• Tidak ada hasil yang ditemukan

Survei implementasi program penguatan pendidikan karakter di Sekolah Dasar Negeri se-Kecamatan Gondokusuman Kota Yogyakarta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Survei implementasi program penguatan pendidikan karakter di Sekolah Dasar Negeri se-Kecamatan Gondokusuman Kota Yogyakarta"

Copied!
240
0
0

Teks penuh

(1)PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN GONDOKUSUMAN KOTA YOGYAKARTA. SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Oleh: Tiatira Salindri Prabowo NIM: 161134225. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2020.

(2) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN GONDOKUSUMAN KOTA YOGYAKARTA. SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Oleh: Tiatira Salindri Prabowo NIM: 161134225. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2020. i.

(3) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ii.

(4) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. iii.

(5) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. PERSEMBAHAN. Skripsi ini saya persembahkan untuk: 1. Tuhan Yesus Kristus yang selalu menyertai, melindungi, memberkati, dan memberikan kemudahan dalam setiap langkah kehidupan saya. 2. Mama dan Papa tercinta, Tabita Ida Ariyani, dan M. Sidi Prabowo yang selalu menyayangi,. mendoakan,. memberikan. semangat,. dukungan. dalam. menyelesaikan skripsi dari awal hingga akhir. 3. (Alm) tante Denny Andriyani yang selalu mendoakan, memberikan kasih sayang sedari kecil hingga beranjak dewasa. 4. My future engineer, Rafael Suwhastianto Pratama yang selalu mendoakan, memberikan semangat, menegur ketika rasa malas mulai datang, dan yang tidak pernah bosan menemani setiap perjalanan hidupku dari SMA hingga saat ini. 5. Adik tercinta: Noah, Jojo, Grace, dan Kezia yang selalu menghibur dan memberikan semangat sehingga penulisan skripsi dapat terselesaikan. 6. Para sahabatku: Tyas, Seniman, Tella, Jeje, Kristin, Komang, Citra, Repshi, Sekar, Cibi, dan Mbak Aya yang selalu mengibur dan memberikan motivasi agar segera menyelesaikan penyusunan skripsi. 7. Teman seperjuanganku: Fani, Andre, Warih, dan Gibta yang saling bertukar pikiran dan saling membantu dalam penyusunan skripsi. 8. Almamaterku tercinta PGSD Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.. iv.

(6) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. MOTTO Selalu ada harapan bagi yang berdoa dan selalu ada jalan bagi yang berusaha! . Kalau tidak mau tertinggal aku harus maju lebih cepat Kalau mau jadi yang terdepan, aku jangan sampai terlambat Kalau tak mau tersusul, aku jangan diam di tempat -Kata Puan-. -Finish what you started-. v.

(7) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. PERNYATAAN KEASLIAN KARYA. Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 17 April 2020 Peneliti. Tiatira Salindri Prabowo. vi.

(8) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS. Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama. : Tiatira Salindri Prabowo. Nomor Mahasiswa. : 161134225. Demi mengembangkan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: “SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER. DI. SEKOLAH. DASAR. NEGERI. SE-KECAMATAN. GONDOKUSUMAN KOTA YOGYAKARTA” beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya, maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti. Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal: 17 April 2020 Yang menyatakan. Tiatira Salindri Prabowo. vii.

(9) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRAK SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN GONDOKUSUMAN KOTA YOGYAKARTA Tiatira Salindri Prabowo Universitas Sanata Dharma 2020 Latar belakang penelitian ini adalah adanya kebijakan pemerintah yang mencanangkan program Penguatan Pendidikan Karakter, sehingga diharapkan dapat memperkuat pembentukan karakter siswa yang selama ini sudah terlaksana di sekolah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pelaksanaan dan mendeskripsikan upaya implementasi program Penguatan Pendidikan Karakter di sekolah dasar negeri se-Kecamatan Gondokusuman. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif deskriptif dengan metode survei. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 104 guru dengan jumlah sampel 80 sesuai tabel penentuan sampel minimal Krejcie dan Morgan dengan taraf kepercayaan 95% dan kesalahan 5%. Sampel penelitian diambil dengan menggunakan teknik simple random sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner pertanyaan tertutup dan wawancara terstruktur. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa responden di sekolah dasar negeri se-Kecamatan Gondokusuman sudah mengimplementasikan program Penguatan Pendidikan Karakter dengan memperhatikan 4 aspek utama. Pertama, aspek sosialisasi sebanyak 84,5%. Upaya penerapan yang dilakukan melalui sosialisasi PPK dari kepala sekolah, guru, dan KKG. Kedua, basis kelas sebanyak 91,6%. Upaya penerapan yang dilakukan melalui kegiatan literasi, pembiasaan menyanyikan lagu nasional, manajemen kelas, model pembelajaran inovatif dan layanan bimbingan konseling. Ketiga, basis budaya sekolah sebanyak 87,2%. Upaya penerapan yang dilakukan melalui branding sekolah, tradisi, kokurikuler, dan ekstrakurikuler. Keempat, basis masyarakat sebanyak 62,7%. Upaya penerapan yang dilakukan melalui kerja sama satuan pendidikan seperti dengan orang tua siswa, lembaga kesenian, lembaga pemerintah, lembaga penyedia sumber pembelajaran, masyarakat sipil pegiat pendidikan, komunitas keagamaan, lembaga bisnis, lembaga penyiarann media, dan perguruan tinggi. Kata kunci: Penguatan Pendidikan Karakter, berbasis kelas, berbasis budaya sekolah, berbasis masyarakat.. viii.

(10) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRACT THE IMPLEMENTATION SURVEY OF CHARACTER EDUCATION PROGRAM AT ELEMENTARY SCHOOLS OF GONDOKUSUMAN DISTRICT, YOGYAKARTA CITY Tiatira Salindri Prabowo Sanata Dharma University 2020. The background of this research is the existence of government policy which launched the character education program, so that it can strengthen the formation of student characters which have been implemented in school so far. This study aims to determine the extent and describe the efforts to implement the Character Education Strengthening program in public elementary schools throughout Gondokusuman District. This type of research is quantitative descriptive survey method. The population in this study involved 104 teachers with 80 samples according to Krejcie and Morgan's minimum sample determination table, with 95% confidence level and 5% error. The research sample was taken using simple random sampling technique. Data collection techniques using a closed question questionnaire and structured interviews. The results of this study indicate that the respondents on public elementary schools in Gondokusuman District that have been implemented the Character Education Strengthening program by paying attention to 4 main aspects. The first, socialization aspect was 84,5%. The implementation efforts were carried out through KKG socialization from school principals, teachers, and KKG. Second, class base as much as 91,6%. The implementation efforts are carried out through literacy activities, habituation of singing national songs, classroom management, innovative learning models and counseling guidance services. The third, is based on school culture as much as 87,2%. The implementation efforts are carried out through school branding, tradition, co-curricular activities and extracurricular activities. The fourth, community bases were 62,7%. The implementation efforts are carried out through cooperation with educational units such as parents, arts institutions, government agencies, institutions providing learning resources, civil society activists for education, religious communities, business institutions, media broadcasting institutions, and universities. Keyword: Character building strengthening program, classroom-based, cultural based, community based. ix.

(11) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. KATA PENGANTAR. Puji syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah melimpahkan berkat dan karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Survei Implementasi Program Penguatan Pendidikan Karakter Di Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Gondokusuman Kota Yogyakarta” dengan lancar. Skripsi ini ditulis untuk memenuhi syarat memperoleh gelar sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma. Peneliti menyadari bahwa skripsi ini dapat terlaksana dan terselesaikan dengan baik tidak terlepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak yang tulus mengorbankan waktu, tenaga, dan pikiran. Oleh karena itu dalam kesempatan ini, peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada: 1.. Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.. 2.. Kintan Limiansih, S.Pd., M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.. 3.. Apri Damai Sagita Krissandi, S.S, M.Pd., selaku Wakil Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.. 4.. Maria Melani Ika Susanti, S.Pd., M.Pd dan Drs. Paulus Wahana, M.Hum., selaku dosen pembimbing I dan II yang selalu sabar memberikan arahan dan saran, dorongan, perhatian motivasi dalam menyusun skripsi.. x.

(12) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 5.. Odo Hadinata, M.Pd., selaku Tim Pengembang Program Penguatan Pendidikan Karakter Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang telah memberikan saran dalam penyusunan instrumen.. 6.. Agnes Herlina Dwi H., S.Si., M.T., M.Sc., selaku dosen pembimbing akademik yang setia membimbing dan memantau sejauh mana perkembangan akademik peneliti setiap semester.. 7.. Sekretariat prodi PGSD Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan pelayanan penelitian dengan baik.. 8.. Seluruh keluarga besar dosen Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ilmu selama menduduki bangku perkuliahan.. 9.. Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta dan UPT wilayah utara Kota Yogyakarta yang telah memberikan izin kepada peneliti untuk melaksanakan penelitian.. 10. Seluruh kepala sekolah dan guru SD Negeri se-Kecamatan Gondokusuman Kota Yogyakarta yang telah bersedia membantu penelitian. 11. Seluruh validator instrumen penelitian di SD Swasta se-Kota Yogyakarta. 12. Keluarga besar trah Prawiro Diharjo yang selalu menanyakan kabar kesehatan dan mendoakan agar skripsi segara selesai. 13. Keluarga kedua di Metro Lampung yang selalu mendoakan serta memberikan semangat dan motivasi. 14. Yohanes Charol, selaku wali kelas 3B SDKE Mangunan yang bersedia meluangkan waktunya untuk berdiskusi bersama. 15. Tujiman di Ganjuran Yogyakarta yang selalu mendoakan dan memberikan semangat, dan motivasi kehidupan.. xi.

(13) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 16. Kos Puri Chorus Caturtunggal yang sudah bersedia menjadi rumah singgah kedua. 17. Ojek Online Grab, Gojek, Maxim, PT KAI Indonesia, yang telah memberikan fasilitas layanan umum dan setia menghantarkan peneliti kemana saja. 18. Seluruh teman-teman kelas E PGSD angkatan 2016. 19. Seluruh pihak yang telah membantu baik secara moral maupun material yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu. Peneliti mengucap syukur atas bantuan dan dukungan dari berbagai pihak sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Peneliti menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan. Demi kesempurnaan skripsi ini, peneliti sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca. Mohon maaf jika terdapat kesalahan dalam penulisan skripsi ini, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang terkait. Yogyakarta, 17 April 2020 Peneliti,. Tiatira Salindri Prabowo. xii.

(14) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL .................................................................................... Halaman i. HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................ ii. HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... iii. HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................... iv. HALAMAN MOTTO ................................................................................... v. PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ....................................................... vi. LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS.................................... vii. ABSTRAK ..................................................................................................... viii. ABSTRACT .................................................................................................... ix. KATA PENGANTAR .................................................................................. x. DAFTAR ISI ................................................................................................. xiii. DAFTAR TABEL ......................................................................................... xvi. DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xvii. DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xviii. BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1. A. Latar Belakang Masalah .......................................................................... 1. B. Identifikasi Masalah ................................................................................ 7. C. Batasan Masalah ...................................................................................... 8. D. Rumusan Masalah.................................................................................... 8. E. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 9. F. Manfaat Penelitian ................................................................................... 9. G. Definisi Operasional ................................................................................ 10. BAB II LANDASAN TEORI ....................................................................... 12. A. Kajian Pustaka ......................................................................................... 12. 1. Pengertian Karakter ........................................................................... 12. 2. Pengertian Kepribadian ..................................................................... 13. 3. Pengertian Moral ............................................................................... 14. 4. Pengertian Nilai ................................................................................. 15. 5. Pendidikan Karakter .......................................................................... 15. xiii.

(15) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 6. Program Penguatan Pendidikan Karakter .......................................... 17. B. Hasil Penelitian yang Relevan ................................................................. 42. C. Kerangka Berpikir ................................................................................... 49. D. Pertanyaan Penelitian .............................................................................. 51. BAB III METODE PENELITIAN .............................................................. 52. A. Jenis Penelitian ........................................................................................ 52. B. Waktu dan Tempat Penelitian.................................................................. 53. 1. Waktu Penelitian................................................................................ 53. 2. Tempat Penelitian .............................................................................. 54. C. Populasi dan Sampel ................................................................................ 55. 1. Populasi ............................................................................................. 55. 2. Sampel ............................................................................................... 56. D. Variabel Penelitian .................................................................................. 59. 1. Variabel Bebas ................................................................................... 60. 2. Variabel Terikat ................................................................................. 60. E. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 60. 1. Kuesioner ........................................................................................... 61. 2. Wawancara ........................................................................................ 62. 3. Studi Dokumenter .............................................................................. 62. F. Instrumen Penelitian ................................................................................ 63. 1. Pertanyaan Tertutup ........................................................................... 63. 2. Daftar Cek .......................................................................................... 65. 3. Pedoman Wawancara ........................................................................ 66. G. Teknik Pengujian Instrumen .................................................................... 67. 1. Validitas Isi ........................................................................................ 67. 2. Validitas Muka .................................................................................. 72. H. Teknis Analisis Data ................................................................................ 76. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................ 79. A. Hasil Penelitian ........................................................................................ 79. 1. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian ...................................................... 79. 2. Deskripsi Responden Penelitian ........................................................ 81. xiv.

(16) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 3. Deskripsi. Data. Survei. Implementasi. Program. Penguatan. Pendidikan Karakter di Sekolah Dasar Negeri se-Kecamatan Gondokusuman Yogyakarta .............................................................. 82. B. Pembahasan ................................................................................................ 117. BAB V PENUTUP ........................................................................................ 124. A. Kesimpulan .............................................................................................. 124. B. Keterbatasan Penelitian ........................................................................... 126. C. Saran ........................................................................................................ 127. DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 128. LAMPIRAN .................................................................................................. 132. DAFTAR RIWAYAT HIDUP ..................................................................... 221. xv.

(17) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR TABEL. Halaman 29. Tabel 2.1. Contoh Pengintegrasian Nilai Karakter ke dalam RPP ............................. Tabel 3.1. Daftar Sekolah SD Negeri se-Kecamatan Gondokusuman ....................... 54. Tabel 3.2. Populasi Penelitian .................................................................................... 55. Tabel 3.3. Penentuan Jumlah Sampel Minimal Menurut Krecjie dan Morgan .......... 56. Tabel 3.4. Populasi dan Sampel Setiap Sekolah ........................................................ 58. Tabel 3.5. Kisi-kisi Instrumen Pertanyaan Tetutup .................................................... 64. Tabel 3.6. Skor Jawaban Instrumen Penelitian .......................................................... 65. Tabel 3.7. Daftar Cek Dokumentasi ........................................................................... 65. Tabel 3.8. Pedoman Wawancara ................................................................................ 67. Tabel 3.9. Konversi Nilai Skala Lima ........................................................................ 69. Tabel 3.10 Kriteria Skor Skala Lima ........................................................................... 70. Tabel 3.11 Rekapitulasi Hasil Validitasi Isi ................................................................ 71. Tabel 3.12 Rekapitulasi Hasil Validitasi Isi Muka ...................................................... 73. Tabel 4.1. Daftar SD yang diteliti .............................................................................. 79. Tabel 4.2. Kuesioner Pertanyaan Tertutup ................................................................. 82. Tabel 4.3. Rerata Persentase Aspek Sosialisasi ......................................................... 85. Tabel 4.4. Rerata Persentase PPK Berbasis Kelas ..................................................... 87. Tabel 4.5. Rerata Persentase PPK Berbasis Budaya Sekolah ................................... 98. Tabel 4.6. Rerata Persentase PPK Berbasis Masyarakat ............................................ 112. xvi.

(18) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR GAMBAR. Gambar 2.1. Halaman Keterpaduan olah hati, olah hati, olah pikir, dan olah raga ............ 20. Gambar 2.2. Literature Map Penelitian ................................................................. 48. Gambar 4.4. Grafik Persentase Implementasi PPK Aspek Sosialisasi .................. 86. Gambar 4.5. Grafik Persentase Implementasi PPK Aspek Kurikulum ................. 89. Gambar 4.6. Grafik Persentase Implementasi PPK Aspek Pembiasaan Kelas ..... 90. Gambar 4.7. Contoh Pembiasaan di Kelas .............................................................. 93. Gambar 4.8. Grafik Persentase Implementasi PPK Aspek Manajemen Kelas ........ 93. Gambar 4.9. Grafik. Persentase. Implementasi. PPK. Aspek. Metode. Pembelajaran .................................................................................. 95. Gambar 4.10 Grafik Persentase Implementasi PPK Aspek Bimbingan dan Konseling ........................................................................................ 96. Gambar 4.11 Grafik Persentase Implementasi PPK Aspek Branding ................... 100. Gambar 4.12 Contoh Branding sekolah ................................................................. 102. Gambar 4.13 Grafik Persentase Implementasi PPK Aspek Pembiasaan/ Tradisi Sekolah ........................................................................................... 102. Gambar 4.14 Contoh Pembiasaan atau Tradisi Sekolah SDN Ungaran 1 .............. 107. Gambar 4.15 Grafik Persentase Implementasi PPK Aspek Peraturan Sekolah ..... 107. Gambar 4.16 Grafik. Persentase. Implementasi. PPK. Aspek. Kegiatan. Kokurikuler .................................................................................. Gambar 4.17 Grafik. Persentase. Implementasi. PPK. Aspek. 109. Kegiatan. Ekstrakurikuler ............................................................................. 110. Gambar 4.18 Contoh Kegiatan Ekstrakurikuler Pilihan ..................................... 111. Gambar 4.19 Contoh Kegiatan Kerja sama Dengan Perpustakaan Keliling ...... 116. Gambar 4.20 Contoh Kegiatan Kerja sama Dengan Puskesmas Keliling .......... 116. Gambar 4.21 Contoh Kegiatan Kerja sama Dengan Lembaga Pemerintah ....... 117. xvii.

(19) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR LAMPIRAN. Lampiran 1 Surat Izin Penelitian dari Universitas Sanata Dharma .................................. Halaman 134. Lampiran 2 Surat Rekomendasi Izin Melakukan Penelitian dari Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta .................................................................................................... 136. Lampiran 3 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian dari UPT Wilayah Utara ..... 138. Lampiran 4 Rangkuman Data SD Negeri di Kecamatan Gondokusuman ........................ 140. Lampiran 5 Coding Data 8 Sekolah Dasar Negeri se-Kecamatan Gondokusuman .......... 142. Lampiran 6 Rekap Data Survei Implementasi Instrumen Pertanyaan Tertutup ............... 145. Lampiran 7 Kisi-kisi Instrumen Pertanyaan Tertutup ...................................................... 154. Lampiran 8 Identitas Responden ...................................................................................... 156. Lampiran 9 Instrumen Penelitian Pertanyaan Tertutup .................................................... 158. Lampiran 10 Surat Permohonan Izin Validasi Ahli ............................................................ 165. Lampiran 11 Data Mentah 13 Validasi Ahli ....................................................................... 167. Lampiran 12 Hasil Rekap Validasi Instrumen Pertanyaan Tertutup .................................. 208. Lampiran 13 Hasil Validasi Instrumen Pertanyaan Tertutup ............................................. 210. Lampiran 14 Daftar Cek Dokumentasi Data ...................................................................... 215. Lampiran 15 Rekap Hasil Wawancara ............................................................................... 217. xviii.

(20) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB I PENDAHULUAN. Bab I memaparkan kepada pembaca mengenai landasan penelitian seperti latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan definisi operasional. A. Latar Belakang Masalah Secara hakiki pendidikan mempunyai peran sentral dalam kehidupan manusia. Menurut Zuchdi, Zuhdan, dan Muhsinatun (2012: 14) pendidikan dapat membuat suatu perbaikan bagi bangsa (agent of change). Sedangkan menurut Listyarti (2012: 2) bahwa pendidikan dapat menjaga keberlangsungan kehidupan sosial masyakarat karena pendidikan dapat mengubah jati diri seorang individu menjadi lebih maju. Koesoema (2010: 53) menyatakan bahwa dengan adanya pendidikan manusia mampu bekerja sama bersama orang lain untuk mencapai tujuan bersama yang membantu setiap individu bertumbuh dalam proses penyempurnaan diri. Yaumi (2014: 119) menyatakan bahwa hal tersebut selaras dengan tujuan pendidikan nasional Indonesia yang tercantum dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (SPN) nomor 20 tahun 2003 yang menegaskan bahwa “pendidikan nasional berfungsi mengembangkan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, demokratis, serta bertanggung jawab”. Seyogyanya tujuan pendidikan. 1.

(21) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2. nasional Indonesia tidak hanya membentuk manusia yang cerdas namun juga berkepribadian dan berkarakter yang memuat nilai-nilai luhur bangsa serta agama atau dengan kata lain pendidikan harus mengemban misi pembentukan karakter (character building) dalam proses pembelajaran (Kurniawan, 2013: 21). Koesoema (2010: 53) mengungkapkan bahwa pendidikan di Indonesia kurang dapat membantu setiap individu untuk bertumbuh dalam proses penyempurnaan dirinya. Menurut Ilahi (2014: 18) bahwa pendidikan di Indonesia perlu direvitalisasi agar dapat menghasilkan lulusan yang lebih berkualitas dan siap menghadapi masa depan yang penuh dengan problema, tantangan, serta dapat menghasilkan lulusan berkarakter baik. Yaumi (2014: 147) menyatakan bahwa situasi sosial yang terjadi akhir-akhir ini semakin mengkhawatirkan karena maraknya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi melalui media cetak maupun media elektronik yang tidak dipilahpilah, sehingga berdampak pada menipisnya moral, akhlak yang berimbas pada memudarnya karakter bangsa. Berbagai masalah yang terjadi pada pelaksanaan pendidikan di sekolah dasar telah menyebabkan pemberitaan di berbagai media sosial. Kasus tindakan asusila merupakan salah satu contoh permasalahan kemrosotan karakter dalam dunia pendidikan. Kasus tindakan asusila yang terjadi di Probolinggo sudah menjadi perbincangan yang ramai di website dari Youtube. Pada situs (https://youtu.be/W17n2tyF9Hw), siswa sekolah dasar bersama rekannya melakukan tindakan asusila dengan menghamili siswi sekolah menengah atas. Berita tersebut mencerminkan krisis karakter menimpa generasi muda Indonesia.

(22) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3. saat ini yang mempengaruhi kepribadian dan perilaku dalam kehidupan seharihari. Selain itu, ada juga kasus lain yang sedang viral di media sosial yaitu beredar video pada situs (https://youtu.be/f6sJGbCYRC8), siswa SD Negeri 1 Padang Cahaya, Lampung Barat menggelar acara perpisahan dengan berjoget layaknya di sebuah diskotik dan diiringi alunan musik yang keras menghentak. Ilahi (2014: 18) mengungkapkan bahwa kemajuan ilmu pengetauan dan teknologi secara tidak langsung merupakan bagian dari pengaruh globalisasi yang menawarkan kebebasan dan kemewahan dalam segala aspek kehidupan. Beragam persoalan mewarnai wajah pendidikan Indonesia meliputi kecemasan dan kekhawatiran mengenai krisis moral berada pada kondisi yang memprihatinkan yang melibatkan kalangan anak didik. Selain kasus-kasus yang beredar luas di kalangan masyarakat, contoh peristiwa lain yakni pengalaman pribadi peneliti ketika sedang melakukan praktik mengajar di salah satu sekolah dasar yang ada di kota Yogyakarta seperti lunturnya nilai kearifan lokal. Ilahi (2014: 28) menyatakan bahwa kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi membuat generasi muda kehilangan semangat dalam mempertahankan nilai-nilai kearifan lokal yang sudah tertanam sejak dahulu kala. Contoh kasus tersebut seperti ketika siswa melewati orang yang lebih tua tidak membungkukkan badan dan mengucapkan permisi, siswa sering mengucapkan kata-kata kotor, siswa tidak membayar ketika membeli makanan di kantin, siswa mencontek saat ulangan, siswa berkelahi dengan teman sebayanya. Kondisi tersebut menunjukkan adanya ketidakberhasilan tugas dan fungsi sekolah menjalankan tugas-tugas pokok dalam membangun pengetahuan, sikap,.

(23) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4. dan keterampilan peserta didik. Fathurrohman, Surayana, dan Fenny (2013: 8) mengungkapkan bahwa sejak awal kemerdekaan Indonesia, satuan pendidikan telah mengajarkan pendidikan karakter terutama mengenai pembiasaan agar hidup bersopan santun, bertata krama secara benar, baik dalam perkataan maupun perbuatan, berdisiplin, dan memiliki rasa hormat yang tinggi. Ilahi (2014: 25) menyatakan bahwa proses penanaman karakter tidak dapat dilakukan secara instan karena karakter bersifat abstrak dan harus dimulai dengan membangun individu secara berkesinambungan yang dimulai dari pembenahan komponen dalam pendidikan seperti peningkatan kualitas tenaga pendidik (sumber daya manusia), kurikulum, sarana prasarana untuk menunjang kemajuan pendidikan nasional. Menurut Ilahi (2014: 97) bahwa masyarakat Indonesia mempunyai kecenderungan. untuk. mempercayakan. pendidikan. anak-anak. mereka. sepenuhnya pada satuan pendidikan. Satuan pendidikan merupakan salah satu lembaga sosial yang mempunyai fokus dalam mengembangkan pengetahuan intelektual serta karakter peserta didik. Oleh karena itu agar karakter peserta didik terbentuk dengan kuat sesuai dengan harapan maka pemerintah merancang program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK). Menurut Tim PPK Kemendikbud (2017: 17) bahwa Penguatan Pendidikan Karakter merupakan gerakan pendidikan di satuan pendidikan untuk memperkuat karakter melalui proses pembentukan transformasi, transmisi, dan pengembangan potensi peserta didik sesuai falsafah Pancasila. Koesoema (2010: 193) berpendapat bahwa penanaman pendidikan karakter di satuan pendidikan mengacu pada proses dimana nilai tersebut ditanamkan berupa pemahaman-pemahaman, tata cara.

(24) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5. menghidupi nilai-nilai, serta bagaimana seorang siswa memiliki kesempatan untuk dapat melatihkan nilai-nilai secara nyata. Saat ini pemerintah sedang mengupayakan pelaksanaan penerapan sebuah program untuk menguatkan karakter peserta didik di setiap satuan pendidikan yang dikenal dengan nama program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK). Hal ini sejalan dengan pendapat Koesoema (2018a: 32) yang menyatakan bahwa pemerintah mulai mendesain dan merevitalisasi program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) melalui Gerakan Nasional PPK. Gerakan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) merupakan kesinambungan dari Gerakan Nasional Pendidikan Karakter Bangsa Tahun 2010 yang melahirkan 18 nilai untuk ditanamkan setiap satuan pendidikan. Keberlanjutan gerakan tersebut mendasari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) merancang gerakan PPK secara bertahap pada tahun 2016 sebagai gerakan revolusi mental bagian integral Nawacita. Soleman dan Noer (2017: 1964) mengungkapkan bahwa nawacita merupakan rancangan sembilan prioritas yang dicetuskan oleh Presiden Ir. Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla. Salah satu rancangan sembilan prioritas butir kedelapan dari Nawacita berbunyi “Melakukan revolusi karakter bangsa melalui kebijakan penataan kembali kurikulum pendidikan nasional”. Penyelenggaraan program PPK pada satuan pendidikan jalur pendidikan formal sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 4 huruf a angka 1 dilaksanakan secara. terintegrasi. dalam. kegiatan. intrakurikuler,. kokurikuler,. dan. ekstrakurikuler melalui harmonisasi olah hati (etik dan spiritual), olah rasa (estetik), olah pikir (literasi dan numerasi) dan olah raga (kinestetik) dengan.

(25) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6. melibatkan kerja sama antar sekolah, keluarga, maupun masyarakat. Fokus gerakan PPK mempunyai tiga pengembangan yakni berbasis kelas, berbasis budaya sekolah, dan berbasis masyarakat. Pertama, pendidikan karakter berbasis kelas merupakan proses penguatan pendidikan karakter yang meliputi interaksi antara guru dan peserta didik ketika pembelajaran berlangsung melalui pengintegrasian struktur kurikulum, manajemen kelas, pembiasaan, penggunaan metode pembelajaran inovatif, kegiatan literasi, dan layanan bimbingan konseling. Kedua, pendidikan karakter berbasis budaya sekolah merupakan proses penguatan pendidikan karakter yang meliputi dinamika relasi antara individu dalam sebuah lembaga pendidikan. Cakupan interaksi pendidikan karakter berbasis budaya sekolah lebih luas karena melibatkan seluruh anggota komunitas sekolah baik itu guru, kepala sekolah, peserta didik lainnya, tenaga kependidikan, dan karyawan dengan mengembangkan norma, tradisi, aturan dalam lingkungan pendidikan. Ketiga, pendidikan karakter berbasis masyarakat merupakan proses penguatan pendidikan karakter yang melibatkan kolaborasi antara sekolah dan masyarakat. Program Penguatan Pendidikan Karakter ketiga basis tersebut sangatlah penting dengan didukung Peraturan Presiden Nomor 87 tahun 2017 tentang penguatan pendidikan karakter dalam rangka mewujudkan bangsa yang berbudaya melalui penguatan 18 nilai karakter. Berdasarkan Permendikbud No 20 tahun 2018 dari 18 nilai karakter tersebut mengalami penyederhanaan menjadi 5 kristalisasi nilai utama PPK dan mengalami perubahan istilah yang semula religius menjadi religiusitas, nasionalis menjadi nasionalisme,.

(26) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7. sedangkan mandiri menjadi kemandirian, gotong royong, dan integritas tidak mengalami perubahan istilah. Alasan peneliti melakukan penelitian kuantitatif deskriptif dengan metode survei karena jumlah populasi penelitian sangat banyak dapat terwakilkan dengan cara mengambil sampel dari masing-masing wilayah Kecamatan Gondokusuman sehingga dapat mempercepat proses penelitian. Alasan kedua karena lokasi penelitian Kecamatan Gondokusuman sangat strategis dan dekat dengan pusat perkotaan yang dapat dijadikan sumber belajar siswa. Alasan ketiga karena jumlah sekolah dasar negeri se-Kecamatan Gondokusuman cukup banyak dibandingkan dengan beberapa kecamatan lainnya sehingga dapat mendukung karakteristik populasi yang digunakan dalam penelitian ini. Selain itu belum pernah ada penelitian mengenai survei implementasi program PPK berbasis kelas, budaya sekolah, dan masyarakat di Kecamatan Gondokusuman. Alasan inilah yang membuat peneliti ingin melakukan penelitian dengan judul “Survei Implementasi Program Penguatan Pendidikan Karakter Di Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Gondokusuman Kota Yogyakarta”. B. Identifikasi Masalah Penelitian ini memaparkan beberapa masalah yang mendasari penelitian, beberapa masalah tersebut adalah: 1. Program Penguatan Pendidikan Karakter merupakan salah satu program dari pemerintah yang perlu diimplementasikan di sekolah. 2. Program Penguatan Pendidikan Karakter masih menimbulkan pertanyaan bagi kalangan pendidik bagaimana cara pengimplementasian yang sesuai..

(27) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8. C. Batasan Masalah Agar penelitian ini tidak terlalu luas dan lebih terarah maka masalah yang diteliti dibatasi sebagai berikut: 1. Penelitian berfokus pada survei implementasi program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis kelas, budaya sekolah, dan masyarakat di tingkat sekolah dasar negeri. 2. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah sekolah dasar negeri seKecamatan Gondokusuman Yogyakarta. 3. Sedangkan subjek penelitian ini adalah kepala sekolah dan guru kelas 1 sampai dengan 6 di sekolah dasar negeri se-Kecamatan Gondokusuman Yogyakarta. 4. Pengambilan sampel penelitian ini menggunakan metode simple random sampling. D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang peneliti uraikan, maka perlu adanya suatu rumusan masalah yang akan memberikan langkah konkret pada penelitian. Adapun rumusan masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah: 1. Sejauh mana implementasi program Penguatan Pendidikan Karakter di sekolah dasar negeri se-Kecamatan Gondokusuman Kota Yogyakarta? 2. Bagaimana upaya implementasi Program Penguatan Pendidikan Karakter di sekolah dasar negeri se-Kecamatan Gondokusuman Kota Yogyakarta?.

(28) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9. E. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dalam penelitian ini adalah: 1. Mengetahui sejauh mana implementasi program Penguatan Pendidikan Karakter di sekolah dasar negeri se-Kecamatan Gondokusuman Kota Yogyakarta. 2. Mendeskripsikan upaya implementasi program Penguatan Pendidikan Karakter di sekolah dasar negeri se-Kacamatan Gondokusuman Kota Yogyakarta. F. Manfaat Penelitian Adapun beberapa manfaat yang peneliti harapkan dalam penelitian ini adalah: 1. Bagi Guru Hasil penelitian ini dapat membantu guru sebagai salah satu pedoman dalam menyusun program-program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis kelas, budaya sekolah, dan masyarakat sehingga implementasi program Penguatan Pendidikan Karakter di sekolah dapat terlaksana sesuai dengan cita-cita dan harapan. 2. Bagi Sekolah Hasil penelitian ini dapat menjadi alat evaluasi untuk mengetahui sejauh mana sekolah sudah melakukan implementasi program Penguatan Pendidikan Karakter sehingga dapat ditingkatkan ke arah yang lebih baik..

(29) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10. 3. Bagi Pembaca Hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan pembaca mengenai pentingnya implementasi program Penguatan Pendidikan Karakter di sekolah dasar. 4. Bagi Peneliti Hasil penelitian ini merupakan salah satu wadah yang digunakan peneliti untuk memperdalam wawasan mengenai implementasi program Penguatan Pendidikan Karakter di sekolah dasar. G. Definisi Operasional Untuk menghindari salah penafsiran tentang istilah yang digunakan dalam penelitian ini, maka perlu dijelaskan beberapa makna definisi operasional variabel sebagai berikut: 1. Karakter adalah serangkaian sikap yang terdapat dalam diri manusia dan sekaligus sebagai kekhasan dalam melakukan sebuah tindakan secara disadari atau disengaja sehingga orang lain yang melihatnya dapat menilai dengan mudah. 2. Pendidikan karakter adalah usaha yang dapat dilakukan untuk mendidik anak ke arah yang lebih baik agar memiliki sikap peduli, santun dalam berperilaku, tanggung jawab pada diri sendiri maupun orang lain dengan melibatkan aspek kognitif, afektif, dan konatif. 3. Penguatan Pendidikan Karakter adalah salah satu cara yang dilakukan sekolah untuk mengintegrasikan, memperdalam, memperluas program dan kegiatan pendidikan karakter yang sudah ada sebelumnya sehingga dapat.

(30) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11. memperkuat karakter siswa dengan melibatkan kerja sama antara sekolah, keluarga maupun masyarakat. 4. Penguatan Pendidikan Karakter Berbasis Kelas adalah sebuah proses interaksi, dinamika, dan komunikasi antara guru dan siswa saat di kelas dalam struktur kurikulum. 5. PPK Berbasis Budaya Sekolah adalah sebuah dinamika dalam dunia pendidikan yang mengacu pada peristiwa, relasi, komunikasi antar setiap individu sehingga memiliki hubungan timbal balik 6. PPK Berbasis Masyarakat adalah adalah proses pengembangan karakter dengan. melibatkan. publik. (masyarakat). secara. efektif. dan. berkesinambungan. 7. Sekolah Dasar adalah lembaga salah satu pendidikan formal yang menerapkan wajib belajar selama 6 tahun dari kelas I sampai dengan kelas VI. 8. Kecamatan Gondukusuman adalah sebuah kecamatan yang terletak di arah timur laut dari pusat kota Yogyakarta yang berbatasan dengan: Kecamatan Depok, Sleman di sebelah utara, Kecamatan. Depok,. Sleman, Banguntapan, Bantul, dan Umbulharjo, Yogyakarta di sebelah timur, Kecamatan Umbulharjo, Pakualaman, dan Danurejan di sebelah selatan, dan Kecamatan Pakualaman, Danurejan, dan Jetis di sebelah barat. Luas wilayah kecamatan Gondokusuman yakni 398,7 ha..

(31) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB II LANDASAN TEORI. Bab II ini membahas kajian pustaka, hasil penelitian yang relevan, kerangka berpikir, dan hipotesis penelitian. Kajian pustaka membahas teori-teori yang mendukung penelitian ini. Dalam kerangka berpikir mendeskripsikan hasil pemikiran peneliti sementara itu. Pertanyaan penelitian berisi dugaan sementara dari rumusan masalah yang dikaji. A. Kajian Pustaka 1. Pengertian Karakter Kurniawan (2013: 28) mengemukakan bahwa kata karakter berasal dari bahasa Yunani “charassein”. Menurut Koesoema (2010: 79) masyarakat sering mengasosiasikan istilah karakter dalam kehidupan sehari-hari dengan menekankan pada temperamen unsur psikososial yang dikaitkan dengan pendidikan dan konteks lingkungan. Sedangkan Lickona (2013: 13) mengemukakan bahwa karakter meliputi hal-hal baik ketika seseorang bertindak dan berpikir tetapi tidak terlihat oleh orang lain. Pendapat yang serupa disampaikan oleh Kurniawan (2013: 2) bahwa karakter adalah nilainilai yang mencerminkan perilaku manusia terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, lingkungan, masyarakat berlandaskan norma-norma agama, hukum, tata karma, budaya, dan adat istiadat. Pendapat Albertus (dalam Tim PPK Kemendikbud, 2017: 7) bahwa karakter yang kuat dapat membentuk individu membawa perubahan baik bagi. 12.

(32) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13. diri sendiri maupun masyarakat sekitar. Listyarti (2012: 3) menyatakan bahwa dalam mengamati karakter seseorang dapat dilakukan dengan cara mengetahui kebaikan (knowing the good), mencintai kebaikan (loving the good), dan melakukan kebaikan (doing the good). Hal tersebut sejalan dengan pendapat tokoh pendidikan Indonesia Ki Hajar Dewantara (dalam Wibowo, 2013: 9) bahwa karakter dapat menjadi suatu penanda yang melekat pada seseorang, setiap orang mempunyai karakter yang berbeda-beda seperti halnya roman muka antara satu orang dengan yang lain tidak ada kesamaan. Pendapat yang serupa disampaikan oleh Darmiyanti (dalam Adisusilo, 2012: 77) bahwa karakter merupakan seperangkat sifat sebagai tanda kebaikan, kebijakan, dan kematangan moral seseorang. Berdasarkan pendapat yang disampaikan oleh beberapa para ahli di atas, maka peneliti berpendapat bahwa karakter adalah serangkaian sikap yang terdapat dalam diri manusia dan sekaligus sebagai kekhasan dalam melakukan sebuah tindakan secara disadari atau disengaja sehingga orang lain yang melihatnya dapat menilai dengan mudah. 2. Pengertian Kepribadian Suprihadi dan Sooehartono (1982: 14) mengungkapkan bahwa kepribadian membahas bagaimana menjadi manusia yang baik atau siapakah diri seseorang itu. Menurut Sjarkawi (2006: 34) bahwa kepribadian merupakan karakteristik atau gaya dan sifat khas dalam diri seseorang yang merujuk bagaimana individu tersebut tampil sehingga menimbulkan kesan bagi individu lainnya. Dalam hal ini antara kepribadian dan karakter mempunyai keterkaitan dan saling mempengaruhi satu sama lain..

(33) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14. Kepribadian seseorang mencerminkan karakter yang dapat mempengaruhi tingkah laku dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Gulo (dalam Barnawi dan Arifin, 2016: 20) karakter identik dengan kepribadian yang bersumber dari pembentukan yang diterima di lingkungan sekitar seperti lingkungan sekolah, rumah, dan masyarakat. Atau dengan kata lain bahwa karakter merupakan kepribadian yang ditinjau dari aspek moral contohnya kejujuran yang berkaitan dengan sifat-sifat yang relatif tetap. Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa kepribadian dapat dibentuk berdasarkan kekhasan karakternya yang bersumber dari lingkungan sekitar sehingga menjadikan penyesuaian diri yang diterima setiap manusia berbeda-beda. 3. Pengertian Moral Moral berasal dari bahasa latin yakni dari kata mos-mores (adat istiadat, kebiasaan, cara, dan tingkah laku). Sjarkawi (2006: 28) mengungkapkan bahwa moral merupakan suatu hal yang mendorong manusia untuk melakukan tindakan yang baik sehingga dapat mengukur benar tidaknya atau baik tidaknya tindakan manusia. Pendapat lain menurut Purwanto (2016: 47) bahwa moral merupakan kebaikan yang tampak dan dikenal oleh masyarakat. Dalam kaitannya dengan karakter, moral merupakan fondasi dasar seseorang untuk mencapai karakter yang baik. Menurut Megawangi (2007: 83) moral mengacu pada pengetahuan seseorang terhadap baik atau buruk sedangkan karakter lebih mengacu pada tabiat (kebiasaan) seseorang yang didorong langsung oleh otak. Lickona (1991: 82) menyatakan bahwa ketika seseorang dikatakan berkarakter jika telah mempunyai tiga komponen moral yaitu pengetahuan, perasaan, dan tindakan moral yang merupakan.

(34) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15. pembentuk tabiat (kebiasaan) atau karakter seseorang. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Mangunhardjana (2016: 25) bahwa seseorang yang berkarakter otomatis juga bermoral. Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa moral adalah suatu pedoman mengenai benar/salah, baik/buruk yang melekat dalam diri serta mendorong tindakan atau perilaku manusia sehingga terjalin rasa hormat dan menghargai sesama. 4. Pengertian Nilai Mangunhardjana (2016: 41) mengungkapkan bahwa nilai merupakan mutu, kualitas yang menjadi prinsip milik pribadi. Menurut Sjarkawi (2006: 29) bahwa nilai dianggap sebagai suatu “keharusan” yang mencerminkan kualitas terhadap suatu hal sehingga dapat menjadikan objek yang disukai, diinginkan, berguna, dan dihargai. Adisusilo (2012: 57) mengungkapkan bahwa nilai selalu berhubungan dengan kebaikan, kebajikan, dan keluhuran budi yang dikejar seseorang menjadi manusia yang sebenarnya. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Wahana (2004: 84) bahwa nilai sebagai daya tarik yang mempunyai peranan sebagai pendorong dan pengarah bagi pembentukan diri manusia melalui tindakan-tindakannya. Menurut Lickona (dalam Adisusilo, 2012: 61) nilai dan karakter mempunyai keterkaitan karena dengan adanya nilai akan menghasilkan karakter yang bernilai (baik). Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa nilai adalah suatu kualitas yang memberikan pemaknaan sehingga menjadikan suatu hal dapat disukai, diinginkan, berguna, dan dihargai sebagai penentu atau acuan dalam melakukan suatu tindakan..

(35) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16. 5. Pendidikan Karakter Wibowo (dalam Kurniawan, 2013: 31) mengungkapkan bahwa pendidikan karakter sebaiknya diterapkan sejak usia kanak-kanak atau usia emas (golden age) karena pada usia ini anak dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya secara optimal. Zubaedi (2011: 197) pendidikan karakter harus dilakukan secara berkelanjutan artinya penanaman nilai-nilai moral yang tertanam pada anak tidak hanya sampai pada tingkat pendidikan tertentu tetapi juga saat berada di lingkungan keluarga maupun masyarakat. Sedangkan menurut Megawangi (dalam Larasati, dkk, 2014: 5) bahwa pendidikan karakter merupakan usaha untuk mendidik peserta didik dalam mengambil keputusan dengan bijak sehingga memberikan pengaruh positif dalam kehidupan sehari-hari. Thomas Lickona (dalam Yaumi, 2014: 10) mengungkapkan bahwa pendidikan karakter merupakan usaha yang disengaja untuk mengembangkan karakter yang baik berdasarkan nilai-nilai. Zubaedi (dalam Kurniawan, 2013: 30) menyatakan bahwa pendidikan karakter adalah program pengajaran yang bertujuan untuk mengembangkan watak dan tabiat siswa dengan cara menekankan ranah afektif dalam menghayati nilai-nilai kejujuran, disiplin, dan kerja sama tanpa meninggalkan ranah kognitif (berpikir rasional), dan ranah keterampilan (skill). Azzet (2016: 36-37) menyatakan bahwa pendidikan karakter di sekolah harus melibatkan semua komponen pendidikan yang ada. Sosok penting dalam pendidikan karakter yakni pendidik atau guru karena merupakan teladan siswa dalam berperilaku. Dalam pembentukan karakter dan penanaman nilai-nilai di sekolah guru.

(36) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17. mengaitkan secara langsung tema pembelajaran dengan mata pembelajaran tertentu. Berdasarkan pendapat para ahli di atas, maka peneliti berpendapat bahwa pendidikan karakter adalah usaha yang dapat dilakukan untuk mendidik anak ke arah yang lebih baik agar memiliki sikap peduli, santun dalam berperilaku, tanggung jawab pada diri sendiri maupun orang lain dengan melibatkan aspek kognitif, afektif, dan konatif. 6. Program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) a. Latar Belakang Penguatan Pendidikan Karakter Penguatan Pendidikan Karakter sering disebut dengan istilah PPK. Tahun 2010 merupakan pemusatan pendidikan karakter di jantung pendidikan nasional semakin kuat karena pemerintah Indonesia mencanangkan. dan. melaksanakan. kebijakan. Gerakan. Nasional. Pendidikan Karakter dengan berlandaskan Rencana Aksi Nasional (RAN). Tim PPK Kemendikbud (2017: 17) mengungkapkan bahwa Penguatan Pendidikan Karakter membantu mengembangkan potensi peserta didik dengan. mengintegrasikan,. memperdalam,. memperluas,. dan. menyelaraskan berbagai program pendidikan karakter tanpa mengabaikan dimensi olah hati (etik dan spiritual), olah rasa (estetik), olah pikir (literasi dan numerasi) dan olah raga (kinestetik) sesuai falsafah hidup Pancasila. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Koesoema (2018a: 8) bahwa gerakan Penguatan Pendidikan Karakter menempatkan nilai karakter sebagai dimensi terdalam pendidikan yang membudayakan dan memberadabkan perilaku dalam pendidikan. Sedangkan prioritas gerakan PPK yang.

(37) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18. ditetapkan oleh Kemendikbud yakni terdapat 5 (lima) nilai-nilai utama karakter yang saling berkaitan sehingga membentuk jejaring nilai yaitu nilai religiusitas, nasionalisme, kemandirian, gotong royong dan integritas. Hal tersebut sejalan dengan gagasan Bapak pendidikan Indonesia Ki Hajar Dewantara bahwa pendidikan sebagai upaya untuk memajukan dan menumbuhkan budi pekerti, kekuatan batin, karakter, pikiran, dan tubuh anak dengan “ngerti-ngerasa-ngelakoni” (mengerti, merasakan, dan melakukan). Oleh karena itu, gerakan PPK membutuhkan dukungan dari berbagai pihak dalam membentuk karakter yang santun, berbudi pekerti, ramah, dan bergotong royong sesuai dengan tujuan dari Gerakan Revolusi Mental sekaligus bagian integral Nawacita. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa latar belakang Penguatan Pendidikan Karakter yakni adanya kebijakan pemerintah Indonesia mencanangkan Gerakan Nasional Pendidikan Karakter Bangsa pada tahun 2010 yang merupakan bagian integral Nawacita untuk membentuk dan mengarahkan karakter peserta didik secara utuh, terpadu, dan seimbang dengan cara harmonisasi olah hati (etik dan spiritual), olah rasa (estetik), olah pikir (literasi dan numerasi) dan olah raga (kinestetik) dalam menanamkan nilai-nilai utama PPK. b. Pengertian Penguatan Pendidikan Karakter Koesoema (2007: 118) mengungkapkan bahwa pendidikan karakter sudah sering didengungkan sebagai suatu kemendesakan dalam kinerja pendidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) yang mencanangkan gerakan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK).

(38) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19. secara bertahap mulai tahun 2016. Hal tersebut didukung oleh Mulyasa (dalam Larasati, dkk, 2014: 6) bahwa Penguatan Pendidikan Karakter tingkat satuan pendidikan mengarahkan pada pembentukkan budaya sekolah dengan menerapkan nilai-nilai utama PPK yang tercermin dalam perilaku, tradisi, kebiasaan sehari-hari, serta simbol-simbol. Sedangkan menurut Tilaar (dalam Larasati, dkk, 2014: 5) pendidikan dan pengajaran di satuan pendidikan menitikberatkan pada tindakan dan perilaku peserta didik dalam mengimplementasikan pendidikan karakter. Berdasarkan pendapat para ahli di atas, maka peneliti berpendapat bahwa Penguatan Pendidikan Karakter adalah salah satu cara yang dilakukan sekolah untuk mengintegrasikan, memperdalam, memperluas program dan kegiatan pendidikan karakter yang sudah ada sebelumnya sehingga dapat memperkuat karakter siswa dengan melibatkan kerja sama antara sekolah, keluarga maupun masyarakat. Tim PPK Kemendikbud (2017: 17) menyatakan bahwa Penguatan Pendidikan Karakter merupakan gerakan pendidikan di sekolah dalam memperkuat karakter melalui proses pembentukan, transformasi, transmisi, dan pengembangan potensi peserta didik dengan cara harmonisasi olah hati (etik dan spiritual), olah rasa (estetik), olah pikir (literasi dan numerasi), dan olah raga (kinestetik) sesuai falsafah hidup Pancasila. Berdasarkan penjelasan di atas maka setiap individu harus mempunyai karakter yang dapat membawa implikasi positif yang meliputi keterpaduan empat nilai. Keterpaduan empat nilai tersebut secara ringkas ditunjukkan pada gambar 2.1 yakni:.

(39) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20. Gambar 2.1 Keterpaduan Empat Nilai-nilai Karakter Olah Hati, Olah Pikir, Olah Raga, dan Olah Karsa. Berdasarkan gambar 2.1 di atas dapat disimpulkan bahwa Penguatan Pendidikan Karakter harus mengsinergikan keterpaduan empat nilai karakter yakni olah hati, olah rasa, olah pikir, dan olah raga untuk memperkuat karakter peserta didik dengan melibatkan dukungan dari sekolah, orang tua, maupun masyarakat guna mencerdaskan kehidupan bangsa. c. Tujuan Penguatan Pendidikan Karakter Tim PPK Kemendikbud (2017: 16) mengemukakan bahwa gerakan Penguatan Pendidikan Karakter menempatkan nilai karakter sebagai dimensi pendidikan yang membudayakan dan memberadabkan. Adapun tujuan gerakan Penguatan Pendidikan Karakter sebagai berikut: 1) Mengembangkan platform pendidikan nasional yang meletakkan makna dan nilai karakter sebagai jiwa atau generator utama penyelenggaraan pendidikan. 2) Membangun kembali Generasi Emas Indonesia 2045 menghadapi dinamika perubahan di masa depan dengan keterampilan abad 21..

(40) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21. 3) Mengembalikan pendidikan karakter sebagai ruh dan fondasi pendidikan melalui harmonisasi olah hati (etik dan spiritual), olah rasa (estetik), dan olah pikir (literasi dan numerasi), dan olah raga (kinestetik). 4) Merevitalisasi dan memperkuat kapasitas ekosistem pendidikan (kepala sekolah, guru, siswa, pengawas, dan komite sekolah) untuk mendukung perluasan implementasi pendidikan karakter. 5) Membangun jejaring perlibatan masyarakat (publik) sebagai sumber belajar di dalam dan di luar sekolah. 6) Melestarikan kebudayaan dan jati diri bangsa Indonesia dalam mendukung Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM). Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan Penguatan Pendidikan Karakter adalah mengarahkan peserta didik pada pembentukan karakter dan meningkatkan mutu proses pendidikan yang terwujud dalam perilaku sehari-hari. d. Nilai-nilai Utama Penguatan Pendidikan Karakter Gerakan PPK menempatkan nilai karakter sebagai dimensi terdalam pendidikan. Adapun nilai utama karakter adalah sebagai berikut. 1) Religiusitas Tim PPK Kemendikbud (2017: 8) menyatakan bahwa nilai karakter religiusitas mencerminkan sikap keberimanan terhadap Tuhan yang Maha Esa ditunjukkan dengan perilaku melaksanakan agama dan kepercayaan. yang. dianutnya,. menghargai. perbedaan. agama,.

(41) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22. mempunyai sikap toleran yang tinggi terhadap pelaksana agama lain, dan hidup rukun dan damai dengan pemeluk agama lain. Nilai religiusitas yang awalnya adalah religius, tetapi sejalan dengan Permendikbud Nomor 20 Tahun 2018 penyebutan istilah nilai religius direvisi menjadi religiusitas. Subnilai religiusitas antara lain toleransi, percaya diri, kerja sama, mencintai lingkungan, dan anti kekerasan. 2) Nasionalisme Tim PPK Kemendikbud (2017: 8) menyatakan bahwa nilai karakter nasionalisme merupakan cara berpikir, bersikap dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa. Nilai nasionalisme yang awalnya adalah nasionalis, tetapi sejalan dengan Permendikbud Nomor 20 Tahun 2018 penyebutan istilah nilai nasionalis direvisi menjadi nasionalisme. Subnilai nasionalisme meliputi cinta tanah air, patuh terhadap hukum, disiplin, dan menghormati keberagaman budaya, suku, dan agama. 3) Kemandirian Tim PPK Kemendikbud (2017: 9) bahwa nilai karakter kemandirian merupakan sikap dan perilaku tidak mudah bergantung pada orang lain dan mempergunakan segala tenaga, pikiran, waktu untuk merealisasikan harapan, mimpi, dan cita-cita..

(42) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23. Nilai kemandirian yang awalnya adalah mandiri, tetapi sejalan dengan Permendikbud Nomor 20 Tahun 2018 penyebutan istilah nilai mandiri direvisi menjadi kemandirian. Tim PPK Kemendikbud (2017: 9) mengungkapkan bahwa subnilai kemandirian meliputi kerja keras, tangguh, tidak mudah menyerah, kreatif, profesional, dan pemberani. 4) Gotong Royong Tim PPK Kemendikbud (2017: 9) menyatakan bahwa nilai karakter gotong royong mencerminkan tindakan nyata saling membantu dengan semangat kerja sama dalam menyelesaikan persoalan. Berdasarkan Permendikbud Nomor 20 Tahun 2018 penyebutan istilah nilai gotong royong tidak mengalami perubahan istilah. Subnilai gotong royong meliputi tindakan kerja sama, tolongmenolong, solidaritas, empati, dan musyawarah sebagai mufakat. 5) Integritas Tim PPK Kemendikbud (2017: 9) menyatakan bahwa nilai karakter integritas merupakan nilai yang menjadi dasar seseorang dalam berperilaku sebagai sosok yang dapat dipercaya baik dalam tindakan, perkataan, dan perkerjaan sesuai dengan nilai kebenaran. Berdasarkan Permendikbud Nomor 20 Tahun 2018 penyebutan istilah nilai integritas tidak mengalami perubahan istilah. Subnilai integritas meliputi kejujuran, cinta pada kebenaran, setia, komitmen moral, anti korupsi, keadilan, tanggung jawab, keteladanan, dan menghargai martabat individu (terutama penyandang disabilitas)..

(43) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa 5 (lima) nilai utama Pengutan Pendidikan Karakter saling berkaitan satu sama lain dan tidak dapat dipisahkan karena membentuk suatu keutuhan pribadi. Nilainilai tersebut bersumber dari agama, Pancasila, budaya, dan tujuan pendidikan nasional. e. Prinsip-prinsip Pengembangan dan Implementasi PPK Tim PPK Kemendikbud (2017: 10) menyatakan bahwa dalam pengembangan dan implementasi gerakan PPK mempunyai prinsip-prisip yang mendasari. Beberapa prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai berikut. 1) Nilai-nilai Moral Universal Fokus gerakan PPK terdapat pada penguatan nilai-nilai moral universal dengan didukung oleh setiap individu dari berbagai macam latar belakang agama, keyakinan, kepercayaan, sosial, dan budaya. 2) Holistik Pelaksanaan gerakan PPK dilaksanakan secara holistik dengan arti pengembangan fisik (olah raga), intelektual (olah pikir), estetika (olah rasa), etika dan spiritual (olah hati) yang dilakukan secara utuhmenyeluruh dan serentak, baik melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler, berbasis pada pengembangan budaya sekolah maupun kolaborasi dengan berbagai komunitas di luar lingkungan pendidikan. 3) Terintegrasi Gerakan PPK merupakan poros pelaksanaan pendidikan nasional terutama pada pendidikan dasar dan menegah yang dikembangkan,.

(44) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25. dilaksanakan dengan memadukan, menghubungkan, dan mengutuhkan berbagai elemen pendidikan, bukan merupakan program tempelan dan tambahan dalam proses pelaksanaan pendidikan. 4) Partisipatif Pelaksanaan gerakan PPK mengikutsertakan dan melibatkan publik seluas-luas sebagai pemangku kepentingan pendidikan. Pihak-pihak terkait seperti kepala sekolah, pendidik, tenaga kependidikan, komite sekolah dapat menyepakati prioritas nilai-nilai utama karakter dan kekhasan. sekolah. yang. diperjuangkan. dalam. gerakan. PPK,. menyepakati bentuk dan strategi pelaksanaan gerakan PPK, dan pembiayaan gerakan PPK. 5) Kearifan Lokal Gerakan PPK bertumpu dan responsif pada kearifan lokal nusantara yang demikian beragam dan majemuk agar kontekstual dan membumi. Gerakan PPK harus bisa mengembangkan dan memperkuat kearifan lokal nusantara agar dapat berkembang dan berdaulat sehingga dapat memberi identitas dan jati diri peserta didik sebagai bangsa Indonesia. 6) Kecakapan Abad XXI Gerakan PPK mengembangkan kecakapan yang dibutuhkan peserta didik untuk hidup pada abad XXI seperti kecakapan berpikir kritis (critical thinking), berpikir kreatif (creative thinking), kecakapan berkomunikasi. (communication. skill),. penguasaan. bahasa. internasional, dan kerja sama dalam pembelajaran (collaborative learning)..

(45) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26. 7) Adil dan Inklusif Pengembangan dan pelaksanaan gerakan PPK berdasarkan prinsip keadilan, non-diskriminasi, non-sektarian, menghargai kebinekaan, dan perbedaan (inklusif), menjunjung harkat dan martabat manusia. 8) Selaras dengan Perkembangan Peserta didik Pengembangan dan pelaksanaan gerakan PPK selaras dengan perkembangan peserta didik baik perkembangan biologis, psikologis, maupun sosial, agar tingkat kecocokan dan keberterimaannya tinggi dan. maksimal.. Dalam. hubungan. ini. kebutuhan-kebutuhan. perkembangan perlu memperoleh perhatian intensif. 9) Terukur Pengembangan dan pelaksanaan gerakan PPK berlandaskan prinsip keterukuran agar dapat diamati dan diketahui proses dan hasilnya secara objektif. Dalam hubungan ini komunitas sekolah mendeskripsikan nilai-nilai utama karakter sebagai prioritas pengembangan di sekolah dalam sebuah sikap dan perilaku yang dapat diamati dan diukur secara objektif, mengembangkan program-program penguatan nilai-nilai karakter bangsa yang dilaksanakan dan dicapai oleh sekolah, dan mengerahkan sumber daya yang dapat disediakan oleh sekolah dan pemangku kepentingan pendidikan. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa dalam mengembangkan dan melaksanakan gerakan Penguatan Pendidikan Karakter perlu menggunakan 9 prinsip yang bertujuan agar siswa dapat belajar melalui proses berpikir, bersikap sesuai dengan nilai-nilai karakter..

(46) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27. f. Basis Penguatan Pendidikan Karakter Proses pelaksanaan program Penguatan Pendidikan Karakter secara utuh dan menyeluruh mengembangkan pendekatan pada setiap basis yakni berbasis kelas, budaya sekolah, dan masyarakat. Berikut ini merupakan penjelasan ketiga basis program Penguatan Pendidikan Karakter: 1) Penguatan Pendidikan Karakter Berbasis Kelas Kelas merupakan ruang tempat belajar siswa dengan karakteristik yang. beragam.. Guru. dan. siswa. merupakan. pelaku. utama. pengembangan pendidikan karakter di kelas. Koesoema (2018a: 9-10) mengungkapkan bahwa pendidikan karakter berbasis kelas atau sering disebut dengan locus educations merupakan proses terjadinya pembaharuan pendidikan dari dalam lingkungan pendidikan. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Tim PPK Kemendikbud (2017: 28) bahwa fokus pendidikan karakter berbasis kelas meliputi interaksi saat proses pembelajaran di kelas antara guru dan siswa, siswa dan sesama siswa, dinamika pembelajaran, cara-cara evaluasi, dan penilaian selama proses pembelajaran. Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa Penguatan Pendidikan Karakter berbasis kelas adalah sebuah proses interaksi, dinamika, dan komunikasi antara guru dan siswa saat di kelas dalam struktur kurikulum. Pengintegrasian program PPK berbasis kelas terbagi menjadi 5 aspek yakni aspek kurikulum, aspek pembiasaan kelas, aspek manajemen kelas, aspek model/metode pembelajaran, dan aspek layanan bimbingan dan konseling. Dalam mengintegrasikan.

(47) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28. program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis kelas dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut: a) Pengintegrasian PPK dalam kurikulum Suhendra merupakan. (2019:. 24). pengalaman. mengemukakan belajar. yang. bahwa. kurikulum. dilaksanakan. secara. terorganisasi dalam bentuk tertentu di bawah bimbingan dan pengawasan sekolah. Menurut Tim PPK Kemendikbud (2017: 27) bahwa seorang guru dalam mengintegrasikan nilai-niai utama PPK ke. dalam. kurikulum. bertujuan. untuk. menumbuhkan. dan. menguatkan pengetahuan dengan menanamkan kesadaran siswa dan mempraktikkan nilai-nilai karakter pada saat proses pembelajaran. Guru mempunyai peran penting dalam mengimplementasikan suatu dokumen kurikulum pada proses pembelajaran. Adapun langkahlangkah menerapkan PPK melalui pembelajaran terintegrasi dalam kurikulum adalah sebagai berikut: (1) Melakukan analisis KD dengan mengidentifikasi nilai-nilai yang terkandung dalam materi pembelajaran seperti KD yang tercantum dalam mata pembelajaran. Berikut ini merupakan contoh pengimplementasian pendidikan karakter berbasis kelas dengan mengintegrasikan nilai-nilai karakter ke dalam Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)..

(48) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29. Tabel 2.1 Contoh Pengintegrasian Nilai Karakter ke dalam RPP Mata Pelajaran. No. PPKn 1.1. 2.1. 3.1. 4.1. Kompetensi Dasar Mensyukuri ditetapkannya bintang, rantai, pohon beringin, kepala banteng, dan padi kapas sebagai lambang negara “Garuda Pancasila” Bersikap santun, rukun, mandiri, dan percaya diri sesuai dengan sila Pancasila dalam lambang negara “Garuda Pancasila” dalam kehidupan sehari-hari Mengenal simbol sila Pancasila dalam lambang negara “Garuda Pancasila” Menceritakan simbol sila Pancasila pada lambang Garuda sila Pancasila. No. 1.1.1. 1.1.2. 2.1.1. 2.1.2. 3.1.1. 3.1.2 4.1.1. 4.1.2 3.1.1. Bahasa Indonesia. 3.1. Menjelaskan kegiatan persiapan membaca permulaan. 3.1.2. 4.1.1. 4.1.2. Indikator Pencapaian Menunjukkan rasa syukur atas keberadaan diri sebagai bangsa Indonesia Membuat ungkapan syukur dalam doa untuk bangsa Indonesia Menunjukkan sikap santun dalam berinteraksi dengan keluarga dan teman Menunjukkan sikap rukun dan saling menghormati di sekolah Mengucapkan bunyi tulisan yang terdapat pada pita burung Garuda Menjelaskan arti Bhineka Tunggal Ika Menceritakan gambar simbol sila Pancasila Memberi contoh perilaku sesuai simbol Garuda Pancasila Menjelaskan kegiatan persiapan membaca Menjelaskan cara-cara membaca yang baik Mendemonstrasikan cara membaca yang baik Membaca sebuah teks dengan menggunakan cara membaca yang benar. Nilai Karakter. Hidup rukun dengan pemeluk agama lain (religiusitas). Menghargai keberagamaan, saling tolongmenolong tanpa melihat agama, suku, dan adat istiadat (toleransi). Cinta tanah air, menjaga persatuan, (nasionalisme). Kerja sama (gotong royong) Kemandirian, percaya diri Kemandirian, percaya diri Integritas, percaya diri Integritas, percaya diri.

(49) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30. Berdasarkan pada tabel 2.1 di atas merupakan contoh pengintegrasian nilai karakter ke dalam RPP kelas 1 semester 1 terdapat pada mata pelajaran PPKn membahas materi simbol silasila Pancasila dan Bahasa Indonesia membahas materi kegiatan persiapan membaca permulaan. Nilai karakter yang ingin dikembangkan dalam mata pelajaran PPKn antara lain religiusitas, toleransi, nasionalisme, dan gotong royong. Selain itu nilai karakter yang ingin dikembangkan dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia antara lain kemandirian, percaya diri, dan integritas. (2) Mendesain rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang memfokuskan penguatan karakter dengan memilih model/metode pembelajaran. Misalnya dengan mempelajari KD 4.1.2 siswa diminta untuk memberikan contoh perilaku sesuai simbol dalam lambang Garuda Pancasila secara berpasangan. Model/metode pembelajaran kooperatif yang digunakan menggunakan think pair share (TPS). Pengelolaan kelas yang dapat digunakan guru dalam menanamkan nilai-nilai karakter yakni meminta perwakilan setiap kelompok mengambil kertas yang berisi nilai-nilai PPK. Kemudian setiap siswa secara berpasangan memberikan contoh perilaku tersebut sesuai dengan nilai-nilai PPK. Nilai karakter yang muncul dalam memilih model/metode pembelajaran think pair share (TPS) yakni kerja sama dalam sebuah tim, percaya diri, menghargai orang lain yang sedang menyampaikan pendapat, dan kejujuran dalam.

(50) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31. menyampaikan contoh perilaku sesuai simbol dalam lambang Garuda Pancasila. (3) Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan skenario dalam RPP. Dalam melaksanakan pembelajaran pada KD 4.1.2 guru menggunakan model pembelajaran kooperatif dengan metode think pair share (TPS). Maka pembelajaran yang dilakukan guru menerapkan model/ metode pembelajaran sesuai dengan RPP yang sudah dirancang. Nilai karakter yang ingin dikembangkan dalam melaksanakan pembelajaran sesuai dengan scenario RPP yakni toleransi, kerja sama, religiusitas, percaya diri, kemandirian, dan kejujuran. (4) Melaksanakan penilaian otentik pada proses pembelajaran. Lingkup penilaian otentik mencakup aspek sikap, aspek pengetahuan, dan aspek keterampilan. Proses penilaian otentik menunjukkan pencapaian hasil belajar setiap siswa. (5) Melakukan refleksi dan evaluasi proses pembelajaran. Setelah melakukan proses pembelajaran guru mengajak siswa melakukan refleksi dengan memahami dan menghayati nilai-nilai yang menjadi fokus pembelajaran hari itu. Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pengintegrasian kurikulum dalam PPK harus dipersiapkan terlebih dahulu oleh guru dalam desain RPP. Selain itu, guru perlu memahami langkah-langkah dalam rangka mendesain pendidikan karakter berbasis kelas yang terintegrasi dalam kurikulum..

(51) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32. b) Pengintegrasian PPK dalam pembiasaan kelas Pembiasaan kelas dibutuhkan demi berlangsungnya proses pembelajaran yang berpengaruh pada kehidupan siswa di masa mendatang. Pembiasaan kelas yang baik akan menuju ke arah disiplin diri sendiri (self discipline). Menurut Gunawan (2019: 304) pembiasaan kelas yang dilakukan guru dalam mengimplementasikan nilai-nilai PPK seperti siswa berbaris di depan kelas ketika bel berbunyi, siswa masuk ke kelas satu persatu dengan tertib, guru memeriksa kerapian rambut, kebersihan kuku, dan kebersihan baju, berdoa bersama yang dipimpin ketua kelas atau salah seorang siswa, memberikan salam pada guru, pada saat pembelajaran berlangsung siswa tetap tertib tidak ribut. Nilai karakter yang ingin dikembangkan dalam. melakukan pembiasaan kelas seperti. religiusitas, jujur, toleransi, disiplin, gotong royong, kemandirian, kreatif, dan tanggung jawab. c) Pengintegrasian PPK dalam manajemen kelas Seorang guru harus dapat melakukan pengelolaan ruang kelas atau sering disebut dengan manajemen kelas. Menurut Gunawan (2019: 2) manajemen kelas merupakan serangkaian cara yang digunakan guru dalam menciptakan dan memelihara kondisi kelas sehingga memungkinkan siswa untuk belajar dengan baik. Tim PPK Kemendikbud (2017: 28) mengemukakan pendapat bahwa dalam pengelolaan dan pengaturan kelas dapat memberikan penguatan nilai-nilai karakter. Pendapat tersebut sejalan dengan Koesoema.

(52) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33. (2018a: 146) bahwa fungsi manajemen kelas dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran. Sedangkan fungsi manajemen kelas secara tidak langsung untuk membantu siswa mengetahui, memahami, mempraktekkan nilai-nilai yang membentuk karakter melalui diskusi, dialog, dan perencanaan pengalaman belajar. Dalam proses pengelolaan kelas atau manajemen kelas seorang guru perlu melakukan tindakan seperti membuat peraturan kelas agar kelas tidak menjadi kacau, kenyamanan ruang kelas, pengaturan tata letak bangku serta posisi tempat duduk siswa, dan pembentukan kelompok belajar. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa manajemen kelas merupakan tindakan yang dilakukan oleh guru dalam menjaga lingkungan belajar agar tercipta suasana belajar kondusif. Nilai karakter yang ingin dikembangkan dalam melakukan manajemen kelas seperti disiplin, kemandirian, tanggung jawab, demokratis, dan jujur. d) Pengintegrasian PPK dalam layanan bimbingan dan konseling Maliki (2016: 89) mengatakan bahwa layanan bimbingan dan konseling di sekolah dasar diperuntukkan bagi semua siswa baik yang mempunyai masalah atau tidak sehingga dapat membantu siswa dalam mengembangkan kebiasaan belajar yang baik. Menurut Irham dan Novan (2014: 70) bahwa pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling memerlukan kerja sama antara guru mata pelajaran dan guru bimbingan konseling yang didukung manajemen sekolah..

(53) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa layanan bimbingan dan konseling di sekolah merupakan bentuk upaya dalam mengarahkan perkembangan siswa menuju perubahan yang positif. Pendidikan karakter melalui bimbingan dan konseling dapat dilakukan melalui 1) layanan dasar, 2) layanan responsif, 3) layanan peminatan, dan 4) dukungan sistem. Layanan bimbingan dan konseling merupakan momen utama dalam mengintegrasikan nilainilai utama PPK. Dengan adanya layanan bimbingan dan konseling dapat membantu peserta didik memahami dan mengembangkan potensi, minat, dan bakat sesuai dengan karakteristik kepribadian, membantu peserta didik mengembangkan kemampuan dalam hubungan sosial yang sehat dengan teman sebaya, keluarga, maupun masyarakat, membantu peserta didik mengembangkan kemampuan belajar, membantu peserta didik mengambil keputusan karier. Nilai karakter yang ingin dikembangkan dalam melakukan layanan bimbingan dan konseling seperti tanggung jawab, integritas, displin, dan cinta damai. e) Pengintegrasian PPK dalam model/metode pembelajaran Penguatan Pendidikan Karakter yang terintegrasi dalam kurikulum dapat dilakukan ketika pembelajaran di kelas dengan menggunakan model/metode pembelajaran. Menurut Siregar dan Rindi. (2019:. 6). metode. pembelajaran. merupakan. cara. menyampaikan materi pelajaran dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran. Sedangkan menurut Koesoema (2018a: 173) dalam.

Gambar

Gambar 2.1 Keterpaduan Empat Nilai-nilai Karakter Olah Hati, Olah  Pikir, Olah Raga, dan Olah Karsa
Tabel 2.1 Contoh Pengintegrasian Nilai Karakter ke dalam RPP  Mata
Gambar 2.2 Literature Map Penelitian-Penelitian yang Relevan
Tabel 3.3 Penentuan Jumlah Sampel Minimal menurut Tabel Krejcie  dan Morgan  N  S  N  S  N  S  10  10  220  140  1200  291  15  14  230  144  1300  297  20  19  240  148  1400  302  25  24  250  152  1500  306  30  28  260  155  1600  310  35  32  270  159
+7

Referensi

Dokumen terkait

Atozz Jaya Indonesia merupakan perusahaan yang memiliki sistem penjualan electronic dan komponen electronic yang mempunyai mutu yang baik dan berkualitas untuk

23 Tahun 2011 Kantor Pajak Patama merujuk pada Peraturan Direktur Jendral Pajak Nomor PER-15/PJ/2012 tentang perubahan peraturan Jenderal Pajak Nomor PER-33/PJ/2011

Ini yang mendoromg peneliti tertarik melakukan penelitian dieL-Zawa Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, dengan adanya putusan Mahkamah Konstitusi

Kolom array[i] menunjukan nilai yang terdapat pada array ke-i.Kolom t menunjukan nilai yang terdapat pada array ke-m (elemen saat ini).array yang sudah fix menunjukan array

Berdasrkan hasil penelitian mengenai frekuensi pemberian pakan fermentasi kulit ubi kayu (Manihot utilissima) menunjukkan bahwa laju pertumbuhan harian, tingkat

• Untuk dapat mengajukan penyelenggaraan Ujian Proposal Riset, calon doktor sudah harus menyelesaikan mata kuliah wajib, yaitu Metodologi Penelitan serta Filsafat

Hasil rekapitulasi diketahui persamaaan regresi linear berganda yang tertera dalam tabel diatas maka dapat dijelaskan Nilai βo artinya jika tidak ada perubahan pada variabel

Hasil pengujian hipotesis 3 yaitu Word of mouth berpengaruh terhadap brand trust pada pembelian gadget secara online di Surabaya.. Hasil penelitian ini mendukung penelitian dari