan guna dapat dikembangkan sesuai dengan potensi yang dimiliki. Untuk lebih jelasnya distribusi PDRB Kabupaten/Kota atas dasar Harga Konstan Periode Tahun 2011-2014.

2.2.2 SEKTOR EKONOMI KREATIF

Mempetakan (maping) potensi ekonomi kreatif di Kabupaten Majalengka merupakan langkah penting dalam rangka mendorong penguatan pertumbuhan ekonomi wilayah. Sebagaimana diketahui, secara nasional

road map

pengembangan ekonomi kreatif saat ini (periode 2009-2015) berada pada tahap penumbuhan, sehingga mempetakan potensi ekonomi kreatif di Kabupaten Majalengka merupakan kebutuhan mendesak, mengingat dalam waktu satu tahun ke depan tahap akselerasi pengembangan ekonomi kreatif telah menjadi agenda nasional.

Berdasarkan hasil kajian lapangan dan data sekunder, potensi ekonomi kreatif di Kabupaten Majalengka mencakup sembilan subsektor yang tersebar di beberapa kecamatan (Kajian Potensi Ekonomi Kreatif di Kabupaten Majalengka

Tahun 2013).

Untuk lebih jelas mengenai sebaran potensi ekonomi kreatif di Kabupaten Majalengka terdapat pada tabel berikut :

(11)

Tabel 2.5

Sebaran Subsektor Ekonomi Kreatif Di Kabupaten Majalengka

No. Kecamatan Sub Sektor Jumlah Unit Usaha Jumlah Tenaga Kerja (orang)

1. Majalengka

Kuliner 8 20

Seni Pertunjukan 3 23

Televisi dan Radio 3 22

Kerajinan 5 12

Film Video dan Fotografi 2 4

Fesyen 4 18

Penerbitan dan percetakan 32 96

Musik 10 53 Periklanan 3 25 Jumlah 70 273 2. Panyingkiran Kuliner 6 49 Seni Pertunjukan 1 12

Penerbitan dan Percetakan 6 12

Fesyen 13 20 Periklanan 2 6 Jumlah 28 99 3. Kadipaten Kuliner 1 3 Seni Pertunjukan 5 34

Film Video dan Fotografi 5 15

Penerbitan dan Percetakan 11 32

Musik 1 10

Televisi dan Radio 1 12

Jumlah 24 106

4. Kertajati

Kuliner 3 13

Seni Pertunjukan 1 7

Periklanan 2 9

Film Video dan Fotografi 3 8

Fesyen 4 29

Kerajinan 3 6

Penerbitan dan Percetakan 3 8

Jumlah 19 80

5. Dawuan

Periklanan 1 2

Seni Pertunjukan 3 8

Kerajinan 1 2

Film Video dan Fotografi 2 4

Fesyen 4 20

Penerbitan dan Percetakan 3 8

Musik 1 15

(12)

No. Kecamatan Sub Sektor Jumlah Unit Usaha Jumlah Tenaga Kerja (orang)

Jumlah 17 65

6. Lemahsugih

Fesyen 41 66

Penerbitan dan Percetakan 2 4

Musik 1 8

Kuliner 2 4

Jumlah 44 82

7. Malausma Kerajinan 6 112

Film Video dan Fotografi 1 2

Jumlah 7 114

8. Bantarujeg

Periklanan 2 5

Seni Pertunjukan 2 16

Film Video dan Fotografi 2 4

Penerbitan dan Percetakan 12 24

Fesyen 10 31

Jumlah 28 80

9. Talaga

Seni Pertunjukan 3 26

Film Video dan Fotografi 6 12

Penerbitan dan Percetakan 5 13

Kuliner 2 6

Jumlah 16 57

10. Cikijing

Fesyen 87 267

Penerbitan dan Percetakan 13 19

Musik 1 12

Kuliner 2 7

Jumlah 103 305

11. Cingambul Fesyen 22 373

Penerbitan dan Percetakan 2 8

Jumlah 24 381

12. Banjaran

Seni Pertunjukan 1 5

Fesyen 1 2

Penerbitan dan Percetakan 4 8

Kuliner 6 31

Jumlah 12 46

13. Maja

Kuliner 5 11

Musik 1 12

Penerbitan dan Percetakan 16 43

Film Video dan Fotografi 2 4

Fesyen 9 32

Seni Pertunjukan 1 7

Jumlah 34 109

14. Argapura Seni Pertunjukan 7 44

(13)

No. Kecamatan Sub Sektor Jumlah Unit Usaha Jumlah Tenaga Kerja (orang) Musik 2 19 Kuliner 2 4 Jumlah 12 69 15. Cigasong Seni Pertunjukan 3 23

Film Video dan Fotografi 6 13

Fesyen 4 11

Penerbitan dan Percetakan 13 28

Musik 2 13

Televisi dan Radio 1 7

Jumlah 29 95

16. Sukahaji

Fesyen 1 7

Penerbitan dan Percetakan 2 4

Kuliner 2 8 Seni Pertunjukan 1 7 Kerajinan 1 2 Jumlah 5 28 17. Sindang Seni Pertunjukan 1 8

Film Video dan Fotografi 2 5

Kerajinan 2 2 Jumlah 5 15 18. Rajagaluh Periklanan 5 17 Seni Pertunjukan 2 18 Kerajinan 2 4 Fesyen 13 78

Penerbitan dan Percetakan 27 49

Musik 1 9

Televisi dan Radio 1 7

Kuliner 3 7 Jumlah 54 189 19. Sindangwangi Seni Pertunjukan 2 14 Kerajinan 1 2 Fesyen 4 22

Penerbitan dan Percetakan 1 2

Musik 1 8

Televisi dan Radio 1 6

Kuliner 1 5 Jumlah 11 59 20. Leuwimunding Periklanan 1 4 Seni Pertunjukan 7 41 Kerajinan 1 2

Film Video dan Fotografi 2 6

Fesyen 23 89

Penerbitan dan Percetakan 10 32

Jumlah 44 174

21. Sumberjaya Periklanan 2 6

(14)

No. Kecamatan Sub Sektor Jumlah Unit Usaha Jumlah Tenaga Kerja (orang)

Kerajinan 46 99

Film Video dan Fotografi 2 5

21. Sumberjaya

Fesyen 11 32

Penerbitan dan Percetakan 7 17

Musik 1 8 Kuliner 1 2 Jumlah 72 184 22. Kasokandel Periklanan 1 2 Seni Pertunjukan 2 14 Kerajinan 6 8

Film Video dan Fotografi 1 2

Fesyen 2 6

Penerbitan dan Percetakan 15 31

Musik 3 22 Jumlah 30 85 23. Jatiwangi Periklanan 2 7 Seni Pertunjukan 4 30 Kerajinan 2 7

Film Video dan Fotografi 1 2

Fesyen 5 17

Penerbitan dan Percetakan 15 31

Musik 2 15

Televisi dan Radio 2 10

Kuliner 1 6

Jumlah 34 125

24. Ligung

Seni Pertunjukan 2 14

Film Video dan Fotografi 1 2

Fesyen 3 6

Penerbitan dan Percetakan 1 2

Musik 1 6 Jumlah 8 30 25. Jatitujuh Periklanan 1 2 Seni Pertunjukan 1 11 Kerajinan 1 20

Film Video dan Fotografi 3 7

Fesyen 11 65

Penerbitan dan Percetakan 12 24

Musik 5 36

Kuliner 2 3

Jumlah 36 168

26. Palasah Periklanan 7 22

(15)

No. Kecamatan Sub Sektor Jumlah Unit Usaha Jumlah Tenaga Kerja (orang)

Kerajinan 8 16

Film Video dan Fotografi 1 2

Fesyen 27 116

Penerbitan dan Percetakan 8 18

Musik 1 9

Jumlah 60 221

Jumlah Seluruhnya 826 3.226

Sumber : Hasil Lapangan dan Profil IKM Kab. Majalengka (2012), Kajian Potensi Ekonomi Kreatif di kabupaten Majalengka Tahun 2013.

Memperhatikan tabel tersebut, secara faktual berdasarkan identifikasi lapangan menunjukkan bahwa potensi ekonomi kreatif di Kabupaten Majalengka mencakup sebanyak 826 unit aktivitas usaha yang terdistribusi di 26 kecamatan yang meliputi sembilan subsektor dengan jumlah tenaga kerja yang mampu diserap mencapai 3.226 orang. Dari kesembilan subsektor yang teridentifikasi menunjukkan sebaran yang tidak merata antar kecamatan, yaitu sebagai berikut:

 Seni pertunjukan : 9 kecamatan  Percetakan dan penerbitan : 21 kecamatan

 Periklanan : 9 kecamatan

 Kerajinan : 13 kecamatan

 Televisi dan radio : 6 kecamatan

 Musik : 16 kecamatan

 Film, video dan photografi : 18 kecamatan

 Fesyen : 21 kecamatan

 Kuliner : 16 kecamatan

Gejala sebaran ini mengindikasikan bahwa ragam aktivitas ekonomi masyarakat di Kabupaten Majalengka yang telah berlangsung lama bila dikaitkan dengan kerangka ekonomi kreatif sesungguhnya cukup beragam dan potensial. Dari 15 kategori subsektor ekonomi kreatif yang telah ditetapkan terdapat 9 subsektor yang secara eksisting menjadi aktivitas ekonomi masyarakat Kabupaten Majalengka.

Subsektor percetakan dan penerbitan serta subsektor fesyen merupakan aktivitas ekonomi masyarakat Kabupaten Majalengka yang tersebar

(16)

masing-masing di 21 kecamatan dari 26 kecamatan yang ada. Kedua subsektor ini mampu menyerap 56,48 persen (1.822 orang) dari seluruh tenaga kerja yang diserap subsektor ekonomi kreatif yang ada. Namun demikian, sampai sejauh ini belum teridentifikasi bagaimana tingkat produktivitas (ekonomi) mereka. Bisa jadi, tingkat produktivitas mereka relatif lebih rendah dibandingkan dengan tingkat produktivitas subsektor lainnya, karena tenaga kerja yang terserap di kedua subsektor ini adalah pekerja (buruh). Sementara tenaga kerja di sektor lain mungkin adalah pelaku wirausaha ekonomi kreatif yang memiliki peluang mengembangkan kreativitasnya sehingga kesempatan memperoleh pendapatan yang lebih tinggi.

Pengembangan ekonomi kreatif dimaksudkan untuk memberikan kontribusi ekonomi yang signifikan, menciptakan iklam bisnis yang positif, membangun citra dan identitas bangsa, mengembangkan ekonomi berbasis kepada sumber daya alam yang terbarukan, Menciptakan inovasi dan kreativitas yang merupakan keunggulan kompetitif suatu bangsa,memberikan dampak sosial yang positif.

2.2.3 SEKTOR PARIWISATA

Salah satu Potensi Wilayah Kabupaten Majalengka terkait sektor pariwisata diantaranya sebagai berikut :

1. Wisata Paralayang, Lokasi Minat Khusus Paralayang di Desa Sidamukti, Kecamatan Majalengka. Daya tarik wisata di Desa Sidamukti direncanakan menjadi kawasan terpadu karena kan ditunjang oelh wisata lainnya Sirkuit, Curug Cisempoy dan Perkebunan Mangga (Sentro Mangga Gedong Gincu).

2. Wisata Panyaweuyan di Kecamatan Argapura, Kabupaten Majalengka.

- Potensi Alam meliputi Panorama Terasering sepanjang 2 Km, Wilayah Terasering dan Puncak Panyaweuyan di Desa Sukasari Kaler, Sukasari Kidul dan Desa Tejamulya. Wilayah Penyangga Terasering dan Puncak Panyaweuyan di Desa Sukadana dan Desa Argamukti.

- Potensi Bidang Seni dan Budaya seperti : Seni Gembyung, Seni Calung, Seni Reog, Seni Sampyong, Seni Silat, Seni Adu Domba,

(17)

Seni Atraksi Kuda, Seni Kuda Renggong, Upacara Kenduri, Hajat Buyut, Guar Bumi dan Upacara Keagamaan.

- Potensi Bidang Kuliner : Nasi Liwet, Pareredan, Opak, Dodol Waluh, Dodol Kesemek, Gula Cakar, Gula Kawung/merah, Pisang Apuy, Pisang Raja, Pisang Tanduk, Susu Murni, Air Lahang, Wedang Jahe. - Rencana Pengembangan Kawasan Terasering Panyaweuyan

menjadi

paket wisata terpadu

karena lokasi yang berdampingan dengan wisata alam Curug Muara Jaya, Desa Argamukti (Apuy), Wisata Edukasi (Pembelajaran pertanian, dll), Wisata Religius (Situs).

3. Agrowisata :

- Perkebunan Mangga Gedong Gincu (Kecamatan Kertajati, Jatitujuh, Ligung), Wisata Agrobatu (Kecamatan Sindangwangi), Perkebunan Mangga Gedong Gincu (Kecamatan Majalengka, Panyingkiran), Bercocok Tanam (Kecamatan Rajagaluh, Sukahaji, Majalengka), Kebun Teh Sadarehe Desa Payung (Kecamatan Rajagaluh), Durian Sinapeul (Kecamatan Sindangwangi), Kebun Teh Cipasung (Kecamatan Lemahsugih), Pisang Apuy (Kecamatan Argapura), dan Jagung (Kecamatan Argapura, Banjaran, Lemahsugih).

4. Ekowisata :

- Batu Luhur (Kecamatan Sindangwangi), Curug Baligo (Kecamatan Sindangwangi), dan Talaga Herang/Loa (Kecamatan Sindangwangi). 5. Wisata Belanja :

- Kerajinan Besi (Kecamatan Sumberjaya), Anyaman dan Renda (Kecamatan Leuwimunding, Palasah, Sindangwangi, Sukahaji, Rajagaluh), Industri Rotan (Kecamatan Sumberjaya, Leuwimunding, Sindangwangi, Rajagaluh), Industri Bola (Kecamatan Kadipaten), Kecap (Kecamatan Kadipaten, Majalengka), Jeruk Sambal (Kecamatan Palasah), Kerajinan Batik (Kecamatan Palasah), Emping Melinjo (Kecamatan Rajagaluh, Sukahaji, Sindangwangi, Talaga), Batu Alam (Kecamatan Sindangwangi), Industri Jeans (Kecamatan Cikijing), Industri Keripik (Kecamatan Cingambul).

(18)

6. Wisata Kuliner :

- Depo Ikan Tawar (Kecamatan Argapura), Depo Ikan Lengkong Kulon (Kecamatan Sindangwangi).

7. Desa Wisata :

- Jeruk Sambal Desa Weragati (Kecamatan Palasah).

- Ekonomi Kreatif (JAF= Jatiwangi Art Festival) Desa Jatisura (Kecamatan Jatiwangi).

Selain itu, beberapa kegiatan yang dilakukan di Kabupaten Majalengka guna mendukung Kabupaten Majalengka sebagai tujuan wisata juga diwujudkan, antara lain pembangunan Air Mancur Munjul, Taman Dirgantara, Pembangunan Air Mancur Aerocity di alun-alun Majalengka dan Penataan alun-alun majalengka.

2.2.4 PENGGUNAAN LAHAN

Kabupaten Majalengka merupakan daerah agraris, hal ini dapat ditunjukkan dengan besarnya luas lahan yang dipergunakan untuk sawah, yaitu sekitar 42,02 % dari seluruh luas lahan yang ada di Kabupaten Majalengka. Luas lahan sawah pada Tahun 2014 sebesar 50.334 Ha, dan yang menggunakan irigasi mencapai 71,98 %. Sedangkan untuk luas lahan kering mencapai 69.462 Ha. dan 31,76 % digunakan sebagai kebun.

Tabel 2.6

Luas Lahan Kering Menurut Penggunaannya dari Tahun 2010-2014

No Tanah/Lahan Penggunaan Luas Lahan Kering (Ha)

2010 2011 2012 2013 2014 1 Pekarangan / Bangunan 12.137 12.243 12.260 13.030 13.045 2 Tegal / Kebun 26.990 26.946 26 855 23 499 22 058 3 Ladang / Huma - - - - 2.066 4 Penggembalaan 702 752 752 495 495 5 Rawa 99 99 99 99 99 6 Tambak - - - - - 7 Kolam / Empang 584 585 585 1 328 726 8 Perkebunan 370 370 370 739 739

(19)

No Tanah/Lahan Penggunaan Luas Lahan Kering (Ha) 2010 2011 2012 2013 2014 9 Hutan Rakyat 4.747 4.697 4.685 5.682 5.702 10 Hutan Negara 17.217 17.217 17.203 17.203 17.203 11 Lainnya 5.651 5.591 6.159 7.359 7.957 12 Sementara tidak diusahakan 28 28 28 28 - Kab. Majalengka 68.525 68.525 68.525 68.528 68.996

Sumber : Dinas Pertanian Kabupaten Majalengka Tabel 2.7

Luas Lahan Kering Menurut Penggunaannya dari Tahun 2010-2014

No Klasifikasi Tanah Luas Lahan Sawah (Ha)

2010 2011 2012 2013 2014

1 Irigasi Teknis 17.982 17.982 17.865

2 Irigasi Setengah Teknis 7.970 7.970 7.950 3 Irigasi Sederhana Milik PU 5.534 5.533 5.458

4 Irigasi Non PU 7.901 7.989 7.988

5 Tadah Hujan 12.512 12.422 12.167 14.449 14.102

6 Sementara Tidak Diusahakan - - - - -

7 Lain-lain - - - - -

Kab. Majalengka 51.899 51.896 51.428 50.962 50.334

2.3 DEMOGRAFI DAN URBANISASI 2.3.1 DEMOGRAFI

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), bahwa jumlah penduduk di Kabupaten Majalengka sampai dengan tahun 2014 berjumlah 1.176.117 jiwa, yang terdiri dari 587.711 jiwa penduduk laki-laki dan 588.406 jiwa penduduk perempuan. Kepadatan penduduk di Kabupaten/Majalengka berbeda-beda untuk setiap kecamatan. Kepadatan penduduk rata-rata di 36.23 36.51

(20)

Kabupaten Majalengka pada tahun 2012 berkisar 977 Jiwa/Km2, Kecamatan

Jatiwangi memiliki kepadatan 2.079 jiwa/km2 merupakan kecamatan dengan

kepadatan tertinggi di Kabupaten Majalengka Sedangkan Kecamatan Kertajati memiliki kepadatan penduduk 306 jiwa/km2 dan merupakan kecamatan dengan

kepadatan terendah. Selengkapnya jumlah dan kepadatan penduduk Kabupaten Majalengka dapat dilihat pada Tabel berikut.

Tabel 2.8

Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Majalengka Tahun 2014

No Kecamatan Daerah Luas (Km2)

Penduduk (Jiwa) Kepadatan

Penduduk per Km2 (Jiwa/Km2)

Laki-laki Perempuan Total

1 Lemahsugih 78,64 28.853 28.856 57.709 734 2 Bantarujeg 66,52 21.451 21.576 43.027 647 3 Malausma 45,04 20.220 20.985 41.205 915 4 Cikijing 43,54 31.138 29.215 60.353 1.386 5 Cingambul 37,03 18.182 17.921 36.103 975 6 Talaga 43,50 22.122 21.499 43.621 1.003 7 Banjaran 41,98 11.977 12.094 24.071 573 8 Argapura 60,56 16.669 17.030 33.699 556 9 Maja 65,21 24.556 24.366 48.922 750 10 Majalengka 57,00 34.408 35.274 69.682 1.222 11 Cigasong 24,17 17.525 16.957 34.482 1.427 12 Sukahaji 32,52 19.955 20.021 39.976 1.229 13 Sindang 23,97 7.183 7.271 14.454 603 14 Rajagaluh 34,37 20.771 20.869 41.640 1.212 15 Sindangwangi 31,76 15.178 15.334 30.512 961 16 Leuwimunding 32,46 26.948 28.738 55.686 1.716 17 Palasah 38,69 22.367 23.552 45.919 1.187 18 Jatiwangi 40,03 41.687 41.537 83.224 2.079 19 Dawuan 23,80 22.223 22.821 45.044 1.893 20 Kasokandel 31,61 23.066 23.400 46.466 1.470 21 Panyingkiran 22,98 14.793 15.062 29.855 1.299 22 Kadipaten 21,86 22.032 21.680 43.712 2.000 23 Kertajati 138,36 21.517 20.854 42.371 306 24 Jatitujuh 73,66 25.712 25.314 51.026 693 25 Ligung 62,25 28.316 28.102 56.418 906 26 Sumberjaya 32,73 29.032 28.104 57.136 1.746 Kab. Majalengka 1.204,24 577.881 588.432 1.176.313 977

Sumber : Data Sektoral Kabupaten Majalengka 2015

(21)

Pertambahan jumlah penduduk di Kabupaten Majalengka dipengaruhi oleh pertumbuhan alami (lahir dan mati), penduduk datang dan peduduk keluar (migrasi). Berdasarkan data penduduk dari Badan Pusat Statistik (BPS) bahwa laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Majalengka Tahun 2012 rata-rata 0,4%. Laju pertumbuhan penduduk terbesar terdapat di Kecamatan Cikijing sedangkan untuk laju pertumbuhan terkecil terdapat di Kecamatan Kertajati Lebih jelas mengenai laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Majalengka terlihat pada Tabel berikut.

Tabel 2.9

Jumlah Penduduk Kabupaten Majalengka Tahun 2010-2014

No Kecamatan Jumlah Penduduk

2010 2011 2012 2013 2014 1 Lemahsugih 57.038 57.472 57.700 57.928 57.709 2 Bantarujeg 42.634 42.851 43.020 43.190 43.027 3 Malausma 40.936 41.037 41.200 41.363 41.205 4 Cikijing 59.577 60.096 60.342 60.581 60.353 5 Cingambul 35.719 35.954 36.097 36.240 36.103 6 Talaga 43.045 43.442 43.614 43.787 43.621 7 Banjaran 23.903 23.972 24.067 24.162 24.071 8 Argapura 33.460 33.560 33.693 33.826 33.699 9 Maja 48.396 48.720 48.913 49.107 48.922 10 Majalengka 68.871 69.395 69.670 69.946 69.682 11 Cigasong 33.937 34.341 34.477 34.613 34.482 12 Sukahaji 39.579 39.812 39.970 40.128 39.976 13 Sindang 14.409 14.393 14.450 14.508 14.454 14 Rajagaluh 41.377 41.469 41.633 41.798 41.640 15 Sindangwangi 30.290 30.387 30.507 30.628 30.512 16 Leuwimunding 55.736 55.458 55.677 55.898 55.686 17 Palasah 45.661 45.730 45.911 46.093 45.919 18 Jatiwangi 82.524 82.883 83.211 83.540 83.224 19 Dawuan 44.491 44.859 45.037 45.215 45.044 20 Kasokandel 45.858 46.275 46.458 46.642 46.466 21 Panyingkiran 29.576 29.732 29.849 29.968 29.855 22 Kadipaten 43.346 43.531 43.704 43.877 43.712

(22)

No Kecamatan Jumlah Penduduk 2010 2011 2012 2013 2014 23 Kertajati 42.263 42.196 42.363 42.531 42.371 24 Jatitujuh 50.864 50.817 51.018 51.220 51.026 25 Ligung 56.328 56.186 56.409 56.632 56.418 26 Sumberjaya 56.655 56.902 57.127 57.353 57.136 Jumlah 1.166.473 1.171.470 1.176.117 1.180.774 1.176.313 Sumber : Kabupaten Majalengka Dalam Angka, BPS Kabupaten Majalengka, 2013

Data Sektoral Kabupaten Majalengka Tahun 2015

Tabel 2.10

Laju Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Majalengka Tahun 2010-2014

No Kecamatan

Laju Pertumbuhan Penduduk Rata-rata

Laju Pertumbuhan Penduduk (%) 2010 2011 2012 2013 2014 1 Lemahsugih -1,711 0,761 0,397 0,395 -0,378 -0,107 2 Bantarujeg -2,173 0,509 0,394 0,395 -0,377 -0,250 3 Malausma -8,837 0,247 0,397 0,396 -0,382 -1,636 4 Cikijing -2,590 0,871 0,409 0,396 -0,376 -0,258 5 Cingambul -3,444 0,658 0,398 0,396 -0,378 -0,474 6 Talaga -3,646 0,922 0,396 0,397 -0,379 -0,462 7 Banjaran -3,737 0,289 0,396 0,395 -0,377 -0,607 8 Argapura -5,285 0,299 0,396 0,395 -0,375 -0,914 9 Maja 1,493 0,669 0,396 0,397 -0,377 0,516 10 Majalengka 1,393 0,761 0,396 0,396 -0,377 0,514 11 Cigasong 4,287 1,190 0,396 0,394 -0,378 1,178 12 Sukahaji -6,124 0,589 0,397 0,395 -0,379 -1,024 13 Sindang -11,487 -0,111 0,396 0,401 -0,372 -2,235 14 Rajagaluh -5,517 0,222 0,395 0,396 -0,378 -0,976 15 Sindangwangi -3,688 0,320 0,395 0,397 -0,379 -0,591 16 Leuwimunding -9,353 -0,499 0,395 0,397 -0,379 -1,888 17 Palasah -6,179 0,151 0,396 0,396 -0,377 -1,123 18 Jatiwangi -1,662 0,435 0,396 0,395 -0,378 -0,163 19 Dawuan 2,950 0,827 0,397 0,395 -0,378 0,838 20 Kasokandel 1,537 0,909 0,395 0,396 -0,377 0,572 21 Panyingkiran -0,598 0,527 0,394 0,399 -0,377 0,069 22 Kadipaten 0,648 0,427 0,397 0,396 -0,376 0,298 23 Kertajati -8,216 -0,159 0,396 0,397 -0,376 -1,592

(23)

No Kecamatan

Laju Pertumbuhan Penduduk Rata-rata

Laju Pertumbuhan Penduduk (%) 2010 2011 2012 2013 2014 24 Jatitujuh -5,685 -0,092 0,396 0,396 -0,379 -1,073 25 Ligung -9,179 -0,252 0,397 0,395 -0,378 -1,803 26 Sumberjaya -2,477 0,436 0,395 0,396 -0,378 -0,326 Jumlah -3,334 0,428 0,397 0,396 -0,378 -0,498

Sumber : Hasil Analisis

2.3.2 KEMISKINAN

Selama kurun waktu 2011-2015, angka kemiskinan di Kabupaten Majalengka terus menurun yaitu 178.566 jiwa atau 14,98% pada tahun 2011 menjadi 151.704 jiwa atau 12,73 % pada tahun 2015, dimana target yang tertuang dalam RPJMD adalah 11%. Hal ini menunjukan bahwa program-pogram penanggulangan kemiskinan harus terus ditingkatkan untuk dapat mengurangi angka kemiskinan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Tabel 2.11

Angka Kemiskinan Kabupaten Majalengka Tahun 2011-2015 Uraian TAHUN 2011 2012 2013 2014 2015 Realisasi*) Target Jumlah Penduduk Miskin (Jiwa) 178.566 169.800 164.900 159.370 151.704 131.088 Jumlah Penduduk (Jiwa) 1.158.882 1.164.724 1.170.505 1.176.313 1.182.109 1.308.428 Persentase Penduduk Miskin (%) 14,98 14,46 14,07 13,42 12,73 11

Sumber : BPS Kabupaten Majalengka, Tahun 2016.

2.3.3 PROYEKSI PENDUDUK

Jumlah penduduk Kabupaten Majalengka pada tahun 2015 mencapai 1.182.109 jiwa dengan Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP) 0,493%. Pertumbuhan jumlah penduduk tersebut melebihi target capaian yang tertuang pada RPJMD 2014-2018 dan RPJPD Kabupaten Majalengka yaitu pada tingkat LPP 0,80%. Untuk lebih jelasnya jumlah penduduk, LPP, dan Kepadatan

(24)

penduduk dapat dilihat pada tabel 2.12 Data tersebut menjadi dasar untuk proyeksi 5 (lima) tahun ke depan, sebagai berikut :

Tabel 2.12

Jumlah Penduduk, LPP, dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Majalengka Tahun 2011-2015

No. Indikator Tahun

2011 2012 2013 2014 2015* 1. Jumlah Penduduk (Jiwa) 1.158.882 1.164.724 1.170.505 1.176.313 1.182.109 Laki-laki (Jiwa) 579.121 582.012 585.011 587.881 590.690 Perempuan (Jiwa) 579.761 582.712 585.494 588.432 591.419 2. LPP (%) 0,494 0,50 0,498 0,496 0,493 3. Kepadatan Penduduk (jiwa/km2) 962 967 972 977 982

Sumber : BPS Kabupaten Majalengka, Tahun 2016. * : Data Estimasi

Tabel 2.13

Proyeksi Penduduk Kabupaten Majalengka Tahun 2016-2020

No. Indikator Tahun

2016 2017 2018 2019 2020 1. Proyeksi Jumlah Penduduk 1.187.918 1.193.722 1.199.526 1.205.330 1.211.134 2. Kepadatan Penduduk (jiwa/km2) 986 991 996 1.001 1.006 * : Data Estimasi 2.3.4 URBANISASI

Urbanisasi dipengaruhi oleh 3 (tiga) faktor yaitu pertumbuhan alami penduduk daerah perkotaan, migrasi dari daerah perdesaan ke daerah dan reklasifikasi desa perdesaan menjadi desa perkotaan. Jumlah Penduduk Desa yaitu 1.178.685 Jiwa sedangkan Penduduk Kota (Kelurahan) 71.495 Jiwa, sehingga Rasio penduduk kota dan desa adalah 13 Kelurahan : 330 Desa yaitu 1 : 25,4.

(25)

Tabel 2.14

Data Jumlah Penduduk Kota Kabupaten Majalengka Tahun 2015

No Jenis Daerah Laki-laki Perempuan Jumlah

1 Desa (Jiwa) 596.606 582.079 1.178.685

2 Kota (Jiwa) 35.713 35.782 74.495

Jumlah 632.319 617.861 1.250.180

Sumber : Data SIAK, Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Tahun 2015.

Urbanisasi dipengaruhi oleh Migrasi Permanen yaitu Migrasi Masuk da Migrasi Keluar. Migrasi Masuk biasanya dipengaruhi oleh adanya daya tarik dari suatu kawasan perkotaan, sedangkan migrasi keluar disebabkan karena terbatasnya lapangan kerja yang tersedia dan terbatasnya fasilitas/sarana pendidikan yang berkualitas sehingga memicu penduduk untuk menetap di kota besar dan meninggalkan daerahnya karena keterbatasan pilihan.

Tabel 2.15

Data Migrasi Masuk dan Migrasi Keluar Penduduk Kabupaten Majalengka Tahun 2015

No Jenis Migrasi Laki-laki Perempuan Jumlah 1 Migrasi Masuk (Pindah)

ke Kabupaten/Kota Lain 2.153 2.080 4.233

2 Migrasi Masuk (Pindah)

ke Provinsi Lain 805 683 1.488

3 Migrasi Keluar (Pindah)

ke Kabupaten/Kota Lain 3.206 3.033 6.239

4 Migrasi Keluar (Pindah)

ke Provinsi Lain 1.418 1.306 2.724

Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Tahun 2015.

Migrasi Neto menunjukkan selisih banyaknya migran masuk dan migran keluar per 1000 penduduk dalam satu tahun. Data migrasi masuk dan migrasi keluar dapat diketahui angka migrasi neto sebesar 0,42. Angka migrasi minus mengandung arti bahwa jumlah penduduk yang masuk lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah penduduk keluar Kabupaten Majakengka.

(26)

Migrasi Bruto adalah angka yang menunjukkan banyaknya kejadian perpindahan, jumlah migrasi masuk dan migrasi keluar dibagi jumlah penduduk tempat asal dan jumlah penduduk tempat tujuan.

Tabel 2.16

Data Migrasi Masuk dan Migrasi Keluar Penduduk Kabupaten Majalengka Tahun 2013-2015

No Jenis Migrasi 2013 2014 2015

1 Migrasi Masuk (Pindah) ke

Kabupaten/Kota Lain 3.082 3.630 4.233

2 Migrasi Masuk (Pindah) ke

Provinsi Lain 1.106 1.258 1.488

3 Migrasi Keluar (Pindah) ke

Kabupaten/Kota Lain 3.937 5.299 6.239

4 Migrasi Keluar (Pindah) ke

Provinsi Lain 1.765 2.216 2.724

Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Tahun 2013-2015.

Urbanisasi penduduk dipengaruhi oleh alasan ekonomi, politis, agama dan kejadian luar biasa seperti bencana alam, peperangan, kelaparan dan wabah penyakit. Berdasarkan data urbanisasi selama kurun waktu 3 (tiga) tahun maka diperoleh proyeksi urbanisasi penduduk Kabupaten Majalengka 5 (lima) tahun kedepan.

Tabel 2.17

Proyeksi Urbanisasi Kabupaten Majalengka Tahun 2013-2015

No Jenis Migrasi 2016 2017 2018 2019 2020 1 Migrasi Masuk (Pindah) ke

Kabupaten/Kota Lain 4.799 5.375 5.950 6.526 7.101

2 Migrasi Masuk (Pindah) ke

Provinsi Lain 1.666 1.857 2.048 2.239 2.430

3 Migrasi Keluar (Pindah) ke

Kabupaten/Kota Lain 7.460 8.611 9.762 10.913 12.064

4 Migrasi Keluar (Pindah) ke

Provinsi Lain 3.194 3.674 4.153 4.633 5.112

(27)

2.4 ISU STRATEGIS SOSIAL DAN LINGKUNGAN 2.4.1 POTENSI EKONOMI

Sektor industri memegang peranan yang sangat penting dalam peningkatan pembangunan ekonomi suatu daerah, karena sektor ini selain cepat meningkatkan nilai tambah juga sangat besar perannya dalam penyerapan tenaga kerja, disamping itu sektor ini pun merangsang kegiatan ekonomi sektor lainnya seperti sektor jasa, angkutan dan perdagangan. Sebagai gambaran pada PDRB Kabupaten Majalengka bahwa sektor industri mempunyai peranan sebesar 13,85 % dengan laju pertumbuhan sebesar 17,58 %.

Kabupaten Majalengka merupakan daerah potensi pertanian maka pengembangan industri perlu diarahkan juga ke arah agro industri sehingga keseimbangan pembangunan industri dan pertanian dapat berjalan secara mantap.

Pengklasifikasian industri yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik didasarkan pada jumlah tenaga kerja dengan standar sebagai berikut :

(1) Industri Rumah tangga, yaitu usaha dengan tenaga kerja kurang dari 5 orang

(2) Industri Kecil, yaitu usaha industri dengan tenaga kerja antara 5 – 19 orang

(3) Industri Sedang, yaitu usaha industri dengan tenaga usaha antara 20 – 99 orang

(4) Industri Besar, yaitu usaha industri dengan tenaga kerja di atas 100 orang

Data yang disajikan untuk sektor industri ini adalah industri dengan kategori industri besar dan industri sedang. Pada tahun 2014 jumlah industri besar di Kabupaten Majalengka sebanyak 17 perusahaan dengan 10.552 orang tenaga yang terserap dan industri sedang sebanyak 288 perusahaan dengan tenaga kerja yang terserap sebanyak 10.592 orang.

Bila dilihat dari jenis produksinya, industri besar/sedang yang berada di Kabupaten Majalengka 86,15 % merupakan industri genteng.

Pengembangan Hortikultura di Kabupaten Majalengka memiliki potensi besar melalui usaha intensifikasi yaitu peningkatan produksi per kesatuan luas dengan meningkatkan penggunaan teknologi kimia-biologi seperti penggunaan

(28)

varietas unggul, pupuk organik/anorganik, teknologi mekanik dan teknologi budidaya. Pengembangan tanaman pangan dan hortikultura didukung oleh kondisi :

a. Tersedianya potensi lahan bukan pertanian sebesar 35.721 ha yang dapat digunakan untuk pengembangan hortikultura (buah-buahan dan sayur-sayuran). Disamping itu, Kabupaten Majalengka memiliki kesuburan tanah yang tinggi dan spesifik, agroekologi yang sangat cocok untuk pengembangan berbagai jenis tanaman hortikultura.

b. Potensi sumber daya manusia atau tenaga kerja berlimpah. Namun sementara ini tenaga kerja pedesaan lebih banyak melakukan urbanisasi, karena sempitnya kesempatan kerja di pedesaan dan kalaupun ada usaha tani dan atau usaha tani kebun dianggapnya tidak menjanjikan masa depan.

c. Adanya Modal Sosial Tinggi (Social Capital) tinggi dalam mengembangkan agribisnis hortikultura, memiliki pengalaman dalam membangun pertanian dan modal tersendiri untuk membangun agribisnis hortikultura yang berdaya saiing tinggi. Di samping itu, sifat orang Kabupaten Majalengka yang suka berkelompok akan sangat membantu mempercepat diffusi inovasi teknologi hortikultura.

d. Kabupaten Majalengka memiliki empat kelebihan alam yaitu panjang dan intensitas penyinaran, suhu, bebas taifun dan curah hujan. Jumlah radiasi matahari dalam setahun yang melebihi daerah lain sehingga dengan iklim tropis, dimungkinkan di Kabupaten Majalengka dilakukan penanaman secara rotatif tiga sampai empat kali dalam setahun.

2.4.2 DATA PENDAPATAN PERKAPITA DAN PROPORSI PENDUDUK MISKIN

Dengan asumsi bahwa, pendapatan faktor produksi dan transfer yang mengalir ke luar sama dengan pendapatan faktor produksi dan transfer yang masuk, maka nilai pendapatan regional diasumsikan sama besar dengan nilai PDRB. Angka pendapatan per kapita diperoleh dengan cara membagi PDRB dengan jumlah penduduk pertengahan tahun. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel 2.15 sebagai berikut :

(29)

Tabel 2.18

PDRB per Kapita Atas Dasar Harga Konstan Kabupaten Majalengka Tahun 2011-2015

No. Tahun Atas Dasar Harga Konstan (Rp) PDRB Per Kapita

1. 2011 11.640.752

2. 2012 12.283.963

3. 2013 12.825.997

4. 2014 13.385.286

5. 2015 13.987.658

Sumber : BPS Kabupaten Majalengka, Tahun 2016.

Dari tabel di atas, terlihat pendapatan per kapita atas dasar harga konstan selama periode tahun 2011-2015 selalu mengalami peningkatan, yaitu

pada tahun 2011 pendapatan per kapitanya sebesar Rp 11.640.752 naik menjadi Rp 13.987.658 pada tahun 2015 atau meningkat sebesar 16,78 % selama 3

tahun atau sebesar 5,59 % per tahun. Data ini menunjukan bahwa tingkat pendapatan masyarakat Kabupaten Majalengka secara riil selalu meningkat setiap tahunnya.

Berdasarkan Data Kemisikinan terdapat beberapa permasalahan terkait indikator kemiskinan di Kabupaten Majalengka, diantaranya sebagai berikut : 1. Masih rendahnya akurasi Data Kemiskinan.

2. Masih terdapat progra-program penanggulangan kemiskinan yang kurang tepat sasaran.

3. Relatif masih kurangnya motivasi Penduduk Miskin untuk meningkatkan status kesejahteraannya, sebagai pengaruh dari lingkungan sosial dimana masih ada aggapan bahwa kemiskinan merupakan nasib yang harus diterima.

4. Masih rendahnya kualitas Sumber Daya Manusia, baik dalam pengetahuan dan pendidikan, maupun dari keterampilan yang dimiliki.

5. Masih rendahnya daya saing penduduk miskin dalam memperoleh pendidikan dan keterampilan, kesempatan kerja serta pembiayaan usaha produktif.

(30)

6. Masih terbatasnya akses informasi mengenai program-program penanggulangan kemiskinan yang diperoleh masyarakat miskin.

Tabel 2.19

Data Kemiskinan Kabupaten Majalengka Tahun 2010-2015

No Indikator Satuan 2010 2011 2012 2013 2014 2015

1. Jumlah Penduduk Jiwa 1.166.473 1.171478 1.164.724 1.170.505 1.176.313 1.182.109

2. Jumlah Penduduk

Miskin Jiwa 181.112 178.566 169.800 164.900 159.370 151.704

3. Tingkat Kemiskinan Persen 15,52 14,98 14,46 14,07 13,42 12,73

4. Tingkat Pengangguran

Terbuka Persen 5,82 7,80 6,71 7,35 4,47 4,01

2.5 DATA KONDISI LINGKUNGAN STRATEGIS 2.5.1 TOPOGRAFI

A. Topografi

Berdasarkan kondisi topografi, Kabupaten Majalengka dapat dibedakan menjadi 3 (tiga) bagian yaitu landai (dataran rendah), berbukit bergelombang, serta perbukitan terjal.Kondisi bentang alamnya melandai ke daerah Barat Laut, menyebabkan aliran sungai dan mata air mengalir ke arah Utara.Sehingga pada wilayah bagian Utara Kabupaten Majalengka terdapat banyak persawahan.Perbukitan dengan lereng yang curam terdapat di lereng Gunung Ciremai dan daerah di lereng Gunung Cakrabuana.Kondisi topografis ini sangat berpengaruh pada pemanfaatan ruang dan potensi pengembangan wilayah, juga menyebabkan dampak yang mengakibatkan terdapatnya daerah yang rawan terhadap gerakan tanah yaitu daerah yang mempunyai kelerengan curam.

Adapun distribusi ketiga bagian topografi yang ada di Kabupaten Majalengka sebagaimana disebutkan di atas, adalah sebagai berikut :

1. Dataran rendah, rnempuryai kemiringan tanah antara 0 - 15%, meliputi semua kecamatan yang ada di Kabupaten Majalengka. Kecamatan yang mempunyai kemiringan 0-15% seluruh wilayahnya terdiri dari kecamatan Cigasong, Jatitujuh, Jatiwangi, Kadipaten, Kertajati, Ligung dan Palasah.

(31)

2. Berbukit Gelombang, kemiringan tanahnya berkisar antara 15% - 40%, metiputi Kecamatan Argapura, Banjaran, Bantarujeg dan Malausma, Cikijing, Cingambul, Dawuan dan Kasokandel. Lemahsugih, Maja, Majalengka, Rajagaluh, Sindangwangi, Sukahaji dan Sindang, Talaga.

3. Perbukitan Terjal, kemiringan tanahnya berkisar antara >40%, meliputi daerah sekitar Gunung Ciremai, Kecamatan Agapura, Banjaran, Bantarujeg dan Malausma, Cikijing, Cingambul, Lemahsugih, Leuwimunding, Maja, Majalengka, Panyingkiran, Rajagaluh, Sindangwangi, Sukahaji dan Sindang, Sumberjaya dan Talaga.

B. Kemirigan Lereng

Kemiringan lereng di Kabupaten Majalengka di klasifikasikan kedalam 3 kelas yaitu 0–15 %, 15–40 % dan > 40 %. Berdasarkan klasifikasi kelas kemiringan lahan, 13.21 % dari luas wilayah Kabupaten Majalengka mernpunyai kemiringan lahan di atas 40%, sedangkan kontribusi kelas kemiringan lahan mayoritas adalah pada kelas kemiringan lahan 0-15%, yaitu 82.207 Ha atau 68.26% luas wilayah Kabupaten Majalengka, dan daerah ini merupakan daerah yang relatif datar. Untuk lebih jelasnya tentang kemiringan lahan ini dapat dilihat pada Tabel 2.20 dan Gambar 2.4

Tabel 2.20

Kemiringan Tanah di Kabupaten Majalengka

NO KECAMATAN NAMA LUAS (Ha) 0-15% KEMIRINGAN LAHAN (Ha) 15-40%  40% 1 Argapura 6.929 810 2.740 2.379 2 Banjaran 2.480 1.040 1.715 725 3 Bantarujeg 6.652 2.516 1.675 2.416 4 Malausma 4.504 2.004 2.500 5 Cigasong 2.742 2.742 - - 6 Cikijing 2.476 2.201 585 690 7 Cingambul 2.722 1.690 940 1.092 8 Dawuan 2.320 6.037 85 - 9 Kasokandel 3.061 2.976 - - 10 Jatitujuh 5.678 5.678 - - 11 Jatiwangi 4.878 4.878 - - 12 Kadipaten 2.297 2.297 - - 13 Kertajati 13.836 13.836 - -

(32)

NO KECAMATAN NAMA LUAS (Ha) 0-15% KEMIRINGAN LAHAN (Ha) 15-40%  40% 14 Lemahsugih 10.368 5933 2.620 815 15 Leuwimunding 2.624 2204 - 420 16 Ligung 6.511 6.511 - - 17 Maja 5.344 1.885 2.260 1.199 18 Majalengka 5.943 2.810 1.200 1.933 19 Palasah 2.698 2.698 - - 20 Panyingkiran 1.915 1.845 - 70 21 Rajagaluh 3.943 1.039 1.624 1.280 22 Sindangwangi 2.827 820 1.020 987 23 Sukahaji 2.197 1.191 595 345 24 Sindang 3.252 3.252 - - 25 Sumberjaya 3.177 3.147 - 30 26 Talaga 4.092 1.815 1.757 520 JUMLAH 120.424 82.207 22.316 15.901

Sumber : Potensi Wilayah, BPN Kabupaten Majalengka. Sumber: RTRW Kabupaten Majalengka Tahun 2011-2031

2.5.2 GEOHIDROLOGI

Secara umum, kondisi sistem hidrologi di suatu daerah dapat ditinjau dari kajian Daerah Aliran Sungai (DAS). DAS merupakan suatu bentang alam yang dibatasi oleh pemisah alami berupa topografi perbukitan/pegunungan dan berfungsi mengumpulkan, menyimpan dan mengalirkan air, sedimen dan unsur hara ke sungai utama yang akhirnya bermuara pada satu outlet tunggal. Di Kabupaten Majalengka terdapat 2 (dua) sungai sungai besar yang menjadi jantung kebutuhan air cukup besar untuk dimanfaatkan terutama bagi pengairan yaitu Sungai Cimanuk dan Cilutung. Di Kabupaten Majalengka terdapat beberapa tempat yang mempunyai debit air yang sangat tinggi seperti Desa Cipadung, Payung, dan Talagaherang.

(33)

Gambar 2.4

(34)

Tabel 2.21

Sungai-Sungai Sumberdaya Air di Kabupaten Majalengka

NO NAMA SUNGAI BENDUNGAN LAYANAN AREAL

(HA) DEBIT MAKSIMAL MINIMAL 1 Cilutung Kamun 9.289 50,73 0,41 2 Cideres Tirtanegara, Cigasong 2.741 3,94 0,65

3 Cikeruh Cikeruh, Cibutul 3.354 10,68 0,99

4 Ciherang Ciherang 1.009 1,76 0,3

5 Cikadongdong Cikemangi, Cikondang

2.411 1,47 0,4

6 Ciwaringin Ciwaringin 3.387 6,36 0,44

7 Cilongkrang Ciminggiri Suplai ke Bd

Ciawi 0,79 0,29 8 Ciawi Ciawi 151 1,02 0,28 9 Cimanuk Rentang 571 900 500 10 Cihikeu Citeureup 348 1.252 0,26 11 Cihieum Cihieum 556 4.512 0,25 12 Cisampora Cimingking 383 1.439 0,18 JUMLAH 24.230 8.179,75 504,45

Sumber : Data Pokok Bapeda Kabupaten Majalengka Sumber: RTRW Kabupaten Majalengka Tahun 2011-2031

Kondisi rata-rata potensi ABT tiap kecamatan

Kondisi ABT di Kabupaten Majalengka dapat diklasifikasikan ke dalam 4 klasifikasi sangat berpotensi dengan nilai indeks 4 sampai kurang berpotensi dengan nilai indeks 1. Setiap kecamatan memiliki peluang sebagai kawasan yang berpotensi hingga kurang berpotensi, sehingga kondisi rata-ratanya adalah tergantung luasnya kehadiran kawasan dengan nilai indeks tertentu yang dapat dilihat pada Tabel 2.22

Tabel 2.22

Nilai Rata-Rata Indeks Potensi ABT Tiap Kecamatan di Kabupaten Majalengka

NO KECAMATAN LUAS KELAS A LUAS KELAS B LUAS KELAS C LUAS KELAS D RATA-RATA

% INDEKS 4 % INDEKS 3 % INDEKS 2 % INDEKS 1

1 Argapura - - 71.63 2.15 28.37 0.57 - - 2.72 2 Banjaran - - 56.94 1.71 43.06 0.86 - - 2.57 3 Bantarujeg - - 19.02 0.57 79.01 1.58 1.97 0.02 2.17 4 Malausma 5 Cigasong - - 10.03 0.30 89.80 1.80 0.17 0.00 2.10 6 Cikijing - - 76.38 2.29 23.62 0.47 - - 2.76 7 Cingambul - - 22.07 0.66 74.09 1.48 3.85 0.04 2.18 8 Dawuan - - 23.46 0.70 53.59 1.07 22.94 0.23 2.01

(35)

NO KECAMATAN

LUAS KELAS A LUAS KELAS B LUAS KELAS C LUAS KELAS D

RATA-RATA

% INDEKS 4 % INDEKS 3 % INDEKS 2 % INDEKS 1

9 Kasokandel 10 Jatitujuh 39.40 1.58 35.630 1.069 24.97 0.50 - - 3.14 11 jatiwangi - - 2.24 0.07 9666.46 1.93 1.30 0.01 2.01 12 Kadipaten - - 83.19 2.50 16.81 0.34 - - 2.83 13 Kertajati - - 3.716 0.11 56.15 1.12 40.14 0.40 1.64 14 Lemahsugih - - 55.51 1.67 44.49 0.89 - - 2.56 15 Leuwimunding - - 17.58 0.53 81.32 1.63 1.10 0.01 2.16 16 Ligung - - 1.09 0.03 85.91 1.72 13.00 0.13 1.88 17 Maja - - 33.25 1.00 66.75 1.30 - - 2.33 18 Majalengka - - 14.63 0.44 85.37 1.71 - - 2.15 19 Palasah - - 19.60 0.59 74.53 1.49 5.87 0.06 2.14 20 Panyingkiran - - 21.84 0.66 78.16 1.56 - - 2.22 21 Rajagaluh - - 49.13 1.47 50.64 1.01 0.23 0.00 2.49 22 Sindangwangi - - 67.00 2.01 3.00 0.66 - - 2.67 23 Sukahaji - - 18.74 0.56 80.99 1.62 0.27 0.00 2.18 24 Sindang 25 Sumberjaya - - 47.73 1.43 52.27 1.05 - - 2.48 26 Talaga - - 29.49 0.88 64.55 1.29 5.95 0.06 2.24

Sumber : Inventarisasi dan Pemetaan Zona Konservasi Air Bawah Tanah

Untuk Kecamatan, Malausma, Kasokandel dan Sindang merupakan kecamatan hasil pamekaran sehingga untuk datanya masih menginduk ke tiga kecamatan yang diberi tanda tersebut.

Nilai potensi ABT berkisar antara 1 s/d 4, maka nilai rata-rata potensi ABT tiap kecamatan, merupakan rata-rata nilai indeks dikalikan dengan persen (%) luas setiap Nilai Inseks tertentu. Dengan demikian Potensi ABT tiap kecamatan dapat dibuat klasifikasi sebagaimana terlihat pada Tabel 4.8 dan Gambar 4.4

Tabel 2.23

Klasifikasi Potensi ABTdi Kabupaten Majalengka

NO KISARAN INDEKS

RATA-RATA KECAMATAN KELAS KETERANGAN

1 1.64 – 2.01 Kertajati – Ligung – Dawuan dan Kasokandel – Jatiwangi

D Kurang

Berpotensi 2 2.01 – 2.31 Palasah – Leuwimunding - Panyingkiran –

Majalengka – Cigasong – Sukahaji dan Sindang – Bantarujeg dan Malausma– Talaga – Cingambul

C Potensi Sedang

3 2.31 – 2.61 Sumberjaya – Rajagaluh – Maja – Lemahsugih

– Banjaran B Berpotensi

4 2.61 - 3.14 Kadipaten – Sindangwangi – Argapura –

Jatitujuh – Cikijing A Sangat Berpotensi

(36)

2.5.3 GEOLOGI

Kondisi geologis dan geografis menunjukkan bahwa di Kabupaten Majalengka terdapat sesar baribis yang dicurigai merupakan patahan rawan gempa. Gempa bumi yang terjadi pada 6 Juli 1990 dengan kekuatan 5,1 skala Richter (BMG) atau 5,8 Mb dengan kedalaman 3,3 km diperkirakan berkaitan dengan local extention di volcanik arc pada lajur sesar Baribis yang berarah Barat Laut Tenggara. Litologi geologinya terutama untuk daerah Selatan dan Timur menunjukkan ciri rawan gerakan tanah.Hal ini terbukti dari jumlah kejadian bencana akibat gerakan tanah yang terjadi di daerah Selatan dan Timur wilayah Kabupaten Majalengka. Jenis litologi gunung api muda aluvial ternyata potensial untuk air tanah.

1. Aluvium, seluas 17.162 ha (14,25%) terdapat di Kecamatan Cikijing, Dawuan Jatijutuh, Jatiwangi, Kadipaten, Kertajati, Ligung, Sumberjaya, Talaga, Palasah, dan Cingambul.

2. Pleistocene Sedimentary Facies, merupakan batuan endapan yang berumur. Pleistocene seluas 13.716 ha (13,39%) terdapat di Kecamatan Agrapura, Bantarujeg, Jatitujuh, Kertajati, dan Lemahsugih.

3. Miocene Sedimentary Facies, merupakan batuan endapan berumur. Miocene seluas 23.480 Ha (19,50%) terdapat di Kecamatan Agrapura, Bantarujeg, Cikijing, Dawuan, Kadipaten, Lemahsugih, Maja, Majalengka, Talaga, Panyingkiran, Banjaran dan Cingambul.

4. Undifferentioned Volcanic Product, merupakan batuan endapan hasil Gunung Api Muda berupa andesit seluas 51.650 ha (42,89%) tersebar di 20 Kecamatan kecuali Kecamatan Cikijing, Kertajati, dan Banjaran.

5. Pliocene Sedimentary Facies, merupakaan batuan endapan yang berumur Pliocene seluas 3.870 ha (3,22%) terdapat di Kecamatan Bantarujug, Dawuan, Lemahsugih, Leuwimunding, Maja, Majalengka, Rajagaluh, Sukahaji, Payingkiran, Cigasong, dan Sindangwangi.

6. Lipanite Dasite, seluas 179 ha (0.15%) terdapat di Kecamatan Leuwimunding

(37)

Gambar 2.5

(38)

8. Old Quartemary Volcanic Product, merupakan batuan endapan gunung api tua yang berumur quarter seluas 10.283 ha (8.54%) terdapat di Kecamatan Argapura, Bantarujeg, Cikijing, Ligung, Talaga dan Banjaran.

Tanah merupakan sumber daya alam yang sangat penting bagi kehidupan manusia, hewan dan tumbuhan. Jenis tanah memegang peranan penting dalam menentukan sifat dan tingkat kesuburan tanah dalam menunjang kegiatan pertanian di suatu daerah. Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan tanah yaitu bahan induk, topografi, vegetasi dan waktu yang akan menghasilkan jenis-jenis tanah yang berbeda sifat dan tingkat kesuburannya. Berdasarkan penyebarannya jenis tanah di Kabupaten Majalengka dapat dikategorikan ke dalam 15 jenis tanah sebagai berikut : (Untuk lebih jelasnya lihat Gambar 2.6) 1. Asosiasi podsolik kuning dan hidromorf kelabu seluas 10.767 Ha (8,94 %)

yang tersebar di lima Kecamatan yaitu Jatiwangi, Kertajati, Jatitujuh, Ligung dan Palasah.

2. Grumosol kelabu seluas 14.137 Ha atau sebesar 11,74 % terdapat di Kecamatan Lemahsugih, Bantarujeg dan Malausma, Maja, Panyingkiran, Kertajati dan Jatitujuh.

3. Asosiasi grey humus rendah dan aluvial kelabu seluas 10.609 Ha (8,81 %) terdapat di Kecamatan Kadipaten, Dawuan dan Kasokandel, Kertajati, Jatitujuh dan Ligung.

4. Asosiasi mediteran coklat dan grumosol seluas 9.781 Ha (8,2 %) terdapat di Kecamatan Cigasong, Sukahaji dan Sindang, Sindangwangi, Leuwimunding, Jatiwangi, Dawuan dan Kasokandel, Sumberjaya dan Palasah.

5. Asosiasi regosol kelabu, regosol coklat keabuan dan latosol terdapat di Kecamatan Argapura, Rajagaluh, Sindangwangi dan Dawuan,Kasokandel. Merupakan jenis tanah yang paling sedikit yang ada di Kabupaten Majalengka dengan luas 846 Ha atau sekitar 0,70 %.

6. Asosiasi regosol coklat dan regosol coklat terdapat di Kecamatan Sukahaji, Rajagaluh, Sindangwangi, Leuwimunding dan Sumberjaya dengan luas 5.469 Ha (4,54 %).

(39)

7. Asosiasi latosol coklat dan regosol coklat hanya terdapat di 3 Kecamatan yaitu Kecamatan Rajagaluh, Sindangwangi dan Kertajati seluas 3.883 Ha (3,22 %).

8. Komplek podsolik merah kekuningan, podsolik kuning dan regosol seluas 10.573 Ha (8,78 %) terdapat di Kecamatan Bantarujeg dan Malausma, Cikijing, Cingambul, Maja dan Majalengka.

9. Latosol coklat kemerahan terapat di 3 Kecamatan yaitu di Kecamatan Cikijing, Cingambul dan Talaga, seluas 6.499 Ha (5,40 %).

10. Asosiasi landosol coklat dan regosol coklat seluas 13.023 Ha (10,81 %) terdapat di Kecamatan Lemahsugih, Banjaran, Argapura, Maja, Sukahaji,Sidang, Rajagaluh dan Sindangwangi.

11. Asosiasi podsolik merah seluas 1.987 Ha (1,65 %) terdapat di Kecamatan Bantarujeg,Malusma, Talaga dan Jatiwangi.

12. Latosol coklat merupakan jenis tanah yang paling banyak terdapat di Kabupaten Majalengka dengan luas 16.327 Ha ( 13,56 %) terdapat di Kecamatan Lemahsugih, Bantarujeg, Malausma,Talaga, Banjaran, Argapura, Maja, Majalengka, Cigasong, Jatiwangi, Kadipaten, Panyingkiran dan Dawuan serta Kasokandel.

13. Regosol coklat seluas 3.057 Ha (2,54 %) terdapat di Kecamatan Argapura, Maja, Majalengka, Cigasong dan Sukahaji serta Sindang.

14. Aluvial kelabu seluas 11.378 Ha (9,70 %) terdapat di Kecamatan Cikijing, Talaga, Sukahaji, Sindang, Jatiwangi, Kadipaten, Panyingkiran, Dawuan,Kasokandel , Jatitujuh, Ligung, Sumberjaya dan Palasah.

15. Grumosol kelabu kekuningan, regosol kelabu dan mediteran kekuningan terdapat di Kecamatan Talaga, Kadipaten dan Dawuan,Kasokandel seluas 1.788 Ha (1,48 %).

(40)

2.5.4 KLIMATOLOGI

Kondisi iklim suatu wilayah dapat dilihat dari keadaan curah hujan, hari hujan, temperatur, kelembaban relatif, kecepatan angin, dan itensitas penyinaran matahari.

1. Curah Hujan

Curah hujan disuatu tempat antara lain dipengaruhi oleh keadaan iklim, geografis dan perputaran/pertemuan arus udara. Sepanjang tahun 2012 Kabupaten Majalengka diguyur hujan hampir setiap bulan kecuali bulan Juli, dengan curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Desember 2012 yang mencapai 494 mm dengan jumlah hari hujan 22, dan terendah pada bulan Agustus yaitu 44 mm dengan jumlah hari hujan sebanyak 1.

Kecepatan angin di wilayah Kabupaten Majalengka rata-rata berkisar antara 4 knot sampai 5 knot dan kecepatan tertinggi terjadi pada bulan Februari yaitu sebesar 20 knot. Faktor lain yang mempengaruhi hujan dan arah/kecepatan angin adalah perbedaan tekanan udara.

a. Curah hujan dengan intensitas tinggi terjadi adalah curah hujan > 351 mm/bln, kondisi ini terjadi pada pada bulan Januari-Februari, April, dan November – Desember.

b. Curah hujan dengan intensitas sedang adalah curah hujan 131 - 350 mm/bln, kondisi ini terjadi pada bulan Mei, Juni, dan Oktober.

c. Curah hujan dengan intensitas rendah adalah curah hujan < 130 mm/bln, kondisi ini terjadi pada bulan Juli, Agustus, dan September.

2. Temperatur

Suhu udara di suatu tempat antara lain ditentukan oleh tinggi rendahnya tempat tersebut dari permukaan air laut dan jarak dari pantai. Pada tahun 2012 suhu udara di Kabupaten Majalengka rata-rata berkisar antara 26,7°C sampai 29,7°C. Suhu udara maksimum terjadi pada bulan Oktober yaitu 35,4°C, sedangkan suhu udara minimum terjadi pada bulan Juni dengan suhu sebesar 22,7°C.

Gambar

Gambar 2.1  Peta Administrasi
Gambar 2.5   Peta Geologi

Referensi

Dokumen terkait

Di sini muncul daerah warna warna Ungu dikarenakan bahwa pada campuran ini menggunakan Oksigen murni sehingga reaksinya menjadi sangat reaktif ssehingga daerah

The Inclusion Kindergarten School in Surakarta, Redesain Taman Kanak- kanak Negeri Pembina Surakarta dengan Penekanan Penerapan Arsitektur Sekolah Program Inklusi

Eksperimen Kontrol.. Khamsiah Mawar Fatmah, Ratnawaty Mamin, Nurhayani H. Grafik 2, menunjukkan terdapat perbedaan peningkatan indikator hasil belajar peserta didik pada

Bila dalam kalender Matahari Gregorian tanggal 1 Januari pada satu tahun kabisat bertepatan dengan hari Ahad/Minggu maka pada setiap awal bulan yang bertepatan dengan

Dalam pembelajaran bermakna, peran guru adalah (1) memfasilitasi siswa agar siswa mampu mengaitkan penge- tahuan baru dengan pengetahuan lama, (2) membangkitkan siswa

Dalam penelitian ini uji validitas dan reabilitas data didasarkan pada uji validitas isi dimana fokus utama yaitu penilaian tentang isi butir-butir atau indikator-indikator

Dalam usaha untuk memperlancar arus barang atau jasa dari produsen ke konsumen, maka salah satu faktor penting yang tidak boleh diabaikan adalah memilih secara

Sekolah Dasar Negeri (SDN) Bandungsari Kecamatan Sukodadi Kabupaten Lamongan adalah salah satu instansi pemerintah dan merupakan Sekolah Berstandar Nasional ( SSN ) yang