• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Pengaruh Berbagai Rangsang terhadap Mengatupnya Daun Putri malu (Mimosa pudica).docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Laporan Pengaruh Berbagai Rangsang terhadap Mengatupnya Daun Putri malu (Mimosa pudica).docx"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Alam merupakan tempat tinggal bagi setiap makhluk hidup atau lebih tepatnya sebagai habitat makhluk hidup. Makhluk hidup tidak hanya terdiri dari dari satu macam, namun banyak macam dan jenisnya, baik hewan, manusia dan tumbuh-tumbuhan, semuanya hidup pada tempat tinggal yang sama di alam ini.

Hewan, dan tumbuhan tidak hanya terdiri dari satu macam saja melainkan banyak tipe hewan dan tumbuhan yang ada di alam ini. Ada berbagai macam jenis hewan begitu pula dengan tumbuhan. Banyak jenis tanaman atau tumbuhan-tumbuhan yang hidup disekitar kita, ada jenis tanaman yang ditanam secara khusus oleh manusia dan dipelihara secara rutin. Akan tetapi ada juga tanaman yang tumbuh dengan sendirinya tanpa campur tangan dari manusia, salah satunya tanaman putri malu. Tanaman ini disebut sebagai tanaman liar karena dapat tumbuh dimana saja, tanpa perlu peralatan yang khusus dari manusia.

Tanaman putri malu (Mimosa pudica) merupakan jenis tanaman perdu pendek yang terkenal karena daun-daunnya yang dapat secara cepat mengatup dengan sendirinya saat disentuh atau lebih tepatnya diberi rangsangan. Kelayuan ini bersifat sementara karena setelah beberapa menit keadaannya akan pulih seperti semula .

Menurut kami mengatupnya daun putri malu saat disentuh atau diberi suatu rangsangan sangat menarik untuk diteliti. Kami ingin lebih meneliti rangsangan apakah yang paling cepat membuat daun putri malu mengatup dan mekar kembali. Sehingga hal inilah yang membuat kami memilih putri malu sebagai objek dari penelitian.

B. DASAR TEORI

Tanaman putri malu (Mimosa pudica) merupakan jenis tanaman perdu pendek yang terkenal karena daun-daunnya yang dapat secara cepat mengatup dengan sendirinya saat disentuh atau lebih tepatnya diberi rangsangan. Kelayuan ini bersifat sementara karena setelah beberapa menit keadaannya akan pulih seperti semula.

Tanaman putri malu berasal dari Amerika Selatan lebih tepatnya Negara Brasil. Tanaman putri malu telah dikenal sejak tahun 1804. Tanaman ini termasuk

(2)

2 kedalam jenis tanaman liar, karena tanaman ini tidak dipelihara orang secara khusus, dan dapat tumbuh dimana saja.

Negara Brasil adalah suatu Negara yang beriklim panas, karena Negara Indonesia juga mempunyai iklim yang hampir sama dengan iklim disana, yaitu iklim tropis. Maka tanaman ini juga dapat tumbuh dengan suburnya di Negara kita didaerah mana saja, baik itu pada tanah yang lembab ataupun pada tanah yang gersang sekali pun. Tanaman putri malu dengan mudah dapat hidup dan berkembangbiak dengan tanpa mengenal musim.

Klasifikasi Putri Malu

Divisio : Spermatophyta Subdivisio : Angiospermae Classis : Dicotyledonae Ordo : Rosales Familia : Mimosaceae Genus : Mimosa

Spesies : Mimosa Pudica

Tanaman putri malu juga dapat disebut sebagai tanaman berduri. Termasuk dalam tanaman berbiji tertutup (angiospermae) dan terdapat pada kelompok tumbuhan berkeping dua atau dikotil.

Tumbuhan berdaun majemuk menyirip dan daun bertepi rata ini memiliki letak daun yang berhadapan serta termasuk dalam suku polong-polongan. Daun kecil-kecil tersusun majemuk, bentuk lonjong dengan ujung lancip, warna hijau (ada yang kemerahmerahan). Bila daunnya disentuh akan akan mengatup (sensitive plant). Memiliki Bunga bulat seperti bola, warna merah muda atau ungu , dan bertangkai. Berikut cirri-ciri morfologi dari tumbuhan putri malu (Mimosa pudica) :

a. Akar

Putri malu mempunyai akar pena yang sangat kuat yang berbeda dengan akar-akar tanaman-tanaman lainnya. Untuk mencabut akar-akar dari tumbuhan putri malu dibutuhkan suatu alat tertentu yang dapat membantu menyabut. Hal ini karena ukuran akar-akarnya yang terlalu kuat.

b. Batang

Batang tumbuhan putri malu berbeda dengan tumbuhan lainnya, yaitu batang putri malu berbentuk bulat. Pada seluruh batangnya terdapat rambut dan mempunyai

(3)

3 duri yang menempel, batang tumbuhan putri malu dengan rambut sikat yang mengarah secara miring kepermukaan tanah atau kearah bawah.

c. Bunga

Putri malu biasanya mempunyai bunga yang berbentuk bulat seperti bola dan tidak mempunya mahkota atau kelopak bunga yang besar seperti bunga-bunga yang lain.

d. Buah

Buah putri malu berbetuk polong, pipih seperti garis dan berukuran sangat kecil jika disbandingkan dengan buah-buah tumbuhan lainnya.

e. Biji

Sama halnya seperti buah, tanaman putri malu juga memiliki biji, yang berukuran kecil dan bulat, berbentuk pipih . putri malu termasuk kedalam tumbuhan yang berbiji tertutup (Angiospermae) dan berkembangbiak dengan biji.

Gerakan pada tumbuhan dapat dibagi 3 golongan, yaitu : 1. Gerak Higroskopis

Yaitu gerak yang ditimbulkan oleh pengaruh perubahan kadar air. Misalnya : gerak membukanya kotak spora, pecahnya buah tanaman polong dan sebagainya. 2. Gerak Esionom

yaitu gerak yang dipengaruhi oleh rangsang dari luar, yang terbagi atas 3 jenis, yaitu :

a. Tropi (Tropisme)

yaitu gerak bagian tumbuhan yang dipengaruhi oleh arah rangsang. Tropisme positif jika mendekati rangsang dan Tropisme negative jika menjauhi rangsang. Bentuk tropisme antara lain :

-fototropisme atau heliotropisme -geotropi

b. Taksis

yaitu gerak berpindah seluruh tubuh tumbuhan yang dipengaruhi oleh rangsang. Seperti bentuk tropisme, terdapat taksis positif dan negatif.

Beberapa bentuk taksis :

-fototaksis -kemotaksis

(4)

4 c. Nasti

yaitu gerak bagian tumbuhan yang tidak dipengaruhi arah rangsang.Gerak ini disebabkan terjadinya perubahan tekanan turgor akibat pemberian rangsang. Beberapa bentuk nasti :

-niktinasti (rangsang berupagelap)

-seismonasti (rangsangan sentuhan atau mekanik) - nasty kompleks (rangsang tidak hanya satu). 3. Gerak Endonom

yaitu gerak yang belum/ tidak diketahui sebabnya, karena itu ada yang menduga tumbuhan itu sendiri yang menggerakkannya. Misalnya aliran plasma sel.

Tumbuhan putri malu memiliki dua macam kepekaan, yakni terhadap sentuhan (seismonasti) dan terhadap intensitas cahaya matahari atau melakukan gerakan tidur pada malam hari (niktinasti). Gerak niktinasti dan seismonasti yang dimiliki oleh putri malu tergolong dalam gerak nasti (gerak bagian tumbuhan yang arahnya tidak ditentukan oleh arah datangnya rangsangan) serta tergolong ke dalam gerak etionom (gerak yang disebabkan karena adanya rangsangan dari luar tumbuhan berupa faktor-faktor lingkungan). Gerak nasti terjadi disebabkan karena adanya rangsangan dari luar menyebabkan perubahan tekanan turgor pada sel-sel batang, cabang, dan tulang daun. Tekanan turgor merupakan tekanan air pada dinding sel akibat perubahan kadar air dalam sel tumbuhan.

Angin merupakan salah satu unsur cuaca yang dapat berpengaruh terhadap lingkungan baik secara langsung maupun tidak langsung. Angin adalah udara yang bergerak dari daerah bertekanan tinggi ke daerahyang bertekanan rendah yang mempunyai besaran dan arah. Besaran yang dimaksud adalah kecepatannya sedang arahnya adalah darimana datangnya angin.

Kecepatan angin adalah kecepatan udara yang bergerak secara horizontal pada ketinggian dua meter diatas tanah. Perbedaan tekanan udara antara asal dan tujuan angin merupakan faktor yang menentukan kecepatan angin. Kecepatan angin akan berbeda pada permukaan yang tertutup oleh vegetasi dengan ketinggian tertentu, misalnya tanaman padi, jagung, dan kedelai. Oleh karena itu, kecepatan angin dipengaruhi oleh karakteristik permukaan yang dilaluinya

(5)

5 Secara luas angin akan mempengaruhi unsur cuaca yang lain seperti suhu, kelembaban udara maupun pergerakan awan. Arah datangnya angin akan berpengaruh terhadap kandungan uap air yang dibawanya. Ketika angin banyak mengandung air maka akan terbentuk awan. Hal ini terjadi pada saat awal musim hujan. Selain itu, angin yang banyak mengandung uap air akan meningkatkan kelembaban udara dan dapat pula menurunkan suhu udara.

Secara luas angin akan mempengaruhi unsur cuaca seperti suhu yang optimum dimana tanaman tumbuh dan berproduksi dengan sebaik-baiknya, kelembaban udara yang berpengaruh terhadap penguapan permukaan tanah dan penguapan permukaan daun, maupun pergerakan awan, Membawa uap air sehingga udara panas menjadi sejuk dan juga Membawa gas-gas yang sangat dibutuhkan oleh pertumbuhan dan perkembangan tanaman.

Ditinjau dari segi keuntungannya angin sangat membantu dalam penyerbukan tanaman. angin akan membawa serangga penyerbuk lebih aktif membantu terjadinya persarian bunga dan pembenihan alamiah. Sedangkan pada keadaan kecepatan angin kencang, kehadiran serangga penyerbuk menjadi berkurang sehingga akan berpengaruh terhadap keberhasilan penangkaran benih dan akan menimbulkan penyerbukan silang

Angin juga berfungsi sebagai salah satu rangsang yang dapat menyebabkan putri malu mengatup. Angin memiliki daya kekuatan yang cukup signifikan sehingga mudah mengatupkan daun putri malu.

Air merupakan substansi kimia dengan rumus kimia H2O : satu molekul air tersusun atas dua atom hidrogen yang terikat secara kovalen pada satu atom oksigen.Air bersifat tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau pada kondisi standar,yaitu pada tekanan 100 kPa (1 bar) and temperatur 273,15 K (0 °C). Zat kimia ini merupakan suatu pelarut yang penting, yang memiliki kemampuan untuk melarutkan banyak zat kimia lainnya, seperti garam-garam, gula, asam, beberapa jenis gas dan banyak berbagai macam molekul organik.

a. Parameter fisika

1. Suhu : 28 ºC – 32 ºC 2. pH : 7,5 – 8,5 3. Salinitas : 10 ppt – 35 ppt

(6)

6 5. Kecerahan : 35 cm – 40 cm b. Parameter kimia 1) Oksigen terlarut : > 3,5 ppm 2) Amonia : < 0,01 ppm 3) Nitrit : < 1 ppm 4) Nitrat : < 10 ppm 5) BOD : < 3 ppm 6) Clorine : < 0,8 ppm 7) Bahan organik : < 50 ppm c. Parameter biologis

Kepadatan plankton : 104 sel/ml – 109 sel/ml. Kualitas air mengacu pada kimia, fisik dan karakteristik biologi dari air Ini adalah ukuran dari kondisi air relatif terhadap persyaratan dari satu atau lebih spesies biotik dan atau untuk setiap kebutuhan manusia atau tujuan. Hal ini yang paling sering digunakan dengan mengacu pada satu set standar kepatuhan terhadap yang dapat dinilai. Standar yang paling umum digunakan untuk menilai kualitas air berhubungan dengan kesehatan ekosistem , keselamatan kontak manusia dan air minum. Air juga dikatakan sebagai suatu rangsanag terhadap proses mengatupnya daun-daun putri malu.

(Lutfi Hidayat. 2000 : 55) .

C. RUMUSAN MASALAH

 Rangsangan manakah yang paling cepat membuat daun Putri Malu mengatup dan mekar kembali ?

D. TUJUAN

 Mengetahui Rangsangan yang paling cepat membuat daun Putri Malu mengatup dan mekar kembali.

E. HIPOTESIS

 Jika Putri Malu diberi rangsangan dari tetesan-tetesan air, maka putri malu akan lebih cepat mengatup.

(7)

7 F. MANFAAT

 Untuk mengetahui rangsangan mana yang palinng cepat membuat putri malu mengatup dan mekar kembali.

G. METODE PENGAMATAN

1. ALAT DAN BAHAN

a. Bahan : - Tanaman Putri Malu - Air b. Alat : - Tangan - Kipas - Stopwatch - Kamera 2. LANGKAH KERJA

Menyiapkan semua alat dan bahan yang dipergunakan dalam percobaan

Mencatat hasil percobaan kedalam tabel yang telah dibuat

Memilih tumbuhan putri malu yang sama-sama dalam kondisi yang baik

Memberikan rangsang sentuhan pada salah satu daun Putri Malu, kemudian menghitung lama waktu daun putri malu saat mengatup sampai mekar

kembali

Mengulangi percobaan diatas dengan menggunakan rangsangan yang berbeda, yaitu dengan tetesan air dan kipasan angin.

(8)

8 BAB II

KAJIAN PUSTAKA A. DATA HASIL PENGAMATAN

No. Jenis Rangsangan Percobaan Waktu mengatup Waktu mekar kembali 1. Sentuhan

(dari ujung daun)

Percobaan 1 7 detik 3 menit 15 detik Percobaan 2 7 detik 3 menit 55 detik Percobaan 3 8 detik 3 menit 40 detik Rata-rata waktu 7,33 detik 3,5 menit 2. Tetesan air

(2-3 tetes air)

Percobaan 1 4 detik 5 menit

Percobaan 1 4 detik 4 menit 55 detik Percobaan 1 5 detik 5 menit 04 detik Rata-rata waktu 4,33 detik 4,86 menit 3. Kipasan angina Percobaan 1 1 menit 50 detik 4 menit 50 detik

Percobaan 1 2 menit 5 menit 25 detik Percobaan 1 2 menit 44 detik 4 menit 10 detik Rata-rata waktu 2,11detik 4,75 menit

B. PEMBAHASAN

Pada percobaan yang kami lakukan pada hari Kamis, 17 Oktober 2013 di halaman Laboraturium Biologi Dasar FMIPA UNY yang berjudul metode ilmiah dan pemecahan masalah yang mana kami mengangkat judul pengaruh berbagai rangsang terhadap mengatupnya daun Putri malu (Mimosa pudica).

Pada percobaan kali ini , alat-alat yang dibutuhkan adalah Tangan, kipas, stopwatch, kamera dan alat tulis. Sedangkan bahan yang dibutuhkan adalah Tanaman Putri malu dan air. Dari berbagai alat dan bahan yang telah tersedia. Praktikan melakukan langkah demi langkah secara baik. Langkah awal dari percobaan ini adalah menyiapkan semua alat dan bahan yang diperlukan dalam percobaan. Kemudian memilih tanaman Putri Malu yang sama-sama dalam kondisi yang baik. Selanjutnya memberi rangsangan sentuhan pada salah satu daun Putri Malu, kemudian menghitung lama waktu daun putri malu saat mengatup sampai mekar kembali. Selanjutnya mencatat hasil percobaan kedalam tabel yang telah dibuat. Dan yang terakhir adalah

(9)

9 mengulangi percobaan diatas dengan menggunakan rangsangan yang berbeda,yaitu dengan tetesan air dan kipasan angin.

Pada percobaan ini praktikan mengambil data sebanyak tiga kali dalam setiap perlakuan. Hal ini dimaksudkan agar data yang didapatkan lebih valid. Kemudian data tersebut dirata-rata hingga didapatkan hasil yang di inginkan.

Setiap organisme mampu menerima rangsangan yang disebut iritabilitas, dan mampu pula menanggapi rangsang tersebut. Salah satu bentuk tanggapan yang umum adalah berupa gerak. Gerak berupa perubahan posisi tubuh atau perpindahan yang meliputi seluruh atau sebagian dari tubuh.

Dari hasil percobaan dapat dilihat bahwa waktu yang diperlukan daun putri malu untuk mengatup lebih cepat daripada waktu yang diperlukan untuk membuka/mekar kembali. Hal ini dikatakan bahwa daun putri malu cepat memberikan sanksi atau respon dari suatu rangsang. Putri malu dikatakan peka terhadap rangsang. Waktu untuk bereaksi terhadap berbagai perlakuan berbeda-beda:

1. Rangsang Sentuhan

Berdasarkan pengamatan yang kami lakukan , dengan menggunakan rangsang sentuhan akan membuat ujung daun putri malu mengatup dengan waktu 7,33 detik. Dan waktu daun putri malu dari mengatup hingga mekar kembali adalah 3,5 menit. 2. Rangsang Tetes Air

Berdasarkan pengamatan yang kami lakukan , dengan menggunakan rangsang tetesan air (2-3 tetes) akan membuat ujung daun putri malu mengatup dengan waktu 4,33detik dan waktu daun putri malu dari mengatup hingga mekar kembali adalah 4,86 menit.

3. Rangsang Kipasan Angin

Berdasarkan pengamatan yang kami lakukan , dengan menggunakan rangsang kipasan angin akan membuat ujung daun putrid malu mengatup dengan waktu11 menit dan waktu daun putri malu dari mengatup hingga mekar kembali adalah 4,75 menit.

Dari data percobaan didapatkan hasil bahwa reaksi dengan tetesan air (2-3 tetes) jauh merupakan reaksi yang paling cepat daripada rangsangan yang lainnya. Dan reaksi dengan menggunakan kipasan angin paling lama daripada rangsang yang lain.

(10)

10 Tumbuhan putri malu memiliki dua macam kepekaan, yaitu terhadap sentuhan (seismonasti) dan terhadap intensitas cahaya matahari atau melakukan gerakan tidur pada malam hari (niktinasti). Gerak niktinasti dan seismonasti yang dimiliki oleh putri malu tergolong dalam gerak nasti (gerak bagian tumbuhan yang arahnya tidak ditentukan oleh arah datangnya rangsangan) serta tergolong ke dalam gerak etionom (gerak yang disebabkan karena adanya rangsangan dari luar tumbuhan berupa faktor-faktor lingkungan).

Dari hasil percobaan yang dilakukan praktikan menyebutkan bahwa daun putri malu yang paling cepat mengatup adalah dengan rangsang tetesan air (2-3 tetes) dan yang paling lama waktunya untuk mekar kembali adalah dengan tetesan. Hal ini dikarenakan massa jenis air lebih besar daripada masa jenis sentuhan dan angin. Sehingga untuk mengatupkan daunnya lebih cepat karena menerima massa yang lebih berat. Dan untuk mekar kembali cenderung lambat Karena percikan-percikan air masih menempel pada daun sehingga lambat untuk mekar.

(11)

11 BAB III

PENUTUP A. KESIMPULAN

 Waktu yang dibutuhkan daun putri malu untuk mengatup setelah mendapat berbagai jenis rangsangan. Rangsangan yang paling cepat ditunjukan oleh rangsangan dengan menggunakan tetesan air yaitu 4,33 detik , dan waktu yang dibutuhkan daun putri malu mengatup hingga mekar adalah 4,86 menit ini merupakan waktu yang paling lama untuk mekar kembali .

 Dari percobaan yang telah kami lakukan, terbukti bahwa hipotesis kami benar. Dimana daun putri malu yang diberi rangsangan tetesan air akan lebih cepat mengatup dan membukanya lebih lama dibandingkan dengan rangsangan yang lain.

B. SARAN

 Praktikan lebih cermat dan teliti selama proses observasi (penelitian), serta lebih rajin dalam mencari kajian pustaka mengenai objek biologi yang sedang diamati agar diperoleh hasil yang maksimal.

 Praktikan lebih teliti dalam menggunakan stopwatch saat mengukur lamanya waktu menguncup dan membukanya kembali daun putri malu setelah diberi berbagai jenis rangsangan.

(12)

12 DAFTAR PUSTAKA

Hidayat,lutfi .2000 . Biologi 1. Semarang: Intan pariwara

Suryadarma. 1997. Diktat Biologi Umum. Yogyakarta. Gadjah Mada University Trubus. 2002. Dunia Tumbuhan. Jakarta: Tirta Pustaka

Tjitrosopomo, Gembong.1993. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: Gadjah Mada University

(13)

13 LAMPIRAN

Putri malu saat mekar kembali

Putri malu mengatup karena rangsangan kipasan angin

Putri malu saat diberi rangsang sentuhan Putri malu saat mekar kembali

(14)

14 Putri malu mengatup karena

diberi rangsang tetesan air

Referensi

Dokumen terkait

Dengan demikian permasalahan dalam kehidupan seorang muslim akan dapat terselesaikan dengan baik, karena isi dalam kitab suci tersebut dapat dijadikan sebagai petunjuk

Dengan adanya pendidikan inklusi anak yang mempunyai kelainan dibimbing oleh guru dengan menggabungkan anak normal lainnya untuk dapat memaksimalkan seluruh potensi dan kemampuan

Courties Dupont melihat tiga aspek penting dalam menganalisa laporan keuangan yaitu; Pertama, Profitabilitas yaitu kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang digambarkan oleh

Toksisitas organofosfat dihasilkan dengan menghambat kinerja asetilkolinesterase, sehingga pengukuran aktivitas asetilkolinesterase darah dapat digunakan sebagai intrumen

Pengoperasian dan Pemeliharaan Dalam hal pengoperasian jalan untuk melayani lalu lintas umum, penyelenggara jalan mempunyai kewajiban untuk: - melengkapi perlengkapan jalan

Berdasarkan hasil penelitian ini disimpulkan bahwa kejadian ISPA atas terbanyak adalah laki-laki, pada kelompok balita, dengan status gizi baik, dan umumnya

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kerapatan point cloud dari hasil pemindaian pada warna, material dan jarak objek untuk mendapatkan hasil yang maksimal

Retribusi adalah pungutan sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian ijin tertentu yang khusus disediakan dan / atau diberikan Pemerintah Kabupaten Seruyan melalui Dinas Tenaga