• Tidak ada hasil yang ditemukan

SURVEI PENJUALAN ECERAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SURVEI PENJUALAN ECERAN"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

1

Mei 2017

 Penjualan eceran tumbuh meningkat pada Mei 2017. Hal tersebut terindikasi dari Indeks Penjualan Riil (IPR) hasil Survei Penjualan Eceran Mei 2017 yang tumbuh 4,3% (yoy), lebih tinggi dibandingkan 4,2% (yoy) pada bulan sebelumnya. Peningkatan penjualan ritel terutama terjadi pada kelompok makanan yang tumbuh 9,7% (yoy), lebih tinggi dari 8,4% (yoy) pada April 2017. Secara regional, penjualan eceran yang tumbuh meningkat terjadi di kota Semarang dan Bandung.

 Pertumbuhan penjualan eceran yang meningkat diperkirakan berlanjut pada Juni 2017, sebagaimana tercermin dari IPR yang tumbuh menjadi 6,7% (yoy). Peningkatan penjualan ritel terjadi baik pada kelompok komoditas makanan maupun non makanan yang masing-masing diperkirakan tumbuh sebesar 10,9% (yoy) dan 0,5% (yoy). Hal tersebut sejalan dengan meningkatnya permintaan masyarakat pada bulan Ramadhan dan Idul Fitri. Penjualan eceran mulai membaik sepanjang periode pada triwulan II-2017 dibandingkan kondisi di awal tahun, namun tingkat pertumbuhannya masih jauh lebih rendah dari periode yang sama di tahun 2016 yang mencapai pertumbuhan tertinggi 16,3% (yoy) pada Juni 2016.

 Survei juga mengindikasikan bahwa tekanan kenaikan harga pada tiga bulan mendatang (Agustus 2017) di tingkat pedagang eceran diperkirakan menurun dibandingkan bulan sebelumnya. Indikasi tersebut terlihat dari Indeks Ekspektasi Harga Umum (IEH) 3 bulan yang akan datang sebesar 138,3 lebih rendah dari 146,7 pada bulan sebelumnya.

Penjualan Riil Bulan Mei 2017

Pada Mei 2017, penjualan eceran meningkat dibandingkan bulan sebelumnya. Hal tersebut tercermin dari Indeks Penjualan Riil (IPR) Mei 2017 sebesar 214,3 atau tumbuh sebesar 4,3% (yoy), lebih tinggi dibandingkan 4,2% (yoy) pada April 2017 (Grafik 1 dan 2). Peningkatan penjualan ritel terjadi pada kelompok makanan yang tumbuh sebesar 9,7% (yoy), lebih tinggi dari 8,4% (yoy) pada April 2017. Sementara penjualan kelompok non makanan tercatat sebesar -3,3% (yoy), terkontraksi lebih dalam dibandingkan -1,7% (yoy) pada April 2017.

Grafik 1. Indeks Penjualan Riil Pertumbuhan

tahunan penjualan eceran pada Mei 2017 meningkat.

Metodologi

Survei penjualan eceran (SPE) dilaksanakan untuk memperoleh informasi dini mengenai arah pergerakan PDB dari sisi konsumsi swasta. SPE merupakan survei bulanan yang dilaksanakan sejak September 1999. Sejak Januari 2015 survei dilakukan terhadap sekitar 700 pengecer sebagai responden dengan metode purposive sampling di 10 kota yaitu Jakarta, Semarang, Bandung, Surabaya, Medan, Purwokerto, Makassar, Manado, Banjarmasin, dan Denpasar. Indeks dihitung dengan menggunakan bobot komoditas dan bobot kota dimana bobot komoditas atas dasar tabel Input-Output (I-O), sementara bobot kota atas dasar pangsa konsumsi Rumah Tangga (RT) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) terhadap konsumsi RT Produk Domestik Bruto (PDB). Saat ini responden bersifat panel dan dikelompokkan berdasarkan 7 Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) tahun 2009. Indeks riil disajikan dengan tahun dasar 2010=100 (sebelumnya 2000=100). Sementara, perkiraan harga umum dihitung dengan menggunakan metode balance score (net balance +100) yang dibobot menggunakan bobot kota atas dasar Survei Biaya Hidup (SBH).

(2)

2

Grafik 2. Pertumbuhan Indeks Penjualan Riil

Secara bulanan, pertumbuhan penjualan riil periode Mei 2017 tercatat sebesar 3,8% (mtm), lebih tinggi dibandingkan 1,2% (mtm) pada April 2017. Peningkatan penjualan terutama terjadi pada kelompok barang lainnya terutama sandang dan kelompok makanan, minuman dan tembakau.

(3)

3 Grafik 3. Pertumbuhan (YoY)

Kelompok Makanan dan Non Makanan Cadang & Aksesori dan Bahan Bakar Kendaraan Grafik 4. Pertumbuhan (YoY) Kelompok Suku

Grafik 5. Pertumbuhan (YoY) Kel.Peralatan Informasi & Komunikasi dan

Perlengkapan Rumah Tangga Lainnya

Grafik 6. Pertumbuhan (YoY) Kelompok Barang Budaya & Rekreasi dan

Barang Lainnya

Perkiraan Penjualan Riil Bulan Juni 2017

IPR Juni 2017 diperkirakan sebesar 233,3, atau tumbuh 6,7% (yoy), lebih tinggi dibandingkan 4,3% (yoy) pada bulan sebelumnya (Grafik 1 dan 2). Peningkatan penjualan ritel terjadi pada kelompok komoditas makanan dan non makanan yang masing-masing tumbuh menjadi 10,9% (yoy) dan 0,5% (yoy), lebih tinggi dari 9,7% (yoy) dan -3,3% (yoy) pada Mei 2017. Hal tersebut diindikasi sejalan dengan meningkatnya permintaan masyarakat pada Ramadhan dan Idul Fitri. Pada kelompok komoditas non makanan, peningkatan terbesar diperkirakan terjadi pada kelompok barang lainnya, terutama produk sandang. Penjualan eceran mulai membaik sepanjang periode pada triwulan II-2017 dibandingkan kondisi di awal tahun, namun tingkat pertumbuhannya masih jauh lebih rendah dari periode yang sama di tahun 2016 yang mencapai pertumbuhan tertinggi 16,3% (yoy) pada Juni 2016.

Penjualan eceran Juni 2017 diperkirakan kembali meningkat dibandingkan Mei 2017.

(4)

4

Secara bulanan, penjualan eceran pada Juni 2017 diperkirakan tumbuh sebesar 8,9% (mtm), lebih tinggi dibandingkan 3,8% (mtm) pada Mei 2017. Peningkatan penjualan diperkirakan terjadi pada hampir seluruh kelompok komoditas. Pertumbuhan bulanan terbesar diperkirakan terjadi pada penjualan kelompok barang lainnya, yang didorong oleh meningkatnya penjualan produk sandang.

Perkiraan Penjualan Riil Triwulan II-2017

Secara triwulanan, pertumbuhan tahunan konsumsi rumah tangga pada triwulan II-2017 diperkirakan meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya, meskipun lebih rendah dibandingkan triwulan yang sama tahun 2016. Hal ini tercermin dari rata-rata pertumbuhan tahunan IPR triwulan II-2017 (April s.d Juni 2017) yang diperkirakan sebesar 5,1% (yoy), lebih tinggi dibandingkan 4,8% (yoy) pada triwulan I-2017 (Januari s.d Maret 2017), namun lebih rendah dibandingkan 13,7% (yoy) pada triwulan II-2016 (Grafik 7).

Grafik 7. Pertumbuhan Indeks Penjualan Riil dan PDB - Konsumsi Rumah Tangga (%, yoy)

Penjualan Riil Secara Regional

Secara regional, peningkatan pertumbuhan penjualan eceran secara tahunan pada Mei 2017 dan Juni 2017 terjadi di beberapa kota pelaksana SPE. Pada Mei 2017, peningkatan pertumbuhan penjualan eceran terbesar terjadi di wilayah Semarang (termasuk Purwokerto) dan Bandung, yang masing-masing tumbuh 10,6% (yoy) dan 6,0% (yoy), lebih tinggi dibandingkan 6,1% (yoy) dan 4,0% (yoy) pada April 2017. Selanjutnya pada Juni 2017, peningkatan pertumbuhan tahunan terbesar

Pada Mei 2017, Semarang tercatat mengalami peningkatan pertumbuhan tahunan IPR terbesar.

(5)

5

diperkirakan terjadi di Bandung dan Surabaya yang masing-masing tumbuh sebesar 9,8% (yoy) dan 5,0% (yoy), lebih tinggi dibandingkan 6,0% (yoy) dan 2,2% (yoy) pada bulan sebelumnya (Grafik 8).

Grafik 8. Pertumbuhan (YoY) IPR di Semarang, Bandung dan Surabaya

Perkiraan Harga Pada 3 dan 6 Bulan yang Akan Datang

Tekanan kenaikan harga pada 3 bulan mendatang (Agustus 2017) diperkirakan menurun dibandingkan bulan sebelumnya. Indikasi tersebut terlihat dari Indeks Ekspektasi Harga Umum (IEH) 3 bulan yang akan datang sebesar 138,3 lebih rendah dari 146,7 pada bulan sebelumnya (Grafik 9). Sementara itu tekanan kenaikan harga diperkirakan meningkat pada November 2017, diindikasi meningkatnya nilai IEH 6 bulan mendatang sebesar 135,8, lebih tinggi dari 130,0 pada bulan sebelumnya (Grafik 10).

Grafik 9. Indeks Ekspektasi Harga 3 Bulan

Yang Akan Datang Grafik 10. Indeks Ekspektasi Harga 6 Bulan Yang Akan Datang

Tekanan kenaikan harga barang dan jasa secara

umum pada Agustus 2017 diperkirakan menurun.

(6)

6 Perkiraan Penjualan Pada 3 dan 6 Bulan yang Akan Datang

Responden memperkirakan penjualan eceran pada 3 bulan mendatang (Agustus 2017) menurun. Hal ini tercermin dari Indeks Ekspektasi Penjualan (IEP) 3 bulan yang akan datang sebesar 137,7 lebih rendah dibandingkan 141,5 pada bulan sebelumnya. Perlambatan penjualan juga diperkirakan terjadi pada November 2017, terindikasi dari penurunan IEP 6 bulan sebesar 1,9 poin dari 131,7 menjadi 129,7 (Grafik 11).

Grafik 11. Indeks Ekspektasi Penjualan 3 dan 6 Bulan Yang Akan Datang

Penjualan eceran pada Agustus 2017 diperkirakan menurun.

(7)

7 Lampiran

Tabel 1. Indeks Penjualan Riil menurut Kategori

Keterangan: *) Angka Sementara

Tabel 2. Pertumbuhan Tahunan Penjualan Riil (year on year, %)

Keterangan: *) Angka Sementara

(8)

8

Keterangan: *) Angka Sementara

Tabel 4. Indeks Penjualan Riil Per Kota

Keterangan: *) Angka Sementara **) Data Semarang dan Purwokerto

Tabel 5. Pertumbuhan Tahunan Penjualan Riil Per Kota (year on year, %)

Keterangan: *) Angka Sementara **) Data Semarang dan Purwokerto

Tabel 6. Pertumbuhan Bulanan Penjualan Riil Per Kota (month to month, %)

(9)

9 Tabel 7. Ekspektasi Harga Umum dan Penjualan

Gambar

Grafik 2. Pertumbuhan Indeks Penjualan Riil
Grafik 5. Pertumbuhan (YoY)   Kel.Peralatan Informasi & Komunikasi dan
Grafik 7. Pertumbuhan Indeks Penjualan Riil dan   PDB - Konsumsi Rumah Tangga (%, yoy)
Grafik 8. Pertumbuhan (YoY) IPR  di Semarang, Bandung dan Surabaya
+4

Referensi

Dokumen terkait

Orang pribadi sebagai subjek pajak dapat bertempat tinggal atau berada di Indonesia lebih dari 183 (seratus delapan puluh tiga) hari dalam jangka waktu 12 (dua belas)

Hasil evaluasi juga bisa digunakan untuk mengetahui apakah materi yang diajarkan telah tepat bagi siswa atau tidak, sehingga bisa dijadikan pedoman pada

Jika  melihat  penjelasan  sebelumnya,  maka  dapat  disimpulkan  bahwa  kondisi  industri  UKM  di  Indonesia  pada  saat  ini  menghadapi  persaingan  yang 

Nefron memiliki enam segmen yaitu kapsula glomerulus yang merupakan ujung buntu yang meluas pada nefron, tubuli konvoluti, tubuli rekti proksimalis, segmen tipis,

Penelitian ini termasuk jenis penelitian kualitatif, yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang

cepat untuk k-» oo maka kebanyakan model deret berkala stasioner termasuk proses ARMA {Zt} dinyatakan sebagai proses memori jangka pendek. Untuk beberapa autokorelasi turun menuju

Dalam rangka melaksanakan Penyelenggaraan SPAM sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibentuk BUMN dan/atau BUMD oleh Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah sesuai

Dalam pembicaraan mengenai busana dan perhiasan yang diteliti pada relief masa Klasik Muda, yaitu relief cerita Sudamala dan Sri Tanjung, tidak dapat dilepaskan dari