• Tidak ada hasil yang ditemukan

Valuasi Ekonomi Hutan LIndung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Valuasi Ekonomi Hutan LIndung"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

EKONOMI SUMBER DAYA

HUTAN

(2)

PENDAHULUAN

Hutan Lindung pada dasarnya mempunyai fungsi

utama sebagai daerah perlindungan sistem penyangga kehidupan untuk mengatur tata air, mencegah banjir, mengendalikan erosi dan sedimentasi, serta memelihara kesuburan tanah

Nilai manfaat produk dan jasa-jasa lingkungan

hutan alam sebenarnya mempunyai nilai potensial jangka panjang, baik yang bersifat tangible maupun

intangible. Namun karena kurangnya pengetahuan dan pemahaman terhadap manfaat tersebut, maka gangguan akan hutan masih terus berlangsung. Sehingga perlu dilakukan “valuasi ekonomi untuk mengetahui nilai manfaat ekonomi dari hutan lindung secara kuantitatif

(3)

HUTAN LINDUNG SUNGAI WAIN, KALIMANTAN TIMUR

Fungsi dan Potensi Hidrologis

Dengan luas sebesar 9.782 ha dan terdapatnya dua Daerah Aliran Sungai (DAS) di HLSW, menjadikan kawasan ini sangat potensial untuk di kelola sebagai daerah tangkapan air bagi Kota Balikpapan. Terdapat juga waduk yang dibangun dan air dialirkan melalui pipa-pipa ke kota Balikpapan saat ini di kelola oleh PERTAMINA dengan luas waduk 3,1 ha

(4)

2. Perlindungan Keanekaragaman Hayati a. Flora

Merupakan tipe hutan unik dan khas dari tipe hutan Dipterocarpa dataran rendah

Jenis pohon kanopi dominan antara lain Bangkirai ( Shorea laevis), Ulin ( Eusideroxylon zwageri), Gaharu (Aquilaria malaccensis)

Jenis jahe Balikpapan (Etlingera

(5)

Fauna

Lutung Merah (Presbytis rubicunda), satwa langka yang masih dapat dijumpai di HLSW

Pada umumnya hampir sebagian besar

hewan dari jenis mamalia yang hidup di Kalimantan masih dapat dijumpai HLSW.

(6)

Ekowisata

Sektor pariwisata dari HLSW akan menjadi potensi yang cukup besar bagi pem-bangunan ekonomi pemerintah daerah umunya dan masya-rakat sekitar pada khususnya. Dengan pengembangan dan pengelolaan “wisata terbatas” yang disesuaikan dengan daya dukung lingkungan kawasan, kegiatan wisata tersebut diharapkan tidak akan menggangu dan merubah fungsi dari pada keberadaan HLSW itu sendiri (seperti fungsi tangkapan air, penelitian, pendidikan dan pelestarian keaneka ragaman genetik dan spesies).

(7)

Jasa Lingkungan

Manfaat yang diberikan oleh kawasan ini sangat besar artinya dan dapat langsung dirasakan, sepertai misalnya sumber daya air. Selain manfaat yang langsung terasa, manfaat yang tidak terlihat langsung adalah berupa jasa ekosistem. Akan tetapi manfaat dari jasa ekosistem ataupun jasa lainnya kawasan ini seringkali terlupakan, bahkan tidak dicerminkan dalam berbagai bentuk timbal balik yang memadai.

(8)

VALUASI EKONOMI

HUTAN LINDUNG SUNGAI WAIN

Nilai Ekonomi HLSW Nilai Langsung Nilai Tak Langsung Nilai Air Nilai Pilihan Nilai Keberadaan Serapan Karbon Nilai Ekowisata Nilai Biodiversity

(9)

PERHITUNGAN VALUASI EKONOMI HUTAN LINDUNG SUNGAI WAIN

Nilai Langsung dalam hal ini Nilai Air menggunakan

Metode Pendekatan Pasar, dimana teknik ini menggunakan harga pasar aktual sebagai harga yang dianggap mendekati nilai dari barang dan jasa lingkungan yang dihasilkan oleh kawasan konservasi

Perhitungan :

Nilai Air yang di konsumsi Masyarakat

1.Konsumsi Air Perkapita/Tahun = 47,24 m3 2.Harga Pasar untuk masyarakat = Rp. 5.300 3.Jumlah Masyarakat = 5301 Jiwa

(10)

Total Air yang dimanfaatkan masyarakat HLSW per

tahun adalah :

= Konsumsi Air Perkapita/Tahun X Jumlah Masyarakat yang menggunakan Air

= 47,24 m3 x 5301 Jiwa = 250.419,24 m3/tahun

Jadi Nilai Air yang dimanfaatkan masyarakat HLSW setiap tahun adalah :

= Harga Pasaran Air X Total Air yang di pakai masyarakat/tahun

= Rp. 5.300 X 250.419,24 m3/tahun = Rp. 1.327.221.972/tahun

(11)

Nilai Air yang dimanfaatkan oleh PT. Pertamina

Diketahui :

a. Rata – rata Air yang dimanfaatkan oleh PT. Pertamina adalah 14.400 m3/hari

b. Harga Pasar untuk Industri Besar adalah Rp. 5300/m3

Maka Total Air yang dimanfaatkan per tahun oleh PT. Pertamina adalah :

= 14.400 m3/hari X 365 = 5.256.000 m3/thn = Rp. 5300/m3 X 5.256.000 m3/thn

(12)

Lanjutan

Ada asumsi terjadi kebocoran dalam penggunaan sebesar 30%, maka :

= 30% x 5.256.000m3/tahun = 1.576.800 m3/tahun

Nilai Kebocoran

= Rp. 5.300/m3 x 1.576.800 m3/thn = Rp. 8.357.040.000/thn

Jadi Nilai Total Air yang dimanfaatkan oleh PT. Pertamina terhadap Hutan Lindung Sungai

Wain adalah sebesar :

= Rp. 27.856.800.000/thn – Rp. 8.357.040.000/thn = Rp. 19.499.760.000/thn

(13)

Jadi Nilai Total Air yang dimanfaatkan dari Hutan

Lindung Sungai Wain adalah :

= Rp. 1.327.221.972/tahun + Rp. 19.499.760.000/thn = Rp. 20.826.981.972/tahun

(14)

Nilai Tidak Langsung (Jasa Lingkungan)

A. Nilai Serapan Karbon

Perhitungan nilai serapan karbon pada HLSW menggunakan teori yang di kemukakan oleh Brown dan Pearce (1994) dalam Widada ( 2004) :

1. Hutan Primer = 283 ton/ha Karbon 2. Hutan Sekunder = 194 ton/ha Karbon 3. Hutan Terbuka = 115 ton/ha karbon

Harga Karbon menurut Bank Dunia (2004) adalah 5 $ USD. Sedangkan harga 1 $ diasumsikan sebesar Rp. 9.000,- untuk menghindari penilaian terlalu tinggi

Data Luas Hutan HLSW :

Luas Hutan HLSW = 8.074 Ha terdiri : - Hutan Primer = 3281 Ha

- Hutan Sekunder = 4793 Ha

(15)

Hutan Primer HLSW memiliki serapan karbon : = 3281 x 263 x 5 x Rp. 9.000

= Rp. 38.830.635.000

Hutan Sekunder HLSW memiliki serapan Karbon : = 4793 x 194 x 5 x Rp. 9.000

= Rp.

41.842.890.000,-Jadi Total Nilai Serapan Karbon yang tersimpan dalam Hutan Lindung Sungai Wain adalah sebesar Rp.

(16)

80.673.525.000,-B. NILAI PILIHAN

1. Pada HLSW yang menjadi nilai pilihan

adalah nilai Keberagaman Hayati (Biodiversity) 2. Metode yang digunakan adalah Contigent

Valuation Method (Pendekatan Kontigensi)

teknik ini menggunakan versi pilihan dikotomi yang melibatkan pertanyaan apakah

masyarakat akan mendukung atau tidak mendukung usulan untuk perbaikan

biodiversity dengan jumlah biaya tertentu secara nilai moneter.

3. Metode ini membutuhkan masyarakat (sampel) untuk menjawab willingnes to pay

(17)

Untuk HLSW di pilih Responden sebanyak 180

orang, dan yang di tanyakan adalah informasi penting seputar HLSW antara lain :

1. Perlunya mempertahankan jenis

tumbuhan, hewan dan tempat-tempat indah yang belum pernah dimanfaatkan agar tetap ada dan lestari untuk dimanfaatkan pada masa yang akan datang.

Hasilnya : 158 (87,78%) menjawab Ya, 14 (7,78%) menjawab Tidak, dan 8 (4,44%) menjawab Tidak Tahu

(18)

2. Tentang kesediaan menyumbang sebagai wujud berpartisipasi

Hasilnya : 158 (87,78%) menjawab siap menyumbang, 14 (7,78%) menjawab tidak, 8 (4,44%) menjawab tidak tahu

3. Besarnya sumbangan yang di berikan

adalah 101 orang bersedia menyumbang Rp. 50.000, dan 57 orang bersedia membayar Rp. 100.000,-, dengan rata-rata Rp. 68.037 per tahun

Dari hasil perhitungan diperoleh nilai Pilihan sebesar Rp. 93.414.801 atau $ 1,28 US/ha/thn

(19)

B. Nilai Ekowisata

Metode yang digunakan adalah Travel Cost Method atau Metode Biaya Perjalanan dengan asumsi :

1. Kunjungan ke HLSW adalah berwisata sehingga biaya yang dikeluarkan adalah untuk wisata.

2. Semua pengunjung yang datang memiliki preferensi yang sama yaitu memiliki kepuasan yang sama

(20)

 Tabel 1. Distribusi Jumlah Pengunjung dan Biaya No Kota Jumlah Pengunjung (Orang) Rata2 Biaya Perjalanan (Rp/Orang) Rata2 Lama Kunjungan (Hari) 1 Samarinda 6 554.166 3 2 Balikpapan 20 150.000 1 3 Kukar 4 456.250 1 Jumlah 30 Rata2 : 386.805 Rata2 : 1,6

(21)

 Tabel 2. Nilai Ekonomi Ekowisata HLSW Kota Asal Jumlah Kunjungan (Org/Thn) Rata2 Biaya Perjalanan /Org Nilai Ekonomi Ekowisata (Rp/Tahun) Balikpapan 1391 78.050 108.567.550 Samarinda 215 184.722 39.715.230 Kukar 73 114.062 8.326.526 Total/Rataan 1.679 156.609.306

(22)

 D. Nilai Keberadaan

Untuk menghitung nilai manfaat ekonomi

atas keberadaan HLSW, digunakan pendekatan Kontigensi, mengingat nilai ekonomi keberadaan HLSW belum mempunyai pasar yang relevan.

Dari 180 responden, diperoleh hasil :

1. Tentang keberadaan HLSW, 168 Responden (93,40%) mengetahui keberadaan HLSW, 6

responden (3,3%) tidak mengetahui, 6 responden (3,3%) tidak menjawab.

2. Tentang manfaat berupa keindahan, kenyamanan, atau ketenangan atas adanya HLSW, 159 responden (88,3%) merasakan

(23)

Lanjutan

4 responden (2,2%) tidak merasakan, dan 17 responden (9,5%) tidak memberikan jawaban

3. Tentang perlunya mempertahankan keindahan, kenyamanan, dan ketenangan agar dapat dinikmati bersama : 159 responden (88,3%) menjawab perlu, 4 responden (2,2%) menjawab tidak perlu, 17 responden (9,5%) tidak menjawab

4. Tentang kesediaan menyumbang untuk mempertahankan keberadaan HLSW, 128

responden (71,1%) bersedia, 46 responden (25,5%) tdk bersedia, 6 responden (3,4%) tdk menjawab

(24)

5. Tentang besarnya nilai sumbangan ; nilai minimal Rp. 50.000 per tahun sebanyak 89

responden, dan sebesar Rp. 100.000 per tahun, sebanyak 24 responden, dengan rata- rata sebesar Rp. 60.619 per tahun

Dari hasil perhitungan diperoleh nilai keberadaan sebesar Rp. 83.229.887 atau $ 0,98 US/ha/tahun ($ 1 US = Rp. 9.000) merupakan nilai manfaat ekonomi sumberdaya alam HLSW yang diukur berdasarkan willingness to pay masyarakat sekitar HLSW agar keberadaan HLSW dapat dipertahankan sehingga manfaat berupa keindahan, kenyamanan, atau ketenangan lingkungan dapat dinikmati setiap saat.

(25)

NILAI EKONOMI TOTAL HLSW

Jenis Nilai

Nilai (Rp)

Nilai per Ha Lingkup Manfaat (Rp) (%)

Air (Domestik dan Industri)

20.826.981.972 20,45 Desa sekitar dan PT. Pertamina Serapan Karbon 80.673.525.000 79,22 Lokal, Regional, Global Ekowisata 156.609.306 0.15 Balikpapan, Samarinda, Kukar Pilihan 93.414.801 0,09 Desa Sekitar

HLSW Keberadaan 89.578.639 0,09 Desa Sekitar

HLSW Total Nilai

Ekonomi

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Rivai dan Basri (2007:7) kinerja adalah kesediaan seseorang atau kelompok orang untuk melakukan sesuatu kegiatan dan menyempurnakannya sesuai dengan tanggung

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang kandungan mikroba pada daging broiler di pasar-pasar tradisional Pringsewu dari September—Oktober 2015 dapat disimpulkan bahwa

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Anggota DPRD memiliki peran baik dalam pengajuan maupun pembahasan RAPERDA menjadi PERDA, (2) Dalam pelaksanaannya,

Changes ini antioxidant enzymes activity and plant perfomance by salinity stress and zinc aplication in soybean (Glycine max L.) Plant Omics Journal 5(2):60-67. Universitas

Namun demikian, pola kepemimpinan yang visioner dan transformatif serta budaya organisasi modern mulai nampak dalam proses pelaksanaan tugas dan fungsi organisasi;

Penelitian ini untuk mengetahui pengelolahan dana zakat produktif yang ada di Rumah zakat kota Malang dan model Pemberdayaan UMKM yang dilakukan oleh Rumah zakat

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan P5 (Vermikompos berbahan aditif campuran daun mimba + daun papaya dengan cara dibenamkan dalam tanah dengan dosis 100

Ilustrasi pembelajaran menggunakan Model Eliciting Activities (MEA) sebagai berikut: Pertama, guru membaca sebuah artikel koran, kegiatan ini dimaksudkan untuk