• Tidak ada hasil yang ditemukan

AGRIPLUS, Volume 22 Nomor : 03 September 2012, ISSN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "AGRIPLUS, Volume 22 Nomor : 03 September 2012, ISSN"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

AGRIPLUS, Volume 22 Nomor : 03 September 2012, ISSN 0854-0128

UJI EFEKTIFITAS PESTISIDA NABATI PHYMAR C UNTUK MENGENDALIKAN PENYAKIT BUSUK BUAH DAN KANKER BATANG PADA TANAMAN KAKAO

DI KABUPATEN LUWU UTARA Oleh: Mariadi1) dan Gusnawaty HS1)

ABSTRACT

The study to determine aplication effectivity pesticide of vegetation Phymar C for control pod rot disease and stem cancer disease at plant cacao. In the study conducted from January-Mei 20012 in the Luwu North sub province. Treatment in this study consist of treatment wiith aplication pesticide of vegetation Phymar C in each garden sampel and treatment without aplication pesticide of vegetation in farmer garden in each countryside. The results indicate that aplication pesicide of vegetation Pymar C can degrade intensity pod rot disease until 45-55% and healing disease stem cancer disease at palnt cacao untul 100%.

Keywords : pesticide of vegetation, pod rot disease, stem cancer disesase, plant cacao

PENDAHULUAN

Kakao merupakan komoditas unggulan Kabupaten Luwu Utara yang sampai tahun 2011 luasnya telah mencapai 51.210,74 ha dengan produksi 33.185,9 ton/tahun (Dinas Perkebunan Kabupaten Luwu Utara, 2011).

Salah satu kendala yang merupakan faktor penyebab utama rendahnya produksi kakao di Luwu Utara adalah adanya penyakit busuk buah dan kanker batang yang disebabkan oleh Phytopthora palmivora, penyakit ini dapat menurunkan produksi sampai 92% terutama pada saat buah kakao berkurang (Mariadi, 2003, 2004).

Untuk mengendalikan penyakit busuk buah dan kanker batang tersebut petani pada umumnya masih menggunakan pestisida organik sintetik yang telah terbukti menimbulkan berbagai dampak negatif seperti terjadinya pencemaran lingkungan ; terjadinya keracunan pada manusia (sesak nafas, mata kabur, kelainan pada cacat kelahiran bayi); biaya pengendalian yang makin mahal seiring dengan makin mahalnya pestisida di pasaran ; munculnya resistensi dan resurgensi hama; adanya residu pestisida pada produk biji kakao yang

tidak dikehendaki pasar dan konsumen (Ahdin Gassa, (2003) dan Martono, (1993)). Mengingat dampak negatif dari penggunaan pestisida organik sintetik terhadap lingkungan dan biaya pengendalian yang semakin tinggi seiring dengan makin mahalnya harga pestisida dipasaran, maka perlu dicarikan alternatif pengendalian yang lebih aman terhadap lingkungan dengan harga yang lebih murah.

Salah satu alternatif pengendalian yang lebih aman terhadap lingkungan dan murah tersebut adalah dengan menggunakan formulasi pestisida nabati yang telah berhasil dibuat dari bahan-bahan tumbuhan seperti limbah, kulit jambu mete, akar tuba, buah barring tonia dan lainnya. Dari hasil-hasil pengujian baik di laboratorium, rumah kaca maupun lapangan telah ditemukan beberapa formulasi pestisida nabati seperti Infus 505, Phymar C 711 yang dapat menurunkan infeksi penyakit busuk buah dari 82% menjadi 10% (Mariadi, 2005, 2008).

Untuk memasyarakatkan dan menyebarluaskan penggunaan pestisida ramah lingkungan tersebut, maka perlu dilakukan uji lapang untuk mengetahui efektifitas pengendalian penyakit busuk buah dan kanker batang dengan pestisida nabati INFUS 505 dan phymar C711” 1)Staf Pengajar Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Haluoleo, Kendari 183

(2)

AGRIPLUS, Volume 22 Nomor : 02 Mei 2012, ISSN 0854-0128 ditingkat petani khususnya di pusat-pusat

pengembangan tanaman kakao di Luwu Utara.

METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Januari sampai Bulan Mei 2012 dan dilaksanakan pada 4 (empat) kecamatan di Kabupaten Luwu Utara yaitu Desa Takkalala Kecamatan Malangke Timur (Gapoktan Padaidi); Desa Palandan Kecamatan Baebunta (kelompok Tani Sehati); Desa Bungapati Kecamatan Bone-Bone (Gapoktan Mamminasa); Desa Pengkendekang Kecamatan Sabbang (Gapoktan Padaidi Pada Elo‟).

Pelaksanaan Penelitian

1. Pemilihan areal tanaman kakao untuk pelaksanaan penelitian yaitu

dilaksanakan pada hamparan areal tanaman kakao di 4 (empat) desa sampel dengan luas masing-masing 1 ha dan ditentukan secara purposive dengan kriteria : (1) Tanaman kakao terserang penyakit busuk buah dan kanker batang dengan kategori serangan sedang – berat (26 – 75 %), (2) Umur tanaman 7 – 15 tahun, (3) Mudah dijangkau, (4) Lahan milik petani dengan luas masing-masing 1 ha baik untuk demplot hama PBK, penyakit busuk buah dan kanker batang untuk memperoleh data pembanding (kontrol), (5) Data serangan penyakit busuk buah dan kanker batang tahun sebelumnya diketahui (sebelum penelitian).

2. Pembuatan Demplot atau petak sampel dengan kriteria:

a. Lahan milik petani yang memenuhi syarat masing-masing seluas 1 ha baik untuk penyakit busuk buah dan kanker batang,

b. Pada masing – masing lahan ditentukan pohon/tanaman sampel masing-masing sebanyak 50 pohon sampel. Kriteria pohon sampel untuk penyakit busuk buah dan

kanker batang yaitu minimal terdapat 4 buah yang menunjukkan gejala penyakit busuk buah atau terdapat gejala penyakit kanker batang (sebagai sumber inokulum). c. Pohon sampel terpilih diberi label

sesuai perlakuan

d. Sebagai pembanding dipilih lahan di lokasi kebun lain (kontrol, tanpa aplikasi pestisida nabati Phymar C) yang berjarak ± 300 m dari petak demplot dan mempunyai tingkat serangan penyakit busuk buah dan kanker batang yang tahun sebelumnya sama atau hampir sama dengan lokasi demplot.

3. Perlakuan dan Aplikasi Pestisida Nabati Phymar C

- Perlakuan terdiri atas dua perlakuan yaitu (1) aplikasi pestisida nabati yaitu Phymar C (pestisida nabati dari limbah kulit biji jambu mete yang dibuat/ramu oleh Bapak Ir. Mariadi, MS) yang diaplikasikan pada 50 tanaman sampel yang terdapat dalam kebun demplot/kebun sampel dan perlakuan (2) tanpa aplikasi pestisida nabati yaitu pengamatan pada 50 tanaman sampel yang terdapat pada kebun petani (kontrol) yang dilakukan pada empat desa sehingga keseluruhan terdapat 400 tanaman sampel .

- Untuk penyakit busuk buah, aplikasi dilakukan dengan penyemprotan dilakukan terhadap buah yang letaknya pada batang dan cabang utama dengan panjangnya ± 10 cm pada seluruh pohon sampel.

- Untuk penyakit kanker batang, aplikasi dilakukan dengan cara mengoleskan pestisida nabati dengan menggunakan kuas pada luka yang terdapat pada batang tanaman kakao.

4. Pengamatan

a. Untuk penyakit busuk buah yang diamati adalah intesitas penyakit (I), dihitung dengan persamaan : I = A x 100%

B Keterangan :

(3)

AGRIPLUS, Volume 22 Nomor : 03 September 2012, ISSN 0854-0128 I = Insensitas Penyakit

A = Jumlah buah yang terserang penyakit

B = Jumlah keseluruhan buah yang diamati

b. Untuk penyakit Kanker batang yang diamati adalah persentase kesembuhan dengan persamaan : n

P = X 100 % N

Keterangan :

P = Persentase kesembuhan (%) n = Jumlah pohon/tanaman yang

sembuh

N = Jumlah keseluruhan pohon yang diamati

Analisis Data. Data hasil pengamatan ditabulasi sederhana dan dianalisis secara deskriptif.

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Efektifitas pestisida nabati phymar C terhadap Intensitas penyakit busuk buah kakao

Efektifitas aplikasi pestisida nabati terhadap intensitas penyakit busuk buah pada tanaman kakao seperti pada Tabel 1 berikut ini

Tabel 1. Rata-rata intensitas penyakit busuk buah kakao dengan aplikasi pestisida nabati(demplot) dan tanpa aplikasi pestisida nabati (kontrol)

Lokasi Demplot Intensitas Penyakit

Busuk Buah (%) Kategori serangan a. Desa Takkalala, Kec. Malangke

Timur

Kebun demplot Kebun petani (kontrol)

10 60

Ringan Berat b. Desa Palandan, Kec.Baebunta

Kebun demplot

Kebun petani (kontrol) 5

50 Ringan Berat c. Desa Bungapati, Kec. Bone-bone Kebun Demplot Kebun petani (kontrol)

5 50 Ringan Berat d. Desa Pengkendekang Kec. Sabbang Kebun Demplot Kebun petani (kontrol)

5 50

Ringan Berat

Pada Tabel 1 dapat diketahui bahwa rata-rata intensitas penyakit busuk buah pada masing-masing kebun demplot(dengan aplikasi pestisida nabati) yaitu sebesar 10 % untuk Desa Takkalala (Malangke Timur); masing-masing 5 % untuk Desa Palandan (Kec. Baebunta), Desa Bungapati (Kec. Bone-Bone), Desa Pengkendekang (Kec.

Sabbang). Semua lokasi demplot intensitas penyakit busuk buah termasuk kategori ringan (5 – 10 %), berbeda dengan intensitas penyakit pada kebun petani yang tanpa aplikasi pestisida nabati (kontrol) yaitu masing-masing sebesar 60 % untuk Desa Takkalala dan masing-masing 50 % untuk Desa Palandan (Kec. Baebunta), Desa

(4)

AGRIPLUS, Volume 22 Nomor : 02 Mei 2012, ISSN 0854-0128 Bungapati (Kec. Bone-Bone),dan Desa

Pengkendekang (Kec. Sabbang).

Semua kebun petani (kontrol) intensitas penyakit busuk buah tergolong dalam kategori berat. Tingginya intensitas penyakit busuk buah di kebun-kebun milik petani (kontrol) selain karena tidak dilakukan tindakan pengendalian juga disebabkan karena curah hujan yang cukup tinggi selama kegiatan penelitian. Hal ini menyebabkan suhu dan kelembapan di kebun selalu mendukung untuk perkembangan penyakit busuk buah. Dengan tingginya intensitas penyakit busuk buah pada periode Januari sampai Mei 2012 menyebabkan sumber inokulum (potensi

inokulum) dilapangan besar, dan jika tidak dilakukan tindakan pengendalian maka diperkirakan intensitas penyakit busuk buah akan semakin besar pada periode musim buah puncak berikutnya (periode Februari sampai Juni tahun berikutnya).

B. Efektifitas pestisida nabati terhadap persentase kesembuhan penyakit kanker batang

Efektifitas aplikasi pestisida nabati terhadap persentase kesembuhan penyakit kanker batang pada tanaman kakao seperti pada Tabel 2.

Tabel 2. Rata-rata persentase kesembuhan penyakit kanker batang dengan aplikasi pestisida nabati (demplot) dan tanpa aplikasi pestisida nabati (kontrol) pada tanaman kakao

Lokasi Demplot Persentase Kesembuhan (%) Keterangan a. Desa Takkalala,

Kec. Malangke Timur Kebun demplot

Kebun petani (kontrol)

0

100

Kulit batang yang diolesi mengering, cairan pada batang mengering, terjadi pembentukan kallus

Kulit batang mengalami pembusukan, batang mengeluar-kan cairan berwarna merah

b. Desa Palandan, Kec.Baebunta Kebun demplot

Kebun petani (kontrol)

0

100

Kulit batang yang diolesi mengering, cairan pada batang mengering, terjadi pembentukan kallus

Kulit batang mengalami pembusukan, batang mengeluar-kan cairan berwarna merah

c. Desa Bungapati, Kec. Bone-bone Kebun Demplot

Kebun petani (kontrol)

0

100

Kulit batang yang diolesi mengering, cairan pada batang mengering, terjadi pembentukan kallus

Kulit batang mengalami pembusukan, batang mengeluar-kan cairan berwarna merah

(5)

AGRIPLUS, Volume 22 Nomor : 03 September 2012, ISSN 0854-0128 d. Desa Pengkendekang Kec.

Sabbang Kebun Demplot

Kebun petani (kontrol)

0

100

Kulit batang yang diolesi mengering, cairan pada batang mengering, terjadi pembentukan kallus

Kulit batang mengalami pembusukan, batang mengeluar-kan cairan berwarna merah

Pada Tabel 2 dapat diketahui bahwa rata-rata persentase kesembuhan penyakit kanker batang pada kebun demplot (dengan aplikasi pestisida nabati) yaitu sebesar 100 % sedangkan pada kebun kontrol (tanpa aplikasi pestisida nabati) tidak ada penyembuhan. Batang yang terserang kanker tetap mengeluarkan cairan berwarna merah, pembusukan kulit/batang makin lebar, batang tersebut disekitarnya tidak dapat mengeluarkan bunga kakao.

Kemampuan pestisida nabati Phymar C mengendalikan penyakit busuk buah dan kanker batang pada tanaman kakao tidak terlepas dari peran senyawa kimia yang terkandung dalam kulit biji jambu mete sebagai bahan utama dalam pestisida nabati Phymar C. Kulit biji jambu mete diketahui mengandung CNSL (cashew nut shell liquid) yang diketahui bermanfaat sebagai bahan pestisida karena mengandung 90% asam anacardat dan 10% cardol yyang dapat diguankan sebagai insektisida, bakterisida dan fungisida. Kandungan CNSl dalam kulit biji jambu mete segar adalah 20-30%(Kardinan, 1999).

Cahyono (2011) mengatakan bahwa kulit biji jambu mete mengandung minyak yang disebut CNSL yang besifat lekat dan kental, rasanya pahit, panas, pedas dan berwarna coklat, minyak tersebut terdiri atas anacardat dan cardol. Selain itu tanaman jambu mete juga memiliki kandungan senyawa metabolit sekunder yang bersifat antifungi (CNSL) yang mempunyai berbagai karakter biologi yang dapat dimanfaatkan untuk mengendalikan jamur (Adetagun dan Atayese, 2006).

KESIMPULAN

Berdasarkan uji lapang terbukti bahwa aplikasi pestisida nabati Phymar C memiliki kemampuan/efektifitas yang sangat baik untuk mengendalikan penyakit busuk buah dan kanker batang pada tanaman kakao. Aplikasi pestisida nabati Phymar C dapat menurunkan intensitas penyakit busuk buah 45-55% dan menyembuhkan penyakit kanker batang sampai 100%.

DAFTAR PUSTAKA

Adetogun, A.C and Atayese A.O., 2006. Fungicidal activity of Azadirachta indica, Cymbopogon citates and Vernonia amygdalina on Penicilin coryophilum. Presented at the 33rd Annual Conference of Nigerian Society for Plant Protection. Book of

abstract paper

no.NSPP/06/047.pp36.

Ahmad, S and Grainge, M (1988). Hand Book of Plant with Pest Control Properties. John Willey and Sons, New York. 470 pp.

Ahdin Gassa, 2003. Penggunaan, Permasalahan Serta Prospek Pemanfaatan Pestisida Nabati Dalam Menghadapi Pertanian Global. Disampaikan pada Seminar Pertanian Organik Solusi Pertanian Indonesia Masa Depan

(6)

AGRIPLUS, Volume 22 Nomor : 02 Mei 2012, ISSN 0854-0128 dalam Menghadapi Pertanian

Global.

Cahyono, 2011. Jambu Mete. Teknik Budidaya dan Analisis Usahatani. Kanisius. Yogyakarta.

Dirjen Perkebunan Kabupaten Luwu Utara, 2011. Gerakan Peningkatan Produksi dan Mutu Kakao di Sulawesi tahun 2009 – 2011. Disbun dan Hortikultura Prov. Sultra, 2008.

Kebijakan Pemerintah Daerah Dalam Pengembangan Komoditas Kakao di Sulawesi Tenggara. Disampaikan pada Forum Diskusi Pengembangan Kakao di Sulawesi Tenggara kerjasama dengan Bank Indonesia Cabang Kendari, tanggal 12 Agustus 2008.

Kardinan, A. 1999. Pestisida Nabati Ramuan dan Aplikasi. Penebar Swadaya. Jakarta. Prosiding Seminar Hasil Penelitian dalam Rangka Pemanfaatan Pestisida Nabati (1-2 Desember 1993). Bogor.

Mariadi, 2003. Pedoman Teknis Pemanfaatan Pestisida Nabati untuk Pengendalian Hama Penggerek Buah Kakao. Bagian Proyek Pengendalian Hama Terpadu Perkebunan Rakyat. Dinas Perkebunan dan

Hortikultura Provinsi Sulawesi Tenggara, 23 halaman.

Mariadi, 2004. Pemanfaatan pestisida nabati untuk Pengendalian Hama Penyakit Kakao, Disampaikan pada pertemuan Kampanye Penyuluhan Strategis (KPS) di Aula UPTD-IPP Kab. Kolaka tanggal 23 Desember 2004, Bagian Proyek Dafeb T.A. 2004. Mariadi, 2005. Uji Lapang Pengendalian

Hama Penggerek Buah Kakao (Conopomorpha cramerella) dengan Ramuan Pestisida Nabati. Kerjasama LPP Unhalu dengan P4T Departemen Pendidikan Nasional, 37 halaman.

Mariadi, 2008. Pestisida Nabati Sebagai Alternatif Untuk Produksi Kakao Bebas Pestisida. Disampaikan Pada Kegiatan Pelatihan Pembuatan dan Teknik Aplikasi Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Hama PBK pada Tanaman Perkebunan di Kabupaten Kolaka Utara, tanggal 21 - 22 Mei 2008 di Lasusua. Martono. E. 1993. Upaya Pemanfaatan

Pestisida Nabati Dalam Penerapan Sistem PHT. Proseding Hasil Penelitian Dalam Rangka Pemanfaatan Pestisida Nabati. Bogor.

Gambar

Tabel  1.    Rata-rata  intensitas  penyakit  busuk  buah  kakao  dengan  aplikasi  pestisida  nabati(demplot) dan tanpa aplikasi pestisida nabati (kontrol)
Tabel  2.  Rata-rata  persentase  kesembuhan  penyakit  kanker  batang    dengan  aplikasi  pestisida  nabati (demplot) dan  tanpa aplikasi pestisida nabati (kontrol) pada tanaman kakao

Referensi

Dokumen terkait

sulit untuk diukur, sehingga pemakai informasi membutuhkan jasa pihak ketiga yaitu auditor independen untuk memberi jaminan bahwa laporan keuangan tersebut relevan dan

Model yang paling sesuai untuk peramalan konsumsi listrik di Jawa Timur pada periode Januari 2013 hingga Desember 2013 untuk kelompok sosial, bisnis, dan industri dengan

Maksud disusunnya Renstra Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Pesisir Selatan ini adalah sebagai pedoman dalam penyusunan Rencanan Kerja Tahunan

Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan,

Dalam penelitian ini, pembentukan adalah dengan serangkaian proses pembelajaran dengan menggunakan model Advance Organizer dengan berbasis ATONG dapat terbentuk

(1) Untuk tiap tahun buku oleh Direksi disusun perhitungan tahunan yang terdiri dari neraca dan perhitungan laba rugi; neraca dan perhitungan laba rugi tersebut dikirimkan

promosi dan penawaran yang menarik agar konsumen lebih memilih untuk membeli dari Karimun Secret Batam, terus berinovasi dalam varian produk, meningkatkan kualitas

Segala kemulian dan hormat bagi Tuhan atas anugerahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis dengan judul “ Strategi Bauran Pemasaran Jasa Pada Sekolah : Studi Kasus