www.ilmutasawuf.com
www.ilmutasawuf.com
www.ilmutasawuf.com
www.ilmutasawuf.com
www.ilmutasawuf.com
www.ilmutasawuf.com
www.ilmutasawuf.com
www.ilmutasawuf.com
www.ilmutasawuf.com
www.ilmutasawuf.com
www.ilmutasawuf.com
www.ilmutasawuf.com
lSBN 176-3?9-aq-90at-0
llilillllrIrillfl]rililrilt
9
789792 490220 >www.ilmutasawuf.com
www.ilmutasawuf.com
www.ilmutasawuf.com
www.ilmutasawuf.com
www.ilmutasawuf.com
www.ilmutasawuf.com
www.ilmutasawuf.com
www.ilmutasawuf.com
www.ilmutasawuf.com
www.ilmutasawuf.com
www.ilmutasawuf.com
www.ilmutasawuf.com
ISI
BUKU
DUNIA
-
ITPedoman Transliterasi
-
5Hidup di Dunia Hanya Sementara
-
11Bahaya Berpikiran Hedonis
-
19Setiap Jiwa Ada Ajalnya
-
21Hakikat Kematian
-
28Kematian Sangat Sering Dilupakan
-
30Manusia Cerdas Menurut Rasulullah Saw
-
36--:,41
Tanda-tanda Husnul-Khatimah yang Dapat Dilihat Setelah wafat
-
42i
www.ilmutasawuf.com
www.ilmutasawuf.com
www.ilmutasawuf.com
www.ilmutasawuf.com
www.ilmutasawuf.com
www.ilmutasawuf.com
www.ilmutasawuf.com
www.ilmutasawuf.com
www.ilmutasawuf.com
www.ilmutasawuf.com
www.ilmutasawuf.com
www.ilmutasawuf.com
Prof. Drs. K.H. MasdarHilmy
Hal-hal yang Menyebabkan S0'ul-Khdtimah
-
43a.
MenundaTobat-43
b.
PanjangAngan-angan-43c.
Cinta Maksiat-
44Terhapusnya Dosa karena Musibah dan Ujian
-
45Cara Menghadapi Musibah
-
46Sabar Adalah Anugerah Ilahi
-
47Shadaqah Menghapus Dosa
-
48Shadaqah kepada Kerabat Bernilai Dua
Pahala-49
Shadaqah Harus karena Allah-
50Setiap Perbuatan Baik Adalah Shadaqah
-
50Berbuat Kebaikan Apa Pun Bentuknya Adalah Shadaqah
-
52Perintah Keutamaan Bershadaqah
-
52Pentingnya Muhdsabah
-
60Persiapan Menghadapi Kehidupan Akhirat
-
61a)
Kehidupan Alam Kubur-
61b)
Menyaksikan Catatan-catatan Amal Selama di Dunia-
62TEAI.AMBAT._ 65 Syarat, Cara, dan Sikap Orang yang Berakhlak
-
65Sikap-sikap Orang yang Mengikuti Alquran
-
66Luasnya Kasih Sayang Allah SWT
-
67Perhatikan dan Renungkan Firman-firman Allah
-
68www.ilmutasawuf.com
www.ilmutasawuf.com
www.ilmutasawuf.com
www.ilmutasawuf.com
www.ilmutasawuf.com
www.ilmutasawuf.com
www.ilmutasawuf.com
www.ilmutasawuf.com
www.ilmutasawuf.com
www.ilmutasawuf.com
www.ilmutasawuf.com
www.ilmutasawuf.com
ffi
.Verath Hus nul Khatimah
Bimbingan Cara mengingat Mati
-
711.
Menjenguk Orang Sakit-
722.
Bertakziyah kepada Orang yang Meninggal Dunia-3.
Ziarah Kubur-
744.
Memantapkan Iman kepada Hari Akhirat-
75Rela dengan Apa yang Telah Ditentukan Allah
-
7ZSegera Tunaikan Hak-hak Orang
Lain*77
Menyegerakan Wasiat
-
78 Syarat-syarat Wasiat-
79 Ketentuan-ketentuan Wasiat-
79Cara Menghadapi Orang yang Sakit Kritis
-
801.
Membaringkan orang yang sakit menghadap kiblat-
g02.
Menghadirkan keluarga orang yang sakit*
g13.
Mentalqinkan orang yang sakit-
8l
4.
Memperbanyakmembacadoa-82
5.
Mengingatkan orang yang sakit untuk berbaik sangka kepada Allah-
82AMAL
SALiH
SEBAGAI BEKAL-
85Pengertian Amal Salih
-
85Amal Salih yang Memasukkan ke Surga
-
87Amal Salih dalam Rumah Tangga
-
88Amal Salih kepada Ibu-Bapak
-
89Amal Salih Bersilaturahmi
-
91Amal Salih Penghapus Dosa
-
92,:;iilil$i
www.ilmutasawuf.com
www.ilmutasawuf.com
www.ilmutasawuf.com
www.ilmutasawuf.com
www.ilmutasawuf.com
www.ilmutasawuf.com
www.ilmutasawuf.com
www.ilmutasawuf.com
www.ilmutasawuf.com
www.ilmutasawuf.com
www.ilmutasawuf.com
www.ilmutasawuf.com
Prof. Drs. K.H. Masdar HilmY
Amalan-amalan yang Menghasilkan Pahala
-
93Amalan-amalan yang Dapat Menghapuskan Dosa
-
100Shalat Lima Waktu dan Shalat Jumat Menghapuskan
Dosa-dosa-
100Puasa Membebaskan Dosa-dosa
-
107Ibadah Haii dan Umrah Menghapuskan Dosa-dosa
-
110;;1r3
Empat Tingkatan yang Tergolong Riya'
-
113Tingkat Keikhlasan Ada Tiga
-
114Dasar Diterimanya Amal (Perbuatan) Seseorang
-
115Tanda-tanda Keikhlasan
-
116Tetap Memperoleh Pahala Walaupun Amal Tidak Dilaksanakan atau Diselesaikan
-
122Pengalaman Kerja dan Aktivitas Akademis
-
129Karya-karya Prof. Drs. K.H. Masdar Helmy
-
130www.ilmutasawuf.com
www.ilmutasawuf.com
www.ilmutasawuf.com
www.ilmutasawuf.com
www.ilmutasawuf.com
www.ilmutasawuf.com
www.ilmutasawuf.com
www.ilmutasawuf.com
www.ilmutasawuf.com
www.ilmutasawuf.com
www.ilmutasawuf.com
www.ilmutasawuf.com
Prof. Drs. K.H. Masdar Hilmy
Jawabnya: tidak ada! Setiap manusia pasti mati. Mereka
mengalami
kematian
sesuai dengantakdir-Nya. Tidak
manusia, semua makhlukAllah yang hidup akan mati, binasa, kekal, dan kata-kata fana lainnya, entah menimpa jin, setan, semesta, dan sebagainya. Allah SWT berfirman: ... Sesungguhnya
kita (yakni,manusia) adalah
milik
Altah
dankita pasti
kembalikepada-Nya,... (QS al-Baqarah, 2:156). Pengertian kembali kepada-Nya
berarti
keluardari
alam duniauntuk
menghadapAllah
dan memasuki kehidupan berikutnya. Kematian yang biasakita
lihathanyalah sekadar terpisahnya
jiwa
dan raga. Kehidupan akhiratadalah alam kehidupan yang abadi dan tiada akhir.
Kematian, yang setiap manusia tidak dapat lari darinya, meru-pakan suatu peralihan saja dari alam dunia
ke "dunia lain," yakni. kampung akhirat, tempat tinggal yang sebenarnya. Kematian telah memutuskan hubungan seseorang
dengan
tatanan dunia, termasuk
tu-buhnya yang ada dalam tatanan ini. Saat hubungan antara tubuh dan ruh terputus
setelah kematian, ruh mulai berhubungan dengan gambaran akhirat. Tabir di depan matanya tersinekap. Kemudian sadarlah
www.ilmutasawuf.com
www.ilmutasawuf.com
www.ilmutasawuf.com
www.ilmutasawuf.com
www.ilmutasawuf.com
www.ilmutasawuf.com
www.ilmutasawuf.com
www.ilmutasawuf.com
www.ilmutasawuf.com
www.ilmutasawuf.com
www.ilmutasawuf.com
www.ilmutasawuf.com
Prof. Drs. K.H. MasdarHilmy
berakhirlah segala kenikmatan yang telah dan tengah dicicipi *u-.1, nusia. Orang bijak berkata, "sesungguhnya Allah hanya rnemberi satu kenikmatan saja kepada manusia, yakni nafas." Begitu
-W
berhenti, tidak ada lagi yang namanya kenikmatan itu. Itulah sebdbil:''nya Nabi Muhammad saw. mengatakan bahwa sesuatu yang bisa memutus segala kenikmatan adalah kematian, meskipun secara
ha-kiki Allah sajalah yang mencabut semua itu. Anehnya, sesuatu ini-lah yang paling sering dilupakan dan tidak diingat oleh manusia.
Seringkali gebyar gemerlap kehidupan duniawi mudah mem-buat manusia terlena dan tak sadar diri pada kehidupan hakiki.
Apa-lagi, tatkala begitu banyak perlengkapan hidgp dengan segala macam kemajuan, kemudahan, dan kenikmatannya semakinrmengepung
ki-ta
di
dunia modern yang materialistisdan serba hedonis ini. Semua
itu
kerap menggoda dan melengahkan manusia. Muncullah berbagai prinsip hidup sesatseperti
materialisme
(hidup
hanya bertujuanuntuk
mencapai kemajuanmateri), hedonisme (hidup hanya ber-tujuan untuk mencapai kesenangan dan kenikmatan) , permisiuisme (hidup yang
serba membolehkan apa saja), dan
se-www.ilmutasawuf.com
www.ilmutasawuf.com
www.ilmutasawuf.com
www.ilmutasawuf.com
www.ilmutasawuf.com
www.ilmutasawuf.com
www.ilmutasawuf.com
www.ilmutasawuf.com
www.ilmutasawuf.com
www.ilmutasawuf.com
www.ilmutasawuf.com
www.ilmutasawuf.com
Ir
b
t
Meraih HusnulKhatimah
,*:1bierbaSai prestasi dunia, harta melimpah ruah, karier melejit,
istri
W**pti!
dan jabatan yang tinggi akan sia-sia belakabila
ia justrutffi$$,$*a
selamanva sesudah mati.1'riri!1'riliril':;'ii
'
Pemikiran sempit yang hanya terpaku oleh kehidupan duniawijustru menjadi simbol dari kedunguan yang sangat. Allah SWT
ber-firman: Kehidupan yang kemudian
(akhirat)
sungguhlebih
baik bagimu dari yang permulaan (dunia).Dan
Tuhanmu pasti mem-berimu (apa) yang menyenangkan bagimu (QS adh-Dhuh8, 93:4-5).Untukitu, Nabi Muhammad saw. memberikan rumusan berbeda
(tetapi tidak kontroversial) tentang siapa sesungguhnya manusia cerdas itu. Siapakah manusia paling cerdas (the true brilliant man)
di
muka bumi ini? Manusia paling cerdas adalah yang terbanyak mengingat kematian dan yang terbanyak persiapannya untuk meng-hadapi kematian. Dengan mengingat kematian, kehidupannya di du-nia dikelola tidak hanya sebagai kesenangan, tetapi iuga sebagailadang beramal salih sebanyak-banyaknya.
Dengan mengelola keseimbangan hidup, diperolehlah kemuliaan dunia dan keselamatan di akhirat. Ia sangat menyadari bahwa per-jalanan di akhirat yang jauh dan abadi tentu membutuhkan bekal yang jauh lebih banyak lagi dibandingkan di dunia. Karena itu, ke-cerdasan yang sering dipahami manusia akan bermakna bila diiringi
dengan kecerdasan memikirkan nasib di akhirat.