NEWS HEADLINES
JAKARTA COMPOSITE INDEX CHART
Sinyal teknikal masih mengkonfirmasikan positif bagi pergerakan IHSG dalam pekan ini. Indikasi positif bagi IHSG tercermin dari indikator MACD dan Stochastics. Selain itu dari lagging indikator juga masih mengkonfirmasikan positif bagi IHSG, tercermin dari MA5 dan MA20. Resistance level IHSG di 4695 dan support level di 4452.
JAKARTA INDICES STATISTICS
CLOSE CHANGE VOLUME (Mn) VALUE (Rp Bn)
IHSG 4446.458 -114.102 8,222.29 10,453.16
LQ-45 755.462 -31.576 2,167.15 8,369.91
MARKET REVIEW
MARKET VIEW
Pada akhir perdagangan hari Senin, IHSG melemah drastis sebesar 114.10 poin (2,50%) ke level 4446.46. Dari domestik, menjelang akhir tahun tren kenaikan harga kebutuhan pokok mulai terjadi. Hal ini akan mengerek laju inflasi November lebih tinggi dibandingkan bulan-bulan sebelumnya. Kenaikan permintaan dikarenakan kebutuhan masyarakat atas barang lebih tinggi dari sebelumnya. Salah satunya, untuk memenuhi kebutuhan perayaan akhir tahun dan juga hari raya Natal 2015. Sejumlah upaya sudah dilakukan pemerintah untujk menjaga gejolak kenaikan harga. Misalnya dengan tidak mengeluarkan kebijakan yang memengaruhi kenaikan harga barang-barang yang diatur pemerintah atau administered price. Selain itu impor kebutuhan pokok dan mulai memasuki musim penghujan diperkirakan berdampak negatif terhadap kenaikan harga. Dengan pertimbangan itu, inflasi November diperkirakan akan berada pada level 0,15%, dan sampai akhir tahun di bawah 3%. Dari pasar global, pasar saham AS tidak banyak berubah pada hari Jumat, meskipun pasar saham Asia melemah drastis. Pasar saham AS dibuka kembali setelah libur Thanksgiving pada hari selasa (27/11). Dari pasar regional, indeks Nikkei 225 melemah 136.47 poin (0,69%) ke level 19,747.47 ditekan oleh beberapa saham perusahaan mobil besar dan bank yang jatuh, dengan investor menunggu data pekerjaan AS yang terbaru dan pertemuan kebijakan Bank Sentral Eropa pada akhir pekan ini. Sebelum pasar terbuka, data resmi Jepang menunjukkan output pabrik Jepang melemah lebih dari yang diharapkan dengan 1,4 persen pada bulan Oktober. Namun angka tersebut membuka kemungkinan kembali bertumbuh pada kuartal keempat setelah ekonomi nomor tiga dunia tergelincir ke dalam resesi pada periode Juli - September. Pasar saham Shanghai terkena gelombang volatilitas pada hari Senin setelah menderita kerugian terberat mereka sejak musim panas. Indeks Shanghai Composite menguat 9.10 poin (0,26%) ke level 3445.41. Pelaku pasar Tiongkok berharap IMF akan menyetujui proposal dari dewan eksekutif untuk memasukkan yuan China dalam special drawing right (SDR) mata uang elit. Masuknya Yuan dapat membuat saham-saham tiongkok lebih mudah di akses oleh investor asing. Adapun indeks Hang Seng melemah 71.90 poin (0,33%) ke level 21,996.42, dari level 22,068.32 sehari sebelumnya. Dari eropa, pasar saham Eropa dibuka variatif.
Morgan Stanley Capital International (MSCI) melakukan rebalancing pada MSCI Indonesia Index sesuai jadwal berkala dua kali dalam setahun, yakni pada Mei dan November. Adanya rebalancing tersebut mengakibatkan porsi 23 dari 31 saham di MSCI Index berkurang. Penurunan bobot terhadap sejumlah emiten di Bursa Efek Indonesia (BEI) seringkali menjadi patokan bagi investor dan manajer investasi khususnya asing, karena index tersebut seringkali menjadi patokan dalam mengelola portofolionya. Saham-saham perbankan seperti BBCA, BBRI, BMRI, BBNI oleh MSCI diturunkan bobotnya. Penurunan bobot oleh MSCI telah menjadi salah faktor tekanan jual yang dilakukan pemodal terhadap saham-saham tersebut. Selain itu, berlanjutnya koreksi yang terjadi pada saham-saham regional Asia pada Senin kian membuat kepanikan pelaku saham Indonesia. Meski, disisi lain meredanya kekhawatiran tentang investigasi terhadap beberapa broker terkait aksi short-selling dan spekulasi di bursa Cina. Sementara itu, kenaikan saham-saham sektor perbankan bursa Cina pada Senin, tidak berhasil mengangkat indeks ke zona hijau. Kenaikan sektor perbankan ini menyusul berita mengenai kemungkinan dimasukkannya Yuan ke dalam kelompok mata uang Special Drawing Rights (SDR) oleh International Monetary Fund (IMF). Lembaga ini akan segera mengakui Yuan sebagai SDR yang dipakai untuk devisa internasional. Kendati demikian, semua tergantung pada pemerintah Cina untuk bisa menjawab kepercayaan tersebut. Rencananya IMF akan mengumumkan Yuan sebagai salah satu mata uang SDR tahun 2016. Sementara itu, pekan lalu Cina resmi membuka pasar uangnya untuk investor luar negeri yang ingin berpartisipasi. Dalam periode pendaftaran tahap pertama, beberapa bank sentral dan institusi finansial telah melakukan registrasi untuk beroperasi di pasar foreign exchange interbank Cina. Proses registrasi dibuka jelang pengumuman masuknya Yuan ke dalam SDR bersama dengan mata uang negara maju seperti U.S. Dollar, Yen Jepang, Poundsterling dan Euro. Dengan membuka jalan bagi pemodal luar untuk bermain di pasar uang domestik. Ditengah pasar Asia pada Senin bergejolak, hal ini berbeda dengan bursa saham Eropa sebaliknya berhasil ditutup menguat, seiring ekspektasi stimulus oleh ECB. Sedangkan bursa saham AS lesu pada Senin, tertekan oleh penurunan sektor ritel Namun, pelaku pasar saham Indonesia berharap membaiknya bursa Asia awal pembukaan perdagangan yang positif, dapat menjadi katalis bagi IHSG melaju ke zona hijau pada hari ini..
DAILY REPORT
01 Desember 2015
• Laba WIKA per 9M15 turun 13,11% YoY, pendapatan turun 5,97% YoY • Waskita Toll Road berencana mengakuisisi ruas tol Bocimi
• PGAS-Pertagas tidak dimerger • Laba TBIG per 9M15 turun 30%% YoY
• SQMI rugi bersih USD 1,36 juta per 9M15 dari laba USD 163,47 juta • MDKA pertahankan target jadwal produksi
• ELSA optimis kinerja tetap baik hingga akhir 2015 • TBLA akan investasi pembangunan pabrik biodiesel
• Transaksi penjualan saham BWPT batal, akan diajukan skema berbeda • Laba WTON per 9M15 turun 61% YoY, pendapatan turun 33,32% YoY • SMCB catat rugi bersih Rp 372,31 miliar per 9M15 dari Rp 598,88 miliar • ASGR masuk bisnis kemasan
• ACES akan buka 8 gerai tahun depan
• Pendapatan LPKR naik 10% hingga kuartal III-2015 • Laba SMRA per 9M15 turun 7,5% YoY
• Laba MLBI per 9M15 turun 25,21% YoY • Laba SSIA per 9M15 naik 107% YoY • DILD tidak ubah target marketing sales
• NIRO rugi bersih Rp 10,70 miliar per 9M15 dari rugi Rp 66,89 miliar • BSIM & BNII dilibatkan dalam penyaluran KUR untuk TKI
• Kominfo tunjuk BBNI sebagai bank penerima pembayaran PNBP • BNGA investasi USD 100 juta di 2016 untuk benahi bidang IT • BNGA alihkan aset bermasalah USD 200 juta, tambah saham publik • BJBR targetkan kredit 2016 tumbuh 13%-14%
• Pertamina & GIAA kerja sama manfaatkan aset kedua perusahaan
Support Level 4417/4387/4327
Resistance Level 4506/4566/4596
Major Trend Down
1 December 2015
1 December 2015
Wijaya Karya (WIKA) membukukan pendapatan per September 2015 sebesar Rp 8,09 triliun, turun 5,97% YoY dari sebelumnya Rp 8,61 triliun. Laba bersih turun 13,11% YoY menjadi Rp 420,94 miliar dari sebelumnya Rp 484,48 miliar.
Wika Realty, anak usaha Wijaya Karya (WIKA), tengah menjajaki peluang untuk menerbitkan surat utang jangka menengah (MTN) sebesar Rp 200 miliar. Opsi MTN akan direalisasikan bila WIKA tidak mendapatkan penyertaan modal negara. Tahun depan, Wika Realty akan mulai menggarap kawasan industri terpadu di tiga lokasi yaitu Maros, Kuala Tanjung dan Teluk Lamong. Adapun rata-rata luas lahan masing-masing kawasan sebesar 100 ha. Wika Realty juga akan mengembangkan kawasan residensial terintegrasi di Bekasi, Jawa Barat.
Wijaya Karya (WIKA) akan fokus untuk melakukan IPO Wika Gedung yang akan melepas 30% sahamnya ke publik dengan target raihan dana sekitar Rp 1 triliun pada semester II-2016. Perseroan memanfaatkan momentum tingginya serapan belanja pemerintah pada proyek-proyek infrastruktur.
Setelah mengakuisisi tiga ruas tol Trans-Jawa yang dikelola oleh Waskita MNC Trans Jawa Toll Road, Waskita Toll Road, anak usaha Waskita Karya (WSKT), juga tengah berupaya mengakuisisi ruas tol Bogor-Ciawi-Sukabumi (Bocimi) sepanjang 54 km yang merupakan jalan tol non Trans-Jawa.
Kementerian BUMN menegaskan bahwa Perusahaan Gas Negara (PGAS) dan Pertamina Gas (Pertagas) tidak dimerger, melainkan hanya pemakaian pipa gas yang akan digunakan bersama (open access). Pemakaian bersama tersebut untuk menciptakan efisiensi. Tower Bersama Infrastruktur (TBIG) mencatat, laba bersih yang diatribusikan ke pemilik entitas induk perSeptember 2015 turun menjadi Rp 796,36 miliar dari sebelumnya Rp 1,14 triliun, sedang laba bersih per saham turun menjadi Rp 169,04 dari sebelumnya Rp 240,18 per saham. Pendapatan naik menjadi Rp 2,54 triliun dari sebelumnya Rp 2,43 triliun.
Renuka Coalindo (SQMI) mengalami kerugian sebesar USD 1,36 juta per September 2015 dari sebelumnya mencatatkan laba sebesar USD 163,47 ribu. Penjualan turun menjadi USD 4,09 juta dari sebelumnya USD 5,09 juta.
Elnusa (ELSA) optimis perolehan laba bersih dan profitabilitas pada akhir 2015 akan lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya. Pada akhir Desember 2015, marjin laba operasi dan marjin EBITDA diperkirakan akan mampu tumbuh masing-masing mencapai 5% dan 15%. Semua proyek seismik yang didapatkan perseroan sudah mulai berjalan pada akhir tahun ini.
Merdeka Copper Gold (MDKA) menyatakan meski adanya pengerusakan kantor serta area tambang anak usahanya yaitu PT Bumi Suksesindo, target jadwal produksi perseroan tidak akan mengalami penundaan yaitu tetap Q4 2016. Dikatakan bahwa kericuhan tersebut disebabkan oleh sekelompok orang pada pekan lalu, beberapa fasilitas tambang mengalami kerusakan. Perseroan menghentikan sementara kegiatan konstruksi tambang dan akan melanjutkan kembali setelah pilkada pada 9 Desember 2015 ini. Rencananya perseroan akan mulai memproduksi pada Q4 2016 dan penjualan perdana akan dapat dilakukan pada Q1 2017.
Transaksi penjualan 37% saham Eagle High Plantation (BWPT) oleh Grup Rajawali kepada Felda Global Ventures (FGV) Holdings Bhd tidak berlanjut setelah masa perjanjian jual beli berakhir kemarin. Namun, FGV mengindikasikan rencana investasi ke BWPT akan dilanjutkan dengan skema yang berbeda.
Tunas Baru Lampung (TBLA) akan melakukan perubahan kegiatan usaha utama terkait dengan rencana investasi pembangunan pabrik biodiesel. RUPSLB akan diselenggarakan pada 3 Desember 2015.
Astra Graphia (ASGR) tengah menjajaki kerja sama dengan perusahaan kemasan nasional untuk mengembangkan bisnisnya di sektor kemasan. Perseroan akan membentuk perusahaan patungan (JV). ASGR akan fokus untuk mengembangkan produk kemasan berbahan kertas. Hal tersebut tidak terlepas dari keahlian perusahaan di sektor printing kertas. Selain membentuk JV, perseroan juga tengah mengkaji opsi lain yaitu melakukan penyertaan modal pada perusahaan kemasan.
Ace Hardware (ACES) mengalokasikan dana Rp200-Rp250 miliar untuk membuka delapan gerai baru tahun depan. Jumlah gerai baru tersebut sama dengan proyeksi pembukaan gerai 2015. Sampai saaat ini, ACES telah membuka tujuh gerai dan satu gerai lainnya akan segera diluncukan. Ketujuh gerai tersebut terdiri dari satu took di Jakarta, empat toko di Jawa selain Jakarta, dan tiga toko lainnya di luar Jawa.
Multi Bintang Indonesia (MLBI) mencatatkan penurunan laba bersih sebesar 25,21% per September 2015 menjadi Rp 353,42 miliar atau Rp 168 per saham dibandingkan sebelumnya Rp 500,58 miliar. Penjualan bersih turun menjadi Rp 1,71 triliun dari sebelumnya Rp 2 triliun.
Wijaya Karya Beton (WTON) membukukan pendapatan per September 2015 sebesar Rp 1,55 triliun, turun 33,32% YoY dari sebelumnya Rp 2,32 triliun. Laba tahun berjalan turun 61% YoY menjadi Rp 85,16 miliar dari sebelumnya Rp 219,08 miliar.
Holcim Indonesia (SMCB) meraih penjualan per September 2015 sebesar Rp 6,55 triliun, turun dari sebelumnya Rp 6,73 triliun dan beban pokok naik menjadi Rp 5,08 triliun dari sebelumnya Rp 4,78 triliun. Rugi bersih mencapai Rp 372,31 miliar dari sebelumnya laba bersih sebesar Rp 598,88 miliar.
Surya Semesta Internusa (SSIA) meraih kenaikan laba bersih sebesar 107% per September 2015 menjadi Rp 476,35 miliar dibandingkan sebelumnya Rp 229,21 miliar. Pendapatan usaha naik menjadi Rp 3,85 triliun dari sebelumnya Rp 3.25 triliun.
Summarecon Agung (SMRA) meraih pendapatan neto per September 2015 menjadi Rp 4,49 triliun dari sebelumnya Rp 3,89 triliun. Laba bersih turun menjadi Rp 807,28 miliar dari sebelumnya Rp 872,37 miliar.
Intiland Development (DILD) memastikan tidak akan mengubah target pendapatan prapenjualan (marketing sales) pada tahun ini meski masih terdapat kekurangan sebesar Rp1,63 triliun. Terdapat beberapa proyek yang dipersiapkan untuk diluncurkan pada sisa tahun ini, yang tersebar di Jakarta dan Surabaya.
Lippo Karawaci (LPKR) membukukan pendapatan Rp 6,8 triliun hingga kuartal III-2015, meningkat 10% YoY. EBITDA perseroan mencapai Rp 1,8 triliun, meningkat 7% YoY. Hingga kuartal III-2015, pra penjualan properti LPKR mencapai Rp 2,9 triliun atau sekitar 73% dari target revisi tahun 2015 sebesar Rp 4 triliun. Sementara itu, pendapatan recurring tumbuh 18% YoY menjadi Rp 4 triliun atau mencapai 59% dari total pendapatan konsolidasi hingga kuartal III-2015. Divisi kesehatan membukukan pertumbuhan pendapatan kotor operasional 25% YoY menjadi Rp 3 triliun dan EBITDA meningkat 33% YoY menjadi Rp 412 miliar. Pendapatan untuk divisi belanja Urban Development juga meningkat 13% YoY menjadi Rp 1,9 triliun.
Nirvana Development (NIRO) meraih kenaikan penjualan per September 2015 menjadi Rp 405,11 milar dibandingkan sebelumnya Rp 189,82 miliar. Rugi bersih tercatat Rp 10,70 miliar turun dari rugi bersih tahun sebelumnya Rp 66,89 miliar.
Garuda Indonesia (GIAA) akan mengambilalih pengelolaan lapangan terbang Pondok Cabe, Tangerang Selatan, milik PT Pertamina (Persero) untuk dijadikan bandara komersial melayani rute-rute jarak pendek yaitu melayani rute penerbangan ke 8 kota, seperti Lubuk Linggau, Pangkalan Bun, Palembang, Semarang, Ketapang,
1 December 2015
1 December 2015
Jogjakarta, Tanjung Karang, dan Cilacap. Rute bisa juga disesuaikan daerah-daerah yang menjadi wilayah kerja pengoperasian kilang-kilang migas Pertamina. Ditargetkan Maret 2016 sudah mulai beroperasi penuh. Pengelolaan lapangan terbang Pondok Cabe, bagian dari kesepakatan sinergi kedua perusahaan untuk meningkatkan nilai tambah sesuai dengan instruksi Kementerian BUMN selaku kuasa pemegang saham perusahaan milik negara. Lapangan terbang Pondok Cabe cukup memenuhi syarat menjadi bandara komersial yang akan didarati pesawat jenis ATR 72-600 berkapasitas 72 penumpang. Tahap awal akan dilakukan perbaikan landasan pacu Pondok Cabe sepanjang 1.984 meter dengan lebar 45 meter, termasuk perbaikan fasilitas terminal. Investasi seluruhnya akan dibiayai oleh Pertamina. Garuda hanya mengelola dan melayani fasilitas penerbangan termasuk perawatan pesawat yang nantinya beroperasi. Perseroan memperkirakan pada tahap awal beroperasi komersil, lapangan udara Pondok Cabe memiliki frekuensi sebanyak 50 kali penerbangan per, sehingga bisa melayani sekitar 3.600 penumpang per hari per hari.
PT Pertamina (Persero) dan Garuda Indonesia (GIAA) menjalin sinergi pemanfaatan aset-aset kedua perusahaan mulai dari penjualan produk avtur dan bahan bakar minyak jenis lain. Kerja sama itu juga mencakup penjualan biofuel, pelumas, penyediaan jasa pendukung aviasi kedua perusahaan, serta pemanfaatan promosi dan jaringan pelanggan bersama.
Indosat Ooredo (ISAT) meluncurkan layanan internet 4G Plus dalam upaya memenuhi keinginan pelanggan terhadap konektivitas lebih cepat dan kualitas suara jernih, serta didukung kekuatan jaringan data. Layanan 4G Plus telah tersedia di 21 kota Indonesia dan segera dibuka di 14 kota lainnya sampai dengan akhir tahun 2015 dan saat ini sebanyak 40 juta orang di Indonesia sudah dapat menikmati layanan tersebut. Perseroan berkomitmen untuk menjangkau 5 juta orang lagi setiap bulannya selama tahun 2016.
Bank Sinarmas (BSIM) dan Bank Maybank Indonesia (BNII) dilibatkan dalam penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) khusus untuk skema kredit bagi Tenaga Kerja Indonesia (TKI). Dua bank tersebut kuat di negara-negara kantong TKI yakni Malaysia dan Brunei Darussalam untuk Maybank, sedangkan Sinarmas kuat jaringannya di Taiwan dan Hongkong. Pemerintah menyediakan subsidi bunga KUR termasuk imbal jasa penjaminan dalam penyaluran KUR 2015 khusus untuk TKI sebesar 12%. Sementara Bank BUMN cenderung memilih pasar-pasar yang lebih mudah ditembus seperti Jepang, Korea, dan Singapura. Pemerintah Republik Indonesia menunjuk Bank Maybank Indonesia (BNII) menjadi bank pelaksana dalam menyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) bagi Tenaga Kerja Indonesia (TKI). Penunjukan tersebut sesuai Keputusan Menko Bidang Perekonomian Nomor 188 Tahun 2015 Tanggal 30 Oktober 2015 tentang Penetapan Penyalur Kredit Usaha Rakyat dan Perusahaan Penjamin Kredit Usaha Rakyat. Dalam kapasitas sebagai Bank Pelaksana KUR bagi TKI, Maybank Indonesia menandatangani Perjanjian Kerjasama Pembiayaan Kuasa Penggunaan Anggaran (KPA) dengan Pemerintah Republik Indonesia melalui Kementerian Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dalam bidang Pembiayaan Skema Subsidi Bunga Kredit Usaha Rakyat.
Kementerian Komunikasi & Informatika Republik Indonesia (Kominfo) menunjuk Bank Negara Indonesia (BBNI) sebagai bank penerima pembayaran Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang dikelola oleh Direktorat Jenderal Direktorat Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika (Ditjen SDPPI). Dengan penunjukkan ini, BNI dapat dijadikan sebagai tempat untuk memenuhi kewajiban Pembayaran Biaya Hak Penggunaan (BHP) Spektrum Frekuensi Radio dan lima biaya lainnya. Kelima biaya lainnya yang juga dapat dibayarkan melalui BNI adalah Biaya Sertifikasi dan Permohonan Pengujian Alat Perangkat Telekomunikasi, Biaya Izin Amatir Radio dan Biaya Izin Komunikasi Radio Antar Penduduk, Biaya Ujian Radio Elektronika dan Operator Radio, Biaya Sertifikasi Kecakapan Operator Radio Konsesi, serta Biaya Penyelenggaraan/ Pengawas Ujian Amatir Radio. Khusus untuk BHP Spektrum Frekuensi Radio pembayarannya
dapat dilakukan secara Host to Host antara BNI dengan Kementerian Kominfo. Kementerian Kominfo adalah salah satu kementerian yang mendapatkan target untuk menampung PNBP, dimana pada tahun 2016 mencapai lebih dari Rp 14 triliun.
Bank Mandiri (BMRI) menyediakan layanan transaksi pembayaran polis dan klaim asuransi AJB Bumiputera. Bank Mandiri akan menyediakan layanan cash management, berupa fitur Mandiri Autodebit, e-cash, EDC dan Mandiri Money Transfer System serta layanan transaksi lainya untuk pembayaran polis dan klaim.
Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten (BJBR) memproyeksikan kredit masih akan tumbuh di kisaran 13%-14% pada 2016. Perseroan optimis kinerja 2016 akan meningkat mengikuti pertumbuhan ekonomi dunia yang diproyeksi sekitar 3,8% dimana Indonesia diperkirakan tumbuh 5,2%-5,6%.
Tiga BUMN memiliki keinginan untuk mendorong pertumbuhan perusahaan secara anorganik melalui akuisisi perusahaan keuangan. Bank Rakyat Indonesia (BBRI) berencana menambah anak usaha pada sektor jasa keuangan seperti perusahaan sekuritas dan perusahaan pembiayaan. Perseroan menyiapkan capex Rp 4,5 triliun termasuk untuk pengembangan teknologi informasi dan akuisisi perusahaan keuangan. Sementara itu, Bank Mandiri (BMRI) masih memasukkan rencana pertumbuhan anorganik dalam rencana bisnis bank (RBB) perseroan. Bank Negara Indonesia (BBNI) juga memasukkan rencana pertumbuhan anorganik berupa akuisisi bank dalam RBB 2016. Terkait itu, perseroan menargetkan belanja modal sekitar Rp 3 triliun.
Bank Central Asia (BBCA) memproyeksikan nilai transaksi non tunai untuk e-commerce perseroan meningkat 60-80% atau setara Rp 6-7 triliun pada 2016. Akhir tahun ini, total transaksi e-commerce BBCA dapat mencapai Rp 5 triliun.
Bank CIMB Niaga (BNGA) tengah melakukan kajian terkait aturan Bursa Efek Indonesia mengenai batas minimum saham publik beredar atau free float sebesar 7,5% dari total saham yang diterbitkan. Perseroan tengah membahas opsi-opsi yang sedang dipertimbangkan bersama dengan pemegang saham pengendali yakni CIMB Group Sdn Bhd.
Induk usaha Bank CIMB Niaga (BNGA), yakni CIMB Group Holdings Berhard, telah membentuk asset managemetn unit (AMU) yang di antaranya berfungsi untuk mengelola aset bermasalah milik perseroan. BNGA telah mengalihkan aset bermasalah sebesar USD 200 juta ke AMU.
Bank CIMB Niaga (BNGA) menyiapkan dana sebesar USD 100 juta untuk melakukan pembenahan di bidang Informasi Teknologi (IT) pada tahun 2016. Selain itu juga untuk meningkatkan layanan transaksi digitalnya. Investasi sebesar USD 100 juta pada teknologi informasi tersebut sudah dilakukan secara bertahap di tahun 2015, sebab peluncuran core banking system tersebut akan segera dimulai tahun 2016.
Indonesia Pondasi Raya (Indopora) menetapkan harga IPO sebesar Rp1.280 per saham atau batas bawah dari kisaran indikasi harga IPO. Perseroan melepas 303 juta saham biasa atau 15,13% dari jumlah modal disetor perseroan sehingga dana yang diperoleh dari penawaran umum perdana ini diperkirakan mencapai Rp387,84 miliar. Dua Putra Utama Makmur, perusahaan perikanan terintegrasi yang berbasis di Pati, Jawa Tengah, akan mencatatkan sahamnya di BEI pada 8 Desember 2015. Perseroan menargetkan pertumbuhan penjualan dua digit pada 2016. Hingga akhir 2015, Dua Putra juga optimis penjualan tumbuh dua digit menjadi Rp 703 miliar, dibandingkan tahun lalu yang sebesar Rp 342 miliar. Peningkatan penjualan akan ditopang oleh penambahan kapasitas cold storage menjadi 30 ribu ton pada 2016.
1 December 2015
COMMODITIES
DUAL LISTING
Description Price (USD) Change Description Price (USD) Price (IDR) Change
(IDR)
Crude Oil (US$)/Barrel 41,74 0,09 TLKM (US) 43 14.716 228
Natural Gas (US$)/mmBtu 2,22 -0,02 ANTM (GR) 0,02 176 -29
Gold (US$)/Ounce 1064,49 -0,29
Nickel (US$)/MT 8775,00 -420,00
Tin (US$)/MT 15000,00 75,00
Coal (NEWC) (US$)/MT* 53,55 -8,85
Coal (RB) (US$)/MT* 53,75 -9,61
CPO (ROTH) (US$)/MT 627,50 2,50
CPO (MYR)/MT 2095,00 10,00
Rubber (MYR/Kg) 599,50 0,50
Pulp (BHKP) (US$)/per ton 801,61 -1,38
*weekly
GLOBAL INDICES VALUATION
Change PER (X) PBV (X)
Country Indices Price
%Day %YTD 2015E 2016F 2015E 2016F
Market Cap (USD Bn)
USA DOW JONES INDUS. 17719,92 -0,44 -0,58 16,12 15,11 3,06 2,92 5.361,1
USA NASDAQ COMPOSITE 5108,67 -0,37 7,87 23,10 19,83 3,67 3,38 8.056,0
ENGLAND FTSE 100 INDEX 6356,09 -0,30 -3,20 15,92 15,01 1,78 1,72 1.672,5
CHINA SHANGHAI SE A SH 3607,39 0,25 6,43 14,68 13,28 1,70 1,55 4.440,8
CHINA SHENZHEN SE A SH 2305,80 0,89 55,96 31,51 22,81 3,55 3,17 2.771,4
HONG KONG HANG SENG INDEX 21996,42 -0,33 -6,81 11,11 10,54 1,17 1,09 1.748,0
INDONESIA JAKARTA COMPOSITE 4446,46 -2,50 -14,93 16,31 14,18 2,38 2,15 341,1
JAPAN NIKKEI 225 19747,47 -0,69 13,16 19,08 17,29 1,68 1,58 2.896,5
MALAYSIA KLCI 1672,16 -0,62 -5,06 16,45 15,13 1,80 1,71 233,3
SINGAPORE STRAITS TIMES INDEX 2855,94 -0,11 -15,13 12,49 11,89 1,11 1,06 277,8
FOREIGN EXCHANGE
FOREIGN EXCHANGE
Description Rate (IDR) Change Description Rate (USD) Change
USD/IDR 13.847,00 46,00 1000 IDR/ USD 0,07 -0,0002
EUR/IDR 14.634,20 -19,58 EUR / USD 1,06 0,0004
JPY/IDR 112,38 -0,24 JPY / USD 0,01 0,0000
SGD/IDR 9.815,97 14,19 SGD / USD 0,71 0,0001
AUD/IDR 10.013,39 48,79 AUD / USD 0,72 0,0004
GBP/IDR 20.852,06 46,52 GBP / USD 1,51 0,0003
CNY/IDR 2.164,13 0,00 CNY / USD 0,16 -0,0001
MYR/IDR 3.250,47 5,86 MYR / USD 0,23 -0,0004
KRW/IDR 11,96 -0,01 100 KRW / USD 0,09 -0,0004
CENTRAL BANK RATE
INTERBANK LENDING RATE
Description Country Rate (%) Description Country Rate (%)
FED Rate (%) US 0.25 JIBOR (IDR) Indonesia 8.21
BI Rate (%) Indonesia 7.50 LIBOR (GBP) England 0.50
ECB Rate (%) Euro 0.05 SIBOR (USD) Singapore 0.17
BOJ Rate (%) Japan 0.10 D TIBOR (YEN) Japan 0.13
BOE Rate (%) England 0.50 Z TIBOR (YEN) Japan 0.13
1 December 2015
INDONESIAN ECONOMIC INDICATORS
SBI
Description October-15 September-15 Description Rate (%)
Inflation YTD % 2.16 2.24 SBI (9M) 7.10
Inflation YOY % 6.25 6.83 SBIS (9M) 7.10
Inflation MOM % -0.08 -0.05 SBI (12M) 7.15
Foreign Reserve (USD) 100.71 Bn 101.72 Bn SBIS (12M) 7.15
GDP (IDR Bn) 2,982,562.00 2,865,246.00
BUSINESS & ECONOMIC CALENDAR
Date Agenda Expectation
01 Des Indonesia CPI MoM Naik menjadi 0.17% dari -0.08%
01 Des Indonesia CPI YoY Turun menjadi 4.85% dari 6.25%
01 Des US Construction Spending MoM Tetap 0.6%
01 Des US ISM Manufacturing Naik menjadi 50.5 dari 50.1
01 Des US ISM Prices Paid Naik menjadi 40.0 dari 39.0
01 Des US Domestic Vehicle Sales Naik menjadi 14.20 juta dari 14.14 juta
01 Des US Total Vehicle Sales Turun menjadi 18.00 juta dari 18.12 juta
02 Des US Unit Labor Costs Turun menjadi 1.0% dari 1.4%
03 Des US Initial Jobless Claims Naik menjadi 270 ribu dari 260 ribu
03 Des US Continuing Claims Turun menjadi 2188 ribu dari 2207 ribu
Ket: (*) US Time (^) Tentative
LEADING MOVERS
LAGGING MOVERS
Stock Price Change (%) Index pt Stock Price Change (%) Index pt
HMSP IJ 101900 5.05 11.35 BBCA IJ 12375 -5.89 -18.83 AMRT IJ 580 7.41 1.65 UNVR IJ 36750 -4.55 -13.29 ISAT IJ 5600 2.75 0.81 BBRI IJ 10775 -4.65 -12.76 SMCB IJ 1140 6.05 0.50 ASII IJ 5925 -4.82 -12.09 BMTR IJ 835 3.73 0.42 BMRI IJ 8500 -5.29 -10.92 PNBN IJ 865 1.76 0.36 PGAS IJ 2655 -9.85 -7.00 AKRA IJ 6100 1.24 0.30 INTP IJ 18700 -6.50 -4.76 ICBP IJ 12625 0.40 0.29 INDF IJ 4875 -9.72 -4.59 ULTJ IJ 3825 2.68 0.29 BBNI IJ 4770 -4.22 -3.86 DNET IJ 1140 1.33 0.21 TLKM IJ 2930 -1.01 -3.01
UPCOMING IPO'S
Company Business IPO Price
(IDR)
Issued
Shares (Mn) Offering Date Listing Underwriter
PT Dua Putra Utama Makmur
Agriculture Fishery
550.00 1675.00 24-25 Nov 2015 08 Dec 2015 DBS Vickers, BNI Securities
Sucorinvest Central Gani PT Indonesia Pondasi
Raya ( Indopora)
Infrastructure & Construction
1280.00 303.00 02-03 Dec 2015 09 Dec 2015 Yuanta Securities Indonesia
Minna Padi Investama Tbk
PT Kino Indonesia Consumer 3750-5225 228.57 02-04 Dec 2015 09 Dec 2015 Indo Premier, Credit Suisse
Deutsche Securities PT Ateliers Mecaniques
D'Indonesis (Atmindo)
Manufacture & Industries
120-140 240.00 01-03 Dec 2015 09 Dec 2015 Panin Sekuritas Tbk
PT Buyung Poetra Sembada
1 December 2015
1 December 2015
DIVIDEND
Stock DPS (IDR) Status CUM Date EX Date Recording Payment
MPPA 7.00 Cash Dividend 01 Dec-15 02 Dec-15 04 Dec-15 23 Dec-15
UNVR 342.00 Cash Dividend 01 Dec-15 02 Dec-15 04 Dec-15 17 Dec-15
SOBI 10.00 Cash Dividend 01 Dec-15 02 Dec-15 04 Dec-15 23 Dec-15
TOTO 50.00 Cash Dividend 03 Dec-15 04 Dec-15 08 Dec-15 29 Dec-15
SCMA 55.00 Cash Dividend 03 Dec-15 04 Dec-15 08 Dec-15 22 Dec-15
CORPORATE ACTIONS
Stock Action Ratio EXC. Price (IDR) CUM Date EX Date Trading Period
MCOR Rights Issue 100:154 100.00 20 Nov-15 23 Nov-15
27 Nov – 03 Dec’15
BACA Rights Issue 81:8 102.00 24 Nov-15 25 Nov-15
01 Dec – 07 Dec’15
BEKS Rights Issue 1000:256 200-225 07 Dec’15 08 Dec’15
14 Dec – 21 Dec’15
GSMF Rights Issue 32:15 100.00 15 Dec’15 16 Dec’15
22 Dec – 30 Dec’15
AGRS Rights Issue TBA 100.00 15 Dec’15 16 Dec’15
22 Dec – 30 Dec’15
DEFI Stock Split 1:10 -- -- 23 Nov-15 23 Nov-15
TIRA Stock Split 1:10 -- -- TBA TBA
TRAM Reverse Stock 5:1 -- -- TBA TBA
GENERAL MEETING
Emiten AGM/EGM Date Agenda
BBHI RUPSLB 01-Dec-15
BNII RUPSLB 01-Dec-15
SAFE RUPSLB 02-Dec-15
BBRI RUPSLB 02-Dec-15
ARGO RUPSLB 03-Dec-15
AISA RUPSLB 03-Dec-15
TBLA RUPSLB 03-Dec-15
BSWD RUPSLB 03-Dec-15
GMCW RUPSLB 04-Dec-15
INTP RUPSLB 04-Dec-15
BAJA RUPSLB 04-Dec-15
AGRS RUPSLB 08-Dec-15
MAGP RUPSLB 08-Dec-15
GSMF RUPSLB 08-Dec-15
BACA RUPSLB 09-Dec-15
SIMA RUPSLB 09-Dec-15
BBRI RUPSLB 14-Dec-15
PSKT RUPSLB 15-Dec-15
UNVR RUPSLB 15-Dec-15
TMPI RUPSLB 16-Dec-15
AKSI RUPSLB 16-Dec-15
1 December 2015
1 December 2015
TLKM
TRADING BUY
S1 2895 R1 2975 Trend Grafik Major Down Minor Up
S2 2815 R2 3055
Closing
Price 2930
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi negatif • Stochastics fast line & slow indikasi negatif • Candle chart indikasi sinyal positif • RSI berada dalam area overbought • Harga berada dalam area upper band
Prediksi • Trading range Rp 2895-Rp 2975
• Entry Rp 2930, take Profit Rp 2975
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 82.17 Negatif
MACD 10.07 Negatif
True Strength Index (TSI) 34.85 Positif
Bollinger Band (Mid) 2800 Positif
MA5 2922 Positif 2,500 2,600 2,700 2,800 2,900 3,000
May Jun Jul August September October November TLKM Wedge 2,815.38 2,815.38 2,800 2,799.75 2,678.32 2,676.25 2,676.25 2,892.5 2,922 2,930 2,930 2,930 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 TLKM - Stochastic %D(6,3,3) = 82.89, Stochastic %K = 87.70, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
82.8909 80 20 82.8909 87.7047 87.7047 -30.0 -20.0 -10.0 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 0.0 TLKM - MACD (5,3) = -14.52, Signal() = -17.88 -17.8848 -14.5154 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 TLKM - TSI(3,5,3) = 34.85, Volume() = 248,674,096.00 33.4949 0.00000 34.8459 248,674,09 TLKM - William's % R(14) = -15.63, Volume() = 248,674,096.00 -15.625 248,674,09
Created with AmiBroker advanced charting and technical analysis software http://www amibroker com
AKRA
TRADING BUY
S1 5950 R1 6200 Trend Grafik Major Up Minor Up
S2 5750 R2 6400
Closing
Price 6100
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi positif • Stochastics fast line & slow indikasi positif • Candle chart indikasi sinyal positif • RSI berada dalam area netral • Harga berada dalam area upper band
Prediksi • Trading range Rp 5950-Rp 6200
• Entry Rp 6100, take Profit Rp 6200
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 45.92 Positif
MACD 10.43 Positif
True Strength Index (TSI) 13.28 Positif
Bollinger Band (Mid) 5990 Positif
MA5 5995 Positif 4,800 5,000 5,200 5,400 5,600 5,800 6,000 6,200
May Jun Jul August September October November AKRA Wedge 6,006.25 5,995 5,990 5,875 5,712.56 5,637.93 5,637.93 6,100 6,100 6,100 6,189.29 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 100.0 AKRA - Stochastic %D(6,3,3) = 44.93, Stochastic %K = 63.33, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
44.9327 44.9327 20 63.3333 63.3333 80 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 0.0 AKRA - MACD (5,3) = -20.87, Signal() = -9.28
-20.8699 -9.27819 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 AKRA - TSI(3,5,3) = 13.28, Volume() = 125,180,400.00
3.83256 0.00000 13.2769
125,180,40
AKRA - William's % R(14) = -23.53, Volume() = 125,180,400.00 -23.5294 125,180,40
1 December 2015
1 December 2015
BBCA
TRADING BUY
S1 12125 R1 12875 Trend Grafik Major Down Minor Down
S2 11375 R2 13625
Closing
Price 12375
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi negatif • Stochastics fast line & slow indikasi negatif • Candle chart indikasi potensi rebound • RSI berada dalam area netral • Harga berada dalam area lower band
Prediksi • Trading range Rp 12125-Rp 12875
• Entry Rp 12375, take Profit Rp 12875
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 73.93 Negatif
MACD -53.72 Negatif
True Strength Index (TSI) -21.51 Positif
Bollinger Band (Mid) 13156 Negatif
MA5 13205 Negatif 11,400 12,000 12,600 13,200 13,800 14,400 15,000 15,600
May Jun Jul August September October November BBCA Downward Sloping Channel
Bearish Breakout 13,156.3 12,900 12,625 12,625 12,375 12,375 12,375 13,178.1 13,205 13,721.4 13,721.4 13,725 13,775 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 BBCA - Stochastic %D(6,3,3) = 59.84, Stochastic %K = 35.35, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
35.3535 35.3535 20 59.8424 59.8424 80 -100 0 100 200 300 0 BBCA - MACD (5,3) = 159.14, Signal() = 63.26
63.2551 159.135 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 BBCA - TSI(3,5,3) = -32.51, Volume() = 71,237,600.00
0.00000 -32.5133 2.3661
71,237,600
BBCA - William's % R(14) = -100.00, Volume() = 71,237,600.00 -100 71,237,600
Created with AmiBroker advanced charting and technical analysis software http://www amibroker com
HMSP
TRADING BUY
S1 98625 R1 103550 Trend Grafik Major Up Minor Up
S2 93700 R2 108475
Closing
Price 101900
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi positif • Stochastics fast line & slow indikasi positif • Candle chart indikasi sinyal positif • RSI berada dalam area overbought • Harga berada dalam area upper band
Prediksi • Trading range Rp 98625-Rp 103550
• Entry Rp 101900, take Profit Rp 103550
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 62.14 Positif
MACD 747.35 Positif
True Strength Index (TSI) 50.69 Positif
Bollinger Band (Mid) 96094 Positif
MA5 98220 Positif 72,000 78,000 84,000 90,000 96,000 102,000
May Jun Jul August September October November HMSP Upward Sloping Channel
97,900 96,496.9 96,093.8 95,441.7 95,441.7 92,000 85,419 98,220 101,900 101,900 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 100.0 HMSP - Stochastic %D(6,3,3) = 93.65, Stochastic %K = 92.66, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00 92.6554
80 20 92.6554 93.6457 93.6457 -3,000 -2,400 -1,800 -1,200 -600 0 600 1,200 1,800 0 HMSP - MACD (5,3) = -1,048.69, Signal() = -732.99 -1,048.69 -732.994 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 100.0 HMSP - TSI(3,5,3) = 50.69, Volume() = 2,752,800.00 38.8665 0.00000 50.69 2,752,800 HMSP - William's % R(14) = 0.00, Volume() = 2,752,800.00 0.00000 2,752,800
1 December 2015
1 December 2015
UNVR
TRADING BUY
S1 36325 R1 37575 Trend Grafik Major Down Minor Up
S2 35075 R2 38825
Closing
Price 36750
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi negatif • Stochastics fast line & slow indikasi negatif • Candle chart indikasi potensi rebound • RSI berada dalam area netral • Harga berada dalam area netral
Prediksi • Trading range Rp 36325-Rp 37575
• Entry Rp 36750, take Profit Rp 37575
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 85.38 Negatif
MACD 110.65 Negatif
True Strength Index (TSI) 10.94 Positif
Bollinger Band (Mid) 36675 Positif
MA5 37405 Negatif 34,000 36,000 38,000 40,000 42,000 44,000 46,000
May Jun Jul August September October November UNVR Downward Sloping Channel
36,750 36,750 36,750 36,675 34,500 33,056.3 33,056.3 37,315.6 37,405 38,865.9 39,200 39,485.3 39,485.3 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 UNVR - Stochastic %D(6,3,3) = 59.83, Stochastic %K = 44.51, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
44.5101 44.5101 20 59.8272 59.8272 80 -600 -400 -200 0 200 400 600 0 UNVR - MACD (5,3) = 16.65, Signal() = -86.64
-86.64 16.6537 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 UNVR - TSI(3,5,3) = 10.94, Volume() = 5,142,500.00
10.9373 0.00000 21.2891 5,142,500
UNVR - William's % R(14) = -43.75, Volume() = 5,142,500.00 -43.75 5,142,500
Created with AmiBroker advanced charting and technical analysis software http://www amibroker com
INTP
TRADING BUY
S1 18225 R1 19625 Trend Grafik Major Down Minor Down
S2 16825 R2 21025
Closing
Price 18700
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi negatif • Stochastics fast line & slow indikasi negatif • Candle chart indikasi potensi rebound • RSI berada dalam area netral • Harga berada dalam area lower band
Prediksi • Trading range Rp 18225-Rp 19625
• Entry Rp 18700, take Profit Rp 19625
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 59.53 Negatif
MACD -99.06 Negatif
True Strength Index (TSI) 18.96 Positif
Bollinger Band (Mid) 19875 Negatif
MA5 19840 Negatif 16,000 17,000 18,000 19,000 20,000 21,000 22,000 23,000 24,000
May Jun Jul August September October November INTP Wedge Bearish Breakout 19,875 19,840 19,450 18,700 18,700 18,700 18,483.9 19,990 19,990 20,190.6 21,160 21,160 21,400 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 100.0 INTP - Stochastic %D(6,3,3) = 39.32, Stochastic %K = 35.90, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
35.8974 35.8974 20 39.3162 39.3162 80 -400 -300 -200 -100 0 100 200 300 400 0 INTP - MACD (5,3) = 274.27, Signal() = 137.31
137.306 274.27 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 INTP - TSI(3,5,3) = -18.96, Volume() = 8,252,800.00
-8.44778 -18.9555 0.00000 8,252,800
INTP - William's % R(14) = -84.38, Volume() = 8,252,800.00 -84.375 8,252,800
1 December 2015
1 December 2015
THESE RECOMMENDATIONS ARE BASED ON TECHNICAL AND ONLY INTENDED FOR ONE DAY TRADING
Price Support Resistance Indicators 1 Month
Ticker Rec
30-11-15 Entry Exit S2 S1 R1 R2 MACD Stoc* MA5* High Low
Agriculture
AALI Trading Buy 16950 16950 17775 15275 16525 17775 19025 Positif Positif Negatif 22100 18000
LSIP Trading Buy 1200 1200 1260 1080 1170 1260 1350 Positif Positif Negatif 1585 1200
SGRO Trading Buy 1395 1395 1450 1290 1370 1450 1530 Positif Positif Negatif 1480 1010
Mining
PTBA Trading Sell 5600 5600 5525 5300 5525 5750 5975 Negatif Negatif Negatif 7825 5700
ADRO Trading Sell 550 550 530 488 530 570 610 Negatif Negatif Negatif 695 555
MEDC Trading Buy 1055 1055 1125 915 1020 1125 1230 Positif Positif Negatif 1450 1000
INCO Trading Sell 1645 1645 1625 1570 1625 1680 1735 Negatif Negatif Negatif 2515 1645
ANTM Trading Sell 315 315 308 288 308 328 348 Negatif Negatif Negatif 436 306
TINS Trading Sell 525 525 498 498 520 540 560 Negatif Negatif Negatif 715 520
Basic Industry and Chemicals
WTON Trading Sell 895 895 885 860 885 910 935 Negatif Negatif Negatif 1090 895
SMGR Trading Buy 10625 10625 10925 10025 10475 10925 11375 Positif Positif Negatif 11775 9625
INTP Trading Buy 18700 18700 19625 16825 18225 19625 21025 Positif Positif Negatif 21400 17700
SMCB Trading Buy 1140 1140 1165 1005 1085 1165 1245 Positif Positif Positif 1120 995
Miscellaneous Industry
ASII Trading Buy 5925 5925 6100 5550 5825 6100 6375 Positif Positif Negatif 6850 5725
GJTL Trading Sell 535 535 520 475 520 565 610 Negatif Negatif Negatif 645 555
Consumer Goods Industry
INDF Trading Buy 4875 4875 5150 4310 4735 5150 5575 Positif Positif Negatif 6425 5050
GGRM Trading Buy 48900 48900 49875 46925 48400 49875 51350 Positif Positif Negatif 52650 42300
UNVR Trading Buy 36750 36750 37575 35075 36325 37575 38825 Positif Positif Negatif 39200 34500
KLBF Trading Buy 1335 1335 1375 1255 1315 1375 1435 Positif Negatif Negatif 1490 1305
Property, Real Estate and Building Construction
BSDE Trading Buy 1685 1685 1735 1565 1650 1735 1820 Positif Positif Negatif 1795 1550
PTPP Trading Buy 3625 3625 3700 3470 3585 3700 3815 Positif Positif Negatif 3930 3595
WIKA Trading Buy 2815 2815 2860 2680 2770 2860 2950 Positif Positif Negatif 3150 2690
ADHI Trading Buy 2200 2200 2225 2105 2165 2225 2285 Positif Positif Negatif 2410 2040
WSKT Trading Buy 1605 1605 1670 1480 1575 1670 1765 Positif Positif Negatif 1770 1595
Infrastructure, Utilities and Transportation
PGAS Trading Buy 2655 2655 2830 2300 2565 2830 3095 Positif Positif Negatif 3095 2560
JSMR Trading Buy 4500 4500 4725 4045 4385 4725 5075 Positif Positif Negatif 5625 4795
ISAT Trading Sell 5600 5600 5525 5350 5525 5700 5875 Negatif Negatif Positif 5625 3955
TLKM Trading Buy 2930 2930 2975 2815 2895 2975 3055 Positif Positif Positif 2970 2660
Finance
BMRI Trading Sell 8500 8500 8325 7825 8325 8825 9325 Negatif Negatif Negatif 9650 8150
BBRI Trading Sell 10775 10775 10575 10000 10575 11150 11725 Negatif Negatif Negatif 11700 10200
BBNI Trading Sell 4770 4770 4685 4430 4685 4940 5200 Negatif Negatif Negatif 5375 4650
BBCA Trading Buy 12375 12375 12875 11375 12125 12875 13625 Positif Positif Negatif 13775 12650
BBTN Trading Buy 1270 1270 1285 1225 1255 1285 1315 Positif Positif Positif 1290 1085
Trade, Services and Investment
UNTR Trading Sell 16300 16300 15925 15075 15925 16775 17625 Negatif Negatif Negatif 21200 16550