• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB. IV KONDISI PEREKONOMIAN KAB. SUBANG TAHUN 2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB. IV KONDISI PEREKONOMIAN KAB. SUBANG TAHUN 2012"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

INDIKATOR MAKRO KABUPATEN SUBANG TAHUN 2012 31

BAB. IV

KONDISI PEREKONOMIAN KAB. SUBANG TAHUN 2012

4.1.Gambaran Umum

Geliat pembangunan di Kabupaten Subang terus berkembang di semua sektor. Kemudahan investor dalam menanamkan modalnya di Kabupaten Subang menjadi modal untuk berinvestasi mengembangkan usaha sehingga hal ini akan memberi kontribusi terhadap peningkatan PDRB Kabupaten Subang. Semakin banyaknya para investor mengembangkan usaha terutama pada sektor industri menjadikan pertumbuhan ekonomi pada sektor ini terus meningkat.

Namun tidak demikian dengan sektor pertanian, adanya pembangunan pabrik-pabrik untuk kegiatan industri menjadikan lahan pertanian yang produktif makin berkurang. Sehingga perlu perhatian dari pemerintah Kabupaten Subang untuk mengantisipasi berkurangnya lahan untuk menciptakan lahan baru yang dapat menggantikan lahan yang sudah beralih fungsi menjadi kawasan industri. Karena selama ini, Kabupaten Subang merupakan salah satu kontributor penopang perekonomian Jawa Barat terutama pada sektor pertanian sebagai daerah penghasil padi ketiga di Jawa Barat.

Selain sektor industri, diharapkan sektor-sektor lainnya juga akan terus memberikan peranan terhadap peningkatan PDRB Kabupaten Subang. Sehingga akan memperkuat pencapaian kinerja pembangunan ekonomi di Kabupaten Subang.

(2)

INDIKATOR MAKRO KABUPATEN SUBANG TAHUN 2012 32 Pada periode 2010-2012 perekonomian Kabupaten Subang secara makro cenderung meningkat. Hal ini ditunjukkan dengan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) yang memperlihatkan laju pertumbuhan secara berlaku sebesar 8,40 persen, sedangkan laju konstannya sebesar 4,52 persen. Pertumbuhan NTB tertinggi pada tahun 2012 disumbangkan oleh sektor industri yang mampu tumbuh sebesar 8,61 persen.

Selama tahun tahun 2012, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku mencapai Rp. 18.559.472,18 juta atau mengalami peningkatan sebesar Rp. 1.438.947,71 juta dari tahun 2011 yang mencapai Rp. 17.120.524,47 juta. Sedangkan PDRB atas dasar harga konstan tahun 2000 mengalami peningkatan dari Rp. 7.701.017,50 juta tahun 2011 menjadi Rp. 8.049.444,79 juta tahun 2012.

Tabel 4.1. Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Subang Tahun 2010 - 2012 (Juta Rupiah) Tahun PDRB Adh Berlaku PDRB Adh Konstan LPE Adh Berlaku LPE Adh Konstan (1) (2) (3) (4) (5) 2010*) 15,894,711.18 7,373,211.37 7.63 4.34 2011**) 17,120,524.47 7,701,017.50 7.71 4,45 2012***) 18.559.472,18 8.049.444,79 8,40 4,52 *) Angka Perbaikan **) Angka Sementara

(3)

INDIKATOR MAKRO KABUPATEN SUBANG TAHUN 2012 33

4.2. Struktur Perekonomian

Sistem pekonomian di suatu wilayah dapat digambarkan oleh sistem ekonomi yang dibentuk oleh wilayah tersebut. Salah satu indikator yang digunakan untuk menggambarkan struktur perekonomian di suatu wilayah adalah distribusi persentase PDRB sektoral.

Distribusi PDRB sektoral menggambarkan peranan masing-masing sektor dalam sumbangannya terhadap PDRB secara keseluruhan. Semakin besar persentasenya semakin besar pengaruh sektor tersebut di dalam perkembangan ekonomi suatu daerah. Distribusi persentase juga dapat memperlihatkan kontribusi nilai tambah setiap sektor dalam pembentukan PDRB, sehingga akan tampak sektor-sektor yang menjadi penggerak pertumbuhan di wilayah tersebut.

Pada tabel 1.4.2, diperlihatkan bahwa Struktur perekonomian di Kabupaten Subang pada periode 2010–2012 menurut kelompok sektor relatif tidak mengalami pergeseran. Kelompok sektor primer masih tetap pada posisi teratas, sektor tersier yang menempati peringkat ke dua dan sektor sekunder menempati tempat ketiga.

(4)

INDIKATOR MAKRO KABUPATEN SUBANG TAHUN 2012 34

Tabel 4.2. Peranan NTB Atas Dasar Harga Berlaku setiap Sektor Dalam Perekonomian Kabupaten Subang Tahun 2010-2012

(persen) KELOMPOK SEKTOR 2010 2011*) 2012**) [1] [2] [3] [4] PRIMER 44.03 43,69 42,60 Pertanian 36.45 36,59 35,18 Pertambangan 7.58 7,10 7,42 SEKUNDER 17,43 17,73 18,25 Industri Pengolahan 12.82 12,99 13,45

Listrik, gas dan air bersih 0.76 0,77 0,76

Bangunan 3.85 3,97 4,04 TERSIER 38,53 38,57 39,14 Perdagangan 20.87 20,90 21,44 Pengangkutan 7.11 6,98 6,74 Keuangan 3.77 3,79 3,87 Jasa 6.78 6,90 7,09 Jumlah 100.00 100,00 100,00 *) Angka Perbaikan **) Angka Sementara

Berdasarkan tabel 1.4.2. dapat kita lihat bahwa kelompok yang memberikan kontribusi terbesar dalam perekonomian Kabupaten Subang adalah kelompok primer. Namun jika kita pehatikan perkembangan kelompok primer dalam tiga tahun terakhir ini persentasenya mengalami penurunan dari 44,03 persen pada tahun 2010 menjadi 42,60 persen di tahun 2012. Penurunan tersebut disumbangkan oleh peranan sektor pertambangan sebesar 0,16 persen. Sedangkan sektor pertanian turun sebesar 1,27 persen. Meskipun

(5)

INDIKATOR MAKRO KABUPATEN SUBANG TAHUN 2012 35 peranan sektor pertanian terus mengalami penurunan namun sektor ini tetap merupakan sektor tertinggi yang menyumbang dalam perekonomian Kabupaten Subang. Sektor pertanian menyumbang lebih dari sepertiganya dibanding dengan sektor-sektor lainnya.

Kontributor terbesar kedua terhadap perekonomian Kabupaten Subang tahun 2012 disumbangkan oleh kelompok tersier. Kelompok ini menyumbang sebesar 39,14 persen dan terus mengalami kenaikan sejak tahun 2010. Terjadinya peningkatan kontribusi kelompok sektor ini dipengaruhi oleh sektor perdagangan yang terus mengalami kenaikan dalam tiga tahun terakhir.

Kelompok sektor sekunder merupakan kelompok yang memberikan kontribusi terkecil dibandingkan kelompok sektor primer dan kelompok sektor tersier. Untuk tahun 2012 kelompok ini memberikan kontribusi sebesar 18,25 persen mengalami peningkatan jika dibandingkan tahun 2010 yang mencapai 17,43 persen. Peningkatan kelompok sektor ini pada tahun 2012 dipengaruhi oleh peranan sektor industri pengolahan sebesar 13,45 persen, dan sektor bangunan sebesar 4,04 persen.

(6)

INDIKATOR MAKRO KABUPATEN SUBANG TAHUN 2012 36

Grafik 4.1. Struktur Perekonomian Kabupaten Subang Menurut Kelompok Sektor Tahun 2010-2012

4.3. Laju Pertumbuhan Ekonomi

Indikator ekonomi makro yang sering digunakan dalam menggambarkan kinerja pembangunan perekonomian suatu daerah adalah Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE). Pengukuran besarnya laju pertumbuhan ekonomi ini dapat dihitung dari data PDRB atas dasar harga konstan. Makin tinggi laju pertumbuhan ekonomi makin baik kinerja pembangunan di wilayah tersebut. Secara umum, pada tahun 2012 perekonomian Kabupaten Subang mengalami pertumbuhan positif sebesar 4,52 persen. Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya laju ini mengalami percepatan, dimana pada tahun 2011 tumbuh sebesar 4,45 persen. Pertumbuhan tertinggi dicapai oleh sektor industri pengolahan sebesar 8,61 persen, sedangkan pertumbuhan terendah dicapai oleh sektor pertanian sebesar 1,29 persen.

(7)

INDIKATOR MAKRO KABUPATEN SUBANG TAHUN 2012 37 Jika dirinci berdasarkan kinerja sektoral dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok. Kelompok pertama: adalah sektor yang berhasil mencapai pertumbuhan di atas rata-rata (4,52 persen) dan kelompok kedua : sektor yang mencapai pertumbuhan di bawah rata-rata.

Sektor-sektor yang termasuk pada kelompok pertama adalah sector pertambangan/penggalian, sektor industri pengolahan, bangunan/konstruksi, perdagangan, hotel dan restoran, keuangan, persewaan dan jasa perusahaan serta jasa-jasa. Sedangkan sektor pertanian, listrik, air dan gas, bangunan/konstruksi, pengangkutan dan komunikasi termasuk pada kelompok pertumbuhan di bawah rata-rata.

Pada Kelompok pertama, sektor yang mengalami pertumbuhan tertinggi terdapat pada sektor insdustri pengolahan (8,61 persn) dan pertumbuhan terendahnya terdapat pada sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan (4,58 persen).

Pada kelompok kedua, pertumbuhan sektor tertinggi terdapat pada sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar 3,04 persen sedangkan pertumbuhan terendahnya terdapat pada sektor pertanian sebesar 1,29 persen.

(8)

INDIKATOR MAKRO KABUPATEN SUBANG TAHUN 2012 38

Tabel 4.3. Laju Pertumbuhan PDRB Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2010-2012

(Persen)

KELOMPOK SEKTOR 2010 2010*) 2011**)

[1] [2] [3] [4]

1. PERTANIAN 2,45 3.99 1,29

1.1 Tanaman Bahan makanan 2,86 5.14 1,52

1.2 Perkebunan 0.79 1.22 1,00

1.3 Peternakan 1,71 1,75 0,46

1.4 Kehutanan 1.42 1.39 2,36

1.5 Perikanan 1.72 1.27 1,51

2. PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN 3,25 -0,07 7,09

2.1 Minyak dan Gas Bumi 3,25 -0,09 7,12

2.2 Penggalian 3.49 2,82 1,24

3. INDUSTRI PENGOLAHAN 5,90 6.15 8,61

4. LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH 4,55 4,91 2,59

4.1 Listrik 4,94 5.37 2,63

4.3 Air Bersih 2.57 2.56 2,35

5. BANGUNAN/KONTRUKSI 5,87 6.63 2,38

6. PERDAGANGAN,HOTEL DAN RESTORAN 6,14 5.93 5,39

6.1 Perdagangan Besar & Eceran 7.43 7,22 6,61

6.2 Hotel 4.35 5,21 4,12

6.3 Restoran 3.21 2.83 2,35

7. PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI 5.22 4,77 3,04

7.1 Pengangkutan 4.55 3,61 2,40

7.1.1 Angkutan Rel 1.59 0,14 1,05

7.1.2 Angkutan Jalan Raya 4.61 3,64 2,40

7.1.6 Jasa Penunjang Angkutan 2.10 2.85 2,54

7.2 Komunikasi 8.96 11,03 6,26

8. KEUANGAN,PERSEWAAN DAN 4.74 5,84 4,58 JASA PERUSAHAAN

8.1 Bank 5.79 8,68 6,26

8.2 Lembaga Keuangan lainnya 7,93 7,07 5,61

8.3 Sewa Bangunan 2.24 1,95 1,98

8.4 Jasa perusahaan 1.20 1.46 1,87

9. JASA - JASA 3,74 3,35 4,81

9.1 Pemerintahan Umum 3,73 2,93 4,88

9.2 Swasta 3.75 4,33 4,63

9.2.1 Jasa sosial kemasyarakatan 5,15 5,47 5,63

9.2.2 Jasa hiburan dan Rekreasi 6.02 7.02 3,31

9.2.3 Jasa perseorangan dan rumah

tangga 2.92 3,53 4,34

PDRB DENGAN MIGAS 4.34 4,45 4,52 PDRB TANPA MIGAS 4.48 5,02 4,21 *) Angka Perbaikan

(9)

INDIKATOR MAKRO KABUPATEN SUBANG TAHUN 2012 39

4.4. PDRB Per Kapita

Pendapatan perkapita sering dipakai sebagai indikator untuk menggambarkan tingkat kemakmuran masyarakat secara makro. Semakin tinggi pendapatan yang diterima penduduk di suatu wilayah maka tingkat kesejahteraan dapat dikatan bertambah baik. Pendapatan perkapita juga merefleksikan PDRB per kapita. Angka PDRB per kapita diperoleh dengan cara membagi PDRB dengan jumlah penduduk pertengahan tahun. Jumlah penduduk yang dipakai dalam perhitungan ini adalah estimasi penduduk pertengahan tahun 2012 dari hasil proyeksi penduduk.

Tabel 4.4. PDRB Perkapita Kabupaten Subang Tahun 2010-2012 (Rupiah) Tahun Harga *) Berlaku Harga *) Konstan Harga **) Berlaku Harga **) Konstan (1) (2) (3) (4) (5) 2010 10.809.728 5.014.398 9.997.852 4.448.857 2011 11.479.006 5.163.395 10.672.137 4.606.327 2012 12.393.629 5.375.252 11.483.200 4.780.949 Ket. *) PDRB perkapita dengan migas

**) PDRB perkapita tanpa migas

Berdasarkan tabel di atas dapat kita lihat bahwa secara umum PDRB perkapita yang diterima penduduk Kabupaten Subang baik PDRB perkapita dengan migas maupun tanpa migas dan atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan mengalami peningkatan sehingga menggambarkan tingkat kesejahteraan penduduknya mengalami peningkatan.

(10)

INDIKATOR MAKRO KABUPATEN SUBANG TAHUN 2012 40 Pada tahun 2012 PDRB perkapita dengan migas atas dasar harga berlaku sebesar Rp. 12.393.629,-. Nilai ini menunjukkan bahwa setiap individu di Kabupaten Subang memiliki pendapatan per tahun rata-rata sekitar 12 jutaan rupiah per tahunnya. Namun nilai ini belum menggambarkan secara riil daya beli masyarakat Kabupaten Subang secara umum. Hal ini disebabkan pada PDRB per kapita yang dihitung adalah berdasarkan PDRB atas dasar harga berlaku dan masih mengandung faktor inflasi yang sangat berpengaruh terhadap daya beli masyarakat. Angka ini mengalami peningkatan dibanding tahun sebelumnya yang mencapai Rp. 11.479.006,-. Peningkatan ini mengindikasikan bahwa terjadi peningkatan kesejahteraan masyarakat secara makro, walaupun diindikasikan peningkatan kesejahteraan tersebut tidak terjadi secara merata.

4.5. Sektor Ekonomi Yang Dominan

Peranan/kontribusi sektor ekonomi yang dominan di suatu wilayah menunjukkan bahwa sektor tersebut menjadi penggerak perekonomian di wilayah itu. Melihat perkembangan perekonomian Kabupaten Subang dalam 10 tahun terakhir belum mengalami pergeseran. Sektor Pertanian masih menjadi sektor yang paling dominan. Melekatnya Subang sebagai salah satu lumbung padinya Jawa Barat dan sebagai daerah penghasil buah-buahan seperti nanas dan rambutan menjadikan gambaran bahwa sektor pertanian masih menjadi andalan sebagai penggerak perekonomian di Kabupaten Subang.

(11)

INDIKATOR MAKRO KABUPATEN SUBANG TAHUN 2012 41 Sektor dominan yang kedua dalam perekonomian Kabupaten Subang adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran. Sedangkan industri pengolahan menjadi kontributor ketiga dalam struktur perekonomian di Kabupaten Subang.

4.5.1. Sektor Pertanian

Perkembangan perekonomian Kabupaten Subang tidak terlepas dari kontribusi sektor-sektor ekonomi yang mendukungnya. Salah satu pendukung utama perekonomian Kabupaten Subang adalah sektor pertanian. Dominasi sektor pertanian ditandai dengan sumbangannya yang cukup besar terhadap PDRB.

Tabel 4.5. Kontribusi Sektor Ekonomi Yang Dominan Terhadap PDRB Kabupaten Subang Tahun 2010-2012 (persen)

Lapangan Usaha/Sektor 2010 2011*) Tahun 2012**)

(1) (2) (3) (4)

01. Pertanian 36.45 36.59 35,18

02. Pertambangan & Penggalian 7,58 7,10 7,42

03. Industri Pengolahan 12.82 12.99 13,45

04. Listrik dan Air Bersih 0.76 0.77 0,76

05. Bangunan/Konstruksi 3.85 3.97 4,04

06. Perdagangan, Hotel dan Restoran 20.87 20.90 21,44 07. Pengangkutan dan Komunikasi 7.11 6,98 6,74 08. Keuangan, Persewaan dan Jasa

Perusahaan 3.77 3.79 3,87

09. Jasa – jasa 6.78 6.90 7,09

Total 100,00 100,00 100,00

*) Angka Perbaikan **) Angka Sementara

(12)

INDIKATOR MAKRO KABUPATEN SUBANG TAHUN 2012 42

Tabel 4.6. NTB Atas Dasar Harga Berlaku Sektor/Sub Sektor Pertanian Kabupaten Subang Tahun 2010-2012 (Juta rupiah)

Sektor / Sub Sektor Tahun

2010 2011*) 2012**) (1) (2) (3) (4) Pertanian 5,793,437.31 6,264,515.83 6,529,338.91 01. Tanaman Bahan Makanan 4,209,964.49 4,593,080.17 4,795,433.36 02. Perkebunan 220,937.61 227,900.08 246,505.63 03. Peternakan 1,029,660.77 1,095,756.84 1,128,067.44 04. Kehutanan 27,907.77 29,353.65 31,682.20 05. Perikanan 304,966.95 318,425.08 327,650.27 Produk Domestik Regional Bruto 15,894,711.18 17,120,524.47 18,559,472.18 *) Angka Perbaikan **) Angka Sementara

Tabel 4.7. Kontribusi NTB Atas Dasar Harga Berlaku Sektor/Sub Sektor Pertanian Kabupaten Subang Tahun 2010-2012 (persen)

Sektor / Sub Sektor Tahun

2010 2011*) 2012**)

(1) (2) (3) (4)

Pertanian 36.45 36,59 35,18

01. Tanaman Bahan Makanan 26.49 26,83 25,84

02. Perkebunan 1.39 1,33 1,33

03. Peternakan 6.48 6,40 6,08

04. Kehutanan 0.18 0,17 0,17

05. Perikanan 1.92 1,86 1,77

Produk Domestik Regional Bruto 100,00 100,00 100,00

*) Angka Perbaikan **) Angka Sementara

(13)

INDIKATOR MAKRO KABUPATEN SUBANG TAHUN 2012 43 Pada Tabel 1.4.7 memperlihatkan bahwa kontribusi sektor pertanian dalam PDRB atas dasar harga berlaku pada tahun 2012 sebesar 35,18 persen. Peranan sektor ini mengalami penurunan dibanding tahun sebelumnya yang mencapai 36,59 persen. Penurunan ini mungkin disebabkan dengan makin berkembangnya sektor perdagangan dan sektor industri di Kabupaten Subang. Selain itu alih fungsi lahan pertanian menjadi lahan bukan pertanian menjadi penyebab makin berkurangnya produksi hasil pertanian yang menjadi dominasi sektor lapangan usaha di Kabupaten Subang.

Sektor Pertanian dibentuk oleh beberapa sub sektor seperti sub sektor Tanaman Bahan Makanan, sub sektor Perkebunan, sub sektor Peternakan, sub sektor Kehutanan dan sub sektor Perikanan. Dari kelima sub sektor tersebut, sub sektor Tanaman Bahan Makanan memberikan kontribusi terbesar terhadap sektor Pertanian, yaitu sebesar 25,84 persen diikuti sub sektor peternakan sebesar 6,08 persen. Sub sektor perikanan memberikan kontribusi sebesar 1,77 persen, sub sektor perkebunan 1,33 persen dan terakhir yang memberikan kontribusi terkecil terhadap sektor Pertanian adalah sektor Kehutanan yaitu sebesar 0,17 persen. Nilai Tambah Bruto (NTB) sektor pertanian tahun 2012 mencapai Rp. 6.529.338,91 juta meningkat sebesar Rp. 26.823,08 juta dari tahun 2011.

(14)

INDIKATOR MAKRO KABUPATEN SUBANG TAHUN 2012 44

Grafik 4.2. Kontribusi Sub Sektor Pertanian Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2012 (Persen)

4.5.2. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran

Tahun 2012, secara riil sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran mempunyai peranan sebesar 21,44 persen. Sektor ini didukung oleh peranan sub sektor perdagangan sebesar 16,85 persen, sub sektor hotel sebesar 0,27 persen dan sub sektor restoran sebesar 4,32 persen. Nilai Tambah Bruto (NTB) sektor Perdagangan, hotel dan restoran tahun 2012 mencapai Rp. 3.979.506,70 juta meningkat dari tahun 2011 yang mencapai Rp. 3.578.414,60 juta.

Peranan sektor ini mengalami peningkatan dibanding tahun sebelumnya yang mencapai 20,90 persen. Peningkatan ini ditunjang oleh peningkatan sub sektor perdagangan besar dan eceran yang terus meningkat dari tahun 2010.

(15)

INDIKATOR MAKRO KABUPATEN SUBANG TAHUN 2012 45

Tabel 4.8. NTB Atas Dasar Harga Berlaku Sektor/ Sub Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran Kabupaten Subang

Tahun 2010-2012 (juta rupiah)

Sektor / Sub Sektor Tahun

2010) 2011*) 2012**) (1) (2) (3) (4) Perdagangan, Hotel dan Restoran 3,317,635.19 3.578.414,60 3.979.506,70 01. Perdagangan Besar dan Eceran 2,560,989.18 2.784.790,06 3.127.319,23 02. Hotel 40,621.39 44.617,14 49.850,73 03. Restoran 716,024.62 749.007,40 802.336,73 Produk Domestik Regional Bruto 15,894,711.18 17,120,524.47 18,559,472.18 *) Angka Perbaikan **) Angka Sementara

Tabel 4.9. Kontribusi NTB Atas Dasar Harga Berlaku Sektor/ Sub Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran Kabupaten Subang

Tahun 2010-2012 (persen)

Sektor / Sub Sektor Tahun

2010 2011*) 2012**)

(1) (2) (3) (4)

Perdagangan, Hotel dan Restoran 20.87 20,90 21,44

1. Perdagangan Besar dan Eceran 16.11 16,27 16,85

2. Hotel 0.26 0,26 0,27

3. Restoran 4.50 4,37 4,32

Produk Domestik Regional Bruto 100,00 100,00 100,00

*) Angka Perbaikan **) Angka Sementara

Berdasarkan tabel diatas, Kontribusi Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran terhadap PDRB Kabupaten Subang menunjukkan peningkatan dari

(16)

INDIKATOR MAKRO KABUPATEN SUBANG TAHUN 2012 46 tahun 2010 ke tahun 2012. Kecenderungan meningkatnya peran sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran mengindikasikan terjadi peningkatan aktifitas ekonomi yang diharapkan dapat menjadi pendorong perkembangan sektor riil dan dapat meningkatkan kesempatan kerja kepada masyarakat .

Grafik 4.3. Kontribusi Sub Sektor Perdagangan Atas dasar Harga Berlaku Tahun 2012 (Persen)

4.5.3. Sektor Industri Pengolahan

Selain sektor pertanian, sektor perdagangan, hotel dan restoran, perkembangan struktur perekonomian Kabupaten Subang juga tidak terlepas dari kontribusi sektor industri pengolahan. Sektor ini merupakan kontributor ketiga yang dominan terhadap perkembangan perekonomian Kabupaten Subang.

(17)

INDIKATOR MAKRO KABUPATEN SUBANG TAHUN 2012 47 Pada tahun 2012 kontribusi sektor industri pengolahan mencapai 13,45 persen meningkat dibandingkan tahun 2011 yang hanya mencapai 12,99 persen. Peningkatan sektor ini mungkin dipengaruhi oleh upaya pemerintah Kabupaten Subang untuk memberdayakan ekonomi kerakyatan sehingga bermunculan usaha-usaha industri kecil dan rumahtangga.

Tabel 4.10. NTB Atas Dasar Harga Berlaku Sektor Industri Pengolahan Kabupaten Subang Tahun 2010-2012

(juta rupiah)

Sektor / Sub Sektor Tahun

2010 2011*) 2012**) (1) (2) (3) (4) Industri Pengolahan 2,037,450.47 2.223.590,55 2.496.202,75 1. Industri Pengolahan 2,037,450.47 2.223.590,55 2.496.202,75 Produk Domestik Regional Bruto 15,894,711.18 17,120,524.47 18,559,472.18 *) Angka Perbaikan **) Angka Sementara

Tabel 4.11. Kontribusi NTB Atas Dasar Harga Berlaku Sektor Industri Pengolahan Kabupaten Subang Tahun 2010-2012

(persen)

Sektor / Sub Sektor Tahun

2010 2011*) 2012**)

(1) (2) (3) (4)

Industri Pengolahan 12.82 12.99 13.45

1. Industri Pengolahan 12.82 12.99 13,45

Produk Domestik Regional Bruto 100,00 100,00 100,00

*) Angka Perbaikan **) Angka Sementara

(18)

INDIKATOR MAKRO KABUPATEN SUBANG TAHUN 2012 48 Keberhasilan pembangunan ekonomi di sektor industri pengolahan tidak terlepas dari unsur-unsur yang menunjangnya. Salah satu unsur tersebut adalah investasi yang ditanamkan pada sektor industri yang diharapkan dapat meningkatkan produksi sektor tersebut. Banyaknya industri di Kecamatan Purwadadi, Cipeundeuy dan Kalijati menjadi penyebab peningkatan produksi di sektor tersebut. Peningkatan produksi ini selanjutnya akan mendorong laju pertumbuhan ekonomi yang pada gilirannya diharapkan akan meningkatkan pendapatan masyarakat dan memperluas kesempatan kerja.

Dilihat dari laju pertumbuhan, sektor ini menunjukkan pertumbuhan sebesar 8,61 persen tahun 2012 dan mengalami percepatan dari tahun 2011 dimana pertumbuhannya sebesar 6,15 persen. Diharapkan sektor ini dapat lebih meningkat lagi pada tahun-tahun yang akan datang.

Grafik 4.4. Laju Pertumbuhan Sektor Industri Pengolahan Kabupaten Subang Tahun 2010-2012 (Persen)

Gambar

Tabel 4.1. Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Subang  Tahun 2010 - 2012  (Juta Rupiah)  Tahun  PDRB  Adh Berlaku  PDRB  Adh Konstan  LPE  Adh  Berlaku  LPE  Adh  Konstan  (1)  (2)  (3)  (4)  (5)  2010*)  15,894,711.18  7,373,211.37  7.63  4.34  2011*
Tabel 4.4. PDRB Perkapita Kabupaten Subang Tahun 2010-2012  (Rupiah)  Tahun  Harga *)  Berlaku  Harga *) Konstan  Harga **) Berlaku  Harga **)  Konstan  (1)  (2)  (3)  (4)  (5)  2010  10.809.728  5.014.398  9.997.852  4.448.857  2011  11.479.006  5.163.395
Tabel 4.5.  Kontribusi Sektor Ekonomi Yang Dominan Terhadap PDRB  Kabupaten Subang Tahun 2010-2012 (persen)
Tabel 4.7.  Kontribusi NTB Atas Dasar Harga Berlaku Sektor/Sub  Sektor Pertanian Kabupaten Subang Tahun 2010-2012 (persen)
+5

Referensi

Dokumen terkait

 Text: GBPP dan SAP  Modul 1: Komposisi Pakan dan Tubuh Hewan  Tabel Excel: Komposisi Bahan Pakan  Contoh: Perhitungan komposisi nutrien pakan PPT: Komposisi Pakan

(5)Untuk kepentingan pemeriksaan di pengadilan dalam perkara pidana atau perdata, atas permintaan hakim sesuai dengan Hukum Acara Pidana dan Hukum Acara Perdata, Bupati dapat

Kebutuhan ini tergolong sangat penting bagi peserta didik, karena kebutuhan ini sangatlah berpengaruh akan pembentukan mental dan prestasi dari seorang peserta didik. Dalam

Objek dalam penelitian ini adalah Andre Foto Studio Palembang dan akan menganalisis variable Service Quality (Tangible, Reliability, Responsiveness, Assurance,

Asumsi-asumsi yang digunakan dalam penelitian ini: (1) Pengeluaran untuk investasi dan harga faktor-faktor produksi didasarkan pada harga konstan, (2)

Berdasarkan hasil pemantauan BPS, dengan menggunakan penghitungan dan tahun dasar (2012 = 100), di Kota Manokwari pada bulan September 2016 terjadi deflasi sebesar -0,67 persen,

Pekerjaan Build Change telah meningkatkan desain dan konstruksi lebih dari 5,700 rumah di Indonesia dan China Buku pedoman ini menyediakan panduan sederhana bagi konstruksi yang

Berdasarkan metode PSD dengan menggunakan mutu kritis total mikroba, pendugaan umur simpan kelapa kopyor pada suhu penyimpanan 5±2 O C adalah 27, 26, dan 17 hari untuk