• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB VI KESIMPULAN. Dari hasil analisis struktural terhadap unsur intrinsik novel Madogiwa no

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB VI KESIMPULAN. Dari hasil analisis struktural terhadap unsur intrinsik novel Madogiwa no"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Totto-chan khusus analisis tokoh dan penokohan penulis tidak hanya menganalisis tokoh utama dalam novel yaitu Totto-chan saja, tetapi juga tokoh-tokoh lain. Tokoh-tokoh tersebut adalah Tokoh-tokoh yang mempengaruhi kehidupan psikis Totto-chan. Berdasarkan analisis struktural diketahui bahwa alur yang terjadi dalam novel Madogiwa no cha adalah alur progresif. Tokoh utama dalam novel yaitu Totto-chan berdasarkan analisis struktural adalah seorang anak yang mempunyai rasa ingin tahu yang sangat besar, ceria, suka menolong teman, pantang menyerah dan menghormati sesamanya. Tokoh-tokoh lain yang mempengaruhi jalan cerita dalam novel adalah kepala sekolah, mama, papa serta teman-teman Totto-chan. Mengenai latar, latar tempat dalam cerita sebagian besar berada di Tomoe Gakuen dan rumah Totto-chan di Tokyo. Mengenai latar waktu berkisar tahun 1942 sampai 1945 dan latar sosialnya mencakup golongan sosial kelas menengah ke atas.

Dari segi keterkaitan antar struktur, dapat dilihat bahwa tema dalam novel Madogiwa no Totto-chan yakni pendidikan anak, berhubungan dengan tokoh dan penokohan yang ditampilkan dalam cerita. Tema tersebut menampilkan tokoh seorang anak yang penuh dengan rasa ingin tahu berperilaku sangat aktif, sehingga para guru di sekolahnya melihat tokoh utama sebagai anak yang aneh dan nakal sampai-sampai dikeluarkan dari sekolah. Kemudian tokoh utama bersekolah di sekolah yang sangat berbeda dengan sekolah pada umumnya yang mengajarkan

(2)

bahwa anak dapat tumbuh sesuai dengan karakter masing-masing individu tanpa banyak dipengaruhi oleh orang dewasa. Karakteristik tersebut sesuai dengan tokoh Totto-chan. Cerita mengambil latar sebagian besar di sekolah pada tahun 1940an dimana tokoh utama menghabiskan sebagian besar waktunya di sekolah. Selain berhubungan dengan tema, latar dalam cerita juga memiliki keterkaitan erat dengan tokoh dan penokohan. Totto-chan yang dibesarkan dalam keluarga yang demokratis serta berkecukupan tumbuh menjadi anak mandiri, kreatif dan dapat menghargai sesamanya. Tokoh dan penokohan juga berkaitan erat dengan plot. Perilaku Totto-chan yang tidak biasa, membuatnya terus melakukan hal-hal yang dianggap aneh oleh sekitarnya.

Dari hasil analisis perkembangan kognitif dengan menggunakan teori psikologi perkembangan kognitif Jean Piaget terhadap tokoh utama dalam novel Madogiwa no Totto-chan, diketahui bahwa Totto-chan berada pada masa transisi yaitu pada tahap praoperasi dan tahap operasi konkret. Totto-chan juga mulai dapat memiliki pemikiran-pemikirannya sendiri. Pemikiran-pemikiran itu dapat meningkatkan inteligensinya. Pemikiran yang muncul terus berkembang sampai akhirnya pemikiran Totto-chan menjadi lebih matang.

Pada tahap praoperasi, perkembangan kognitif Totto-chan menunjukkan bahwa Totto-chan berpikir simbolis. Itulah mengapa Totto-chan suka menirukan berbagai macam hal yang dianggapnya menarik. Totto-chan mempunyai caranya sendiri untuk mengingat tingkah laku orang lain yang dianggapnya sebagai contoh atau model. Totto-chan menirukan gaya bicara pemain rakugo serta melakukan

(3)

permainan simbolis dengan pagar, semua itu dilakukan berdasarkan peniruan yang pernah ia lihat sebelumnya. Totto-chan juga memiliki pemikiran intuitif dan egosentris pada tahap pra operasi ini. Pemikiran-pemikiran itu mengakibatkan Totto-chan tidak mengetahui bahwa orang lain mempunyai pikiran yang berbeda dengannya, sehingga ia hanya memikirkan dirinya sendiri.

Pada tahap operasi konkret, Totto-chan mulai dapat berpikir secara teratur, sehingga ia dapat berpikir tentang persoalan yang dihadapinya kemudian mengambil kesimpulan secara probabilitas. Ia mempunyai kemampuan inteligensi yang lebih baik dari sebelumnya. Dengan kemampuan intelegensinya itu Totto-chan berusaha untuk menghadapi dan menyelesaikan setiap masalah yang ia temui dengan berani. Totto-chan juga mulai mengetahui aturan-aturan sosial dengan baik. Ia dapat beradaptasi secara menyeluruh dengan lingkungannya. Totto-chan dapat menyesuaikan diri dengan baik di lingkungannya, ia dapat mengingat semua objek dan mengklasifikasikannya dengan benar. Totto-chan juga mulai dapat menganalisis sesuatu dan mengambil kesimpulan berdasarkan sebab-akibat. Jelas terlihat bahwa kemampuan inteligensi Totto-chan meningkat ke tahap yang lebih baik dari sebelumnya.

Inteligensi Totto-chan yang menjadi lebih baik dari tahap sebelumnya itu dipengaruhi oleh faktor-faktor yang dapat membantu meningkatkan inteligensinya. Faktor-faktor itu antara lain, (1) kematangan sistem syaraf Totto-chan, (2) pengalaman yang dialami serta latihan yang dilakukan oleh Totto-chan, (3) interaksi sosial yang dilakukan oleh Totto-chan serta (4) ekuilibrasi atau kesetimbangan dalam

(4)

diri chan. Kematangan sistem syaraf dan fisik chan membantu Totto-chan untuk bisa berpikir serta berinteraksi dengan lingkungan sosialnya. Ketika berinteraksi dengan lingkungan sosial itulah Totto-chan memiliki pengalaman serta dapat melatih apa yang ia lihat dan pelajari dari lingkungannya.

Keseimbangan dalam diri Totto-chan juga mempengaruhi inteligensinya. Ketika Totto-chan berhadapan dengan lingkungan yang baru dan mengalami ketidakseimbangan, di dalam diri Totto-chan timbul keinginan atau motivasi untuk dapat menyeimbangkannya. Proses menyeimbangkan itu dilakukan dengan asimilasi dan akomodasi. Asimilasi dilakukan dengan mengintegrasikan konsep atau pengalaman baru ke dalam skema yang sudah ada, sehingga membuat pengetahuan Totto-chan berkembang. Akomodasi dilakukan jika skema yang ada tidak sesuai dengan keadaan dan Totto-chan mengubah/memodifikasi skema yang sudah ada bahkan membuat skema baru agar sesuai dengan keadaan. Kedua proses itu sama-sama berusaha untuk menghasilkan keseimbangan dalam diri Totto-chan dan membantu proses meningkatkan inteligensinya.

Peranan keluarga Totto-chan juga mempunyai peran yang penting dalam proses perkembangan kognitif Totto-chan. Keluarga Totto-chan hidup dalam kelas sosial menengah ke atas. Hal ini memungkinkan Totto-chan mempunyai kesempatan untuk dapat mengembangkan hobi atau ketertarikannya tanpa mempunyai banyak kesulitan. Selain mempunyai kesempatan yang lebih baik, Totto-chan juga dapat menikmati hiburan yang lebih baik yang dapat merangsang imajinasi dan kreatifitasnya.

(5)

Keluarga Totto-chan merupakan keluarga yang utuh sepenuhnya. Orang tua Totto-chan dan Totto-chan saling menyayangi satu sama lain. Mereka juga saling menghormati pendapat masing-masing dan memiliki interaksi yang cukup baik. Keharmonisan yang dibentuk dalam keluarga Totto-chan sangat menentukan kepribadian Totto-chan. Ia menjadi anak yang sangat menyayangi teman-temanya dan menghormati sesama.

Orang tua Totto-chan menetapkan gaya authoritative dan demokratis dalam mendidik Totto-chan. Mereka menghargai semua yang Totto-chan lakukan, tidak memaksakan kehendak mereka dan selalu setuju jika Totto-chan ingin melakukan sesuatu. Namun, mereka juga menjelaskan dan melarang jika ada suatu hal yang tidak seharusnya dilakukan oleh anak mereka. Mereka menjelaskan dengan cara yang mudah dimengerti oleh Totto-chan, sehingga ia tidak melakukan kesalahan yang sama. Gaya mengasuh anak seperti ini dapat membuat Totto-chan tumbuh dengan baik. Totto-chan menjadi anak yang mandiri,cerdas dan dapat bekerja sama serta menghormati orang lain. Meskipun demikian, terkadang sebagai anak tunggal, ia tetap menunjukan sikap yang lebih egois. Akan tetapi, Totto-chan dapat dengan baik mengendalikannya karena ia mengerti dengan baik apa yang diajarkan oleh orang tuanya.

Dari perkembangan kognitif Totto-chan itu dapat dilihat bahwa Totto-chan terus melakukan pembelajaran untuk memperoleh inteligensi yang lebih baik. Ia belajar menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan mengembangkan pengetahuan-pengetahuannya dengan cara berpikirnya sendiri yang selanjutnya dinyatakan dalam

(6)

bentuk tindakan. Proses berpikir kemudian bertindak ini merupakan suatu kesatuan yang fungsional karena tanpa pemikiran tidak ada tindakan dan sebaliknya tanpa tindakan tidak ada pemikiran.

Di Tomoe Gakuen Kepala Sekolah mengajarkan pada anak-anak tentang kebebasan seorang anak dan saling menghormati. Anak-anak dapat bermain sekaligus belajar tanpa terbebani oleh tuntutan orang tua. Mereka juga belajar bahwa semua anak bisa mendapatkan pendidikan, sehingga mereka menghormati dan menyayangi teman-teman mereka bagaimanapun keadaannya. Pola asuh yang dilakukan oleh orang tua Totto-chan juga mengajarkan anak bahwa seorang anak juga dapat mengeluarkan pendapat dan mereka juga patut untuk didengar keinginannya.

Dari hasil penelitian yang terperinci dalam butir-butir kesimpulan di atas, dapat dikatakan bahwa dalam novel Madogiwa no Totto-chan memberikan suatu pelajaran penting, yaitu setiap anak di dunia ini unik, mereka mempunyai hak yang sama dan patut untuk mendapatkan perlakuan yang sama juga dari orang-orang di sekitarnya. Anak juga harus mendapatkan pendidikan yang layak tanpa dipandang sebelah mata. Dapat dikatakan juga bahwa menentukan bagaimana pola pengajaran dan pola asuh yang baik untuk anak sangatlah penting, sehingga anak tidak mempunyai kepribadian yang tertutup. Dengan pola pengajaran dan pola asuh yang benar anak akan dapat berkembang dengan baik. Ia akan mempunyai intelegensi yang baik, memiliki kreatifitas yang tinggi, mempunyai moral yang baik dan peduli pada lingkungan juga sesamanya.

Referensi

Dokumen terkait

 Manajemen menganggap bahwa nilai tercatat giro pada Bank Indonesia dan pada bank lain, penempatan pada Bank Indonesia, efek-efek, tagihan dan liabilitas

(CO) dalam Darah dengan Kapasitas Vital Paru Pedagang Kuliner di Depan PGS Surakarta, Diploma 4 Keselamatan dan Kesehatan Kerja Fakultas Kedokteran, Universitas

Bagi perusahaan, dapat memberikan saran dan masukan yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan dan aktivitas-aktivitas dibidang pemasaran yaitu harga, kualitas

Sumber daya manusia yang berkaitan dengan manajemen, tenaga kerja, kondisi, dan lingkungan kerja yang secara profesional dan dapat terintegrasi dengan baik dapat meningkatkan

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Luas Hutan Kota Optimal Berdasarkan Kebutuhan Air di Kotamadya Bogor adalah benar-benar hasil karya saya sendiri dengan

KRIDA UTAMA OPEN 2016 dalam rangka Memperebutkan PIALA MENPORA RI 7 Tie-break dimenangkan oleh team yang memiliki total game terakhir (scrach + handicap) tertinggi, jika masih

Hasil penelitian ini adalah dari survei terhadap 17 responden didapatkan hasil sebagai berikut : segi latar belakang 76,47% responden termasuk kategori baik,

Keberhasilan penerapan manajemen berbasis sekolah tersebut sangat tergantung pada kemampuan kepala sekolah untuk dapat berperan secara aktif dalam pengelolaan sekolah