• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kandidat Pelepasliaran 7-8 Februari 2014 Program Reintroduksi Orangutan Kalimantan Tengah di Nyaru Menteng

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kandidat Pelepasliaran 7-8 Februari 2014 Program Reintroduksi Orangutan Kalimantan Tengah di Nyaru Menteng"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Kandidat Pelepasliaran 7 - 8 Februari 2014 Program Reintroduksi Orangutan Kalimantan Tengah di Nyaru Menteng

Release Candidates 7 - 8 February 2014 Central Kalimantan Orangutan Reintroduction Program at Nyaru Menteng

(2)

/in/

Yayasan Penyelamatan Orangutan Borneo (Yayasan BOS) adalah organisasi nirlaba yang berdedikasi terhadap k onservasi orangutan Borneo dan habitatnya, bekerjasama dengan masyarakat, Kementerian Kehutanan Republik Indo-nesia, serta organisasi-organisasi mitra di seluruh dunia Didirikan sejak tahun 1991, Yaya san BOS saat ini merawat lebih da ri 754 orangutan (per Desember 2013) de ngan duku ngan 420 karyawan yang berdedikasi tinggi, serta ju ga para ahli di bidang primata, keanekaragaman hayati, ekologi, rehabilitasi hutan, agroforestri, pemberdayaan masyarakat, edukasi, dan kesehatan orangutan.

/en/

The Borneo Orangutan Survival (BOS) Foundation is an Indo-nesian non- profit organization dedicated to the conservation of the Bornean orangutan and its habitat, in cooperation with local communities, the Indonesian Ministry of Forestry and interna-tional partner organizations.

Founded in 1991, BOS Foundation is currently taking care of more than 754 orangutans (as of December 2013) with the support of 420 highly devoted staff, as well as experts in primatology, biodiversity, ecology, forest rehabilitation, agroforestry, commu-nity empowerment, education, and orangutan healthcare.

Tentang Yayasan Bos

(3)

Jane

& Jiro

/in/

Jane disita dari seorang warga di Kota Palangka Raya oleh BKSDA dan masuk Nyaru Menteng pada 9 November 1999 saat usianya masih 4 tahun dengan berat badan 13,5 kg. Jane yang sangat pemalu dan tergantung pada babysitter-nya ini kemudian mengikuti Sekolah Hutan untuk membekalinya keterampilan bertahan hidup di alam liar.

Pada 14 Juni 2002 orangutan betina ini lulus dari Sekolah Hutan dan tinggal di Pulau Kaja. Ia menjadi sangat mandiri dan gemar menjelajah. Selama di Nyaru Menteng, Jane telah melahirkan dua anak yang keduanya berjenis kelamin jantan. Jojang lahir di Pulau Kaja pada 1 Juni 2007, sementara Jiro lahir di area karantina pra-pelepasliaran pada 17 Juni 2013. Jiro lahir dalam kondisi sehat dan kini di usianya yang mengin-jak 7 bulan dengan berat badan 2,5 kilogram, sementara ibunya Jane kini berusia 19 tahun dengan berat badan 40,5 kilogram. Jiro akan pulang ke Hutan Lindung Bukit Batikap bersama ibu dan kakaknya.

/en/

Jane was confiscated from a resident of Palangka Raya by the Central Kalimantan Conservation and Natural Resources Authority (BKSDA) on Novem-ber 9, 1999 when she was 4 years old and weighed 13.5 kgs. Jane was a shy orangutan who was very dependent on her babysitter. She then joined For-est School to gain the skills would need to survive in the wild.

On June, 14 2012, Jane finished Forest School and was directly moved onto Kaja Island. She became

very adventurous and independent. During her life in Nyaru Menteng, Jane has given birth to two baby boys. Her first son is Jojang who was born on Kaja Is-land on June 1, 2007 and her youngest son is Jiro, who was born in the Pre-Release Quarantine Area on June 17, 2013.

Jiro has been very healthy since birth and is now seven months old, weighing 2.5 kgs. Jane, his mother, is also in fine health at 19 years old and weighing 40.5 kgs. Jiro will be going home with his mother and big brother.

Jane

Jojang

/in/

Jojang, putra pertama Jane, lahir di Pulau Kaja pada 1 Juni 2007. Sejak kecil Jojang diasuh dengan penuh kasih sayang oleh induknya dan mendapatkan pengajaran langsung ten-tang cara bertahan hidup di alam liar.

Jojang yang memiliki rambut tebal ini berperilaku layaknya orangutan liar. Ia tidak menyukai kehadiran manusia dan akan melakukan kiss-squeak jika merasa terusik. Jojang sudah te rampil membuat sarang meskipun masih beraktivitas dekat dengan induknya.

Kini di usia 7 tahun, Jojang yang memiliki berat badan 16 kilo-gram ini siap pulang ke hutan bersama ibu dan adiknya untuk menjadi orangutan liar muda yang mandiri di Hutan Lindung Bukit Batikap.

/en/

Jojang is Jane’s first son who was born on Kaja Island on June 1, 2007. Her mother has showered him with much love and also taught him how to survive life in the wild.

Jojang with his thick hair, already acts like a wild orangutan. He doesn’t like to be surrounded by people and will kiss-squeak towards them. Jojang very adept at living on the pre-release island and especially good in making nests. He is still moves around close to his mothers though.

Now that he is seven years old and weighs 16 kgs, he is ready to go back to his home, the Bukit Batikap Conservation For-est, together with his mother and baby brother.

Jojang

Jiro

Jane | 19 tahun, Betina | 19 years old, Female

Jiro | 7 bulan, Jantan | 7 months, Male

(4)

/in/

Zena masih berusia 5 tahun dengan berat badan 24 kilogram saat disita oleh BKSDA dari seorang warga di Jakarta pada tanggal 28 September 2002. Zena memiliki ketergantungan yang tinggi terhadap manu-sia karena telah dipelihara cukup lama. Untuk itulah Zena perlu belajar di Sekolah Hutan bersama orang-utan lain sebayanya untuk mengembalikan kemam-puan dan perilaku alaminya.

Zena melahirkan anak pertamanya yang diberi nama William pada 3 Februari 2010 di Pulau Hampapak. Zena sangat menyayangi putranya dan mampu men-didiknya sebagai orangutan liar dengan kemampuan yang dia dapatkan setelah 12 tahun tinggal di Nyaru Menteng.

Kini induk orangutan yang berambut panjang ber-warna cokelat tua ini berusia 17 tahun dengan berat badan 43 kilogram, sementara si jantan kecil William masih berusia 4 tahun dengan berat badan 8 kilogram. Tak lama lagi, William dan induknya akan pulang ke rumah sejati mereka, Hutan Lindung Bukit Batikap.

/en/

Zena was five years old and weighed 24 kgs when she was confiscated by the Central Kalimantan Conservation and Natural Resources Authority (BKSDA) on September 28, 2002. Zena had a high dependence on humans because she had been kept illegally as a pet for too long meaning that she had to join Forest School to restore her natural abilities and behaviours.

Zena gave birth to William, her first son, on Feb-ruary 3, 2010 on Hampapak Island. Zena loves her son and has been able to teach him the basic sur-vival skills that he will need in the wild, of course because she has been learning all of those skills herself in Nyaru Menteng for 12 years.

Now, this pretty brownish-haired orangutan is 17 years old and weighs 43 kgs. While her baby boy, William is now just four years old and weighs 8 kgs. Shortly, William and his mother will go back to their truest home, Bukit Batikap Conservation Forest.

Zena & William

Zena

William

Zena | 17 tahun, Betina | 17 years old, Female

William | 4 tahun, Jantan | 4 years old, Male

Kitty

Kate

/in/

Orangutan betina bernama Kitty disita oleh BKSDA dari seorang warga di Kota Palangka Raya pada tang-gal 12 Agustus 2000. Ia masih berusia 4 tahun dengan berat badan 12 kg saat pertama kali tiba di Nyaru Men-teng.

Saat menghuni Pulau Palas, Kitty merupakan orangu-tan yang lembut dan mudah bergaul dengan orang-utan lain. Kitty juga mandiri dan senang menjelajah. Pada 6 Agustus 2011 betina berkulit wajah hitam ini melahirkan anaknya yang berjenis kelamin betina. Bayi betina itu diberi nama Kate dan kini telah berusia 3 tahun dengan berat badan 5 kilogram.

Setelah 14 tahun tinggal di Nyaru Menteng, Kitty kini berusia 18 tahun dengan berat badan 40 kilograms. Induk orangutan yang berambut pendek berwarna cokelat tua ini sebentar lagi akan tinggal di Hutan Lindung Bukit Batikap bersama buah hatinya.

/en/

A female orangutan named Kitty was confis-cated by BKSDA from a resident of Palangka Raya on August 12, 2000. She was 4 years old and weighed 12 kilograms when she first ar-rived at Nyaru Menteng.

On Palas Island, Kitty was a soft orangutan and easily got along with other orangutans. Kitty was also independent and adventurous. On August 6 2011, this dark-faced female orangu-tan gave birth to a female baby. The baby was named Kate and is now 3 years old, weighing 5 kilograms .

After 14 years of living in Nyaru Menteng, Kitty is now 18 years old and weighs 40 kilogram. This short, dark brown-haired orangutan will be living in Bukit Batikap Conservation Forest along with her baby.

Kitty& Kate

Kitty | 18 tahun, Betina | 18 years old, Female

Kate | 3 tahun, Betina | 3 years old, Female

(5)

Dita & Halt

/in/

Dita adalah orangutan betina yang disita oleh BKSDA dari seorang warga di Semarang, Jawa Tengah pada tanggal 8 November 2002. Saat tiba di Nyaru Menteng, usianya masih 4 tahun dengan berat badan 17 kilogram. Dita mengawali proses rehabilitasinya di Nyaru Menteng dengan belajar di Sekolah Hutan.

Lulus dari Sekolah Hutan, Dita menempati salah satu pulau pra-pelepasliaran, yaitu Pulau Hampapak. Pada 23 Januari 2012, di Pulau Hampapak, Dita yang bermata sipit ini melahirkan anak pertamanya. Anak pertama Dita yang berjenis kelamin betina ini kami beri nama Halt. Halt yang kini masih berusia 2 tahun dengan berat badan 7 kilogram masih erat dalam gendongan induknya.

Kini Dita berusia 16 tahun dengan berat badan 45 kilogram. Sebentar lagi Dita dan putri kecilnya Halt akan segera menempati rumah sejati mereka di Hu-tan Lindung Bukit Batikap.

/en/

Dita was confiscated by the Central Kalimantan Conservation and Natural Resources Author-ity (BKSDA) from a resident in Semarang, Cen-tral Java on November 8, 2002. She arrived in Nyaru Menteng when she was four years old and weighed 17 kgs. Dita started her rehabilitation process in Nyaru Menteng by attending Forest School.

Graduating from Forest School, Dita moved onto our Pre-Release Island, Hampapak. She is one active orangutan who likes to explore and is very friendly. On January 23, 2012, Dita gave birth to her first daughter, named Halt. Halt is now two years old and weighs 7 kgs. She is always kept tucked safely in her mum’s arms.

Dita is now 16 years old and weighs 45 kgs. Dita and her little princess, Halt, will soon be back where they belong in natural habitat, their truest home, Bukit Batikap Conservation Forest.

Dita& Halt

Dita | 16 tahun, Betina | 16 years old, Female

Halt | 2 tahun, Betina | 2 years old, Female

/in/

Judy tiba di Nyaru Menteng saat usianya 6 tahun setelah disita oleh BKSDA dari seorang warga di Ka-bupaten Kapuas pada 7 Mei 2002.

Saat tinggal di Pulau Hampapak, orangutan betina berambut pendek dan berkulit wajah hitam ini sa- ngat gemar menjelajah. Meskipun pendiam, Judy senang bersahabat dengan orangutan lain.

Pada tanggal 2 Oktober 2012, Judy melahirkan anak pertamanya yang berjenis kelamin jantan, yang diberi nama Son. Judy sangat menyayangi Son. Dia juga menguasai keterampilan bertahan hidup di alam liar, yang kelak dapat diajarkannya kepada Son. Kini Judy berusia 18 tahun dengan berat badan 58 kilogram, sementara putranya Son baru berusia 2 tahun dengan berat badan 4 kilogram. Judy akan segera pulang ke hutan dan membesarkan Son lay-aknya orangutan liar di rumah sejatinya.

/en/

Judy was confiscated by the Central Kalimantan Conservation and Natural Resources Authority (BKSDA) from a resident in Kapuas Regency on May 7, 2002. She was only 6 years old back then. When she lived on Hampapak Island, she made friends with many orangutans although she her-self was a shy orangutan. Judy is an orangutan with short hair and dark face. She loves to roam the forest.

On October 2, 2012, Judy gave birth to her first baby boy named Son. Judy loves Son very much. She has already began to teach Son the basic sur-vival skills to live in the wild, which she herself has already mastered.

Now, this 58 kg orangutan is 18 years old, while Son, her baby is two years old and weighs 4 kgs. Judy will soon be back in her true home and be able to raise her baby in the real forest.

Judy

& Son

Judy

Son

Judy | 18 tahun, Betina | 18 years old, Female

(6)

/in/

Jupiter masih berusia 1 tahun dengan berat badan 4,4 kilogram, ketika disita dari seorang warga di Kota Sampit oleh BKSDA. Orangutan betina ma-lang ini tiba di Nyaru Menteng pada tanggal 13 Maret 2001 dalam kondisi tanpa induk.

Jupiter menempati Pulau Palas sejak 11 Desember 2006. Di pulau pra-pelepasliaran itu, Jupiter meru-pakan orangutan yang aktif, penjelajah yang handal dan memiliki kewaspadaan tinggi. Saat menempati Pulau Palas, Jupiter membintangi film dokumenter yang berjudul “Orangutan Island” bersama Hamlet, Mercury, Manisha dan Reno

Pada 29 April 2013, Jupiter melahirkan anak per-tamanya yang berjenis kelamin betina, yang diberi nama Julfa. Jupiter kini berusia 14 tahun dengan berat badan 42 kilogram, sementara Julfa berusia 9 bulan dengan berat badan 4 kilogram. Dengan pengalaman yang dimilikinya setelah 13 tahun ting-gal di Nyaru Menteng, Jupiter akan mendidik pu-trinya Julfa menjadi orangutan liar sejati di rumah baru mereka, Hutan Lindung Bukit Batikap.

Jupiter

Julfa

/en/

Jupiter was only a year old, and weighed 4.4 kilo-grams when she was confiscated from a resident of Sampit by BKSDA. This poor female orangu-tan arrived in Nyaru Menteng on March 13, 2001, without her mother.

Having gone through Forest School, Jupiter has been living on Palas Island since December 11, 2006. Whilst on the pre-release island, Jupiter was an active orangutan and reliable adventurer. This narrow-eyed female orangutan rarely mingled with other orangutans. Despite that, she was one of the stars of documentary “Orangutan Island” along with Hamlet, Mercury, Manisha, and Reno. On April 29, 2013, Jupiter had her first female baby named Julfa. Jupiter is now 14 years old and weighs 42 kilograms, while Julfa is now 9 months and weighs 4 kilograms. From her experience of 13 years living in Nyaru Menteng, Jupiter will teach her daughter, Julfa how to be a true wild orangutan in their new home, Bukit Batikap Con-servation Forest.

Jupiter & Julfa

Joys

Joys

/in/

Joys disita oleh BKSDA dari seorang warga Kota Ban-jarmasin, Kalimantan Selatan, pada tanggal 10 No-vember 2003. Saat tiba di Nyaru Menteng, usianya 8 tahun dengan berat badan 33 kilogram. Terdapat bekas luka di lehernya akibat jeratan rantai besi se-lama dipelihara oleh pemiliknya.

Joys cukup lama tinggal di Pulau Hampapak dan be-lajar banyak tentang cara bertahan hidup di hutan di pulau pra-pelepasliaran. Orangutan betina berambut panjang berwarna cokelat tua ini merupakan orang- utan yang bersahabat terhadap orangutan lain. Joys kini berusia 19 tahun dengan berat badan 53 kilogram. Sepuluh tahun sudah dia tinggal di Nyaru Menteng dan lulus dari Sekolah Hutan dengan hasil yang baik. Kini tiba waktunya untuk Joys hidup se-bagai orangutan liar sejati di habitat alaminya, di Hu-tan Lindung Bukit Batikap.

/en/

Joys was confiscated by BKSDA from a resident of Banjarmasin, South Kalimantan, on November 10, 2003. When she arrived at Nyaru Menteng, she was a 33 kilogram, 8 year-old orangutan. There was a scar on her neck caused by the chains used to tie her when she was kept illegally as pet. Joys spent quite a long time on Hampapak Island and has learnt so much about how to survive in the forest whilst on the pre-release island. This long brown-haired female is very friendly with other orangutans.

Joys is now 19 years old and weighs 53 kilograms. She has spent ten years in Nyaru Menteng and successfully graduated from Forest School. Now it is time for Joys to live her life as a true wild orangutan in her true habitat, in the forest of Bukit Batikap.

19 tahun, Betina | 19 years old, Female

Jupiter | 14 tahun, Betina | 14 years old, Female

Julfa | 9 bulan, Betina | 9 months old, Female

(7)

Mercury

/en/

This male orangutan was confiscated by BKSDA from a resident of Muara Teweh Village, Barito Utara Regency, who illegally kept him as pet on August 5, 2002. Mercury was 1.5 years old and weighed 4.4 kilograms at the time. He was dehy-drated, and was suffering from fever and accute diarrhea.

Mercury received intensive care from the Medical Team and after two months of fighting the illnesses he had contracted whilst in captivity, Mercury was declared healthy and cleared to join Forest School. This short-haired orangutan with round eyes grad-uated from Forest School in 2007, and lived on Palas Island going through the whole pre-release process. In the documentary “Orangutan Island”, Mercury was known as a member of “The Bandit Boys”.

Now, at 13 years old and weighing 48 kilograms, Mercury is ready to live independently in his new home in Bukit Batikap Conservation Forest.

/in/

Orangutan jantan ini disita oleh BKSDA dari se-orang warga Desa Muara Teweh, Kabupaten Barito Utara, yang menjadikannya hewan peliharaan pada tanggal 5 Agustus 2002. Saat itu Mercury masih berusia 1,5 tahun dengan berat badan 4,4 kg. Ia mengalami dehidrasi, demam, dan diare akut. Mercury mendapatkan perawatan intensif dari Tim Medis dan setelah 2 bulan melewati masa-masa sulit melawat sakit, Mercury dinyatakan sembuh dan dapat bergabung di Sekolah Hutan.

Orangutan jantan berambut pendek dengan mata bulat ini lulus dari Sekolah Hutan pada tahun 2007 dan menempati Pulau Palas untuk mengikuti tahap pra-pelepasliaran. Di film dokumenter “Orangutan Island”, Mercury dikenal sebagai salah satu ang-gota “The Bandit Boys”.

Kini di usianya yang ke-13 tahun dengan berat badan 48 kilogram, Mercury siap pulang ke rumah barunya di Hutan Lindung Bukit Batikap untuk hi-dup lebih mandiri.

Mercury

13 tahun, Jantan | 13 years old, Male

Hamlet

Hamlet

/en/

Hamlet was confiscated by BKSDA Central Ka-limantan from a resident of Palangka Raya. He was then sent to Nyaru Menteng for rehabilita-tion on November 3, 2000 when he was 3 years old and weighed 9 kilograms.

In Nyaru Menteng, Hamlet went through all the rehabilitation process from Forest School, up until 2006 when he was placed on Palas Is-land with other orangutans.

Living in Palas Island, along with Komo and Daisy, Hamlet starred in a documentary enti-tled “Orangutan Island”.

After 14 years of living in Nyaru Menteng, Hamlet has learnt so much about how to sur-vive in the wild. He is now 17 years old and weighs 65 kilograms. This handsome, active and adventurous orangutan will shortly be exploring his true home in the forest of Bukit Batikap.

/in/

Hamlet disita oleh BKSDA Kalimantan Tengah dari seorang warga Kota Palangka Raya. Ia diserahkan ke Nyaru Menteng untuk menjalani rehabilitasi pada tanggal 3 November 2000 saat usianya masih 3 tahun dengan berat badan 9 kilogram.

Di Nyaru Menteng, Hamlet melalui semua tahapan proses rehabiltas dari Sekolah Hutan hingga pada tahun 2006 ia ditempatkan di Pulau Palas bersama orangutan lainnya.

Saat menghuni Pulau Palas, bersama Komo dan Daisy, Hamlet membintangi film dokumenter berjudul “Orangutan Island”.

Setelah 14 tahun lamanya tinggal di Nyaru Menteng, Hamlet telah banyak belajar tentang cara bertahan hidup di alam liar. Kini usianya sudah 17 tahun de- ngan berat 65 kilogram. Tak lama lagi, orangutan jan-tan tampan yang aktif dan gemar menjelajah pulau ini akan segera menjelajah rumah sejatinya, rimba Bukit Batikap.

(8)

Reno

Reno

/en/

Confiscated by BKSDA from a resident of Palan-gka Raya on April 13, 2002, Reno was a 2.5 year-old orangutan weighing 7 kilograms. This young male orangutan arrived in Nyaru Menteng with-out his mother. After being cared for in quaran-tine, Reno entered Forest School to regain his natural behavior and learn new forest skills. Reno graduated from Forest School in 2007, and went onto join the final pre-release process on Palas Island. Reno was an active explorer of Palas Island and was respected by other male orangu-tans. He also attracted a lot of female orangutans on the island, one of them being Manisha. Reno, too, was one of the stars of the documentary “Orangutan Island”.

Now Reno is a 14 year-old orangutan weighing 54 kilograms. Little Reno has grown into a male adult orangutan with cheekpads and dominant behavior. Reno will be able to explore his true home in Bukit Batikap Conservation Forest in no time and be together with Manisha.

/in/

Disita oleh BKSDA dari seorang warga kota Palangka Raya pada 13 April 2002, saat itu usia Reno masih 2,5 tahun dengan berat badan 7 kilogram. Anak orang-utan jantan ini tiba di Nyaru Menteng dalam kondisi yatim piatu. Selepas masa karantina, Reno mengikuti Sekolah Hutan untuk mendapatkan kembali kemam-puan dan perilaku alaminya.

Reno lulus dari Sekolah Hutan pada tahun 2007 dan kemudian mengikuti tahap pra- pelepasliaran di Pulau Palas. Di Pulau Palas Reno sangat aktif menjelajah dan disegani oleh orangutan jantan lainnya. Ia juga cukup banyak memikat orangutan betina di pulau, salah satunya adalah Manisha, dan membintangi film do-kumenter berjudul “Orangutan Island” bersamanya. Kini Reno berusia 14 tahun dengan berat badan 54 kilogram. Reno kecil telah tumbuh menjadi orangutan jantan dewasa dengan cheekpads yang mulai muncul dan perilaku yang dominan. Tak lama lagi Reno akan pulang ke rumah sejatinya, Hutan Lindung Bukit Ba-tikap, untuk menjelajah dan berkumpul kembali ber-sama Manisha.

14 tahun, Jantan | 14 years old, Male

Manisha

/in/

Disita dari warga Kota Palangka Raya, Manisha tiba di Nyaru Menteng pada 12 Agustus 2000. Saat itu orang-utan betina ini masih berusia 3 tahun dengan berat badan 14,5 kg. Ia tiba dalam kondisi tanpa induk dan sangat lemah.

Manisha mulai menghuni Pulau Palas pada tahun 2007. Ia gemar menjelajah pulau dan sangat terampil dalam mencari pakan alami. Makanan favoritnya adalah kulit kayu dan rayap. Saat musim kering di pulau, Manisha sangat senang bermain lumpur. Di Pulau Palas, ber-sama Reno, orangutan jantan yang menarik hati nya, Manisha membintangi film dokumenter berjudul “Orangutan Island”.

Kini si cantik Manisha berusia 17 tahun dengan berat badan 52 kg. Orangutan betina dengan kulit wajah hi-tam dan tatapan mata yang tajam ini tak lama lagi akan membuktikan kemandiriannya di hutan yang sesung-guhnya, Hutan Lindung Bukit Batikap.

/en/

Confiscated from a resident of Palangka Raya, Manisha arrived at Nyaru Menteng on August 12, 2000. She was four years old and weighed only 14.5 kg. The motherless young was also very weak.

Manisha started her life on Palas Island in 2007. She loves exploring the island and is very skilled in looking for wild natural foods. Her favourite food is wood bark and termites. When it’s dry season on the island, Manisha also loves to play in the mud. Living on Palas Island, with Reno, a male orangutan, Manisha starred in a documentary entitled “Orangutan Island”.

Now the beautiful Manisha is 17 years old and weighs 52 kg. The female with a dark face and sharp stare soon will put her independence into practice in the real forest of Bukit Batikap.

Manisha

(9)

/en/

Sarita arrived in Nyaru Menteng on May 31, 2001. She was six years old when confiscated from a res-ident of Jakarta and was only 13.5 kgs back then. She lived in Palas Island after finishing her time in Forest School. On Palas Island, she became a clever explorer. Despite her petite body, Sarita is very well known because she is very agile and vigilant.

Sarita has special physical characteristic, which are small bumps on her forehead. She is now 19 years old and weighs 36 kgs. During her 13 years of living in Nyaru Menteng, Sarita has learnt a lot of survival skills to be able to live in the real forest. In a few days time, she should be able to prove her independence and capabilities as a true wild orangutan who will live in the Bukit Batikap Con-servation Forest.

/in/

Sarita masuk ke Nyaru Menteng pada tanggal 31 Mei 2001, setelah disita oleh BKSDA dari seorang warga kota Jakarta. Saat itu orangutan betina beram-but panjang ini masih berusia 6 tahun dengan berat badan 13,5 kilogram.

Setelah lulus dari Sekolah Hutan, Sarita menghuni Pulau Palas dan menjadi penjelajah yang handal di pulau itu. Meskipun bertubuh kecil, Sarita terkenal gesit dan memiliki kewaspadaan yang tinggi.

Sarita yang memiliki ciri fisik berupa tonjolan kecil di dahinya ini kini berusia 19 tahun dengan berat badan 36 kilogram. Selama 13 tahun tinggal di Nyaru Men-teng, Sarita telah mempelajari banyak keterampilan bertahan hidup di hutan. Kini tinggal menghitung hari untuk membuktikan kemampuan dan kemandir-iannya sebagai orangutan liar sejati di Hutan Lindung

Bukit Batikap.

Sarita

Sarita

19 tahun, Betina | 19 years old, Female

/en/

Noor is the very first orangutan to arrive in Nyaru Menteng when it was founded in 1999. This female orangutan arrived on August 23, 1999, confiscated by the Central Kalimantan Conservation and Nat-ural Resources Authority (BKSDA) from a resident of Palangka Raya. Noor was only two years old and weighed 6 kgs at that time.

After passing through the quarantine and Nursery Group two years later, this active little orangutan joined the Forest School. She graduated from Forest School in 2003, and was moved onto our Pre-Release Island, Palas. Noor, who has round eyes with black skin loves to play with other orang-utans. Her close friends are Miss Owen and Praya. Noor is very good at climbing and also at finding wild fruits and termites. She also is not afraid of wa-ter like other orangutans. Noor is often seen bath-ing in River Rungan, submergbath-ing herself right up to her neck and catching fruits that are sometimes carried by the current of the river.

Now she is 17 years old and weighs 68 kgs. She doesn’t like to be surrounded by people and will kiss-squeak to show her dissatisfaction. Being so independent and wild now enables her to be re-turned back to her true home, Bukit Batikap Con-servation Forest.

/in/

Noor adalah individu orangutan pertama yang ma-suk ke Nyaru Menteng sejak didirikan tahun 1999. Orangutan betina ini tiba di Nyaru Menteng pada tanggal 23 Agustus 1999, setelah disita oleh BKSDA dari seorang warga Kota Palangka Raya. Saat itu us-ianya masih sekitar 2 tahun dengan berat badan 6 kg. Setelah melewati masa karantina dan Nursery Group, dua tahun kemudian Noor kecil yang aktif, belajar di Sekolah Hutan. Lulus dari Sekolah Hutan, pada tahun 2003, Noor menempati pulau pra-pelepasliaran, Pu-lau Palas. Di puPu-lau, Noor yang memiliki kulit wajah berwarna hitam dan bermata bulat ini suka bergaul dengan orangutan lainnya. Teman dekatnya di Pulau adalah Miss Owen dan Praya.

Noor terampil memanjat, mencari buah-buahan hu-tan dan rayap. Ia juga tidak takut dengan air, seperti pada umumnya orangutan. Noor sering terlihat ber-endam di Sungai Rungan hingga sebatas leher dan mengambil buah-buahan yang hanyut terbawa arus. Kini Noor berusia 17 tahun dengan berat badan 68 kilogram. Ia tidak lagi suka bila didekati manusia dan akan melakukan kiss-squeak untuk menunjukkan ketidaksukaannya. Kemandirian dan perilaku liarnya inilah yang mengantarkannya pulang ke rumah sejat-inya, Hutan Lindung Bukit Batikap.

Noor

Noor

(10)
(11)

Program Reintroduksi Orangutan Kalimantan Tengah di Nyaru Menteng | Central Kalimantan Orangutan Reintroduction Program at Nyaru Menteng

Referensi

Dokumen terkait

Pada Dimensi Usability aplikasi Edmodo memiliki Mean Rangking tertinggi sebesar 36.86, dan pada dimensi Information quality aplikasi Elearning memiliki Mean Rangking

HIJACK DISTRESS ALLOWANCE/SANTUNAN PEMBAJAKAN  Boarding pass as proof of departure or return/ Kartu Boarding sebagai bukti keberangkatan atau kembali.  Original certification

Anggaran yuran keseluruhan program akademik KUIS dan juga anggaran jumlah pinjaman PTPTN (untuk Warganegara Malaysia sahaja) atau Tabung Tajaan Khas KUIS (TKK) dalam dokumen

Dalam hal ini apabila pihak applicant gagal untuk melaksanakan suatu kontrak atau gagal untuk membayar pinjaman atau memenuhi pinjaman lain bank yang bersangkutan

Untuk mengumpulkan data mengenai objek penelitian digunakan metode pengumpulan data yaitu diperoleh secara langsung dari sumber penelitian yaitu calon siswa-siswi

Pelaksanaan dan pertanggungjawaban belanja subsidi pajak ditanggung Pemerintah atas PPnBM yang terutang atas penyerahan kendaraan bermotor tertentu yang ditanggung oleh

Dari hasil penelitian tingkat kesulitan yang ada secara keseluruhan pada evaluasi input, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tingkat kesulitan penerapan