• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENSTRUASI TERHADAP PENINGKATAN KADAR HEMOGLOBIN PADA REMAJA PUTRI DI SMP MUHAMMADIYAH 21 BRANGSI KECAMATAN LAREN LAMONGAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MENSTRUASI TERHADAP PENINGKATAN KADAR HEMOGLOBIN PADA REMAJA PUTRI DI SMP MUHAMMADIYAH 21 BRANGSI KECAMATAN LAREN LAMONGAN"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

MUHAMMADIYAH 21 BRANGSI KECAMATAN LAREN LAMONGAN Khoirotul Ummah*, Sulistiyowati**, Cucuk Rahmadi P***

…………...……….…… …… . .….

ABSTRAK

…… … ...………. …… …… . .….

Menurut WHO salah satu masalah gizi remaja adalah anemia defisiensi besi (25 – 40%). Anemia defisiensi besi merupakan anemia yang timbul akibat berkurangnya penyediaan besi untuk eritropoesis karena cadangan besi kosong yang pada akhirnya mengakibatkan pembentukan hemoglobin berkurang.

Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah anlistik dengan pendekatan Pra-Eksperiment (One Group Pra Test –Post Test Design), populasi yang diambil berjumlah 20 responden. Metode sampling yang digunakan adalah simple random sampling. Sampel yang diambil sebanyak 19 responden yaitu remaja putri SMP Muhammadiyah 21 Brangsi Kecamatan Laren yang mengalami menstruasi dan dilakukan pemeriksaan kadar hemoglobin di laboratorium Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan pada bulan Agustus sampai dengan September 2009. Data penelitian ini diambil dengan hasil pengukuran kadar hemoglobin sebelum dan sesudah pemberian tablet Fe. Setelah ditabulasi, data yang ada dianalisis dengan menggunakan uji t dengan tingkat kemaknaan 0,05.

Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar remaja putri di SMP Muhammadiyah 21 Brangsi Kecamatan Laren Lamongan menderita anemia ringan sebelum dilakukan pemberian tablet Fe yaitu sebanyak 10 siswi (52,6) sedangkan yang normal sebanyak 9 siswi (47,3). Tetapi setelah dilakukan pemberian tablet Fe ternyata sebagian besar remaja putri di SMP Muhammadiyah 21 Brangsi Kecamatan Laren Lamongan mengalami peningkatan kadar hemoglobin yaitu 18 siswi (94,7)%) kadar hemoglobinnya normal dan hanya 1 siswi (5,26)% anemia ringan. Sedangkan dari hasil pengujian statistik diperoleh dengan hasil uji t yaitu t hitung terletak di luar area -1,740 sampai dengan + 1,740, di mana P < 0,05 sedangkan H1 diterima, artinya terdapat perbedaan rata-rata kadar Hb sebelum dan sesudah pemberian tablet Fe atau terdapat perbedaan rata-rata kadar hemoglobin sebelum dan sesudah pemberian tablet Fe atau terdapat pengaruh pemberian tablet Fe terhadap peningkatan kadar hemoglobin.

Melihat hasil penelitian ini maka perlu adanya upaya untuk mengatasi kejadian anemia pada remaja putri yaitu dengan pemberian tablet Fe dan dianjurkan mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi.

Kata kunci : Pemberian tablet Fe, Peningkatan Kadar Hb, Anemi

PENDAHULUAN

. …… . … … .

Masa remaja merupakan suatu masa transisi dari masa kanak-kanak ke masa dewasa (Kurniawan, 2002). Pada masa ini terjadi pertumbuhan yang pesat (Adolescene Growth sport), sehingga memerlukan zat-zat gizi yang relatif besar jumlahnya (Sedia Oetama, 2000). Remaja wanita membutuhkan zat besi paling banyak, yang digunakan untuk mengganti besi yang terbuang bersma darah haid (0,48 – 1,9 mg/hari), disamping keperluan untuk

menopang pertumbuhan serta pematangan seksual. Rata-rata kebutuhan besi remaja ini berkisar antara 1,2-1,68 mg, yang ditujukan untuk mengganti gizi yang hilang secara basal (0,65-0,75 mg/hari) (Arisman 2004:146). Berbagai bentuk gangguan gizi pada usia remaja yang sering terjadi diantaranya adalah kekurangan energi dan protein, anemia, gizi serta defisiensi gizi berbagai vitamin (Kohmsan, 2003). Pada remaja menyebabkan cepat lelah dan mudah mengantuk pada saat belajar sehingga

(2)

konsentrasi belajar menurun. Sedangkan anemia defisiensi besi merupakan anemia yang timbul akibat berkurangnya penyediaan besi untuk eritropoesis karena cadangan besi kosong yang pada akhirnya mengakibatkan pembentukan hemoglobin berkurang (Aru W. 2006).

Menurut WHO Regional Office SEARO, salah satu masalah gizi remaja putri di Asia Tengggara adalah anemia defisiensi zat besi yaitu kira-kira 25-40 % remaja putri menjadi korban anemia tingkat ringan sampai berat (Kusin, 2002). Berdasarkan Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) 2001, prevalensi anemia pada anak usia sekolah dan siswa sekitar 26,5% dan Wanita Usia Subur (WUS) sekitar 40%. Jenis masalah besaran gizi di Indonesia 2001 hingga 2003 menunjukkan 8,1 juta anak dan 3,5 juta siswa dan WUS menderita anemia gizi besi (http://www.bkkbn.go.id). Berdasarkan survey awal yang dilakukan saat studi pendahuluan dengan menggunakan pengambilan sampel darah pada 5 remaja putri SMP Muhammadiyah Brangsi yang mengalami menstruasi adalah yang kadar Hbnya 13,3 g/dl 1 siswi, 12,5 g/dl 1 siswi, sedangkan kadar Hb 11,3 g/dl berjumlah 2 siswi dan yang kadar Hbnya 9,3 g/dl 1 siswi. Berdasarkan hasil pemeriksaan kadar Hb ke-5 siswi pada bulan Juli tahun 2009 yang dilakukan di laboratorium Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan menunjukan bahwa terdapat 3 siswi yang kadar Hbnya <12 g/dl (60%) dan hanya 2 siswi yang kadar Hbnya normal (40%). Ternyata masih banyak remaja putri di SMP Muhammadiyah 21 Brangsi Kecamatan Laren Lamongan yang mengalami anemia.

METODE PENELITIAN

.… … .… Metode atau desain yang digunakan pada penelitian ini adalah analitik dengan pendekatan Pra-Eksperiment (One Group Pra Test-Post Test Design), dengan jumlah populasi 20 responden dan sampling yang digunakan adalah simple random sampling, sampel yang diambil sebanyak 19 responden.

HASIL

.

PENELITIAN

1. Data Umum

1) Umur Siswi

Tabel 1 Distribusi Responden Berdasarkan Umur di SMP Muhammadiyah 21 Brangsi Kecamatan Laren Lamongan Tahun 2009

No Umur (Tahun) Frekuensi Prosentase

1 12-13 4 21,0

2 14-15 12 68,4

3 16-17 2 10,5

Jumlah 19 100

Berdasarkan tabel 1 menunjukkan bahwa sebagian besar responden yang mengalami menstruasi berumur 14-15 tahun yaitu sebanyak 13 siswi (68,4 %) dan hanya sebagian kecil responden yang mengalami menstruasi berumur 16-17 tahun yaitu sebanyak 2 siswi (10,5%).

2) Tingkatan kelas

Tabel 2 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkatan Kelas di SMP Muhammadiyah 21 Brangsi Kecamatan Laren Lamongan Tahun 2009.

No Tingkatan

Kelas Frekuensi Prosentase

1 I 0 0,0

2 II 13 68,4

3 III 6 31,5

Total 19 100

Berdasarkan tabel 2 menunjukkan bahwa sebagian besar responden berada di kelas 2 yaitu sebanyak 13 siswi (68,4%) dan hanya sebagian kecil responden yang berada di kelas 3 yaitu sebanyak 6 siswi (31,5 %). 2. Data Khusus

Data penelitian ini disajikan berdasarkan variabel yang diukur yaitu kejadian anemia pada responden sebelum pemberian tablet Fe. Kejadian anemia pada responden sesudah pemberian tablet Fe dan selanjutnya menganalisis perbedaan tingkat

1

(3)

anemi pada responden yang sebelum dan sesudah pemberian tablet Fe.

1) Kejadian anemia pada responden yang mengalami menstruasi sebelum pemberian tablet Fe.

Tabel 3 Distribusi Responden Berdasarkan Kejadian Anemi Sebelum Pemberian Tablet Fe di SMP Muhammadiyah 21 Brangsi Kecamatan Laren Lamongan Tahun 2009

No Kejadian Anemi Frekuensi Prosentase

1 Sedang (8-10 g/dl) 0 0,0 2 Ringan (10-11 g/dl) 10 52,6 3 Normal (12-14

g/dl) 9 47,3

Total 19 100

Berdasarkan tabel 3 di atas menunjukkan bahwa sebagian besar responden menderita anemia ringan sebelum pemberian tablet Fe yaitu sebanyak 10 siswi (52,6%) sedangkan yang normal sebanyak 9 siswa (47,3%).

2) Kejadian anemi pada responden yang mengalami menstruasi sesudah pemberian tablet Fe

Tabel 4 Distribusi Responden Berdasarkan Kejadian Anemi Sesudah Pemberian Tablet Fe di SMP Muhammadiyah 21 Brangsi Kecamatan Laren Lamongan Tahun 2009

No Kejadian Anemi Frekuensi Prosentase

1 Sedang (8-10 g/dl) 0 0,0

2 Ringan (10-11 g/dl) 1 5,26

3 Normal (12-14 g/dl) 18 94,7

Total 19 100

Berdasarkan tabel 4 di atas menunjukkan bahwa sebagian besar responden setelah pemberian tablet Fe tidak mengalami anemi (normal) yaitu sebanyak

18 siswa (94,7%) dan hanya sebagian kecil yang mengalami anemi ringan yaitu 1 siswi (5,26%).

3) Uji statistik perbedaan tingkat anemia pada responden sebelum dan sesudah pemberian tablet Fe

Tabel 5 Nilai Statistik Kadar Hb Responden Sebelum dan Sesudah Pemberian Tablet Fe di SMP Muhammadiyah 21 Brangsi Kecamatan Laren Lamongan Tahun 2009

No Nilai Statistik Sebelum Sesudah

1 X 11,93 13,31

2 S 0,24 0,25

Berdasarkan tabel 5 di atas menunjukkan bahwa terdapat perbedaan rata-rata kadar Hb sebelum dan sesudah pemberian tablet Fe atau terdapat pengaruh pemberian tablet Fe terhadap peningkatan kadar Hb pada responden. Untuk menganalisa perbedaan tingkatan anemi pada responden tersebut, maka dilakukan uji statistik dengan uji dengan rumus :

n

S

x

x

t

/

2 1

atau

n

S

D

t

/

n D D

S =

1

)

(

2

n

D

D

Dengan uji t hitung di luar area -1,740 sampai dengan +-1,740, sehingga H1 diterima, artinya terdapat perbedaan rata-rata kadar Hb sebelum dan sesudah pemberian tablet Fe atau terdapat pengaruh pemberian tablet Fe terhadap peningkatan kadar Hb pada remaja putri.

(4)

PEMBAHASAN

.… .… 1. Kejadian anemia pada remaja putri yang

mengalami menstruasi sebelum pemberian tablet Fe.

Berdasarkan tabel 3 menunjukkan bahwa sebagian besar remaja putri di SMP Muhammadiyah 21 Brangsi Kecamatan Laren Lamongan yang mengalami menstruasi menderita anemia ringan sebelum pemberian tablet Fe yaitu sebnyak 10 siswi (52,6 %) sedangkan yang kadar hanya Hb-nya normal sebanyak 9 siswi (47,3%).

Anemia merupakan suatu keadaan di mana kadar hemoglobin dan atau hitung eritrosit lebih rendah dan harga normal (Arif Mansjoer, 2001: 547). Timbulnya anemia mencerminkan adanya kegagalan sumsum atau kehilangan sel darah merah secara berlebihan atau keduanya. Kegagalan sumsum dapat terjadi akibat kekurangan nutrisi, pajanan toksik, invasi tumor atau kebanyakan akibat penyebab yang tidak diketahui.

Penyebab anemia pada remaja putri diantaranya adalah perdarahan menstruasi yang sangat banyak dan berkurangnya pembentukan sel darah merah meliputi kekurangan zat besi, kekurangan vitamin B12, kekurangan asam folat, kekurangan vitamin C dan penyakit kronik. Remaja putri membutuhkan zat besi paling banyak yang digunakan untuk mengganti besi yang terbuang bersama darah haid di samping keperluan untuk menopang pertumbuhan serta pematangan seksual. Rata-rata kebutuhan besi remaja ini berkisar antara 1,2 – 1,68 mg yang ditujukan untuk mengganti gizi yang hilang secara basal (0,65 – 0,75 mg/hari) (Arisman, 2004: 146).

Anemia yang dialami oleh remaja putri di SMP Muhammadiyah 21 Brangsi Kecamatan Laren Lamongan tidak hanya disebabkan oleh menstruasi saja tetapi juga disebabkan oleh pola makan atau diet yang kurang benar, karena sebagian besar remaja putri tidak senang mengkonsumsi buah dan sayur-sayuran melainkan cemilan atau jajanan yang tinggi lemak dan rendah serat. Selain itu penyebab lainnya adalah banyaknya kegiatan di sekolah yang mengakibatkan kelelahan dan mudah

mengantuk pada saat belajar sehingga konsentrasi belajar menurun.

2. Kejadian anemia pada remaja putri yang mengalami menstruasi sesudah pemberian tablet Fe

Berdasarkan tabel 4 menunjukkan bahwa sebagian besar remaja putri di SMP Muhammadiyah 21 Brangsi Kecamatan Laren Lamongan yang mengalami menstruasi sesudah pemberian tablet Fe, tidak menderita anemia yaitu sebanyak 18 siswi (94 %) dan hanya sebagian kecil yang masih mengalami anemia yaitu 1 siswi (5,26 %).

Menurut hasil penelitian di SMP Muhammadiyah 21 Brangsi para remaja yang mengalami menstruasi setelah dilakukan pemberian tablet Fe sebagian besar kadar Hb-nya meningkat dan tidak terjadi anemia. Dalam penelitian ini sebagian besar remaja berumur 14 – 15 tahun yaitu termasuk pada usia perkembangan tahap menengah, di mana pada tahapan ini pemberian kelompok sebaya merupakan isu utama dan seringkali menentukan hargadiri, remaja mulai melamun, berfantasi dan berfikir tentang hal-hal magis, remaja berjuang untuk mandiri atau bebas dari orang tuanya, remaja menunjukkan perilaku idealis dan narsistik, emosi yang labil, sering meledak-ledak dan mood sering berubah, hubungan heteroseksual merupakan hal yang penting (Bobak, 2004: 827).

Saat tanda dan gejala anemia mulai timbul seperti lelah, lemah, nafsu makan berkurang, daya konsentrasi manurun dan sekit kepala terutama bila bangkit dari duduk. Selain itu muka dan kuku tampak pucat, lidah terasa panas, kering, sesak nafas dan lebih parah lagi kemungkinan lemah jantung (Listina, 1998). Pada saat itu juga pemberian tablet Fe dilakukan pada remaja agar tidak sampai terjadi anemia. Gejala anemia remaja bisa mencakup satu atau lebih gejala, mulai dari yang ringan sampai berat. Sebagian besar penyebab anemia di Indonesia adalah kekurangan zat besi yang diperlukan untuk menentukan hemoglobin (Depkes RI, 1996).

Siswi yang mengalami anemia akan berusaha untuk mengatasinya dengan cara meminum tablet Fe tiap hari agar

(5)

ketidaknyamanan yang dirasakan hilang atau berkurang dan aktifitas sehari-hari seperti belajar tidak terganggu serta berjalan dengan lancar. Dalam penelitian ini, seluruh remaja putri mendapatkan tablet Fe untuk diminum selama menstruasi atau pasca menstruasi. Selain itu pemberian tablet Fe ini siswi juga dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi seperti sayur dan buah-buahan, sehingga pada saat observasi tingkatan anemia pada remaja putri dapat dilakukan dengan menilai kadar hemoglobin. 3 Uji statistik perbedaan tingkatan anemia

pada remaja putri sebelum dan sesudah pemberian tablet Fe

Berdasarkan tabel 5 hasil dari uji statistik menunjukkan bahwa rata-rata kadar Hb remaja putri sebelum pemberian tablet Fe adalah 11,93 g/dl, tetapi setelah pemberian tablet Fe meningkat menjadi 13,31 g/dl. Sedangkan nilai dari t hitungnya adalah -7,723 dan t tabelnya adalah ± 1,740. kesimpulannya adalah t hitung terletak di luar area -1,740 sampai dengan +1,740, sehingga H1 diterima artinya terdapar perbedaab rata-rata kadar Hb sebelum dan sesudah pemberian tablet Fe atau terdapat efektifitas pemberian tablet Fe pasca menstruasi terhadap peningkatan kadar Hb pada remaja putri di SMP Muhammadiyah 21 Brangsi Kecamatan Laren Lamongan.

Menurut hasil penelitian di SMP Muhammadiyah 21 Brangsi Kecamatan Laren Lamongan pada remaja putri yang mengalami menstruasi sebelum dilakukan pemberian tablet Fe didapatkan sebagian remaja putri menderita anemia ringan dan setelah dilakukan pemberian tablet Fe sebagian besar remaja putri mengalami peningkatan kadar Hb sehingga menjadi normal. Melihat hasil penelitian tersebut bahwa ternyata sebagian besar anemi yang dialami oleh remaja putri di SMP Muhammadiyah 21 Brangsi Kecamatan Laren Lamongan bukan hanya disebabkan oleh menstruasi saja tetapi juga kekurangan gizi besi atau defisiensi gizi besi. Sehingga dari hasil penelitian dan pengalaman ini dapat dijadikan perhatian bagi remaja putri dan wanita pada umumnya.

Sedangkan untuk mengatasi kejadian anemi pada remaja putri ataupun wanita yang mengalami menstruasi yaitu dengan pemberian tablet Fe dan dianjurkan mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi. Fungsi zat besi secara ilmiah bisa didapatkan pada hati, jantung, sayur-sayuran berwarna hijau dan kacang-kacangan. Pencegahan aanya anemia defisiensi besi dapat dilakukan dengan empat pendekatan dasar yaitu dengan pemberian tablet atau suntikan zat besi, pendidikan dan upaya yang ada kaitannya dengan peningkatan asupan zat besi melalui makanan, pengawasan penyakit infeksi dan fortivikasi makanan pokok dengan zat besi (Arisman, 2004: 151).

Pemberian tablet Fe pasca menstruasi pada remaja putri adalah sebuah paradigma baru dalam pencegahan anemia remaja, karena itu terapi zat besi adalah merupakan terapi pilihan pertama oleh karena efektif, mudah dan aman digunakan, dosis pemberian untuk remaja dan dewasa adalah 60 mg/ hari. Respon positif dapat dilihat dari peningkatan kadar Gb sebesar 0,1 g/dl mulai hari ke-5 dan seterusnya. Beberapa hari setelah pengobatan dimulai, jumlah ertikalosit akan bertambah dan mencapai pucaknya pada hari ke-7 dan 12 yang selanjutnya kembali ke kadar normal selama 2 minggu berikutnya. Dengan demikian pemberian sebanyak 30 g/dl per minggu sehari akan meningkatkan kadar Hb paling sedikit sebanyak 0,3 g/dl per minggu (10 hari) (Arisman, 2004).

Anemia pada remaja putri yang mengalami menstruasi oleh para remaja atau wanita pada umumnya sebelum memang dianggap hal yang biasa dan tidak menjadi masalah, walaupun gejala anemia seringkali mengganggu aktifitas dan proses belajar sehingga banyak remaja putri atau wanita takut dan cemas ketika sudah menderita anemia atau jatuh sakit dan baru memeriksakan diri ke petugas kesehatan. Pencegahan dan pengobatan anemi dengan tablet dan suntikan Fe sebenarnya pernah dan sering dilakukan oleh para ahli bahkan sampai sekarang terus dianjurkan terutama bagi remaja putri yang mengalami menstruasi dan bagi ibu hamil.

(6)

KESIMPULAN DAN SARAN

. … 1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa :

1) Sebagian besar remaja putri di SMP Muhammadiyah 21 Brangsi Kecamatan Laren Lamongan menderita anemia ringan sebelum dilakukan pemberian tablet Fe.

2) Sebagian besar remaja putri di SMP Muhammadiyah 21 Brangsi Kecamatan Laren Lamongan mengalami peningkatan kadar hemoglobin setelah dilakukan pemberian tablet Fe.

3) Ada pengaruh efektifitas pemberian tablet Fe pasca menstruasi terhadap peningkatan kadar hemoglobin pada remaja putri di SMP Muhammadiyah 21 Brangsi Kecamatan Laren Lamongan. 2. Saran

Merupakan sumbangan bagi ilmu pengetahuan khususnya dalam hal efektifitas pemberian tablet Fe pasca menstruasi terhadap peningkatan kadar Hb pada remaja putri dan sebagai sarana pembanding bagi dunia ilmu pengetahuan dalam memperkaya informasi masalah tersebut.

Penelitian ini dapat menambah pengetahuan penulis tentang efektifitas pemberian tablet Fe pasca menstruasi terhadap peningkatan kadar Hb pada remaja putri, dan menambah kemampuan, pengalaman dalam membuat Karya Tulis Ilmiah.

Diharapkan penelitian ini memberikan masukan bagi profesi dalam mengembangkan konseling yang akan dilakukan tentang efektifitas pemberian tablet Fe pasca menstruasi terhadap peningkatan kadar Hb pada remaja putri.

Penelitian ini dapat menambah wawasan baru dan informasi tentang pentingnya tablet Fe dalam menanggulangi anemia dan kegunaan lainnya.

. . .

DAFTAR PUSTAKA

. . .

Alimul Hidayat, A. (2003). Riset

Keperawatan dan Teknik

Penulisan Ilmiah. Jakarta: Salemba Medika.

Alimul Hidayat, A. (2006). Pengantar Ilmu

Keperawatan Anak. Jakarta: Salemba Medika.

Arisman (2004).Gizi Dalam Daur Kehidupan : Buku Ajar Ilmu Gizi.

Jakarta: EGC.

Arif, M. Mansjoer (2001). Kapita Selekta

Kedoteran Edisi IV. Jakarta: Media

Aesculapius.

Aru W. (2006). Buku Ajar Ilmu Penyakit

Dalam. Jakarta: Departmen Ilmu

Penyakit Dalam FKUI.

Bobak dkk (2004). Buku Ajar Keperawatan

Maternitas Edisi IV. Jakarta: EGC.

Hasan, Rusepno (1985). Buku Kuliah Ilmu

Kesehatan Anak. Jakarta: Bagian

IKA – FKUI.

Hurlock (2000). Buku Ajar Perkembangan

Anak. Jakarta: Gramedia.

Marheni (2002). Remaja dan Aspek

Perkembangannya. Bandung:

Wira Wacana.

Nursalam (2001). Pengantar Pendidikan

Kesehatan dan Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika.

Nursalam (2003). Konsep dan Penerapan

Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba

Medika.

Sarwono, Prawiroharjo (2005). Ilmu Kandungan. Jakarta: YBP – SP.

(7)

Soekidjo Notoatmodjo (2002). Metodologi

Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Soetjiningsih (2004). Tumbuh Kembang

Remaja dan Permasalahannya.

Jakarta: CV. Sagung Cipta.

Sugiyono, (2008). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & O.

Bandung: ALFABETA.

Untario, S. (1994). Pedoman Diagnosis Dan

Terapi (AB/ UPF IKA). Surabaya:

Gambar

Tabel  1 Distribusi  Responden  Berdasarkan  Umur  di  SMP  Muhammadiyah  21  Brangsi  Kecamatan  Laren    Lamongan  Tahun 2009
Tabel 3 Distribusi  Responden  Berdasarkan  Kejadian  Anemi  Sebelum  Pemberian  Tablet  Fe  di  SMP  Muhammadiyah  21  Brangsi  Kecamatan  Laren  Lamongan Tahun 2009

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini juga ingin membuktikan kembali pengaruh kepemilikan saham oleh manajerial dan institusional dalam mengendalikan hutang perusahaan, yang berdasarkan

[r]

dan kemampuan awal siswa diberikan kuesioner berbentuk skala interval likert yang dibuat dengan cara yang sama sebanyak 15 butir item pertanyaan dan untuk hasil belajar

Sejak berakhirnya Perang Dunia II, seperti halnya Jerman yang mendapatkan sangsi ekonomi dan militer, Jepang yang juga menjadi negara agresor dalam perang Dunia

Dalam penulisan ini istilah arbitrase syariah ditempatkan dalam makna yang sama dengan arbitrase berbasis syariah, sehingga kedua istilah ini terkadang dipertukarkan

Data Surat Pesanan Kendaraan yang menjadi Delivery Order Bulan Mei 2017..

70 Tahun 2012 beserta petunjuk teknlsnya, maka dengan ini kami umumkan Perusahaan yang yang melaksanakan pekerjaan tersebut adalah sebagai berikut :. Kegiatan

Bersama ini disampaikan kepada peserta Seleksi Umum di lingkungan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Bulungan bahwa Seleksi Umum untuk paket pekerjaan tersebut dibawah