• Tidak ada hasil yang ditemukan

Belajar dalam Perspektif Islam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Belajar dalam Perspektif Islam"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Belajar

dalam

Perspektif

Islam

Oleh:Dra. Hj.Sakilah,M.Pd.

Sakilah.rahman@yahoo.co.id

Abstract

Learning is the key to the most urgent in any educational endeavor. Without learning education will neverberealizedasaprocess,in whichtheprocess isanemergingbehaviorandalwaysimprovedthrough aseriesof reactionstosituations andstimulithatexist. Itisthereforeveryimportantin thestudy ofhuman

development,bystudyinghumansbecomemorematureandmoreperfect.Besideslearningcanbeunderstood

asaphasechangeinthewholeofhumanbehaviorarerelativelysedentaryasexperienceandinteractionwith theenvironmentthatinvolvephysicalmaturationprocess.TheconceptoflearninginIslamisnotonlytomeet theneedsanddevelopment of rationalonly, butshouldinclude theentirephysicalandspiritual needsin a balancedway,donotseethepsychologicalelementsaredichotomous.Thisconceptactuallygavebirthfikir andremembranceintoonedirection,andputamaninaccordancewith humandignity,bothasindividuals, socialorspiritualbeings in the learningprocess whileIslam has occurredsincethecreationof Adam and loweredit tothefaceof theearth. Intheperspectiveof learningIslamis anobligationfor everyindividual believertoacquireknowledgeinanefforttoimprovethelivesofhumanbeinglife.Methodsoflearninginthe Islamicconceptoftheimitation,practicalexperience(trialanderror)andthinking.

Keywords:Learning.Concept.Learningmethods.andtheIslamicPerspective

Pendahuluan

Manusia diciptakan oleh Allah SWT, sebagai khalifah di bumi, bertujuan untuk memakmurkan dunia.OlehkarenaituAllah memberibekal kepada-nya, segala bentuk pancaindra dan kemampuan untuk berpikir. Bekal yang diberikan oleh Allah SWT tersebut seluruhnya senantiasa dipupuk dan ditingkatkan untuk mencapai kesempurnaan insani. Untuk mencapai suatu kesempurnaan insani diperlukanbelajar.

Padahakikatnyabelajardiartikansebagaiproses membangun makna/pemahaman terhadap informasi dan/pengalaman.Prosesmembangunmaknatersebut dapatdilakukansendiriataubersamaoranglain.Proses itu disaring dengan persepsi, pikiran (pengetahuan awal),danperasaan.1

Belajarmerupakansuatuproses perubahan yaitu perubahan dalam tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya”. Artinya selama dalam proses pembelajaran itu adanya perubahan-perubahan mental dalam diri seseorang danperubahan-perubahanyangsangatpentingdalam diri seseorang. Selain itu belajar merupakan salah satu langkah positif yang harus ditempuh manusia untukmengembangkanpotensidan kemampuannya. Islam telah membuat konsepsi-konsepsi tentang peningkatan kemampuan dan potensi manusia. Hal

initelah termaktub dalamkedua landasan, yaitu al-Qurandanal-Hadis.

Pembelajaran yang bermakna membawa sesorang pada pengalaman belajar yang mengesan-kan.Pengalaman yang diperoleh seseorangsemakin berkesan apabila proses pembelajaran yang diperolehnya merupakan hasildari pemahamandan penemuannya sendiri. Dalam konteks ini peserta didik mengalami dan melakukannya sendiri. Proses pembelajaran yang berlangsung melibatkan peserta didik sepenuhnya untuk merumuskan sendiri suatu konsep. Keterlibatan pendidik hanya sebagai fasilitatordan moderatordalamprosespembelajaran tersebut.

Proses belajar dan mengajar sebenarnya telah terjadi sejak diciptakannya Adam, sebagai manusia pertama di bumi.2

Dalam kehidupan manusiapun selalupenuhdengankegiatanyangdilakukandengan secarasengajaataupuntidak,terencanaataupuntidak, semuah itu menimbulkan suatu pengalaman hidup yangpadadasarnyaadalahhasilbelajar.3

Untuk lebih mempermudah membahas kajian selanjutnyamakadalamtulisaninipenulismengulas tentang belajar dalam perspektif Islam seperti yang terteradalamal-Qur’andanal-Hadits,yangberkaitan denganpsikologibelajar.

(2)

Pembahasan

ArtiBelajar bagiPerkembanganManusia

Belajarmerupakankunciyangpalingurgendalam setiap usaha pendidikan. Tanpa belajar pendidikan tidak akan pernah terwujud. Sebagai suatu proses, belajar hampir selalu mendapat tempat yang luas dalamberbagaidisiplinilmu.

Perubahan dan kemampuan untuk berubah merupakan batasan dan makna yang ada dalam belajar. Manusia adalah makhluk yang sangat jauh berbeda dengan makhluk manapun di dunia ini. Oleh karena itu ia dapat lebih jauh berbeda jika ia selalu mengupayakan belajar, sehingga terbebas dari stagnasi fungsinya sebagai khalifah Allah di bumi. Dengan belajar, manusia secara bebas dapat mengeksplorasi,memilihdanmenetapkan keputusan-keputusanpenting.

Perkembangan dalam diri manusia tergantung pada proses belajar yang dilakukannya. Sejak manusia lahir, sudah mempunyai kecakapan, misal-nya melihat sekeliling. Ini merupakan satu contoh bahwa manusia itu mempunyai potensi untuk melihat sesuatu, inilah yang disebutdengan belajar. Kecakapanmanusia,sejaklahir,tidakakanterwujud denganbaik tanpa adanyaupaya belajar maka tidak akanadaperkembangandanpeningkatan.

Perkembangan manusia akan semakin baik dan berkualitas hal ini terpulang pada hasil proses perkembanganmanusia,bagaimanaiabelajardanapa yang ia pelajari. Hal inilah yang akan menentukan masa depan peradaban manusia. E. L Thorndike, meramalkan jika kemampuannya belajar manusia dikurangisetengahnyasajamakaperadabanyangada sekaranginitidakbergunauntukgenerasimendatang.4

Belajar memiliki arti penting dalam mem-pertahankan kehidupan manusia. Kinerja akademik

(academic performan) merupakan hasil belajar,

di samping membawa manfaat juga membawa mudharat. Paling tidak belajar itu berfungsi untuk mempertahankanmanusia.

Dalam perspektif agama (Islam) belajar merupakan kewajiban bagi setiap individu yang beriman untuk memperoleh ilmu pengetahuan sebagaiupayauntukmeningkatkanderajatkehidupan mereka.

ﲌﳈ

ﺎـﳕوا

ا ــﯿﻧ

يﺮـــــﻔﻋ

Artinya:”…. Niscaya Allah akan meninggikan beberapa derajat kepada orang-orang yang beriman danberilmu.5

Ilmudalamayatdiatastidakhanyasekedarilmu agama, tetapi juga ilmu-ilmu lain yang sekiranya relevan dengan tuntutan kemajuan zaman dan bermanfaat,tentunyailmu-ilmuyangpositif.Dengan demikian,makaprosesbelajardapatdilihatdarisudut kinerja psikologisnya yang utuh dan menyeluruh, maka dalam prosesbelajar idealnya ditandaidengan adanya pengalaman psikologi baru yang positif, sehingga diharapkan dapat mengembangkan aneka ragamsifat,sikapdankecakapanyangkonstruktif.

DefenisiBelajar

Berbicara tentang belajar, di sini mempunyai banyakdefinisidanintepretasi,tergantungdarisudut manaseseorang itumemandang.Dalamuraianpoint terdahulu telah dipaparkan tentang manusia dan belajarsebagaimediapengembangandiri.

Selain itu belajar juga merupakan suatu proses yang akan mengakibatkan perubahan dalam diri individuyangbelajar.Perubahantersebutbisaberupa tingkah laku yang ditimbulkan melalui latihan atau pengalaman. Pengertian belajar ini senada dengan pendapatWinkel

Kemampuan untuk melakukan itu semua di-peroleh,mengingatmulamulakemampuanitubelum ada. Maka terjadilah proses perubahan dari belum mampu kearahsudahmampu dan proses perubahan ituterjadi selamajangkawaktu tertentu.Inilah yang menandakantelahterjadiprosesbelajar.6

Belajar memerlukankeaktifandaripesertadidik maupun pendidik, oleh karena itu baik pendidik maupun subyek didik harus berinteraksi aktif agar potensisiswadapatberkembangseoptimalmungkin. Untuk dapat disebut sebagai kegiatan belajar maka perubahan itu harus bersifat konstan atau berlaku relativ tetap. Perubahan itu sebagai kemampuan baru baik berupa aktual maupun potensial. Hal ini ditegaskanWinkel,sebagaiberikut:

Belajar terjadi dalam interaksi dengan lingkungan, dalambergauldenganorang,dalammemegangbenda dan dalam menghadapi peristiwa manusia belajar. Namun tidak sembarang berada di tengah tengah lingkunganyangmenjaminprosesbelajat.Orangnya harusaktifsendiri melibatkan diridalampemikiran, kemauan dan perasaannya. Maka supaya terjadi belajarharusadainteraksiaktif.7

(3)

SedangkanBower.menyatakan:

whileit is difficultto frame adefinitionof learning adequate to cover all diverse forms ana execlude other causes of behavior change, the definition of learning itself is not major source of differences betweenlearningtheories.Theirdifferencesareover issuesofinterprelation,notoverdefinition.8

Yang artinya sukar untuk membingkai suatu defenisi pembelajaran yang cukup untuk mencakup semua bentuk perbedaan dan menyebabkan perubahanperilaku,defenisipembelajaranitusendiri bukanlahsumberperbedaan yang utamadalamteori pembelajaran. Perbedaan mereka pada masalah penafsiran,danbukanpadarumusanyangberlebihan. Thorndike (Winkel). Mengemukaka bahwa inti belajar adalah membentuk asosiasi-asosiasi antara perangsang (stimulus) yang mengenai organisme melaluisistemsusunansarafdanreaksi(respon)yang diberikan oleh organisme itu terhadap perangsang tersebut.9

Thorndike yakni bahwa ikatanantar suatu perangsang dan suatu reaksi juga merupakan suatu pola dasar dalam belajar yang berlangsung pada seseorang, meskipun tidak seluruh gejala belajar didasarkan pada belajar asosiatif. Dalam proses belajar Thorndike menggunakann prinsip dilakukan hal yang mendatangkan rasa senang dan dihindari kegiatansertakeadaanyangtidakmenyenangkan.

Menurut Watson (Saidihardjo) “belajar adalah proses interaksi antara stimulus dan respon, namun stimulus danresponyangdimaksudharusberbentuk tingkah laku yang dapat diamatidandapat diukur.10

Walaupuniamengakuiadanyaperubahan-perubahan mental dalam diri seseorang selama proses belajar, namuniamenganggaphal-haltersebutsebagaifaktor yang tidak perlu diperhitungkan. Ia tetap mengakui bahwa perubahan-perubahan mental dalam benak pesertadidikitupenting,namunsemuaitutidakdapat menjelaskan apakah seseorang telah belajar atau belumkarenatidakdapatdiamati”

Skinnermenyatakanbahwabelajarialahtingkah laku.Ketikasubyekterlibatdalambelajar,responnya meningkat dan bila terjadi hal kebalikannya (unlearning), angka responnya menurun. Oleh karena itu belajar resminya didefinisikan sebagai suatu perubahan dalam kemungkinan atau peluang terjadinyarespon.11

Belajar (learning), seperangkat proses kognitif yang mengubahmemoriorang darisatu keadaan ke

keadaanlain,menghasilkansatukapasitasataulebih. Konsep-konsep yang dikemukakan oleh Skinner mampu mengungguli konsep-konsep lain yang dikemukakanolehparatokohsebelumnya.Iamampu menjelaskanteorinyasecarasederhana,namundapat menunjukkankonsepnyalebihkomprehensif.

Hubunganantarastimulusdanresponyangterjadi melaluiinteraksidalamkonsekuensimungkinakibat respontersebut,lingkungannya,yangkemudianakan menimbulkan perubahan tingkah laku. Stimulus-stimulusyangdiberikankepadaseseorangakansaling berinteraksi dan interaksi antara stimulus-stimulus tersebut akan mempengaruhi bentuk respon yang akan dimunculkan. Demikian juga dengan respon yangdimunculkaniniakanmempunyai konsekuensi-konsekuensi. Konsekuensi-konsekuensi inilah yang pada gilirannya akan mempengaruhi atau menjadi pertimbangan munculnya perilaku. Oleh karena itu untuk memahami tingkah laku seseorang secara benar, perlu terlebih dahulu memahami hubungan antarastimulussatudenganlainnya,sertamemahami responyangmungkindimunculkan.

Selain itu belajar di anggap sebagai proses

perubahan tingkah laku sebagai akibat dari

pengalaman dan latihan Hilgard (Wina Sanjaya), Mengungkapkan;Learningisintheprocessbywhich

an activity origiontes or changed through training

procedurs(wetherinthelaboratoryorinthenaural

environment) as distinguished from changes by

factors not artibutable to training.12 Bagi Hilgard, belajarituadalahprosesperubahanmelaluikegiatan atauprosedurlatihanbaiklatihandalamlaboratorium maupun dalam lingkungan alami. Belajar bukanlah sekedarmengumpulkanpengetahuan,tetapi

merupakan proses mental yang terjadi dalam diri seseorang,sehinggamenyebabkanperubahantingkah laku, aktivitas mental itu terjadi karena adanya interaksiindividudenganlingkunganyangdisadari.

TulvingdanDonaldson(Winkel)mengemukakan teori belajar yang lebih baru. Dalam teori-teori ini menyajikan suatu rangkaian proses-proses internal yangrumit sebagaiusahauntukmenjelaskan gejala-gejala belajar dan mengingat.13

Teori-teori yang dikembangkandewasaini, yangmenyangkutbelajar dan mengingat pada manusia, berpandangan bahwa rangsangan-rangsangan yang diterima oleh orang yang belajar itu diubah. Maksudnya rangsangan diolah dengan berbagai cara melalui proses yang berlangsungdidalampelajarsendiri.

(4)

Rangsangan-rangsangan semula melalui alat inderadiubah kedalambentuk pencatatanapayang telahdapatdilihat,didengarataudiamati.Perubahan berikutnya terjadi pada waktu ada informasi untuk sementara waktu disimpan yang disebut working

memory atau short term memory. Perubahan

selanjutnyapadawaktuhaldipelajariitudimasukkan dalamlongtermmemory.Perubahanlagipadawaktu apa yang sudah dipelajari didapatkan kembali dari ingatan dan pelajar memberikan prestasi tertentu yang menunjukan dengan jelas bahwa hasil final dari proses belajar telah tercapai. Pandangan ini dikenal dengan model for information-processing, memiliki arti penting bagi pengaturan pengajaran. Pengajar terhadap peserta didik tidak dipandang sebagai perangsang-perangsang yang menimbulkan reaksi-reaksi tertentu. Pengaruh tersebut dipandang sebagaiusahamendorongpesertadidikuntukbelajar, mendampinginyadalambelajarnya.

Banyak pendidikan menganjurkan learning

center dapat digunakan sebagai pengalaman dari

perkembangan kognitif. Sasaran dari program ini dapat memperkaya pembentukan keterampilan atau pengembangan. Kawasan kognitif berorientasi pada kemampuan berfikir, mencakup kemampuan intelektual dari yang sederhana yaitu mengingat sampai pada kemampuan pemecahan masalah. Hal ini dapat dikemukakan sebagai berikut: tingkat pengetahuan (knowledge), tingkat pemahaman (comprehension), tingkat penerapan (application), tingkat analisis (analysis), tingkat sentesis (synthesis),tingkatevaluasi(evaluation).Disamping itu juga memperhatikan kawasan afektif (sikap dan perilaku)maupunkawasanpsikomotor(psychomotor domain).14

Berdasarkan pendapat di atas dapat ditarik benang merah bahwa definisi belajar, tidak hanya semata-mata mengumpulkan, menghafalkan fakta-faktayangtersajidalambentukinformasidanmateri pelajaran dan dalam bentuk latihan-latihan secara terus menerus, sepertimembaca dan menulis saja.15

Belajar bisa berarti memperoleh kepandaian atau ilmudan bisa merubah tingkah lakuatau tanggapan yangdisebabkankarenapengalaman.16

Banyak pakar psikologi-belajar yang membuat definisi tentang istilah belajar. Namun pada intinya mereka sepakat bahwa belajar merupakan sebuah prosesuntukmeresponsegalasesuatu,karenaadanya latihan khusus dan karena adanya pengalamanyang dapatmempengaruhitingkahlakumanusia.

Oleh karena itu belajar dapat dipahami sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah laku manusia

yang relative menetap sebagai pengalaman dan

interaksidenganlingkunganyangmelibatkanproses kematangan fisik. Ada satu contoh, pada tahap permulaan, respon anak terhadap suatu (stimulus) yang adapada mainan, biasanya tidaktepat bahkan dapat dikatakan tidak teratur, tapi karena adanya latihan danpengalaman yangdilakukan secaraterus menerus, akhirnya si anakdapat menguasai dengan sempurna.

Berdasarkan kasus di atas dapat disimpulkan bahwabelajardapatdipahamisebagaisebuahproses, di mana dengan proses itu sebuah tingkah laku muncul dan selalu diperbaiki melalui serangkaian reaksi terhadap situasi dan rangsangan yang ada. Ada beberapa syarat pokok yang harus adasupaya diterapkan dalam proses belajar, yaitu harus ada rangsangan, harus ada respon pada rangsangan tersebut dan respon itu diteguhkan seperti dengan ganjaran.17

Ketiga syarat-syarat di atas dilakukan secara intensif sehingga tujuan dari proses belajar mengajartercapai.

Padahakekatnyabelajaradalahmerupakanproses kogitif yang mendapat dukungan dan fungsi ranah psikomorik (mendengar, melihat, mengucapkan) apapunjenisdanmanifestasibelajardapatdipastikan selalu melibatkan fungsi ranah akal yang intensitas penggunaannyaberbedaantarasatuperistiwabelajar denganperistiwabelajarlainnya.

KonsepBelajardalamPerspektifIslam

Konsep belajar dalamIslam bukan hanyauntuk memenuhi kebutuhan dan perkembangan rasional saja,tetapiharusmeliputiseluruhkebutuhanjasmani dan rohani secara seimbang, tidak melihat unsur-unsur psikologinyasecara dikotomis. Konsep inilah yangsebenarnya melahirkanfikirdandzikirmenjadi satu arah, dan menempatkanmanusia sesuaidengan harkatdanmartabatmanusia, baiksebagaiindividu, sosial ataupun makhluk spiritual. Sehingga tujuan belajar untukmenempatkanmanusiapada posisinya yang paling mulia dapat tercapai. Manusia sejak lahir memiliki fitrah (potensi-potensi) yang harus senantiasadikembangkan. Belajarmerupakanmedia utamauntukmengembangkannya.

Islam telah menjelaskan secara rinci dan operasionalmengenaiprosesbelajar,(pemahamandan pengetahuan) Proseskerjasistemmemori(akal)dan proses penguasaan pengetahuan dan keterampilan.

(5)

َ◌ك ٓى ٰ◌لو ُ◌ا

ُ◌ ّ◌

ُ◌ك

َ◌د َاؤ ُ◌فﻻْ◌

َ◌و

َ◌

َ◌ص َ◌بﻻْ◌

َ◌و

َ◌ع

ْ◌م

َ◌ ّ◌سﻻ

َ◌ ّ◌ن ِ◌ا

ؕ◌

ٌ◌

ْ◌ل ِ◌ع

ٖ◌ه ِ◌ب

۝۶۳

َ◌

ً◌ل

َ◌ل

ْ◌وـ ُ◌ ٔ◌

َ◌س ْ◌

ْ◌س

َ◌م

ُ◌ه ْ◌ن َ◌ع

َ◌

۝۸۷

َ◌ن

ْ◌و

ُ◌ر ُ◌ك

ْ◌ش َ◌ت

ْ◌

ُ◌ك

م َ◌ ّ◌ل َ◌علَ◌

ۙ◌ َ◌ة

َ◌دﻒْ َ◌

ْ◌ﻻ

َ◌و

َ◌را

ْ◌

ُ◌ت ْ◌ن ُ◌ك

ْ◌ن ِ◌ا

ِ◌ء ٓ◌

َ◌ل

ُ◌ؤ

ٰ◌ ۤ◌ه

ِ◌ء ٓ◌ا َ◌

ْ◌س َ◌

ِ◌ب

ْ◌

ِ◌ن

ْ◌

ِ◌نۢ◌ْ◌ َ◌ َ◌ َ◌ فَ◌ ۙ◌ ِ◌ َ◌ ٰ◌ ﻻْ◌ َ◌

ﻩُ◌ َ◌

۝۲۳

ُ◌

ْ◌ی ِ◌ك

َ◌حﻻْ◌

ُ◌

ْ◌ی ِ◌ل َ◌عﻻْ◌

َ◌تنْ◌ َ◌ا

َ◌ك َ◌ ّ◌نا

ؕ◌

نَا َ◌ت

ْ◌م َ◌ ّ◌ﻊَﻟ

ا

َ◌م

َ◌ ّ◌ل ِ◌ا

ۤ◌اﻞَﻧَ◌

َ◌

ْ◌ل ِ◌ع

َ◌ل

َ◌كنَ◌

ٰ◌ح ْ◌ب ُ◌س฀

ا

ْ◌و َﻻُ◌

ِ◌

َ◌ب ْ◌یغ َ◌

ُ◌

َ◌ل ْ◌ع َ◌ا

ْ◌ ۤ◌

ّ◌ ِ◌ن ِ◌ا

ْ◌

ُ◌ﰼ َ◌ ّ◌ل

ْ◌ل ُ◌ق َ◌ا

ْ◌م َ◌

ل َ◌ا

َ◌لقَا

ۙ◌

۝۳۳

م ِ◌ى ٓ◌ا َ◌

َ◌ن

ْ◌س َ◌

ْ◌و

ُ◌م ُ◌ت ْ◌كتَ◌

ِ◌ب

ْ◌

ُ◌ه َ◌ا بنۢ◌ْ◌ َ◌ا

ْ◌

ُ◌ت ْ◌ن ُ◌ك

ا

َ◌م

ۤ◌ا مﻒَﻟَ◌

َ◌و

َ◌ن

ْ◌و

ُ◌د ْ◌بتُ◌

ا

َ◌م

ُ◌

َ◌ل ْ◌ع َ◌ا

َ◌و

ۙ◌

ِ◌ض

ْ◌ر َ◌

ْ◌ﻻ

َ◌

ْ◌

َ◌ ّ◌

ُ◌

ُ◌

َ◌

َ◌

َ◌

َ◌ ّ◌

ْ◌

َ◌

َ◌

ْ◌

ُ◌

ْ◌

َ◌

ْ◌

ُ◌

ِ◌

َ◌ ّ◌

ُ◌

ِ◌

ُ◌

ۢ◌ ْ◌

ِ◌ ّ◌

ْ◌

ُ◌

ِ◌ ٕ◌

Al-qur’an hanyamemberikan indikasi-indikasi yang sekiranya bisa menjelaskan tentang ketiga proses tersebut.

Islam memberikan penekanan pada signifikansi fungsi kognitif (aspek akliah) dan sensori (indera-indera) sebagai alat penting untuk belajar dengan sangatjelas.Adabeberapakatakunciyangtermaktub dalam al-Qur’an yaitu: ya’qiluun, Yatafakkaruun, yubsiruun,danyasma’uun.18

Dalam beberapa ayat al-Qur’an yang secara eksplisit ataupu implisit mewajibkan orang untuk belajar agarmemperoleh ilmupengetahuan sebagai-manafirmanAllahSwt:

ﺎﻣﻧﺃ

ﻥﻮﻣﻠﻋﻴ

ﻱﺫﻠﺃ

ﻥﻮﻣﻠﻋﻴ

ﻱﺫﻠﺃ

ﻯﻮﺘﺴﻴ

ﻞﻫ

ﻞﻘ

ﺐﺎﺒﻠﻻﺃ

ﺃﻮﻠﻮﺃ

ﺮﻛﺫﺗﻳ

Artinya:”...Katakanlah apakah sama orang-orang yang mengetahui dan orang-orang yang tidak mengetahui, sesungguhnya orang-orang yang ber-akalahyangmampumenerimapelajaran”.19

ِ◌ ٕ◌

Danjanganlahkamumengikutiapayangkamutidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran,penglihatandanhati,semuanyaituakan dimintapertanggunganjawabnya.20

Proses belajar tentunya dilaksanakan melalui proses kognitif (tahapan-tahapan yang bersifat akliyah). Dalam hal ini sistem memori sensori (indera-indera), baikjangkapanjangmaupunjangka pendek sangat berperan aktif dalam menentukan keberhasilan maupun kegagalan sesorang dalam meraih pengetahuan.Sebagaimana seperti ungkapan dibawahini:

Akal budi dan pengetahuan laksana jiwa dan raga, tanparagajiwamenjadikosongbelakakecualihanya berupa angin hampa, tanpa jiwa, raga hanyalah kerangka tulang tanpa perasaan. Akal budi tanpa pengetahuanadalah laksanatanah yangtidakdiolah ataulaksanaragamanusiayangkekuranganmakan”.21

Agar manusia tidak kosong akalnya maupun jiwa raganya, maka perlu adanya pengisian melalui belajar. Manusia lahirdalamkeadaan kosong,maka Allah Swt memberikan bekal potensi yang bersifat jasmaniah untuk belajar dengan mengembangkan ilmupengetahuandanteknologiuntukkemaslahatan manusia.Potensi-potensi tersebutdalam organ fisio-psikis manusiaberfungsisebagai alatpenting untuk

melakukan kegiatan belajar yang berupa, indera penglihatan fungsinya untuk menerima informasi visual,inderapendengaran,fungsinyauntukmenerima informasi verbal, akal potensi kejiwaan manusia, yang merupakan sistem psikis yang komplek untuk menyerap,mengelola,menyimpan,danmemproduksi kembaliitem-iteminformasidanpengetahuan(ranah kognitif).22

Ketigaalat-alatyangbersifatfisio-psikistersebut di atas dalam segala bentuk aktivitas “belajar” saling berhubungan dan saling mendukung secara fungsional.DalamhaliniAllahtelahberfirman:

عمسﻻ

ﰼ لَ◌

لعج و

ۙ◌

ـایش

نوملَ◌عتَ◌

ل

ﰼ تﻩ ٰ◌ما

نوطبُ◌

نم

ﰼ جرخاﻞ ا

و

Artinya:“DanAllahmengeluarkankamu dariperut ibumudalamKeadaantidakmengetahuisesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan danhati,agarkamubersyukur.23

Daya nalar yang tercantum dalam ayat tersebut di atas sangat penting, karena dengan daya nalar yang tinggi manusia mampu mengelola segala potensi yang adadalam dirinya untuk mewujudkan insankamil.Begitu jugadenganprosesbelajaryang merupakanproses untuk meningkatkan kemampuan dan memfungsikan aspek-aspek fisio-psikis dalam ajaran Islam yang telah ada sejak diciptakannya Adamsebagaimanusiadibumi.Adapunhalpertama yangdiajarkanAllahadalahdiperkenalkannyaAdam asma’ (nama-nama).24

Hal ini sesuai firman Allah yangtercantumdalamQS.Al-Baqarah.31-33,yang berbunyi:

ِ◌ ٕ◌

ِ◌ ٕ◌

ِ◌ ٕ◌

Artinya: “Dan Dia mengajarkan kepada Adam Nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada Para Malaikat lalu berfirman: “Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang benar!” 32. Mereka menjawab: “Maha suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; Sesungguhnya Engkaulah yang Maha mengetahui lagiMaha Bijaksana.Allah berfirman:“HaiAdam, beritahukanlah kepada mereka Nama-nama benda ini.”Makasetelahdiberitahukannyakepadamereka

(6)

۴

َ◌

َ◌

َ◌

ُ◌

َ◌

َ◌ ّ◌

۳

َ◌ ۙ◌

َ◌

ْ◌

ِ◌

Nama-namabendaitu,Allahberfirman:“Bukankah

sudah Kukatakan kepadamu, bahwaSesungguhnya aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamulahirkan dan apa yang kamusembunyika”25

Konsep Allah dalam mengajarkan dan mem-perkenalkan-nama-nama mengandung arti bahwa, segala benda yang ada di muka bumi termasuk lingkungansebagai salah satu sumber pengetahuan. Adapun mengenai konsep dan pengertian dapat diungkapkan melalui bahasa.26 Dalam ayat di atas Adam diperkenalkan oleh Allah nama-nama tersebut dengan bahasa sehingga Adam mampu mengungkapkan konsep dan pengertian, ia mempelajariapayangadadisekitarnyasebagaisalah satu sumber pengetahuan. Pada taraf pengenalan tersebut, sebenarnyaAdam telah mampu menguasai simbol, sehingga Adam mampu memiliki sarana untuk berfikir dan berkomunikasi untuk menerima transfer ilmu dan memperoleh transformasi nilai sekaligusmelakukantelaahilmiah.

Salah satu hal yang paling urgen dalam proses belajar adalah kemampuan individu untuk memproduksi hasil belajarnya.27

Sebenarnya proses belajar yang dilakukan Adam pada mulanya telah sampai pada sebuah tahap pra eksplorasi fenomena alam, yaitu dengan pengetahuan mengenal sifat, karakteristik, dan pengetahuan alam. Adam telah membuktikandengan kemampuannya, yaitu dengan menerangkan, dan menyebutkan nama-nama yang diajarkanAllahmelaluimalaikat.

Mempelajarinama-nama bendamempunyaiarti mempelajari kata-kata yang merumuskan konsepsi atau pengertian. Sebuah nama melambangkan konsepsi tertentu yang meliputi pengetahuan akan sifatdankarakteristikseluruhindividuyangtercakup dalamkonsepsitersebut.28

Proses belajar yang telahdilakukanolehAdam, sebenarnya juga terjadi dalam generasi-genari manusia setelahAdam. Sejak kecil manusia dengan indera penglihatannya mampu mengamati benda, yaitu bahwa setiap benda mempunyai kesamaan dan perbedaan dengan beberapakarakteristik, tetapi pemahaman ini tidaklah menjadi sempurna, tanpa adanya latihan yang terus menerus. Maka disinilah proses belajar menempati fungsi urgennya untuk menyempurnakanpemahamanmanusia.

Kemampuan bahasa yang dimiliki manusia rupanya sangat membantu untuk mempercepat

pembentukan berbagai konsepsi dalam rangka membantu proses berfikir dan dalam mempelajari serta menelaah berbagai informasi baru. Dengan kemampuan berfikir manusiapada akhirnyamampu menganalisa, mengkomposisikan, membandingkan, menemukan, dan merumuskan. Maka dengan demikian sangatlah wajar jika ayat pertama yang diturunkan Allah kata “Iqra”...29

Yang artinya membaca. Ayat tersebut mengisyaratkan pula akan karuniayangdiberikanAllahkepadamanusiadengan diciptakannya kemampuan untuk mempelajari bahasa,bacaan,tulisan,danpengetauhan.

Ada hal-hal lain yang menekankan perbedaan manusiadenganmahluklainnyadengan kemampuan-nyauntukmempelajaribahasadanmempergunakannya untuk mengungkapkan pikirannya.30 Sebagaimana firmanAllahdibawahini:

۝نایبﻻْ◌

همﻊَﻟ

۝ناسنﻻ

قلَ◌خ

Dia menciptakan manusia, mengajarnya pandai berbicara.(Q.S.al-Rahman:3-4)

Belajar merupakan suatu kewajiban yang harus dilakukan olehsetiapmuslim,sebagaimanaperintah Rasul“ﺖﺍﻤﻠﺴﻤﻠﺍﻮﻦﻴﻤﻟﺴﻣﻞﻛﻲﻟﻋﺔﻀﺮﻓﻢﻟﻌﻟﺁط ﻟﺐ”.Bahkan yang termuat pada ayat pertama dalam al-Qur’an yangditurunkanAllahyaituperintahmembacaadalah salah satu bentuk belajar. Perintah membaca dalam surat al-‘Alaqadalahmelibatkanprosesmentalyang tinggi, yaitu proses pengenalan, pengingatan, pengamatan,dandayakreasi.

Adabeberapaperubahanyangterjadisebagaihasil belajaryangmeliputidomain-domainsebagaiberikut: 1)kognitifyangmeliputiperubahan-perubahandalam segi penguasaan, pengetahuan, dan pengembangan keterampilan. 2) Afektif yang meliputi perubahan-perubahan darisegisikapmentaldankesadaran., 3) Psikomotorik yang meliputi perubahan-perubahan dalamsegi-segitindakanmotorik.31

MetodeBelajardalamIslam

Dalam proses belajar, manusia menggunakan metode yang berbeda-beda. Terkadang mereka menirudariapayangdiamatinyaataudariapayang telahdiajarkanolehoranglain,dalamhalini,mungkin orang tua, ataupun gurunya. Kalau diamati, pada anak-anakseringmerekabelajardaripengalamandan coba-coba atau yang sering disebut dengan metode trialanderor.Tetapiadapulabelajaryangdilakukan denganpemahamanintelektual.32

(7)

َ◌

ِ◌

ْ◌

ِ◌

َ◌ َ◌

َ◌

ْ◌

َ◌

ْ◌

ِ◌

َ◌

َ◌

ْ◌

َ◌

ٗ◌

َ◌

ِ◌

ُ◌

ِ◌

ِ◌

ْ◌

َ◌

ْ◌

ِ◌

ُ◌

َ◌

ْ◌

َ◌ ّ◌

ً◌

ا

َ◌

ُ◌

ُ◌

َ◌

َ◌

ْ◌

َ◌

ْ◌

ِ◌ َ◌

َ◌

َ◌

ْ◌

َ◌

َ◌

ِ◌

َ◌

ُ◌

ِ◌

ا

ُ◌

َ◌

ٰ◌

َ◌

ِ◌

ُ◌

ْ◌

َ◌

ُ◌

۳۱

ْ◌

ۚ◌ ۛ◌ ۙ◌

َ◌

َ◌

َ◌

َ◌

ْ◌

ِ◌ ِ◌

ٰ◌

َ◌

ِ◌

Lebih lanjutUtsmanNajatimenjelaskanbahwa, dalam belajar menurut Islam ada beberapa metode yangbisadilakukan,antaralain,peniruan,pengalaman praktis(trial anderror)dan berfikir.33

Dalam uraian lebihlanjutbahwapadatataranpeniruan,secaratidak langsung manusia selalu mengalaminya. Bahkan sejak kecil manusia selalu berusaha belajar tetapi dalam prosesnya, dilakukan dengan usaha meniru, Peniruaninidilakukan dalamtahap bicara,berjalan, maupunkebiasaan-kebiasaanlainnya.

Al-Qur’antelah menjelaskancontoh bagaimana manusia belajar lewat metode peniruan, dalam hal ini dicontohkan ketika Habil dan Qabil berseteru, ketika Habil terbunuh Qabil merasa perlu untuk menguburkannya, tetapi ia tidak tahu cara untuk menguburkan. Akhirnya Allah mengutus burung gagakuntukmenggalikuburanbagigagaklain.

لقَا

ؕ◌

هیخا

ءةو฀

یراویُ◌

فیك

هیل

ضرلا

ف

ثحبی

برغ

ﻞ ا

ثعبفَ◌

حبصافَ◌

ۚ◌

خا

ءةو฀

یراوافَ◌

برغﻻْ◌

اذهلثْ◌منوكا َ◌ناتزعا

ت ْﱃَ◌ویٰ◌

۝

یمدنّ◌ﻻ

نم

“Kemudian Allah menyuruh seekor burung gagak menggali-galidibumiuntukmemperlihatkan kepada-nya (Qabil) bagaimana seharusnya menguburkan mayat saudaranya, berkata Qabil: “Aduhai celaka Aku, mengapa aku tidak mampu berbuat seperti burung gagak ini, lalu aku dapat menguburkan mayatsaudarakuini”karenaitujadilahDiaseorang diantara orang-orang yang menyesal. (Q-S; al-Maidah:31).

Dalamhadits,Rasulullahbersabda:“Ajarkanlah

anakmu shalat ketika berumur tujuh tahun dan

pukulah ia karena meninggalkan shalat ketika

berumursepuluhtahun.(HR.Tirmidzi).34

Al-Qur’anmemuatajaran,ibadahyangsekiranya masih perlu penganalisaan lebih lanjut sehingga umatislammampumemahamiajarantersebut.Allah mengutusRasul-Nyauntukmenjelaskanisial-Qur’an tersebut sehingga umat islam dapat memahaminya. Rasul sebagai suri tauladan member contoh-contoh ibadahyangtidak diterangkanolehal-Qur’ansecara rinci.

“Sesungguhnya telah ada pada diri rasulullah itu suritauladanyangbaikbagikamuyaitubagi orang-orangyangmengharap(rahmat)Allah(kedatangan) hari kiamatdanbanyak mengingatAllah”(Q-S; al-Ahzab).

Padametodekedua,adalahdenganmenggunakan pengalamanpraktis,Trialanderror.35Segalakegiatan

(8)

yangdilakukanmanusiatentunyatelahmenghasilkan sesuatupengalamanhidupbaginya.Secaratidaksadar hasil pengalaman itu merupakan hasil belajar yang telah dilakukan. Dalam kehidupan manusia selalu menghadapiberbagaisituasidanperistiwa-peristiwa. Tentunya tidak semua manusia mau menghadapi peristiwa tersebut. Maka manusia mencoba untuk menyelesaikan dengan memberi respon terhadap peristiwa tersebut untuk mengatasi jalan keluarnya. Pada metode kedua ini adalah mencoba dan gagal, sebagai usaha untuk mencari jalan keluar. Hal ini dilakukan secara berulang-ulang sehingga dapat selesai dengan sempurna. Hal ini sesuai dengan Hadits Nabi SAW “kamu lebih tau tentang urusan duniamu”.36

Dari Hadits tersebut mengisyaratkan bahwamanusiaberhakuntukmembuatdanmencoba sesuaidenganresponyangada,ataubahkanmembuat respon baru. Al-Qur’an sendiri mengisyaratkan hal tentangitu.

“Mereka hanya mengetahui yang lahir (saja) dari kehidupandunia;sedangmerekatentang(kehidupan) akhiratadalahlalai.(Q-S;Ar-Rum;7)

Ibnu Katsir dalam menafsirkan ayat-ayat itu, bahwa kebanyakan orang-orang tidak mempunyai pengetahuankecualitentangdunia,penghidupandan masalah-masalahnya,danapayang adadi dalamnya mereka sungguh-sungguh cerdik dan pandai dalam mengeksploitasidanmengelolasumberalam.37

Adapun metode ketiga yang ditawarkan Islam dalam belajar adalah berfikir. Sebenarnya dengan jalanberfikirmanusidapatbelajardengancarauntuk mencarijalankeluardariproblem-problemnya,selain itudapatmengungkapkandanmenganalisaberbagai peristiwa, serta dapat menyimpulkan sehingga menemukanteoribaru.

Sistembelajardenganmetodeberfikirbisadalam bentuk berdiskusi, dan meminta pendapat dari para ahliadalahsalahsatufaktor yangdapatmemperjelas pemikiran.38 Al-Qur’an sendiri telah mendorong dan memperjelas konseptersebut dengan ayat yang menjelaskantentangmusyawarah:

Dan musyawarahlah dengan mereka dalam urusan bersama”.(Q-S;AliImran[3]:159)

Pada dasarnya metode musyawarah atau ber-diskusi adalah upaya untuk mempertajam daya fikir agar kemampuan intelek manusia semakin berkembangdanberkualitas.Jadiketigametodeyang diterapkan oleh Islam (al-Qur’an) adalah berupa fase-fase yangharus ditempuhdalamprosesbelajar.

(9)

Segala aspek; (kognitif, afektif dan psikomotorik) adalah kesatuan yang integral, maka ketiganya semakinterlibat dalamprosesbelajar melalui ketiga metodetersebut.

Kesimpulan

Belajar adalah kunci penting dalam usaha pendidikan, pada hakekatnya belajar adalah proses jiwa bukan proses pisik. Oleh karena itu hakekat belajar itu sendiri sulit di ketahui. Belajar bisa diketahui dari hasilnya saja. Karena belajar merupakan proses panjang sehingga menghasilkan perubahan-perubahan, tingkah lakumanusiamelalui fase-fasetertentu.

Belajar sangat penting dalam perkembangan manusia, karena dengan belajar manusia menjadi lebih dewasadan lebihsempurna dalammemahami sesuatu. Proses belajar mengajar dalam islam telah terjadisejakdiciptakannyaAdamdanditurunkannya ia kemukabumi.Dengan prosespengenalan nama-nama benda dankomunikasibahasa. Maka tidaklah mengherankanjikaayatpertamaturunadalahtentang

membaca (al-‘Alaq; 1-5). Belajar dalam perspektif

Islam meliputi tiga metode; peniruan., Trial and error, dan berfikir. Ketiga metode tersebut memang harusdilaluiolehmanusiadalamtingkatannya.

Catatan:

(Foodnotes)

1. IndraJatiSidi,(2004).PelayananProfesional,Kegiatan Belajar-Mengajar yang Efektif. Puskur Balitbang Depdiknas.,Jakarta.hal.4

2. LihatQ.Sal-Baqarah:31-33

3. Arif Sukardi Sadiman dkk (1989),. Beberapa PengembanganSumberBelajar.PT.MediatamaPerkasa,, Jakarta.h.139

4. Muhibbin Syah (2006) “Psikologi Belajar”, Logos, Jakarta,h.56

5. Q.Sal-Mujadalah:11

6. Winkel, W.S (2007) “Psikologi Pengajaran”. Media Abadi.Yogyakarta.,h.50

7. Ibid.h.52

8. Bower, G. H et al (1981) “Theories of Learning”

EnglewoodCliffs;Prentice-Hall.IncEnglewoodCliffs. N.J.07632.,h.14

9. Winkel.W.S.Op.Cit.h.2

10.Saidi Harjo (2004) “Kurikulum Pembelajaran IPS”. UniversitasNegeriYogyakarta.h.12

11.Gredler,M.E.(2007)“LearningandintructionTheoryin toPractice”.Ohio:MirrilPrentico.Hall.,h.90

12.Wina Sanjaya (2008) “Kurikulum dan Pembelajaran Teori dan Praktik Pengembangan Kurikulum Tingkat SatuanPendidikan(KTSP)”.Kencana.Jakarta.h.112 13.W.S.Wingkel.Loc.Cit.hal.9.

14.Woolfolk. A,E. (1984) “Educational Psycology for Teachers”. Lorraine Mc. Cune-Nicolich. Rutgers University.h.390.

15.Muhibbinsyah,Loc.Cit.,h.59.

16.Purwodarminto (2007) “ Kamus Besar Bahasa Indonesia”,BalaiPustaka,Jakarta.h.346

17.Prof. Dr.Hasan Langgulung (1988) “Asas-Asas PendidikanIslam”.Pustakaal-Husna,Jakarta,h.125 18.MuhibbinSyah….H,76

19.QS,Az-Zumar:9 20.QSAl-Isra’:36

21.KhilalGibran(1999)“Hikmah-hikmahKehidupan”Alih bahasaHeppyEl-Raisdkk.Bentang.Yogyakarta.h.13 22.Muhibbin…,Op.Cit.,h.78

23.QSAn-Nahl….78

24.UsmanNajati. (1997)“Al-Qur’andanIlmuJiwa”Alih Bahasa.AhmadRofiUsman.Pustaka,Bandung.,h.170 25.QS.SuratAl-Baqarah,.31-33

26.Bahasa adalah jendela dunia sebagai pengantar untuk mengungkapcakrawala,segalasesuatu,dansebagaialat komunikasi

27.Ramayulis. (2003) “Ilmu Pendidikan Islam” Kalam Mulia.Jakarta.,h.118 28.UtsmanNajati…..,h.172 29.Q.S.al-‘Alaqayat1-5 30.UtsmanNajati….,h.173 31.Ramayulis….,h.124 32.Ibid.,h.174 33.Ibid

34.AbuIsaMuhammad.B.IsabinSuras.Al-Jami’al-Shalih. Sunanal-Turmudzi.JildII,DaarFikr,tt.,h.258

35.Teori Thorndike(2007) Koneksinisme, menjelaskan tentangkonsepini.,selanjutnyalihatSumadiSuryabrata.

PsikologiPendidikan.Rajawali.,Jakarta.h.265-266. 36.Al-Nawawi.SyarakhShahihMuslim.Vol.15.,h.118

37.TafsirIbnuKatsir.Vol.III.,h.427 38.UtsmanNajati….,h.180

Daftar

Pustaka

Al-Nawawi.SyarahShahihMuslim.Vol.15

Bower,G.Hetal.Theoriesof Learning.Englewood Cliffs;Prentice-Hall.IncEnglewoodCliffs.N.J. 07632.1981.

Departemen Agama RI. (1998) Al-Qur’an dan Terjemah.

(10)

Gibran, Khalil (1999) Hikmah-Hikmah Kehidupan., alih bahasa Heppy El-Rais dkk. Bentang. Yogyakarta

Gredler,M.E(2007)LearningandIntructionTheory intoPractice.Ohio:MirrilPrentico.Hall. Purwodarminto (2007) Kamus Besar Bahasa

Indonesia.BalaiPustaka.Jakarta

Langgulung Hasan (2003). Asas-Asas Pendidikan Islam.Pustakaal-Husna.Jakarta

Muhammad B. Isa bin Surais, Abu Isa Al-Jami’al ShahihSunanTurmidzi.JildII.Daarfik,tt Najati Utsman (1997). Al-Qur’an dan Ilmu Jiwa.,

alih bahasa, Ahmad Rofi Utsmanani. Pustaka. Bandung

Purwodarminto (2007). Kamus Besar Bahas Indonesia.BalaiPustaka,Jakarta

Ramayulis (2006). Ilmu Pendidikan Islam. Kalam Mulia.jakarta

Sadiman, Arif Sukardi et al (2003) Beberapa

PengembanganSumberBelajar.PT.Mediautama

Perkasa.Jakarta

Suryabrata, Sumadi (2008). Psikologi Pendidikan. Rajawali.Jakarta

Syah,Muhibbin(2004).PsikologiBelajar,Rajawali. Jakarta

TafsirIbnuKatsir.Vol.III

WinaSanjaya (2008).Kurikulumdan Pembelajaran

Teori dan Praktek Pengembangan Kurikulum

Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Kencana.

Jakarta

Winkel, W.S. (2007) Psikologi Pengajaran. Media Abadi.Yogyakarta

Woolfolk. (1984) Educational Psycology for Teachers. Lorraine Mc. Cune-Nicolich.Rutgers University.

Referensi

Dokumen terkait

Apabila penyebabnya adalah karena istri melakukan kesalahan dengan tidak melaksanakan kewajibannya sebagai seorang istri, misalnya membantah keinginan suami yang

Hal tersebut yang akhirnya melatarbelakangi peneliti untuk mengadakan suatu kajian ilmiah dengan judul “Aspek Pendidikan Karakter Kerja Keras (Analisis Isi pada Film “5 Cm”

Tradisi merupakan warisan nenek moyang yang sudah terbentuk di dalam kebudayaan masyarakat Tionghoa dan menjadi identitas mereka.. Pada umumnya, masyarakat

Dari permasalahan tersebut maka dibutuhkan penelitian lanjutan untuk membuat suatu sistem kendali beberapa AC (Air Conditioner) dan pada ruangan yang berbeda secara jarak

56 Rantepao, Toraja Utara, Sulawesi Selatan adalah salah satu UKM yang bergerak dalam bidang jasa transportasi darat AKDP (Antar Kota Dalam Propinsi). Pelangi masih mempunyai

1) Koleksi data yaitu, peneliti mengumpulkan data yang berkaitan dengan penelitian yang terdapat dalam komik 33 pesan nabi volume 3 karya Vbi_Djenggotten. 2)

Selain itu Kondisi SD Se-Gugus IV SD Sentolo, di kecamatan Sentolo yang rata–rata daerahnya berada di pinggiran kota, dan sebagian besar letaknya jauh dari akses jalan raya dan

Dari Al-Quran dan Al-Hadits diatas, dapat diuraikan bahwa perkawinan adalah perintah Allah dan merupakan Sunnah Rasul yang harus diikuti oleh umat-Nya. Kewajiban