• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Suhu Permukaan Kota Gorontalo dan Sekitarnya Menggunakan Saluran Thermal Citra Landsat 7 ETM+

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Analisis Suhu Permukaan Kota Gorontalo dan Sekitarnya Menggunakan Saluran Thermal Citra Landsat 7 ETM+"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

- 336 -

Analisis Suhu Permukaan Kota Gorontalo dan Sekitarnya

Menggunakan Saluran Thermal Citra Landsat 7 ETM+

Arthur Gani Koto1,*)

1Prodi Geografi Universitas Muhammadiyah Gorontalo *)E-mail: arthur@umgo.ac.id

ABSTRAK - Data penginderaan jauh (PJ) multispektral saat ini banyak digunakan terutama dalam kajian sumberdaya alam dan pengamatan cuaca. Salah satunya adalah dalam memanfaatkan saluran spektral. Data PJ yang digunakan dalam penelitian ini adalah saluran thermal (band 61) citra landsat 7 ETM+. Saluran thermal dapat dianalisis untuk memperoleh informasi suhu suatu wilayah permukaan bumi. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis sebaran suhu permukaan Kota Gorontalo dan Sekitarnya dengan memanfaatkan saluran thermal (band 61) citra Landsat 7 ETM+. Pengolahan suhu permukaan dibagi menjadi tiga yaitu suhu pada daratan, perairan (Teluk Tomini), dan awan, namun dalam tulisan ini, suhu perairan dan awan diabaikan.Analisis berdasarkan nilai digital number (DN) melalui proses koreksi radiometrik dengan melakukan convert DN value to radiance, convert to surface temperature (Kelvin), dan convert to Celcius. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata suhu permukaan Kota Gorontalo dan Sekitarnya adalah 270C dan suhu permukaan pusat Kota Gorontalo antara 31-320C.

Kata kunci: suhu permukaan, gorontalo, saluran thermal, landsat 7 ETM+

ABSTRACT -Multispectral remote sensing data currently widely used, especially in the study of natural resources and weather observations. One of the methods is by utilizing the spectral band. Remote sensing data used in this study is a thermal band (band 61) Landsat 7 ETM+ imagery. Thermal band can be analyzed to obtain information about the temperature of a region at the earth's surface. The purpose of this study is to analyze the distribution of surface temperature in Gorontalo City area by utilizing thermal band (band 61) Landsat 7 ETM+. Surface temperature processing is made for three categories: land surface, waters (Tomini Bay), and cloud, but the waters and cloud temperature are ignored. Analysis is based on the value of the digital number (DN) through radiometric correction process to convert the DN value to radiance, convert to surface temperature (Kelvin), and convert to Celsius. The results showed that the average surface temperature of Gorontalo City area is 27oC and surface temperature in center

of Gorontalo City about 31-32oC.

Keywords: surface temperature, gorontalo, thermal band, landsat 7 ETM+ 1. PENDAHULUAN

Teknologi penginderaan jauh dalam beberapa tahun terakhir telah banyak dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan. Berbagai sensor citra satelit maupun saluran spektral dianalisis dan diinterpretasi untuk memperoleh informasi sumber daya permukaan bumi. Salah satu citra multispektral yang digunakan untuk pengamatan suhu permukaan adalah Landsat 7 ETM+. Saluran spektral pada citra Landsat 7 ETM+ terbagi dalam saluran visible, near infrared, shortwave infrared, panchromatic, dan thermal. Salah satu saluran spektral yang dapat dimanfaatkan untuk analisis suhu permukaan yaitu saluran thermal. Suhu permukaan merupakan variabel penting yang dapat dianalisis oleh satelit penginderaan jauh dengan memanfaatkan saluran thermal, khususnya pada sensor ETM+.

Suhu permukaan juga merupakan variabel biofisik penting yang dapat diperoleh dari satelit penginderaan jauh dan secara luas dapat digunakan untuk pemantauan lingkungan dan kajian yang berhubungan dengan perubahan iklim. Data thermal dapat dijadikan dasar untuk pemantauan evapotranspirasi dan pencemaran air pada lahan tanaman, estimasi flux energi permukaan, keseimbangan energi regional, kekeringan dan kelembaban tanah, analisis tutupan lahan dan deteksi kebakaran lahan batubara (Mukherjee et al., 2014). Tabel 1 menyajikan karakteristik perbedaan sensor satelit yang menyediakan informasi thermal-infrared.

(2)

- 337 -

Tabel 1. Karakteristik perbedaan sensor satelit yang menyediakan informasi thermal-infrared. (sumber : Mukherjee et al, 2014)

Satelit Sensor

Spatial resolution (m)

Revisit time Visible/NIR

Band Thermal Band

Landsat 5 TM 30 120 16 days

Landsat 7 ETM+ 30 60 16 days

Landsat 8 OLI & TIRS 30 100 16 days

Terra ASTER 15 90 On Demand

Aqua/Terra MODIS 250 1000 1 days

NOAA AVHRR 1000 1000 1 days

GEOS GEOS imager - 5000 15 days

INSAT 3A VHRR&CCD 1000 8000 <1 days Meteosat-8 MSG SEVIRI 1000 3000 <1 days

Envisat AATSR 1000 1000 2-3 days

Saluran thermal pada citra penginderaan jauh telah banyak digunakan untuk analisis suhu permukaan di wilayah perkotaan. Teknik pemanfaatan citra penginderaan jauh saluran thermal merupakan suatu hal penting yang menyediakan informasi suhu permukaan dalam wilayah yang heterogen termasuk wilayah perkotaan (Voogt, 2000). Suhu permukaan merupakan salah satu kajian utama dalam perubahan iklim global wilayah perkotaan (Voogt et al., 2003).

Terdapat beberapa peneliti yang telah memanfaatkan saluran thermal untuk mengkaji suhu permukaan suatu wilayah. Kim (1992) menggunakan saluran thermal Landsat TM dalam pemodelan keseimbangan energi di wilayah perkotaan. Srivastava et al. (2009) telah mengadakan penelitian untuk mengestimasi suhu permukaan di wilayah Singhbhum Shear Zone India dengan memanfaatkan band thermal Landsat 7 ETM+ yang menggunakan algoritma dark object subtraction, indeks NDVI, dan penutup lahan. Hasil estimasi suhu permukaan dari citra Landsat dibandingkan dengan citra ASTER dan MODIS yang memperoleh perbedaan 200C. Ozelkan et al. (2014) menunjukkan hasil penelitiannya berupa adanya hubungan antara suhu

permukaan dengan suhu udara rata-rata selama beberapa bulan (long years monthly average), total curah hujan (Pt) dan kelembaban relatif (RH) yang menggunakan citra Landsat 5 TM dan Landsat 7 ETM+.

Lain pula penelitian yang dilakukan oleh Sameen et al. (2014), yang mengkaji suhu permukaan danau Al Habbaniyah di Irak secara otomatis dengan memanfaatkan band TIRS citra Landsat 8 yaitu band 10 dan band 11 yang menggunakan perangkat lunak ENVI dan ArcGIS. Metode yang dipakai adalah algoritma pengolahan citra (supervised minimum distance classification) dan memanfaatkan tool geoprocessing

ArcGIS.

2. METODE

2.1. Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Citra Landsat 7 ETM+ band 61 perekaman 16 Juli 2001 (path 113 row 60), dengan tutupan awan kurang 10% dan waktu musim kemarau agar diperoleh hasil analisis yang maksimal dengan asumsi bahwa suhu tertinggi terjadi pada musim kemarau. Alat yang digunakan yaitu Notebook AMD A6 Vision (4CPU’s 1,5 GHz, GPU 2 GB, RAM 6 GB, HDD 500 GB), perangkat lunak pengolah data raster ILWIS 3.3 Academic dan ENVI 5.02, dan perangkat lunak pengolah kata WPS Writer 2014 Beta 3.

2.2. Wilayah Kajian

Wilayah kajian penelitian berada di Kota Gorontalo dan Sekitarnya dengan luas 300 baris x 300 kolom piksel citra (54 km2) dengan posisi koordinat (UTM 51N) kiri atas 502544.90, 69675.10; kanan atas

520605.10, 69675.10; kiri bawah 502544.90, 51614.90; dan kanan bawah 520605.10, 51614.90. Letak geografis Kota Gorontalo pada posisi 0031’-0046’LU dan 123000’-123026’BT dan berada pada elevasi 5 – 10

mdpl. Terdapat dua sungai besar yang melintasi Kota Gorontalo yaitu Sungai Bone (DAS Bone) dan Sungai Bolango (DAS Bolango). Sebelah selatan Kota Gorontalo merupakan barisan perbukitan yang dibelah oleh Sungai Bone yang bermuara pada Teluk Tomini. Wilayah kajian disajikan sebagaimana pada Gambar 1.

(3)

- 338 -

Gambar 1. Wilayah kajian Kota Gorontalo dan Sekitarnya

Kenampakan dari citra ASTER GDEM2 perekaman tahun 2011 menunjukkan barisan perbukitan yang membentang sepanjang bagian selatan Kota Gorontalo dan dibelah oleh Sungai Bone yang bermuara di Teluk Tomini sebagaimana disajikan pada Gambar 2.

Gambar 2. Barisan perbukitan membentang di sebelah selatan Kota Gorontalo yang dibelah Sungai Bone yang bermuara pada Teluk Tomini

(sumber : ASTER GDEM 2)

TelukTomini

,

Laut Sulawesi

TelukTomini

Prop. Gorontalo Danau Limboto

(4)

- 339 - 2.3. Pengolahan Citra Digital

Dalam pengolahan citra digital, untuk kajian selain penurunan informasi penutup lahan/penggunaan lahan, maka diperlukan koreksi radiometrik. Citra Landsat 7 ETM+ yang diterima memiliki level L1G yang berarti telah mengalami koreksi geometrik (geometric corrected), namun masih perlu dikoreksi lagi menggunakan RBI digital wilayah Kota Gorontalo (layer jaringan jalan, administrasi, dan hidrologi) agar memperoleh citra yang sesuai dengan posisinya dipermukaan bumi. Koreksi radiometrik diperlukan karena beberapa hal, yaitu : kesalahan pada sistem optik, gangguan energi radiasi elektromagnetik pada atmosfir (hamburan serapan, amplitudo yang tidak linier, dan noise pada transmisi data), dan kesalahan karena pengaruh sudut datang matahari. Selain hal diatas, untuk memperoleh informasi baru dari citra satelit, semisal kajian transformasi indeks vegetasi, maka diperlukan pula koreksi radiometrik (Danoedoro, 2012).

Landsat ETM+ memiliki resolusi spasial 30m (band 1-5, 7) kecuali saluran thermal (60m) dan saluran

panchromatic (15m) dengan resolusi temporal 16 hari. Landsat 7 ETM+ yang diperoleh seluas 1 scene (185 x 185km) sehingga perlu dipotong sesuai dengan wilayah kajian. Pemotongan menggunakan Peta RBI digital wilayah Gorontalo dengan posisi koordinat UTM (51N) kiri atas 502544.90, 69675.10; kanan atas 520605.10, 69675.10; kiri bawah 502544.90, 51614.90; dan kanan bawah 520605.10, 51614.90.

Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh nilai suhu permukaan dengan menurunkannya dari band

61 Landsat ETM+ (2001) sehingga tidak diperlukan validasi dan uji lapangan sebab tidak sesuai dengan kondisi saat ini (2015) dan juga penggunaan metode tanpa menyentuh obyek yang dikaji.Pengolahan suhu permukaan dibagi menjadi tiga yaitu suhu pada daratan, perairan (Teluk Tomini), dan awan, namun dalam tulisan ini, suhu perairan dan awan diabaikan.

Koreksi radiometrik pada band 61 Landsat 7 ETM+ dilakukan dengan mengubah DN valueto radiance

dengan melihat informasi tanggal, bulan, tahun perekaman citra, dan sudut datang matahari (sun elevation). Setelah itu dilakukan proses kalibrasi spectral radiance to surface temperature (0K) dengan menggunakan

persamaan (1) untuk memperoleh nilai derajat suhu Kelvin (Landsat 7 Handbook).

……….. (1)

Dimana : T = suhu Kelvin (0K)

K2 = konstanta kalibrasi 2

K1 = konstanta kalibrasi 1

Lג= spektral radiance dalam watts/(meter squared * ster * µm)

Nilai K2, K1 dan Lגdiperoleh dari nilai konstanta kalibrasi band thermal yang selengkapnya disajikan

pada Tabel 2.

Tabel 2. Konstanta kalibrasi band thermal Landsat TM dan Landsat 7 ETM+ (sumber : Landsat 7 Handbook)

Konstanta (K1)

watts/(meter squared * ster * µm)

Konstanta (K2) Kelvin

Landsat ETM+ 666,09 1282,71

Landsat TM 607,76 1260,56

Persamaan (1) menghasilkan nilai radianceband thermal dalam suhu permukaan (°K). Nilai

radianceband thermal ini selanjutnya diubah menjadi suhu permukaan derajat Celcius (0C) yang dikurangi

dengan 273.15, sehingga akan diperoleh nilai suhu permukaan dalam Celcius (°C). Selengkapnya diagram alir penelitian disajikan pada Gambar 3.

(5)

- 340 -

Gambar 3. Diagram alir penelitian

3. HASIL PEMBAHASAN 3.1. Analisis Suhu Permukaan

Berdasarkan jumlah piksel, suhu permukaan yang memiliki jumlah piksel banyak dikategorikan sebagai nilai suhu yang dominan. Suhu permukaan Kota Gorontalo dan Sekitarnya didominasi kisaran 25.40C. Hal

tersebut nampak sebagaimana yang tersaji pada Gambar 4.

Gambar 4. Histogram suhu (0C) Kota Gorontalo dan Sekitarnya

Landsat 7 ETM+ band 61

Geometric Correction

Digital RBI

Geometric Corrected

DN value into radiance

Spectral radiance into surface temperature (0K)

Temperature (0K)

into temperature (0C)

Surface temperature map Cropping

(6)

- 341 -

Nilai suhu permukaan terbanyak berdasarkan jumlah piksel yang tersaji pada Gambar 4 (25.4C) bukan merupakan suhu permukaan yang ada di daratan, melainkan suhu permukaan yang berada di Teluk Tomini, sebagaimana nampak pada Gambar 5. Sedangkan suhu permukaan pada daratan didominasi nilai 270C.

Gambar 5. Suhu Permukaan Teluk Tomini

Suhu permukaan pada obyek awan berada pada kisaran 18,50C dimana awan ini tentunya mengandung

uap air dan bersuhu rendah, sebagaimana secara visualisasi disajikan pada Gambar 6.

Gambar 6. Sekumpulan awan di sebelah tenggara Kota Gorontalo yang berada di perbukitan

Suhu permukaan pada wilayah kajian yang berada di pusat Kota Gorontalo cukup tinggi (31-320C), hal ini disebabkan karena minimnya vegetasi, didominasi perumahan/gedung, tingginya emisi gas buang kendaraan bermotor, dan pantulan jalan (aspal dan beton). Selain itu dipengaruhi pula oleh perekaman citra yang berlangsung pada Bulan Juli, dimana bulan ini termasuk dalam musim kemarau, yang tentunya suhu lebih tinggi dibanding ketika musim penghujan. Suatu hal menarik bahwa kisaran suhu di wilayah Perumahan Pulubala ternyata cukup tinggi yaitu antara 31-330C, sebagaimana tersaji pada Gambar 7.

Perumahan Pulubala merupakan kawasan pemukiman padat penduduk dengan tingkat vegetasi jarang, dimana perumahan ini didominasi oleh kalangan menengah bawah.

Gambar 7. Kisaran suhu permukaan di Perum Pulubala dan Pusat Kota Gorontalo Awan

PerumPulubala

(7)

- 342 -

Nilai rata-rata suhu permukaan berkisar 270C. Faktor yang mempengaruhi kenyamanan suhu untuk orang

Indonesia menurut SNI 03-6572-2001 dibagi menjadi tiga, yaitu : sejuk nyaman (20.5-22.80C), nyaman

optimal (22.8-25.80C) dan hangat nyaman (25.8-27.10C). Berdasarkan wilayah kajian, suhu rata-rata berkisar

270C yang dikategorikan sebagai hangat nyaman. Namun wilayah pusat Kota Gorontalo yang memiliki suhu

permukaan antara 31-320C termasuk kategori tidak nyaman. Kenampakan secara keseluruhan persebaran suhu permukaan di wilayah Kota Gorontalo dan Sekitarnya disajikan pada Gambar 8.

Gambar 8. Suhu permukaan Kota Gorontalo dan sekitarnya 4. KESIMPULAN

Suhu permukaan suatu wilayah dapat diturunkan dengan memanfaatkan thermal band 61 Landsat 7 ETM+. Hasil penelitian menunjukkan bahwa suhu rata-rata permukaan Kota Gorontalo dan Sekitarnya adalah 270C. Suhu permukaan yang terendah adalah 250C dan tertinggi 34.70C, dan suhu permukaan pada pusat Kota Gorontalo antara 31-320C. Penelitian ini berdasarkan pada penggunaan citra perekaman musim

kering (bulan Juli) sehingga perlu penelitian lebih lanjut menggunakan citra perekaman musim penghujan dan sensor yang berbeda.

UCAPAN TERIMAKASIH

Penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak NASA & USGS yang telah memberikan izin untuk mengunduh secara gratis citra Landsat 7 ETM+. Penulis juga menyambut baik dan menghaturkan terimakasih atas kerjasama dan bantuan yang diberikan Universitas Muhammadiyah Gorontalo yang telah memfasilitasi penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

Anonymous (2014). Gorontalo Dalam Angka 2014. BPS Provinsi Gorontalo. Danoedoro, P. (2012). Penginderaan Jauh Digital. Penerbit Andi, Yogyakarta.

Kim, H. (1992). Urban Heat Island. International Journal of Remote Sensing, 13:2319–2336. Landsat 7 Handbook.

Mukherjee, S., Joshi, P.K., dan Garg, R.D. (2014). A Comparison of Different Regression Models for Downscaling Landsat and MODIS Land Surface Temperature Images Over Heterogeneous Landscape. Advances in Space Research, 54:655-669.

(8)

- 343 -

Ozelkan, E., Serdar, B., Ertunga, C.O., Burak, B.U., dan Cankut, O. (2014). Land Surface Temperature Retrieval for Climate Analysis and Association with Climate Data. European Journal of Remote Sensing, 47:655-669.

Sameen, M.I., dan Mohammed, A.A.K. (2014). Automatic Surface Temperature Mapping in ArcGIS using Landsat-8 TIRS and ENVI Tools-Case Study: Al Habbaniyah Lake. Journal of Environment and Earth Science 4(12):2-17. SNI 03-6572-2001. Tata Cara Perancangan Sistem Ventilasi dan Pengkondisian Udara pada Bangunan Gedung.

Srivastava, P.K., Majumdar, T.J., dan Amit, K.B. (2009). Surface Temperature Estimation in Singhbhum Shear Zone of India Using Landsat-7 ETM+ Thermal Infrared Data. Advances in Space Research, 43:1563–1574.

Voogt, J.A. (2000). Image Representations of Complete Urban Surface Temperatures. Geocarto International, 15(3):21-31.

Voogt, J.A., dan Oke, T.R. (2003). Thermal remote sensing of urban climates. Remote Sensing of Environment, 86:370-384.

*) Makalah ini telah diperbaiki sesuai dengan saran dan masukan pada saat diskusi presentasi ilmiah

BERITA ACARA

PRESENTASI ILMIAH SINASINDERAJA 2015

Moderator : Dra, RatihDewanti, M. SC

Judul Makalah : AnalisisSuhuPermukaan Kota Gorontalo danSekitarnyaMenggunakan Saluran Thermal Citra Landsat 7 ETM+

Pemakalah :Arthur Gani Koto

Jam :11:19 WIB

Tempat :Ballroom 3, IPB

Diskusi :

Wawan, LAPAN

Data yang digunakan 2001 sudah 14 tahun yang lalu. bagaimanavalidasinya? apakahinidihitungketelitiannyadilapangannyabagaimana?

Jawaban

Datanya sangat lama. Alasannya data lama, pertama kondisi internet Indonesia Timur yang lelet dan kedua ketika mendowload saya memilih-milihawannya yang minimal yang paling bersih pada tahun 2001 bulanjuli. UntukValidasi, tujuannya hanya untuk mengekstrak data suhu permukaan saja tanpa menyentuh objek dengan data penginderaan jauh. Joseph, BIG :

Awan harusseminimalmungkinpadamenghitung histogram awandibuangdahulu. Bidawi, LAPAN:

Saran ketika membahas lebih focus bagaimana objek darat dan objek air itu sendiri? Jawaban

Perangkatlunaktidakmendukunguntukpemotongan

Gambar

Tabel 1. Karakteristik perbedaan sensor satelit yang menyediakan informasi thermal-infrared
Gambar 2. Barisan perbukitan membentang di sebelah selatan Kota Gorontalo  yang dibelah Sungai Bone yang bermuara pada Teluk Tomini
Tabel 2. Konstanta kalibrasi band thermal Landsat TM dan Landsat 7 ETM+
Gambar 3. Diagram alir penelitian  3.  HASIL PEMBAHASAN
+3

Referensi

Dokumen terkait

Pada folikel preovulasi tampak sel granulosa membesar, terdapat per-lemakan, dan sel teka memiliki vakuola dan banyak mengandung vaskularisasi, sehingga folikel

Hal ini diperjelas dalam Pasal 4 ayat (1) yang berbunyi “Mineral dan batubara sebagai sumber daya alam tak terbarukan merupakan kekataan nasional yang dikuasai oleh

9.13 Anda akan mengarahkan kami, dalam borang Arahan Pembayaran Tetap atau apa-apa borang yang kami mungkin tetapkan, Akaun Penyelesaian di mana kami akan mengkredit, atau

Siswa mampu menyebutkan contoh bahan-bahan kimia buatan yang dapat digunakan sebagai bahan pewarna, pemanis, pengawet dan  penyedap yang terdapat dalam bahan

Dari beberapa definisi di atas penyusun dapat simpulkan bahwa manajemen keuangan pendidikan merupakan kegiatan yang dilakukan guna mencapai tujuan pendidikan yang telah

Kriteria pengambilan keputusannya adalah, apabila t hitung lebih kecil atau sama dengan t tabel , maka menerima Ho yang berarti prestasi belajar mahasiswa tidak

Steinberg, Wittmann, Redish (1996) menyebutkan bahwa tutorial adalah seperangkat bahan pembelajaran yang dimaksudkan untuk melengkapi buku pegangan standar. Bahan

Menurut Darmadi (2011 : 175) penelitian eksperimen adalah satu-satunya metode penelitian yang benar-benar dapat menguji hipotesis hubungan sebab-akibat. Dalam