• Tidak ada hasil yang ditemukan

Orang Orang yang Dirindukan Surga

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Orang Orang yang Dirindukan Surga"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

Orang – Orang yang Dirindukan

Surga

Siapa sih manusia yang tak ingin masuk surga? Pasti semua manusia ingin masuk surga, sekalipun ia seorang pencuri. Kita sebagai manusia tidak bisa mengetahui secara pasti apakah diri kita ini adalah golongan orang yang masuk surga atau bahkan sebaliknya golongan orang-orang yang masuk neraka.

Walaupun demikian kita harus tetap berusaha untuk berbuat baik dalam kondisi apapun. Agar kita menjadi orang yang senantiasa diberi kemudahan untuk memasuki surga.

Di dalam Al- Quran surah Ali- Imran [3]:13 Allah menjelaskan sebagai berikut.

“Dan bersegeralah kamu pada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa.”

Ayat diatas mengandung makna bahwa:

Kita sebagai manusia harus segera berlomba-lomba dalam 1.

mencari ampunan Allah.

Kita sebagai manusia harus berlomba-lomba dalam kebaikan 2.

agar kita bisa menggapai surga yang luasnya seluas langit dan bumi.

Dalam berlomba-lomba mencari ampunan Allah dapat dilakukan dengan menjalankan semua apa yang sudah menjadi aturan dan ketentuan Allah dan meninggalkan semua apa yang menjadi larangan Allah.

Sebagai manusia yang beriman, pasti mengharapkan untuk bisa menjadi golongan orang-orang yang bisa menikmati surga-Nya Allah. Walaupun kita tidak mengetahui apakah kita sudah pasti masuk surga atau sebaliknya.

(2)

Namun tidak ada salahnya jika kita mengetahui golongan orang-orang yang dirindukan surga. Maka Syekh Ustman bin Hasan dalam kitab Dzurratun Nasihin menerangkan empat golongan orang yang dirindukan surga, yaitu sebagai berikut.

Golongan orang-orang yang gemar membaca Al- Quran baik 1.

tiap pagi, siang, sore, maupun malam.

Golongan orang-orang yang mampu menjaga lisannya dari 2.

berbuat tercela seperti ghibah, adu domba, fitnah, caci maki, dan lain-lain.

Golongan orang-orang yang memberi makan orang fakir atau 3.

orang kelaparan.

Golongan orang-orang yang berpuasa dalam bulan Ramadhan. 4.

Semoga artikel ini bermanfaat. Jangan lupa ya untuk share kepada sahabat muslim laiinya.

Benda-Benda yang Termasuk

Najis

Berbicara soal benda, pada hukum aslinya adalah semua barang (benda) adalah SUCI selama tidak ada dalil yaang menunjukkan bahwa suatu benda itu najis. Maka dari itu ada beberapa kriteria tentang benda-benda yang dikatakan benda najis, adalah sebagai berikut.

1. Bangkai binatang darat yang berdarah selain dari pada mayat manusia

Adapun bangkai binatang laut –ikan- dan bangkai binatang darat yang tidak berdarah semasa hidupnya –belalang- serta mayat manusia adalah SUCI.

(3)

“Diharamkan bagimu memakan bangkai.” (Q.S. Al- Maidah [5]:3) Bangkai ikan dan binatang darat yang tidak berdarah serta manusia tidak dalam arti bangkai yang umum dijelaskan pada ayat di atas karena ada keterangan lain.

Adapun dalil bahwa manusia itu suci adalah firman Allah SWT dalam Al- Quran.

َمَدا ﻰِﻨَﺑﺎَﻨْﻣَّﺮَﻛ ْﺪَﻘَﻟَو – “Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam (manusia). (Q.S. Al- Isra [17]:70)

Arti dimuliakan pada ayat diatas jangan dianggap sebagai konsep kotoran (najis). Lagipula seandainya mayat manusia itu najis, tentunya kita tidak disuruh memandikannya. Maka suruhan terhadap kita untuk memandikan mayat itu adalah suatu tanda bahwa mayat manusia bukan najis, hanya ada kemungkinan terkena najis sehingga kita disuruh memandikannya.

2. Darah

Segala macam jenis darah itu NAJIS, kecuali hati dan limpa. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam Al- Quran dan sabda Rasulullah SAW.

ُﻢْﺤَﻟَو ُمَّﺪﻟاَو ُﺔَﺘْﻴَﻤْﻟا ُﻢُﻜْﻴَﻠَﻋ ْﺖـَﻣِّﺮـُ ﺣ ِﺮْﻳِﺰْﻨِ ﺤْﻟا. “Diharamkan bagimu memakan bangkai, darah dan babi.” (Q.S. Al-Maidah [5]:3)

ُﻚَﻤَّﺴﻟَا :ِنﺎَﻣَدَو ِنﺎَﺘَﺘْﻴَﻣ ﺎَﻨَﻟ ْﺖَّﻠِ ﺣُا ُلﺎَﺤـِّ ﻄﻟاَو ُﺪِﺒـَﻜْﻟاَو ُداِﺮـَ ﺠْﻟاَو. “Telah dihalalkan bagi kita dua macam bangkai dan dua macam darah: ikan dan belalang, hati dan limpa.” (H.R. Ibnu Majah) Dikecualikan juga darah yang tertinggal d idalam binatang yang sudah tersembelih, begitu juga darah ikan. Kedua macam darah

(4)

ini suci atau dimaafkan, artinya diperbolehkan atau dihalalkan.

3. Nanah

Segala macam nanah itu NAJIS, baik yang kental maupun yang cair. Karena nanah itu merupakan darah yang sudah busuk.

4. Segala benda cair yang keluar dari dua pintu

segala cairan yang keluar dari dua pintu adalah najis kecuali MANI. Air kencing, tinja, mazi ataupun yg lain kecuali mani baik dari hewan yang halal maupun tidak halal dimakan adalah najis.

“Ketika orang Arab Badui buang air kecil di dalam masjid, beliau bersabda: ‘Tuangilah olehmu tempat kencing itu dengan setimba air’”. (H.R. Bukhari dan Muslim)

5. Arak/minuman memabukkan

Firman Allah SWT di dalam Al- Quran menerangkan bahwa:

ُمَ ﻻْزَ ﻻاَو ُبﺎَﺼـْﻧَ ﻻَو ُﺮِ ﺴْﻴَﻤْﻟاَو ُﺮْﻤَ ﺨْﻠﻟا ﺎَﻤَّﻧِا ِنﺎـَ ﻄْﻴَّ ﺸﻟا ِﻞَﻤَﻋ ْﻦِﻣ ٌﺲْﺟِر. “Sesungguhnya meminum khamr, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan anak panah adalah perbuatan keji, termasuk perbuatan setan.” (Q.S. Al- Maidah [5]:90)

6. Anjing dan babi

Semua hewan adalah suci, kecuali anjing dan babi. Rasulullah SAW bersabda:

ْنَا ُﺐْﻠَﻛْا ِﻪْﻴِﻓ َﻎَﻟَو اَذِا ْﻢُﻛَﺪَ ﺣَاِءﺎَﻧِا ُﺮُﻬَ ﻃ ِباَﺮُّﺘﻟﺎِﺑ َّﻦُﻫَ ﻻْوُا ٍتاَّﺮَﻣ َﻊْﺒَﺳ ُﻪـَﻠِ ﺴْﻐَﻳ. “Cara mencuci bejana seseorang dari kamu apabila dijilat anjing, hendaklah dibasuh tujuh kali, salah satunya hendaklah dicampur dengan tanah.” (H.R. Muslim)

(5)

7. Bangkai binatang yang diambil bagian tubuhnya selama masih hidup

Hukum bagian-bagiaan binatang yang diambil selagi masih hidup adalah seperti bangkainya. Maksudnya adalah, kalau bangkainya najis, maka yang dipotong itu juga najis. Contoh misalnya si Cecep memotong kaki dari babi atau kambing yang masih hidup, maka hukumnya najis. Kalau bangkainya suci, yang dipotong sewaktu hidupnya suci pula, seperti yang diambil dari ikan yang masih hidup.

Semua jenis najis tidak dapat dicuci, kecuali arakdan kulit. Jika arak sudah menjadi cuka dengan sendirinya, maka ia menjadi suci dengan syarat tertentu. Begitu juga dengan kulit, dapat menjadi suci dengan cara dimasak.

Semoga artikel ini bermanfaat. Jangan lupa untuk share ya

Macam – Macam Air dan

Pembagiannya

Dalam hukum Islam, soal bersuci dan seluk beluknya termasuk bagian dari ilmu dan amalan yang penting, terutama karena diantara syarat-syarat salat telah ditetapkan bahwa seseorang yang akan mengerjakan salat diwajibkan suci dari hadis dan suci pula badan, pakain, dan tempatnya dari najis.

ُّبِحُيَو َنْيَباَّوَّتلا ُّبِحُي َهلل َّنِا َنْيِرِّهَطَتُمْلا Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang tobat dan menyukai orang –orang yang menyucikan diri.” (Q.S.

(6)

Al-Baqarah [2]:222)

Sala satu alat bersuci adalah air. Maka dari itu kita harus tahu jenis-jenis air. Apakah air itu bersih dari najis atau memang bernajis dan tidak boleh di gunakan untuk bersuci. Macam-macam Air dan Pembagiannya adalah sebagai berikut.

1. Air yang suci dan menyucikan

Air yang suci dan menyucikan boleh diminum dan sah dipakai untuk menyucikan (membersihkan) benda yang lain. Air ini meliputi air yang jatuh dari langit atau air yang terbit dari bumi dan masih original keadaanya, seperti air hujan, air laut, air sumur, air es yang sudah hancur kembali, air embun, dan air yang keluar dari air mata.

ًءآَم ِءَآمَّسلا َنَّم ْمُكْيَلَع ُلِّزَنُيَو هِب ْمُكَرِّهَطُيِّل “Dan Allah menurunkan kepadamu hujan dari langit untuk menyucikan kamu dengan hujan itu.” (Q.S. Al- Anfal [8]:11)

Perubahan air yang tidak menghilangkan keadaan “suci menyucikan” adalah sebagai berikut.

Berubah karena tempatnya, seperti air yang tergenang 1.

atau mengalir di batu belerang.

Berubah karena lama tersimpan, seperti air kolam. 2.

Berubah karena sesuatu yang terjadi padanya, seperti 3.

berubah disebabkan ikan atau kiambang.

Berubah karena tanah yang suci, begitu juga segala 4.

perubahan yang sukar memeliharanya, misalnya berubah karena daun-daunan yang jatuh dari pohon-pohon yang berdekatan dengan sumur atau tempat-tempat air itu.

(7)

2. Air suci, tetapi tidak menyucikan

Adalah air yang suci namun tidak bisa untuk menyucikan sesuatu. Misalnya air kopi, air kopi suci boleh diminum namun tidak bisa menyucikan (membersihkan) badan. Apa sajakah yang termasuk air suci tetapi tidak menyucikan? Berikut ulasannya.

Air yang telah berubah salah satu sifatnya (warna, 1.

bentuk, rasa) karena bercampur dengan sesuatu benda yang suci. Contohnya seperti air kopi, teh, jus, es campur, dan lain-lain.

Air sedikit, yaitu air yang kurang dari dua kulah 1) ,

2.

sudah terpakai untu menghilangkan hadas atau najis, sedangkan air iru tidak berubah sifatnya dan tidak bertambah pula timbangannya.

Air pohon-pohonan atau air buah-buahan, seperti yang 3.

terdapat pada buah kelapa, jeruk, air nira, dan lain-lain.

3. Air yang bernajis

Air yang termasuk bernajis bagian ini ada dua macam, yaitu sebagai berikut.

Sudah berubah salah satu sifatnya (warna, rasa, bentuk) 1.

oleh najis. Air ini tidak boleh dipakai lagi, baik airnya sedikit ataupun banyak, sebab hukumnya seperti najis.

Air bernajis, tetapi tidak berubah salah satu sifatnya. 2.

Air ini kalau sedikit –kurang dari dua kulah- tidak boleh dipakai lagi, bahakn hukumnya sama dengan najis.

“Air itu tak dinajisi sesuatu, kecuali apabila berubah rasa, warna, atau baunya. “ (H.R. Ibnu Majah dan Baihaqi)

“Apabila air cukup dua kulah, tidaklah dinajisi oleh sesuatu apapun.” (Riwayat lima ahli hadis)

(8)

4. Air yang makruh

Adalah air yang terjemur oleh matahari dalam bejana, kecuali bejana emas dan perak. Air ini makruh untuk badan, tetapi tidak makruh untuk pakaian; kecuali air yang terjemur di tanah, seperti air sawah, air kolam, dan tempat-tempat yang bukan bejana yang mungkin berkarat.

“Dari Aisyah, sesungguhnya ia telah memanaskan air pada cahaya matahari, maka Rasulullah saw bertanya kepadanya, “Janganlah engkau berbuat demikian, ya Aisyah. Sesungguhnya air yang dijemur itu dapat menimbulkan penyakit sopak.” (H.R. Baihaqi)

Semoga artikel fiqih ini bermanfaat. Jangan lupa untuk share yaa.

Tipe Manusia Dalam Mengabdi

Kepada Tuhan

Ada perbedaan perilaku dalam mengabdi (beribadah) kepada Allah. Setiap perbedaan memiliki tingkatan masing masing. Menurut sebagian pakar, ada tiga tipe manusia dalam beribadah (taat melaksanakan perintah-Nya). Ketiga tipe ini sebenarnya sama-sama lillahi ta’ala, hanya ‘penghayatannya’ yang berbeda. Dari perbedaan penghayatan ini maka akan terlihat pula kualitas ibadah seorang hamba tersebut.

Tipe pertama, adalah tipe ‘pedagang’, yaitu melakukan sesuatu demi memperoleh imbalan yang menyenangkan. Dalam kategori seseorang taat beribadah kepada Allah SWT adalah semata-mata agar mendapat imbalan kebaikan di akhirat kelak dan dimasukkan

(9)

surga.

Tipe kedua, adalah tipe ‘budak’, yaitu orang yang takut kepada majikannya. Ia taat beribadah kepada Allah adalah semata-mata karena takut akan siksa neraka dan siksa Allah.

Tipe ketiga, adalah tipe ‘orang arif’, yaitu orang yang taat beribadah bukan karena mengharapkan imbalan surgawi dan juga bukan takut neraka, melainkan sebagai balas jasa karena menyadari betapa besar anugerah Allah yang telah diterimanya. Ia tidak berani membangkang kepada Allah semata-mata karena merasa malu bahwa Tuhannya telah memberikan yang terbaik untuk dirinya. Dengan kata lain tipe orang ketiga ini adalah tidak ingin membuat Tuhan KECEWA terhadap dirinya.

Meskipun diawal tadi saya mengatakan tiga tipe manusia dalam mengabdi kepada Tuhan, sebenarnya ada satu tipe lagi yang perlu diketahui, yaitu tipe ‘robot’, yaitu seseorang yang beribadah kepada Allah secara otomatis tanpa berfikir dan penghayatan. Ia solat kok, tapi yang diingat bukan Allah, melainkan urusan duniawi seperti bisnis, kecantikan, benda-benda, dan lain-lain.

Dari tiga kemudian saya tambah satu tipe manusia dalam mengabdi kepada Allah, manakah tipe yang cocok buat Anda? Semoga tidak tipe yang terakhir, ‘robot’.

Islam Sebagai Pedoman Hidup

Manusia diciptakan Allah dimuka bumi ini untuk menjadi khalifah, yaitu orang yang memberdayakan, memakmurkan, menjaga, melestarikan dan melakukan peradaban di bumi. Hal ini telah Allah jelaskan didalam Al- Quran Surah Al- Baqarah [2]:

(10)

30 sebagai berikut.

“Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat. ‘Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang halifah dimuka bumi’.”

Fungsi kekhalifahan ini harus dilaksanakan oleh setiap insan dengan semestinya dalam rangka menegakkan pengabdian kepada Allah SWT (beribadah) sebagai salah satu tugas hidup manusia. Sebagaimana tercantum didalam Al- Quran Surah Adz- Zaariat [51]:56 sebagai berikut.

“Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia kecuali hanya untuk beribadah kepada-Ku.”

Agar manusia dapat melaksanakan tugas dan fungsi kehidupannya dengan baik dan benar maka Allah menurunkan undang-undang, aturan, ketentuan yang disebut dengan Dinul Islam yang bersumber hukum dari Al- Quran dan Al- Hadis.

Islam agama yang luhur. Apabila seseorang melaksanakan semua aturan dan ketentuannya =, maka seseorang tersebut akan merasakan aman damai dalam kehidupannya.

Islam adalah agama yang holistik (lengkap), comprehensive (menyeluruh) dan kamil (sempurna). Dikatakan demikian karena ajaran Islam mencakup semua aspek kehidupan manusia, dimensi spiritual, dimensi sosial, dimensi ekonomi, dimensi pendidikan dan lain-lain.

Sebagai agama yang sempurna, Islam datang untuk menyempurnakan agama-agama yang dibawa oleh Nabi – Nabi Allah SWT sebelum Nabi Muhammad SAW. Sebagaimana Allah telah menjelaskan didalam Al- Quran Surah Al- Maidah [5]:3.

“Pada hari ini telah Aku sempurnakan untuk kamu agamamu dan telah Aku cukupkan kepadamu nikmat-Ku dan telah Aku ridhai Islam sebagai agama bagimu.”

(11)

Allah menurunkan kitab suci Al- Quran sebagai pedoman hidup manusia. Dalam kitab suci-Nya Dia menyebutkan beberapa kali nama agama dengan nama “Islam” sebagai agama yang mengatur segala urusan dan aspek kehidupan. Dalam kaitan ini secara eksplisit Michael F. Taylor (2003), mengatakan:

“[Islam] is a comprehensive way of life, religious, and scular; it is a set of beliefs and a way of worship; it is a vast and integrated system of law; it is a culture and civilization; it is an economic system and commercial norm; it is a polity and method of governance; it is society and family conduct; it is prescribes for inheritance and divorce; dress and etiquette; food and personal hygiene. It is spiritual and human totality; this worldly and other-worldly.”

Islam adalah jalan hidup (way of life) yang mengantarkan seseorang yang mengikuti petunjuk-Nya dengan baik dan benar untuk mencapai kebahagiaan hakiki, ketenangan, damai dan ketentraman hidup di dunia dan mendapat surga di akhirat kelak.

Pengertian Islam

Kata Islam itu merupakan turunan dari kata assalmu, assalamu, assalamatu, yang berarti bersih dan selamat dari kecacatan lahir dan batin. Dengan demikian Islam berarti suci, bersih tanpa cacat. Islam berarti “menyerahkan sesuatu”. Islam adalah memberikan seluruh jiwa raga seseorang kepada Allah SWT. (Arkoun, 1997: 17).

Makna lain dari turunan kata Islam adalah “damai” atau “perdamaian” (al- salmu/peace) dan “keamanan”. Islam adalah

(12)

agama yang mengajarkan kepada pemeluknya untuk menamkan benih-benih perdamaian, keamanaan, dan keselamatan untuk diri sendiri, sesama manusia (Muslim dan Non Muslim) dan kepada lingkungan sekitrar (rahmatanlill ‘alamin).

Perdamaian, keamanaan, dan keselamatan ini hanya diperoleh jika setiap Muslim taat dan patuh, mengetahui dan mengamalkan aturan-aturan, menjalankan perintah dan menjauhi larangan Allah SWT yang di jelaskan dalam Al-Qur’an dan Al- Hadis. Secara terminologis, pengertian “Islam” diungkapkan Ahmad Abdullah Almasdoosi (1962) sebagai kaidah hidup yang diturunkan kepada manusia sejak manusia di gelarkan ke muka bumi, dan terbina dalam bentuknya yang terakhir dan sempurna dalam Al- Qur’an yang suci yang diwahyukan Allah kepada Nabi-Nya yang terakhir, yakni Nabi Muhammad SAW; satu kaidah hidup yang memuat tuntutan yang jelas dan lengkap mengenai aspek hidup manusia, baik spiritual maupun material.

Dari penegasan diatas dapat disimpulkan bahwa:

Islam adalah agama yang diturunkan Allah kepada manusia melalui rasul-Nya yang berisi hukum-hukum yang mengatur hubungan sehitiga yaitu hubungan manusia dengan Allah (hablum

min Allah), hubungan manusia dengan manusia (hablum min annas) dan hubungan manusia dengan lingkungan alam semesta.

Pengertian Agama

Agama bukan hanya sebagai satu kepercayaan dan pengakuan tentang adanya Tuhan melalui upacara-upacara ritual, akan tetapi mencakup seluruh tatanan kehidupan manusia itu sendiri. Kata “Agama” didalam Al-Qur’an disebut dengan Ad-Din.

(13)

Sedangkan secara bahasa, kata “Agama” diambil dari bahasa Sanskerta, sebagai pecahan dari kata-kata “A” artinya “tidak” dan “gama” artinya “kacau”. “Agama” berarti “tidak kacau”.

Pengertian diatas mengandung makna bahwa agama sebagai pedoman hidup manusia akan memberikan petunjuk kepada manusia. Sehingga terciptalah tatanan kehidupan yang baik, aman, sejahtera, teratur dan tidak kacau.

Agama merupakan peraturan yang dijadikan pedoman hidup s e h i n g g a d a l a m m e n j a l a n i k e h i d u p a n m a n u s i a t i d a k mendasarkannya pada selera masing-masing. Dengan adanya agama manusia akan terhindar dari perilaku kehidupan yang disebut dengan hukum rimba, yaitu manusia yang kuat akan menindas manusia yang lemah.

Istilah agama identik dengan Ad-Din. Pengertian ini berlaku bagi semua agama, baik agama Islam maupun agama selain Islam sebagaimana dijelaskan oleh Endang Syaifudin Anshori dalam bukunya Pokok-Pokok Pikiran Tentang Islam. Ia menulis:

“Yang disebut Din bukan hanya Islam, tetapi juga selain Islam. Orang berpendapat bahwa Din itu lebih luas dari pada agama, atau bahkan Din itu tidak sama dengan agama, tidak dapat dibenarkan ditinjau dari segi ilmiah ataupun ditilik dari segi diniyah. Yang benar ialah agama (din) Islam itu jauh lebih luas dari pada agama (din) lainnya. (Anshori, 15:1969)

Dalam Al-Qur’an, Ad-Din memiliki konotasi makna yang sepada dengan kata-kata berikut ini.

Al- Jaza, artinya pembalasa. 1.

Al- Ibadah, artinya ibadah atau pengabdian. 2.

At- Thaat, artinya ketaatan atau kesetiaan. 3. A l - Q a n u n a l - s a m a w i , a r t i n y a u n d a n g - u n d a n g 4. langit/peraturan Allah. A l - Q a n u n a d - D u n y a , a r t i n y a u n d a n g - u n d a n g 5.

(14)

bumi/peraturan bagi manusia.

At- Tauhid wal Istislam, artinya tauhid atau berserah 6.

diri.

An- Nashihah, artinya nasihat. 7.

Al- Muhasabah, artinya memperhitungkan, cermat, mawas 8.

diri.

Al- Akhlaq al- Fadhilah, artinya budi pekerti yang 9.

utama.

Beberapa makna diatas menunjukkan bahwa agama memiliki makna dan cakupan yang sangat luas. Ad- Din mengandung lingkup yang tidak terbatas hanya sekedar pada kepercayaan, melainkan mencakup seluruh sikap dan tingkah laku serta pergaulan hidup dan seluruh aspek kehidupan manusia, diantaranya:

Mengajarkan adanya pembalasan terhadap amal perbuatan 1.

manusia yang dulakukan dalam dan selama hidupnya di dunia ini.

Menetapkan kewajiban untuk mengabdikan diri kepada Allah 2.

SWT.

Menjadi tata aturan dalam pergaulan hidup sebagai tanda 3.

kekhalifahan manusia dengan sesamanya.

Mengajarkan agar manusia mengoeksi dirinya. 4.

Menjadi dasar untuk membentuk akhlak mulia manusia. 5.

Semoga artikel ini bermanfaat.

Hal

-

Hal

yang

Perlu

(15)

Saat Sahur

Bersahur dan berbuka merupakan suatu hal yang harus dilaksanakan saat puasa ramadhan. Karena didalam terdapat kebaikan-kebaikan. Namun, ada beberapa hal yang harus diperhatikan agar sahur dan berbuka menjadi berkualitas.

Tidak menyesakkan perut dengan segala jenis makanan 1.

sekaligus saat berbuka.

Tidak memakan makanan yang pedas atau banyak daging. 2.

Tidak terus menerus mengisi perut antara saat berbuka 3.

dan saat sahur.

Tidak langsung bersahur pada saat terbangun dan setelah 4.

makan langsung tidur kembali.

Bacalah ayat-ayat Al-Quran sampai masuk waktu subuh. 5.

Berbukalah dengan makanan yang panas dan cair. Seperti 6.

sub, kolak, kanji rumbi dan lain-lain.

Segera melaksanakan salat maghrib setelah memakan 7.

makanan kecil dan makan secara penuh setelah salat maghrib.

Jagalah waktu bersahur, tidak samapai terpaksa makan 8.

pada saat imsak dimulai.

Sediakanlah makanan sahur yang layak. 9.

Demikian semoga artikel ini menambah wawasan kita.

Nama – Nama Lain Bulan

Ramadhan

Bulan Ramadhan memiliki nama – nama lain yang merupakan bukti bahwa Ramadhan demikian populernya sehingga menggugah para ulama untuk menamainya dengan berbagai julukan karena

(16)

banyaknya keutamaan yang terkandung didalamnya. Nama-Nama itu adalah :

Syahrullahi = Bulan Allah. Bulan ini Allah sandarkan 1.

kepada diri-Nya sendiri karenanya bulan ini dinamakan bulan Allah.

Syahrul Quran = Bulan yang didalamnya diturunkan 2.

permulaan karunia bagi manusia yakni Alquran. Syahrun Najah = Bulan pelepasan dari azab neraka. 3.

Syahrud Jud = Bulan memberikan keikhlasan kepada sesama 4.

manusia dan melimpahkan bantuan kepada fakir miskin atau disebut juga bulan murah tangan.

Syahrun Muwasah = Bulan memberikan pertolongan kepada 5.

yang berhajat.

Syahrut Tilawah = Bulan membaca Al-Quran atau bulan 6.

untuk menekunkan diri membaca Al-Quran.

Syahrurs Sabri = Bulan untuk melatih diri bersabar 7.

melaksanakan aktifitas-aktifitas keagamaan, sabar terhadap ujuan hidup dan lain-lain.

Syahrur Rahmah = Bulan Allah limpahkan rahmat-Nya kepada 8.

hamba-Nya.

Syahrul ‘Id = Bulan yang merayakan hari berbuka dan 9.

Referensi

Dokumen terkait

mahasiswa praktikan untuk belajar menjadi guru yang lebih inovatif, provisional dengan gaya. mengajar yang menarik

Yang menjadi kekuatan di P2PNFI Regional II Semarang adalah Sarana prasarana yang tersedia, kualitas staff, pegawai dan pamong yang mempunyai keahlian sesuai dengan

Untuk mengetahui distribusi tekanan dan kecepatan aliran fluida di dalam rumah pompa yang dioperasikan sebagai turbin.. Dapat mengetahui bentuk – bentuk (tampilan

Bantuan yang diberikan IMF tidak terlepas dari berbagai kepentingan sehingga bantuan tersebut tidak menuntaskan masalah kemiskinan di Ethiopia dan malah memperburuk keadaan.

kehampaan, limbung bila tersandung masalah, atau bahkan putus asa. Tujuan hidup bisa ditemukan dengan banyak cara atau jalan. Melalui kesadaran beragama yang baik, kita

Setelah transformator sisipan (PH.0731) dipasang didapatkan perbaikan hasil rugi daya (losses) serta drop tegangan pada gardu distribusi M.235 dengan

Setelah dilakukan pengukuran jumlah konsentrasi partikel asap rokok pada 4 batang rokok yang dibedakan pada filter dengan karakteristik filter yang berbeda, maka

Dengan adanya sistem informasi administrasi kependudukan ini, proses pelayanan kepada publik akan meningkat baik dari segi waktu maupun kualitas pelayanan itu