• Tidak ada hasil yang ditemukan

Handy Gel Carrota Hasil Fermentasi Daun Wortel Sebagai Anti Bakteri Penyebab Penyakit Kulit

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Handy Gel Carrota Hasil Fermentasi Daun Wortel Sebagai Anti Bakteri Penyebab Penyakit Kulit"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

SB/P/BG/09 SB/P/BG/09

HANDY GEL

HANDY GEL CARROCARROTATA HASIL FERMENTASI DAUN WORTEL SEBAGAI ANTIHASIL FERMENTASI DAUN WORTEL SEBAGAI ANTI BAKTERI PENYEBAB PENYAKIT KULIT

BAKTERI PENYEBAB PENYAKIT KULIT Eggie Febrianto Ginanjar 

Eggie Febrianto Ginanjar 1)1), Endah Retnaningrum, Endah Retnaningrum2)2), Nur Indah Seprtiani, Nur Indah Seprtiani1)1), Ary Octaviani, Ary Octaviani1)1),, Dyah Ayu Tantri Mizella Wiyati

Dyah Ayu Tantri Mizella Wiyati3)3), dan Eadvin Rosrinda, dan Eadvin Rosrinda1)1)

1) 1)

Mahasiswa S1 Fakultas Biologi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta Mahasiswa S1 Fakultas Biologi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta

2) 2)

Dosen Fakultas Biologi, laboratorium Mikrobiologi, Universitas Gadjah

Dosen Fakultas Biologi, laboratorium Mikrobiologi, Universitas Gadjah Mada, YogyakartaMada, Yogyakarta

3) 3)

Mahasiswa S1 Jurusan Obat Alami, Fakultas Farmasi, Universitas Gadjah Mada, Mahasiswa S1 Jurusan Obat Alami, Fakultas Farmasi, Universitas Gadjah Mada,

Yogyakarta Yogyakarta email: eghymaru@yahoo.com email: eghymaru@yahoo.com ABSTRAK  ABSTRAK 

Selama ini daun wortel belum dimanfaatkan secara optimal, hanya sebatas untuk  Selama ini daun wortel belum dimanfaatkan secara optimal, hanya sebatas untuk   pakan

 pakan ternak. ternak. Menurut Menurut Kasim, Kasim, dkk. dkk. (2005), (2005), daun daun wortel wortel yang yang telah telah difermentasi difermentasi dengandengan konsorsium

konsorsium  Acetobacter  Acetobacter xylinum-Saccharomyces xylinum-Saccharomyces cereviseaecereviseae mempunyai kemampuanmempunyai kemampuan sebagai antibakteri, khususnya sebagai anti

sebagai antibakteri, khususnya sebagai anti Staphylococcus aureusStaphylococcus aureus. Tujuan penelitian ini. Tujuan penelitian ini untuk menguji kemampuan anti bakteri dari produk kesehatan berupa

untuk menguji kemampuan anti bakteri dari produk kesehatan berupa handy gel carrotahandy gel carrota sebagai anti bakteri

sebagai anti bakteri Staphylocococus aureusStaphylocococus aureus yang merupakan agen penyebab berbagaiyang merupakan agen penyebab berbagai  penyakit

 penyakit pada pada kulit. kulit. Metode Metode yang yang digunakan digunakan meliputi meliputi pembuatan pembuatan starter starter konsorsiumkonsorsium  Acetobacter

 Acetobacter xylinumxylinum--Saccharomyces cerevisiae,Saccharomyces cerevisiae, fermentasi daun wortel, pengambilanfermentasi daun wortel, pengambilan ekstrak hasil fermentasi, pengukuran pH,

ekstrak hasil fermentasi, pengukuran pH,  freeze  freeze drying drying  dan pembuatandan pembuatan handy gel carrotahandy gel carrota dengan ko

dengan konsentrasi ekstrak fermentasi daun nsentrasi ekstrak fermentasi daun wortel 0%, 5%wortel 0%, 5%, 10%, , 10%, 15%, 20%, 15%, 20%, 25% dan25% dan dibandingkan dengan

dibandingkan dengan handy gel handy gel  sintetis 0,1 % irgasan. Tahap terakhir yaitu, pengujian dayasintetis 0,1 % irgasan. Tahap terakhir yaitu, pengujian daya hambat pertumbuhan bakteri

hambat pertumbuhan bakteri S. aureusS. aureus dengan mengukur zona bening di sekelilingdengan mengukur zona bening di sekeliling  paper  paper  disk 

disk sebanyak 9 kali ulangan tiap perlakuansebanyak 9 kali ulangan tiap perlakuan.. Berdasarkan penelitian, pada aras kepercayaanBerdasarkan penelitian, pada aras kepercayaan 95% menunjukan antar tiap perlakuan satu dengan lainnya sangat signifikan. Pada 95% menunjukan antar tiap perlakuan satu dengan lainnya sangat signifikan. Pada konsentrasi 10 % sudah efektif untuk menghambat pertumbuhan

konsentrasi 10 % sudah efektif untuk menghambat pertumbuhan S. aureusS. aureus sedangkansedangkan konsentrasi 25 % menunjukkan hasil yang lebih baik dari pada handy gel sintetis.

konsentrasi 25 % menunjukkan hasil yang lebih baik dari pada handy gel sintetis.

Kata kunci : Handy gel, daun wortel,

Kata kunci : Handy gel, daun wortel, Staphylococcus aureus,Staphylococcus aureus, zona hambatzona hambat

PENDAHULUAN PENDAHULUAN

Wortel (

Wortel ( Daucus  Daucus carotacarota) merupakan) merupakan salah satu sayuran yang mempunyai nilai salah satu sayuran yang mempunyai nilai ekonomis dan banyak digemari oleh ekonomis dan banyak digemari oleh masyarakat, karena nilai gizin

masyarakat, karena nilai gizinya yang tinggi.ya yang tinggi. Kebutuhannya yang tinggi menjadikan Kebutuhannya yang tinggi menjadikan

wortel banyak dibudidayakan di Indonesia, wortel banyak dibudidayakan di Indonesia, khususnya di daerah Jawa [1].

khususnya di daerah Jawa [1].

Pemanfaatan daun wortel selama ini Pemanfaatan daun wortel selama ini  belum

 belum dimanfaatkan dimanfaatkan secara secara optimal optimal dandan hanya sebatas pakan ternak [3]. Berdasarkan hanya sebatas pakan ternak [3]. Berdasarkan  penelitian

 penelitian [2], [2], daun daun wortel wortel yang yang telahtelah difermentasi

(2)

xylinum-Saccharomyces cereviseae (fermentasi kombucha), memiliki kemapuan khususnya sebagai anti bakteri, khususnya bakteri Staphylococcus.

Staphylococcus aureus merupakan  bakteri patogen utama pada manusia yang menyebabkan berbagai penyakit secara luas. Staphylococcus aureus  bertanggung jawab atas 80% penyakit supuratif, dengan  permukaan kulit sebagai habitat alaminya. Bakteri ini mampu menyebabkan infeksi kulit. Manifestasi klinis S. aureus  pada manusia antara lain adalah impetigo [4]. Selain itu, penyakit kulit echtyma, selulitis, infeksi folikel rambut termasuk  stafilokokal   folikulus, bisul, dermatitis, kudis,  folikulitis

decalvans juga disebabkan oleh bakteri ini. Daun wortel yang selama ini belum dimanfaatkan secara optimal dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku handy gel  carrota yang mempunyai kemampuan antiseptik sebagai suatu inovasi yang solutif   bagi masyarakat. Antiseptik yang berasal

dari daun wortel ini akan lebih ramah lingkungan dan tidak menimbulkan iritasi, karena selama ini, antiseptik yang banyak  digunakan dalam sediaan hand sanitizer   berasal dari bahan kimia sintetis golongan

alkohol yaitu etanol dan triklosan. Kedua golongan alkohol ini memiliki kerugian yaitu dapat menimbulkan rasa terbakar, iritasi, menyebabkan kulit kering dan tidak  dapat digunakan pada kulit yang luka [5].

Tujuan penelitian ini adalah untuk  menguji kemampuan anti bakteri dari  produk kesehatan berupa handy gel carrota sebagai anti bakteri Staphylocococus aureus yang merupakan agen penyebab berbagai  penyakit pada kulit.

BAHAN DAN CARA KERJA

Bahan-bahan yang digunakan dalam  penelitian ini adalah biakan murni  A.  xylinum dan S. cerevisae. Biakan murni S. aureus digunakan sebagai bakteri penguji, yang merupakan salah satu koleksi dari Bidang Mikrobiologi, Pusat Studi Bioteknologi UGM. Untuk proses fermentasi digunakan daun wortel yang telah dikeringkan, gula pasir, dan akuades. Bahan yang digunakan dalam pembuatan gel adalah ekstrak daun wortel, HPMC, propilen glikol, metil paraben, koriden odoris, alkohol 70% ad. Bahan yang digunakan dalam pengujian daya hambat handy gel  carrota, nutrient agar (NA), nutrient broth (NB), akuades, serta gel sintetis yang dijual dipasaran sebagai bahan pembanding.

Alat yang digunakan untuk penelitian ini adalah pisau, blender, kain saring, timbangan digital, kompor pemanas,  botol  jar, autoklaf, sentrifuse, conical tube, pH meter, erlenmeyer, gelas pengaduk, cawan  petri, tabung reaksi, pipet tetes, ose, drygalsky, kertas whatman no 5.,

mikropipet,  yellow tip, homogenizer,dan viscositometer.

(3)

Cara kerja dalam penelitian ini meliputi  pembuatan starter  A. xylinum-S .cerevisiae,  pembuatan handy gel carrota dengan cara fermentasi daun wortel, pengambilan ekstrak hasil fermentasi dan pengukuran pH, serta pembuatan gel. Tahap terakhir yaitu,  pengujian daya hambat ekstrak daun wortel terhadap pertumbuhan bakteri S. aureus dengan metode difusi agar .

a. Pembuatan starter A. xylinum-S. cerevisiae

Untuk pertumbuhan  A. xylinum dan S.cerevisae dipilih media starter berupa ekstrak nanas. Nanas yang telah dikupas kulitnya, dipotong kecil-kecil, lalu diblander. Setelah halus, disaring dengan kain saring. Kemudian ekstrak nanas diencerkan, dengan perbandingan ekstrak  nanas : air = 30% : 70%. Ekstrak nanas ini kemudian dimasukan kedalam botol-botol  jar besar dan ditambahkan gula pasir 

sebanyak 5% lalu ditutup dengan

alumunium foil, kemudian disterilisasi dengan autoklaf pada suhu 121°C dan tekanan 15 psi selama 15 menit. Selanjutnya ditambahkan 10% biakan konsorsium  A.  xylinum dan S. cerevisae lalu diinkubasikan

selam 3-4 hari.

b. Pembuatanhandy gel carrrota

Pembuatan handy gel carrota dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu:

1). Fermentasi daun wortel ( Daucus carrota)

Daun wortel yang telah dikeringkan ditimbang sebanyak 0,5 g kemudian dimasukan ke dalam botol jar 100 ml. Lalu ditambahkan 10 g gula pasir dan 50 ml akuades. Botol ditutup dengan alumunium foil, kemudian disterilisasi dengan autoklaf   pada suhu 121°C dan tekanan 15 psi selama

15 menit, lalu ditambahkan starter  A.  xylinum dan S. cerevisae sebanyak 5 ml (10% dari larutan contoh) lalu diinkubasikan selama 6 hari.

Tabel 1. Rancangan formula sediaan gel ekstrak daun wortel

Bahan F1 F2 F3 F4 F5 F6

Ekstrak fermentasi daun wortel 0% 5% 10% 15% 20% 25%

HPMC 2 g 2g 2g 2g 2g 2g

Metil paraben 1ml 1ml 1ml 1ml 1ml 1ml

Gliserin 0,2g 0,2g 0,2g 0,2g 0,2g 0,2g

Koriden odoris 8gtt 8gtt 8gtt 8gtt 8gtt 8gtt Alkohol 70% ad 10ml 10ml 10ml 10ml 10ml 10ml Keterangan : F : Formula, Gtt : guttae ( tetes )

(4)

2). Pengambilan ekstrak hasil fermentasi dan  pengukuran pH

Larutan ekstrak hasil fermentasi dimasukan ke dalam tabung eppendorf steril. Ekstrak tersebut disentrifugasi dengan kecepatan 3000 rpm selama 10 menit. Sisa ekstrak hasil fermentasi dan kontrol diukur   pHnya. Nilai pH kontrol sebagai pH awal

dan pH ulangan sebagai pH akhir. Ekstrak  hasil fermentasi di  freeze drying  untuk  mengilangkan akuades selama 48 jam di Laboratorium Penelitian dan Terpadu UGM. 3). Pembuatan sediaan gel 

HPMC dikembangkan dalam air panas, kemudian diaduk. Ekstrak daun wortel dibuat konsentrasi (0%, 5%, 10%, 15%, 20%, 25%) dicampur dengan bahan lain sampai tercampur rata, kemudian dimasukkan ke dalam HPMC. Ke dalam campuran tersebut, ditambahkan alkohol 70% ad sampai volume 10 ml, kemudian tambahkan metil paraben tetes demi tetes sambil diaduk perlahan sampai terbentuk gel yang jernih dan baru ditambahkan 8 tetes koriden odoris (Tabel 1.)

c. Uji daya hambat “handy gel carrota” terhadap pertumbuhan bakteri S. aureus

Suspensi bakteri uji diambil sebanyak  0,1 mL dari suspensi S. aureus pada medium  NB steril yang telah diinkubasikan selama 18-24 jam dengan menggunakan mikropipet

ke dalam cawan petri steril telah mengandung medium NA yang telah memadat. Kemudian biakan bakteri diratakan dengan drygalsky ( surface plate).

Paper disk dimasukan ke 6 macam  gel  yang mengandung ekstrak daun wortel dari  berbagai konsentrasi serta  gel  sintetis dimasukkan ke dalam petri tersebut. Penggunaan  gel  sintetis sebagai kontrol  positif dan untuk membandingkan kualitas handy gel carrota dengan gel yang dijual di  pasaran saat ini. Perlakuan dengan cara yang

sama diulangi hingga 9 kali.

d. Analisis data

Hasil penelitian yang diperoleh adalah data kuantitatif. Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan kualitas gel maka data tersebut kemudian dianalisis dengan One Way ANOVA untuk melihat ada tidaknya  beda nyata antar perlakuan, yang dilanjutan

dengan uji DMRT.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pembuatan starter  Acetobacter xylinum dan Saccharomyces cereviseae menggunakan medium berupa ekstrak  nanas, dengan alasan bahwa ekstrak ini mempunyai pH yang rendah. Selain pH,  pertumbuhan konsorsium juga dipengaruhi oleh jumlah oksigen, waktu inkubasi dan komposisi media.  Acetobacter xylinum dan S. cereviseae dimasukkan ke dalam ekstrak 

(5)

nanas dan diinkubasikan 3-4 hari. Hal ini diperkirakan  A. xylinum dan S. cereviseae telah mencapai  fase log  yaitu  pertumbuhan biakan pada waktu sel-selnya membelah diri secara mantap dengan laju yang konstan. Komposisi gula berfungsi mengikat sumber karbon bagi S. cereviseae untuk memproduksi etanol dan karbondioksida yang digunakan oleh  A.  xylinum untuk dioksidasi menjadi selulosa

[2].

Daun wortel yang telah dikeringkan diekstrak dengan akuades (melaui pemansan autoklaf) kemudian difermentasikan dengan starter dan diinkubasi selama 6 hari untuk  menarik senyawa aktif dari daun tersebut [2]. Tanda terjadinya fermentasi, terdapat gelembung pada ekstrak daun wortel. Hasil  pengukuran pH pada fermentasi daun wortel adalah 4,05 sedangkan pH pada ekstrak  wortel yang tidak difermentasi adalah 6,85.  pH asam menunjukkan terjadi fermentasi.

Daun wortel yang telah difermentasi ekstraknya diambil dan disentrifugasi. Hasil sentrifugasi dipekatkan dengan freeze drying  selama 48 jam. Hasil yang diperoleh, berupa cairan kental (ekstrak yang pekat) karena air   pada hasil fermentasi daun wortel teruapkan,

sehingga dapat dilakukan perlakuan  perbedaan konsentrasi.

Sediaan produk dalam bentuk gel, memiliki beberapa keunggulan, yaitu gel lebih mudah tersebar merata keseluruh tangan daripada padat. Ikatan (kontak)

antara zat aktif dengan kulit yang diolesi lebih tahan lama daripada bentuk cair. Pada formulasi gel, ekstrak fermentasi daun wortel sebagai bahan aktifnya. HPMC digunakan sebagai basis membuat gel, Metil  paraben digunakan sebagai pengawet,  propilen glikol untuk homektan (menghomogenkan campuran gel) dan untuk  meningkatkan viskositas gelnya. Koridenodoris digunakan sebagai pewangi. Alkohol 70 %, digunakan untuk  mempercepat penguapan, agar tidak lengket. Berdasarkan hasil ulangan 9 kali, rerata zona hambat pertumbuhan S. aureus selama 24 jam (Tabel.2), secara umum rata-rata zona hambat yang semakin besar  konsentrasi zat aktif (ekstrak daun wortel), maka akan semakin besar pula luas zona hambat yang dihasilkan. Penggunaan alkohol 70%, tidak cukup signifikan mempengaruhi S. aureus, karena pada konsentrasi zat aktif 0%, rata

 – 

rata zona hambatnya hanya 10 ± 17 mm2. Konsentrasi 25 % ekstrak fermentasi daun wortel menunjukkan hasil yang lebih baik dari pada handy gel  sintetis. Selanjutnya dilakukan analisis statistik menggunakan ANAVA untuk mengetahui apakah perbedaan  perlakuan sangat signifikan atau signifikan atau tidak signifikan. Berdasarkan uji statistik dengan ANAVA, menunjukkan adanya perbedaan perlakuan sangat signifikan.

(6)

Tabel 2. Rerata zona hambat pertumbuhan S. aureus selama 24 jam

Berdasarkan uji DMRT, perlakuan 25%  berbeda nyata dengan perlakuan 20%, 15%, 10%, 5 % dan 0%. Perlakuan 20%, berbeda nyata dengan 10%, 5% dan 0%, namun tidak   berbeda nyata dengan 15%. Perlakuan 15%  berbeda nyata dengan perlakuan 10%, 5%, dan 0%. Perlakuan 10% berbeda nyata dengan perlakuan 5% dan 0%. Perlakuan 5% tidak berbeda nyata dengan 0%. Sehingga konsentrasi ekstrak fermentasi daun wortel yang efektif untuk membuat handy gel carotta adalah 25%, 15%, dan 10%. Pada konsentrasi 25%, zona habatnya sudah melebihi zona hambat  gel  sintesis (dengan zat aktif irgasan 0,1%)

KESIMPULAN

 Handy gel carrota mampu dijadikan sebagai produk kesehatan terhadap  staphylococcus aureus. konsentrasi zat aktif 

yang efektif untuk membuat handy gel  carotta adalah pada konsentrasi 25%, 15%,

dan 10%. Pada konsentrasi 25%, zona hambatnya sudah melebihi zona hambat  gel  sintesis (dengan zat aktif irgasan 0,1%)

DAFTAR PUSTAKA

[1] Cahyono, D. 2003. Wortel, Teknik   Budidaya dan Analisis Usaha Tani.

http://books.google.co.Id/books?id.Diaks es pada tanggal 14 Maret 2009.

[2] Kasim, E.,T. Yulineri., R. Hardiningsih., E.Triana., dan R.N.R. Napiyupulu. 2005.  Daya Anti Staphylococcus aureus dari  Fermentasi Beberapa Jenis Tumbuhan Obat . Jurnal Biologi Indonesia 3 (9): 397-404.

[3] Lestrari, C.M.S., E.Purbowati dan T. Susanto.2004.  Budidaya Kelinci  Menggunakan Pakan Limbah Industri  Pertanian Sebagai Salah Satu Alternatf   Pemberdayaan Petani Miskin.

http://ntb.litbang.deptan.go.id/ind/2004/  NP/budidayakelinci.doc. Diakses pada

tanggal 16 September 2009.

[4] Salasia,S.I.O., M.H.Wibowo, dan Khusnan. 2005.  Karakterisasi Fenotipe  Isolat Staphylococcus aureus dari Sample Susu Sapi Perah Mastitis Subklinis. J.Sain Vet 23 (2): 73.

[5] Sweetman, S.C. 2002. The Complete  Drug Reference. 33rd edition.

Pharmaceutical Press. London. Perlakuan

 Handy gel Carrota dengan berbagai konsentrasi ekstrak fermentasi

daun wortel Kontrol

(handy gel sintesis 0,1 % irgasan ) F1

(0%) F2 (5%) F3 (10%) F4 (15%) F5 (20%) F6 (25%)

Gambar

Tabel 1. Rancangan formula sediaan gel ekstrak daun wortel
Tabel 2. Rerata zona hambat pertumbuhan S. aureus selama 24 jam

Referensi

Dokumen terkait

Kesimpulan hasil penelitian yang telah dilakukan atas variabel Persepsi Peran Etika dan Tanggung Jawab Sosial, Sifat Machiavellian, dan Preferensi Risiko, dan

permainan tradisional kasti bahwa team bermain dengan cara memulai permainan diawali oleh pemukul yang memukul bola di atas cone (Tiang penyimpan bola), setelah memukul

Cornelia (2008) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa hasil penilaian konsumen atas kualitas layanan akan membentuk pola loyalitas konsumen yang apabila

Setelah muatan jatuh ke sungai (+ 60 peti kemas), Tongkang kembali normal dengan draft yang sudah tinggi dan Tongkang segera ditarik ke Pelabuhan Talang Duku/Jambi untuk

Investasi yang berorientasi padat karya akan berakibat pada semakin besarnya penyerapan tenaga kerja dibandingkan dengan investasi padat modal (Icovoiu, 2012 : 38).

Penelitian ini menggunakan metode desain, realisasi kemudian diimplentasikan dan dilakukan pengujian dan pengukuran sehingga menghasilkan suatu Antena Bowtie pada

Oleh karena itu, diharapkan terdapat sumber belajar yang menarik, interaktif dan dapat membantu siswa dalam memahami dan terbiasa dengan pelajaran bahasa Arab sehingga nilai

Perlakuan dengan penambahan isolat bakteri pelarut fosfat menunjukkan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan kontrol tanah kuning. Kombinasi antara bakteri