Validasi dan kontrol
proses sterilisasi
1. KONTROL PROSES STERILISASI
2. UJI STERILITAS
Alat – alat yang akan digunakan untuk proses
seteriolisasi harus divalidasi terlebih dahulu dengan menggunakan indikator yang telah distandardisasi sehingga alat layak dipakai.
Dalam proses validasi dan monitoring harus
dapat menjamin bahwa alat berjalan dengan baik.
Ada 3 macam indikator yang dipakai pada
proses sterilisasi yaitu :
1. Indikator Biologi ( Biological Indicator ) 2. Indikator Kimia ( Chemical Indicator ) 3. Indikator Fisik ( Physical Indicator )
INDIKATOR BIOLOGI
Indikator biologi adalah sediaan berisi populasi miokroorganisme spesifik dalam bentuk spora. Spora bersifat resisten terhadap beberapa
parameter yang terkontrol dan terukur dalam suatu proses tertentu.
Prinsip kerja indikator biologi adalah mensterilkan spora hidup mikroorganisme yang non-patogenik dan sangat resisten dalam jumlah tertentu.
Apabila dalam proses sterilisasi spora-spora terbunuh, diasumsikan bahwa mikroorganisme lainnya ikut terbunuh pula dan benda yang kita sterilkan bisa disebut steril.
Indikator biologi tersedia untuk metode sterilisasi uap, panas kering, dan gas etilen oksida.
Jenis yang digunakan adalah:
Bacillus subtilis (sterilisasi gas ETO dan panas kering),
Bacillus pumilus (radiasi ionisasi) dan
Beberapa jenis indikator biologi
1. Indikator biologi berupa strip kertas yangmengandung spora kering dan di kemas dalam kantong bersegel.
Setelah proses sterilisasi selasai, spora kering dipindahkan secara aseptik kedalam media
pertumbuhan untuk dilihat apakah terjadi pertumbuhan koloni.
2. Indikator biologi dikemas tersendiri , strip berisi spora dikemas dlm vial bersama dg media
pertumbuhan spora .
Setelah sterilisasi selasai indikator biologi diaktifkan dengan memecah ampul yg berisi media dan kemudian diinkubasi untuk melihat adanya pertumbuhan koloni.
Beberapa jenis indikator biologi
3. Perkembangan selanjutnya dipakai Indikator biologi yang mengandung sistem deteksi cepat ( rapid ).
Sistem ini bekerja berdasarkan adanya interaksi enzim dalam spora dengan bahan yg ada dlm media pertumbuhan .
Hasil positif (terjadi peertumbuhan koloni ) jika memberikan fluoresensi dibawah sinar UV.
Beberapa jenis indikator biologi
4. Indikator biologi yang berbentuk vial tertutup yg mengandung strip spora dan ampul berisi media pertumbuhan yg mengandung zat warna.
Sistem ini bekerja berdasarkan adanya interaksi enzim dalam spora dengan bahan yg ada dlm media pertumbuhan .
Indikator diaktifkan dg cara memecah ampul kemudian diinkubasi pada 57oC selama 24 – 48 jam.
Produk dikatakan steril jika tidak terjadi perubahan warna.
Interpretasi hasil indikator biologi
Hasil positif jika terjadi :
Kekeruhan dan pertumbuhan koloni (1
dan 2 )
Fluoresensi (3)
Perubahan warna (4)
Hasil positif produk tidak steril atau proses sterilisasi gagal.
INDIKATOR KIMIA
Indikator kimia adalah indikator yang menandai
terjadinya paparan sterilitas (uap panas atau gas ETO) pada objek yang disterilkan dengan adanya perubahan warna.
Indikator kimia diproduksi dalam bentuk strip, kartu, dan vial.
Indikator sensitif terhadap satu atau lebih parameter sterilisasi.
Indikator memberikan informasi tercapainya kondisi steril pada tiap kemasan.
Maka, selain digunakan di luar ada pula yang
digunakannya di dalam, sehingga dikenal dengan internal indikator dan eksternal indikator.
1. Browne’s sterilizer control tubes
- Tabung kecil tertutup yang mengandung
campuran zat dan indikator.
- Terjadi perubahan warna hijau, jika
suhu dan waktu sterilisasi telah tercapai.
2. Filter paper strip
3. Royce sachet (gas Et-O, etilen klorhidrin
yang terbentuk
kuning mjd ungu)
4. Dosimeter radiasi ( terjadi perubahan
densitas optik karena radiasi, diukur
dengan spektro.UV)
Jenis Warna hijau setelah
Black Spot Otoklaf ad 126 ºC 25’, 115C
16’, 120C
11’, 125C
Yellow spot High vacuum otoclave
pada > 130 ºC 4’, 130 3’, 125C C Green spot Oven pada 160 º C 60’, 160C
Blue Spot Oven infra red pada
INDIKATOR FISIK /MEKANIK
Indikator mekanik adalah bagian instrumen
mesin sterilisasi seperti tabel, dan
indikator suhu maupun tekanan yang
menunjukkan apakah alat sterilisasi
bekerja dengan baik.
Contohnya adalah indikator tes
Boudewick.
Indikator ini digunakan untuk menilai
efesiensi pompa vakum pada alat sterilisasi
serta untuk mengetahui adanya kebocoran
udara dalam ruang sterilisasi.
Kegunaan INDIKATOR FISIK / MEKANIK
Pengukuran temperatur dan tekanan
merupakan fungsi penting sistem
monitoring sterilisasi. Apabila indikator
mekanik berfungsi dengan baik, maka akan
memberikan informasi segera mengenai
temperatur, tekanan, waktu, dan fungsi
mekanik lainnya dari alat.
Memberikan indikasi adanya masalah
apabila alat rusak dan memerlukan
perbaikan.
Keterbatasannya
Indikator mekanik tidak menunjukkan
bahwa keadaan steril sudah tercapai,
melainkan hanya memberikan informasi
tentang fungsi alat sterilisasi.
Karena bersifat mekanis, maka bila tidak
dilakukan kaliberasi alat dengan tepat atau
pemakaian yang terlalu sering indikator
dapat memberikan informasi yang tidak
tepat.
UJI STERILITAS
Larutan Uji + Media Perbenihan Inkubasi 30 – 35 ºC
20 – 25 ºC
Kekeruhan / pertumbuhan-Tidak Steril Tidak keruh -- Steril
MEDIA JASAD
RENIK MIKROBA UJI INKUBASI SUHU
Tioglikolat Cair Aerob B. Subtilis C. Albicans
Bacteroides vulgatus
30 – 35 ºC Tioglikolat
alternatif Anaerob Bacteroides vulgatus 30 – 35 º C
Prosedur umum uji sterilitas
1. Inokulasi langsung ke dalam media uji
Spesimen uji + media uji inkubasi tidak kurang dari 14 hari amati pertumbuhan pada media
secara visual sesering mungkin sekurangnya pada hari ke-3 atau ke-4 atau ke-5, pada hari ke-7 atau ke-8 dan pada hari terakhir dari masa uji.
Jika zat uji menyebabkan media menjadi keruh sehingga ada atau tidaknya pertumbuhan mikroba tidak dapat ditentukan secara visual pindahkan
sejumlah memadai media ke dalam tabung baru berisi media yang sama, sekurangnya 1 kali antara hari ke-3 dan ke-7 sejak pengujian dimulai
lanjutkan inkubasi media awal dan media baru
selama total waktu tidak kurang dari 14 hari sejak inokulasi awal.
Cara ini dapat digunakan untuk uji
sterilitas
Cairan
Salep dan minyak yang tidak larut dalam isopropyl miristat
Zat padat
Kapas murni, perban, pembalut, benang bedah, dan bahan sejenisnya
Alat kesehatan steril
2. Teknik penyaringan membran
Penyaringan dengan filter membran porositas 0,22 m, diameter 47 mm, kecepatan
aliran 55 – 75 ml/menit, tek.70 cmHg. Membran di potong menjadi 2 bagian (jika
hanya mungkin membran), lalu dimasukkan ke dalam:
• Media tioglikolat cair, inkubasi 30 - 35C, 7
hari
• Media soybean digest, inkubasi 20 - 25C,
Cara ini dapat digunakan untuk uji sterilitas
1. Cairan yang dapat bercampur dengan
pembawa air
2. Cairan yang tidak bercampur dengan
pembawa air (> 100 ml/wadah)
3. Zat padat yang dapat di saring
4. Salep dan minyak yang larut dalam
isopropyl miristat
5. Alat kesehatan
Keuntungan cara filtrasi
• Lebih sensitive dari pada cara
inokulasi
• Zat penghambat dapat dipisahkan
(antibiotik, pengawet, antioksidan)
• Volume besar tidak masalah
• Kesalahan sampling dengan derajat
kontaminasi rendah/dikurangi
Penafsiran hasil uji sterilitas
Tahap pertama
• Jika (-)
steril
• Jika (+), tapi peninjauan dalam pemantauan
fasilitas pengujian sterilitas, bahan yang
digunakan, prosedur pengujian dan kontrol
negatif menunjukkan tidak memadai atau
teknik aseptic yang salah digunakan dalam
pengujian
tahap pertama di ulang
• Jika (+), tetapi tidak terbukti uji tahap
pertama tidak absah
tahap ke dua.
Tahap kedua
• Jumlah spesimen uji min.2 x jumlah
tahap pertama
• Jika (-)
steril
• Jika (+)
tidak steril
• Jika uji pada tahap kedua dibuktikan
ada kesalahan atau teknik aseptik
tidak memadai
tahap kedua di
ulang.
Pengambilan sample untuk uji sterilitas
Pengertian batch menurut FI IV
• Sediaan yang disterilkan secara bersamaan
c/ dalam otoklav; isi seluruhnya = 1 batch
• Sediaan yang disterilkan secara
berkesinambungan (c/ radiasi berkas
electron) = 1 batch semua sediaan yang
disterilisasi menurut cara tersebut tidak
lebih dari 24 jam
Sampling menurut FI IV
• Sediaan dibuat secara aseptic, yang di isi
dalam waktu tidak kurang dari 24 jam
berurutan tanpa henti (berkesinambungan),
diambil pada waktu tertentu, minimum 20
wadah dan maksimum 100 wadah.
• Untuk batch kecil,
Jika jumlah wadah 20 – 200
di ambil
10%
Jika jumlah wadah
20
min. 2 wadah di
1. Definisi
2. Uji pirogen
Definisi
Pirogen adalah senyawa dengan berat molekul tinggi
yg dinyatakan sebagai senyawa lipopolisakarida-protein-lipoid-kompleks yg diproduksi kira-kira 5-10% dari masa total bakteri.
Bahan pirogen yg berukuran antara 0.05µ – 1.0µ
dapat tersaring , bahan pirogen tahan terhadap
panas pengeringan hingga suhu 180oC. Oleh karena
itu pembebasan pirogen bukan hal yg mudah karena progen dapat berada di air suling, bahan obat, bahan pembantu, wadah atau selang infus.
Definisi
Adanya pirogen pada tubuh akan menyebabkan
hipertermi yaitu naiknya suhu tubuh shg kita akan menggigil kedinginan.
Pada awalnya akan terjadi leukopenia, selanjutnya
leukositosis yg dapat mengakibatkan kematian.
Pirogen merupakan endotoksin yaitu hasil
metabiolisme bakteri gram positif seperti Salmonela, pseudomonas dan lainnya yang melekat kuat pada
permukaan bakteri
Sifat pirogen ini juga ditemui pada beberapa virus,
ragi dan jamur.
Definisi
Hingga saat ini struktur kimia pirogen belum diketahui
secara pasti.
Hampir semua farmakope mencantumkan syarat bebas
pirogen untuk semua sediaan parentral tetapi masih
belum seragam .beberapa mensyaratkan injeksi takaran tunggal 10 ml harus bebas pirogen, tetapi ada yg
mempersyaratkan 100 ml sekali pakai harus bebas pirogen.
Air yg sudah bebas pirogen bila didiamkan di udara
terbuka selama 4 jan atau lebih pada temperatur 22oC
akan dapat terkontaminasi pirogen.
Selain pirogen hipertermi dapat pula disebabkan oleh :
Senyawa seng yang berasal dari tutup karet
Logam berat seperti besi dan tembaga
Beberapa senyawa organik
Yang dipersyaratkan bebas pirogen :
1. Air atau larutan air
a. Dengan filter penyaring.
Prosesnya terjadi melalui absorbsi pirogen pada material penyaring dengan menggunakan lapisan asbes-selulosa yg berbeda jenis dan lebar porinya.
b. Kolom aluminium oksida atau penyaring karbon 0.1% dari
Yang dipersyaratkan bebas pirogen :
c. Sinar γ (Cobalt 60)
d. Ditambahkan H2O2 0.1% dan dimasak selama 1 jam.
e. Ditambahkan 10 ml larutan KMnO4 0.1 N dalam NaOH
1 N per liter larutan pada waktu aquades disuling 2. Bahan obat atau bahan pembantu.
a. Melalui pemanasan selama 30 menit pada suhu 250oC
atau 1 jam pada 200oC
b. Dilarutkan kemudian dibebas pirogenkan.
Yang dipersyaratkan bebas pirogen :
3. Wadah, bahan tutup dan lainnya.
a. Gelas piala, corong,ampul,botol infus dll dibebas pirogenkan dg disterilisasi
b. Metode kimia menggunakan asam kromsulfat atau asam nitrat dan dibilas kembali dengan air suling bebas pirogen.
c. Material karet silikon dipanaskan 30 menit pada suhu 90oC dalam fenil merkuriborat 0.002%
d. Autoclav suhu 121 – 124oC selama 120 menit
e. Disterilkan dg cara dingin yaitu dg penyinaran sinar terionisasi atau dg etilen oksida.
UJI PIROGEN DILAKUKAN UNTUK MEMBATASI RESIKO REAKSI DEMAM SAMPAI PADA TINGKAT YANG DAPAT DITERIMA OLEH PASIEN PADA PEMBERIAN SEDIAAN PARENTERAL.
1. Test terhadap Kelinci
Prinsip kerja bahan uji diinjeksikan kedalam vena telinga kelinci kontrol kenaikan suhu diukur melalui rektal.
Hasil negatif pada kelinci (tidak terjadi kenaikan suhu) aman pada manusia.
Syarat hewan uji yg akan dipakai : sehat, lingkungan dan makanan terkontrol. Temperatur kelinci-kelinci yg digunakan tidak boleh berbeda lebih dari 1 derajat satu dg lainnya dan konstan.
Ringkasan prosedur : bebaskan alat suntik,jarum dan alat gelas dg pemanasan 250oC selama 30 menit atau cara lain yg sesuai,
1. Test terhadap Kelinci.
Tes pirogen menurut FI Ed. III sebagai berikut :
Tes menggunakan sekelompok hewan percobaan, yaitu 3 ekor kelinci yg memenuhi syarat. Suhu bahan uji 38,5oC . Suntikkan bahan uji pada vena telinga setiap kelinci tidak kurang dari 0.5 ml dan tidak lebih dari 10 ml per kg berat badan . Catat temperatur badan pada 1,2,dan 3 jam sesudah penyuntikan.
Tabel hasil uji pirogen
UJI PIROGEN
Jumlah kelinci Bahan uji memenuhi syarat bila jumlah
respon tidak melebihi (oC) syarat bila jumlah respon tidak Bahan uji tidak memenuhi
melebihi (oC)
3 1.20 2.7
6 2.80 4.3
2. Test Limulus.
Lisat yg diperoleh dari butir darah kepiting , Limulus polyphemus mengandung sistem enzim dan protein.
Apabila ada liposakarida dalam jumlah kecil dari pirogen bakteri maka akan terjadi penggumpalan. Test hanya memerlukan waktu 90 menit . Hasil poitif menjadi bukti adanya pirogen..
Adanya penggumpalan/koagulasi dikembangkan menjadi reaksi warna yg oleh FDA metode LAL ( Limulus Amebocyte Lysate ).
PENGUJIAN OBAT SUNTIK
( In Process Control )
Menurut USA-FDA, ada 6 sistem kontrol
kualitas dalam pembuatan obat suntik untuk
mendapatkan kualitas obat suntik yang baik
sebagai berikut:
1. Sistem dan dokumen yang berkualitas serta
petugas yang pandai dan memiliki kemampuan
2. Fasilitas dan perlengkapan yang terkontrol baik
3. Material yang bermutu
4. Sistem packaging yang baik
5. Laboratorium QC yang baik
6. Sistem produksi yang baik
Jumlah sampel obat suntik yang di uji
atau di evaluasi dari total produksi dan
hasil yang diperbolehkan rusak
JUMLAH PRODUKSI JUMLAH
SAMPEL JML SAMPEL YANG DIPERBOLEHKAN RUSAK 151 – 280 32 1 281 – 500 50 2 501 – 1200 80 3 1201 – 3200 125 5 3201 – 10000 200 7 10001- 35000 315 10
OBAT SUNTIK YANG TELAH
DIPRODUKSI MEMERLUKAN
PENGUJIAN KUALITAS OBAT
SUNTIK MELIPUTI:
1. Kekedapan
Ampul dikumpulkan dalam bak 3 liter dan di
masukkan larutan metilen blue (0,08 – 0,09%), yang dicampur dengan 0,9% benzyl alkohol dan 3 ppm
sodium hypoclorite. Kemudian, bak ditutup dan divakumkan dengan tekanan 70 mmHg selama
beberapa menit (tidak lebih dari 15 menit). Kemudian bak dinormalkan kembali, lalu dibuka. Perhatikan
apakah ampul diwarnai oleh larutan bahan pewarna atau setelah pencucian ampul diwarnai oleh bahan pewarna.
2. Kejernihan
Wadah diputar secara vertikal
berulang-ulang di depan suatu latar belakang yang
gelap dan sisinya diberi cahaya (1000 lux
– 1500 lux, dengan jarak 25 cm).
3. Zat aktif
4. Sterilitas
5. Pirogenitas
6. Volume
6. Volume
Pemeriksaan keseragaman volume dapat dilakukan dengan cara sbb:
Lakukan pemeriksaan bobot jenis/density dari larutan
produk.
Berdasarkan hasil perhitungan density buat korelasi antara
bobot dan volume.
Timbang ampul/vial kosong yg telah diberi tanda/no urut. Lakukan pengisian produk.
Timbang ampul/vial yg telah diisi dengan produk. Catat hasil penimbangan , korelasikan ke volume.