• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II ANALISIS UNSUR INTRINSIK DALAM NOVEL NORUWEI NO MORI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II ANALISIS UNSUR INTRINSIK DALAM NOVEL NORUWEI NO MORI"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

 

BAB II

 

ANALISIS UNSUR INTRINSIK DALAM NOVEL NORUWEI NO MORI  

 

 

Unsur intrinsik (intrinsic) adalah unsur-unsur yang membangun karya sastra itu sendiri. Unsur-unsur inilah yang menyebabkan karya sastra hadir sebagai karya sastra, unsur-unsur yang secara faktual akan dijumpai jika orang membaca karya sastra. Unsur intrinsik sebuah novel adalah unsur-unsur yang (secara langsung) turut serta membangun cerita. Kepaduan antar berbagai unsur intrinsik inilah yang membuat sebuah novel berwujud. Atau sebaliknya, jika dilihat dari sudut pandang pembaca, unsur-unsur (cerita) inilah yang akan dijumpai jika kita membaca sebuah novel. Unsur yang dimaksud untuk menyebut sebagian saja, misalnya peristiwa, cerita, plot, penokohan, tema, latar, sudut pandang penceritaan, bahasa atau gaya bahasa, dan lain-lain.

 

Dalam novel Noruwei no Mori ini, penulis menganalisis unsur intrinsik tentang tokoh dan penokohan, latar, dan alur.

     

2.1 Tokoh dan Penokohan

 

Istilah tokoh dan penokohan menunjuk pada pengertian yang berbeda. Istilah tokoh menunjuk pada pelaku cerita. Penokohan dan karakteristik menunjuk pada penempatan tokoh-tokoh tertentu dengan watak-watak tertentu dalam sebuah cerita.

 

Dilihat dari segi peranan atau tingkat pentingnya tokoh dalam sebuah cerita, ada tokoh yang tergolong penting dan ditampilkan terus-menerus sehingga terasa mendominasi sebagian besar cerita, dan sebaliknya, ada tokoh- tokoh yang hanya dimunculkan sekali atau beberapa kali dalam cerita, dan itu pun mungkin dalam porsi penceritaan yang relatif pendek. Tokoh yang disebut pertama adalah tokoh utama cerita (central character, main character), sedangkan yang kedua adalah tokoh tambahan (peripheral character) (Nurgiyantoro, 1995:176).

(2)

   

2.1.1 Tokoh Utama

 

Tokoh utama adalah tokoh yang diutamakan penceritaannya dalam novel yang bersangkutan. Ia merupakan tokoh yang paling banyak diceritakan, baik sebagai pelaku kejadian maupun yang dikenai kejadian. Bahkan pada novel-novel tertentu, tokoh utama senantiasa hadir dalam setiap kejadian dan dapat ditemui dalam tiap halaman buku cerita yang bersangkutan. Karena tokoh utama paling banyak diceritakan dan selalu berhubungan dengan tokoh-tokoh lain, ia sangat menentukan perkembangan plot secara keseluruhan (Nurgiyantoro, 2005:177). Tokoh utama dalam novel ini yaitu :

     

a) Watanabe Toru

 

Murakami Haruki, penulis novel ini merupakan novelis yang banyak menampilkan tema kesendirian dan pengasingan. Hal tersebut dapat dilihat dari karakter tokoh Watanabe yang merupakan seorang penyendiri. Sebagai tokoh utama dalam novel ini Watanabe banyak mengeluarkan komentar-komentar yang unik sebagaimana ciri khas dari gaya penulisan Murakami. Dalam novel ini, seluruh cerita berfokus pada kenangan masa lalu Watanabe.

 

Watanabe Toru adalah seorang pria berusia 37 tahun lulusan jurusan drama di suatu universitas swasta di Tokyo. Dia adalah seorang pria penyendiri yang tidak suka banyak berbicara dengan teman-temannya ketika masih sekolah. Dia pun akhirnya tidak memiliki banyak teman dan lebih banyak menghabiskan waktunya dengan membaca buku sendirian. Dia juga tidak memiliki keinginan apapun untuk masa depannya dan hanya berpikir untuk menjalani hidup yang biasa-biasa saja. Hal ini dapat dilihat dalam kutipan berikut :

(3)

  僕は大学のクラスでは一人も友だちを作らなかったし、 寮でのつきあいも通りいっぺんのものだった。寮の連 中はいつも一人で本を読んでいるので僕が作家になり たがっているんだと思いこんでいるようだったが、僕 はべつに作家になんてなりたいとは思わなかった。何 にもなりたいとは思わなかった。   (ノルウェイの森『上』:63)  

Di kelas, di universitasku, aku sama sekali tidak berteman, dan pergaulanku di asrama pun biasa-biasa saja. Teman- teman di asrama menganggap aku ingin jadi pengarang karena selalu membaca buku sendirian padahal aku sendiri tidak ingin jadi pengarang. Aku tak ingin jadi apa pun.

 

 

Sejak masih muda, Watanabe sangat suka membaca buku. Dia memiliki kebiasaan membaca buku yang dia sukai berulang- ulang dan tidak pernah bosan. Dia jarang mempunyai teman dan lebih memilih untuk membaca buku sendirian saja. Selain itu, dia menganggap bahwa teman-temannya tidak akan cocok dengan dirinya karena memiliki perbedaan selera dalam jenis novel bacaan mereka. Hal ini diungkapkan dalam kutipan berikut :

    僕はよく本を読んだが、沢山本を読むという種類の読 書家ではなく、気に入った本を何度も読みかえすこと を好んだ。僕が当時好きだったのはトル-マン.カポ -ティ、ジョン.アップダイク、スコット.フィッツ ジェラルド、レイモンド.チャンドラ-といった作家 たちだった。   (ノルウェイの森『上』:64)  

Aku senang membaca buku tetapi bukan jenis pembaca yang membaca banyak buku. Aku suka berulang-ulang membaca buku yang kusukai, yang waktu itu adalah karya Truman Capote, John Updike, Scott Fitzgerald, Raymond Chandler.

(4)

 

Suatu hari Watanabe bertemu dengan orang yang cocok dengannya bernama Nagasawa. Nagasawa merupakan orang pertama yang mengerti novel-novel yang dibacanya. Karena kecocokan di antara mereka, mereka sering mengobrol bersama. Nagasawa sangat suka bermain perempuan dan sering mengajak Watanabe untuk mencari perempuan yang bisa diajak tidur bersama. Lama-kelamaan Watanabe terpengaruh kebiasaannya dan jadi sering berhubungan seks dengan perempuan-perempuan di bar. Kegiatan tersebut dia lakukan terutama saat merasa kesepian dan membutuhkan pelampiasan biologis. Hal ini dapat dilihat dalam kutipan berikut :       僕自身は知らない女の子と寝るのはそれほど好きでは なかった。性欲を処理する方法としては気楽だったし、 女の子と抱きあったり体をさわりあったりしているこ と自体は楽しかった。   (ノルウェイの森『上』:73)  

Aku sendiri tidak begitu suka tidur dengan perempuan yang tak kukenal. Namun sebagai pelampiasan biologis cukup menyenangkan, saling peluk dan saling meraba tubuh dengan perempuan merupakan hal yang menyenangkan.

 

 

b) Naoko

 

Naoko adalah pacar dari Kizuki, sahabat dari Watanabe. Naoko dan Kizuki sudah saling kenal semenjak mereka masih kecil. Naoko berkenalan dengan Watanabe pada musim semi ketika masih kelas dua SMA. Naoko berasal dari SMA khusus perempuan dan berperawakan cantik serta anggun. Naoko adalah gadis yang ceria namun dia tidak suka banyak berbicara. Hal ini dapat dilihat dalam kutipan berikut :

(5)

  直子もあまりしゃべる方ではなかったし、僕もどちら かといえば自分が話すよりは相手の話を聞くのが好き というタイプだったから、彼女と二人きりになると僕 としてはいささか居心地が悪かった。   (ノルウェイの森『上』:50)  

Naoko bukan orang yang banyak bicara, sedangkan aku tipe orang yang suka mendengarkan pembicaraan lawan daripada berbicara, karena itu kalau hanya berduaan dengannya, rasanya kikuk juga.

   

Suatu hari, Kizuki melakukan bunuh diri dan hal tersebut membuat Naoko sedih. Naoko pun tidak pernah bertemu lagi dengan Watanabe. Tapi kemudian mereka bertemu lagi secara tidak disengaja di kereta jalur Chuo dan saling berhubungan kembali. Pada hari ulang tahun Naoko yang ke-20 tahun, Naoko dan Watanabe tidur bersama. Setelah kejadian itu Naoko menghilang. Watanabe hanya bisa menulis surat untuk Naoko. Setelah lama menunggu balasan surat, akhirnya datanglah surat balasan dari Naoko yang menyatakan bahwa dirinya mengalami gangguan kejiwaan dan harus dirawat di asrama kejiwaan yang terletak di pedalaman Kyoto. Watanabe sedih dengan keadaan Naoko. Kemudian datanglah surat kedua dari Naoko yang meminta Watanabe datang ke asrama itu. Naoko mulai mengalami gejala kejiwaan semenjak kematian Kizuki seperti dalam kutipan berikut:

      「彼女の場合、そのキズキ君っていうボ-イ.フレン ドが死んだ時点から既に症状が出始めていたのよ。そ してそのことは家族もわかっていたはずだし彼女自身 にもわかっていたはずなのよ。」   (ノルウェイの森『上』:203)

(6)

“Sejak peristiwa kematian Kizuki, pacarnya, gejala-gejala ke arah sana sudah muncul. Tentu keluarganya pun sudah menyadari hal itu, dan ia sendiri pun sudah menyadarinya.”

 

 

Kutipan tersebut di atas adalah penjelasan dari Reiko, teman sekamar Naoko yang dijumpai Watanabe ketika pertama kali datang ke asrama tempat Naoko dirawat. Setelah Watanabe datang ke asrama tersebut, kondisi Naoko berangsur-angsur membaik. Bahkan dokter pun berkata bahwa Naoko bisa segera pulang. Namun setelah Watanabe pulang, Naoko merasakan kesepian. Dia menjadi lebih sulit berkomunikasi karena dia sering mendengar suara-suara dari orang-orang yang telah tiada. Kondisinya terus-menerus memburuk hingga dia membulatkan tekad untuk mengakhiri hidupnya sendiri. Hal ini dapat dilihat dalam kutipan berikut :

      「それからしばらくして救急車が来て直子をつれてい って、私は警官にいろいろと事情を訊かれたの。一応 遺書らしき書き置きはあるし、自殺だってことははっ きりしてるし、それにあの人たち、精神病の患者なん だから自殺くらいするだろうって思ってるのよ」   (ノルウェイの森『下』:276)  

“Dan tak lama kemudian ambulans datang membawa Naoko pergi, sedangkan aku dihujani pertanyaan oleh polisi. Karena ada surat wasiat, jadi itu sudah jelas bunuh diri, lagi pula karena ia pasien rumah sakit jiwa, maka mereka sudah punya anggapan bahwa kemungkinan ia bunuh diri sangat besar.”

   

Kutipan tersebut di atas adalah pernyataan dari Reiko yang diungkapkannya saat bertemu Watanabe mengenai situasi yang terjadi setelah bunuh diri Naoko

(7)

   

2.1.2 Tokoh Tambahan

 

Tokoh tambahan adalah tokoh yang hanya dimunculkan sekali atau beberapa kali dalam novel yang bersangkutan. Pemunculan tokoh- tokoh tambahan dalam keseluruhan cerita lebih sedikit, tidak dipentingkan, dan kehadirannya hanya jika ada keterkaitannya dengan tokoh utama, secara langsung ataupun tak langsung. Tokoh utama adalah yang dibuat sinopsisnya, yaitu dalam kegiatan pembuatan sinopsis, sedang tokoh tambahan biasanya diabaikan. Tokoh tambahan dalam novel ini yaitu :

     

a) Kobayashi Midori

 

Kobayashi Midori adalah salah satu teman sekelas Watanabe di pelajaran Sejarah Drama II. Suatu hari, Midori menyapa Watanabe di sebuah kafe karena ingin meminjam buku catatan pelajaran dari Watanabe. Watanabe pun meminjamkan bukunya dan mereka berjanji untuk bertemu lagi di tempat itu. Setelah pertemuan tersebut, hubungan mereka pun menjadi dekat. Midori merasa nyaman berteman dengan Watanabe karena dia dapat bebas mengutarakan isi hatinya pada Watanabe. Kemudian Midori mengajak Watanabe ke rumahnya dan di sana Midori banyak menceritakan tentang kisah hidupnya kepada Watanabe.

 

Midori adalah gadis yang kurang kasih sayang dari kedua orang tuanya. Kedua orang tuanya selalu sibuk bekerja sedangkan dia selalu ditinggal berdua saja dengan kakaknya. Kurangnya kasih sayang itu dapat dilihat dari percakapan antara Watanabe dan Midori sebagai berikut :

      「あまり愛されなかったと思うの?」 彼女は首を曲げ て僕の顔を見た。そしてこくんと肯い た。「『十分じゃない』と『全然足りない』の中間く

(8)

  らいね。いつも飢えてたの、私。一度でいいから愛情 をたっぷりと受けてみたかったの。」   (ノルウェイの森『上』:159)  

“Apakah kamu pikir kamu kurang dicintai?”

 

Dia memiringkan kepalanya dan melihat mukaku. Lalu dia mengangguk. “Antara „tidak cukup‟ dan „sama sekali kurang‟. Aku selalu tidak puas. Sekali saja, aku ingin mendapatkan kasih sayang sepenuhnya.”

 

 

Setelah Midori mengungkapkan tentang keinginannya untuk dicintai oleh kedua orang tuanya, dia pun menyatakan perasaan sukanya terhadap Watanabe. Midori yang jatuh cinta pada Watanabe memutuskan untuk tidak berhubungan lagi dengan pacarnya dan meminta agar Watanabe bisa menjawab perasaan cintanya tersebut. Midori berjanji akan menunggu jawaban dari Watanabe dengan sabar dan jika Watanabe memilih Midori, dia ingin agar hanya ada dia saja di dalam hati Watanabe.

     

b) Nagasawa

 

Nagasawa adalah senior Watanabe di asrama. Dia sangat dikagumi oleh Watanabe karena memiliki pengetahuan yang tinggi dan penuh percaya diri. Nagasawa adalah seorang yang pandai bergaul dan siapapun suka berteman dengannya. Nagasawa juga adalah seorang yang pandai merayu dan mudah mendapatkan perhatian dari perempuan. Kebiasaanya berhubungan seks dengan wanita yang baru dikenalnya adalah bukti kemampuannya dalam menarik perhatian wanita. Selain itu, Nagasawa mempunyai seorang pacar yang baik dan setia bernama Hatsumi. Hal ini dapat dilihat dalam kutipan berikut :

(9)

  とにかく彼は話がうまかった。べつに何かたいしたこ とを話すわけでもないのだが、彼が話していると女の 子たちはみんな大抵ぼおっと感心して、その話にひき ずりこまれ、ついついお酒を飲みすぎて酔払って、そ れで彼と寝てしまうことになるのだ。   (ノルウェイの森『上』:72)  

Nagasawa betul-betul pandai berbicara. Tidak ada topik istimewa yang dibicarakannya tetapi begitu ia berbicara semua perempuan itu terkagum-kagum dan terseret ke pembicaraan itu, lalu mereka kebanyakan minum sake, dan mabuk, dan mereka pun tidur dengannya.

   

c) Reiko

 

Reiko adalah wanita yang menjadi teman sekamar Naoko di asrama Ami. Reiko dulunya bercita-cita menjadi seorang pianis terkenal. Tapi setelah Reiko divonis memiliki kelainan jiwa dan hanya pernah dirawat di rumah sakit jiwa, cita-citanya terpaksa harus dia pendam dalam hatinya. Setelah keluar dari rumah sakit jiwa dia mulai menjalankan usaha les piano. Suatu hari dia dilamar dan menikah. Reiko memulai kehidupannya dari awal bersama suaminya. Namun hidupnya mulai hancur lagi setelah dia bertemu dengan seorang gadis lesbian yang merupakan murid les pianonya. Gadis itu mengajaknya berhubungan seks dan Reiko pun menikmati hubungan tersebut. Namun kejadian tersebut justru menjadikan kondisi kejiwaan Reiko rusak kembali dan harus masuk ke asrama kejiwaan yaitu di asrama Ami. Reiko yang sekarang adalah Reiko yang hanya bisa hidup dalam kenangan manisnya. Hal ini dapat dilihat dalam pengakuannya sebagai berikut :

 

   

「私はもう終わってしまった人間なのよ。あなたの目 の前にいるのはかつての私自身の残存記憶にすぎない

(10)

  のよ。私自身の中にあったいちばん大事なものはもう とっくの昔に死んでしまっていて、私はただその記憶 に従って行動しているにすぎないのよ」   (ノルウェイの森『下』:279)  

“Aku ini manusia yang sudah tamat. Yang ada di depanmu sekarang tidak lebih hanya sisa kenangan diriku. Sesuatu yang terpenting yang dulu ada di dalam diriku sudah lama mati, dan sekarang aku hanya bergerak mengikuti kenangan itu saja.”

   

Kutipan tersebut di atas adalah pengakuan Reiko kepada Watanabe. Reiko memutuskan untuk keluar dari asrama Ami setelah Naoko bunuh diri.

     

d) Kizuki

 

Kizuki adalah sahabat Watanabe saat SMA yang melakukan bunuh diri di usia 17 tahun. Kizuki cenderung bersikap dingin di depan orang lain, namun pada dasarnya dia ramah dan terbuka. Watanabe sangat menyukai Kizuki dan baginya Kizuki adalah satu-satunya sahabat. Hal ini dapat dilihat dari kutipan berikut :

      キズキにはたしかに冷笑的な傾向があって他人からは 傲慢だと思われることも多かったが、本質的には親切 で公平な男だった。   (ノルウェイの森『上』:48)  

Memang Kizuki cenderung bersikap dingin dan oleh orang lain ia sering dianggap angkuh, tapi pada dasarnya ia orang yang ramah dan terbuka.

(11)

 

e) Hatsumi

 

Hatsumi adalah pacar Nagasawa yang juga merupakan wanita yang dikagumi oleh Watanabe karena kepribadiannya yang sangat baik dan anggun. Selain itu dia juga adalah perempuan yang tenang, intelek, humoris, punya tenggangrasa tinggi, dan selalu berpakaian anggun. Hatsumi mengetahui semua perbuatan yang telah dilakukan oleh Nagasawa dan menerimanya dengan sabar. Tapi pada suatu acara makan malam bersama untuk merayakan kelulusan Nagasawa sebagai diplomat di Jerman, Hatsumi mulai kehilangan kesabarannya terhadap Nagasawa. Dia mengungkapkan semua kekesalan yang ada di hatinya hingga mereka pun bertengkar dan berpisah karena Nagasawa harus bekerja di Jerman. Kepergian Nagasawa yang tanpa memberikan kepastian untuk menikahi Hatsumi menjadikan Hatsumi memutuskan untuk menikah dengan pria lain. Entah kenapa diceritakan bahwa Hatsumi melakukan bunuh diri setelah menikah dengan pria tersebut. Kepribadian Hatsumi dapat dilihat dalam kutipan berikut:

      彼女はそういうタイプの女性だった。穏やかで、理知 的で、ユ-モアがあって、思いやりがあって、いつも 素晴らしく上品な服を着ていた。   (ノルウェイの森『上』:75-76)  

Ia perempuan tipe seperti itu. Tenang, intelek, humoris, punya tenggangrasa tinggi, dan selalu berpakaian anggun.

 

 

2.2 Latar

 

Stanton (1965) mengelompokkan latar, bersama dengan tokoh dan plot, ke dalam fakta (cerita) sebab ketiga hal inilah yang akan dihadapi, dan dapat diimajinasi oleh pembaca secara faktual jika membaca cerita fiksi. Atau, ketiga

(12)

   

hal inilah yang secara konkret dan langsung membentuk cerita : tokoh cerita adalah pelaku dan penderita kejadian-kejadian yang bersebab akibat, dan itu perlu pijakan, dimana dan kapan. Latar memberikan pijakan cerita secara konkret dan jelas. Hal ini penting untuk memberikan kesan realistis kepada pembaca, menciptakan suasana tertentu yang seolah-olah sungguh-sungguh ada dan terjadi.  

Unsur latar dapat dibedakan ke dalam tiga unsur pokok, yaitu tempat, waktu dan sosial. Ketiga unsur itu walau masing-masing menawarkan permasalahan yang berbeda dan dapat dibicarakan secara sendiri, pada kenyataannya saling berkaitan dan saling mempengaruhi satu dengan lainnya.

     

2.2.1 Latar Tempat

 

Latar tempat menyaran pada lokasi terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi. Unsur tempat yang dipergunakan mungkin berupa tempat-tempat dengan nama tertentu, inisial tertentu, mungkin lokasi tertentu tanpa nama jelas. Akhirnya perlu dikemukakan bahwa latar tempat dalam sebuah novel biasanya meliputi berbagai lokasi. Ia akan berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain sejalan dengan perkembangan plot dan tokoh. Latar tempat dalam novel ini yaitu :

     

a) Bandara Hamburg, Jerman

 

Bandara Hamburg adalah tempat berawalnya cerita ketika Watanabe sedang berada di dalam pesawat yang akan mendarat di sana. Hal ini dapat dilihat dalam kutipan berikut :

      僕は三十七歳で、そのときボ-イング747のシ-ト に座っていた。その巨大な飛行機はぶ厚い雨雲をくぐ り抜けて降下し、ハンブルグ空港に着陸しようとして るところだった。十一月の冷ややかな雨が大地を暗く

(13)

  染め、雨合羽を着た整備工たちや、のっぺりとした空 港ビルの上に立った旗や、BMWの広告板やそんな何 もかもをフランドル派の陰うつな絵の背景のように見 せていた。やれやれ、またドイツか、と僕は思った。   (ノルウェイの森『上』:7)  

Aku, 37 tahun, waktu itu sedang duduk di dalam pesawat Boeing 747. Pesawat itu merendah menyusup ke awan pekat hendak mendarat di Bandara Hamburg. Hujan dingin di bulan November menghitamkan tanah, para teknisi berjas hujan, bendera menjulang di puncak gedung bandara yang tinggi, papan iklan BMW, semuanya seakan memperlihatkan lukisan aliran Vlaam yang suram. Aduh, Jerman lagi, batinku.

 

 

b) Asrama

 

Asrama adalah tempat Watanabe tinggal selama kuliah di Tokyo. Asrama tersebut adalah asrama laki-laki. Karena biaya tinggal di asrama itu tidak mahal, maka orang tua Watanabe memutuskan untuk membiarkan Watanabe tinggal di asrama. Watanabe menggambarkan seperti apa tempat tinggalnya tersebut dalam kutipan berikut :

      その寮は部内の見晴しの良い高台にあった。敷地は広 く、まわりを高いコンクリ-トの塀に囲まれていた。 門をくぐると正面には巨大なけやきの木がそびえ立っ ている。樹齢は少くとも百五十年ということだった。 根もとに立って上を見あげると空はその緑の葉にすっ ぽりと覆い隠されていた。   (ノルウェイの森『上』:25)  

Asrama itu terletak di dataran tinggi kota Tokyo dengan pemandangan cukup bagus. Tempatnya luas dan dikelilingi benteng tinggi. Begitu masuk gerbang, tampak menjulang pohon keyaki yang besar. Konon, usia pohon itu sekurang-

(14)

 

kurangnya 150 tahun. Kalau kita berdiri di bawahnya lalu menengadah, langit terhalang oleh dedaunannya yang hijau.

     

c) Kereta Jalur Chuo

 

Setelah setahun tidak bertemu, Watanabe dan Naoko tanpa sengaja bertemu kembali di kereta jalur Chuo. Ini adalah pertemuan pertama kali mereka semenjak kematian Kizuki. Hal ini dapat dilihat dalam kutipan berikut :

      僕と直子は中央線の電車の中で偶然出会った。彼女は 一人で映画でも見ようかと思って出てきたところで、 僕は神田の本屋に行くところだった。   (ノルウェイの森『上』:41)  

Aku dan Naoko secara kebetulan bertemu di kereta jalur Chuo. Ia bermaksud menonton film sedangkan aku hendak pergi ke toko buku di Kanda.

   

d) Universitas di Tokyo

 

Universitas di Tokyo adalah tempat Watanabe kuliah. Dalam novel Noruwei no Mori ini diceritakan tentang terjadinya kekacauan yang diakibatkan oleh beberapa mahasiswa yang menginginkan revolusi untuk universitasnya. Suatu hari terjadi barikade dari mahasiswa yang menyebabkan pihak universitas mengerahkan Brimob (Brigade Mobil) untuk menghancurkan barikade dan menangkap mahasiswa yang bersembunyi di dalam kampus. Hal ini dapat dilihat dalam kutipan berikut :

      夏休みのあいだに大学が機動隊の出動を要請し、機動 隊はバリケ-ドを叩きつぶし、中に籠っていた学生を 全員逮捕した。その当時はどこの大学でも同じような

(15)

  ことをやっていたし、とくに珍しい出来事ではなかっ た。大学は解体なんてしなかった。   (ノルウェイの森『上』:100)  

Selama liburan musim panas pihak universitas meminta brigade mobil (brimob) mengerahkan anggotanya, lalu brimob menghancurkan barikade dan menangkap semua siswa yang bersembunyi di dalam kampus. Pada masa itu terjadi hal yang sama di universitas mana pun, dan bukan hal yang langka. Universitas tidak merombak diri.

   

e) Sinjuku, blok tiga

 

Shinjuku, di blok tiga adalah tempat yang sering didatangi oleh Watanabe dan Nagasawa untuk mencari gadis-gadis yang cocok sebagai teman tidur bersama. Hal ini dapat dilihat dalam kutipan berikut :       新宿三丁目の喧噪の中でバスを降り、そのへんをぶら ぶらしてからいつも行く近くのバ-に入って適当な女 の子がやってくるのを待った。   (ノルウェイの森『上』:168)  

Di keramaian Shinjuku, di blok tiga, kami turun dari bis. Setelah berjalan-jalan kami masuk ke bar terdekat yang biasa kami kunjungi, menunggu gadis-gadis yang cocok datang.

 

 

f) Asrama Ami

 

Asrama Ami adalah tempat Naoko dan Reiko berada untuk menyembuhkan penyakit kejiwaannya. Asrama tersebut terletak di pedalaman gunung di Kyoto. Hal ini dapat dilihat dalam kutipan berikut :

(16)

  地図で見ると「阿美寮」はおそろしく山深いところに あった。バスはいくつも山を越えて北上し、これ以上 はもう進めないというあたりまで行って、そこから市 内に引きかって、二十分ほど歩けば「阿美寮」につく と直子は書いていた。   (ノルウェイの森『上』:188)  

Melihat peta letak asrama Ami berada sangat jauh di pedalaman gunung. Bis berjalan ke utara melewati beberapa gunung, dan kata Naoko dengan berjalan sekitar 20 menit, aku akan sampai.

 

 

2.2.2 Latar Waktu

 

Latar waktu berhubungan dengan masalah “kapan” terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi. Masalah “kapan” tersebut biasanya dihubungkan dengan waktu faktual, waktu yang ada kaitannya atau dapat dikaitkan dengan peristiwa sejarah. Masalah waktu dalam karya naratif, kata Genette (1980: 33;35), dapat bermakna ganda, di satu pihak menyaran pada waktu penceritaan, waktu penulisan cerita, dan di pihak lain menunjuk pada waktu dan urutan waktu yang terjadi dan dikisahkan dalam cerita. Kejelasan waktu yang diceritakan amat penting dilihat dari segi waktu penceritannya. Latar waktu dalam novel ini yaitu :

     

a) Pertengahan April

 

Pada pertengahan April, Naoko berulang tahun dan Watanabe berencana merayakannya. Mereka merayakannya hanya berdua saja di apartemen tempat Naoko tinggal. Dalam suasana yang hanya berdua saja, mereka mengobrol dan akhirnya melakukan hubungan seks. Beberapa hari setelah ulang tahun Naoko, dia menghilang tanpa kabar. Hal ini dapat dilihat dalam kutipan berikut :

(17)

  四月半ばに直子は二十歳になった。直子の誕生日は雨 だった。僕は学校が終ってから近くでケ-キを買って 電車に乗り、彼女のアパ-トまで行った。一応二十歳 になったんだから何かしら祝いのようなことをやろう と僕が言いだしたのだ。   (ノルウェイの森『上』:79-80)  

Pertengahan April, Naoko menginjak usia ke-20. Pada hari ulang tahun Naoko hujan turun. Setelah kuliah usai, aku membeli kue di toko terdekat, naik trem menuju apartemennya. Singkatnya, karena ia sudah memasuki usia 20 aku berjanji akan merayakannya dengan memberinya hadiah.

   

b) Akhir Agustus

 

Akhir Agusutus adalah waktu selesainya upacara kematian Naoko. Diketahui Naoko melakukan bunuh diri dan akhirnya meninggal. Watanabe datang sendirian ke upacara tersebut dan merasa bahwa upacara tersebut begitu sepi. Maka dari itulah Watanabe segera pergi setelah menghadiri upacara tersebut. Gambaran hal yang dilakukan Watanabe setelah upacara kematian Naoko adalah sebagai berikut :

      八月の末にひっそりとした直子の葬儀が終ってしまう と、僕は東京に戻って家主にしばらく留守にしますの でよろしくと挨拶し、アルバイト先に行って申しわけ ないが当分来ることができないと言った。そして緑に 今は何も言えない、悪いとは思うけれどもう少し待っ てほしいという短い手紙を書いた。   (ノルウェイの森『下』:248)  

Akhir Agustus, seusai upacara perabuan Naoko, aku kembali ke Tokyo, lalu aku katakan kepada pemilik rumah bahwa untuk sementara aku akan meninggalkan rumah, lalu aku

(18)

pun minta maaf kepada manajer tempatku bekerja paruh waktu bahwa untuk waktu yang agak lama aku tidak bisa masuk kerja. Kemudian kepada Midori aku menulis surat pendek, bahwa untuk sementara ini aku belum bisa mengatakan apa pun, aku mohon kamu mau menungguku beberapa waktu lagi, begitu kutulis.

 

 

c) 2 Oktober 1970

 

Pukulan berat diterima Watanabe karena kematian Naoko dan dia pun melakukan perjalanan panjang. Selama sebulan lamanya dia berkelana tanpa arah dan tujuan sampai akhirnya pada tanggal ini, Watanabe memutuskan untuk berhenti melakukan perjalanannya dan kembali ke dunia nyata. Hal ini dapat dilihat dalam kutipan berikut :       列車を待つあいだ、僕は新聞を買って日付を見てみた。 一九七〇年十月二日とそこにはあった。ちょうど一ヶ 月旅行をつづけていたわけだった。なんとか現実の世 界に戻らなくちゃな、と僕は思った。   (ノルウェイの森『下』;257)  

Sambil menunggu datangnya kereta aku beli koran dan kulihat tanggalnya. Di situ tertulis 2 Oktober 1970. Sebulan tepat aku melakukan perjalanan. Aku harus berusaha kembali ke dunia nyata, pikirku.

 

 

2.2.3 Latar Sosial

 

Latar sosial menyaran pada hal-hal yang berhubungan dengan perilaku kehidupan sosial masyarakat di suatu tempat yang diceritakan dalam karya fiksi. Tata cara kehidupan sosial masyarakat mencakup berbagai masalah dalam lingkup yang cukup kompleks. Ia dapat berupa kebiasaan hidup, adat istiadat, tradisi, keyakinan, pandangan hidup, cara berpikir dan bersikap, dan lain-lain. Di samping itu, latar sosial juga

(19)

 

berhubungan dengan status sosial tokoh yang bersangkutan. Latar sosial yang nampak dalam novel ini adalah :

     

a) Minum sake

 

Mabuk setelah minum sake adalah hal yang biasa di Jepang. Minuman dengan kadar alkohol tinggi ini selalu hadir dalam setiap acara. Di Jepang mereka boleh minum sake jika sudah berusia 20 tahun. Minum sake di dalam tradisi Jepang dilakukan untuk banyak acara misalnya di pesta pernikahan tradisional, kenaikan gaji, lulus universitas, menyambut tahun baru, dan sebagainya. Selain itu acara minum sake bagi orang Jepang adalah salah satu media dalam berkomunikasi. Orang Jepang membangun hubungan pertemanan di tempat minum, dikenal dengan istilah shuseki. Di dalam shuseki terdapat istilah murei yang artinya tidak perlu ada etika.

 

Dalam novel Noruwei no Mori, minum sake biasa dilakukan oleh tokoh utama yaitu Watanabe bersama dengan temannya untuk menghilangkan stress atau mencari wanita yang bisa diajak tidur bersama. Hal ini dapat dilihat dalam adegan saat Watanabe dan Nagasawa sedang mencari perempuan sebagai berikut :

      彼と一緒に渋谷か新宿のバ-だかスナックだかに入っ て(店はだいたいいつもきまっていた)、適当な女の 子の二人連れをみつけて話をし(世界は二人づれの女 の子で充ちていた)、酒を飲み、それからホテルに入 ってセックスした。   (ノルウェイの森『上』:72)  

Aku dan dia pergi ke Shibuya atau Shinjuku lalu masuk ke bar atau tempat-tempat hiburan (tentu saja tempat-tempat yang biasa ia kunjungi), lalu mencari perempuan yang sedang berduaan (dunia memang penuh dengan perempuan

(20)

yang sedang berduaan), lalu mengobrol, minum sake, setelah itu masuk hotel dan berhubungan seks.

 

 

b) Upacara Pemakaman

 

Upacara pemakaman di Jepang disebut dengan istilah soushiki, yang berasal dari kata sou (mengubur) dan shiki (upacara). Soushiki meliputi masa semayam jenazah, pemakaman, kremasi, penguburan, dan layanan memorial secara berkala. Upacara ini berlangsung dua hari penuh, dahulu banyak dilangsungkan di rumah yang berduka cita tapi sekarang banyak dilakukan di rumah duka.  

Novel ini menceritakan keadaan pada tahun 60-an, dimana orang-orang masih melakukan upacara pemakaman di rumah. Dalam upacara pemakaman biasanya menghabiskan banyak tenaga untuk mempersiapkan segala keperluannya, tapi keluarga yang sedang berduka cita tidak perlu kerepotan dengan upacara pemakaman karena orang-orang di sekitarnya akan membantu mereka dalam menyelenggarakan upacara tersebut. Hal ini ditunjukkan dalam pernyataan Midori berikut ini :

      「お葬式なんて楽なものよ。私たち馴れてるもの。黒 い着物着て神妙な顔して座ってれば、まわりの人がみ んなで適当に事を進めてくれるの。」   (ノルウェイの森『下』:151)  

“Upacara pemakaman tidak merepotkan. Kami sudah terbiasa. Kalau kita pakai baju hitam-hitam lalu duduk dengan wajah murung, orang-orang di sekitar kita akan mengerjakan semuanya dengan lancar.”

(21)

 

c) Bunuh Diri  

Budaya bunuh diri di Jepang berasal dari prinsip hidup yang sangat keras, yaitu menang atau kalah. Bila kalah maka harga diri mereka menjadi sangat rendah sehingga harus berakhir dengan kematian. Berawal dari para samurai yang bila mengalami kekalahan mereka mengadakan ritual seppuku atau harakiri (menusuk dengan katana pendek dan membelah perut mereka sendiri hingga mati). Di zaman sekarang pun, masih banyak orang melakukan bunuh diri dengan berbagai macam cara seperti melompat dari gedung tinggi, menabrakkan diri dengan kereta, menutup semua pintu mobil dan menghubungkan saluran knalpot ke dalamnya, dan gantung diri.  

Dalam novel ini, banyak tokoh yang melakukan bunuh diri. Tokoh-tokoh tersebut adalah Naoko, Kizuki, dan Hatsumi. Mereka melakukan bunuh diri dengan cara yang berbeda-beda. Naoko menggantung dirinya sendiri, Kizuki menutup semua pintu mobil dan menghubungkan saluran knalpot ke dalam mobil, dan Hatsumi mengiris pergelangan tangannya sendiri. Berikut adalah salah satu contoh bunuh diri yang dilakukan oleh Kizuki :

      彼はその夜、自宅のガレ-ジの中で死んだ。N360 の排気パイプにゴム.ホ-スをつないで、窓のすきま をガム.テ-プで目ばりしてからエンジンをふかせた のだ。   (ノルウェイの森『上』:51)  

Malam harinya ia meninggal di garasi rumahnya. Ia menyambungkan selang karet pada pipa knalpot mobil N360, menutup sela-sela kaca jendela dengan lakban, lalu menghidupkan mesinnya.

(22)

 

2.3 Alur

 

Stanton (1965:14) mengemukakan bahwa alur adalah cerita yang berisi urutan kejadian, namun tiap kejadian itu hanya dihubungkan secara sebab akibat, peristiwa yang satu disebabkan atau menyebabkan terjadinya peristiwa yang lain. Kenny (1966:14) mengemukakan alur sebagai peristiwa-peristiwa yang ditampilkan dalam cerita yang tidak bersifat sederhana, karena pengarang menyusun peristiwa-peristiwa itu berdasarkan kaitan sebab-akibat.

 

Setiap cerita memiliki alur yang merupakan kesatuan tindak, yang disebut juga an artistic whole. Namun, kita tidak akan pernah menemukan dua karya fiksi yang memiliki struktur alur yang sama persis. Alur dibedakan berdasarkan kriteria urutan waktu memiliki tiga jenis kriteria, yaitu alur lurus (progresif), alur sorot-balik (flash-back), dan alur campuran. Novel Noruwei no Mori termasuk ke dalam alur campuran. Alur campuran merupakan alur yang sebagian besar bersifat progresif, namun betapapun kadar kejadiannya, sering terdapat adegan- adegan sorot balik. Demikian pula sebaliknya.

 

Secara teoretis alur dapat diurutkan atau dikembangkan ke dalam tahap- tahap tertentu secara kronologis. Tasrif (dalam Mochtar Lubis, 1978:10) mengemukakan bahwa alur dibedakan menjadi lima bagian. Kelima tahapan itu adalah sebagai berikut :

     

2.3.1 Tahap Penyituasian

 

Tahap yang terutama berisi pelukisan dan pengenalan situasi latar dan tokoh(-tokoh) cerita. Tahap ini merupakan tahap pembukaan cerita, pemberian informasi awal, dan lain-lain yang terutama berfungsi untuk melandastumpui cerita yang dikisahkan pada tahap berikutnya.

 

Dalam novel ini, cerita dimulai dari melandasnya pesawat yang dinaiki oleh Watanabe Toru di bandara Hamburg, Jerman. Ketika itu terdengar lagu Norwegian Wood dari The Beatles yang dimainkan oleh

(23)

 

dari pria berusia 37 tahun ini pada masa remajanya. Hal ini dapat dilihat dari kutipan berikut :

    飛行機が着地を完了すると禁煙のサインが消え、天井のピ -カ-から小さな音でBGMが流れはじめた。それはどこ からのオ-ケストラが甘く演奏するビ-トルズの「ノルウ ェイの森」だった。そしてそのメロディ-はいつものよう に僕を混乱させた。いや、いつもとは比べものにならない くらい激しく僕を混乱させ揺り動かした。   (ノルウェイの森『上』:7)  

Ketika pesawat melandas, lampu tanda larangan merokok padam, dan dari pengeras suara di langit-langit mulai mengalun lembut instrumentalia Norwegian Wood The Beatles yang dibawakan dengan manis oleh suatu orkestra entah dari mana. Seperti biasa lagu itu membuatku gundah. Ah, tidak, tidak seperti biasanya, kali ini begitu dahsyat membuat kepalaku bergolak seperti mau meledak.

   

20 tahun yang lalu, Watanabe Toru adalah seorang siswa SMA biasa. Dia pertama kali bertemu dengan perempuan yang dicintainya yaitu Naoko pada usia remaja. Naoko saat itu adalah pacar dari sahabat Watanabe, Kizuki. Mereka saling berkenalan dan akhirnya sering berjalan-jalan bersama. Terkadang, Naoko membawa teman perempuannya untuk menemani Watanabe. Namun karena kondisi menjadi canggung jika berempat, maka Kizuki memutuskan lebih nyaman jika hanya bertiga. Suatu hari, Kizuki melakukan bunuh diri tanpa menulis surat wasiat. Orang yang terakhir ditemui Kizuki sebelum meninggal adalah Watanabe dan hal itu membuat Naoko cukup kesal dengan Watanabe. Mereka pun hampir tidak pernah bertemu lagi hingga satu tahun kemudian. Pertemuan pertama Watanabe dan Naoko dapat dilihat pada kutipan berikut :

(24)

  はじめて直子に会ったのは高校二年生の春だった。彼女も やはり二年生で、ミッション系の品の良い女子高に通って いた。あまり熱心に勉強をすると「品がない」とうしろ指 をさされるくらい品の良い学校だった。僕にはキズキとい う仲の良い友人がいて(仲が良いというよりは僕の文字ど おり唯一の友人だった)、直子は彼の恋人だった。   (ノルウェイの森『上』:47)  

Aku pertama kali bertemu dengan Naoko pada musim semi ketika masih kelas dua SMA. Dia pun kelas dua, di SMA putri misionaris yang eksklusif. Sekolah yang sangat berkualitas, sampai-sampai ada sindiran kalau terlalu tekun belajar malah akan jadi „kacangan‟. Aku punya teman baik bernama Kizuki (lebih tepat jika dikatakan teman satu-satunya daripada teman baik), dan Naoko adalah pacarnya.

 

 

2.3.2 Tahap Pemunculan Konflik

 

Masalah-masalah dan peristiwa-peristiwa yang menyulut terjadinya konflik mulai dimunculkan. Jadi, tahap ini merupakan tahap awal munculnya konflik, dan konflik itu sendiri akan berkembang atau dikembangkan menjadi konflik-konflik pada tahap berikutnya.

 

Mulailah masa perkuliahan. Watanabe berusaha melupakan tentang Kizuki yang bunuh diri dan tidak pernah lagi bertemu dengan Naoko. Namun mereka dipertemukan kembali di Tokyo dan mulai berkencan. Hingga pada ulang tahun Naoko yang ke-20 tahun mereka tidur bersama. Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut :

      その夜、僕は直子と寝た。そうすることが正しかったのか どうか、僕にはわからない。でもそのときはそうする以外 にどうしようもなかったのだ。彼女は気をたかぶらせてい たし、混乱していたし、僕にそれを鎮めてもらいたがって いた。   (ノルウェイの森『上』:85)

(25)

 

Malam itu aku tidur dengan Naoko. Apakah tindakanku itu benar atau salah, aku tidak tahu. Tetapi, waktu itu tidak ada jalan lain kecuali melakukannya. Waktu itu dia sangat tegang dan pikirannya kacau, dan ia menghendaki aku meredakannya.

   

Setelah seminggu Watanabe dan Naoko tidur bersama, Watanabe tidak bisa menghubungi Naoko sama sekali dan Naoko menghilang entah kemana. Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut :

      一週間たっても電話はかかってこなかった。直子のアパ- トは電話の取りつぎをしてくらなかったので、僕は日曜日 の朝に国分寺まで出かけてみた。彼女はいなかったし、ド アについていた名札はとり外されていた。窓はぴたりと雨 戸が閉ざされていた。管理人に訊くと、直子は三日前に越 したということだった。どこに越したのかはちょっとわか らないなと管理人は言った。   (ノルウェイの森『上』:87)  

Seminggu berlalu, namun telepon tak kunjung tiba. Di apartemen Naoko tak ada telepon, karena itu pada Minggu pagi aku menuju ke Kokubunji. Ia sudah tidak ada, dan papan nama yang ditempel di pintu pun sudah dilepas. Jendela tertutup rapat. Ketika kutanyakan kepada pengurus apartemen, Naoko sudah pindah tiga hari yang lalu, katanya. Namun tidak tahu kemana dia pindah.

 

 

2.3.3 Tahap Peningkatan Konflik

 

Konflik yang telah dimunculkan pada tahap sebelumnya semakin berkembang dan dikembangkan kadar intensitasnya. Peristiwa-peristiwa dramatik yang menjadi inti cerita semakin mencekam dan menegangkan.  

Semenjak hilangnya Naoko setelah pesta ulang tahunnya yang ke-

 

20 tahun, Watanabe hanya bisa mengirim surat kepada Naoko. Lalu datanglah surat balasan dari Naoko tentang dirinya yang mengalami gangguan kejiwaan dan terpaksa harus tinggal di asrama kejiwaan. Beberapa kali Watanabe mengunjungi asrama tempat Naoko berada.

(26)

 

Kemudian Watanabe juga bertemu dengan seorang gadis bernama Midori yang menyatakan perasaannya pada Watanabe dan akan menunggu jawaban. Kebimbangan pun menghampiri Watanabe. Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut :

      そう、僕は緑を愛していた。そして、たぶんそのことはも っと前にわかっていたはずなのだ。僕はただその結論を長 いあいだ回避しつづけていただけあのだ。問題は僕が直子 に対してそういう状況の展開をうまく説明できないという 点にあった。他の時期ならともなく、今の直子に僕が他の 女の子を好きになってしまったなんて言えるわけがなかっ た。そして僕が直子のこともやはり愛していたのだ。   (ノルウェイの森『下』:242)  

Ya, aku mencintai Midori. Dan mungkin, hal itu sudah kuketahui sejak lama. Aku hanya terus menghindari kesimpulan itu dalam waktu yang cukup lama. Masalahnya adalah aku tak bisa menjelaskan dengan baik kepada Naoko tentang perkembangan kondisi tersebut. Di saat lain mungkin bisa, tetapi mana mungkin aku bisa mengatakan kepada Naoko yang sekarang bahwa aku menyukai perempuan lain? Dan memang aku pun mencintai Naoko.

 

 

2.3.4 Tahap Klimaks

 

Konflik dan atau pertentangan-pertentangan yang terjadi, yang dilakui dan atau ditimpakan kepada para tokoh cerita mencapai titik intensitas puncak. Klimaks sebuah cerita akan dialami oleh tokoh(-tokoh) utama yang berperan sebagai pelaku dan penderita terjadinya konflik utama.  

Watanabe yang merasa bimbang karena perasaanya, terus-menerus mengirimi surat untuk Naoko dan Reiko. Karena kondisi Naoko memburuk, Watanabe tidak diizinkan untuk datang menemuinya. Watanabe hanya bisa menunggu surat balasan dari Naoko. Bahkan dia

(27)

 

menceritakan semua perasaannya dalam suratnya untuk Reiko. Tapi kondisi Naoko semakin lama semakin memburuk dan hanya Reiko yang membalas suratnya. Pada akhirnya datang surat mengejutkan dari Reiko yang menyatakan bahwa Naoko sudah meninggal. Watanabe terpukul dan sangat sedih. Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut :

      僕は一日の多くの部分をそんな部屋の中で過した。そして 僕はキズキのことを思った。おいキズキ、お前はとうとう 直子を手に入れたんだな、と僕は思った。でもいいよ、キ ズキ。直子はお前にやるよ。直子はお前の方を選んだんだ ものな。彼女自身の心みたいに暗い森の奥で直子は首をく くったんだ。   (ノルウェイの森『下』:258)  

Sebagian besar hari-hariku kulewatkan di dalam kamar seperti itu. Lalu aku teringat Kizuki. Hai Kizuki! Akhirnya kamu mendapatkan Naoko, pikirku. Tapi, tidak apa-apa, Kizuki. Aku hadiahkan Naoko kepadamu. Karena dia sudah memilihmu. Naoko sudah menggantung diri di dalam hutan yang gelap segelap hatinya.

 

 

2.3.5 Tahap Penyelesaian

 

Konflik yang telah mencapai klimaks diberi penyelesaian, ketegangan dikendorkan. Dalam hal ini, Watanabe mengakhirinya dengan keinginannya untuk bertemu dengan Midori. Setelah dirinya lebih tenang dari kematian Naoko karena bantuan dari Reiko, Watanabe pun menelepon Midori. Watanabe berharap agar bisa memulai lagi dari awal bersama Midori. Berikut kutipan akhir dari cerita ini sekaligus penyelesaiannya :       僕は緑に電話をかけ、君とどうしても話がしたいんだ。話 すことがいっぱいある。話さなくちゃいけないことがいっ ぱいある。世界中に君以外に求めるものは何もない。君と

(28)

  会って話したい。何もかもを君と二人で最初から始めたい、 と言った。   (ノルウェイの森『下』:292)  

Aku menelepon Midori. Aku ingin berbicara denganmu. Banyak sekali yang ingin kusampaikan padamu. Banyak sekali yang harus kubicarakan denganmu. Di dunia ini tidak ada yang kucari selain kamu. Aku ingin bertemu denganmu dan berbicara denganmu. Aku ingin memulai segala sesuatu dari awal bersamamu, itu yang kukatakan.

(29)

Referensi

Dokumen terkait