• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Komunikasi

Dalam kehidupan sehari-hari, hampir tidak mungkin manusia yang biasa disebut dengan makluk sosial hidup tanpa berkomunikasi. Komunikasi dilakukan manusia di hampir setiap tempat dan aktivitas.

Berkomunikasi ialah menyampaikan pikiran dan perasaan kepada orang lain dan dengan penyampaian pikiran maupun perasaan, komunikator akan merasa tidak terbebani lagi oleh pikiran dan perasaan tersebut.

Secara personal, komunikasi merupakan sarana yang mampu mendukung keberhasilan hidup setiap manusia, termasuk dalam kehidupan sosialnya dan sebagai bagian dari anggota komunitas sosial tertentu.

Menurut Schramm komunikasi sebagai interaksi dengan kedua pihak yang melakukan fungsi encoder/encoding(menyandi), interpreter/interpreting (menafsirkan), decoder/decoding(menyandi-balik), mentransmisikan dan menerima sinyal. Dan berikut model komunikasi sirkuler dari Osgood dan Schramm1 :

(2)

Pada beberapa

Gambar : 2.1

Sumber : The Process and Effect of Mass Communication.Ed. by Wilbur Schramm.Copyright © 1965 by The University Of illinous press

Proses Komunikasi sirkuler ini dapat digambarkan sebagai berikut : Pertama, pelaku komunikasi yang pertama kali mengambil inisiatif sebagai sumber/komunikator membentuk pesan (encoding) dan menyampaikan melalui suatu saluran komunikasi kepada lawan komunikasi bertindak sebagai penerima/komunikan komunikasinya adalah percakapan langsung secara tatap muka yang menjadi salurannya adalah gelombang udara. Saluran komunikasi yang digunakan dapat berbagai macam contohnya adalah telepon,surat dan lainnya.

Kedua, pihak penerima/komunikan setelah menerima pesan akan mengartikan (decoding) da menyampaikannya kembali. Kali ini ia bertindak sebagai sumber dan tanggapan atau reaksinya yang disebut sebagai umpan balik. Ketiga, pihak sumber/komunikator bertindak sebagai penerima komunikan, ia akan mengartikan

Message Encoder Interpreter Decoder Encoder Interpreter Decoder Message

(3)

dan menginterpretasikan pesan yang diterimanya dan jika ada tanggapan/reaksi, ia akan membentuk pesan dan menyampaikannya kembali ke pasangan komunikasinya.Demikianlah proses ini berlangsung secara sirkuler. Dengan demikian menurut model ini masing- masing pelaku komunikasi akan terlibat dalam proses pembentukan pesan (encoding), Penafsiran (interpreting) pesan, serta penerimaan dan pemecahan kode pesan (decoding).

Pada beberapa dekade muncul pula pengertian komunikasi menurut Widjaja, menurut beliau komunikasi2 adalah komunikasi dapat berhasil dengan baik apabila sekiranya timbul saling pengertian yaitu jika kedua belah pihak si pengirim dan penerima informasi ini dapat memahami. Namun hal ini tidak berarti kedua belah pihak harus menyetujui segala sesuatu gagasan tersebut dan yang terpenting adalah kedua belah pihak sama-sama memahami mengenai gagasan tersebut.

Penyampaian pesan kepada komunikator dengan komunikan atau sebaliknya bisa disebut dengan proses komunikasi, dimana beberapa peneliti pun sudah melakukan penelitian mengenai proses komunikasi itu terjadi.

Menurut Kincaid dan Schramm di dalam bukunya Suharsono dan Dwiantara Lucas menjelaskan bahwa proses3 adalah suatu perubahan atau rangkaian tindakan serta peristiwa selama beberapa waktu dan yang menuju sesuatu hasil tertentu.

2 Widjaja H.A.W; Komunikasi dan Hubungan Masyarakat; Jakarta; Bumi Askara; 2008; hal 8 3 Ibid; Suharsono dan Dwiantara Lucas; hal 18

(4)

Dengan demikian, proses komunikasi pada dasarnya merupakan rangkaian tindakan berlangsungnya aktivitas komunikasi mulai dari pengiriman hingga penerimaan pesan dan umpan balik (respons).

Sedangkan menurut Onong, proses4 komunikasi dibagi menjadi dua tahapan yaitu :

a. Proses Komunikasi secara Primer

Proses penyampaian pikiran dan perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang sebagai media.

b. Proses Komunikasi secara Sekunder

Proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah lambang sebagai media pertama.

Proses komunikasi ini berjalan seiring dengan fungsi serta tujuan dasar komunikasi. Manusia berkomunikasi memiliki fungsi dan tujuannya. Hal ini agar pesan yang disampaikan bisa diterima dengan baik oleh penerima pesan.

Widjaja, membagi menjadi 8 fungsi komunikasi5 yaitu : a. Informasi

b. Sosialisasi c. Motivasi

4 Effendy, Onong Uchjana; Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek; Bandung; PT. Remaja Rosdakarya; 2011; hal 11 5 Opcit. Widjaja; Hal 9

(5)

d. Perdebatan dan Diskusi e. Pendidikan

f. Memajukan kebudayaan g. Hiburan

h. Integritas

Selain itu menurut Thomas M. Scheidel, Gordin I. Zimmerman dan Rudolph F. Varderber didalam buku Suharsono dan Dwiantara Lucas membagi dalam 2 fungsi komunikasi6, yaitu :

1. Menjalin hubungan persaudaraan

Komunikasi berfungsi sebagai alat untuk menjalin hubungan persaudaraan atau kontak sosial dengan orang disekitar kita dan hal ini bisa terlihat dalam berbagai aktivitas sehari-hari.

2. Memperteguh atau menguatkan hubungan

Komunikasi berfungsi sebagai alat untuk memperteguh atau menguatkan (memupuk dan memelihara) hubungan, baik antara individu maupun kelompok yang sudah terjalin baik tetapi dikarenakan satu hal hubungan tersebut putus dan lama baru terjalin kembali komunikasi dan seperti inilah pada dasarnya komunikasi dalam rangka memperteguh atau menguatkan hubungan mereka.

6 Ibid; suharsono dan dwiantara lucas; hal 39

(6)

Komunikasi juga bertujuan untuk mengharap pengertian, dukungan gagasan dan tindakan. Kita menginginkan supaya orang lain mengerti dan memahami apa yang kita maksud.

2.1.1 Pengertian Komunikasi Verbal

Komunikasi verbal adalah bentuk komunikasi yang disampaikan komunikator kepada komunikan dengan cara tertulis atau dalam kata lain bahasa, bahasa ini bila digunakan dengan baik dapat mempengaruhi orang sekitarnya hanya dengan kata-kata saja. Komunikasi verbal yang menggunakan bahasa dalam penerapan di realitas membuat manusia menciptakan bagaimana memberi label atau simbolisasi pada dunia.

2.1.2. Pengertian Komunikasi Non Verbal

Menurut Larry A Samovar dan Richard E Porter, Komunikasi nonverbal mencakup semua rangsangan (kecuali rangsangan verbal) dalam suatu setting komunikasi, yang dihasilkan oleh individu dan penggunaan lingkungan oleh individu, yang mempunyai nilai pesan potensial bagi pengirim dan penerima, jadi defenisi ini mencakup perilaku yang disengaja juga tidak disengaja sebagai bagian dari peristiwa komunikasi secara keseluruhan, kita mengirim banyak pesan nonverbal tanpa menyadari bahwa pesan-pesan tersebut bermakna bagi orang lain.7

Komunikasi nonverbal adalah proses komunikasi dimana pesan disampaikan tidak menggunakan kata-kata. Istilah nonverbal biasanya digunakan untuk

7

(7)

melukiskan semua peristiwa komunikasi di luar kata-kata terucap dan tertulis.

8

Contoh komunikasi nonverbal ialah menggunakan gerak isyarat, bahasa tubuh, ekspresi wajah dan kontak mata, penggunaan objek seperti pakaian, potongan rambut, dan sebagainya, simbol-simbol, serta cara berbicara seperti intonasi, penekanan, kualitas suara, gaya emosi, dan gaya berbicara.9

Para ahli di bidang komunikasi nonverbal biasanya menggunakan definisi "tidak menggunakan kata" dengan ketat, dan tidak menyamakan komunikasi non-verbal dengan komunikasi non lisan. Contohnya, bahasa isyarat dan tulisan tidak dianggap sebagai komunikasi nonverbal karena menggunakan kata, sedangkan intonasi dan gaya berbicara tergolong sebagai komunikasi non verbal. Komunikasi non verbal juga berbeda dengan komunikasi bawah sadar, yang dapat berupa komunikasi verbal ataupun nonverbal.

Bahasa non verbal merupakan salah satu bentuk komunikasi yang sering digunakan dalam presentasi, dimana penyampaiannya bukan dengan kata-kata ataupun suara tetapi melalui gerakan-gerakan anggota tubuh yang sering dikenal dengan istilah bahasa isyarat atau body language. Selain itu juga, penggunaan bahasa. non verbal dapat melalui kontak mata, penggunaan objek seperti pakaian, potongan rambut, dan penggunaan simbol-simbol.

8

Ibid, hal 347 9

(8)

Komunikasi Non Verbal memiliki beberapa pengertian, antara lain merupakan sebuah proses interaksi sosial antara dua atau lebih individu yang mencoba saling mempengaruhi dalam hal ide, sikap, pengetahuan, dan tingkah laku. Selain itu komunikasi juga di definisikan sebagai proses memberitahukan dan menyebarkan pikiran-pikiran, nilai-nilai dengan maksud untuk menggugah partisipasi, agar hal-hal yang diberitahukan itu menjadi milik bersama.

Sejak lahir hingga akhir hayat manusia, komunikasi non verbal merupakan sistem simbol yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Bayi mulai memahami kata-kata ketika umur 6 bulan, akan tetapi sebelum usia tersebut sebenarnya ia sudah mengerti komunikasi non verbal. Walaupun komunikasi non verbal bersifat omnipresent (ada di mana-mana) namun ia merupakan resep penting dalam interaksi manusia.

Komunikasi nonverbal adalah cara dasar untuk menyatakan apa yang dipikirkan dan dirasa seseorang. . Untuk itu, ada beberapa penggunaan tindakan non verbal yang penting untuk disebutkan, yaitu :

1. Mengartikan Keadaan Internal

Komunikasi non verbal merupakan media untuk mengekspresikan emosi dan juga informasi yang spesifik.Seperti yang dikatakan Morreale, Spitzberg dan barge bahwa “Manusia menggunakan pesan non verbal untuk menjelaskan keadaan sosial dan emosi dari hubungan dan interaksi.

(9)

Komunikasi non verbal penting karena dapat menciptakan kesan. Misalnya dengan memperhatikan penampilan ketika hendak melakukan sesuatu, seperti hedak wawancara atau kencan penting dan lain-lain. Dan bagaimana cara kita menilai orang dari warna kulit, usia, gender, ekspresi wajah, cara berpakaian dan aksen dan bahkan cara berjabat tangan adalah salah satu peran penting dari komunikasi nonverbal dalam menciptakan kesan.

3. Mengatur Interaksi

Tindakan non verbal baik disengaja atau pun tidak dapat memberikan petunjuk mengenai percakapan kita yakni tentang bagaimana seseorang memulai percakapan dan mengakhiri pembicaraan atau bagaimana urutan atau giliran berbicara dan bagaimana seseorang dapat memiliki kesempatan berbicara dan lain sebagainya.

Komunikasi non verbal meliputi semua stimulus non verbal dalam sebuah situasi komunikasi yang dihasilkan, baik oleh sumbernya maupun penggunanya dalam lingkungan dan yang memiliki nilai pesan yang potensial untuk menjadi sumber atau penerima. Adapun batasan, proses serta peranannya dapat disederhanakan sebagai berikut:

(10)

Terkadang kita mengirimkan pesan non verbal secara tidak sengaja, misalnya mengerutkan dahi karena silaunya matahari, mungkin membuat seseorang salah mengerti bahwa anda marah.

2) Komunikasi Verbal dan Nonverbal

Komunikasi non verbal merupakan aktivitas multidimensi artinya komunikasi non verbal tidak terjadi sendiri, namun biasanya dengan pesan verbal, misalnya tindakan menggeleng disertai dengan kata-kata tidak dan lain sebagainya.

Karena pembelajaran komunikasi non verbal sudah menjadi bagian dari “budaya popular” maka akan dibahas beberapa masalah penting dan konsep yang potensial tentang komunikasi non verbal ini, Yaitu:

A. Komunikasi Nonverbal dapat Bersifat Ambigu

Terkait dengan pesan yang disengaja dan tidak disengaja, kita perlu menyadari bahwa komunikasi nonverbal dapat memiliki derajat ambiguitas – bermakna ganda- dimana tindakan nonverbal yang kita ekpresikan dapat ditafsirkan berbeda oleh orang lain. Sebagian ambiguitas ini terjadi karena komunikasi non verbal berdasarkan konteks.Misalnya ketika kita sedang berjalan dan tiba-tiba seseorang menyenggol kita dari arah belakang dan untuk motifnya kita sendiri tidak bisa langsung mengetahui apakah hal tersebut merupakan tindakan yang disengaja atau tidak.

(11)

B. Faktor-faktor yang Memengaruhi Komunikasi Nonverbal

Komunikasi nonverbal dapat dipengaruhi oleh banyak factor diantaranya latar belakang budaya, latar belakang sosial ekonomi, pendidikan, gender, usia, dan juga kecenderungan pribadi. Artinya tidak semua orang dalam budaya tertentu melakukan tindakan non verbal yang sama.

C. Komunikasi nonverbal bersifat kontekstual

Situasi atau informasi yang berbeda akan menghasilkan pesan non verbal yang bebeda pula. Misalnya bagaimana kita bertingkah laku ketika sedang berada di rumah akan berbeda dengan tindakan yang kita lakukan ketika sedang berada di tempat umum, dan lain sebagainya.

Komunikasi non verbal ( non verbal communicarion) menempati porsi penting. Banyak komunikasi verbal tidak efektif hanya karena komunikatornya tidak menggunakan komunikasi non verbal dengan baik dalam waktu bersamaan. Melalui komunikasi non verbal, orang bisa mengambil suatu kesimpulan mengenai suatu kesimpulan tentang berbagai macam persaan orang, baik rasa senang, benci, cinta, kangen dan berbagai macam perasaan lainnya. Kaitannya dengan dunia bisnis, komunikasi non verbal bisa membantu komunikator untuk lebih memperkuat pesan yang disampaikan sekaligus memahami reaksi komunikan saat menerima pesan.

Dengan memilih judul Representasi Perilaku Komunikasi Nonverbal melalui Media Sosial Path sebagai Bentuk Ekspresi Diri, peneliti memilih rujukan Perilaku Komunikasi Non verbal sebagai garis besar penelitian, sehingga arah penelitian tidak keluar jalur, dimana komunikasi Non verbal merupakan komunikasi yang

(12)

menggunakan bahasa isyarat atau body language ,salah satunya melalui gambar untuk menekankan makna dari informasi yang ingin disampaikan, Terutama pada media sosial path.

A. Ethological Approach (Pendekatan Etologi)

Menurut Darwin, emosi manusia seperti halnya emosi dari binatang dapat dilihat dari wajahnya. Darwin mengasumsikan bahwa komunikasi nonverbal dari makhluk hidup (species) yang berbeda sebenarnya adalah sama. Orang-orang yang mendukung pandangan Darwin seperti Morris, Ekman dan Friesen percaya bahwa ekspresi nonverbal pada budaya mana pun esensinya sama, karena komunikasi nonverbal tidak dipelajari tetapi bagian alami dari keberadaan manusia. Dua contoh etologis yang sering disebut-sebut adalah senyuman dan ekspresi wajah yang dapat ditemukan pada kultur mana pun juga.

B. Teori Stuktur Kumulatif

Dalam teorinya ini, Ekman dan Friesen memfokuskan analisisnya pada makna yang diasosiasikan dengan kinesic. Teori mereka disebut cumulative structure atau

meaning centered karena lebih banyak membahas mengenai makna yang berkaitan

dengan gerak tubuh dan ekspresi wajah. Mereka beranggapan bahwa seluruh komunikasi nonverbal merefleksikan dua hal: apakah suatu tindakan yang disengaja dan apakah tindakan harus menyertai pesan verbal. Hal ini dapat dicontohkan pada kasus ketika seseorang menceritakan sesuatu sambil gerak tangannya yang menunjukkan tinggi dan ekspresi wajah yang gembira. Gerak tangan yang menunjukkan tinggi ini tidak akan memiliki arti tanpa disertai ungkapan verbal, jadi

(13)

tindakan ini disengaja dan memiliki makna tertentu. Lain halnya dengan ekspresi wajah yang gembira, yang dapat berdiri sendiri dan dapat diartikan tanpa bantuan pesan verbal. Meskipun demikian, kedua tindakan tersebut telah menambahkan kepada makna yang berkaitan dengan interaksi antara kedua orang tersebut, dan ini oleh Ekman dan Friesen disebut sebagai expressive behavior.

Selanjutnya, Ekman dan Friesen mengidentifikasi lima kategori dari

expressive behavior yaitu emblem, ilustrator, regulator, adaptor, dan

penggambaran perasaan, di mana masing-masing memberikan kedalaman pada makna yang berkaitan dengan situasi komunikasi.

1. Emblem adalah gerakan tubuh atau ekspresi wajah yang memiliki nilai sama

dengan pesan verbal, yang disengaja, dan dapat berdiri sendiri tanpa bantuan pesan verbal. Contohnya adalah setuju, pujian, atau ucapan selamat jalan yang dapat digantikan dengan anggukan kepala, acungan jempol, atau lambaian tangan.

2. Ilustrator adalah gerakan tubuh atau ekspresi wajah yang mendukung dan

melengkapi pesan verbal. Misalnya raut muka yang serius ketika memberikan penjelasan untuk menunjukkan bahwa yang dibicarakan adalah persoalan serius, atau gerakan tangan yang menggambarkan sesuatu yang sedang dibicarakan.

3. Regulator adalah tindakan yang disengaja yang biasanya digunakan dalam

(14)

regulator dalam percakapan antara lain adalah senyuman, anggukan kepala, tangan yang menunjuk, mengangkat alis, orientasi tubuh, dan sebagainya, yang kesemuanya berperan dalam mengatur anus informasi pada suatu situasi percakapan.

4. Adaptor yaitu tindakan yang disengaja, yang digunakan untuk menyesuaikan

tubuh dan menciptakan kenyamanan bagi tubuh atau emosi. Terdapat dua subkategori dari adaptor, yaitu: self' (seperti menggaruk kepala, menyentuh dagu atau hidung) dan object (menggigit pinsil, memainkan kunci).. Perilaku ini biasanya dipandang sebagai refleksi kecemasan atau perilaku negatif.

5. Affect display atau Penggambaran emosi yang dapat disengaja maupun tidak,

dapat menyertai pesan verbal maupun berdiri sendiri. Menurut Ekman dan Friesen, terdapat tujuh bentuk affect display yang pengungkapannya cukup universal, yaitu: marah, menghina, malu, takut, gembira, sedih, dan terkejut. Mereka mengemukakan pula bahwa beberapa affect display yang berbeda dapat diungkapkan secara bersamaan, dan bentuk seperti ini disebut "affect bland".

2.1.3. Karakteristik Komunikasi Nonverbal

Meskipun seringkali komuniaksi verbal dan komunikasi nonverbal dilakukan secara bersamaan, namun komunikasi nonverbal nampak berbeda dari komunikasi nonverbal. Komunikasi nonverbal memiliki karakteristik yaitu10

10

(15)

1) Komunikasi nonverbal memiliki saluran lebih dari satu dan dapat dilakukan secara bersamaan pada waktu yang sama.

2) Komunikasi nonverbal bersifat analog dan berkelanjutan. Analog yang dimaksudkan adalah dapat diukur dan lebih banyak menggunakan jasmani. Kebanyakan orang tidak menggunakan ekspresi wajah,tetapi lebih cenderung kepada menggambungkan gerakan wajah.

3) Komunikasi nonverbal sangat ideal untuk mengekspresikan emosi. Komuniaksi nonverbal mungkin akan lebih sulit untuk dipahami dan dimengerti dari pada komunikasi verbal. Ada tiga sebab mengapa komunikasi nonverbal sulit untuk dipahami; pertama, seseorang menggunakan kode nonverbal yang sama untuk mengkomunikasikan berbagai makna. Kedua, seseorang menggunakan berbagai macam kode nonverbal untuk menjelaskan satu makna. Ketiga,tiap orang memiliki penafsiran berbeda untuk memaknai komunikasi nonverbal.

2.1.4. Bentuk Komunikasi Nonverbal

Komunikasi non verbal dapat dilakukan dengan berbagai cara, berikut bentuk komunikasi nonverbal dibagi menjadi 4 bagian , yaitu:11

1. Bahasa Tubuh

11

Bentuk komunikasi nonverbal diakses tanggal 8 Agustus 2015 Pukul 19.30 WIB dari

(16)

Yaitu yang berupa Ekspresi wajah,gerak kepala, gerak tangan,gerak –gerik tubuh mengungkapkan berbagai perasaan, isi hati, isi pikian, kehendak, dan sikap orang.

2. Bahasa Tanda (Sign Language)

Yaitu bahasa tanda-tanda yang dibentuk dengan menggunakan anggota tubuh manusia yang paling sering digunakan tangan dibandingkan anggota tubuh lainnya. Salah satu contoh bahasa tanda adalah bahasa isyarat yang digunakan oleh tuna rungu. Jenis bahasa ini tidak bersifat universal karena setiap tanda yang dibuat dipengaruhi oleh unsure budaya dan lingkungan di suatu Negara. Bahasa tanda disuatu Negara dapat berbeda arti dan maknanya dengan bahasa tanda di Negara lain. Bahasa tanda meliputi:

- Bendera

- Rambu – rambu lalu lintas - Aba-aba dalam olahraga - Isyarat wewangian

3. Bahasa tindakan ( Action Language )

Yaitu dimaksudkan untuk mengganti kata-kata , tetapi dapat menghantarkan makna.Misalnya :

- Menggebrak meja dalam pembicaraan - Menutup pintu keras – keras

- Menekan gas mobil kuat 4. Bahasa Objek ( Objeck Language )

(17)

Yaitu bahasa non verbal yang menggunakan objek-objek tertentu baik berupa visual seperti benda maupun berupa audio seperti music. Bahasa non verbal yang termasuk dalam kategori ini adalah:

- Benda - Pakaian - Warna

- Gambar ( foto, lukisan dan grafis )

- Musik ( musik vokal dan musik instrumen ) 2.1.5. Fungsi Komunikasi Nonverbal

Fungsi komunikasi pada umumnya menurut Deddy Mulyana dalam bukunya Ilmu komunikasi suatu pengantar mengutip Kerangka berfikir William I. Gorden mengenai fungsi-fungsi komunikasi yang dibagi menjadi empat bagian.12

1. Fungsi Komunikasi Sosial

Komunikasi itu penting membangun konsep diri kita,aktualisasi diri, kelangsungan hidup untuk memperoleh kebahagian, terhindar dari tekanan. Pembentukan konsep diri adalah pandangan kita mengenai siapa diri kita dan itu hanya bisa kita peroleh lewat informasi yang diberikan orang lain kepada kita.

Pernyataan eksistensi diri Orang berkomunikasi untuk menunjukan dirinya eksis.

Inilah yang disebut aktualisasi diri atau pernyataan eksistensi diri. Ketika berbicara, kita sebenarnya menyatakan bahwa kita ada.

12

(18)

2. Fungsi Komunikasi Ekspresif

Komunikasi ekspresif dapat dilakukan sejauh komunikasi tersebut menjadi instrument untuk menyampaikan perasaan-perasaan (emosi kita) melalui pesan-pesan nonverbal.

3. Fungsi Komunikasi Ritual

Komunikais ritual sering dilakukan secara kolektif. Suatu komunitas sering melakukan upacara-upacara berlainan sepanjang tahun dalam acara tersebut orang mengucapkan kata-kata dan menampilkan perilaku yang bersifat simbolik.

4. Fungsi Komunikasi Instrumental

Komunikasi instrumental mempunyai beberapa tujuan umum: menginformasikan mengajar,mendorong, mengubah sikap dan keyakinan dan mengubah perilaku atau menggerakan tindakan dan juga untuk menghibur (persuasif) Suatu peristiwa komunikasi sesungguhnya seringkali mempunyai fungsi-fungsi tumpang tindih, meskipun salah satu fungsinya sangat menonjol dan mendominasi. Sedangkan Komunikasi Nonverbal memiliki fungsi sebagai berikut :

1. Repitisi

Perilaku nonverbal dapat mengulangi perilaku verbal. Misalnya, Anda menganggukkan kepala ketika mengatakan “Ya”, atau menggelengkan kepala ketika mengatakan ”Tidak”, atau menunjukan arah (dengan telunjuk) ke mana seseorang harus pergi untuk menemukan WC.

(19)

Perilaku nonverbal dapat menggantikan perilaku verbal, jadi tanpa berbicara anda bisa berinteraksi dengan orang lain. Misalnya, seseorang pengamen mendatangi mobil anda kemudian tanpa mengucapkan sepatah katapun anda menggoyangkan tangan anda dengan telapak tangan mengarah ke depan (sebagai kata pengganti “Tidak”). Isyarat nonverbal yang menggantikan kata atau frasa inilah yang disebut emblem.

3. Kontradiksi

Perilaku nonverbal dapat membantah atau bertentangan dengan perilaku verbal dan bisa memberikan makna lain terhadap pesan verbal. Misalnya, anda memuji prestasi teman sambil mencibir bibir.

4. Aksentuasi

Memperteguh, menekankan atau melengkapi perilaku verbal. Misalnya menggunakan gerakan tangan, nada suara yang melambat ketika berpidato. Isyarat nonverbal tersebut disebut Affect display.

5. Komplemen

Perilaku Nonverbal dapat meregulasi perilaku verbal. Misalnya, saat kuliah akan berakhir, Anda melihat jam tangan dua-tiga kali sehingga dosen segera menutup kuliahnya.

2.1.6. Klasifikasi Komunikasi Nonverbal

Menurut Birdwhistell 65% dari komunikasi tatap muka adalah nonverbal,sementara menurut Albert Mehrabian (1981) : Makna setiap kegiatan komunikasi dihasilkan dari fungsi-fungsi: 7% pernyataan verbal, 38% bentuk vocal,

(20)

55% ekspresi wajah. Pesan yang dihasilkan oleh setiap kategori tidak berdiri sendiri, namun hadir bersamaan dengan pesan dari kategori yang lain yakni seperti pesan verbal, konteks, dan manusia sebagai penerima pesan.Banyak klasifikasi membagi pesan non verbal ke dalam dua kategori komprehensif yaitu yang dihasilkan oleh tubuh (penampilan, gerakan, ekspresi wajah, kontak mata, sentuhan, dan parabahasa) dan hal-hal seperti ruang lingkup (tempat, waktu dan sikap diam).13

A. Perilaku Tubuh

Komunikasi nonverbal yang dihasilkan oleh pengaruh tubuh ini antara lain mencakup:

1. pengaruh penampilan yakni kekuatan komunikasi untuk mendekatkan atau menjauhkan orang lain berasal dari bagaimana kita berpenampilan juga dari bahasa yang kita pergunakan.

2. menilai keindahan artinya apa yang dianggap indah pada suatu budaya belum tentu bagi budaya lainnya.

3. pesan dari warna kulit yang bisa dijadikan penanda ras.

4. pesan dari pakaian, selain sebagai pelindung pakaian juga bentuk komunikasi. Pakaian dapat digunakan untuk menampilkan status ekonomi, pendidikan, status sosial, standar moral, dll.

5. gerakan tubuh (kinesik) yaitu bagaimana manusia berdiri, duduk dan berjalan memiliki pesan non verbal yang kuat atau juga dengan menyilangkan jari, mengacungkan jempol ke atas atau ke bawah, membuat lingkaran dengan

(21)

tangan, menunjuk seeorang dll dapat memberikan arti tertentu sesuai konteksnya.

6. postur, postur sama pentingnya dengan wajah dalam menyatakan emosi seperti rasa takut. Di Jepang bungkukan yang sangat dalam menandakan rasa hormat.

B. Ekspresi wajah

Ekspresi wajah Bayi pun sebelum mengenal kata-kata pada usia 6 bulan sudah mampu membedakan ekspresi dengan melihat perubahan wajah orang tuanya.

C. Kontak mata dan tatapan

Mata sangat penting dalam komunikasi. Bahkan kalau di Amerika Serikat kurangnya kontak mata antara pasien dan penyedia jasa kesehatan akanmenimpulkan protes atau komplain. Budaya yang menggunakan kontak mata langsung antara lain seperti:Negara-negara Timur Tengah, Perancis, Jerman, dll. Sedangkan budaya yang menggunakan kontak mata sedikit antara lain seperti Korea, Jepang, Afrika, Pribumi Amerika, India Timur, dll.

D. Sentuhan

Sentuhan pun merupakan sarana komunikasi baik disentuh maupun menyentuh suatu objek tertentu.

E. Parabahasa

Nada suara manusia lebih dahsyat dari dawai atau seruling untuk menggerakkan jiwa terutama dalam 3 kategori berikut: (1). Kualitas vocal, (2). Karakteristik vocal dan (3). Pembeda vocal.

(22)

F. Ruang dan Jarak

Budaya memiliki pandangan dan penggunaan yang berbeda terhadap ruang gerak pribadi, tempat duduk dan pengaturan perabotan (mebel).

G. Waktu

Kita dapat memahami nilai budaya menegnai waktu dengan mempelajari bagaimana anggota suatu budaya memandang waktu seperti kecepatan dan ketepatannya terhadap waktu yang sangat jarang diajarkan secara eksplisit, melainkan berjalan di bawah alam sadar. Suatu konsepsi budaya mengenai waktu dapat diuji dari 3 (tiga) perspektif berbeda:

1. waktu informal,

2. Persepsi mengenai masa lalu, masa kini, dan masa depan, 3. Klasifikasi monocronic dan polychronic milik Hall. H. Sikap diam

Peribahasa Afrika menyatakan “Dalam diam kita dapat berkata-kata” artinya sikap diam dapat mengirimkan petunjuk nonverbal mengenai situasi komunikasi dimana anda berpartisipasi.Sikap diam juga membantu menyediakan umpan balik, menginformasikan baik penerima maupun pengirim mengenai kejelasan ide atau pentingnya hal tersebut dalam interaksi interpersonal secara keseluruhan.Penggunaan keheningan ini juga bervariasi dari satu budaya dengan budaya lainnya. Misalnya di Inggris, sikap diam akan diartikan sebagai ketidakyakinan, sedangkan di Igbo dianggap sebagai suatu penolakan.

(23)

2.1.7. Dimensi – dimensi Komunikasi Nonverbal

Dimensi komunikasi nonverbal mendapat perbedaan dari setiap ahli komunikasi. Namun demikian, perbedaan tersebut hanya nampak dalam pengelompokan tetapi tidak dalam isinya. Sebagai contoh Knapp dan Tubbs mengelompokan komunikasi nonverbal meliputi :

1. Gerakan tubuh atau perilaku kinesik :

- Emblem

- Ilustrator - Affect display - Regulator - Adaptor

2. Karakteristik fisik meliputi gerakan atau keadaan penampilan tubuh secara menyeluruh :

- Warna kulit, rambut

3. Perilaku meraba, kontak tubuh yang terjadi antarpribadi yang dibedakan berdasarkan kelas dan peristiwa.

4. Paralinguistik : - Kualitas suara - Vokalisasi

 Karakteristik suara  Kualifikasi suara

(24)

 Pemisahan suara 5. Proksemik

Proksemik adalah studi yang mempelajari posisi tubuh dan jarak tubuh (ruang antar tubuh sewaktu orang berkomunikasi antarpersonal).

6. Artifacts

Tindakan memanipulasi penampilan dengan berbagai perangkat untuk mempermudah komunikasi antarpribadi. Tindakan “pemalsuan” itu dilakukan untuk merangsang efektivitas komunikasi. Manipulasi dapat dilakukan melalui ialah untuk mengecoh/menambah keindahan/kejelekan penmpilan.

7. Faktor lingkungan

Lingkungan fisik merupakan faktor yang mempengaruhi komunikasi nonverbal. Contohnya adalah susunan prabot rumah tangga ,gaya arsitektur rumah,dekorasi dalam dan luar,cahaya,suara music,temperature,pengharum ruangan. Sementara itu Barker dan Collins mengelompokkan dimensi komunikasi nonverbal dalam :

a. Suasana komunikasi - Ruang/space

- Suhu, cahaya, warna b. Unsur-unsur pernyataan diri

- Pakaian

(25)

- Waktu c. Gerakan tubuh

- Bentuk-bentuk gerakan tubuh - Kontak mata

- Ekspresi Wajah

- Gerakan anggota tubuh - Penggunaan gerakan tubuh d. Unsur paralinguistic

- Karakteristik suara - Gangguan suara

Duncan dalam samovar dan Porter mengemukakan pembagian dimensi nonverbal sebagai berikut:

1. Gerakan tubuh, misalnya perilaku kinesik,gesture dan gerakan anggota tubuh termasuk ekspresi wajah, gerakan mata dan postur tubuh.

2. Paralinguistik: kualitas suara, pengaruh ujaran, suara-suara seperti tertawa,teriakan,berdengung.

3. Proksemik : persepsi pribadi maupun sosial terhadap cara penggunaan ruang dan jarak fisik ketika berkomunikasi.

4. Penciuman 5. Kepekaan kulit

6. Penggunaan artifak, seperti pakaian dan kosmetik

(26)

Tabel 2.1 Pengelompokan Komunikasi Nonverbal

Knaap dan Tubbs Barker dan Collins Duncan

1. Kinesik -Emblem -Ilustrator - Affect - Regulator - Adaptors 1. Suasana komunikasi -Ruang - Suhu,cahaya,warna 1. Gerakan tubuh 2. Karakteristik fisik - Warna rambut - Rambut 2. Pernyataan diri - Pakaian,sentuhan/peraba - waktu 2. Paralinguistik

3. Meraba 3. Gerakan tubuh

- Bentuk gerakan tubuh (kontak mata, gerakan anggota tubuh,penggunaan gerakan tubuh) 3. Proksemik 4. Paralinguistik - Kualifikasi suara - Vokalisasi (karakteristik suara, kualifikasi suara,pemisahan suara) Penciuman 5. Proksemik Kepekaan

(27)

6. Artifacts Artifak

Sumber : Data primer 2015 2.2. Ekspresi Diri

Ekspresi diri merupakan pengungkapan atau proses menyatakan yaitu dengan memperlihatkan atau menyatakan maksud,gagasan,perasaan seseorang melalui mimik wajah dan tingkah laku. Salah satu bentuk ekspresi diri adalah Ekspresi wajah yang merupakan perilaku nonverbal utama untuk mengungkapkan keadaan emosional seseorang. Ekspresi wajah meliputi pengaruh raut wajah yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara emosional atau bereaksi terhadap suatu pesan.Lazimnya wajah setiap orang menyatakan isi hati dan perasaanya. Wajah ibarat cermin dari pikiran dan perasaan. Melalui wajah orang juga bisa membaca makna suatu pesan (Liliweri,1994:145). Salah satu unsur – unsur yang mendorong ekspresi diri :

a. Agar menarik perhatian orang lain

Gambar

Tabel 2.1 Pengelompokan Komunikasi Nonverbal

Referensi

Dokumen terkait

gangguan metabolik lik karbohi'rat, %rotein ' karbohi'rat, %rotein 'an lemak 'an % an lemak 'an %erkembangan kom%lik erkembangan kom%likasi asi se9ara mi9roaskuler,

(2) Dukungan anggaran kegiatan deteksi/penyelidikan intelijen, pengamanan dan penggalangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40 huruf f, harus dibuat rencana kegiatan

Sistem pendingin primer mengambil panas dari teras reaktor, untuk kemudian dipinciahkan ke pendingin sekunder melalui alat penukar panas, dan panas tersebut dibuang ke

Inap Kelas VIP Pada Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta Dengan Metode Activity Based Costing ini dapat diselesaikan dengan baik guna memenuhi persyaratan yang diperlukan

Abstrak Pada kasus-kasus aktual di lapangan, penelitian mengenai kondisi air tanah adalah sulit untuk dilakukan, sehingga untuk mempelajari lebih lanjut mengenai tinggi muka air

Untuk menghasilkan telur dengan berat yang optimal diperlukan pakan dengan kandungan protein pakan yang tinggi, Menurut IP2TP Jakarta (2000) untuk itik periode bertelur,

Peran dan Fungsi Tenaga Kesehatan Pada Home Care.. Kondisi

Sebaiknya alokasi anggaran yang lebih mencukupi dengan pembagian yang jelas dan terperinci untuk masing-masing kegiatan kesehatan lingkungan rumah sakit (khususnya